PENGARUH MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung Semester Genap T.A. 2012 – 2013)

(1)

PENGARUH MUSIK INTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung Semester Genap T.A. 2012 – 2013)

Oleh

RINI MAYA SOFA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung Semester

Genap T.A. 2012 – 2013)

Oleh

RINI MAYA SOFA

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan musik instrumental dalam pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Desain penelitian ini adalah post test only control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung tahun ajaran 2012 – 2013 yang terdistribusi ke dalam delapan kelas. Sampel terdiri dari dua kelompok siswa. Kelompok siswa kelas VII.D sebagai kelas eksperimen dan VII.H sebagai kelas kontrol. Sampel diambil dengan teknik purposive random sampling. Data penelitian berupa data pemahaman konsep matematika siswa yang diambil melalui tes. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Mann-Whitney (Uji U). Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan musik instrumen-tal sebagai pengiring pembelajaran matematika tidak berpengaruh terhadap pema-haman konsep matematika siswa.


(3)

NarnaMahasiswa No. Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

PEMBELAJARAN TERIIADAP PEMAIIAMAN

KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMPN 12 Bandarlampung Semester Genap T.A. 20l2n0l3)

qyi

$&ts

Srf,

091302t062

Pendidikan Matematika Pendidikan MIPA

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MEI\IYETUJUI

L Komisi Pembimbing

19670808 199103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

.\A

(

y1

.,,/

,

'9r91,t1

N

\-*

Dr. Caswita, M.Si.

}\IIP

19671004199303

I

004 Dra. NIP Dra.


(4)

ri

' IiL_

1-

TimPeugr{i

.,

, Ketua

MDNGESAEKAN

:' Dm. ArEgliS DjrHlr'M,Pd,

Sekrctaris

:

.

renguJr

Butan'femUinting


(5)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Rini Maya Sofa

NPM : 0913021062

program studi : Pendidikan Matematika

jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam skripsi ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka. Selain itu, saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.

Apabila terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi akademik yang berlaku.

Bandarlampung, 12 Februari2014 Yang Menyatakan,

Rini Maya Sofa


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitan ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Belajar dan Pembelajaran ... 8

B.Musik Instrumental dalam Pembelajaran ... 9

C.Pemahaman Konsep Matematika ... 13

D.Kerangka Pikir ... 15

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Populasi dan Sampel ... 19

B.Jenis dan Desain Penelitian ... 20

C.Prosedur Penelitian ... 21


(7)

vii F. Teknik Analisis Data ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 31 B.Pembahasan ... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 40 B.Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk menciptakan sua-sana kegiatan pembelajaran yang membentuk peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenda-lian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlu-kan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, seperti yang dijelasdiperlu-kan dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1. Selanjutnya, pada pasal 3 dijelaskan fungsi Pendidikan Nasional yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia untuk menghadapi per-kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga diperlukan suatu pendidi-kan yang berkualitas. Pendidipendidi-kan juga berkenaan dengan upaya pembinaan manu-sia, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya.

Harapan yang tak pernah sirna dan selalu dituntut oleh guru adalah materi pelaja-ran yang disampaikan oleh guru dapat dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik de-ngan tuntas. Pada masa kini, banyak guru yang masih lebih sering menerapkan


(9)

pembelajaran konvensional ketimbang pembelajaran kooperatif. Seperti yang tampak juga pada pembelajaran kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung T.A. 2011 – 2013 Semester Genap. Pembelajaran konvensional ini berpusat pada guru dan cenderung monoton, sehingga bisa menyebabkan siswa merasa bosan atau jenuh dan tidak rileks. Hal ini dapat mengakibatkan materi yang diserap siswa hanya sedikit, sehingga terkadang guru sulit mencapai harapan dan tuntutan ter-sebut. Tentu saja, ini merupakan masalah bagi para guru.

Sesungguhnya pembelajaran konvensional bukanlah pembelajaran yang harus di-tinggalkan. Sebab, banyak cara atau trik yang dapat digunakan guru untuk meng-akali suasana pembelajaran konvensional tersebut menjadi pembelajaran yang me-nyenangkan seperti halnya pembelajaran kooperatif yang digebu-gebukan oleh para ahli pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Sarji dalam Nuansa Persada (2012: 72) bahwa salah satu prinsip belajar adalah proses belajar dapat berlangsung jika kondisinya menyenangkan (learning is fun). Makna senang bisa karena pembawaan guru, materi pembelajaran, atau karena suasananya. Dengan suasana pembelajaran konvensional yang menyenangkan itu, diharapkan tujuan pembelajaran akan mudah tercapai serta kesulitan peserta didik memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi seperti halnya yang diklaim oleh pembelajaran kooperatif.

Salah satu cara menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan na-mun tetap efektif adalah membuat suasana belajar yang nyaman dan santai, yaitu dengan menggunakan musik instrumental sebagai pengiring pembelajaran. Menu-rut Gunawan (2004), musik sangat efektif dalam membantu proses pembelajaran


(10)

3 dan juga musik dapat membawa otak pada gelombang tertentu, seperti gelombang

Alpha dan Tetha. Sari dan Mukhlis (2011:27) mengatakan bahwa pada gelom-bang Alpha, daya serap otak akan menjadi lebih cepat dan tahan lama terhadap informasi yang dipelajari. Sementara, gelombang Tetha memunculkan sisi kreatif dan intuitif. Dengan demikian, musik dapat dimanfaatkan untuk membantu pro-ses berpikir dan propro-ses pemasukan informasi seperti pemahaman konsep matematika.

Pemahaman konsep matematika adalah kepahaman akan konsep matematika yang merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam belajar matematika. Matematika merupakan ilmu pasti yang menggunakan logika, salah satu unsur yang diolah otak kiri. Saat belajar matematika sambil mendengarkan musik, otak kiri yang mengolah kata dan logika menjadi sibuk belajar, sementara otak kanan yang me-nyukai musik akan menikmati dan sibuk dengan musik, sehingga otak kanan tidak berpikir kemana-mana. Gunawan (2004: 256) mengatakan stimulasi yang bersa-maan antara otak kiri dan kanan inilah yang dikenal dengan istilah whole-brain learning, yaitu belajar dengan seluruh otak. Dengan demikian, musik bisa mem-bantu dalam proses pemasukan informasi dan berkonsentrasi.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan salah satu tujuan pendidikan mate-matika pada pendidikan menengah adalah agar peserta didik memiliki kemampu-an memahami konsep matematika, menjelaskkemampu-an keterkaitkemampu-an kemampu-antar konsep dkemampu-an mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Pemahaman terhadap suatu konsep matematika begi-tu penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat maka siswa


(11)

akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Selain itu, siswa yang menguasai konsep dapat mengidentifikasi dan mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi. Namun, pada kenyataannya, di sekolah-sekolah tujuan pendidikan ma-tematika yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar matematika yang rendah dan ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.

Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa ini juga terlihat pada siswa SMP Negeri 12 Bandarlampung kelas VII T.P. 2012 – 2013, yang ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar Matematika siswa, ditinjau dari rata-rata nilai ulangan harian semester ganjil. Data tersebut disajikan pada Tabel 1.1 yang bersumber pada arsip guru matematika kelas VII SMPN 12 Bandarlampung.

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung T.P. 2012-2013

No Nilai Kreteria Jumlah Persentase

1 >68 Tuntas 55 21 %

2 <68 Tidak tuntas 207 79 %

Jumlah 262 100 %

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika yang dite-tapkan di SMP Negeri 12 Bandarlampung untuk kelas VII adalah 68. Dari tabel 1.1, terlihat siswa yang belum tuntas sebanyak 79%. Untuk mengatasi permasa-lahan rendahnya pemahaman konsep matematika siswa, dapat digunakan berbagai strategi pembelajaran yang mendukung untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan efektif. Berdasarkan uraian sebelumnya, strategi yang dapat diterapkan adalah penggunaan musik intrumental sebagai pengiring dalam proses pembelajaran.


(12)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah penggunaan musik instrumental sebagai pengiring dalam pembel-ajaran berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peng-gunaan musik instrumental dalam pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, dapat menjadi masukan-masukan untuk mengoptimalkan pembela-jaran di kelas atau untuk mencoba suasana baru dalam pembelapembela-jaran.

2. Bagi sekolah, dapat menyumbangkan pemikiran dalam upaya perbaikan mutu pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi sarana pengembangan diri serta menambah pe-ngalaman dan pengetahuan terkait penelitian dengan penggunaan musik ins-trumental.

4. Bagi peneliti lain, secara teoritis, dapat bermanfaat sebagai acuan atau re-ferensi bagi pada penelitian lain yang sejenis.


(13)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1 adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pada penelitian ini, pengaruh yang dimaksud ada-lah pengaruh yang dimunculkan variabel bebas (musik instrumental) terhadap variabel terikat (pemahaman konsep matematika siswa).

2. Musik Instrumental

Merupakan musik yang dihasilkan oleh alat musik serta tanpa unsur vokal ataupun lirik lagu. Musik instrumental yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pengiring pembelajaran adalah musik-musik klasik dan bukan musik vokal yang diubah menjadi musik instrumental, kecuali dalam musik penutup atau penggugah semangat. Musik-musik tersebut merujuk pada panduan mu-sik untuk pengiring pembelajaran dalam Gunawan (2004:259) adalah Baby G, Forever in love, Loving You dari Keny G sebagai musik pengiring saat siswa berdiskusi kelompok, Pachelbel’s Canon in D (piano)oleh J. Pachebel dan J. Paterson sebagai musik pengiring saat siswa presentasi, latihan soal, dan menyimpulkan pembelajaran, Flight of The Bumble Bee oleh N. Rimsky – Korsakof sebagai musik pembatas waktu, Sonata for Two Pianos in D dari W.A. Mozart sebagai musik pembuka pembelajaran dan The Final Count-down sebagai musik penutup dan membangkitkan semangat.


(14)

7

3. Pemahaman Konsep Matematika

Merupakan kemampuan berpikir siswa untuk menjelaskan atau menggunakan konsep matematika pada berbagai situasi berbeda, yang merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam belajar matematika. Indikator dari kemampuan pe-mahaman konsep sebagai hasil belajar matematika tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah: menyatakan ulang suatu konsep; mengklasifika-sikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu; memberi contoh dan non contoh dari konsep; mengaplikasikan konsep; mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep; dan menyatakan konsep dalam berbagai ben-tuk representatif matematika; serta menggunakan, memanfaatkan, dan me-milih prosedur atau operasi tertentu. Pemahaman konsep matematika dalam penelitian ini merupakan variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi.


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri manusia selama mereka hidup, baik secara formal maupun informal seperti istilah mengatakah pendidikan seumur hidup. Belajar menurut KBBI v1.1 adalah beru-saha memperoleh kepandaian, pengetahuan, atau ilmu. Pada zaman terkini, belajar lebih menerapkan pada teori konstruktivisme. Von Glasersfeld dalam Nizarwati (2009) menyatakan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk-an) kita sendiri. Selain itu, Whatley, Gunstone, dan Gray dalam Nizarwati (2009) menyatakan bahwa pengetahuan tidak diterima siswa secara pasif, melainkan di-konstruksi secara aktif oleh siswa, gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran guru tidak dapat dipindahkan secara langsung kepada siswa. Hal ini didukung oleh Daniel Muijs dan David Reynolds dalam Utaminingsih (2012) menyatakan bahwa semua siswa belajar benar-benar mengkonstruksikan sebagai pengetahuan untuk dirinya sendiri dan bukan pengetahuan yang datang dari guru diserapp oleh murid. Sementara, Iskandar (2009) mengatakan bahwa penekanan siswa belajar adalah pada menyusun (constructing) pengertian mereka sendiri tentang dunia, profesionalisme mereka sendiri pada suatu bidang, dan identitas mereka sendiri sebagai orang yang belajar.


(16)

9 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada masa kini adalah belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan dengan cara mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Belajar mengajar disebut juga pembelajaran menurut Djamarah (2003:1) adalah: … suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik dikarenakan kegiatan belajar me-ngajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah diru-muskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencana-kan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatmerencana-kan segala sesuatunya guna kepentingan pembelajaran.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-sional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sedangkan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2009:25) mendefinisikan pembelajaran adalah proses atau suatu cara menjadikan orang untuk belajar.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi guru dengan murid serta lingkungan belajarnya untuk men-capai suatu tujuan tertentu yang telah dirumuskan dan direncanakan secara sadar.

B. Musik Instrumental dalam Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah menggunakan musik instrumental sebagai pengiring pembelajaran. Musik memiliki pengaruh terha-dap tubuh manusia. Seorang pakar, Jean Houston, Ph. D, dalam Gunawan (2004: 254) mengatakan sebagai berikut.


(17)

Pada level molekul, tubuh bergetar pada panjang gelombang yang tetap dan stabil. Sedangkan, musik memiliki getaran atau frekuensi. Saat tubuh men-dengarkan musik, frekuensi musik ini bisa beresonansi atau bertentangan de-ngan frekuensi tubuh. Saat terjadi kesamaan frekuensi, maka tubuh akan me-rasa nyaman, sehingga tubuh dapat belajar dengan lebih baik dan berada pada keadan rileks namun tetap waspada.

Hal ini senada dengan Fauzi dalam Kusbiantoro dkk (2010:3) bahwa musik dapat menjadikan suasana lebih tenang, sehingga otak menjadi terbuka untuk menerima informasi.

Untuk mendukung pembelajaran, banyak jenis musik yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah jenis musik instrumental. Berikut beberapa pengertian mu-sik instrumental. GrolierAcademic Encyclopedia dalam Christianti (2012:5) menjelaskan sebagai berikut.

Musik instrumental merupakan musik yang tersusun dari rangkaian nada-nada ritmik yang teratur dan harmonis. Keteraturan nada-nada-nada-nada tersebut mem-buat pendengar menikmati musik. Suara tersebut berasal dari alat musik tanpa vokal, sebab jika dilengkapi dengan vokal maka musik tersebut menjadi mu-sik vokal.

Selanjutnya, Ahira (2013) dalam situsnya mengatakan bahwa musik instrumental merupakan jenis musik yang kontras dengan lagu, artinya tidak ada lirik maupun musik vokal dalam bentuk apapun, yang ada hanyalah suara atau nada hasil dari alat musik yang dimainkan. Musik instrumental ini tergolong musik populer mes-kipun konsepnya berupa musik klasik. Disebutkan juga dalam Wikipedia bahwa musik instrumental adalah suatu musik yang kontras dengan lagu dan merupakan suatu komposisi atau rekaman musik tanpa lirik atau musik vokal dalam bentuk apapun. Semua musik itu dihasilkan melalui alat musik.


(18)

11 Keteraturannya nada-nada musik sangat berpengaruh pada tubuh kita. Pengaruh yang ditimbulkan menurut Gunawan (2004:255) yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Musik meningkatkan energi otot. 2. Musik mempengaruhi detak jantung. 3. Musik meningkatkan metabolisme tubuh. 4. Musik mengurangi stres dan rasa sakit. 5. Musik mengurangi rasa lelah dan mengantuk.

6. Musik membantu meningkatkan kondisi emosi ke arah yang lebih baik. 7. Musik merangsang kreativitas, kepekaan, dan kemampuan berpikir. Dari pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan tersebut, maka pemanfaatan musik ins-trumental dalam pembelajaran memiliki banyak keuntungan, seperti yang dinyatakan Gunawan (2004:257) sebagai berikut.

1) Membuat siswa rileks dan mengurangi stress (stres sangat menghambat proses pembelajaran); 2) mengurangi masalah disiplin; 3) merangsang krea-tivitas dan kemampuan berpikir; 4) membantu kreakrea-tivitas dengan membawa otak pada gelombang tertentu; 5) merangsang minat baca, keterampilan mo-torik; dan pembendaharaan kata; 6) sangat efektif untuk proses pembelajaran yang melibatkan pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar.

Hal tersebut senada dengan DePorter dkk (2005:73), yang menyatakan musik juga sangat berpengaruh pada guru dan siswa. Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan bela-jar. Selain itu, musik juga membantu siswa mengingat lebih baik, merangsang dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Kemudian, musik juga dapat membantu siswa masuk ke keadaan belajar optimal. Sementara itu, Christianti (2012:2) mengutip dari harian Kompas sebagai berikut.

Sejak 1993 tiga ahli neurobiologi Amerika Serikat melakukan penelitian ter-hadap musik Mozart dan pengaruhnya terter-hadap kecerdasan. Penelitian ini membuktikan bahwa IQ sekelompok mahasiswa meningkat 8 sampai 9 ting-kat dalam kemampuan spasial setelah mendengar musik Mozart selama 15 menit.


(19)

Hal tersebut didukung oleh Champbell dalam Christianti (2012:2) yang menyata-kan bahwa salah satu kemampuan yang dibutuhmenyata-kan untuk bermatematika adalah kemampuan spasial.

Schuster dan Gritton dalam DePorter (2005:73) mengatakan bahwa dari hasil pe-nelitian menunjukan belajar lebih mudah dan cepat jika siswa berada dalam kon-disi santai dan reseptif. Disebutkan juga untuk penggunaan musik barok dapat di-manfaatkan untuk merangsang dan mempertahankan lingkungan belajar optimal. Struktur kord melodis dan instrumentasi barok membantu tubuh mencapai keada-an waspada tetapi relaks. Musik barok merupakkeada-an musik ykeada-ang sesuai dengkeada-an de-tak jantung manusia yang santai dalam kondisi belajar optimal. Contoh musik barok adalah musik-musik yang dimainkan oleh Bach, Corelli, Tartini, Vivaldi, Handel, Pachelbel, dan Mozart serta musik klasik oleh Satie dan Rachmaninoff.

Brown dalam DePorter (2005:74) juga mengemukakan para peneliti lainnya me-nyatakan bahwa siswa yang mendengarkan musik Mozart lebih mudah menyim-pan informasi dan memperoleh hasil tes yang lebih tinggi. Mendengarkan musik sejenis musik piano Mozart bisa merangsang jalur saraf yang penting untuk kog-nisi seperti yang dilaporkan dalam hasil penelitian oleh Dr. Frances H. Rauscher dari Universitas California di Irvine.

Hal tersebut didukung oleh Gunawan dalam Christianti (2012:4) yang menyata-kan bahwa terdapat kaitan erat antara matematika dengan musik. Musik dapat melatih otak untuk melakukan pemikiran yang rumit dan meningkatkan konsentrasi serta menciptakan ketenangan, sedangkan matematika membutuhkan konsentrasi yang penuh untuk memecahkan persoalan yang cukup rumit. Dengan


(20)

13 demikian, musik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan konsentrasi dan kondisi tubuh yang lebih baik dalam mengerjakan persoalan matematika.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa musik instru-mental adalah musik tanpa unsur vokal yang diantaranya merupakan jenis musik barok dan musik klasik, memiliki pengaruh sangat baik bagi tubuh yang dapat di-manfaatkan dalam pembelajaran. Khususnya pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi, keadaan yang rileks, kreativitas, dan membantu otak untuk memecah-kan persoalan yang cukup rumit, seperti persoalan matematika.

C. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika merupakan suatu bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematika ini merupakan suatu dasar penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matema-tika. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2009:382, 481), pemahaman berarti proses, perbuatan, atau cara memahami, sedangkan konsep berarti rancangan kasar dari suatu tulisan. Jadi, pemahaman konsep adalah proses memahami suatu rancangan. Hal tersebut sependapat dengan Heruman (2008:3) yang menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan pembelajaran suatu konsep baru yang siswa tersebut belum pernah mempelajari konsep tersebut sebelumnya.

Sementara, menurut Soedjadi (2000:14), konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan obyek. Sebagai contoh, segitiga adalah nama dari suatu konsep abstrak dan bilangan asli


(21)

adalah nama suatu konsep yang lebih kompleks karena terdiri dari beberapa kon-sep yang sederhana, yaitu bilangan satu, bilangan dua, dan seterusnya. Konkon-sep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi kon-sep. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi atau gambaran atau lambang dari konsep yang didefinisikan, sehingga menjadi jelas apa yang dimak-sud konsep tertentu.

Sementara, Duffin & Simpson dalam Kesumawati (2008:230) mengatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa untuk menjelaskan konsep, menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, dan mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep. Siswa yang paham terhadap suatu kon-sep mengakibatkan siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap ma-salah dengan benar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan berpikir dan bersikap serta bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan isi dari materi matematika serta kemampuan dalam memilih dan mengguna-kan prosedur secara efisien dan tepat. Selain itu pemahaman konsep dapat digu-nakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Konsep matematika harus diajarkan secara berurutan. Hal ini karena pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan secara melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai ke tahap yang lebih kompleks, seperti suatu dalil.


(22)

15 Selanjutnya, penilaian perkembangan siswa terhadap pemahaman konsep mate-matika dicantumkan dalam beberapa indikator sebagai hasil belajar matemate-matika. Berikut ini Indikator siswa yang memahami suatu konsep menurut KTSP (Kuri-kulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006:

1. menyatakan ulang sebuah konsep;

2. mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya);

3. memberi contoh dan non-contoh dari konsep;

4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep;

6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; 7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

D. Kerangka Pikir

Penelitian tentang pengaruh musik instrumental dalam pembelajaran terhadap pe-mahaman konsep matematika siswa ini terdiri dari satu variabel bebas, yaitu mu-sik instrumental dan satu variabel terikat, yaitu pemahaman konsep matematika siswa.

Pemahaman konsep matematika siswa perlu ditekankan mengingat sebagian siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Namun, jika para siswa me-mahami konsep matematika, maka kesulitan itu akan berubah menjadi mudah. Kesulitan memahami konsep ini nampak dari hasil belajar siswa yang masih ren-dah, sehingga, pemahaman konsep harus menjadi perhatian lebih. Untuk mendu-kung siswa agar lebih mudah dalam memahami suatu konsep dapat digunakan berbagai macam strategi belajar. Diantaranya menggunakan musik instrumental sebagai pengiring dalam pembelajaran.


(23)

Musik memiliki banyak manfaat. Salah satunya, musik dapat membuat pikiran ri-leks dan mengurangi stres. Hal ini tentu sangat diperlukan oleh siswa pada saat belajar. Bagaimana mungkin siswa dapat belajar jika pikiran siswa dalam keada-an stres. Stres skeada-angat menghambat siswa dalam proses pembelajarkeada-an, sehingga, siswa tidak dapat belajar optimal. Manfaat lainnya adalah musik dapat merang-sang kreativitas dan kemampuan berpikir. Kreativitas merupakan salah satu unsur yang diolah otak kanan. Dengan memanfaatkan kreativitas, otak kanan dapat me-nyimpan kuat suatu memori dalam jangka panjang. Peme-nyimpanan memori seperti itu sangat dibutuhkan dalam belajar, menghafal kosakata, atau menyimpan infor-masi, apalagi dalam memahami suatu konsep.

Musik dapat membawa otak pada gelombang tertentu. Otak memiliki empat jenis gelombang: alpha, beta, tetha, dan delta. Gelombang tersebut dapat merevolusi cara berpikir dan bertindak manusia. Emosi-emosi yang muncul pada manusia di-pengaruhi oleh gelombang otak tersebut. Sementara, emosi juga memdi-pengaruhi manusia saat belajar. Diantara keempat gelombang tersebut, gelombang yang sa-ngat baik dimanfaatkan untuk belajar atau memahami suatu konsep adalah gelom-bang Alpha dan Tetha. Gelombang Alpha merupakan gelombang yang mengha-silkan keadaan emosi khusyuk, rileks, nyaman, dan ikhlas. Pada saat inilah waktu yang paling baik bagi otak untuk menyerap dan menyimpan berbagai macam in-formasi. Sedangkan, Tetha merupakan gelombang yang sering memunculkan sisi kreatif dan intuitif manusia, serta mampu mendengar pikiran bawah sadar. Pada gelombang ini, manusia berada dalam keadaan yang sangat khusuk dan kehening-an ykehening-ang skehening-angat mendalam. Keadakehening-an-keadakehening-an emosi pada kedua gelombkehening-ang ter-sebut tentu sangat bermanfaat dalam pembelajaran.


(24)

17 Dari uraian di atas, jelas musik dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam hal memahami suatu konsep matematika. Memahami suatu konsep matematika bisa lebih mudah dilakukan saat kondisi pikiran atau emosi dalam keadaan tenang, santai, bahagia, nyaman, dan khusyuk. Dengan demikian, penggunaan musik instrumental sebagai pengiring ketika pembelajaran sangat mungkin untuk membantu siswa supaya mudah dalam memahami konsep matematika.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan dasar

Pada penelitian ini terdapat beberapa anggapan dasar, yaitu sebagai berikut. a. Setiap siswa kelas VII SMPN 12 Bandarlampung semester genap Tahun

Pelajaran 2012 – 2013 memperoleh materi pelajaran matematika yang sa-ma sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.

b. Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa se-lain musik instrumental diabaikan.

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan tinjauan pustaka tersebut di atas, maka dapat di-susun suatu hipotesis untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

a. Hipotesis Umum

Terdapat pengaruh musik instrumental dalam pembelajaran terhadap pe-mahaman konsep matematika siswa.


(25)

b. Hipotesis Kerja

Rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran dengan iringan musik instrumental lebih tinggi daripada rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran tanpa iringan musik.


(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Ban-darlampung semester genap Tahun Pelajaran 2012 – 2013 sebanyak 262 siswa yang tersebar dalam delapan kelas: VII.A – VII.H. Seluruh siswa kelas VII terse-but dianggap memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini, karena pada kelas VII tidak terdapat kelas unggulan.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sam-pling dengan pertimbangan nilai rata-rata ulangan harian per kelas yang paling mendekati nilai rata-rata populasi, sehingga benar-benar dapat mewakili populasi serta pertimbangan oleh guru, yaitu kedua kelas memiliki tingkat keaktifan yang hampir setara.

Tabel 3.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung Semester Ganjil T.P. 2012 – 2013

No. Kelas Rata-rata UH Selisih dengan Nilai Rata-rata Populasi

1. A 62.90 1.68

2. B 65.24 0.66

3. C 66.29 1.71

4. D 64.70 0.12

5. E 63.91 0.68

6. F 64.38 0.21

7. G 64.55 0.04

8. H 64.69 0.11


(27)

Dari tabel 3.1. terdapat tiga kelas yang ratanya paling mendekati nilai rata-rata populasi, yaitu VII.D, VII.G, dan VII.H. Menurut pertimbangan guru mitra, dari ketiga kelas tersebut, kelas VII.D dan kelas VII.H cenderung memiliki tingkat keaktifan siswa yang hampir setara dibandingkan kelas VII.G, sehingga terpilihlah kelas VII.D dan kelas VII.H sebagai sampel dalam penelitian ini. Dari kedua ke-las tersebut, ditentukan satu sebagai keke-las eksperimen dengan menggunakan mu-sik instrumental sebagai pengiring pembelajaran dan satu lagi sebagai kelas kon-trol dengan pembelajaran tanpa musik instrumental pengiring. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara melihat jadwal pelajaran. Kelas yang lebih dahulu menerima pelajaran matematika ditetapkan sebagai kelas eksperimen, sehingga untuk kelas eksperimen terpilih VII.D dan kelas kontrol adalah VII.H.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu yang dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan perlakuan penggu-naan musik instrumental saat pembelajaran dan kelompok kelas kontrol yang tan-pa perlakuan penggunaan musik instrumental. Pada penelitian ini kedua kelom-pok diberi perlakuan pembelajaran yang sama, mulai dari materi, metode, model, LKS, sampai soal tes hasil belajar serta diajar oleh guru yang sama, yaitu peneliti sendiri. Yang membedakan hanya perlakuan penggunaan musik instrumental saja sebagai pengiring pembelajaran di kelas.

Desain pada penelitian ini menggunakan model posttest only control group de-sign. Karena kemampuan awal siswa sebagai sampel dianggap sama dengan


(28)

21 melihat rata-rata nilai ulangan harian semester ganjil yang paling mendekati nilai rata-rata populasi. Secara umum, desain dari model rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Sukardi, 2007:185).

Tabel 3.2 Desain penelitian.

Grup Variabel Terikat Posttest

E X Y

K - Y

Keterangan:

E : kelas eksperimen K : kelas kontrol

X : ada treatment penggunaan musik instrumrntal - : tanpa treatment penggunaan musik instrumrntal Y : nilai posttest

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi permasalahan yang akan dipecahkan.

2. Melakukan studi literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan per-masalahan.

3. Melakukan penelitian pendahuluan, yaitu wawancara guru mata pelajaran matematika kelas VII guna mendapat data keperluan rencana penelitian. 4. Menentukan populasi dan sampel.

5. Merencanakan penelitian: Menyusun proposal penelitian. 6. Menetapkan materi dan menyusun RPP.


(29)

8. Melaksanakan perlakuan: Pembelajaran dengan musik pengiring pada kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa musik pengiring pada kelas kontrol. 9. Melaksanakan uji coba instrumen pada kelas yang telah mendapat materi

yang akan diujikan.

10. Mengukur validitas dan kualitas instrumen.

11. Melakukan perbaikan instrumen, yaitu pada butir soal yang sekiranya perlu diperbaiki.

12. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 13. Analisis data hasil penelitian.

14. Menyusun laporan hasil penelitian.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data pemahaman konsep matematika siswa yang diperoleh dari nilai posttest yang telah dilaksanakan di akhir pembelajaran. Data tersebut merupakan data kuantitatif. Untuk pengumpulan data, digunakan metode tes. Tes yang diberikan setelah pembelajaran tersebut bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran yang diterapkan terhadap pemahaman konsep matematika siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman konsep matematika. Perangkat tes terdiri dari beberapa soal esai. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator pemahaman konsep matematika. Pedoman penskoran tes pemahaman konsep seperti yang dinyatakan oleh Sartika dalam Hasanah (2012)


(30)

23 disajikan pada Tabel 3.2. Pedoman tersebut sudah dimodifikasi agar penskoran bisa lebih mendetail. Selanjutnya adalah mengetahui kualitas soal meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman KonsepMatematika Siswa

No Indikator Keterangan Skor

1. Menyatakan ulang

suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep kurang tepat 5 – 17

c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar 18 – 20

2. Mengklasifikasi

objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi kurang sesuai dengan konsepnya

5 – 17 c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya

18 – 20

3. Memberi contoh

dan non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh kurang tepat 5 – 17

c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar 18 – 20

4. Menyatakan

konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi

matematika tetapi kurang tepat

5 – 17

c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi

matematika dengan benar

18 – 20

5. Mengembangkan

syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari

suatu konsep tetapi kurang tepat

5 – 17

c. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup

dari suatu konsep dengan benar

18 – 20

6. Menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih

prosedur tetapi kurang tepat

5 – 17

c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih

prosedur dengan benar

18 – 20

7. Mengaplikasikan

konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi kurang tepat 5 – 17

c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 18 – 20

1. Validitas

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematika ini dapat diketahui dengan cara memban-dingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematika dengan in-dikator pembelajaran yang telah ditentukan.


(31)

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mitra mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasar-kan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis oleh guru. Ber-dasarkan hasil penilaian guru mitra, butir soal yang akan diujikan dinyatakan valid. Daftar cheklist terlampir. Kemudian, soal tersebut diujicobakan pada kelas uji coba di luar kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui kualitas soal meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.

Tabel 3.4 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Nomor Butir Soal Validitas

1a Valid

1b Valid

2 Valid

3 Valid

4 Valid

5a Valid

5b Valid

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali un-tuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang ajeg. Instrumen pada penelitian ini berupa soal esai. Didasarkan pada pendapat Arikunto (2006: 195) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas soal esai dapat digunakan rumus Alpha, yaitu:

             

2

2 11 1 1 t i S S n n r dengan 2 2 2                

N X N X


(32)

25 Keterangan :

1 1

r : nilai reliabilitas instrumen (tes)

n

: banyaknya butir soal (item)

2

i

S : jumlah varians dari tiap-tiap item tes

: varians total

N : banyaknya data

: jumlah semua data

: jumlah kuadrat semua data

Nilai r11 tersebut kemudian diinterprestasikan sesuai indeks reliabilitas. Arikunto (2006:195) menyatakan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut.

a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi. b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi.

c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup. d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah.

e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah.

Dari hasil perhitungan (Lampiran C.3), diperoleh nilai r11 = 0,67, maka nilai relia-bilitas tergolong kriteria tinggi. Jadi, instrumen pemahaman konsep matematika ini layak untuk digunakan.

3. Tingkat Kesukaran (TK)

Perhitungan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

P : tingkat kesukaran suatu butir soal

Np : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

N : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

N Np P

2

t S


(33)

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2011:372) sebagai berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

TK < 0,30 Sangat sukar

0,30 < TK < 0,70 Sedang

TK > 0,70 Sangat mudah

Berdasarkan perhitungan (Lampiran C.5), berikut rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal uji coba tes pemahaman konsep matematika.

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal Pemahaman Konsep Matematika

No. Butir Soal Nilai Interpretasi

1a,b 0,79 Sangat Mudah

2 0,50 Sedang

3 0,52 Sedang

4 0,09 Sangat Sukar

5a 0,38 Sedang

5b 0,09 Sangat Sukar

Menurut kisi-kisi butir soal (terlampir), tingkat kesukaran semua butir soal sudah sesuai kecuali untuk butir soal nomor 5b. Pada hasil uji coba, butir soal 5b berkriteria sangat sukar, sementara pada kisi-kisi soal adalah tingkat kesukarannya sedang. Dengan demikian, butir soal 5b akan direvisi mengikuti kisi-kisi menjadi butir soal dengan tingkat kesukaran sedang.

4. Daya Pembeda (DP)

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau


(34)

27 angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda.

Keterangan :

DP : indeks daya pembeda satu butir soal yang diolah

Ba : banyak testee kelompok atas yang dapat menjawab soal benar pada item yang diolah.

Bb : banyak testee kelompok bawah yang dapat menjawab soal benar pada item yang diolah.

Ja : banyak testee kelompok atas pada butir soal yang diolah Jb : banyak testee kelompok bawah pada butir soal yang diolah

Nilai daya beda tersebut kemudian diinterpretasikan seperti dalam Sudjiono (2011:389) pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Negatif Sangat Buruk

0 <DP < 0,19 Buruk

0,20 <DP < 0,39 Sedang/ Cukup

0,40 <DP < 0,69 Baik

0,70 <DP < 1,00 Sangat Baik

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.7. Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai daya pembeda 0,20. rekapitulasi daya beda hasil uji coba soal disajikan pada Tabel 3.8.


(35)

Tabel 3.8 Daya Pembeda Hasil Uji Coba

No. Butir Soal Nilai Interpretasi

1a,b 0,06 Buruk (perlu revisi)

2 0,52 Baik

3 0,73 Sangat Baik

4 0,21 Sedang

5a 0,44 Baik

5b 0,07 Buruk (perlu revisi)

Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Uji Coba

Nomor Soal Validitas Reliabilitas Daya Beda Tingkat Kesukaran

1a,b Valid

0.67 (tinggi)

Buruk (perlu revisi) Sangat Mudah

2 Valid Baik Sedang

3 Valid Sangat Baik Sedang

4 Valid Sedang Sangat Sukar

5a Valid Baik Sedang

5b Valid Buruk (perlu revisi) Sangat Sukar

Bedasarkan hasil uji coba, maka soal yang perlu direvisi adalah butir soal nomor 1 dan 5b. Setelah direvisi, butir soal telah dinyatakan valid oleh guru mitra, sehingga butir soal tes sudah bisa digunakan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data skor yang dihitung dalam tes pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari posttest. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis. Namun, sebelum menguji hipo-tesis perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas varians.

1) Uji Normalitas

Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 293). Berikut langkah-langkah uji normalitas.


(36)

29 a) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal b) Statistik Uji

dengan :

i

O = frekuensi pengamatan

i

E = frekuensi yang diharapkan

dan taraf nyata yang digunakan  = 5% serta dk = k– 3. c) Keputusan Uji

Tolak H0 jika x2hitung > x2(1 )(k– 3) dengan taraf  = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya H0 diterima. Berdasarkan perhitungan pada lampiran C.8 dan C.9, diperoleh hal-hal sebagai berikut:

 kelas eksperimen : x2hitung = 8,17 > x2tabel = 7,81; H0 ditolak;

 kelas kontrol : x2hitung = 5,74 < x2tabel = 7,81; H0 diterima;

maka dapat diputuskan, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal, sehingga bisa langsung dilakukan uji hipotesis tanpa melakukan uji homogenitas varians.

2) Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji non parametrik: Uji U (Uji Mann-Whitney). Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

 H0 :

  k

i i

i i

E E O x

1

2 2


(37)

 H1 :

: rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan musik intrumental pengiring.

: rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa musik intrumental pengiring.

Dalam Supranto (1988:332), rumus perhitungan nilai U adalah sebagai berikut:

1 1 1 2 1 1 2 ) 1 ( R n n n n

U    

atau 2 2 2

2 1 2 2 ) 1 ( R n n n n

U    

Keterangan:

R1: Jumlah peringkat pada sampel dengan jumlah n1 (kelas eksperimen).

R2: Jumlah peringkat pada sampel dengan jumlah n2 (kelas kontrol). Dari kedua nilai U tersebut digunakan nilai U yang kecil.

Sampel pada penelitian ini lebih dari 20, sehingga digunakan pendekatan kurva normal dengan:

rata-rata:

standar deviasi dalam bentuk:

12

1 ) (

. 2 1 2

1  

n n n n

U

dan snilai standar dihitung dengan:

U U U Z  ( )   

Kriteria pengambilan keputusan adalah tolak H0 jika peluang di bawah kurva normal kurang dari taraf signifikan.


(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan musik instrumental sebagai pengiring pembelajaran matematika tidak berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa.

2. Perbedaan rata-rata pencapaian indikator pemahaman konsep matematika siswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan iringan musik dan kelas yang tidak pakai musik hanya 1%, sehingga perbedaan ini tidak signifikan.

B. Saran

Dari pembahasan, terdapat beberap saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian ini dan atau penelitian lain yang sejenis atau penelitian sebagai tindak lanjut dari penelitian ini. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Untuk pemilihan musik instrumental sebaiknya memperhatikan suasana pembelajaran. Apakah pembelajaran matematika berlangsung dengan suasana gembira, jenuh, mengantuk, atau bosan.

2. Musik instrumental yang digunakan hendaknya lebih banyak variasi.

3. Loud-speakers hendaknya menggunakan loud-speakers ruangan yang umum-nya ditempel / diletakkan di ruangan bagian atas.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Ane. 2013. Instrumental Music. [online]. Tersedia: http://www. anneahira. com/ instrumental-music.htm diakses pada Januari 2013.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Christianti, Martha. 2012. Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika. Didaktika Jurnal Ilmu Pembelajaran ke-SD-an, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. ISSN 1907-6746

DePorter, Bobbi dkk. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas (penerjemah, Ary Nilandari). Kaifa, Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Gunawan, W. Adi. 2004. Genius Teaching Strategy. Gramedia Pustaka, Jakarta. Hasanah, Ummi. 2012. Efektivitas Strategi Pembelajaran Tipe Think Talk Write

terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012). (Skripsi). Universitas Lampung, Bandarlampung. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika. PT Remaja Rosdakarya,

Jakarta.

Iskandar. 2009. Behaviorisme, Kognivisme, dan Konstruktivisme: Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pembelajaran. Jurnal Prospektus Tahun VII Nomor 2, Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya.

Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Kusbiantoro dkk. 2010. Perancangan Game Simulasi Human Error yang Terintegerasi terhadap Tingkat Pencahayaan, Suhu, dan Kebisingan Ruangan. (Tesis) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.


(40)

43 Tersedia: http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100010038554/9441. Diakses pada Januari 2013.

Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Gaya Media, Yogyakarta.

Nizarwati. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Matematika Vol.3 No.2, Universitas Sriwijaya, Palembang.

Sari, Farida Yunita dan Mukhlis. 2011. Hypnolearning: 1 Menit Bikin Gila Belajar & Siap Jadi Juara. Visimedia, Jakarta.

Sarji. 2012. Restorasi pendidikan. (Majalah). Nuansa Persada, Desember 2012. Vol.XIV.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Bumi Aksara, Jakarta.

Supranto, J.. 1988. Statistik: Teori dan Aplikasi (jilid 2). Erlangga, Jakarta. Tim Prima Pena. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press,

Jakarta.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung, Universitas Lampung.

Utaminingsih, Suci. 2013. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Peningkatan Hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang. Jurnal Kalam Cendekia PGSD Kebumen Vol.2 No.2, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Wikipedia. 2013. Instrumental. Online. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumental. diakses pada Januari 2013.

_____. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. e-book. Tersedia di www.hukumonline.com.


(41)

(42)

44

SILABUS PEMELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 12 Bandarlampung

Kelas : VII (Tujuh)

Mata Pelajaran : Matematika

Semester : II (dua)

GEOMETRI

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen

6.1 Mengiden-tifikasi sifat-sifat segiti-ga berda-sarkan sisi dan sudut-nya

Segitiga Mendiskusikan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya dengan menggunakan segitiga.

Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya

Tes tertulis Uraian Jelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan beri contoh masing-masing derngan gambar 1x40 menit  Buku teks,  Model-segitiga Mendiskusikan jenis-jenis segitiga berdasarkan sudut-sudutnya dengan

menggunakan segitiga

Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya

Tes tertulis Uraian Jelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sudutnya dan beri contoh masing-masing derngan gambar. 1x40 menit 6.2 Menginden- tifikasi sifat-sifat perse-gipanjang, persegi, trapesium, jajargen-jang, belah ketupat dan layang-layang.

Segiempat Menggunakan lingkungan untuk mendiskusikan pengertian persegipanjang, persegi, dan jajar-genjang menurut sifatnya

Mendiskusikan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

Menjelaskan pengertian persegipanjang, persegi, dan belah ketupat menurut sifatnya serta menjelaskan sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

Menjelaskan perbedaan dua bangun datar yang diberikan.

Tes tertulis Uraian Jelaskan pengertian dari dua bangun berikut menurut sifat-sifatnya : a. persegipanjang b. persegi c. jajargenjang 2x40 menit Buku teks, bangun datar dari kawat dan dari karton, benda-benda di sekitar siswa.


(43)

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen

Menggunakan lingkungan untuk mendiskusikan pengertian trapesium, belah ketupat, dan layang-layang menurut sifatnya

Mendiskusikan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

Menjelaskan pengertian layang-layang, trapesium, dan jajargenjang menurut sifatnya serta

menjelaskan sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

Menjelaskan perbedaan dua bangun datar yang diberikan.

Tes tertulis Uraian Jelaskan sifat-sifat jajargenjang dan trapesium ditinjau dari sisi , sudut dan diagonalnya.

2x40 menit

6.3 Menghi -tung keli-ling dan luas bangun se-gitiga dan segiempat serta mengguna-kannya da-lam peme-cahan masalah

Segiempat dan segitiga

Menemukan rumus keliling bangun segitiga dan segiempat dengan cara mengukur panjang sisinya

Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan segiempat

Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan keliling segitiga dan segiempat.

Tes tertulis Uraian

Keliling segitiga PQR sama dengan ? 2x40 menit Buku teks, bangun datar dari kawat atau dari karton

Menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan petak-petak(satuan luas) Menemukan luas segitiga dengan menggunakan luas persegipanjang

Menemukan luas jajargenjang, trapesium, layang-layang, dan belah

Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat

Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan luas segitiga dan segiempat.

Tes tertulis

Luas persegipanjang ABCD adalah .

4x40 menit R

P Q

D C

B A


(44)

46

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen

ketupat dengan menggunakan luas segitiga dan luas persegi atau persegipanjang.

Menggunakan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat untuk

menyelesaikan masalah

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat

Tes tertulis Uraian Pak masdar mempunyai kebun berbentuk persegipanjang dengan panjang 1 km dan lebar 0,75 km. Kebun tersebut akan ditanami pohon kelapa yang berjarak 10 m satu dengan yang lain. Berapa banyak bibit pohon kelapa yang diperlukan pak masdar?

2x40 menit

6.4 Melukis

segitiga, garis ting-gi, garis bagi, garis berat dan garis sum-bu.

Segitiga Menggunakan penggaris, jangka, dan busur untuk melukis segitiga jika diketahui:

1.ketiga sisinya 2.dua sisi dan satu sudut

apitnya

3.satu sisi dan dua sudut

Melukis segitiga yang diketahui tiga sisinya, dua sisi satu sudut apitnya atau satu sisi dan dua sudut

Tes tertulis Uraian Lukislah sebuah segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya 5 cm, 6 cm, dan 4 cm.

2x40 menit

Buku teks, penggaris, jangka

Melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki dengan menggunakan penggaris, jangka dan busur derajat.

Melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki

Tes tertulis Uraian Lukislah sebuah segitiga ABC dengan AC = BC = 3 cm, dan AB = 4 cm.

2x40 menit


(45)

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen

Menggunakan penggaris dan jangka untuk melukis garis sumbu, garis bagi, garis berat, dan garis tinggi suatu segitiga

Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.

Tes tertulis Uraian

Lukislah ketiga garis tinggi dari masing-masing segitiga tersebut. Apakah yang kalian dapatkan?

2x40 menit

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Bandarlampung, 27 Mei 2013 Mengetahui,

Guru Mitra Mahasiswa Peneliti

Dra. Hj. Yuniarti DS, M.M.Pd. Rini Maya Sofa

NIP 19650613 199802 1 001 NPM 09130121062

Kepala SMPN 12 Bandarlampung

Drs. Hi. Zaid Jaya, M.M.Pd. NIP 19570503 198103 1 013


(46)

48

(Kelas Eksperimen - 1)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/2 Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pelajaran : Bangun Datar Segitiga Jumlah Pertemuan : 1 × pertemuan

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (40 menit/ jam pelajaran) __________________________________________________________________

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi dasar

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya

C. Indikator

1. Kognitif

a. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya b. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya

2. Afektif 2.1 Karakter

a) Disiplin

b) Rasa hormat dan perhatian c) Tekun

d) Tanggung jawab 2.2 Keterampilan Sosial

a) Bertanya


(47)

c) Menjadi pendengar yang baik d) Kerja sama

D. Tujuan pembelajaran

1) Kognitif

a. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya. b. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

2) Afektif 2.1 Karakter

a. Rasa hormat dan perhatian. Siswa diharapkan dapat memberikan rasa hormat dan perhatian pada kawan/guru dengan baik, sopan dan peka terhadap perasaan orang lain, tidak pernah menghina atau mempermainkan kawan /guru, tidak pernah mempermalukan kawan /guru, dan menerima pendapat orang lain.

b. Tanggung jawab. Siswa diharapkan dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas perbuatannya dan diharapkan dapat mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan bersama, secara suka rela membantu kawan/guru, dan dapat bekerjasama secara tim.

c. Disiplin. Siswa diharapkan bisa menjadi disiplin. Patuh terhadap peraturan kelas maupun sekolah.

d. Tekun. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan sifat tekun dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan tugas-tugas latihan atau diskusi kelas maupun diskusi kelompok

2.2 Keterampilan Sosial

a. Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa.

b. Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif mengajukan ide, pendapat, dan pertanyaan serta mampu bekerjasama dalam kelompok. c. Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dapat menjadi pendengar


(48)

50

E. Materi pokok

1. Jenis segitiga berdasarkan sisinya.

2. Jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

F. Metode

Menggunakan metode ceramah singkat dan model pembelajaran kooperatif tipe

demostration modifikasi dengan pengiring musik instrumental.

G. Bahan/ Alat/ Media/ Sumber Pembelajaran

1. Lembar Kerja Kelompok (terlampir) 2. Buku Penunjang:

 Sukino dan Wilson Simangunsong. 2006. Matematika SMP Jilid I Kelas VII. Erlangga, Jakarta.

 Wintarti, Atik dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

3. Alat peraga segitiga: Macam-macam bentuk segitiga 4. Papan tulis

H. Skenario pembelajaran

1) Pendahuluan (± 10 menit)

Musik pengiring: Sonata for two Pianos in D karya W.A. Mozart

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru mempersiapkan siswa

secara psikis dan fisik dengan memberi motivasi belajar kepada siswa

(2’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik

memberikan perhatian pada orang lain. 2. Guru mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

aktif memberikan ide atau pendapat.

menjadi pendengar yang baik.


(49)

3. Guru menyampaikan tujuan belajar pembelajaran dan menginformasikan metode atau model pembelajaran yang akan digunakan dan kompetensi yang ingin dicapai.

(3’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik.

2) Kegiatan Inti (± 60 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru membagi kelompok

3 – 4 siswa per kelompok (5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

menghargai orang lain

menjadi pendengar yang baik.

2. Guru meminta siswa untuk membaca materi dan mendiskusikannya dalam kelompok dengan mengamati alat peraga.

(7’)

Musik pengiring: Canon in D

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

disiplin.

2. Guru meminta beberapa siswa perwakilan kelompok untuk mendemonstrasikan seperti apa saja bentuk segitiga berdasarkan sisi maupun besar sudutnya. Setiap jeda antara siswa yang mendemonstrasikan, siswa lain diminta untuk mengalisis dan mengemukakan

pendapatnya. (15’)

Musik pengiring: Air (J. Bach) atau Clarinet Quintet in A (W.A. Mozart)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

peduli

memberi perhatian

aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat atau ide

disiplin dan tekun.

3. Siswa Mengerjakan LKK Dengan Bimbingan Guru.

(10’)

Musik Pengiring: Baby G

(Keny G.)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

tekun dan disiplin. 4. Guru dan siswa membahas

LKK.

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat


(50)

52

(8’) bertanggung jawab

saling perhatian dan menghormati 5. Guru dan siswa menarik

kesimpulan dari materi hari ini. (guru memandu menyimpulkan materi pelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun kepada siswa.)

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

saling menghargai

aktif memberikan ide atau pendapat

aktif bertanya

percaya diri

menjadi pendengar yang baik

6. Siswa diberikan latihan soal

(10’)

Musik pengiring: Canon in D

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

tekun dan disiplin.

3) Penutup (± 5 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru kembali menyampaikan

kesimpulan pembelajaran.

(3’)

Musik pengiring:Canon in D

(J. Pachelbel)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

saling mengahargai

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

percaya diri 2. Siswa didorong untuk banyak

banyak latihan mengerjakan soal di rumah dengan tipe soal yang berbeda-beda serta membaca-baca materi selanjutnya.

(2’)

Musik pengiring: Celebration

(Fun Factory)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

Menjadi pendengar yang baik.

saling menghargai

mengambil hikmah dari motivasi.


(51)

I. Evaluasi/ Penilaian

Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan hasil isian pada LKK Contoh bentuk tes:

1. Sebutkan nama-nama segitiga beserta jenisnya berdasarkan panjang sisi yang ada pada gambar berikut!

2. Lengkapilah tabel berikut ini, tentukan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya!

Ukuran Sudut Segitiga ABC

Jenis Segitiga

Sudut A Sudut B Sudut C

3° 65° 112° Segitiga tumpul

14° 87° 79° …

37° 54° 89° …

34° 90° 56° …

79° 100° 1° …

90° 75° 15° …

Penyelesaian:

1. Segitiga ADE: segitiga sembarang Segitiga DEF: segitiga sembarang Segitiga EFB: segitiga sembarang Segitiga BCF: segitiga samasisi

2.

Ukuran Sudut Segitiga ABC

Jenis Segitiga

Sudut A Sudut B Sudut C

3° 65° 112° Segitiga tumpul

14° 87° 79° Segitiga lancip

37° 54° 89° Segitiga lancip

34° 90° 56° Segitiga siku-siku

79° 100° 1° Segitiga tumpul

90° 75° 15° Segitiga siku-siku

A B

C D

E


(52)

54 Bandarlampung, 8 April 2013 Mengetahui,

Guru Mitra

Dra. Hj. Yuniarti DS, M.Pd NIP 19650613 199802 1 001

Peneliti

Rini Maya Sofa NPM 0913021062


(53)

(Kelas Kontrol - 1)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/2 Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pelajaran : Bangun Datar Segitiga Jumlah Pertemuan : 1 × pertemuan

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (40 menit/ jam pelajaran) __________________________________________________________________

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi dasar

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya

1. Indikator

1. Kognitif

a. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya b. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya

2. Afektif 2.1Karakter a. Disiplin

b. Rasa hormat dan perhatian c. Tekun

d. Tanggung jawab 2.2Keterampilan Sosial a. Bertanya


(54)

57 c. Menjadi pendengar yang baik

d. Kerja sama

2. Tujuan pembelajaran

1. Kognitif

a. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya. b. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

2. Efektif 2.3 Karakter

e. Rasa hormat dan perhatian. Siswa diharapkan dapat memberikan rasa hormat dan perhatian pada kawan/guru dengan baik, sopan dan peka terhadap perasaan orang lain, tidak pernah menghina atau mempermainkan kawan /guru, tidak pernah mempermalukan kawan /guru, dan menerima pendapat orang lain.

f. Tanggung jawab. Siswa diharapkan dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas perbuatannya dan diharapkan dapat mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan bersama, secara suka rela membantu kawan/guru, dan dapat bekerjasama secara tim.

g. Disiplin. Siswa diharapkan bisa menjadi disiplin. Patuh terhadap peraturan kelas maupun sekolah.

h. Tekun. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan sifat tekun dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan tugas-tugas latihan atau diskusi kelas maupun diskusi kelompok

2.4 Keterampilan Sosial

d. Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa.

e. Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif mengajukan ide, pendapat, dan pertanyaan serta mampu bekerjasama dalam kelompok. f. Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dapat menjadi pendengar


(55)

D. Materi pokok

3. Jenis segitiga berdasarkan sisinya.

4. Jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

E. Metode

Menggunakan metode ceramah singkat dan model pembelajaran kooperatif tipe

demostration modifikasi.

F. Bahan/ Alat/ Media/ Sumber Pembelajaran

5. Lembar Kerja Kelompok (terlampir) 6. Buku Penunjang:

 Sukino dan Wilson Simangunsong. 2006. Matematika SMP Jilid I Kelas VII. Erlangga, Jakarta. Hal: 317 – 323.

 Wintarti, Atik dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Hal: 289–300. 7. Alat peraga segitiga: Macam-macam bentuk segitiga

8. Papan tulis

G. Skenario pembelajaran

2) Pendahuluan (± 10 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru mempersiapkan siswa

secara psikis dan fisik dengan memberi motivasi belajar kepada siswa

(2’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik

memberikan perhatian pada orang lain. 2. Guru mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

aktif memberikan ide atau pendapat.

menjadi pendengar yang baik.

3. Guru menyampaikan tujuan belajar pembelajaran dan


(56)

59 menginformasikan metode

atau model pembelajaran yang akan digunakan dan kompetensi yang ingin dicapai.

(3’)

dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik.

2) Kegiatan Inti (± 60 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru membagi kelompok

3 – 4 siswa per kelompok

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

menghargai orang lain

menjadi pendengar yang baik.

2. Guru meminta siswa untuk membaca materi dan mendiskusikannya dalam kelompok dengan mengamati alat peraga.

(7’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

disiplin.

2. Guru meminta beberapa siswa perwakilan kelompok untuk mendemonstrasikan seperti apa saja bentuk segitiga berdasarkan sisi maupun besar sudutnya. Setiap jeda antara siswa yang mendemonstrasikan, siswa lain diminta untuk mengalisis dan mengemukakan

pendapatnya.

(15’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

peduli

memberi perhatian

aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat atau ide

disiplin dan tekun.

3. Siswa Mengerjakan LKK Dengan Bimbingan Guru.

(10’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

tekun dan disiplin. 4. Guru dan siswa membahas

LKK.

(8’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

saling perhatian dan menghormati


(57)

5. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini. (guru memandu menyimpulkan materi pelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun kepada siswa.)

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

saling menghargai

aktif memberikan ide atau pendapat

aktif bertanya

percaya diri

menjadi pendengar yang baik

6. Siswa diberikan latihan soal

(10’) Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

tekun dan disiplin.

3) Penutup (± 5 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru kembali menyampaikan

kesimpulan pembelajaran.

(3’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

saling mengahargai

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

percaya diri 2. Siswa didorong untuk banyak

banyak latihan mengerjakan soal di rumah dengan tipe soal yang berbeda-beda serta membaca-baca materi selanjutnya.

(2’)

Musik pengiring: Celebration

(Fun Factory)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

Menjadi pendengar yang baik.

saling menghargai

mengambil hikmah dari motivasi.

H. Evaluasi/ Penilaian

Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan hasil isian pada LKK Contoh bentuk tes:


(58)

61 3. Sebutkan nama-nama segitiga beserta jenisnya berdasarkan panjang sisi yang

ada pada gambar berikut!

4. Lengkapilah tabel berikut ini, tentukan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya!

Ukuran Sudut Segitiga ABC

Jenis Segitiga

Sudut A Sudut B Sudut C

3° 65° 112° Segitiga tumpul

14° 87° 79° …

37° 54° 89° …

34° 90° 56° …

79° 100° 1° …

90° 75° 15° …

Penyelesaian:

3. Segitiga ADE: segitiga sembarang Segitiga DEF: segitiga sembarang Segitiga EFB: segitiga sembarang Segitiga BCF: segitiga samasisi

4.

Ukuran Sudut Segitiga ABC

Jenis Segitiga

Sudut A Sudut B Sudut C

3° 65° 112° Segitiga tumpul

14° 87° 79° Segitiga lancip

37° 54° 89° Segitiga lancip

34° 90° 56° Segitiga siku-siku

79° 100° 1° Segitiga tumpul

90° 75° 15° Segitiga siku-siku

A B

C D

E


(59)

Bandarlampung, 10 April 2013 Mengetahui,

Guru Mitra

Dra. Yuniarti DS, M.Pd NIP 19650613 199802 1 001

Peneliti

Rini Maya Sofa NPM 0913021062


(60)

64

(Kelas Eksperimen – 2)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/2 Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pelajaran : Bangun Datar Segiempat Jumlah Pertemuan : 1 × pertemuan

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (40 menit/ jam pelajaran) __________________________________________________________________

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi dasar

6.3 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

C. Indikator

3. Kognitif

c. Menjelaskan pengertian persegipanjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifatnya serta menjelaskan sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan

diagonalnya.

d. Menjelaskan perbedaan dua bangun datar yang diberikan.

4. Afektif

5. Karakter e) Disiplin

f) Rasa hormat dan perhatian g) Tekun

h) Tanggung jawab

6. Keterampilan Sosial e) Bertanya


(61)

f) Memberikan ide atau pendapat g) Menjadi pendengar yang baik h) Kerja sama

D. Tujuan pembelajaran

2) Kognitif

c. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegipanjang, persegi, dan jajar-genjang menurut sifatnya serta menjelaskan sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

d. Siswa dapat menjelaskan perbedaan dua bangun datar yang diberikan.

3. Afektif 2.5 Karakter

i. Rasa hormat dan perhatian. Siswa diharapkan dapat memberikan rasa hormat dan perhatian pada kawan/guru dengan baik, sopan dan peka terhadap perasaan orang lain, tidak pernah menghina atau mempermainkan kawan /guru, tidak pernah mempermalukan kawan /guru, dan menerima pendapat orang lain.

j. Tanggung jawab. Siswa diharapkan dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas perbuatannya dan diharapkan dapat mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan bersama, secara suka rela membantu kawan/guru, dan dapat bekerjasama secara tim.

k. Disiplin. Siswa diharapkan bisa menjadi disiplin. Patuh terhadap peraturan kelas maupun sekolah.

l. Tekun. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan sifat tekun dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan tugas-tugas latihan atau diskusi kelas maupun diskusi kelompok

2.6 Keterampilan Sosial

g. Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa.


(62)

66 h. Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif mengajukan ide,

pendapat, dan pertanyaan serta mampu bekerjasama dalam kelompok. i.Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dapat menjadi pendengar

yang baik.

E. Materi pokok

Persegi panjang, persegi, dan jajargenjang.

F. Metode

Menggunakan metode ceramah singkat dan diskusi kelompok serta model pembelajaran kooperatif tipe demostration modifikasi dengan pengiring musik instrumental.

G. Bahan/ Alat/ Media/ Sumber Pembelajaran

9. Lembar Kerja Kelompok 10. Buku Penunjang:

 Sukino dan Wilson Simangunsong. 2006. Matematika SMP Jilid I Kelas VII. Erlangga, Jakarta. Hal: 284 – 299

 Wintarti, Atik dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Hal: 252 – 270

11. Alat peraga segiempat: Persegi panjang, persegi, dan jajargenjang 12. Papan tulis

H. Skenario pembelajaran

3) Pendahuluan (± 10 menit)

Musik pengiring: Sonata for two Pianos in D karya W.A. Mozart

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru mempersiapkan siswa

secara psikis dan fisik dengan memberi motivasi belajar kepada siswa

(2’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik

memberikan perhatian pada orang lain.


(63)

2. Guru mengaitkan

materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

aktif memberikan ide atau pendapat.

menjadi pendengar yang baik.

3. Guru menyampaikan tujuan belajar pembelajaran dan menginformasikan metode atau model pembelajaran yang akan digunakan dan kompetensi yang ingin dicapai.

(3’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

menjadi pendengar yang baik.

2) Kegiatan Inti (± 60 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru menyajikan gambaran

sekilas materi yang akan disampaikan

(3’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

menghargai orang lain

menjadi pendengar yang baik.

2. Guru mengondisikan siswa dalam kelompok awal dibentuk dan membagikan materi diskusi di tiap kelompok.

(4’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

disiplin.

2. Siswa mendiskusikan materi dengan panduan LKK dan bimbingan guru.

(15’)

Musik Pengiring: Baby G

(Keny G.)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

peduli

memberi perhatian

aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat atau ide

disiplin dan tekun. 3. Siswa mempresentasikan

hasil diskusi sembari mendemonstrasikan bentuk segiempat yang

didiskusikannya.

(15’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

peduli


(64)

68 aktif bertanya maupun

mengemukakan pendapat atau ide

disiplin dan tekun. 4. Guru dan siswa menarik

kesimpulan dari materi hari ini. (guru memandu menyimpulkan materi pelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun kepada siswa.)

(5’)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

saling menghargai

aktif memberikan ide atau pendapat

aktif bertanya

percaya diri

menjadi pendengar yang baik

6. Siswa diberikan latihan soal

(10’)

Musik pengiring: Canon in D

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

bertanggung jawab

tekun dan disiplin.

3) Penutup (± 5 menit)

No Kegiatan Karakter/Keterampilan

sosial

Keterlaksanaan

(Ya/tidak) Saran 1. Guru kembali menyampaikan

kesimpulan pembelajaran.

(3’)

Musik pengiring:Canon in D

(J. Pachelbel)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

saling mengahargai

bertanggung jawab individu

bertanggung jawab sosial

percaya diri 2. Siswa didorong untuk banyak

banyak latihan mengerjakan soal di rumah dengan tipe soal yang berbeda-beda serta membaca-baca materi selanjutnya.

(2’)

Musik pengiring: Celebration

(Fun Factory)

Melalui kegiatan ini, siswa dilatih untuk dapat

Menjadi pendengar yang baik.

saling menghargai

mengambil hikmah dari motivasi.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

PENGARUH PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Genap SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 19 132

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

DESKRIPSI DISPOSISI PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PQ4R (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016)

0 8 56

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 0 17