PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

(1)

ii

ABSTRAK

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA

MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

MUHAMMAD AKBAR

Telah dilakukan penelitian dengan desain deskriptif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat hipotesis melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok organisasi kehidupan. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII C dan VII D dengan jumlah siswa sebanyak 62 orang yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif yaitu profil kemampuan siswa dalam membuat hipotesis melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok organisasi kehidupan. Hasil penelitian ini diperoleh dari LKS model inkuiri terbimbing yang dikerjakan oleh siswa kemudian peneliti menganalisis hipotesis siswa dari LKS tersebut.

Hasil penelitian serta analisis data tentang kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Liwa dalam membuat hipotesis menunjukkan bahwa hampir setengahnya (29,36%)


(2)

Muhammad Akbar

iii

tergolong kategori “sedang” sampai “baik” serta pada umumnya tergolong kategori “kurang” sampai “buruk”. Dengan rincian sebagian kecil (2,95%) berkategori baik dengan kriterianya siswa dapat membuat hipotesis yang relevan, memiliki kalimat penjelas, disertai landasan. Lalu hampir setengahnya (26,41%) berkategori sedang dengan kriterianya siswa dapat membuat hipotesis yang relevan dan memiliki kalimat penjelas. Kemudian “hampir setengahnya” (44,21%) berkategori “kurang” dengan kriterianya siswa dapat membuat hipotesis yang relevan. Selanjutnya hampir setengahnya (26,61%) berkategori buruk dengan kriterianya siswa tidak dapat membuat hipotesis atau membuat hipotesis yang tidak relevan.

Kata kunci : hipotesis, kemampuan siswa, model inkuiri terbimbing, organisasi kehidupan


(3)

(Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

MUHAMMAD AKBAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA

MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD AKBAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

( Moto )

Sesungguhnya

tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,

sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri

(Al-

Qur’an

Surat Ar-Ra

d:11)

Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka

(sebagai tanda hormat) untuk pencari ilmu sebagai ungkapan

keridhoan mereka terhadap apa yang dia cari

(Rosulullah SAW, dari Shofwan bin Assal)

Saat kita mulai menyerah setelah berusaha keras, itu tandanya

jalan keluar akan segera tiba


(6)

(7)

'.1-

'''fim

Peng$ji

: I)r. Tri

Jalmo, M.Si.

Kegrrnnn

ddilmu

Pdidikntt

ang

Rahmrn,

M.SL

a-*

15 198503t

003

-z

7

.. 'Se*nemris

:

Borti

Yolidar S.Pd, M.Pd.

..:

T *.J

. w.., !v.re{tv.f s.'*'.-u.

M

.:

'sm$rji

"i &*an Pcmbimbing

:

Ilt!,Ihrlsn

Sfltnmbrng; Itil,Biomed.

...\..


(8)

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillaah ...segala puji mutlak milik ﷲ atas skenario kehidupan terindah dan

nikmat terbaik yang tak pernah dapat dihitung…

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rosulullah, Nabi Muhammad SAW…

Karya ini saya dedikasikan bagi pendidikan di negeri tercinta, Indonesia; Karya yang saya susun dengan cinta di setiap lembarannya ini saya persembahkan

teruntuk:

Ibu Saniyem dan Bapak Jamhari tersayang, orangtua luar biasa yang telah menyertai tumbuh kembangku sejak masa embrio, mendidik dengan curahan kasih sayang yang berlimpah, dan mengiringi setiap langkahku dengan segala do’a terbaik untuk meraih cita-cita.

Adik-adik kesayangan; Sopiah Fitri dan Atik Musdhalifah atas do’a, senyum, dan semangat yang diradasikan pada tiap hari-hari saya, sumber inspirasi bagi saya untuk melakukan yang terbaik yang dapat saya lakukan sebagai kakak yang dijadikan contoh. Bulek Mami yang selalu menantikan keberhasilan saya; keponakannya. Bapak Prof. Dr. Sunarto, DM, SH. MH. selaku Wakil Rektor III Unila atas beasiswa yang diberikan selama perkuliahan. Drs. Iskandar Syah, MH selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila atas

bimbingannya selama perkuliahan. Sahabat-sahabat tercinta, yang menjadi tempat singgah ketika lelah dan penat. Saudara-saudari Pendidikan Biologi FKIP Unila angkatan 2010. Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada 16 Agustus 1992, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Jamhari dan Ibu Saniyem.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Aisyiyah Busthanul Athfal Krui, Pesisir Barat (1997-1998), SD Negeri 1 Pasar Krui, Pesisir Barat (1998-2002), SD Negeri 3 Liwa, Lampung Barat (2002-2004), SMP Negeri 1 Liwa, Lampung Barat (2004-2007), SMA Negeri 1 Liwa, Lampung Barat (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Nomor handphone penulis yaitu 085658756141 / 082280435992 / 089685156392.

Selama kuliah, penulis pernah menjadi assisten praktikum mata kuliah Media Pembelajaran berbasis ICT (Information, Communication, and Technology), anggota muda Birohmah (Bina Rohani Islam Mahasiswa), Koordinator Korps Muda BEM-U KBM Unila, anggota muda FPPI (Forum Pengembangan dan Pengkajian) FKIP Unila, Birgadir Muda (Brigda) BEM FKIP Unila, staff ahli BEM-U KBM Unila, staff ahli BEM FKIP Unila, Pengurus BBQ FPPI FKIP Unila, Koordinator Kabupaten Lampung Barat KKN-KT FKIP Unila, pengurus


(11)

Komunikasi dan Informasi BEM-U KBM Unila, Ketua Umum Forum Komunikasi (Forkom) BIDIK MISI Unila, Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Lampung Barat, Duta Lalu Lintas Provinsi Lampung, Koordinator Sumbagsel Forum Bidik Misi Nasional. Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di pekon Way Empulau Ulu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat dan Program pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Liwa, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2013), kemudian melaksanakan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Liwa, Kabupaten Lampung Barat untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(12)

SANWACANA

Alhamdulillaah, Puji syukur atas seluruh nikmat dari Allah SWT bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr.Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Dr. Tri Jalmo, M.Si. dan Pramudiyanti, M.Si., selaku Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 4. Berti Yolida S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran


(13)

xiii

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya program studi Pendidikan Biologi atas bantuan, bimbingan, dan ilmu yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi; 7. Bapak Drs. Sakip Saidi, selaku Kepala SMP Negeri Liwa, Kabupaten

Lampung Barat dan Ibu Erdayati, S.Pd. selaku guru mitra, yang telah memberikan izin, arahan, dan bantuan selama penelitian;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIC dan VIID SMP Negeri Liwa, Kabupaten Lampung Barat atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

9. Kawan-kawan BEM-U KBM Unila, BEM FKIP Unila, sahabat Forkom Bidik Misi Unila atas dukungannya selama ini.

10.Nanang Harun Rasyid, I Putu Arie Permana, Rinu Bhakti Dewantara, Febri, Riski Noprial, Taufik Ardiyanto, Sisca P. Nasution, dan Endang Lastriana atas kasih sayang, do’a, motivasi, dan bantuannya;

11.Saudara-saudari KKN Kependidikan Terintegrasi pekon Way Empulau Ulu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, inilah sebuah karya sederhana yang penulis susun dengan usaha terbaik. Semoga skripsi yang ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin…

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir... 5

II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 8

B. Kemampuan Siswa dalam Membuat Hipotesis ... 16

III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 22

E. Jenis dan Teknik Pengolahan Data... 26


(15)

xv

B. Pembahasan ... 34

V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN 1. Silabus ... 45

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 47

3. Lembar Kerja Siswa ... 53

4. Kunci Jawaban LKS ... 68

5. Kemungkinan Hipotesis Siswa ... 81

6. Lembar Penilaian LKS………….………92


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintaks kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing ... 15

2. Lembar observasi penilaian kemampuan siswa membuat hipotesis .... 26

3. Kategori kemampuan siswa dalam membuat hipotesis ... 27

4. Kategori tingkat kemampuan siswa dalam membuat hipotesis ... 27

5. Hasil penelitian kemampuan siswa dalam membuat hipotesis ... 29


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Memberikan materi pengantar di kelas VII C pada pertemuan

pertama dengan materi sel dan jaringan ... 107 2. Seluruh Siswa kelas VII C sedang mengerjakan LKS pada

pertemuan pertama ... 107 3. Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS

pada kelas VII C pertemuan pertama ... 108 4. Perwakilan Siswa kelas VII C sedang menyampaikan jawaban LKS

dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan

pertama ... 108 5. Memberikan materi pengantar di kelas VII C pada pertemuan kedua

dengan materi organ, sistem organ, organisme ... 109 6. Seluruh Siswa kelas VII C sedang mengerjakan LKS pada

pertemuan kedua ... 109 7. Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS

pada kelas VII C pertemuan kedua ... 110 8. Perwakilan Siswa kelas VII C sedang menyampaikan jawaban LKS

dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan

kedua ... 110 9. Memberikan materi pengantar di kelas VII D pada pertemuan


(18)

xviii

10.Seluruh Siswa kelas VII D sedang mengerjakan LKS pada

pertemuan pertama ... 111 11.Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS

pada kelas VII D pertemuan pertama ... 112 12.Perwakilan Siswa kelas VII D sedang menyampaikan jawaban LKS

dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan

pertama ... 112 13.Memberikan materi pengantar di kelas VII D pada pertemuan kedua

dengan materi organ, sistem organ, organisme ... 113 14.Seluruh Siswa kelas VII D sedang mengerjakan LKS pada

pertemuan kedua ... 113 15.Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS

pada kelas VII D pertemuan kedua ... 114 16.Perwakilan Siswa kelas VII D sedang menyampaikan jawaban LKS

dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini menuntut keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas dalam mengolah data yang diberikan oleh guru (Sanjaya, 2011: 72). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Guza, 2006: VI) merumuskan bahwa kualifikasi kemampuan lulusan peserta didik dari satuan pendidikan dasar SMP antara lain adalah mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif. Menurut Mulyasa (2008: 211-212), sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses penemuan tentang alam secara sistematis. Hal tersebut perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran berbasis sains.

Tugas pendidikan bukan memaksa peserta didik untuk dapat menghafal data dan fakta. Siswa diharapkan memiliki kemampuan melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, mencatat hasil pengamatan dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan, dan mengomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh (Guza, 2006: VI). Pentingnya kemampuan siswa dalam membuat hipotesis pada siswa SMP


(20)

2

dalam pembelajaran IPA Biologi adalah dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan hasil diskusi dan observasi dengan guru yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Liwa diketahui bahwa pembelajaran IPA

menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta praktikum untuk materi tertentu. Pada proses pembelajaran dengan metode ceramah, guru

menyampaikan informasi terlebih dahulu dan sesekali melontarkan pertanyaan kepada siswa. Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru, serta memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang telah dijelaskan. Pada pembelajaran dengan metode diskusi, siswa berdiskusi mengenai masalah pada lembar kerja kelompok yang telah disediakan oleh guru dan diakhiri dengan presentasi. Hanya sebagian siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan siswa pun lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga tidak tercipta proses

pembelajaran yang interaktif, baik antara siswa dan guru maupun antar siswa di dalam kelas tersebut. Dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi, menurut Guru IPA kelas VII belum memberikan hasil yang maksimal pada hasil belajarnya. Sehingga kemampuan beripikir siswa dalam membuat hipotesis dalam ilmu IPA kurang terasah.

Pada pembelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 1 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, selama ini tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai profil kemampuan siswa dalam membuat hipotesis melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok organisasi kehidupan. Materi pokok


(21)

organisasi kehidupan adalah salah satu konsep yang diberikan kepada siswa SMP Kelas VII semester Genap dengan standar kompetensi memahami keanekaragaman makhluk hidup dan kompetensi dasar Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.

Menurut Nurochma (2012: 2) yang melakukan studi kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2011/2012 bahwa strategi pembelajaran guided inquiry berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2011/2012. Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini didukung oleh Wardana (2011: 76) yang mengadakan PTK pada siswa kelas VIIIF SMP Negeri 1 Padangratu T.P. 2010/2011 dengan menerapkan

pembelajaran inkuiri terbimbing dan mendapat kesimpulan bahwa aktivitas siswa meningkat dari berkategori cukup menjadi sangat aktif.

Apabila siswa kelas VII SMP Negeri 1 Liwa memiliki keterampilan membuat hipotesis maka akan melatih kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah. Selain itu dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran pada materi pokok organisasi kehidupan dengan mengkontruksi konsep secara mandiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Profil Kemampuan Siswa dalam Membuat Hipotesis melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok


(22)

4

Organisasi Kehidupan (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Liwa dalam Membuat Hipotesis melalui Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan ? “

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam Membuat Hipotesis melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berharga dalam pembelajaran biologi dengan menerapkan model inkuiri terbimbing. 2. Bagi siswa :

a. melatih kemampuan berpikir ilmiah

b. dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran pada materi pokok organisasi kehidupan 3. Bagi guru dapat memberikan alternatif dalam memilih model


(23)

4. Bagi sekolah dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran biologi di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam membuat hipotesis yang diukur dari hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 2. Model inkuiri terbimbing yang digunakan menurut Gulo (2002, dalam

Trianto, 2010:169), langkah pembelajaran dalam model inkuiri terbimbing adalah mengajukan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

3. Materi pokok yang diteliti adalah Organisasi Kehidupan yang terdapat pada Kompetensi Dasar 6.3 “Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme”. 4. Subyek penelitian ini diambil dari populasi siswa kelas VII semester

genap SMP Negeri 1 Liwa, Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan sampel siswa kelas VII C dan VII D.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran IPA biologi di SMP Negeri 1 Liwa Lampung Barat masih berpusat pada guru (teacher centered) karena penyampaian materi lebih banyak didominasi oleh guru sehingga aktivitas siswa pun untuk membangun pengetahuannya sendiri menjadi kurang berkembang dan tidak tergali secara


(24)

6

optimal. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, terutama ranah kognitif siswa. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini didasarkan karena pembelajaran biologi memerlukan kegiatan penyelidikan sebagai bagian dari kerja ilmiah yang menekankan pada keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses pembelajaran IPA. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing menunjang siswa dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif karena dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bimbingan sehingga siswa mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Langkah awal model ini yakni merumuskan masalah, rumusan masalah telah disediakan pada LKS. Kemudian potensi berpikir dimulai dari kemampuan setiap individu untuk memperkirakan jawaban (berhipotesis) dari suatu permasalahan.

Pentingnya hipotesis adalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Selain itu siswa dilatih untuk membuat suatu perkiraan jawaban sebelum nantinya akan dibuktikan melalui data yang ada. Selain itu hipotesis merupakan suatu langkah penelitian ilmiah. Hipotesis yang dirumuskan telah diuji kebenarannya melalui analisis data yang dilakukan oleh siswa sendiri sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan membuat siswa menjadi


(25)

lebih memahami materi yang diajarkan. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya sekedar argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan, yakni proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dengan demikian,

pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar, yakni sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu sehingga pengetahuan itu akan bermakna dan diharapkan siswa

termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya sendiri. Kemudian dilakukan penilaian dari LKS yang dikerjakan siswa terutama dalam kegiatan membuat hipotesis untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat hipotesis melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok organisasi kehidupan.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang diajukan, proses berpikir tercipta melalui kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara guru dan siswa (Sanjaya, 2008: 196). Hal ini didukung oleh Gulo (dalam Trianto, 2010: 166-168) yang menyatakan bahwa model inkuiri adalah suatu rangkaian dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Proses penemuan konsep oleh siswa bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Model inkuiri mengharuskan guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru, sedangkan siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan guru. Guru hanya menyediakan


(27)

masalah-masalah dan menyediakan alat/bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara individu maupun kelompok. Bantuan yang bisa diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah (Roestiyah, 2008: 77-78).

Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri antara lain: guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Selanjutnya mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok, setelah diskusi dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi kelas. Hasil sidang pleno tersebut akan dirumuskan sebuah kesimpulan

sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok (Roestiyah, 2008: 75-76).

Metode mengajar yang biasa diterapkan guru dalam inkuiri antara lain metode diskusi dan pemberian tugas. Diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh kelompok kecil siswa yang terdiri atas tiga hingga lima orang dengan arahan dan bimbingan guru, dengan demikian model komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi banyak arah atau komunikasi transaksi. Peran guru adalah sebagai pembimbing dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan ke kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas guru berikutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah (Sriyono, 1992: 98).


(28)

10

Menurut Sanjaya (2008: 202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. 3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. 4. Mengumpulkan data


(29)

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Sedangkan menurut Roestiyah (2008: 79-80) menyatakan bahwa model inkuri memerlukan kondisi-kondisi berikut ini agar dapat dilaksanakan dengan baik, antara lain:

1. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi 2. Kondisi lingkungan yang responsif


(30)

12

3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian 4. Kondisi yang bebas dari tekanan

Seorang guru dalam model inkuirí berperan untuk: 1. Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir

2. Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak 3. Memberikan dukungan untuk “inkuirí”

4. Menentukan kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.

Dalam pembelajaran inkuiri, peserta didik dilepas untuk menemukan sesuatu melalui proses “asimilasi” yaitu “memasukkan” hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif peserta didik yang telah ada dan proses “akomodasi” yakni mengadakan perubahan atau “penyesuaian” terhadap struktur kognitif yang lama hingga tepat dan sesuai dengan fenomena yang baru diamati. Peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimiliki maka proses pembelajaan dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang peserta didik untuk merasa

terlibat/berpartisipasi pada aktivitas pembelajaran (Rohani, 2004: 37-39).

Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri yakni sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan model pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, lalu siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. 2. Merumuskan hipotesis


(31)

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. 3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik. 4. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ’benar’ atau ’salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan dari data percobaan. Bila ternyata hipotesis itu ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. 5. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa (Gulo dalam Trianto, 2010: 168-169).

Menurut pendapat Keller (1992: 1), inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang menekankan pada siswa yang memecahkan masalah dari guru atau buku teks melalui cara-cara ilmiah, melalui studi pustaka, dan melalui pertanyaan. Guru memiliki peran sebagai pembimbing siswa


(32)

14

dalam menentukan proses pemecahan dan identifikasi solusi sementara dari masalah tersebut. Selain itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model belajar yang menekankan pada proses menjawab masalah, bukan pada membuat suatu permasalahan.

Inkuiri terbimbing merupakan proses yang bergerak dari langkah observasi sampai langkah pemahaman. inkuiri terbimbing dimulai dengan observasi yang menjadi dasar pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa. Dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya (Nurhadi dan Senduk, 2003: 18).

Sedangkan menurut Herdian (2010: 1) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu model inkuiri yang dilaksanakan guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan demikian, siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya siswa selama


(33)

proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan,

kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep materi pelajaran. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja kelompok yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk

dan bimbingan yang diperlukan oleh siswa.

Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan oleh peneliti pada tabel berikut:

Tabel 1. Sintaks kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan

pertanyaan atau permasalahan

Membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah dan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

Duduk berkelompok dan mengidentifikasi masalah.

2. Membuat

hipotesis

Memberikan kesempatan bagi siswa dalam membuat hipotesis, membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis yang relevan dengan permasalahann dan menentukan hipotesis mana yang menjadi prioritas dalam penyelidikan.

Memberi pendapat dan menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

3. Mengumpulkan

data

Membimbing siswa untuk mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun data hasil

Mengadakan diskusi untuk mendapatkan data-data atau informasi.


(34)

16

pengamatan.

4. Menganalisis

data

Memberi kesempatan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil

pengolahan data yang terkumpul.

Menganalisis data serta menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

5. Membuat

kesimpulan

Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Membuat kesimpulan.

(Trianto, 2010: 172).

B. Kemampuan Siswa dalam Membuat Hipotesis

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Harjanto (2010: 91-93) mengungkapkan bahwa secara umum, jenis hasil belajar atau taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Ranah kognitif, yakni tujuan pendidikan yang sifatnya menambah

pengetahuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan.

2. Ranah psikomotor, yakni hasil belajar atau tujuan yang berhubungan dengan keterampilan atau keaktifan fisik (motor skills).

3. Ranah afektif, yakni hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif.

Menurut Zikmund (1997: 112), hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset. Sedangkan Menurut Sudjana (1992: 219),


(35)

hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald (1982: 124) antara lain: 1. Hipotesis harus memiliki daya penjelas, yaitu hipotesis dikatakan

baik jika didukung dengan penjelasan yang baik tentang masalah yang akan diteliti. Contoh: ketika spidol anda tidak bisa lagi digunakan untuk menulis anda memberikan hipotesis bahwa kursi anda patah. Penjelasan ini tidak tepat dan tidak menunjang hipotesis. Hipotesis yang menjelasan bahwa tinta spidol anda habis adalah benar dan perlu diuji.

2. Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang baik harus dapat diuji.

Peneliti dapat menarik kesimpulan dan perkiraan sedemikian rupa dari hipotesis yang dirumuskan. Contohnya “kerusakan mobil itu diakibatkan oleh dosa-dosa saya” merupakan hipotesis yang tidak dapat diuji didunia ini. Artinya adalah jika variabel tidak dapat diukur maka peneliti tidak mungkin dapat menguji validitas hipotesis tersebut atau tidak dapat menguji hipotesis.

3. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah

ada, artinya tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum- hukum yang telah ada sebelumnya dan telah diakui validitasnya, contoh: “mesin mobil saya mati karena air akinya berubah menjadi emas” merupakan hipotesis yang tidak sesuai dengan apa yang telah diketahui orang tentang sifat-sifat benda, yaitu air aki yang


(36)

18

berubah menjadi emas bertentangan dengan sifat benda. Sehingga hipotesis hendaknya dibuat sesuai dengan pengetahuan yang sudah mapan dibidang itu.

4. Hipotesis hendaknya relevan dan memiliki landasan. Artinya hipotesis yang dibuat haruslah sesuai dengan logika dan akal sehat, serta memiliki acuan dan landasan tertentu.

5. Hipotesis hendaknya dibuat sesederhana dan seringkas mungkin,

tujuannya adalah agar mudah diuji dan memudahkan dalam penyusuan laporan.

Jenis-jenis hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel, yaitu: 1. Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif juga mampu memberikan gambaran atau deksripsi tentang sampel penelitian. Contoh 70% penduduk di pedesaan bekerja sebagai petani.

2. Hipotesis asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar.


(37)

Newman (dalam Martono 2010: 63), menjelaskan karakteristik hipotesis asosiatif yang baik antara lain:

a) Mempunyai minimal dua variabel yang dihubungkan

b) Menunjukan hubungan sebab akibat atau pengaruh mempengaruhi di antara dua variabel atau lebih

c) Menunjukan perkiraan atau prediksi mengenai hasil yang diharapkan

d) Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori

e) Dapat diuji kembali dalam fakt-fakta empiris dan menunjukan kebenaran atau kesalahan.

3. Hipotesis komparatif

Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandungan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel lain. Contoh terdapat perbedaan prestasi belajar anatara siswa laki-laki dan perempuan.

Selain hipotesis tersebut, ada jenis hipotesis yang dibedakan berdasaran keberadaan hubungan antar variabel:

1. H1

Hipotesis yang menyatakan keberadaan hubungan di antara dua variable yang sedang dioperasionalkan. Menurut Arikunto (2009: 47), hipotesis alternatif adalah yang menyatakan adanya hubungan


(38)

20

antar variabel. Contoh terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar.

2. H0

Hipotesis yang menyatakan ketiadaan hubungan di antara dua variabel yang sedang dioperasionalkan. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2009: 47), hipotesis nol menyatakan ketidak adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan Ho. Contoh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi.

Berdasarkan ruang lingkup besar kecilnya variabel, hipotesis dapat dibagi menjadi hipotesis mayor dan minor.

1. Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan

seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Contohnya banyaknya makan berpengaruh pada tingkat kekenyangan

2. Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Contohnya: banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan

Berdasarkan cara proses hipotesis itu diperoleh, hipotesis dibagi menjadi dua yakni:

1. Hipotesis Induktif menurut Gay, Mills, Airasian (2009:73), yakni “the researcher’s observer that certain patterns or


(39)

association among variables occur in a number of situation and uses these tentative observation to form and inductive hypothesis”. Dalam prosedur induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecendrungan-kecenderungan atau kemungkinan adanya hubungan-hubungan, dan kemudian merumuskan penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati itu (Donald, 1982: 124).

2. Hipotesis Deduktif menurut Gay, Mills, Airasian (2009:73) “derived from theory and provides evidence that supports, expand, or contradict the theory”. Hipotesis ini memiliki kelebihan dapat mengarah pada sistem pengetahuan yang lebih umum, karena kerangka untuk menempatkan secara berarti ke dalam bangunan pengetahuan yang telah ada dalam teori itu tersendiri. Hipotesis yang berasal dari teori dinamakan hipotesis deduktif (Donald, 1982: 125).


(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Liwa, Kabupaten Lampung Barat pada bulan Mei tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas VII SMP Negeri 1 Liwa tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VIIC dan VIID yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 62 (enam puluh dua) orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana (di modifikasi dari Sugiyono, 2009: 11).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan.


(41)

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, dan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA biologi untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang telah diteliti serta metode atau model apa yang diterapkan oleh guru dalam mengajar IPA biologi.

c.Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Membuat instrumen berupa lembar observasi penilaian siswa dalam

membuat hipotesis.

e. Mempersiapkan alat perekam berupa kamera digital.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing untuk materi pokok organisasi kehidupan.

Langkah-langkah pembelajaran di kelas sebagai berikut: 1) Kegiatan Pendahuluan

a. Membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Pertemuan 1, apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa Tahukah kalian dalam sistem kehidupan kita terdapat suatu organisasi? Dalam tubuh kita misalnya, terdapat suatu organisasi kehidupan yang kompleks. Apa sajakah penyusun struktur organisasi kehidupan itu?


(42)

24

 Pertemuan 2, apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa Tahukah kalian bahwa kumpulan jaringan akan membentuk organ, dan kumpulan organ akan membentuk sistem organ, lalu membentuk organisme?

c. Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Pertemuan 1, siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan mengetahui komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup.

 Pertemuan 2, siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa Dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan mengetahui komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. (1) Kegiatan Inti

a) Menyampaikan materi pengantar.

b) Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang sistem organisasi kehidupan

c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya.


(43)

d) Memberi tahu siswa bahwa dalam mengerjakan LKS diperbolehkan untuk membuka buku atau sumber belajar lainnya.

e) Memulai mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Terutama dalam membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah disajikan.

f) Mempersilakan tiga siswa sebagai sampel untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

g) Mendiskusikan kepada siswa tentang kunci jawaban LKS terutama pada kegiatan membuat hipotesis.

h) Guru membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum dapat ditemukan oleh siswa dan

merekomendasikan sumber-sumber belajar yang lain bagi siswa yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang materi yang telah dipelajari.

(2) Kegiatan Penutup

a) Guru mengadakan refleksi (flash back) pembelajaran hari ini.

b) Siswa diajak untuk menyimpulkan pelajaran yang telah didapat pada hari tersebut.

•Pertemuan 1: sel dan jaringan.

•Pertemuan 2: organ, sistem organ, serta organisme.

c) Meminta siswa untuk mengumpulkan LKS, serta menutup kegiatan pembelajaran.


(44)

26

E. Jenis dan Teknik Pengolahan Data

1. Jenis Data Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar observasi penilaian siswa dalam membuat hipótesis.

2. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Lembar Penilaian Kemampuan Siswa dalam Membuat Hipotesis

LKS yang telah dikerjakan oleh siswa di analisis oleh peneliti. Lalu

mengelompokkan jawaban hipotesis siswa dalam beberapa kriteria pada tabel di bawah ini dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: kemampuan siswa dalam membuat hipotesis adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar observasi penilaian kemampuan siswa dalam membuat hipotesis

(diadaptasi dari Suwandi, 2012: 32).

No. Nama

Aspek Kemampuan Siswa dalam membuat Hipotesis

0 1 2 3 4

1 2 3

Jumlah (∑Xi)


(45)

Petunjuk Pengisian :

Beri tanda ( √ ) untuk item yang dipilih

Keterangan Kemampuan Siswa dalam membuat hipotesis:

0. Tidak membuat hipotesis (tidak menjawab) 1. Membuat hipotesis yang tidak relevan 2. Membuat hipotesis yang relevan

3. Membuat hipotesis yang relevan dan memiliki kalimat penjelas

4. Membuat hipotesis yang relevan, memiliki kalimat penjelas, disertai landasan.

(diadaptasi dari Donald, 1982: 124)

Kemudian, kriteria-kriteria diatas digolongkan dalam empat kategori yakni: Tabel 3. Kategori kemampuan siswa dalam membuat hipotesis

Skor Kategori

0 Buruk

1

2 Kurang

3 Sedang

4 Baik

Kemudian menafsirkan atau menentukan persentase kemampuan siswa dalam membuat hipotesis sesuai kategori pada tabel berikut.

Tabel 4. Kategori tingkat kemampuan siswa dalam membuat hipotesis Persentase (%) Kategori

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada (Hastriani, 2006: 43)


(46)

28

F. Teknik Analisis Data

Data kemampuan siswa dalam membuat hipotesis merupakan data yang diambil melalui penilaian LKS. Data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1) Merekap seluruh LKS siswa sebanyak 62 (enam puluh dua) LKS. 2) Dari LKS 62 (enam puluh dua) siswa, lalu menjumlahkan berapa siswa

yang hipotesisnya masuk dalam kriteria 0,1,2,3,4 dari setiap rumusan masalah.

3) Kemudian, kriteria-kriteria digolongkan dalam empat kategori yakni : baik, sedang, kurang, buruk.

4) Kemudian dari setiap rumusan masalah, jumlah setiap kategorinya dibagi dengan 62 (jumlah siswa), lalu dikalikan 100% untuk melihat rata-rata persentase-nya.

Rumusnya adalah :

∑ Xi

X = x 100 % n

Keterangan: X = Kemampuan Siswa dalam Membuat hipotesis setiap kategori; ∑ Xi = Jumlah siswa yang menjawab dengan

kategori tersebut; n = Jumlah siswa (62) (diadaptasi dari Sudjana, 2005: 69).


(47)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Liwa dalam membuat hipotesis melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok organisasi kehidupan “hampir setengahnya” tergolong kategori sedang sampai baik, serta “pada umumnya” tergolong kurang sampai buruk.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti sebaiknya menyampaikan batasan waktu yang disediakan pada

setiap sintaks inkuiri terbimbing yang ada sehingga semua langkah pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan siswa dapat menggunakan waktu dengan lebih efisien.

2. Peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya terlebih dahulu mengajarkan materi lain dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga siswa telah beradaptasi dengan model pembelajaran ini, terlebih bagi siswa yang sebelumnya diajar dengan metode ceramah dan diskusi.


(48)

41

3. Bagi calon peneliti selanjutnya, agar meneliti mengenai profil kemampuan siswa dalam membuat hipotesis namun dengan model pembelajaran inkuiri yang lain seperti inkuiri terpimpin untuk mengungkap bagaimana kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah dengan model pembelajaran yang lain.

4. Lebih dari satu observer penelitian agar semua aktivitas belajar dan proses pembelajaran oleh siswa dapat direkam dengan baik.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, M T. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Pertumbuhan dan Perkembangan. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anderson dan Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Abridge Edition. Penerbit David McKay Company. New York.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta

Djamarah dan Dzain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Donald, Ary, dkk ( Penterjemah Arief Furchan). 1982.

PengantarPenelitiandalamPendidikan. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.

Gay, Milla E, and Airasian, Peter W. 2009. Educational Research: Competencies for analysis and applications. Pearson Education Inc. New Jersey.

Guza, A. 2006. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penerbit Asa Mandiri. Jakarta.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Herdian. 2010. Model Pembelajaran Inkuiri.

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/ (23 Mei 2014)


(50)

43

Keller, 1992. Journal of Motivation Disossiation and Analysis Student in Class/Development and Use of The ARCS Model of Instructional Design Journal of Instructional Development (Line).

http://www.scrb.journal/motivation.go.id (23 Mei 2014)

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik,dan Implementasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nurhadi dan Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK. UM Press. Malang.

Nurochma, R. 2012. Perbedaan Hasil Belajar dengan Penerapan Strategi

Pembelajaran Guided Inquiry dan Demonstrasi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2011/2012. No. 88. Bulan Juni, Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Biologi. Penerbit Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit SIC. Surabaya. Roestiyah, N K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Slamet. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo. Jakarta.


(51)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R& D. CV. Alfabeta. Bandung.

Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Penerbit Prestasi Pustaka. Jakarta.

Uyanto, S S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Jakarta Wardana, M A. 2011. Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Proses Sains

Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zikmund. 1997. Pengertian hipotesis.


(52)

(53)

(54)

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 1 Liwa Mata Pelajaran : IPA (Biologi) Kelas/ Semester : VII/ II (Genap) Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar

6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme

C. Indikator

1. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat sel 2. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat jaringan 3. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat organ

4. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat sistem organ

5. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat organisme

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menuliskankan nama-nama berbagai sel penyusun tubuh makhluk hidup

2. Siswa mampu menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat sel

3. Siswa mampu menuliskan nama-nama berbagai jaringan penyusun tubuh makhluk hidup

4. Siswa mampu menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat jaringan berdasarkan sel penyusunnya

5. Siswa mampu menuliskan nama-nama berbagai organ penyusun tubuh makhluk hidup

6. Siswa mampu menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat organ


(55)

tubuh makhluk hidup

8. Siswa mampu menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat sistem organ

9. Siswa mampu menuliskan nama-nama berbagai organisme

10. Siswa mampu menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat organisme

E. Materi Pembelajaran

Organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme

F. Strategi Pembelajaran

Model : Inkuiri Terbimbing

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1. Pendahuluan

a. Membuka kegiatan belajar

mengajar dengan berdoa

b. Memulai merekam kegiatan

belajar mengajar dengan alat perekam

c. Membacakan Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran

d. Memberikan apersepsi:

Tahukah kalian dalam sistem kehidupan kita terdapat suatu organisasi? Dalam tubuh kita misalnya, terdapat suatu organisasi kehidupan yang kompleks. Apa sajakah penyusun struktur organisasi kehidupan itu?

e. Memberikan motivasi:

a. Membuka kegiatan belajar

mengajar dengan berdoa

b. Mengeluarkan alat tulis

untuk belajar.

c. Mendengarkan dan

memperhatikan penjelaskan dari guru dengan serius.

d. Memperhatikan apersepsi

dan menjawab pertanyaan dari guru secara mandiri dan disampaikan dengan santun

e. Memperhatikan motivasi


(56)

49

Dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan mengetahui

komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup.

dari guru dengan serius.

2. Kegiatan Inti

a. Menyampaikan materi

pengantar.

b. Membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) tentang sistem organisasi kehidupan

c. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memahami LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya.

d. Memberi tahu siswa bahwa

dalam mengerjakan LKS diperbolehkan untuk membuka buku atau sumber ajar yang lain

e. Memulai mengerjakan LKS.

Terutama dalam membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah disajikan.

f. Mempersilakan setiap siswa

untuk mengumpulkan LKS.

g. Memilih tiga siswa sebagai

sampel untuk

mempresentasikan jawabannya di depan kelas dan melihat bagaimana proses nya dalam membuat hipotesis

a. Mendengarkan penjelasan

guru dengan serius.

b. Mengerjakan LKS sesuai

dengan arahan guru

Sintaks Inkuiri Terbimbing : 1.Merumuskan masalah. 2.Merumuskan hipotesis :

 Siswa mengerjakan LKS  Dalam LKS, siswa akan

membuat hipotesis tentang materi sel dan jaringan melalui pertanyaan yang telah disediakan dalam LKS untuk nantinya dianalisis 3.Mengumpulkan data.

4.Menganalisis data.

5.Membuat kesimpulan.

Hsiswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas dan menceritakan bagaimana prosesnya dalam membuat hipotesis

55 Menit

3. Penutup

a.Meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS serta

a. Memperhatikan penjelasan

guru.


(57)

mengumumkan materi pada pertemuan selanjutnya

Pertemuan 2

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1. Pendahuluan

a. Membuka kegiatan

belajar mengajar dengan berdoa

b. Memulai merekam kegiatan

belajar mengajar dengan alat perekam

c. Membacakan Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran

d. Memberikan apersepsi:

Tahukah kalian bahwa kumpulan jaringan akan membentuk organ, dan kumpulan organ akan membentuk sistem organ, lalu membentuk organisme?

e. Memberikan motivasi:

Dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan mengetahui

komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup.

a. Mendengarkan dan memperhatikan penjelaskan dari guru dengan serius

b. Mendengarkan dan memperhatikan penjelaskan dari guru dengan serius

5 Menit

2. Kegiatan Inti

a. Menyampaikan materi

tentang organ, iystem organ, dan organisme

b. Membagikan Lembar

Mendengarkan penjelasan guru dengan serius.

Mengerjakan LKS sesuai


(58)

51

Kerja Siswa (LKS) tentang sistem organisasi kehidupan khususnya organ, sistem organ, dan organisme.

c. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memahami LKK dan menjelaskan cara mengerjakannya.

d. Memberi tahu siswa

bahwa dalam mengerjakan LKS diperbolehkan untuk membuka buku dan sumber ajar lainnya.

e. Memulai mengerjakan

LKS. Terutama dalam membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah disajikan.

f. Mempersilakan setiap

siswa untuk

mengumpulkan LKS.

g. Memilih tiga siswa

sebagai sampel untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas dan melihat bagaimana proses nya dalam membuat hipotesis

dengan arahan guru

Sintaks Inkuiri Terbimbing : - Merumuskan masalah. - Merumuskan hipotesis :

 Siswa mengerjakan LKS  Dalam LKS, siswa akan

membuat hipotesis tentang materi organ, system organ, dan organisme melalui pertanyaan yang telah disediakan dalam LKS untuk nantinya dianalisis - Mengumpulkan data.

- Menganalisis data. - Membuat kesimpulan.

siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas dan menceritakan bagaimana prosesnya dalam membuat hipotesis

3. Penutup

a. Memandu siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran

b. Meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS serta menutup kegiatan belajar mengajar

a. Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

20 Menit

H. Sumber/Bahan Pembelajaran

Sumber: Sugiyarto dan Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Penerbit Depdiknas. Jakarta.


(59)

- Bahan: LKS dan alat tulis - Media: Gambar

I. Penilaian

a. Teknik:

- Tes - non tes

b. Bentuk Instrumen: - Soal LKS (uraian) - lembar observasi

Bandar Lampung, 10 Mei 2014

Guru Mitra, Peneliti,

Erdayati, S.Pd Muhammad Akbar

NIP 19701118 199203 2 002 NPM 1013024011 Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1 Liwa

Drs. Sakip Saidi


(60)

53

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan ke-1

Materi Pokok : Organisasi Kehidupan

Waktu : 55 Menit

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup

Kompetensi Dasar : 6.3Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme

Indikator

1. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat sel

2. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat jaringan

Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pengamatan, siswa dapat:

1. Menuliskan nama-nama berbagai sel penyusun tubuh makhluk hidup.

2. Menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat sel.

3. Menuliskan nama-nama berbagai jaringan penyusun tubuh makhluk hidup.

4. Menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat jaringan berdasarkan

sel penyusunnya.

Teori Dasar :

Organisme yang ada di permukaan bumi ini sangat beragam mulai dari organisme yang paling sederhana (terdiri dari satu sel) sampai organisme yang kompleks (terdiri dari banyak sel). Organisme yang terdiri satu sel disebut uniseluler,

contohnya : Bakteri, Amoeba, Paramecium, dan Euglena. Sedangkan organisme

yang terdiri dari banyak sel disebut multiseluler. Sel merupakan unit terkecil tempat berlangsungnya semua aktivitas kehidupan suatu organisme. Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui pengorganisasian yang sistematis.

Nama Siswa :

NISN : Kelas :


(61)

Organisme yang bersel satu (uniseluler) jelas hanya memiliki satu sel saja yang menyusun tubuhnya, tetapi organisme bersel banyak (multiseluler) memiliki sekumpulan sel yang terdapat dalam tubuhnya. Kumpulan sel-sel tersebut terdiri dari berbagai macam bentuk yang menjalankan fungsi yang berbeda-beda. Kumpulan dari beberapa sel dengan fungsi yang sama akan disebut jaringan

Bahan : LKS.

Petunjuk :

1. Kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini sesuai dengan petunjuk setiap

kegiatan.

2. Kerjakan secara individu.

3. Dilarang berdiskusi dengan teman lain

4. Diperbolehkan membuka buku atau sumber belajar.

Kegiatan 1: Rumusan masalah

Amatilah gambar keberagaman jenis sel berikut ini!

Setelah mengamati gambar di atas, rumusan masalah dari gambar diatas adalah :

1. Bagaimanakah perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dengan mengamati

gambar ?

Dinding Sel Membran Sel Mitokondria Sentriol Kloroplas Ribosom

Retikulum Endoplasma

Membran Nukleus Nukleus

Nukleolus Kromosom Vakuola Aparatus Golgi Sitoplasma Flagel


(62)

55

a. jaringan pada hewan/manusia b. jaringan pada tumbuhan

Setelah mengamati gambar di atas, rumusan masalahnya adalah :

2. Apa sajakah perbedaan jaringan yang menyusun tubuh hewan/manusia dan

tumbuhan dengan mengamati gambar ?

Kegiatan 2: membuat hipotesis

Bagaimana jawaban sementara (hipotesis) anda setelah mengamati gambar-gambar diatas. Tulis jawabannya dibawah ini !

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

Kegiatan 3: mengumpulkan dan menganalisis data

Isilah tabel berikut ini untuk membuktikan hipotesis kalian !

3a. Macam-macam sel penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Sel Persamaan

dari ketiga sel

Perbedaan dari ketiga sel

1. Sel ini berbentuk seperti serabut dan merupakan sel terpanjang di tubuh

hewan/manusia, berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsang.

Nama: sel saraf

sitoplasma

Membran sel

Inti sel Jaringan Otot Jaringan Saraf

Jaringan Epitel Jaringan Ikat


(63)

2. Sel ini merupakan komponen yang bertugas mengangkut oksigen yang diperlukan tubuh, menyuplai nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun untuk mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Nama: sel darah

3. Sel ini memiliki bentuk yang beragam, ada yang gepeng, kubus, dan ada yang silinder. Berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh baik hewan maupun manusia.

Nama: sel epitel

3b. Macam-macam sel penyusun tubuh tumbuhan

No Deskripsi Gambar & Nama Sel Persamaan

dari ketiga sel

Perbedaan dari ketiga

sel

1. Sel ini bersifat "aktif" dalam mengatur pergerakan hara di dalamnya, terutama hasil fotosintesis, yakni gula sukrosa. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur

lubang-lubang. Nama: sel floem

2. Sel-sel ini membentuk jaringan yang terletak pada permukaan tubuh tumbuhan. Ada yang termodifikasi sesuai dengan tempat hidup tumbuhan. Berbentuk segi sitoplasma inti sel sitoplasma Membran sel Membran sel dinding sel dinding sel sitoplasma membran sel sitoplasma Inti sel


(64)

57

enam, kotak, dan lonjong.

Nama: sel epidermis 3. Sel ini dapat

menyimpan cadangan makanan dan menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdapat hanya pada tumbuhan, umumnya berbentuk segi enam dan letaknya di bawah sel-sel epidermis.

Nama: sel parenkim dan kolenkim

3c. Macam-macam jaringan penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Jaringan Persamaan

dari ketiga jaringan

Perbedaan dari ketiga jaringan

1. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Bentuknya ada yang gepeng, kotak, dan ada juga yang silindris. Sel-sel penyusunnya menempel pada membran basal.

Nama jaringan: epitel 2. Jaringan ini

tersusun dari serabut dan sel-sel yang memiliki juluran sitoplasma panjang. Berfungsi untuk menerima dan menyalurkan dinding sel sitoplasma vakuola Membran Sel Sitoplasma Mikrovilli Membran Basal Nukleus dinding sel sitoplasma inti sel


(65)

rangsangan dari otak kepada bagian-bagian tubuh.

Nama jaringan: saraf

3. Sebagian besar organ tubuh kita dapat bergerak, jaringan ini berperan dalam proses gerak aktif tersebut. Sel-sel penyusun jaringan ini ada yang berbentuk gelendong, silindris, dan ada yang lurik.

Nama jaringan: otot

3d. Macam-macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan

No Deskripsi Gambar & Nama Jaringan Persamaan

dari ketiga jaringan

Perbedaan dari ketiga jaringan

1. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung yang terletak pada

permukaan atas atau bawah tumbuhan. Ada yang termodifikasi menjadi bulu-bulu akar dan daun, stomata, serta ada juga yang berlapis kutikula misalnya pada tumbuhan air.

Nama jaringan: epidermis

2. Jaringan yang ini memiliki peran dalam mengedarkan makanan yang berupa zat-zat hara, air dan mineral. Disusun sel-sel trakeid, trakea, dan serat. Ada pula yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan dan sel-sel penyusunnya seperti sel tapis dan sel pengiring.

Nama jaringan: xilem dan floem (pengangkut)

Nukleus Membran Sel

Membran Sel

Sitoplasma

Nukleus

Pengangkutan satu arah Air dan mineral Tidak ada batas antara dinding sel

Dinding sel mengalami pengerasan oleh lignin

Air dan makanan Ada batas antara dinding sel dengan pori-pori kecil


(66)

59

3. Jaringan ini berfungsi menyokong dan menguatkan tubuh tumbuhan. Berupa serabut atau serat dan sel batu yang disebut sklereid. Bentuknya beragam ada yang bulat, lonjong dan ada juga yang tak beraturan.

Nama jaringan: sklerenkim dan kolenkim (penyokong)

Kegiatan 4: membuat kesimpulan

Berdasarkan kegiatan-kegiatan di atas, tuliskan kesimpulan kalian tentang sel dan jaringan!

Jawab:

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

Penebalan dinding sel


(67)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan ke-2

Materi Pokok : Organisasi Kehidupan

Waktu : 55 Menit

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup

Kompetensi Dasar :6.3Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme

Indikator

1. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat organ

2. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat sistem organ

3. Menjelaskan keragaman organisasi kehidupan tingkat organisme

Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pengamatan, siswa dapat:

1. Menuliskan nama-nama berbagai organ penyusun tubuh makhluk hidup

2. Menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat organ

3. Menuliskan nama-nama berbagai sistem organ penyusun tubuh makhluk hidup

4. Menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat sistem organ

5. Menuliskan nama-nama berbagai organisme

6. Menentukan keragaman pada organisasi kehidupan tingkat organisme.

Teori Dasar :

Organ merupakan kumpulan dari beberapan jaringan untuk melakukan fungsi tertentu. Di dalam tubuh makhluk hidup multiseluler, organ-organ akan bekerja sama antara satu dengan yang lain. Tanpa kerja sama dari organ-organ tersebut, keseluruhan proses kehidupan dalam tubuh tidak dapat bekerja normal.

Nama Siswa :

NISN : Kelas :


(68)

61

Contohnya, organ jantung yang berfungsi untuk mengedarkan darah, tidak akan dapat bekerja tanpa organ pembuluh darah, begitu juga sebaliknya. Kumpulan organ-organ yang menjalankan tujuan tertentu disebut sistem organ. Lalu kumpulan sisem organ akan membentuk organisme.

Alat/Bahan : LKS.

Petunjuk :

1. Kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini sesuai dengan petunjuk setiap kegiatan.

2. Kerjakan secara individu.

3. Dilarang berdiskusi dengan teman lain.

4. Diperbolehkan membuka buku atau sumber belajar.

Kegiatan 1: Rumusan masalah

Mengamati bermacam-macam jenis organ yang menyusun sistem-sistem organ serta organisme berikut ini!

a. Organ tumbuhan b. organ manusia


(69)

e. Makhluk Hidup Uniseluler f. Makhluk Hidup Multiseluler

Setelah mengamati gambar-gambar di atas, rumusan masalah dari gambar diatas adalah :

1. Bagaimanakah perbedaan organ-organ pada hewan/manusia dan organ-organ

pada tumbuhan dengan mengamati gambar ?

2. Bagaimanakah perbedaan sistem organ pada hewan/manusia dan system organ

pada tumbuhan dengan mengamati gambar ?

3. Bagaimanakah perbedaan makhluk hidup uniseluler dan makhluk hidup

multiseluler dengan mengamati gambar ?

Kegiatan 2: merumuskan hipotesis

Bagaimana jawaban sementara (hipotesis) anda setelah mengamati gambar diatas. Tulis jawabannya dibawah ini !

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

Kegiatan 3 : mengumpulkan dan menganalisis data

Isilah tabel di bawah ini untuk membuktikan hipotesis kalian !

3.1 Macam-macam organ penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Organ Persamaan

dari ketiga organ

Perbedaan dari ketiga

organ

1 Organ ini memiliki ruang- ruang yang disebut bilik (ventrikel) dan serambi (atrium). Berfungsi dalam memompa darah. Organ ini ada yang 4 ruang pada reptil, aves, dan mamalia. 3 ruang pada amphibi dan ada juga yang hanya 2


(70)

63

ruang pada pisces. Organ ini tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan otot.

Nama organ: jantung

2 Organ ini sangat berperan dalam proses pernapasan dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) ve rtebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah

menukar oksigen d ari udara

dengan karbon dioksida dari darah. Pada reptil amphibi, dan manusia terdiri dari dua bagian/lobus.

Paru-paru Amphibia

Nama organ: paru-paru 3 Organ ini menutupi

seluruh permukaan tubuh. Pada ikan, organ ini merupakan modifikasi dari jaringan epitelnya dan bentuknya bermacam-macam Atrium kiri Atrium kanan Ventrikel Atrium kiri Atrium kanan Ventrikel kiri Ventrikel kanan


(71)

bagi berbagai jenis ikan. Pada manusia, organ ini menutupi seluruh tubuh dan disusun oleh epitel berkeratin.

Nama organ: kulit

3.2 Macam-macam organ penyusun tubuh tumbuhan

No Deskripsi Gambar & Nama Organ Persamaan

dari ketiga organ

Perbedaan dari ketiga

organ

1 Organ ini berfungsi sebagai pengokoh tubuh tumbuhan. Bentuk, ukuran dan warna bermacam-macam. Ada yang meiliki percabangan dan ada juga yang tida bercabang.

Nama organ: batang

2 Organ fotosintesis ini memiliki bentuk dan warna yang beragam. Organ ini menempel pada batang. Permukaan organ ini ada yang halus, licin dan ada pula yang kasar.

Nama organ: daun

3 Organ ini berfungsi dalam pengambilan air dan zat hara dari dalam tanah. Terletak pada bagian bawah tumbuhan. Sebagai

Epidermis atas Palisade Floem Xilem

Kloroplas

Epidermis bawah Stomata

Penampang melintang Mesofil Serat Jaringan pembuluh Penampang melintang


(72)

65

penunjang tegaknya tanaman.

Nama organ: akar

3.3 Macam-macam sistem organ penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Sistem Organ Persamaan

dari ketiga sistem organ

Perbedaan dari ketiga sistem organ

1 Sistem organ ini berperan dalam mengedarkan oksigen dan sari makanan pada hewan dan manusia. Terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Tanpa adanya sistem organ ini. Hewan akan mati karena sel-sel di seluruh tubuhnya tidak memperoleh makanan. Pada ikan, organ jantungnya hanya memiliki 2 ruang.

Nama sistem: peredaran darah 2 Sistem organ berikut

ini berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara. Organ-organnya di tambah dengan kantung-kantung khusus yang berisi udara sehingga dapat meringankan tubuhnya. Pada katak,yang habitatnya di dua


(73)

tempat, selain organ-organ pada sistem ini, kulitnya yang lembab juga dapat dilewati oksigen untuk masuh ke dalam tubuh secara

difusi. Nama sistem: pernapasan

3 Sistem organ ini berfungsi mencerna makanan sehingga zat gizinya dapat diserap oleh tubuh makhluk hidup.

Nama sistem: pencernaan makanan

3.4 Macam-macam sistem organ penyusun tubuh tumbuhan

No Deskripsi Gambar & Nama Sistem Organ Persamaan

dari ketiga sistem organ

Perbedaan dari ketiga sistem organ

1 Selain pada hewan sistem ini juga terdapat pada tubuh tumbuhan. Sistem ini mengedarkan zat-zat penting untuk tumbuhan. Seperti air, zat-zat hara yang diangkut dalam satu pembuluh atau hasil fotosintesis oleh pembuluh lainnya. Sistem ini ada hasil kerja sama dari seluruh organ tumbuhan.

Nama sistem:

(bagian hitam) sistem pelindung

(bagian abu-abu) sistem penyokong

(bagian hijau) sistem pengangkut/transportasi

3.5 Organisme uniseluler dan organisme multiseluler

No Deskripsi Gambar

Persamaan dari kedua gambar Perbedaan dari kedua gambar Suatu makhluk hidup disebut sebagai uniseluler jika hanya memiliki satu sel. Oleh karena itu, organisme ini ukurannya sangat kecil dan struktur tubuhnya pun sangat sederhana.


(74)

67

Merupakan makhluk hidup yang memiliki lebih dari satu sel, bahkan terdiri dari jutaan sel dalam tubuhnya. Jumlah sel yang lebih banyak berarti bahwa organisme ini jauh lebih besar ukurannya. Komposisi dan struktur tubuhnya pun sangat kompleks dan rumit.

Organisme multiseluler

Kegiatan 4: membuat kesimpulan

Berdasarkan kegiatan-kegiatan di atas, tuliskan kesimpulan kalian tentang organ, sistem organ, dan organisme, serta jelaskanlah keterkaitan hubungan antara sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme berdasarkan gambar berikut ini!

Jawab

……… ……… ……….. ……… ……… ……….. ……… ……… ……….. ……… ……… ……….. ……… ……… ……… ………


(75)

Kunci Jawaban LKS Pertemuan ke-1

Kegiatan 2: membuat hipotesis

Bagaimana jawaban sementara (hipotesis) anda setelah mengamati gambar-gambar diatas. Tulis jawabannya dibawah ini !

1. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari :

- Nama : sel hewan karena terdapat pada hewan dan sel tumbuhan karena terdapat pada tumbuhan

- Bentuk : sel hewan (bulat) karena tidak terdapat dinding sel, sel tumbuhan (persegi panjang) dan terdapat dinding sel di sekeliling sel.

- Komponen penyusun/isi :

Sel hewan memiliki flagel dan sentriol sehingga dapat bergerak dengan bebas, sedangkan sel tumbuhan memiliki kloroplas dan dinding sel sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri dan tidak dapat bergerak dengan bebas.

- Ukuran : sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan

2. Perbedaan Jaringan penyusun tubuh hewan/manusia dan jaringan penyusun tumbuhan :

- Jaringan penyusun hewan/manusia tersusun atas :

 Jaringan epitel bentuknya ada yang gepeng, kotak, dan ada juga yang silindris, Jaringan saraf, Jaringan otot, serta jaringan ikat.

 Jaringan saraf, bentuknya seperti serabut-serabut

 Jaringan otot, ada yang berbentuk gelendong atau silindris.  Jaringan ikat,berbentuk seperti akar memanjang.

- Jaringan tumbuhan tersusun atas :

Jaringan epidermis, Jaringan pengangkut (xylem dan floem), Jaringan penyokong (sklerenkim dan kolenkim), serta Jaringan parenkim (pengisi).

Kegiatan 3: mengumpulkan dan menganalisis data


(76)

69

3a. Macam-macam sel penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Sel Persamaan

dari ketiga sel

Perbedaan dari ketiga sel

1. Sel ini berbentuk seperti serabut dan merupakan sel terpanjang di tubuh hewan/manusia, berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsang.

Nama: sel saraf

Sama-sama sel Bentuk dan ukurannya

2. Sel ini merupakan komponen yang bertugas mengangkut oksigen yang diperlukan tubuh, menyuplai nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun untuk mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Nama: sel darah

3. Sel ini memiliki bentuk yang beragam, ada yang gepeng, kubus, dan ada yang silinder. Berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh baik hewan maupun manusia.

Nama: sel epitel

sitoplasma inti sel sitoplasma Membran sel Membran sel Inti sel sitoplasma Membran sel Inti sel


(77)

3b. Macam-macam sel penyusun tubuh tumbuhan

No Deskripsi Gambar & Nama Sel Persamaan

dari ketiga sel

Perbedaan dari ketiga

sel

1. Sel ini bersifat "aktif" dalam mengatur pergerakan hara di dalamnya, terutama hasil fotosintesis, yakni gula sukrosa. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur

lubang-lubang. Nama: sel floem

Sama-sama sel

Bentuk dan ukurannya

2. Sel-sel ini membentuk jaringan yang terletak pada permukaan tubuh tumbuhan. Ada yang termodifikasi sesuai dengan tempat hidup tumbuhan. Berbentuk segi enam, kotak, dan lonjong.

Nama: sel epidermis 3. Sel ini dapat

menyimpan cadangan makanan. Terdapat hanya pada tumbuhan, umumnya berbentuk segi enam dan letaknya di bawah sel-sel epidermis. Fungsi sel kolenkim menguatkan bagian tubuh tumbuhan.

Nama: sel parenkim dan sel kolenkim

dinding sel sitoplasma membran sel dinding sel sitoplasma vakuola dinding sel sitoplasma


(78)

71

3c. Macam-macam jaringan penyusun tubuh hewan/manusia

No Deskripsi Gambar & Nama Jaringan Persamaan

dari ketiga jaringan

Perbedaan dari ketiga jaringan

1. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Bentuknya ada yang gepeng, kotak, dan ada juga yang silindris. Sel-sel penyusunnya menempel pada membran basal.

Nama jaringan: epitel

1.Sama-sama tersusun dari beberapa sel 2.Sebuah jaringan disusun oleh sel-sel yang bentuknya relatif sama Bentuk dan susunannya

2. Jaringan ini tersusun dari serabut dan sel-sel yang memiliki juluran sitoplasma panjang. Berfungsi untuk menerima dan menyalurkan rangsangan dari otak kepada bagian-bagian tubuh.

Nama jaringan: saraf

3. Sebagian besar organ tubuh kita dapat bergerak, jaringan ini berperan dalam proses gerak aktif tersebut. Sel-sel penyusun jaringan ini ada yang berbentuk gelendong, silindris, dan ada yang lurik.

Nama jaringan: otot

Membran Sel

Sitoplasma

Mikrovilli

Membran Basal Nukleus


(1)

109

Gambar 5. Memberikan materi pengantar di kelas VII C pada pertemuan kedua dengan materi organ, sistem organ, dan organisme


(2)

Gambar 7. Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS pada kelas VII C pertemuan kedua

Gambar 8. Perwakilan Siswa kelas VII C sedang menyampaikan jawaban LKS dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan kedua


(3)

111

KELAS VII D

Gambar 9. Memberikan materi pengantar di kelas VII D pada pertemuan pertama dengan materi sel dan jaringan


(4)

Gambar 11. Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS pada kelas VII D pertemuan pertama

Gambar 12. Perwakilan Siswa kelas VII D sedang menyampaikan jawaban LKS dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan pertama


(5)

113

Gambar 13. Memberikan materi pengantar di kelas VII D pada pertemuan kedua dengan materi organ, sistem organ, organisme


(6)

Gambar 15. Penulis berkeliling guna memantau siswa dalam mengerjakan LKS pada kelas VII D pertemuan kedua

Gambar 16. Perwakilan Siswa kelas VII D sedang menyampaikan jawaban LKS dan hasil dalam membuat hipotesis di depan kelas pada pertemuan kedua


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 68

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Liwa Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 121

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baradatu Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 10 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semaka Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 70