PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Sikap Kerja Keras Dan Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Talking Stick (PTK Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Al Hidayah

PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
STRATEGI TALKING STICK
(PTK Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Al Hidayah Genengadal, Toroh Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai
Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Oleh:
Dyah Ayu Avitoh
A410100178

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
STRATEGI TALKING STICK
(PTK Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Al Hidayah Genengadal, Toroh Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh
Dyah Ayu Avitoh1 dan Masduki2
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, a_piet77@yahoo.co.id
2

Staf Pengajar UMS Surakarta, masduki@ums.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian
siswa dalam pembelajaranan matematika dengan menerapkan strategi pembelajaran
Talking Stick. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penerima tindakan
adalah siswa kelas VIIB MTs Al Hidayah Genengadal Toroh yang berjumlah 35 siswa dan
subjek pemberi tindakan adalah peneliti yang berkolaborasi dengan guru matematika.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan sikap kerja keras
dan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari indikatorindikator kerja keras: 1) adanya upaya dengan gigih untuk berkompetisi yang sehat sebelum
tindakan 5,7% setelah dilakukan tindakan 25,7%, 2) tidak putus asa dalam menghadapi
masalah sebelum tindakan 11,4% setelah dilakukan tindakan menjadi 22,8%, 3)
menyelesaikan semua tugas yang diberikan sebelum tindakan 17% setelah dilakukan
tindakan menjadi 42,8%. Selain itu, kemandirian siswa dapat dilihat dari indikator: 1) tidak
mengharapkan bantuan saat ulangan sebelum tindakan 8,5% setelah dilakukan tindakan
menjadi 17%, 2) menyelesaikan tugas secara mandiri sebelum tindakan 5,7% setelah
dilakukan tindakan menjadi 22,8%, 3) adanya motifasi untuk menumbuhkan rasa percaya
diri dengan mempresentasikan hasil tugas sebelum tindakan 5,7% setelah dilakukan
tindakan menjadi 20%. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian siswa.

Kata kunci: kemandirian; kerja keras; strategi pembelajaran Talking Stick

PENDAHULUAN
Matematika dalam hal ini merupakan salah satu bidang studi yang menduduki
peranan penting dalam dunia pendidikan, akan tetapi kebanyakan orang memandang
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang diminati oleh banyak siswa. Oleh

sebab itu peran guru sangat berpengaruh terhadap keadaan siswa yang merasa kesulitan dan
tidak mampu memahami atau mengerjakan soal matematika pada saat pembelajaran
matematika. Pada saat mengerjakan soal matematika tersebut siswa dituntut untuk bekerja
keras dan memiliki kemandirian yang tinggi supaya kualitas pembelajaran maematika itu
sendiri dapat meningkat.
Kerja keras dan kemandirian siswa sangatlah diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan secara tidak langsung akan berdampak pada kualitas siswa itu
sendiri. Kemandirian merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Muhammad Mustari, 2011: 93). Siswa yang
memiliki kemandirian belajar, maka akan dapat melakukan tugasnya sendiri dengan baik
dan tidak bergantung kepada orang lain. Untuk menanamkan kemandirian kepada siswa,
kita harus belajar membiarkan mereka, dan tidak membiasakan siswa tergantung dengan
kita. Untuk memulai kemandirian diperlukan kerja keras dalam mencapainya.
Menurut Sri Narwanti (2011: 29) kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Siswa yang bekerja keras dalam melakukan
tugas-tugas dari gurunya akan memperoleh hasil yang memuaskan dan tidak mudah lupa
maupun terbengkalai tugas yang telah diberikan kepadanya. Sekarang ini sikap kerja keras
dan kemandirian siswa dirasa kurang, sebagian dari siswa-siswa tersebut masih
menggantungkan pekerjaan atau tugas yang diberikan guru kepada salah satu siswa yang

lebih pandai.
Berdasarkan hasil pengamatan awal di MTs Al Hidayah Genengadal Toroh
diperoleh keragaman masalah diantaranya adalah kerja keras dan kemandirian siswa yang
masih rendah. Rendahnya kerja keras siswa antara lain adalah: 1) adanya upaya dengan
gigih untuk berkompetisi yang sehat ada 2 siswa (5,7%), 2) tidak putus asa dalam
menghadapi masalah terdapat 4 siswa (11,4%), 3) menyelesaikan tugas yang diberikan
terdapat 6 siswa (17%). Rendahnya kemandirian siswa antara lain adalah: 1) tidak
mengharapkan bantuan saat ulangan terdapat 3 siswa (8,5%), 2) menyelesaikan tugas
secara mandiri terdapat 2 siswa (5,7%), 3) adanya motifasi untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dengan mempresentasikan hasil tugas terdapat 2 siswa (5,7%).

Permasalahan tentang sikap kerja keras dan mandiri siswa menjadi perhatian pada
masa pendidikan sekarang ini. Sumiyati (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
cara menumbuhkan karakter bekerja keras dan pantang menyerah pada siswa IPS SMA N 1
TEMPEL adalah dengan: penguatan materi prasyarat, pemberian motivasi, pendampingan
guru, penyampaian materi pembelajaran yang sedikit demi sedikit, dan pemberian latihan
soal yang banyak dan berulang-ulang
Tahar (2006) dalam penelitiannya mengkaji tentang hubungan kemandirian belajar
dan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh dengan metode survey dalam bentuk korelasi.
Tahar dalam penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian

belajar dengan hasil belajar.
Kerja keras dan kemandirian siswa yang rendah sering disebabkan oleh banyak hal
diantaranya adalah banyak siswa yang terlanjur beranggapan bahwa pelajaran matematika
itu sulit sehingga membuat mereka malas belajar. Selain itu, siswa kurang dilibatkan dalam
proses pembelajaran karena masih banyak guru yang menggunakan strategi pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan akar penyebab di atas dapat ditunjukkan alternatif tindakan yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di atas, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran yang tepat. Penerapan model pembelajaran ini akan membuat siswa ikut aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran akan menjadi
lebih menarik dan menyenangkan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kerja keras dan kemandirian siswa adalah strategi pembelajaran
Talking Stick.

Strategi Talking Stick adalah salah satu strategi pendukung pengembangan
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mempunyai lima unsur, yang salah
satunya yaitu diskusi. Siswa yang biasanya kurag mandiri dan tidak mau bekerja keras akan
bertindak pasif. Pembelajaran yang menggunakan strategi Talking Stick selain dapat
membantu meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian siswa, dalam pembelajaran ini
juga menciptakan suasana yang menyenangkan.

Menurut Agus Suprijono (2013: 109-110) langkah-langkah pembelajaran Talking
Stick antara lain: 1) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan para siswa untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran, 2)
guru meminta kepada siswa menutup bukunya dan mengambil tongkat yang telah
dipersiapkan sebelumnya, 3) guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang menerima tongkat tersebut wajib

menjawabnya, demikian sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru. Ketika stick (tongkat) bergulir dari peserta didik kepeserta didik
lainnya, seyogyanya diiringi music, 4) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan refleksi, 5) guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang
diberikan siswa, 6) guru bersama siswa merumuskan kesimpulan.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti merumuskan hipotesis yaitu
penerapan strategi Talking Stick dapat meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian
belajar matematika siswa kelas VIIB semester genap MTs Al Hidayah Genengadal Toroh
tahun ajaran 2013/2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi Talking Stick dan
untuk meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian siswa dalam pembelajaran
matematika siswa kelas VII semester genap MTs Al Hidayah Genengadal Toroh tahun

ajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
yang dilakukan dalam suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi,
sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Sutama,
2010:15). Langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari: 1) perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan (action), 3) pengumpulan (observing), 4) menganalisis data atau informasi
untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting).
Penelitian ini dilakukan di MTs Al Hidayah Genengadal Toroh yang beralamatkan
di desa Genengadal, kecamatan Toroh, kabupaten Grobogan. Alokasi waktu penelitian
selama 2 bulan, yaitu bulan Desember 2013 sampai bulan januari 2014. Penelitian ini
mengambil sampel kelas VIIB MTs Al Hidayah Genengadal Toroh sebanyak 35 siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengamat dan guru sebagai pemberi tindakan dan
siswa sebagai penerima tindakan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam
mengimplementasikan strategi Talking Stick. Data observasi diperoleh dengan jalan melihat

dan mengamati kegiatan siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung. Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, dimana yang

diwawancarai adalah guru matematika kelas VIIB MTs Al Hidayah Genengadal Toroh
untuk mengumpulkan data awal sebelum dilakukan penelitian. Catatan lapangan diperoleh
dengan mengamati dan mencatat jalannya proses pembelajaran yang meliputi apa yang akan
dilakukan guru matematika saat mengajar (tindak mengajar) dan bagaimana siswa merespon
tindakan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung (tindak belajar). Dokumentasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang digunakan pada saat pembelajaran, data sekolah, daftar nama siswa dan foto proses
pembelajaran penelitian.
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
triangulasi. Menurut Kunandar (2011: 125) triangulasi adalah teknik pengumpulan data
yang menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang
untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1) reduksi data,
merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan
mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam catatan lapangan , 2) pemaparan data,

dalam penelitian ini pemaparan data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, tabel
dan grafik, 3) penarikan kesimpulan, pada penelitian ini kesimpulan diambil dengan
membandingkan data pada saat kondisi awal dengan data pada saat kondisi akhir setelah
penelitian serta dilihat dari pencapaina indikator.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan guru matematika kelas VIIB
MTs Al Hidayah Genengadal Toroh mulai dari tindakan putaran I sampai dengan tindakan
pada putaran II menggunakan strategi pembelajran Talking Stick menunjukkan adanya
peningkatan. Langkah-langkah strategi pembelajaran Talking Stick itu sendiri adalah
sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran, 2)
Guru meminta kepada siswa untuk menutup bukunya dan mengambil tongkat yang telah
dipersiapkan sebelumnya, 3) Guru memerikan tongkat kepada salah satu siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang menerima tongkat tersebut wajib
menjawabnya, demikian sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru. Ketika tongkat bergulir dari peserta didik lainnya, seyogyanya

diiringi musik, 4) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
refleksi, 5) guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan siswa, 6)

guru bersama peserta didik merumuskan kesimpulan.
Adapun data-data yang diperoleh mengenai peningkatan kerja keras siswa dalam
pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Talking Stick dari sebelum tindakan
sampai dengan tindakan kelas putaran II dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1
Data Peningkatan Kerja Keras Siswa Kelas VIIB
MTs Al Hidayah Genengadal Toroh

No.

Indikator Penelitian

Sebelum

Putaran I

Putaran II

5,7%


5,7%

25,7%

11,4%

14,3%

22,8%

17%

22,8%

42,8%

Tindakan
1.

Adanya upaya dengan
gigih

untk

berkompetisi

yang

sehat.
2.

Tidak putus asa dalam
menghadapi masalah.

3.

Menyelesaikan semua
tugas yang diberikan.

Adapun data-data yang diperoleh mengenai peningkatan kemandirian siswa dalam
pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Talking Stick dari sebelum tindakan
sampai dengan tindakan kelas putaran II dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2
Data Hasil Peningkatan Kemandirian Siswa Kelas VIIB
MTs Al Hidayah Genengadal Toroh

No.

Indikator Penelitian

Sebelum

Putaran I

Putaran II

8,5%

8,5%

17%

tugas

5,7%

5,7%

22,8%

Adanya motifasi untuk

5,7%

11,4%

20%

Tindakan
1.

Tidak

mengharapkan

bantuan saat ulangan.
2.

Menyeesaikan
secara mandiri.

3.

menumbuhkan
percaya

diri

rasa
dengan

mempresentasikan
hasil tugas.

Berdasarkan pada tabel di atas, pada putaran I peningkatan indikator-indikator sikap
kerja keras dan kemandirian siswa sudah mulai terlihat dibanding sebelum tindakan, tetapi
peningkatannya belum terlalu memuaskan dan masih terdapat satu indikator yang belum
meningkat dalam indikator kerja keras yaitu pada sungguh-sungguh. Pada indikator
kemandirian yang belum meningkat pada indikator penyelesaian tugas secara mandiri dan
percaya pada kemampuan diri sendiri. Putaran II mengacu pada putaran I telah mengalami
perbaikan agar putaran II lebih baik dari pada putaran I. Perbaikan pada putaran I yang telah
diterapkan pada putaran II memberikan hasil yang cukup memuaskan. Prosentase indikator–
indikator kerja keras dan kemandirian siswa menunjukkan peningkatan semua. Indikator
kerja keras tersebut adalah adanya upaya dengan gigih untuk berkompetisi yang sehat, tidak
putus asa dalam menghadapi masalah dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Indikator
kemandirian yang diamati adalah tidak mengharapkan bantuan saat ulangan, menyelesaikan
tugas secara mandiri, dan adanya motifasi menumbuhkan rasa percaya diri dengan
mempresentasikan hasil tugas.

Strategi pembelajaran yang sesuai dan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
upaya peningkatan sikap kerja keras dan kemandirian siswa. Dalam penelitian ini peneliti
menerapkan strategi pembelajaran Talking Stick. Dengan menerapkan model pembelajaran
Talking Stick dapat meningkatkan sikap kerja keras dan kemandirian siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Amin
Fauzi (2011) dalam penelitiannya mengkaji tentang penerapan pendekatan pembelajaran
metakognitif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar
siswa. Dalam penelitiannya Muhammad Amin Fauzi menyimpulkan bahwa 1) secara
keseluruhan Kemampuan koneksi matematis (KKM) dan Kemandirian Belajar Siswa (KBS)
yang mendapat mendapat pembelajaran dengan pendekatan metakognitif group (PPMG)
dan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif klasikal (PPMK) memperoleh
peningkatan yang secara signifikan lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pelajaran
konvensional. Namun demikian N-Gain KKM siswa yang mendapat pembelajaran
PPMGdan pembelajaran PB termasuk dalam kategori rendah. 2) Tidak terdapat interaksi
antara pendekatan pembelajaran (PPMG, PPMK dan PB) dengan level sekolah (tinggi dan
sedang) atau pendekatan pembelajaran dengan KAM terhadap peningkatan kemampuan
koneksi matematis siswa. 3) Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
level sekolah terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa namun tidak terdapat
interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap
peningkatan kemandirian belajar matematika siswa.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Abd Qohar (2011) dalam
penelitiannya mengkaji tentang tingkat kemandirian belajar matematika siswa SMP dalam
pembelajaran matematika dengan pendekatan Reciprocal Teaching dan dilakukan
menggunakan desain perbandingan kelompok statik, kelompok eksperimen mendapatkan
pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelompok control mendapat pembelajaran
konvensional. Abd Qohar dalam penelitian ini menyimpulkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa: 1) siswa dengan pembelajaran Reciprocal Teaching mempunyai
kemandirian belajar matematika lebih baik dari pada konvensional, baik ditinjau dari
keseluruhan, level sekolah, maupun kemampuan awal matematika (KAM), tetapi
peningkatan tersebut tidak signifikan pada sekolah level atas dan/atau KAM tertinggi, 2)
Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM terhadap kemandirian belajar
matematika siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Tahar (2006) dalam penelitiannya mengkaji tentang
hubungan kemandirian belajar dan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh dengan metode survey

dalam bentuk korelasi. Tahar dalam penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara kemandirian belajar dengan hasil belajar.

Sumiyati (2012) dalam penelitiannya mengkaji tentang sikap kerja keras dan
pantang menyerah pada siswa kelas XII IPS SMA N 1 TEMPEL. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa cara menumbuhkan karakter bekerja keras dan pantang menyerah
pada siswa IPS SMA N 1 TEMPEL adalah dengan : penguatan materi prasyarat, pemberian
motivasi, pendampingan guru, penyampaian materi pembelajaran yang sedikit demi sedikit,
dan pemberian latihan soal yang banyak dan berulang-ulang.
Hadwin

(2011)

dalam

penelitiannya

mengkaji

tentang penerapan

model

pembelajaran Talking Stick dan model pebelajaran Course Review Horay untuk melihat
perbedaan hasil belajar. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, untuk pengumpulan datanya digunakan teknik tes dan dokumentasi. Hadwin
dalam penelitian ini menyimpulkan adanya perbedaan hasil belajar IPS terpadu (Geografi)
siswa yang diajardengan model pembelajaran Talkig Stick dan model pembelajaran Course
Review Horay di kelas VII SMP Nurul Iman Palembang.

Berdasarkan tindak belajar mengajar yang dilakukan dengan menerapkan strategi
pembelajaran Talking Stick dapat menjadikan siswa lebih perhatian dalam pembelajaran,
menjadikan siswa lebih mandiri dalam melaksanakan tugas dan mengerjakan ulangan, dapat
menjadikan siswa percaya diri untuk mempresentasikan hasil tugas di depan kelas, sehingga
dengan penerapan strategi pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan kerja keras dan
kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: Strategi pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan sikap kerja
keras dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIIB MTs Al Hidayah
Genengadal Toroh semester genap tahun ajaran 2013/2014. Terbukti dari meningkatnya
indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur sikap kerja keras siswa. Indikator
tersebut adalah adanya upaya dengan gigih untuk berkompetisi yang sehat, tidak putus
asa dalam menghadapi masalah, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Strategi pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam
pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIIB MTs Al Hidayah Genengadal Toroh
semester genap tahun ajaran 2013/2014. Terbukti dari meningkatnya indikator-indikator
yang digunakan untuk mengukur kemandirian siswa. Indikator tersebut adalah tidak

mengharapkan bantuan saat ulangan, menyelesaikan tugas secara mandiri, dan adanya
motifasi untuk menumbuhkan rasa rasa percaya diri dengan mempresentasikan hasil
tugas.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas VIIB MTs Al Hidayah Genengadal
Toroh , dapat diajukan saran dalam upaya peningkatan kerja keras dan kemandirian
siswa dalam pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut: 1) kepala sekolah harus
dapat menjadi penggerak untuk perbaikan dalam proses pembelajaran di sekolah, dan
kepala sekolah harus bersifat terbuka, bersedia menerima saran dan mendengarkan
masukan berupa saran dan kritik dari guru dan siswa yang mengarah pada perbaikan
mutu pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut, 2) guru matematika
hendaknya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat seperti strategi pembelajaran
Talking Stick, dan lebih dalam memberikan motifasi kepada siswa untuk lebih kerja

keras dan mandiri pada saat pembelajaran, 3) siswa seharusnya dapat menjali hubungan
yang baik dengan guru, lebih bekerja keras dan mandiri pada saat pembelajaran
sehingga apa yang dipelajari dengan guru dapat dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Fauzi, Muhammad. 2011. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan
Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Di
Sekolah Menengah Pertama. International seminar (Proceeding) And The Fourth
National Conference On Matematics Education, “Building The Nation Character
ThroughHumanistic Mathematics Education, Yogyakarta State University,
Yogyakarta , July 21-23 2011. ISBN: 978-979-16353-7-0.
Delphie, Bandi. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: Intan Sejati.
Hadwin, 2011. Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Yang Diajar Dengan Model
Pembelajaran talking Stick dan Model Pembelajaran Course Review Horay Di
Kelas VII SMP Nurul Iman Palembang Tahun Ajaran 2010/2011 .Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan dengan tema “Pendidikan Di Era Globalisasi Dalam
Menghadapi Tantangan Masa Depan” pada tanggal 27 Juni 2011 di Universitas
PGRI Palembang. ISBN: 978-602-95793-1-4.
http://fentywakhidayah.wordpress.com/2013/10/02/model pembelajaran/. Diakses tanggal
15 November 2013.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakankelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
LaksBang.

Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter
Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.
Qohar, Abd. 2011. Kemampuan Belajar Matematika Siswa SMP Dalam Pembelajaran
Matematika Dengan Pendekatan Reciprocal Teaching. Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 2, No. 2, Juli 2011.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
Sumiyati, 2012, Menumbuhkan Karakter Bekerja Keras dan Pantang Menyerah Pada
Siswa Kelas XII IPS SMA N 1 Tempel. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika dengan tema “Kontribusi Pendidikan Matematika dalam
Membangun Karakter Guru dan Siswa” pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY. ISBN: 978-979-16353-6-3.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama
Tahar. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Pada pendidikan Jarak
jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Vol. 7, No. 2, September 2006,
91-101.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Penerapan Metode Talking Stick Siswa Kelas V SDN Sumberingin Kulon 01 Tulungagung

2 39 19

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 57

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Darul Huffaz Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 57

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 121

PENGARUH MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung Semester Genap T.A. 2012 – 2013)

4 23 247

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

Pembelajaran Matematika Konsep Aljabar Terhadap Siswa Kelas VII SLTP Melalui Website Interaktif

0 0 6

Peningkatan Prestasi Belajar Materi Rasul-rasul Allah melalui Model Talking Stick pada Siswa Kelas V SD

0 0 6