PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK.

(1)

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN

KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN

KAPASITAS ANAEROBIK

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

Disusun Oleh : Kartono Pramdhan

1104060

Magister Pendidikan Olahraga

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung


(2)

Kartono Pramdhan, 2014

PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

PENGARUH METODE LATIHAN

SMALL SIDED GAMES DAN

KEBUGARAN JASAMANI

TERHADAP PENINGKATAN

KAPASITAS ANAEROBIK

Oleh Kartono Pramdhan S.Pd UPI Bandung, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Olahraga

© Kartono Pramdhan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

KARTONO PRAMDHAN, S.Pd 1104060

PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS

ANAEROBIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Pembimbing II

Dr. Dikdik Zafar Sidik, S. Pd., M. Pd. NIP. 196812181994021001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002


(4)

Kartono Pramdhan, 2014

PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK


(5)

ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS

ANAEROBIK

Dalam perencanaan latihan suatu metode harus diterapkan untuk menunjang keberhasilan atlet. Dalam penelitiani ni yang menjadi focus penelitian adalah penerapan pola small sided games melalui metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Oleh karenanya pelatihan kondisi fisik dengan pola small sided games diduga akan membantu atlet untuk meningkatkan kemampuan kapasitas anaerobik tanpa mengurangi kemampuan pemain dalam pengusaan bola.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan kapasitas Anaerobik melalui pelatihan Small Sided Games pada metode latihan interval dan metode repetisi dan apakah terdapat interaksi antara metode latihan interval dan metode repetisi terhadap peningkatan kapasitas Anaerobik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa Academy Saint Prima Bandung kelompok junior (usia 18-19 tahun) sejumlah 46 siswa. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain blok lengkap acak (DBLA) yaitu sebanyak 24 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu siswa yang memiliki tingkat kebugaran tinggi dan tingkat kebugaran rendah.

Penelitian ini menggunakan perhitungan uji hipotesis menggunakan ANAVA dua arah. Berdasarkan hasil uji pola Small Sided Games pada metode latihan interval lebih baik dibandingkan pola Small Sided Games melalui metode latihan repetisi dengan nilai sebesar 7,032. Tidak terdapat interaksi antara penerapan Small Sided

Games pada metode latihan dengan peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik.

Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan terhadap kemampuan kapasitas anaerobik lebih signifikan melalui pola Small Sided Games metode interval dibandingkan dengan polaSmall Sided Games metode repetisi.


(6)

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

ABSTRACT

THE INFLUENCE SMALL SIDED GAMES TRAINING METHODS AND FITNESS FOR ANAEROBIC CAPACITY

In exercise planning, methods must be applied to support the success of athletes. In this study, the research focus is the application of a game situation through interval training methods and methods of repetiton .Therefore, the physical condition of training with small-sided games pattern is expected to help the athlete to improve anaerobic capacity without compromising the ability of players in the thepossesiont of the ball.

The purpose of this study was to determine differences in anaerobic capacity increased capacity through training Small Sided Games on interval training methods and methods of repetition and whether there is an interaction between interval training methods and methods of reps to increase in anaerobic capacity

The method used in this research uses an experimental method with 2 x 2 factorial design. Selected populations in this study were student Academy Saint Prima Bandung junior group (age 18-19 years) a number of 46 students. In this study researchers used a Randomized Complete Block Design as many as 24 people were divided into two groups: students who have a high level of fitness and low fitness levels.

This study uses a hypothesis test calculations using two-way ANOVA. Based on the results of the test pattern on the Small-Sided Games interval training method is better than the pattern of Small Sided Games through repetition training method with a value of 7.032. There is no interaction between the application of Small-Sided Games on training methods with increased capability of anaerobic capacity.It can be concluded that the increase in anaerobic capacity is more significant through a game situations interval method compared with the pattern of the game situation repetition method.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………..… i

PERNYATAAN……….... ii

ABSTRAK………..... iii

ABSTRACT………... iv

KATA PENGANTAR………... v

UCAPAN TERIMA KASIH……….... vi

DAFTAR ISI………..... ix

DAFTAR TABEL………..... xi

DAFTAR GAMBAR………..... xii

DAFTAR LAMPIRAN………..... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian…..……… 5

C. Rumusan Masalah Penelitian.……… 6

D. Tujuan Penelitian………... 7

E. Manfaat Penelitian……….. 8

F. Struktur Organisasi Tesis……… 8

G. Ruang Lingkup Penelitian……….. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Hakikat Kemampuan Fisik………... 10

B. Kemampuan Kapasitas Anaerobik………. 13

C. Hakikat Metode……….. 22

D. Hakikat Latihan………... 23

E. Hakikat Metode Latihan………. 26

F. Hakikat Small Sided Games……….... 29

G. Hakikat Small Sided Games Metode Latihan Interval………... 34

H. Hakikat Small Sided Games Metode Latihan Repetisi……….. 36

I. Hakikat Kebugaran Jasmani……….... 38

J. Kerangka Fikir………... 41

K. Hipotesis………. 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian……… 48


(8)

ii Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

2. Validitas Internal………... 51

3. Validitas Eksternal ………... 51

B. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel………... 51

1. Lokasi Penelitian……….... 51

2. Populasi dan Sampel……….... 52

C. Definis Operasional………... 54

D. Instrumen Penelitian ………... 56

E. Proses Pengembangan Instrumen………... 57

1. Balke VO2Max Test (15 MenitLari)………... 57

2. Tes Sprint 20 Meter………... 58

3. Illinois Agility Run Test………... 58

4. 30 Metre Sprint Fatique Test………... 60

G. Teknik Pengumpulan Data………... 61

H. Teknik Analisis Data………... 62

1. Pengolahan Data Hasil Penelitian………... 63

2. Program Latihan………... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 69

1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku………... 70

2. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Preetest. 70 3. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Postest.. 72

4. Pengujian Normalitas ………... 73

5. Pengujian Homogenitas ...………... 74

6. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ……….... 74

B. Diskusi Penemuan ...………... 77

C. Ulasan Penemuan Penelitian... 78

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 89 A. Kesimpulan ………... 89

B. Implikasi ………... 89

1. Implikasi Teoritis ...………... 89

2. Implikasi Praktis ………... 89

C. Saran………... 90

DAFTAR PUSTAKA ………... 91

LAMPIRAN –LAMPIRAN ………... 94


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Sistem Energy dalam Kemampuan Anaerobik... 17

3.1. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2………... 49

3.2. Desain Penelitian……….. ... 50

3.3. Kelompok Penelitian………... 54

3.4. Instrumen Penelitian……… 57

3.5. Jadwal Penelitian...………... 68

4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes……... 70

4.2. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal. 70 4.3. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir 71 4.4. Hasil Peningkatan kemampuan Kapasitas Anaerobik………. 72

4.5. Uji Normalitas………. 73

4.6. Uji Homogenitas……….. 74

4.7. Perhitungan ANAVA Factorial dua Jalur………. 75

4.8. Nilai Rata-Rata Komponen Fisik Perubahan Skor……… 78

4.9. Hasil Peningkatan Kemampuan Kapasitas Anaerobik Keseluruhan... 80

4.10. Nilai rata-Rata Hasil Tes Fisik Speed 20 Meter dan Perubahan Kecepatan……….. 81

4.11. Nilai rata-Rata Hasil Tes Fisik Agility Illinois Test dan Perubahan Kecepatan……… 81

4.12. Nilai rata-Rata Hasil Tes Fisik 30 Metre Fatique Test dan Perubahan Kecepatan……….. 81


(10)

iv Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Elemen-Elemen Kemampuan Fisik………... 12

2.2. Bio-Energetika……….. 16

2.3. Penampilan Maksimal Olahraga………... 17

2.4. Olahdaya Untuk Menghasilkan Daya (Energy)……… 18

2.5. Pembentukan daya (energy) anaerobic dan aerobic, tata hubungan olahdaya anaerobic dan aerobic, serta mekanisme daur ulang ATP…. 18 2.6. Zona Latihan Daya Tahan………. 28

2.7. Bentuk Latihan Pola Small Sided Games (2vs2) ……….... 31

2.8. Bentuk Latihan Pola Small Sided Games (4vs4) ……….... 32

2.9. Bentuk Latihan Pola Small Sided Games (4vs4) ……….... 32

2.10. Bentuk Latihan Pola Small Sided Games (5vs5) ……….... 33

2.11. Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Tugas Fisik………. 40

3.1. Illinois Agility Run Test………. 59

3.2. 30 Metre Fatique Test………... 61

3.2. Penambahan Beban Latihan……….. 65

4.1. Nilai Rata-Rata Tes Awal dan Akhir……… 71

4.2. Hasil Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik………... 73

4.3. Interaksi Antara Pola Penerapan Game Situasi Pada Metode Latihan Dengan Peningkatan Kemampuan Kapasitas Anaerobik………. 76

4.4. Perubahan Skor Tes Speed 20 Meter... 79

4.5. Perubahan Skor Agility Illinois Test... 79

4.6. Perubahan Skor 30 Metre Fatique... 80

4.7 Hasil Peningkatan Kemampuan Kapasitas Anaerobik Secara Keseluruhan………... 80

4.8 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Speed 20 Meter Kelompok Interval... 82

4.9 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Agility Illinois Test Kelompok Interval ... 82

4.10 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan 30 Metre Fatique Kelompok Interval ... 83

4.11 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Speed 20 Meter Kelompok Repetisi... 83

4.12 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Agility Illinois Test Kelompok Repetisi ... 84

4.13 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan 30 Metre Fatique Kelompok Repetisi ... 84


(11)

4.14. Perbedaan Peningkatan Gain Kemampuan Kapasitas Anaerobik


(12)

vi Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Program Latihan Game Situasi Metode Latihan Interval………. 95

2 Program Latihan Game Situasi Metode Latihan Repetisi………….... 99

3 Prestest Kebugaran Jasmani (Balke VO2Max Test) ………... 105

4 Data Prestest Kemampuan Kapasitas Anaerobic ( Sprint 20 Metre test, Illinois Agility Test)……… 106

5 Data Prestest Kemampuan Kapasitas Anaerobic ……… (30 Metre Fatique Test)………. 107

6 Analisis Penampilan Hasil Preetest………. 108

7 Data Hasil Posttest……….. 110

8 Data Analisis hasil Posttest………... 111

9 Data Hasil Preetest dan Posttest……….. 113

10 Data Hasil Perhitungan Kemampuan Kapasitas Anaerobik Secara Keseluruhan (Preetest dan Posttest)……… 113

11 Data Rekapitulasi Instrumen Kelas Metode Latihan Interval Tinggi... 114

12 Data Rekapitulasi Instrumen Kelas Metode Latihan Repetisi Tinggi.. 115

13 Data Rekapitulasi Instrumen Kelas Metode Latihan Interval Rendah.. 116

14 Data Rekapitulasi Instrumen Kelas Metode Latihan Repetisi Rendah. 117 15 Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 118

16 Perhitungan Uji Normalitas ... 119

17 Perhitungan Uji Homogenitas ... 120

18 Penghitungan ANAVA Faktorial Dua Jalur ... 121

19 Tabel Distribusi F-Hitung………. 122

20 Surat Hasil Ujian Komfrehensif……….... 123

21 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan/Observasi…... 124

22 Surat Izin Mengadakan Riset Penelitian………... 125


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya permainan sepak bola diciptakan dengan konsep permainan yang menonjolkan unsur kesenangan dan dimainkan secara beregu. Dengan majunya kebudayaan manusia saat ini semakin banyak unsur terkandung didalamnya, sehingga menjadikan permainan sepak bola sebagai salah satu olahraga prestasi yang mempunyai wadah melalui jalur formal, amatir, professional, bahkan sebagai hiburan dan bisnis. Oleh karenanya sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di dunia, maka dari itu suatu prestasi maksimal diperlukan dalam pelatihan sepak bola. Prestasi olahraga itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu faktor yang berkaitan dengan karakteristik cabang olahraga dan metode pelatihan, maupun hal-hal yang dipengaruhi oleh faktor ekternal, seperti sarana dan prasarana, sistem kompetisi, situasi dan kondisi kompetisi, bahkan situasi dan kondisi negara. Dalam kaitan kepelatihan olahraga, prestasi merupakan sasaran yang senantiasa dijadikan ukuran suatu pembinaan. Salah satu upaya yang dikembangkan dalam pembinaan olahraga prestasi adalah pembinaan olahraga melalui aspek latihan yang perlu diperhatikan yakni aspek fisik, teknik, taktik, dan ,mental. Mengenai hal ini Harsono (1988:100), menjelaskan bahwa : ”…ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental”. Pelatihan aspek kondisi fisik merupakan faktor yang penting dari bagian faktor dalam proses pembinaan untuk mencapai tujuan latihan secara maksimal, tentunya melalui sebuah pembinaan yang sistimastis dan berkelanjutan sehingga pelatihan olahraga yang dilakukan pada atlet kian hari semakin meningkat dan tujuan latihan akan tercapai secara optimal.

Dalam pelatihan olahraga sebuah rancangan dan rencana program latihan diperlukan oleh Pembina atau pelatih, guna mengantarkan atlet pada penampilan


(14)

2

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

atlet yang maksimal pada suatu pertandingan. Oleh karenanya program latihan merupakan sebuah tuntutan keberhasilan pelatih. Pengetahuan tentang disiplin ilmu kepelatihan olahraga harus dikuasai oleh seorang pelatih untuk menunjang sebuah pencapaian prestasi yang maksimal. Banyaknya metode yang dapat dimanfaatkan oleh para pelatih dalam membina fisik atlet menjadi modal keberhasilan dalam merencanakan program dan mengaplikasikannya dilapangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, perkembangan metode dan bentuk-bentuk latihan menjadi semakin pesat melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para pakar ilmu kepelatihan.

Small Sided Game merupakan salah satu bentuk latihan didalam cabang

olahraga sepak bola, bentuk latihan ini diberikan untuk tujuan agar peningkatan penguasaan bola dan skill pemain. Salah satu permasalahan di Indonesia adalah masa persiapan latihan yang singkat untuk menghadapi sebuah kompetisi, oleh sebab itu dengan singkatnya waktu persiapan untuk menuju prestasi maksimal pada sebuah kompetisi diperlukan sebuah pola pelatihan dimana tujuan semua aspek latihan yaitu aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, dan aspek mental dapat tercapai dengan baik. Maka dalam hal ini pola pelatihan small sided games diberikan dengan tujuan utama pelatihan aspek kondisi fisik, dengan menerapkan suatu metode latihan yaitu metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Metode latihan interval merupakan suatu metode latihan dimana jarak, waktu istirahat dan repetisi telah ditentukan atau disebut juga dengan variable-variabel latihan yang telah ditetapkan, atau suatu bentuk latihan yang diselingi dengan jarak istirahat yang telah ditetapkan. Metode repetisi merupakan metode yang sering digunakan oleh pelatih-pelatih, dikarenakan metode ini dilakukan dengan penerapan pengulangan yang banyak oleh karenanya tujuan latihan dapat tercapai secara makasimal. Metode latihan repetisi merupakan metode yang menggunakan pola pengulangan dengan istirahat yang bijak.

Ditinjau dari ilmu faal olahraga, kesegaran mempunyai dua tingkatan yaitu sehat statis dan sehat dinamis. Kondisi kesehatan statis dapat diamati melalui pemeriksaan-pemeriksaan dalam keadaan istirahat, misalnya tekanan darah


(15)

3

istirahat, nadi istirahat, kapasitas vital dan kemampuan menahan nafas. Sedangkan sehat dinamis dapat diamati secara sederhana melalui kualitas denyut nadi ketika melakukan gerakan atau kegiatan olahraga. Sesuai dengan konsep bahwa orang yang sehat dinamis ia juga sehat statis, maka pelatihan olahraga tidak berpengaruh buruk terhadap fungsi statis, kecuali bila beban latihan berlebihan sehingga terjadi

over trained. Tetapi beban latihan harus cukup berat sesuai dengan batas

kemampuan atlet. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988 : 104) yaitu :

“…,selama beban kerja dan tantangan-tantangan yang diterima masih berada dalam batas-bataskemampuan manusia untuk mengatasinya, dan tidak terlalu menekan sehingga menimbulkan ketegangan yang berlebihan, selama itupulalah

proses perkembanganfisik maupun mental manusia masih mungkin, tanpa merugikan dia….”.

Secara fisiologis, batas kemampuan maksimal manusia ditentukan oleh dua factor yaitu, : (1). Kapasitas Anaerobik, (2). Kapasitas Aerobik. Daya tahan mempunyai peranan penting dalam sepak bola. Tanpa daya tahan pemain terbaikpun akan mengalami kelelahan selama permainan 90 menit. Seorang pemain dengan daya tahan yang baik akan mempunyai pemulihan yang singkat setelah melakukan gerakan dengan cepat dan tenaga yang intensif. Hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan bahwa daya tahan sangat dibutuhkan oleh seorang pemain sepak bolauntuk diterapkan dalam metode pelatihan. Oleh karenanya pemain sepak bola perlu terlatih akan hal daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik.

Kapasitas anaerobik merupakan batas kemampuan maksimal primer artinya faktor inilah yang menentukan terhentinya altivitas fisik, oleh karena kelelahan

(exhausted). Kemampuan anaerobik yang tinggi memungkinkan atlet untuk dapat

melakukan gerakan-gerakan dari yang ringat sampai yang berat secara tahan lama dan berulang-ulang, terlebih bila didukung kemampuan aerobik yang tinggi karena akan mampu menahan kelelahan dan mempunyai kemampuan pemulihan yang cepat. Dari semua komponen kebugaran, daya tahan kardiorespirasi memiliki implikasi-implikasi terbesar untuk kesehatan sepanjang hidup. Menurut


(16)

4

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

Paulus Pasurney dalam materi daya tahan pada „Pelatihan Fisik Nasional” bahwa :Tahapan Latihan meningkatkan kapasitasaerobik dan anaerobik adalah :

1. Lari Jarak Jauh 2. Lari jauh bervariasi

3. Cross country 4. Fartlek

5. Lari jauh prinsip interval 6. Extensive Interval

7. Intensive Interval

8. Tempo Running

9. Aerobik maksimallari 5 menit 10.Anaerobik (tempo running)

Oleh karenanya dalam penerapan Small Sided Game diberlakukan metode interval dan repetisi yang dikategorikan sesuai dengan tingkat kebugaran untuk mengetahui peningkatan kaspasitas anaerobik. Sepak bola merupakan olahraga yang cukup berat, mengingat seorang pemain harus dapat bermain selama 90menit dan juga sangat memerlukan koordinasi otot dan kaki. Untuk menjadi olahrawagawan yang mempunyai prestasi yang baik, tidak hanya dari faktor bakat saja. Bakat yang besar tanpa system dan metode latihan yang benar maka hasilnya kurang memuaskan. Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola harus sehat dan bugar, bebas dari rasa sakit dan bebas dari berbagai penyakit, untuk bisa berlatih secara berkelanjutan serta latihan yang intensif Atlet yang memiliki koordinasi neuromuskular yang baik dapat bergerak secara lebih efisien dan kemungkinan berkinerja lebih lama daripada orang-orang yang kurang terkoordinasi.

Dalam permainan sepak bola masa kini pemain dituntut untuk dapat menguasai lebih lama, sehingga peluang untuk menciptakan gol cukup besar. Untuk penguasaan bola yang lebih baik maka diperlukan suatu kondisi fisik yang baik. Oleh karenanya harus juga didukung oleh sebuah metode latihan. Dengan metode latihan yang efektif maka tujuan sepak bola dengan penguasaan bola baik yang disertai dan didukung dengan kondisi fisik yang baik pula. Pelatihan olahraga apapun bentuknya, apabila intensitasnya adekuat, akan meningkatkan kemampuan dinamis, yang dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan anaerobik.


(17)

5

Dengan menyadari bahwa faktor-faktor tersebut memainkan peran dalam pengukuran daya tahan, maka kita sekarang memfokuskan pada faktor-faktor tersebut yang secara langsung mempengaruhi daya tahan. Terlebih lagi masa persiapan yang singkat dalam menghadapi sebuah kompetisi sepak bola di Indonesia, oleh karena sangat diperlukan sebuah metode latihan yang dimana tujuan setiap aspek latihan bisa tercapai pada peak performance kompetisi.Oleh karena berdasarkan fenomena- fenomena atau permasalahan diatas, peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Latihan Small Sided

Game dan Kebugaran Jasmani Terhadap Peningkatan Kapasitas Anaerobik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Suatu masalah perlu diidentifikasi dan dirumuskan dengantujuan agar permasalahan penelitian tidak menimbulkan keraguan atau tafsir yang berbeda. Identifikasi masalah merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan perumusan masalah merupakan gambaran masalah yang akan diteliti dalam sebuah penelitian.

Dalam penjelasan sebelumnya bahwa pola Small Sided Game merupakan suatu bentuk latihan yang sangat bermanfaat dalam peningkatan kemampuan pemain dalam cabang olahraga sepak bola. Baik itu kemampuan penguasaan teknik maupun kemampuan kondisi fisik, seperti yang dijelaskan oleh Buckley (2003) US Youth Soccer Coaches Workshop Indianapolis 2003 bahwa : “Sepakbola game kecil dari 11v11 memberikan banyak keuntungan penting bagi pemain”. Metode latihan yang dapat dipercaya dalam hal meningkatkan kemampuan kapastias Anaerobic adalah metode latihan interval dan metode repetisi.

Oleh karenanya untuk meningkatkan kemampuan teknik maupun fisik khusunya dalam hal kondisi fisik maka penulis melakukan sebuah penelitian dengan penerapan pola small sided games pada metode latihan interval dan metode repetisi. Adapun secara rinci identifikasi masalah akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Kurangnya data penelitian dari dampak yang dihasilkan penerapan pola latihan Small Sided Game dengan metode latihan interval dan metode


(18)

6

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

latihan repetisi pada tingkat kebugaran jasmani terhadap peningkatan kemampuan kapasitas Anaerobik.

b) Mengidentifikasi faktor-faktor dari dampak yang dihasilkan dari penerapan pola Small Sided Game pada metode latihan interval dan metode latihan repetisi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Keseluruhan, Apakah Terdapat perbedaan peningkatan kapasitas anaerobik antara metode latihan Small Sided Game interval dengan metode latihan situasi permainan repetisi?

2. Apakah terdapat interaksi antara metode Small Sided Game dengan kebugaran jasmani terhadap peningkatan kapasitas anaerobik?

3. Bagi atlet yang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi, apakah terdapat perbedaan peningkatan kapasitas anaerobik antara pola Small Sided Game metode interval dengan pola Small Sided Game metode repetisi?

4. Bagi atlet yang memiliki kebugaran jasmani yang rendah, apakah terdapat perbedaan peningkatan kapasitas anaerobik antara pola Small Sided Game metode interval dengan pola Small Sided Game metode repetisi?

C. Pembatasan Masalah

Guna menghindar terjadinya perluasan masalah penelitian dan memfokuskan pada masalah yang akan diungkap, maka penelitian ini dibatasi hanya tentang dampak dari suatu pola pada metode latihan. Adapun perlakuan yang akan diterima oleh subjek penelitian dari penelitian ini adalah berdasarkan pada kemampuan tingkat kebugaran yang dikelompokan menjadi kelompok dengan kenugaran tinggi dan kelompok dengan kebugaran rendah.

Dalam pengembangan pola latihan untuk tujuan peningkatan kapasitas anaerobik sangat beragam, maka dalam penelitian ini pola yang diterapkan adalah pola latihan Small Sided Game. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada peningkatan kapsitas anerobik.


(19)

7

1. Variabel bebas adalah Pola latihan Small Sided Game dengan metode interval dan metode repetisi.

2. Variabel Atribut adalah kemampuan kebugaran jasmanin yaitu kebugaran tinggi dan kebugaran rendah.

3. Variabel terikat adalah kemampuan kapasitas anaerobik 4. Metode Penelitian yang digunakan adalah experiment.

5. Populasi dari peneltian adalah siswa Academy Sanit Prima Bandung yang terdiri dari 46 Siswa

6. Instrumen penelitian yang digunakan untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data berupa program latihan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan anaerobik yang signifikan yang diberikan pelatihan penerapan Small

Sided Game pada metode interval dan metode repetisi.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi pada pola penerapan Small

Sided Game antara metode latihan dengan tingkat kebugaran terhadap

peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik.

3. Untuk Mengetahui bagi atlet yang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi, apakah terdapat perbedaan peningkatan kapasitas anaerobik antara pola Small Sided Game metode interval dengan pola Small Sided

Game metode repetisi

4. Untuk Mengetahui bagi atlet yang memiliki kebugaran jasmani yang rendah, apakah terdapat perbedaan peningkatan kapasitas anaerobik antara pola Small Sided Game metode interval dengan pola Small Sided


(20)

8

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahandalam proses pelatihandengan penerapan metode latihan. Khusunya penerapan Small Sided Game pada metode latihan untuk meningkatkan kapasitas Anaerobik.

b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis

a. Bagi penulis penelitian ini akan menjadi rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut, baik pada masa sekarang maupun di masa mendatang

b. Bagi pelatih dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan suatu pelatihan olahraga. Khususnya dalammeningkatkan kemampuan kapasitas Anaerobik melalui pelatihan penerapan Small Sided Game pada metode latihan.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk mempermudah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, disusun Struktur organisasi tesis sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi, ruang lingkup penelitian, dan urgensi penelitian

BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

Dalam bab ini diurai tentang :

A. Kajian Pustaka yang mengungkap tentang :(1). Hakikat Kemampuan Fisik, (2) Kemampuan Kapasitas Anaerobik, (3) Hakikat Metode, (4) Hakikat Metode Latihan, (5) Hakikat Small Sided Game, (6) HakikatSmall Sided


(21)

9

GameMetode Latihan Interval, (7) HakikatSmall Sided Game Metode

Repetisi.

B. Kerangka berfikir yang mengungkapkan : penjelasan pentingnya penerapan pola Small Sided Game dalam sebuah metode latihan pada cabang olahraga sepak bola guna meningkatkan kondisi fisik dalam kemampuan kapasitas Anaerobik.

C. Hipotesis

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisi data, program latihan.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis mengungkapkan tentang hasil pengolahan, analisis data serta pembahasan dan temuan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

G. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari penyebaran masalah yang dapat meluasnya objek penelitian, serta demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada pengkajian penerapan pola latihan Small Sided Game dengan metode latihan untuk meningkatkan kapasitas Anaerobik.

2. Dari beberapa metode latihan, penulis memilih menggunakan metode latihan interval dan metode latihan repetisi.


(22)

10

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode factorial design dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan penerapan pola small side

games pada metode interval dan metode repetisi dengan kemampuan tingkat

kebugaran masing-masing sample terhadap kelompok eksperimen. Sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan hanya berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu sesuai dengan metode factorial design di jelaskan Sugiyono (2009:113), yaitu : “Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi prestest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama”.

Walaupun demikian, apabila penelitian ini dirancang dengan cermat dan tepat akan memberikan hasil yang bermanfaat. Pengambilan subjek pada penelitian ini populasi terjangkau (accessible population, source population) suatu penelitian dimana bagian dari populasi target dapat dijangkau oleh peneliti, maka sampel dilihat dari tingkat kebugaran jasmani sampel dengan tingkat kebugaran sampel yang memiliki rata tinggi dan tingkat kebugaran sample yang memiliki rata-rata rendah sebagai kelompok eksperimen.

Penerapan pola Small Side Games dengan dua metode latihan yaitu metode interval dan metode repetisi ini akan digunakan dalam pelatihan sepak bola. Jadi didalam penelitian ini nantinya kelompok eksperimen diberikan perlakuan Small

Side Games dengan menggunakan metode interval dan metode repetisi.

Pada desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2 Darmadi (2011,207) menerangkan : Desain factorial 2 x 2 adalah desain yang paling sederhana. Kedua variable dapat dimanipulasi, tetapi desain 2 x 2 biasanya


(24)

49

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

melibatkan satu variable yang dimanipulasi, variable yang tidak dimanipulasi sering disebut sering disebut variable kontrol. Variable kontrol biasanya adalah ciri fisik atau mental dari subjek, misalnya seks, IQ, bakat dalam bidang matematika, dan sebagainya.

Table 3.1.

Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Keterangan :

A1 = Metode Interval

A2 = Metode Repetisi

B1 = Nilai tinggi

B2 = Nilai rendah

X1 = Treatment (Small Sided Games)

µ A1B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Interval dan memiliki nilai tinggi tingkat

kebugaran jasmani.

µ A1B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Interval dan memiliki nilai rendahtingkat


(25)

50

µ A2B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai tinggi tingkat

kebugaran jasmani.

µ A2B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side

Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai rendahtingkat

kebugaran jasmani.

Tabel 3.2. Desain Penelitian


(26)

51

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel–variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol meliputi :

a. Pengaruh Sejarah b. Pengaruh Maturasi c. Pengaruh Testing d. Pengaruh instrumen e. Pengaruh seleksi f. Pengaruh Mortalitas g. Pengaruh Perlakuan

Didalam penelitian ini pengaruh yang mempengaruhi validitas internal yang paling besar adalah pengaruh moralitas karena saat penelitian berlangsung ada beberapa pemain yang tidak mengikuti proses penelitian secara penuh dikarenakan ada pemain yang bolos, pemain yang sakit, dan ada juga pemain yang mengalami cedera.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi :

a. Validitas Populasi b. Validitas ekologi

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SAINT PRIMA ACADEMY BANDUNG. Penelitian ini, dilaksanakan di lapangan sepak bola tempat latihan SAINT PRIMA ACADEMY BANDUNG yaitu di komplek lapangan Batu Nunggal Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2013.


(27)

52

2. Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran daripada hipotesis.

Populasi menurut Sugiyono (209:117): ”Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu”. Definisi populasi menurut Arikunto (2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SSB (Sekolah Sepak Bola) kelompok usia junior (usia 18-19 tahun) di Kota Bandung. Oleh karena waktu dan sumber daya penulis yang terbatas, dan juga karakteristik dari populasi pada dasarnya sama, maka yang dipilih menjadi populasi yang terjangkau dalam penelitian ini adalah atlet Saint Prima Academy Bandung Kelompok usia 18-19 tahun sejumlah 46 siswa.

3. Sampel

Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Sugiyono (2009:118) “Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah 24 atlet anggota Academy Saint Prima Bandung, yang dipilih dari tes kebugaran yang kemudian hasilnya disusun mulai dari skor tingkat kebugaran tinggi sampai dengan atlet yang memiliki tingkat kebugaran rendah dengan prosentasi 27% batas atas yang mewakili nilai tinggi dan 27% batas bawah untuk mewakili batas bawah (Frank M. Veducci 1980:176-177). Jadi jumlah sampelnya masing-masing 12 atlet untuk kelompok kebugaran tinggi dan 12 orang untuk kelompok kebugaran rendah. Arikunto (2006:133) mengemukakan bahwa ada beberapa keuntungan jika menggunakan sampel yang relatif kecil, yaitu:

1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi maka kerepotannya berkurang


(28)

53

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efesien (dalam arti uang, waktu dan tenaga)

4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak) 5. Ada kalanya bias dari orang yang mengumpulkan data

6. Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi

Menurut Fraenkel dan Welen (1993:225) yang menjelaskan tentang pengambilan sampel dalam metode eksperimen desain factorial, bahwa :

factorial design extend the number of relationship that may be examined in an experimental study. they are essentially modifications of either the posttest-only control group or pretest-posttest control group design (with or without random assigment)

Maka dari itu, dalam desain factorial penentuan sampel ditentukan dengan atau tanpa random assigment. Maka pada penelitian ini, dalam pengambilan sampel, peneliti merapkan random assignment. Dalam penentuan kelompok sampel pada masing-masing metode latihan maka peneliti menggunakan Desain Blok Lengkap Acak Sudjana (1995:62) menjelaskan tentang desain blok lengkap acak (DBLA) bahwa:

Secara Umum, desain blok lengkap acak adalah sebuah desain dengan.

1) Unit-unit eksperimen dikelompokan ke dalam blok sedemikian sehingga unit-unit eksperimen di dalam blok relatif bersifat homogen dan banyak unit eksperimen di dalam sebuah blok sama dengan banyak perlakuan yang sedang diteliti.

2) Perlakuan dikenakan secara caak kepada unit-unit ekperimen di dalam tiap blok.

Sesuai dengan kebutuhan dari penelitian maka jumlah sampel dipilih sebanyak 24 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tingkat kebugaran tinggi dan rendah setelah dilakukan Preetest tingkat kebugaran dari seluruh populasi, jadi atlet dengan memiliki tingkat kebugaran tinggi dan tingkat kebugaran rendah. Maka 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran tinggi dan 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran rendah. Dan masing-masing pola Small Sided Games metode latihan interval tinggi sebanyak 6 atlet, pola

Small Sided Games metode latihan repetisi tinggi sebanyak 6 orang, kemudian

kelompok pola Small Sided Games metode latihan interval rendah sebanyak 6 atlet, pola Small Sided Games metode latihan repetisi rendah sebanyak 6 orang,


(29)

54

Alasan dipilihnya jumlah sampel sebanyak seperti dijelaskan di atas dilandasi oleh kebutuhan penelitian tentang Small Sided Games pada metode latihan interval dan metode latihan repetisi yang hanya melibatkan jumlah orang yang sedikit diantaranya 5 vs 5, 4 vs 4, 3 vs 3, 2 vs 2, 1 vs 1 seperti yang dijelaskan oleh Verheijen (2010) dalam FFA National Coaching Conference bahwa :

Untuk meraih komponen fisik sepak bola diantaranya adalah melalui : 1. Sprint sepak bola dengan banyak istirahat

2. Small Sided Games 4 vs 4, 3 vs 3

3. Sprint sepak bola dengan sedikit istirahat

4. Large Sided Games 11 vs 11-8 vs 8, Medium Sided Games 7 vs 7-5 vs 5

Tabel. 3.3.

Tabel Kelompok Penelitian Metode

Latihan Tingkat

Kebugaran

Metode Latihan Interval

A1

Metode Latihan Repetisi

A2

Total

Tinggi B1 6 6 12

Rendah B2 6 6 12

Total 12 12 24

C. Definisi Operasional

Variabel merupakan ciri dari individu, objek, gejala dan peristiwa yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2009:61)variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan perubahan (mempengaruhi)terhadap variabel terikat.sedangkan variabel terikat itu sendiri adalah variabel yangmenjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh variabel bebas.

Dalam penelitian ini penulis menetapkanvariabel-variabel yang akan dikaji sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinyapenafsiran suatu istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya.


(30)

55

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pola game situasi pada sebuah metode latihan interval dan metode repetisi. Untuk variabel terikatnya adalah peningkatan kapasitas kemampuan Anaerobic. Berikut definisi dari variable dalam penelitian :

A. Menurut Dikdik (2006:10) menjelaskan tentang pengertian kemampuan fisik yaitu Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya melalui kesanggupan pribadi (kemampuan & motivasi). Dengan semua kemampuan jasmani, tentu saja terdiri dari elemen-elemen fisik yang perananya berbeda-beda dari satu kesiapan kondisi fisik cabang ke cabang olahraga yang lain untuk berprestasi lebih baik. Dalam penelitian ini yaitu merupakan penerapan small sided games dengan tujuan peningkatan kapasitas anaerobic.

B. Menurut Hardjana bahwa Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam kaitan penelitian ini metode yang diterapkan merupakan metode pelatihan dalam peningkatan kondisi fisik.

C. Latihan menurut Harsono (1988:..) adalah : Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan delam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

D. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan (drill) merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Olej karenanya pada penelitian exsperimen ini menerapkan pola small sided

games pada metode latihan interval dan metode repetisi

E. Small Side Games menurut Malcolm (2006:58) bahwa Small Side Gamesdiartikan bahwa permainan ini dapat dilakukan berkisar dari 1 vs 1


(31)

56

sampai 7 vs 7 pemain dan bahkan dapat melibatkan pemain dengan jumlah ganjil. Awal mula permainan ini, pertama kalinya dimulai dari anak-anak yang sedang bermaindalam permainan kecil di jalanan. Dalam fokus penelitian small sided games tujuan utamanya merupakan peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik

F. Interval Training menurut Raphael Brandon menjelaskan bahwa: Interval

training is a well-known method for improving fitness. Technically, it is defined as intensity intermittent exercise. In an interval session, high-intensity periods of work are interspersed with rest intervals. Dapat

diartikan bahwa Pelatihan interval adalah metode untuk meningkatkan kebugaran. Secara teknis, itu didefinisikan sebagai latihan intensitas tinggi intermiten. Dalam sesi interval, periode intensitas tinggi kerja yang diselingi dengan interval istirahat. Dari karakter metode latihan interval diatas maka penelitian small sided games diterapkan cirri dari metode latihan interval diatas.

G. Syafruddin (2010) menerangkan bahwa Latihan dengan metode repetisi (Repetition Methods) merupakan metode yang harus memberikan istirahat yang memungkinkan terjadinya regenerasi organisme secara sempurna, sehingga kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan intensitas beban yang sama. Dari karakter metode latihan interval diatas maka penelitian

small sided games diterapkan cirri dari metode latihan repetisi diatas.

H. Santosa dan Dikdik (2012:21) menerangkan tentang pengertian kebugaran jasmani, yaitu : Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesusaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efesien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya. Oleh karena perlunya pemain sepak bola memilikii kebugaran jasmani untuk dapat bermain selama 90 menit.

I. Santosa dan Dikdik (2012:16) menjelaskan bahwa :Kemampuan anaerobik alaktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ledak


(32)

57

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

(gerak eksplosif) maksimal maupun sub-maksimal, kemampuan anaerobik laktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan anaerobik (anaerobic endurance/stamina/daya tahan anaerobik). Dalam 90 menit, pemain sepak bola diperlukan kemampuan anaerbik yang baik untuk melakukan akselerasi, baik ketika penyerangan atau pertanahan, oleh karena kemampuan anaerobic sangat penting dimiliki pemain sepak bola.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen penelitian harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan kegunaannya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan aerobik untuk mengukur tingkat kebugaran sampel dan tes kemampuan kapasitas Anaerobik.

Tabel 3.4. Instrumen Penelitian

No Bentuk Tes Tujuan Tes Sumber

1 Balke Test 15 Menit Mengukur Kebugaran Jasmani (aerobic)

Brian Mackenzie.

2005. 101

Performance Evaluation Test

2 Tes lari 20 meter Mengukur kemampuan

Kecepatan (Speed)

3 Illinois Agility Run Test Mengukur kemampuan Kelincahan (Agility)

4 30 Metre Sprint Fatique Mengukur Kemampuan Speed

Endurance

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Balke VO2Max Test (15 menit lari)

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur perkembangan daya tahan umum atlet ( VO2Max).


(33)

58

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah :  track 400m

 Stopwatch  Pencatat Waktu.

c. Cara melakukan tes. Tes Balke dilakukan sebagai berikut :

 Tester berlari di trek selama 15 menit dengan tujuannya adalah berlari sejauh mungkin selama 15 menit dengan usaha yang semaksimal mungkin.

 Pencatat waktu mencatat total jarak yang dicapai dalam 15 menit ke. d. Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen daya tahan umum.

e. Penilaian Hasil Tes

Rumus yang digunakan untuk menghitung VO2max adalah :

��2� = � ��� � ℎ

15 −133 0.172 + 33.3

f. Tes ini cocok untuk atlet dengan olahraga yang membutuhkan daya tahan(misalnya sepak bola, rugby ) tetapi tidak untuk individu dimana tes akan

2. Tes Sprint 20 Meter

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan kecepatan maksimal sejauh 20 meter.

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:  Track atau lapangan

 Stopwatch  Bendera start  Pencatat Waktu


(34)

59

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

c. Cara melakukan tes adalah sebagai berikut :

 Tester melakukan sprint dengan usaha maksimal dengan jarak 20 meter

 Pencatat waktu mencatat waktu terbaik tester yang melakukan sprint sejauh 20 meter

 Setiap tester diberikan sebanyak dua kali kesempatan tes. d. Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kecepatan.

3. Illinois Agility Run Test

a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kecepatan dan kelincahan atlet. b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:

 Lapangan  Stopwatch  Bendera Start

 8 Cones Kerucut atau tiang  Pencatat Waktu

c. Prosedur pelaksanaan tse adalah sebagai berikut :

 Tester melakukan test dengan dimulai start terlungkup dibawah tanah  Ketika aba-aba “Ya” tester berlari secara maksimal dengan arah seperti

dalam gambar “Illinois Test” dibawah mulai dari start sampai dengan garis finish..

 Pencatat waktu mencatat waktu tester  Analisa

Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kelincahan.


(35)

60

Gambar 3.1. Illinois Agility Run Test (Sumber : Brian Mackenzie)

4. 30 metre Sprint Fatique – Power Maintenance Test

a. Dalam dunia olahraga seperti basket, hoki, rugby dan sepak bola, pemain dituntut untuk memiliki kemampuan sprint secara berulang-ulang. Setiap melakukan ulangan sprint maka pemain harus menghasilkan tingkatan yang sama, maka pemain harus memiliki kemampuan untuk pulih antarasprint sehingga dapat melakukan sprint dengan kecepatan yang sama setiap pengulangannya. Oleh Karen aitu tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat kelelahan sprint pemain.

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:  Lapangan

 Stopwatch  Bendera Start

 12 Cones Kerucut atau tiang  Pencatat Waktu

c. Prosedur pelsanaan Tes adalah sebagai beikut :


(36)

61

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

 Setelah finish dititik B, tester kembali ketitik A secara perlahan dengan berjalan atau jogging (tidak lebih dari 30 detik).

 Tester melakukan hal yang sama sebanyak 10 kali.

 Pencatat waktu mencatat waktu tester setiap kali melakukan sprint

Gambar 3.2.

30 Metre Fatique Test (Sumber : Brian Mackenzie)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data yang paling tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan relevan. Teknik yang diterapkan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Pembuatan rancangan penelitian.

Langkah- langkah dalam tahap ini yaitu memilih masalah, pendahuluan, perumusan masalah, perumusan anggapan dasar, pemilihan metode pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.


(37)

62

Dalam tahap ini yaitu menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan data, analisis data dan menarik kesimpulan

c. Pembuatan laporan penelitian

Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah didapatkan selama proses penelitian.

1. Teknik Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif melalui perhitungan statistik. Namun untuk menambah pemahaman maka penelitian ini dilengkapi dengan paparan data secara kualitatif, yaitu data bentuk pemaparan atau uraian deskriptif analisis.Langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menjumlahkan hasil penskoran pretest terhadap subjek penelitian yang dilakukan di awal penelitian.

2) Menjumlahkan hasil penskoran posttest terhadap subjek penelitian yang dilakukan setelah selesai diberikan treatment.

3) Membuat tabel untuk membandingkan skor yang telah diperoleh dari penjumlahan hasil pretest dan posttest.

4) Membuat perhitungan statistik dari data yang telah diperoleh pada pretest dan posttest.

b. Analisis Data

1) Pengolahan data hasil penelitian

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

a) Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel penelitian dengan rumus:

� = ��


(38)

63

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

Σ = Jumlah dari Xi Xi = Skor mentah

n = Jumlah sampel

b) Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan rumus:

Ʃ (�� − �)²

−1

keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah

n = Jumlah sampel

c) Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan Uji Liliefors. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

i.

Pengamatan Xi X2……… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,

……….Zn dengan mengunakan rumus : =Xi−X

ii. (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)

ii. Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

iii. Menghitung proporsi Z1, Z2, ………Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

( ) =Banyaknya 1− 2…. . < 1

iv. Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)

v. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan


(39)

64

taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.

d) Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut: F = Variansi Terbesar

Variansi Terkecil

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan taraf nyata (α) = 0,05.

e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey dikarenakan sampel sama. Dengan demikian hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

i. Ho : µA1 = µA2

Hi : µA1 > µA2

ii. Ho : Interaksi A x B = µA2 Hi : Interaksi A x B ≠ µA2

iii. Ho : µA1B1 = µA2B1

Hi : µA1B1 > µA2B1

iv. Ho : µA1B2 = µA2B2

Hi : µA1B2 > µA2B2

G. Program Latihan

Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal diperlukan suatu perencanaan bagi pelatih untuk atlet. Perencanaan pelatihan ini dituangkan dalam sebuah program latihan, dimana program latihan ini harus disusun secara bertahap dan sistematis sehingga atlet akan mempunyai perkembangan yang maksimal. Agar program latihan tersebut menjadi fungsi yang maksimal bagi atlet dan pelatih itu sendiri, maka program latihan harus didasarkan pada prinsip-prinsip latihan dan sesuai konsep dari penyusunan periodisasi latihan. Seperti yang dijelaskan oleh


(40)

65

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

Harsono (1988:233) “Program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan”. Dalam penyusunan program latihan penulis menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau sistem tangga, hal ini dijelaskan oleh Bompa (1983) dalam Harsono (1988:105).

6

3 5 7

2 4 PERFORMANCE

1

Gambar 3.4.

Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap (Harsono 1988:105)

Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading phase. Artinya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organism tubuh untuk melakukan

regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau

mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5 – 6. Untuk meningkatkan penampilan pemain atau tim sepak bola harus dipersiapkan dengan baik dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan , staf pelatih harus mengikuti serangkaian langkah-langkah yangtelah dijadwalkan sebagai bagian dari rencana keseluruhan dalam proses pelatihan. Oleh karena itu, perencanaan pelatihan merupakan tugas penting bagi setiap pelatih untuk memastikan bahwa para pemain yang dilatih akan terjadi kemajuan, bahwa kemampuan kinerja


(41)

66

mereka berkembang, dan bahwa mereka siap baik secara individu maupun sebagai tim dalam menghadapi sebuah kompetisi.

Dalam sebuah perencanaan program latihan setiap sesi terdiri dari rincian unit latihan yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendingan.Berikut ini merupakan rincian umum dari setiap unit latihan.

A. Pemanasan

Pemanasan merupakan kegiatan yang mempersiapkan tubuh untuk kegiatan yang lebih berat pada latihan inti, sehingga tubuh akan siap untuk menerimanya. Oleh karenanya bentuk pemanasan harus mengarah pada gerakan latihan inti.Selain itu juga pemanasan dilakukan untuk meminimalisir dari cedera. Beberapa bentuk pemanasan adalah sebagai berikut :

 Streching Statis  Streching Dinamis  Streching PNF  Streching Dinamis  Jogging

 Lari Dinamis

Lari Koordinasi ABC (Akseleration, Balance and Coordination)  Gerakan Teknik Dasar sepak bola

B. Inti

Latihan inti merupakan latihan yang berisikan materi latihan yang hendak untuk dicapai dari tujuan latihan yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini program latihan inti adalah metode latihan pola Small Side Games, dimana Small Side

Games tersebut diberlakukan dua metode latihan yaitu metode latihan interval dan

metode latihan repetisi. Berikut adalah beberapa bentuk latihan umum dari penelitian yang akan dilakukan diantaranya :

 Pola game situasi yang terdiri dari : -2 vs 2 -1 vs 2


(42)

67

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

-4 vs 4 -3 vs 4

Pola Small Side Games dengan metode interval

Dalam metode latihan interval yang perlu diperhatikan adalah intensitas atau usaha yang ditunjukan oleh denyut nadi latihan yang dilakukan, jumlah pengulangan interval kerja, waktu pemulihan yang tetap baik antar pengulangan ataupun antar set)

Pola Small Side Games dengan metode repetisi

Metode latihan repetisi yang perlu diperhatikan adalah masa istirahat, denyut nadi haruslah kembali pada denyut nadi awal latihan. Dalam hal ini adalah denyut nadi harus berada pada 120x/menit. Setelah pemulihan senyut nadi pada 120x/menit maka repetisi berikutnya atau set berikutnya dapat dilaksanakan.

C. Pendinginan

Pada pendingan gerakan dilakukan dengan relax, low activity dan dapat dilakukan secara berpasangan atau masing-masing. Sama halnya dengan pemanasan dan inti pada gerakan pendingan harus dilakukan dengan maksimal. Beberapa Gerakan pendingan diantaranya :

Aktivitas aerobic (seperti fungame)  Jogging

 Streching Statis berpasangan atau individual. D. Tabel Rencana Program Latihan

Dibawah ini merupakan rincian rencana program latihan untuk penelitian ini, sesuai dengan yang dijelaskan diatas bahwa program latihan dibuat harus menerapkan prinsip overload, dimana materi latihan kian hari kian meningkat, dengan diselingi penurunan beban latihan untuk memberikan tubuh beregenerasi sehinggatubuh akan siap menerima beban lebih pada materi latihan berikutnya.Program latihan yang dibuat diharapkan dapat mencapai tujuan latihan yang sudah ditetapkan secara maksimal.


(43)

68

Tabel 3.5. Jadwal Penelitian

No Deskripsi Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Tes Awal (Pretest)

Kebugaran Jum’at, 12 Oktober 2013 14.00 WIB

Track Lodaya Bandung

2

Tes Awal (Pretest) Kemampuan Kapasitas

Anaerobic

Rabu, 10 Oktober 2013 16.00 WIB

Lapangan Sepak Bola Saint Prima Academy Bandung 3

Treatment (Pola Latihan Small Side Gamesdengan Metode Interval dan Metode

Repetisi)

Selasa, 19 November 2013 15.30 WIB

Lapangan Sepak Bola Saint Prima Academy

Bandung Rabu, 20 November 2013 15.30 WIB

Kamis, 21 November 2013 15.30 WIB Jum’at, 22 November 2013 15.30 WIB Selasa, 26 November 2013 15.30 WIB Rabu, 27 November 2013 15.30 WIB Kamis, 28 November 2013 15.30 WIB Jum’at, 29 November 2013 15.30 WIB Selasa, 3 December 2013 14.00 WIB Rabu, 4 December 2013 14.00 WIB Jum’at, 6 December 2013 14.00 WIB Sabtu 7 December 2013 14.00 WIB Senin, 9 December 2013 14.00 WIB Rabu, 11 December 2013 14.00 WIB Jum’at, 13 December 2013 14.00 WIB Sabtu, 14 December 2013 14.00 WIB

4

Tes Akhir (Possttest)

Kemampuan Anaerobik Senin, 15 December 2013 14.00 WIB

Lapangan Sepak Bola Saint Prima Accademy

Bandung Tes Akhir (Possttest)

Kebugaran

Selasa, 16 December 2013 14.30 WIB Track Lodaya Bandung


(44)

69

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan kapasitasan aerobik dengan penerapan pola Small

Side Games melalui metode interval lebih baik daripada kelompok sample

melalui metode repetisi.

2. Tidak terdapat interaksi antara pola penerapan Small Side Games pada metode latihan dengan peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik.

3. Terdapat perbedaan peningkatan yang tidak signifikan kemampuan kapasitas anaerobik antara kelompok sampel penerapan pola Small Side Games melalui metode interval dengan kelompok sampel melalui metode repetisi pada kelompok sampel yang memiliki tingkat kebugaran tinggi.

4. Terdapat perbedaan peningkatan yang tidak signifikan kemampuan kapasitas anaerobik antara kelompok sampel dengan penerapan pola Small Side Games melalui metode interval kelompok sampel melalui metode repetisi pada kelompok sampel yang memiliki tingkat kebugaran rendah.

A. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

a. Keberhasilan pencapaian tujuan penelitian khususnya peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik yang dipengaruhi oleh penerapan pola Small

Side Games melalui metode dalam proses pelatihan kondisi fisik.

b. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik dapat dicapai dengan penerapan pola Small Side Games melalui metode interval dan metode latihan repetisi dalam proses pelatihan kondisi fisik.

2. Implikasi Praktis

a. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik melalui penerapan pola Small


(46)

90

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

kemampuan keterampilan teknik yang baik, sehingga tujuan latihan yang sudah ditetapkan akan tercapai secara maksimal.

b. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik melalui penerapan pola Small

Side Games pada metode latihan mungkin dapat berpengaruh terhadap

peningkatan penampilan bermain bila diorientasikan kepada hasil pertandingan sepak bola.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah membuktikan bahwa metode latihan interval memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan metode latihan repetisi, maka disarankan untuk lebih banyak menggunakan metode latihan interval dalam meningkatkan kemampuan kapasitas anaerobik pada pelatihan pola

Small Side Games dengan syarat memiliki kemampuan kebugaran yang cukup

baik, sehingga dalam pelaksanaannya pemain tidak merasa berat. Oleh karena penerapan pola pelatihan Small Side Games yang memberikan dampak terhadap peningkatan rata-rata kebugaran dan kemampuan kapasitas anaerobik maka disarankan pada pelatih sepak bola mampu merancang program latihan secara spesifik tentang pola Small Side Games yang bervariasi karena sangat penting agar kebutuhan latihan menjadi lebih bermakna dan tepat pada sasaran latihan. Penerapan latihan secara adekuat dengan memperhatikan metode latihan, pola latihan, prinsip-prinsip latihan, dan norma-norma latihan dengan tepat merupakan kunci penting untuk mendapatkan peak performance pemain.

Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar pengembangan keilmuan dalam metode kepelatihan yang lebih efektif dan efisien maka dalam penelitian ini dapat dikembangkan melalui kajian lain atau penerapan pada kelompok lain seperti gender, kelompok usia, jenjang olahraga (pada jenjang pembinaan atau jenjang professional).


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Avry, Yvon, Bernet, Marco. Fifa Grassroot. Switzerland:FIFA

Bangsbo, Jens. (2003). Fitness Training In Soccer (a Scientific Approach). Michigan

Bangsbo, Jens. (2007). Aerobic and Anaerobic Training Soccer.Denmark: Stormtryk, Bagsvaer.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization: Theory and Metodology of Training. Kendall/Hunt Publishing Company, Dubugue, Lowa.

Brandon, Raphael. (2013). Interval Training to Improve FBangkititaherawati. (2012). Pitness. Tersedia: http://www.pponline.co.uk/encyc/aerobic-system-interval-training -to-improve-fitness-643. [8 Agustus 2013] Cook, malcolm. (2006). Soccer Coaching.The Proffesional Way.London : A&B

Black Publisers Ltd.

Brigger, Paul. FIFA Coaching.Switzerland: FIFA

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV ALFABETA

Djamarah, Bahri, Syaiful, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekCipta

Edward, Allen L. (1985). Experimental Design in Psychological Research: Fifth Edition. New York: Harper & Row, Inc.

Fraenkel, Jack R & Wallen, Norman E. (1993). How To Design and Evaluate

Research In Education Second Edition. New York: McGraw-Hill

Giriwijoyo, Santosa dan Zafar, Dikdik. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi

Olahraga). Bandung: Rosda

Hathaway, June. (2013). Aerobic and Anaerobic Benefit. [online]. Tersedia :http:/www.ehow.com/about_4760664_aerobic-anaerobic-training-benefit.html.[18 Oktober 2013].


(48)

92

Kartono Pramdhan, 2014

“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”

Hardjana, Agus. (2013). Definisi Metode. Tersedia:

http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_inf o497.html.[20 Oktober 2013]

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV. Tambak Kusuma.

Hermanu, Entang. (2010). Pengaruh Pelatihan Harness Speint Dengan Pola

Tahan NAfas (Hipoksik)Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerobik dan Aerobik.Jurnal Kepalatihan Olahraga Vol. 2, No.2: Jurusan

Pendidikan Olahraga – FPOK UPI Bandung.

Kamus Bahasa Indonesia Online.(2013). Definisi Metode.Tersedia

:http://kamusbahasaindonesia.org/metode.[20 Oktober 2013] Mackenzie, Brian. (2005). 101 Evaluation Test. London: Electric Word plc. Mackenzie, Brian (1998). Energy Pathwats. [online]. Tersedia:

http://www.brianmac.co.uk/energy.htm. [22 Oktober 2013]

Mulyana, R. Boyke. (2010). Pengaruh Latihan Hypoxic Dalam Olahraga

renang.Jurnal Wisatadan Olahraga. Vol. 6 No.11: Jurusan Pendidikan

Kesehatan dan Rekreasi – FPOK UPI Bandung.

Sudjana. (1995). Desain dan Analisis Eksperimen Edisi IV. Bandung: TARSITO. Schreiner, Peter. (204). Small Sided Games To Develop Soccer Intelegence.

Institute for youth soccer, germany. www.ifj96.de

Soemowardoyo, Soedjatmo. Prof. Kebugaran Jasmani. [online]. Tersedia:http:/id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani. [20 Oktober 2013].

Sugiono, Prof. Dr. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sukadiyanto.(2002). Teori dan metodologi melatih fisik petenis. Yogyakarta:

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian.Bandung: Refika Aditama

Syafruddin, Prof. (2010). Pembebanan latihan Dalam Pembinaan Prestasi

Olahraga. [online]. Tersedia :http://profsyafruddin.blogspot.com/.[22


(49)

93

Thadani, Simon. (2006). Soccer Conditioning. Soho Square, London: A&C Black PublishersLtd.

Varheidjen, DR. Raymon. 1998. Conditioning For Soccer. Leeuwarden, NetherlanThadani,Uitgeverij Eisma

Zafar, DR. Dikdik. (2007). Latihan Kondisi Fisik, Klinik Kepelatihan Pelatih

Fisik Sepak BolaTingkat Nasional.Bandung

Zafar, Dikdik., Hasanudin, Dudung., Imanudin, Iman. (2009). Penerapan Pola

Hipoksik Pada Metode Neural Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob Para Atlet Gulat. Jurnal Kepelatihan Olahraga,

Vol. 1, No. 1 – FPOK UPI Bandung.

Zafar, Dikdik. (2011). Manfaat Pelatihan Harness Dalam Meningkatkan

Kemampuan Aerobik dan Anaerobik. [omlina]. Tersedia:http//dizas424starperformance.blogspot.com/) [1 December 2013].

_________________. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan kapasitasan aerobik dengan penerapan pola Small Side Games melalui metode interval lebih baik daripada kelompok sample melalui metode repetisi.

2. Tidak terdapat interaksi antara pola penerapan Small Side Games pada metode latihan dengan peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik.

3. Terdapat perbedaan peningkatan yang tidak signifikan kemampuan kapasitas anaerobik antara kelompok sampel penerapan pola Small Side Games melalui metode interval dengan kelompok sampel melalui metode repetisi pada kelompok sampel yang memiliki tingkat kebugaran tinggi.

4. Terdapat perbedaan peningkatan yang tidak signifikan kemampuan kapasitas anaerobik antara kelompok sampel dengan penerapan pola Small Side Games melalui metode interval kelompok sampel melalui metode repetisi pada kelompok sampel yang memiliki tingkat kebugaran rendah.

A. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

a. Keberhasilan pencapaian tujuan penelitian khususnya peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik yang dipengaruhi oleh penerapan pola Small Side Games melalui metode dalam proses pelatihan kondisi fisik.

b. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik dapat dicapai dengan penerapan pola Small Side Games melalui metode interval dan metode latihan repetisi dalam proses pelatihan kondisi fisik.

2. Implikasi Praktis

a. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik melalui penerapan pola Small Side Games dapat mengalami peningkatan apabila pemain didukung dengan


(3)

90

kemampuan keterampilan teknik yang baik, sehingga tujuan latihan yang sudah ditetapkan akan tercapai secara maksimal.

b. Peningkatan kemampuan kapasitas anaerobik melalui penerapan pola Small Side Games pada metode latihan mungkin dapat berpengaruh terhadap peningkatan penampilan bermain bila diorientasikan kepada hasil pertandingan sepak bola.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah membuktikan bahwa metode latihan interval memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan metode latihan repetisi, maka disarankan untuk lebih banyak menggunakan metode latihan interval dalam meningkatkan kemampuan kapasitas anaerobik pada pelatihan pola Small Side Games dengan syarat memiliki kemampuan kebugaran yang cukup baik, sehingga dalam pelaksanaannya pemain tidak merasa berat. Oleh karena penerapan pola pelatihan Small Side Games yang memberikan dampak terhadap peningkatan rata-rata kebugaran dan kemampuan kapasitas anaerobik maka disarankan pada pelatih sepak bola mampu merancang program latihan secara spesifik tentang pola Small Side Games yang bervariasi karena sangat penting agar kebutuhan latihan menjadi lebih bermakna dan tepat pada sasaran latihan. Penerapan latihan secara adekuat dengan memperhatikan metode latihan, pola latihan, prinsip-prinsip latihan, dan norma-norma latihan dengan tepat merupakan kunci penting untuk mendapatkan peak performance pemain.

Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar pengembangan keilmuan dalam metode kepelatihan yang lebih efektif dan efisien maka dalam penelitian ini dapat dikembangkan melalui kajian lain atau penerapan pada kelompok lain seperti gender, kelompok usia, jenjang olahraga (pada jenjang pembinaan atau jenjang professional).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Avry, Yvon, Bernet, Marco. Fifa Grassroot. Switzerland:FIFA

Bangsbo, Jens. (2003). Fitness Training In Soccer (a Scientific Approach). Michigan

Bangsbo, Jens. (2007). Aerobic and Anaerobic Training Soccer.Denmark: Stormtryk, Bagsvaer.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization: Theory and Metodology of Training. Kendall/Hunt Publishing Company, Dubugue, Lowa.

Brandon, Raphael. (2013). Interval Training to Improve FBangkititaherawati. (2012). Pitness. Tersedia: http://www.pponline.co.uk/encyc/aerobic-system-interval-training -to-improve-fitness-643. [8 Agustus 2013]

Cook, malcolm. (2006). Soccer Coaching.The Proffesional Way.London : A&B Black Publisers Ltd.

Brigger, Paul. FIFA Coaching.Switzerland: FIFA

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV ALFABETA

Djamarah, Bahri, Syaiful, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekCipta

Edward, Allen L. (1985). Experimental Design in Psychological Research: Fifth Edition. New York: Harper & Row, Inc.

Fraenkel, Jack R & Wallen, Norman E. (1993). How To Design and Evaluate Research In Education Second Edition. New York: McGraw-Hill Giriwijoyo, Santosa dan Zafar, Dikdik. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi

Olahraga). Bandung: Rosda

Hathaway, June. (2013). Aerobic and Anaerobic Benefit. [online]. Tersedia :http:/www.ehow.com/about_4760664_aerobic-anaerobic-training-benefit.html.[18 Oktober 2013].


(5)

92

Hardjana, Agus. (2013). Definisi Metode. Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_inf o497.html.[20 Oktober 2013]

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV. Tambak Kusuma.

Hermanu, Entang. (2010). Pengaruh Pelatihan Harness Speint Dengan Pola Tahan NAfas (Hipoksik)Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerobik dan Aerobik.Jurnal Kepalatihan Olahraga Vol. 2, No.2: Jurusan Pendidikan Olahraga – FPOK UPI Bandung.

Kamus Bahasa Indonesia Online.(2013). Definisi Metode.Tersedia :http://kamusbahasaindonesia.org/metode.[20 Oktober 2013]

Mackenzie, Brian. (2005). 101 Evaluation Test. London: Electric Word plc.

Mackenzie, Brian (1998). Energy Pathwats. [online]. Tersedia: http://www.brianmac.co.uk/energy.htm. [22 Oktober 2013]

Mulyana, R. Boyke. (2010). Pengaruh Latihan Hypoxic Dalam Olahraga renang.Jurnal Wisatadan Olahraga. Vol. 6 No.11: Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi – FPOK UPI Bandung.

Sudjana. (1995). Desain dan Analisis Eksperimen Edisi IV. Bandung: TARSITO.

Schreiner, Peter. (204). Small Sided Games To Develop Soccer Intelegence. Institute for youth soccer, germany. www.ifj96.de

Soemowardoyo, Soedjatmo. Prof. Kebugaran Jasmani. [online]. Tersedia:http:/id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani. [20 Oktober 2013].

Sugiono, Prof. Dr. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukadiyanto.(2002). Teori dan metodologi melatih fisik petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian.Bandung: Refika Aditama

Syafruddin, Prof. (2010). Pembebanan latihan Dalam Pembinaan Prestasi Olahraga. [online]. Tersedia :http://profsyafruddin.blogspot.com/.[22 Oktober 2013]


(6)

Thadani, Simon. (2006). Soccer Conditioning. Soho Square, London: A&C Black PublishersLtd.

Varheidjen, DR. Raymon. 1998. Conditioning For Soccer. Leeuwarden, NetherlanThadani,Uitgeverij Eisma

Zafar, DR. Dikdik. (2007). Latihan Kondisi Fisik, Klinik Kepelatihan Pelatih Fisik Sepak BolaTingkat Nasional.Bandung

Zafar, Dikdik., Hasanudin, Dudung., Imanudin, Iman. (2009). Penerapan Pola Hipoksik Pada Metode Neural Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob Para Atlet Gulat. Jurnal Kepelatihan Olahraga, Vol. 1, No. 1 – FPOK UPI Bandung.

Zafar, Dikdik. (2011). Manfaat Pelatihan Harness Dalam Meningkatkan

Kemampuan Aerobik dan Anaerobik. [omlina].

Tersedia:http//dizas424starperformance.blogspot.com/) [1 December 2013].

_________________. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.