Jilid-03-Depernas 24-Bab-32
BAB 32. DISTRIBUSI
1. GARIS BESAR PEMBANGUNAN
BIDANG DISTRIBUSI
§ 503. Distribusi nasional terpimpin
Pemerintah paling sedikit mengatur setjara aktip bidang distri
busi dan mengawasi pelaksanaannja; barang2 jang panting untuk
kehidupan rakjat dan industri vital dikuasai oleh Pemerintah.
§ 504. Peranan distribusi
Distribusi harus dapat merealisir pentjukupan dan peredaran
barang2 sandangpangan keperluan rakjat dalam waktu jang se
singkat2nja. Segala kegiatan distribusi diarahkan, supaja ba
rangbarang tiba dengan tjepat, merata dan murah ketangan
rakjat.
§ 505. Distribusi sandangpangan
Usaha dalam Rentjana I terutama ditudjukan untuk melaksana
kan distribusi barang2 sandangpangan pokok, jang meliputi 16
djenis jaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
beras
gula pasir
garam
minjak kelapa
than asin
untuk baji
tekstil kasar
250 g
35 g
1 g
200 cc
6 g
45 g
5 m
8.
9.
10.
300 cc
20 g
200 g
11.
12.
13.
14.
15.
minjak tanah
Tepung terigu
Palawidja (djagung
Ketela dsb.)
Daging
Sabun tjutji/mandi
Kopi
Teh.
Rokok
16.
Korekapi
15 g
25 g
15 g
1 g
100 bt
1 pak
Sehariseorang
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
Setengah tahun
seorang
Sehariseorang
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
Semingguseo
rang
Ketjil sehari
seorang
1 – 8
Barang2
Jang umum
diperlukan
9 – 16
Barang2
Lainnja
Didistribusikan
Menurut kea
Daan daerah
581
Setiap tahun distribusi barang2 sandangpangan tersebut dise
suaikan dengan produksi termasuk impor didalam bidang ini,
Penjaluran barang2 tersebut diusahakan supaja setjara ber
angsurangsur tertjapai 100% dilewatkan koperasi.
§ 506. Rangkaian jang ada hubungan dengan distribusi sandang
pangan
Untuk melaksanakan distribusi barang2 tersebut diatas setjara
sempurna, maka segenap rangkaian jang ada hubungannja de
ngan distribusi sandangpangan harus dikuasai atau diawasi se
tjara aktip oleh Pemerintah, jaitu :
a. Produksi :
Untuk mengadakan tjukup persediaan bahan guna pelaksa
naan distribusi, Pemerintah harus menguasai produksi dan
impor jang chusus mengenat sandangpangan jaitu :
1. Produksi dan impor bahan makanan : beras, tepung teri
gu, susu dan susu bubuk makanan baji.
2. Produksi dan impor bahan pakaian tekstil kasar,
3. Pengumpulan hasil bumi jang didjalankan setjara koo
peratip oleh badan2 koperasi,
b. Sistim distribusi mengenai barang2 keperluan rakjat, dila
kukan sebagai berikut :
1. Pemerintah harus mendjamin peredaran barang2 keper
luan rakjat, chusus sandangpangan, setjara tjepat, tetap
dan teratur.
2. Distribusi hanja perlu didjalankan apabila barang benar2
kurang untuk menghadapi keperluan masjarakat jang me
ningkat (seperti pada waktu lebaran).
3. Djalan jang balk menurut pengalaman ialah pendjualan
babas, dibarungi dengan injeksi diwaktu jang perlu bila
barang menghilang, Untuk injeksi Pemerintah perlu se
kali mempunjai ironstock paling sedikit 25%.
4. Apabila didjalankan distribusi, perlu diadakan sistim ra
yon untuk mempermudah djalannja distribusi dan penga
wasannja,
5. Djumlah badan perantara harus dikurangi dan berangsur 2
pedagang2 digantikan dengan koperasi2.
6. Pedagang swasta nasional setjara berangsur 2. dialihkan
kelapangan usaha lain.
7. Pemerintah harus aktip membimbing dan menguasai dis
tribusi agar setjepat2nja distribusi melalui koperasi
lingkungan dan koperasi desa dapat ditjapai.
8. Kepada penjalur barang2 pokok keperluan rakjat jang
berdjumlah 8 djenis harus diberikan prioritet.
582
9. Penjaluran barang2 pokok ini harus ditugaskan pada
lembaga2 alat penjalur jang bonafide (baik), punja pe
ngalaman dan modal, termasuk koperasi dan swasta de
ngan mengutamakan koperasi,
Schema penjaluran barang pada rakjat.
(I)
Perdagangan besar
(II) Perdagangan perantara
Agen/grossier
Stockholder
(II) Perdagangan ketjil
etjeran
PT.Neg Kop Swasta
PT.Neg Kop Swasta
Koperasi Swasta
rakjat
10. Pimpinan Pemerintah terdiri :
(a) Barang jang vital bagi' industri dan rakjat diimpor/
dikumpulkan oleh P.T.2. Negara.
(b) Harga barang dan upah penjalur (winstmarge) di
tetapkan. oleh Pemerintah.
(c) Dislokasi kedaerah2 diatur oleh Pemerintah.
(d) Para pengusaha swasta nasional diharuskan berga
bung didalam organisasi2 sedjenis jang ketuanja di
angkat oleh Pemerintah, diambil orang dart P.T.
Negara,
Peranan pengusaha swasta asing dibidang distribusi
lambat_laun diambilalih oleh pengusaha swasta na
sional atau koperasi.
(e) Dari golongan (III) diambil jang balk' dan dipakai
sebagai priceleader dan injeksi barang, apabila di
dalam distribusi ada kematjetan atau kekatjauan.
(f)
Guna keperluan injeksi ini Pemerintah perlu mengua
sai stock sekurang2nja 25% dari keperluan.
(g) Didalam penjaluran barang Pemerintah memberi pri
oritet kepada koperasi.
(h) Didalam pengawasan atas koperasi2 oleh Pemerin
tah perlu pula diikutsertakan rukun kampung dan
rukun tetangga,
a. Alat pengangkutan.
Pemerintah harus menitikberatkan usahanja dalam lapang
an ini kepada pengangkutan barang2 keperluan hidup rakjat
banjak dengan djalan :
583
1. Dalam lapangan lalulintas darat seluruh pengangkutan oleh
kendaraan bermotor dikoordinasi setjara sentral dan
pelaksanaannja didesentralisi. Alat pengangkutan milik
rakjat didesa seperti tjikar dab. dibimbing dan diberi tu
gas untuk membantu pelaksanaan pengangkutan distri
busi dan jang diperlukan untuk produksi sadangpangan.
Mengenai alat pengangkutan lambat ini hendaknja segera
diusahakan modernisasi dan mekanisasinja,
2. Dalam lapangan lalulintas Laut, kekurangan akan kapal
dan perahu segera diatasi, agar barang 2 pokok keperluan
rakjat benar2 dapat diangkut kedaerah seluruh Indonesia.
§ 507. Gerakan koperasi
Gerakan koperasi perlu digiatkan dan diberi dorongan aktip oleh
Pemerintah.
Pemerintah perlu menegaskan hahwa gerakan koperasi benar 2
merupakan:
a. alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin berdasarkan
Sosialisme Indonesia.
b. sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia.
c. dasar untuk mengatur perekonomian rakjat guna mentjapai
taraf hidup jang lajak dalam susunan masjarakat adil dan
makmur jang demokratis jang harus diketahui dan diinsjafi ,
oleh segenap alat perlengkapan Negara dan seluruh lapisan
masjarakat.
Selain itu perlu diadakan wadjib koperasi, dimana setiap ang
gota masjarakat diharuskan mendjadi anggota koperasi.
§ 508. Peranan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah dan lain2
Peranan Pemerintah Pusat dalam bidang distribusi terletak da
lam soul tanggungdjawab, koordinasi antardepartemen dan pe
laksanaan Rentjana I. Pemerintah Daerah bertanggungdjawab
alas pelaksanaan distribusi menurut rentjana, jang disusnn oleh
Daerah dan telah disetudjui oleh Pemerintah Pusat i.c. Merited
Perdagangan.
2. GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN BIDANG
KOMUNIKASI
A. PERHUBUNGAN DARAT : DJALAN RAJA
§ 509. Pelaksanaan wewenang
Wewenang dalam hal pemeliharaan, perbaikan, pembuatan
djalan serta pengeluaran faintrajek dan pengawasan lalulintas,
didjalankan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan hal2
584
jang saling bertentangan dan dapat pula mendjamin terpelihara
nja keadaan raja itu.
§ 510. Perbaikan djalan
Dalam rentjana I didjalankan pekerdjaan 2 jang dimulai tahun
1961 sampai 1969, jaitu :
a. Rehahilitasi (perbaikan berat) djalan2 pada umumnja.
b. Penguatan dan pengaspalan djalan kerikil mendjadi djalan
kelas III;
c. Kenaikan tingkatan djalan negara jang beraspal mendjadi kelas
II;
d. Membangun djalan baru jang merupakan missing links.
§ 511. Herklassifikasi djalan
Berhubung dengan perkembangan lalulintas barang dan teknik
kendaraan bermotor, jang terus menerus meningkat, maka kla
sifikasi djalan raja, jang sampai sekarang dibagi dalam 6 kelas,
sudah tidak sesuai lagi.
Oleh sebab itu untuk waktu jang akan datang perlu diusaha
kan, supaja hanja ada 3 kelas djalan jaitu :
Kelas I untuk 10
Kelas
II 7
Kelas untuk
III 3½
ton berat sumbu
ton berat sumbu
ton berat sumbu
Untuk ini harus dilakukan :
a. semua djalan kelas II jaitu 3710 km harus didjadikan kelas I;
b. 40% dari djumlah djalan kelas III (31.815 km), jaitu 12.715
didjadikan kelas I;
c. 60% dari djumlah djalan kelas III (= 31.815 km) jaitu 19.100
km didjadikan kelas II;
d. 5170 km dari 44170 km djalan kelas III aIVV didjadikan
kelas II;
e. 39.000 kin djalan kelas IIIaIVV didjadikan kelas III.
Dalam Rentjana I mulai tahun 1969 dimulai usaha menudju ke
arch perubahan klasifikasi dengan mendjadikan semua djalan
kelas III aIV dan V mendjadi kelas III. (tersebut pada e).
Djalan jang nierupakan tembusan dari sesuatu djalan harus di
buat satu kelas. Lebar djalan disesuaikan dengan intensitet lalu
lintas.
Sedjalan dengan penaikan kelas djalan raja ini, djembatan
bukan sadja harus disesuaikan dengan kelas djalan, akan tetapi
pula dengan berat kendaraan jang mungkin harus melalui dja
lan itu, misalnja keperluan pertahanan,
585
§ 512. Pembangunan djalan barn
Disamping hal2 tersebut diatas, perlu diusahakan dibangun dja
landjalan baru, guna lebih melantjarkan perekonomian kita, se
perti :
a. throughway Tjililitan (Djakarta)Puntjak (Bogor) sepandjang
70 km.
b. Djalan Tomi,niToliToli di Sulawesi Utara sepandjang 110 km,
c. Djalan Tandjung Rantauprapat Pakanbaru Rengat
Djambi Palembang, sepandjang 1100 km. dan lain2.
§ 513. Djalan lain listas lambat terpisah
Pada umumnja l'al'u lintas lambat menghambat kelantjaran laln
lintas, sehingga memperketjil kepasitet djalan, Untuk menghin
darkan penghainbatan kelantjaran lal'ulinitas perlu diadakan
pemisahan antara lalutintas tjepat dan lalutintas lambat, Un
tuk ini harus diadakan djatan2 tersendiri bagi kedua matjam
lalulintasdan djalan untuk lalutintas lambat sebaiknja ada
dikedua belah djalan untuk lalutintas tjepat.
Dalam pembangunan mengenai djalan2 perlu diperhatikan Pula
pembuatan trotoir2, terutama dalam kota2 baser serta pemba
ngunan/penggantian djembatan2.
§ 514. Bahan untuk perbailcan djalan raja
Untuk dapat memenuhi keperluan dalam negeri akan aspal guna
pembangunan djalan raja tersebut diatas, jang berdjumlah k.l.
425460 ton dan sampai sekarang ± 50% masih harus diimport,
maka perlu produksi Batas (= Baton aspal) diintensipkan,
B. PERHUBUNGAN DARAT: ANGKATAN MOTOR
§ 515. Daja angkut
Daja angkut jang dapa2 ditjapai dalam keadaan optimum adalah:
Untuk bus:
luar kota
: 100% X djumlah tempat duduk X 300 km.
X 300 hari.
dalam kota : 100% X djumlah tempat duduk X 200 km
X 300 hari.
§ 516. Usaha memperlantjar pengangkutan ialah dengan :
a. menghilangkan perintang seperti:
1. djalan ramal atau sempit.
2. tak ada satuan kelas pada satu trajek.
3. lalutintas lambat.
586
4. bengkel2 buruk,
5. kekurangan spareparts.
6. terlalu. banjaknja peraturan.
b. Mempermudah pemberian izin dings bus,
c. Memperdalam disiplin lalulintas.
§ 517. Alat dan biaja jang diperlukan
a. Bus dan truk :
replacement : 4000 buat setahun
tambahan
: 4000 buah setahun
Dasarnja replacement 4000 buah. kendaraan untuk jang su,
dah berumur 10 tahun ditetapkan berdasarkan perhitungan:
Daja angkut (kendaraan sekarang) = 105.000 ton,
Jang sudah berumur 10 tahun (50%) ± 50.000 ton.
Jang harus diganti dalam waktu 5 tahun = ± 50.000 ton.
Djadi tiap2 tahun jang harus diganti adalah 10.000 ton.
Truk, pickup, bus umum jang sekarang lazim dipakai ma
singmasing mempunjai daja angkut :
Truk 3½, 2½ ton,
pickup ½ ton,
bus umum: 2½, 2, 1½, 1 ton.
Ini berarti bahwa jang harus diganti ialah setiap tahun 4000
kendaraan,
Djadi setiap tahun diperlukan 20% dari djumlah kendaraan
jang ada.
Melihat angka2 diatas sebaiknja dipakai sebagai target un
tuk memenuhi keperluan masjarakat, tambahan setiap tahun
sebesar 30 a 40% djumlah kendaraan jang ada.
b. Biaja jang disedi.akan untuk keperluan kendaraan ini disedia
kan biaja Rp. 1.200,— djuta setahun.
§ 518. Distribusi onderdil, ban dsb
Agar supaja tertjapai kelantjaran distribusi onderdil dsb, di
usahakan:
a. tersedianja devisen untuk spareparts disesuaikan dengan
kebutuha.anja, jang sebanding dengan djumlah kendaraan
jang dibeli,
b. penjaluran spareparts disederhanakan, artinja. supaja ting
katan "dealer" dan "toko" dalam rantai penjaluran spare parts
(importirdealertokopemakai) dihapuskan dan digan ti
dengan suatu bank pengangkutan.
c. djumlah importir spareparts dibatasi berdasarkan "gespe
cialiseerde importeurs".
587
d. diadakan usaha jang menudju kepada pembikinan spareparts
dalam negeri,
§ 519. Penjederhanaan
Harus dipertimbangkan dalam hal normalisasi dan standardisasi
kendaraan serta spareparts berasal negara manakah jang dalam
keadaan darurat (perang dunia atau ketegangan terusan Suez)
tidak terdjepit dalam hal penjediaan kendaraan dan spareparts
Banjaknja merk dan type kendaraan jang sekarang ada di In
donesia ditaksir sbb.: djumlah merk 75, djumlah type 115,
Perlu normalisasi dan standardisasi jang menudju kepada mi
salnja :
djumlah merk :
untuk truck, pickup bus = 4 merk.
untuk jeep
= 3 merk
untuk mobil penumpang = 3 merk
Djumiah.
= 10 merk
§ 520. Dieselisasi
Dieselisasi perlu diadakan mengingat keuntungan seperti diba
wah ini :
a.
diesel ialah lebih tahan lama (duurzam) dari motor bensine.,
b.
dilihat dari sudut bahan bakar diesel adalah 50% lebih
murah,
c. dilihat dari sudut teknik bus diesel merupakan kendaraan
jang menjesalkan ("bevredigend"),
d. diesel dapat dipergunakan multipurpose:
berarti untuk.:
motor kendaraan
motor kapal
motor tetap,
Dieselisasi seluruh Indonesia akan memakan suatu waktu per
siapan jang lama, kira2 2 tahan,
Dalam rangka pelaksanaan usaha ini perlu diperhatikan ke
sulitankesulitan praktis jang mungkin timbul.
§ 521. Bengkelbengkel
a. Jang diperlukan ialah :
1. bertambahnja djumlah bengkel,
2. bertambahnja djumlah month (skill),
3. perbaikan management bengkel.
4. bertambahnja alat2 bengkel modern.
588
5. bertambahnja manuals untuk bengkel,
b. Djumlah dan biaja jang diperlukan
1. Djumlah :
20 first class shop equipment
60 second class shop equipment
100 third class shop equipment
700 service station shop equipment
2. Biaja:
Taksiran harga sementara : berupa devisen = 1700 djuta.
c. Tindakan diperlukan untuk mempertinggi efficiency dan mute
pekerdjaan :
1. mengadakan kursus2 dalam bengkel untuk month2 dan
dealer. Untuk montir keluaran Sekolah Teknik 6 bulan
kursus dianggap tjukup.
2. Mengadakan Trainings centre untuk keluaran Sekolah
Teknik Menengah selama 3 bulan.
§ 522. Assembling:
a. Keuntungan assembling.
Keuntungan mengassemblir kendaraan dalam negeri adalah :
a. memberi pekerdjaan (arbeidsvergchaffing).
b. meadidik rakjat Indonesia sehingga mendjadi "skill" guna pabrik
kendaraan jang akan datang.
c. Ekonomis : assembling itu menguntungkan karena menghemat
devisen.
d. Assembling adalah penting sebagai fase antara (tussenfase)
kesatu manufacturing jang lengkap.
Sebagai umpama dari c :
Keuntungan dari tiap2 mobil jang masuk di Indonesia (C.K.D.)
(Completely Knock Down) adalah Rp. 22.000, setahunnja
(seperti dalam tahun 1959 tertjapai pemasuk an kendaraan
sedjumlah 2000 buah) 2000 x Rp. 22.000, = Rp. 44.000.000,
Djika assembling itu bersifat S.K.D. (Semi Knock Down)
terhadap pickup, bus dan truck, ini menghasilkan penghe
matan devisen sedjumlah ± 17 ½ terhadap mobil penum pang
(personen wagons) ½ 10 %.
Sedangkan djika assembling itu bersifat C.K.D., penghematan
devisen : terhadap pickup, bus dan truck ± 21 %
Terhadap jeep
± 9 %
Terhadap personenwagens
±15 %
589
Selandjutnja keuntungan terhadap karma pada assembling
dipakainja tjat dalam negeri,
b. Usaha untuk bekerdja lebih sempurna, mempertinggi mutu
pekerdjaan dan besarnja produksi :
1. supaja disediakan tjukup devisen agar perusahaan as
sembling jang ada bekerdja baik,
2. mengurangi djumlah,assembling, balk dengan tjara peng
gabungan dalam rangka standardisasi/normalisasi ke
adaan.
3. kemudian menaikkan sarat2 teknis jang harus ada pada
perusahaan assembling.
c. Untuk menutup keperluan akan alat 2 pengangkutan bermotor
perlu di Indonesia sedjumlah assembling untuk ± 10.000 kendaraan
setahun :
1.
2.
Djakarta
Surabaja
(tambahan perlengkapan )
(s.d.a.)
5.
M e d a n
(s.d.a.)
4.
Palembang
(b a r u)
5.
Makasar
(b a r u)
Biaja jang diperlukan untuk mendirikan memperluas perusa
haan assembling ditaksir untuk masa Rentjana I Rp, 290
djuta,
d. Usaha lambat laun ialah membuat kendaraan bermotor sen
diri.
Untuk ini telah ada suatu rentjana fase pertama dari pihak
assembling. Diharapkan kemudian dalam hal ini suatu ren
tjana pembikinan spareparts bersama 'industri mesin dan
industri karet. Dalam hal ini harapan terletak pula pada di
dirikannja projek Tjilegon dan didirikannja tanur tinggi di
Lampung,
Biaja jang disediakan untuk usaha tersebut dalam Rentjana I
adalah Rp. 34 djuta.
§ 523. Untuk menghemat dan menggunakan alat 2 pengangkutan mo
tor didalam kota besar jang memerlukan dinas pengangkutan
motor didalam kota besar, maka dalam tiap Kotapradja diada
kan hanja satu perseroan terbatas dimiliki oleh Kotapradja atau
Kotapradja bersama Swasta.
Semua bus atau truck djawatan diserahkan kepada perseroan
terbatas tersebut,
Hanja djawatan jang mempunjai dinas 24 djam dalam satu ha
ri seperti P.T.T, dan sebagainja diperkenankan memiliki bus ketjil
untuk mengangkut pegawainja diwaktu malam.
Bus DAMRI ditugaskan mendjalankan dinas antarkota,
590
C. PERHUBUNGAN : KERETA API
§ 524. Politik angkutan
Kereta api sebagai alat pengangkutan negarajang vital harus
senantiasa mendjamin :
a. Kemungkinan pengangkutan satuan2 Angkatan Perang dan/
atau alatalatnja dengan aman serta tjepat guna kepen
tingan pertahanan Negara.
b. Pengangkutan barang terutama barang sandangpangan da
ri daerah penghasil kedaerah pemakai jang memerlukan de
ngan aman tjepat dad murah.
Kemudian menjusul angkutan penumpang, jang dibedakan
antara angkutan penumpang djarak djauh (jang diutamakan)
dan angkutan penumpang djarak pendek.
Tarip pengangkutan ditetapkan dengan membedakan tarip
untuk barang2 sandangpangan (tarip rendah) dan tarip un
tuk barang2 lainnja serta penumpang,
§ 525. Perluasan djaringan
Dalam Rentjana I dianggap belum perlu mengadakan. perluasan
djaringan keretaapi.
§ 526. Usaha usaha
Agar supaja kereta api dapat mendjalankan tugasnja sebaik
baiknja, dalam distribusi barang sandangpangan chususnja dan
pengangkutan umumnja, maka perhatian dan kegiatan Pe
merintah dalam Rentjana I ditudjukan kepada :
a. Meninggikan kernampuan mengangkut dan
b. Meninggikan effisiensi kerdja dan mutu pegawai, jang da lam
garis besarnja meliputi tindakan2 sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
Memperkuat serta menormalisir tubuh lintas (mengganti
ballast, merevisir lengkunganlengkungan dan lain seba
gainja).
Meremadjakan rel dan penambatnja jang sudah aus, dan
rata2 sudah dipergunakan selama 40 — 60 tahun.
Memperbaharui djembatan jang sudah usang.
Memperbaharui alat dan pesawat keamanan perdjalan
an keretaapi jang pada umumnja sudah dipergunakan
30 — 35 tahun.
Memperbaharui bakal pelanting jang sudah berumur 40
tahun atau lebih serta menambah djumlahnja, sehingga
591
6.
7.
8.
dapat memenuhi keperluan akan pengangkutan, chusus
nja barang2 sandangpangan dan umumnja barang 2 dan
penumpang, jang terusmenerus meningkat,
Lebih menggiatkan dan meninggikan dajaguna pema
kaian bakal pelanting modal dan tenaga pegawai (mate
rial, capital, manpower),
Mempermudah prosedure barang dan alat vital,
Menjelenggarakan pendidikan kader (akademisi, high
skilled dan skilled), jang lebih sempurna dan disesuai
kan dengan keperluan, sehingga peremadjaan manpower
dapat berdjalan terusmenerus setjara teratur,
§ 527. Biaja jang disediakan
Dalam Rentjana 1 untuk keretaapi disediakan Rp. 7.000 djuta.
D. PERHUBUNGAN DARAT:
POS, TELEGRAP 8 TELEPON
§ 528. Keadaan sekarang
Perhubungan Pos, Telegrap dan Telepon tidak dapat mengimbangi
keperluan masjarakat dan Pemerintah karena
a.
kerusakan pada gudang dan alat perhubungan.
b.
kekurangan personil jang tjakap,
c.
bertambah ramainja IABatas pada umumnja,
d. kurangnja anggaran belandja jang sampai kini disediakan.
§ 529. Usahausaha dan biaja
Untuk mengedjar ketinggalan tersebut diatas maka dalam Ren
tjana I didjalankan usaha2 sebagai berikut:
a. Djaring diperluas sedemikian rupa sehingga tidak ada da
erah jang terpentjil.
b. Waktu perhubungan dipertjepat, sehingga tertjapai waktu2
seperti tersebut dibawah :
Daerah :
Djenis perhubungan :
Waktu maksimum :
Seluruh
telegram
1 hari
Indonesia
telepon
12 djam
pos udara
4 hari
pos taut dan darat
10 hari
Sepulau
telegram
12 hari
telepon
6 djam
pos udara
2 hari
pos darat
3 hari
592
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Modernisasi dan penggantian alat dan gedung P.T.T. jang
tua.
Pelajanan pos setjara teratur diperluas sampai Ketjamatan 2
(dinas paketpos diutamakan).
Mekanisasi dan otomatisasi setjara masal untuk mengatasi
kelambatan pos.
Mendirikan Kantorpos modern sebagai pertjobaan.
Dibangkitkan kembali :
1. dinas wesel tembusan (rembeurs)
2.
,,
,,
telegrap dalam negeri
3. ,, ,,
luar negeri
4. „tjek angkatan perang dll, h.
Dalam Ibukota Daswati I, didjalankan :
1. penggantian "overhead lines" dengan kabel telepon di
bawah tanah.
2. perubahan material tua seperti sentral tangan, kawat 2
dan tiang2 dikota. Material bekas tersebut digunakan
untuk tempat2 lain jang memerlukan.
3. target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat
telepon bagi tia;p 60 djiwa penduduk.
Diluar Ibukota Daswati I :
1.
perluasan hubungan telepon untuk daerah diluar
Ibukota Daswati I,
2.
untuk mengatasi kekurangan alat, dipakai sistim party
lines.
3.
target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat'
untuk 200 djiwa penduduk.
Untuk mengatasi kekurangan akan saluran 2 interlokal digu
nakan radio dan carrier telephony meliwati kawatjang ada.
Untuk mempertjepat perluasan djaringan telepon dan un
tuk meringankan biaja, sebagian besar dani biaja dipikul
oleh pemakai.
Diperluas dan dimodernisir hubungan telegrap dengan meng
gunakan saluran2 telex.
Perlu diperluas pendidikan kader2 baru untuk mengatasi ke
kurangan; personil.
Rumah pegawai merupakan satu unit dengan Kantor 2 P.T.T.
dalam daerah terpentjil.
593
BIAJA
Biaja jang disediakan untuk pelbagai , dinas P.T.T. tersebut di
atas sebagai berikut :
a. Dinas Pos
Rp. 1.590, djuta
b. Dinas Telepon
c. Dinas Telegrap
d. Dinas Radio
Rp. 4.907,20
Rp. 650,80
Rp. 526,—
djuta
djuta
djuta
Djumlah
Rp. 7.674,
djuta
E. PERHUBUNGAN LAUT
§ 530. Dalam Rentjana I, mengenai perhubungan Laut ditetapkan usa
hausaha pembangunan untuk didjalankan sebagai berikut :
a.
Pelajaran Niaga :
1.
Pembangunan armada untuk pelajaran pantai dan Samu
dera kira2 sedjumlah 26,000 dwt.
2.
Motorisasi kapal2 lajar.
3.
Pendidikan keahlian djurusan ekonomi pelajaran (terma
suk bidang Pendidikan).
Untuk ini disediakan biaja Rp. 7.156,— djuta termasuk
modal kerdja untuk 2 — 3 bulan (tidak termasuk biaja Pen
didikan keahlian djurusan ekonomi pelajaran),
b.
Keamanan Pelajaran
1. Rehabilitasi dan pembangunan menara2dan mertjusuar
mertjusuar, stasion radio, kapal2, sekotji2, bengkel2
kapal, asrama2 pelaut dan sebagainja,
2. Pendidikan ahli2 pelajaran,
Untuk keperluan pembangunan keamanan pelajaran di
sediakan biaja Rp 1.527,— djuta, tidak termasuk biaja
pendidikan,
c.
Kepelabuhan :
1. Pembelian portequipment dan kapal2 keruk beserta pem
bangunan bengkelbengkelnja.
2. Pembangunan pelabuhan2.
Untuk keperluan pembangunan kepelabuhan seluruhnja
disediakan biaja Rp, 1.450,— djuta,
d.
Perindustrian Perkapalan (termasuk bidang Produksi : In
dustri) Rehabilitasi dan pembangunan dok:
594
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tandjung Priok
Surabaja
Makasar
Belawan
Palembang
Padang
Pontianak
Bandjarmasin
Untuk keperluan ini disediakan biaja Rp. 1.320,— djuta.
§ 531. Alokasi investasi perhubungan laut dan perindustrian perka
palan jang seluruhnja berdjumlah Rp. 11,253,— djuta (tidak ter
masuk biaja pendidikan) belum mentjukupi sepenuhnja untuk
pembangunan maritim jang tjukup lajak guna memenuhi keper
Juan lalulintas taut jang akan datang.
F. PERHUBUNGAN UDARA
§ 532. Dalam Rentjana I perlu diperbaiki kemampuan alat hubungan
udara dengan tiara
a. perbaikan landasan
b. perbaikan groundfacilities
c. istensifikasi pendidikan aircrew dan groundcrew
d. koordinasi training facilities untuk mentjapai efficiency sebe
sarbesarnja,
e. pembangunan feederlines system
f. standardisasi alai perhubungan udara (sipil dan militer)
g. intensifikasi penggunaan pesawat' udara jang ada
h. kerdja sama dengan swasta nasional
i. mengembangkan research dan pembuatan pesawat udara
ringan
j. melantjarkan distribusi bahan bakar/bensin dengan melalui
darat dan laut untuk lapangan udara jang aktip terpakai
k. mengaktipkan D.A.U.M. kembali
1. agar G.I.A. lebih menitikberatkan pada penerbangan dalam
negeri.
§ 533. Projek2 pembangunan jang didjalankan dalam Rentjana I terdi
riatas:
a. Perbaikan/perpandjangan/pembangunan lapangan terbang:
1. Projek perbaikan dan perpandjangan dari 6 lapangan
terbang guna pesawat' Convair dan Lockheed Electra :
595
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ambon
Menado
Kupang
Balikpapan
Pakanbaru
Pontianak
2. Projek baru sebagai pengganti lapangan terbang Perak
(Surabaja),
3. Modernisasi lapangan terbang Internasional Kemajoran,
4. Pembangunan lapangan2 terbang lainnja diseluruh Indone
sia guna Convair/Lockheed Electra,
5. Pembangunan lapangan2 terbang diseluruh Indonesia gu
na pesawat2 type DC3,
b.
Perlengkapan lapangan2 terbang :
1. Alat2 pemadam kebakaran
2. Powersupply
3. Alat2 penerangan landasan dll,
4. Pembangunan/penjempurnaan bangunan2 unit lapangan terbang
guna keperluan operasionil,
c.
d.
Perbengkelan pesawat2 terbang.
Penelitian jang berhubungan dengan penerbangan dan pembuatan
pesawat2 udara,
Pembelian pesawat2 pengganti Dakota/DC3 lengkap de
ngan spareparts dll.
Gedung2 untuk gudang2, hanggar2, perumahan dll. jang di
perlukan untuk penerbangan,
Keamanan Penerbangan :
1. Aerosutical Fixed Telecommunication Netwerk,
2. Bangunan2/fasilitet2 guna alat2 tersebut dalam (1)
3. Penjelenggaraan navigational aids.
4. Fasilitet2 lembaga Meteo dan Geophysic.
5. Untuk keperluan ,,Search dan Rescue',
e.
f.
g.
h.
Tjadangan :
1. Pembuatan/penjempurnaan kurang lebih 40 lapangan terbang
guna feederlines
2. Pendidikan kader2 penerbangan
3. Pembelian pesawat jet untuk penerbangan internasional,.
termasuk keperluannja untuk itu,
596
§ 534. Biaja jang disediakan guna keperluan pembangunan perhubung
an udara dalam Rentjana I, adalah sebesar Rp. 4.485,— djuta
§ 535. Alokasi sedjumlah Rp. 4.485,— djuta tersebut belum memenuhi
keperluan pembangunan perhubungan udara seluruhnja jang
sesuai dengan taraf perkembangan lalulintas udara pada wak
tu jang akin datang
3. GARIS BESAR PEMBANGUNAN TOURISME
§ 536. U m u.m
Mengingat hakekatnja dan fungsi Tourisme, maka perlu sekali
tourisme di Indonesia mendapat perhatian penuh dari Pemerin
tah, Sebagai perbandingan :
a. Swiss jang lugs negaranja kurang lebih 16 riba mil persegi
(djumlah penduduk 4,7 djuta ditahun 1950), tourisme telah
menarik 5 djuta touris setahun dengan menghasilkan U.S
$ 1500 djuta.
b. Djepang menghasilkan US $ 76 djuta dalam tahun 1958.
c. Di India dalam tahun 1954 penghasilan tourisme mening
kat 20% dari penghasilan tahun 1948 (US $ 11 djuta).
d. Indonesia memperoleh penghasilan dari tourisme pada ta
hun 1957 s/d 1959 sebagai digambarkan dalam angka 2 se
bagai berikut :
Tahun :
US. $
(djuta)
195
195
8
195
§ 537. Sebab kemunduran
1.875.7
1.802.4
20
722.40
Sebab2 mengapa penghasilan tourisme di Indonesia mundur dan
terbelakang djika dibandingkan dengan negara lain, adalah ka
rena antara lain
a. Fasilitet.
1. Akomodasi, belum dilaksanakan sepenuhnja.
2. Pengangkutan belum memuaskan.,
3. Frentier fornalities, sangat dipersulit.
597
b. Promosi
Advertensi, penerbitan', exhibition, sudiovisnal kurang di
intensivir,
c. Keamanan. dalam Negeri helm terdjamin sepenuhnja.
§ 538. Rentjana tourisme. dalam Rentjana I
a. Organisasi :
Untuk memperbaiki organisasi tourisme perlu didirikan De
wan Tourisme Indonesia dengan tugas
1. menggerakkan .perdjalanan dari satu daerah kedaerah
lain.
2. mengatur publisitet dan, hubungan organisasi antar da
erah maupun internasional,
3. memadjukan pertumbuhan industri tourisme.
b. Fasilitet
Untuk memperbaiki fasilitet, maka perlu :
1.
dilantjarkan penerimaan dan pelajanan para touris di
Indonesia dengan tjara :
(a) meniadakan visa bagi touris jang hanja berkun
djung selama 72 djam (3 hari),
(b) pengurangan pengisian formulir untuk para touris.
2. Akomodasi perlu ditambah, dengan mengingat ukuran
internasional,
3. Pengangkutan perlu diperluas dan dimodernisir dalam
ketiga bidang : udara, laut dan darat.
c. Promosi tourisme,
Promosi tourisme perlu lebih diintensivir lagi,
d. Rentjana pendidikan,
Rentjana pendidikan perlu mendapat perhatian terutama dalam :
1. tukarmenukar tenaga dalam bidang tourisme.
2. pendidikan didalam dan diluar negeri.
§ 539. Usahausaha jang diutamakan
Dalam Rentjana I hams diutamakan perbaikan hotel dan pen,
angkutan didaerahdaerah seperti Djakarta; Djaw.aBarat, Dja
waTengah, Djawa Timer dan Bali sebagai target pertama un
tuk pembangunan dalam rentjana kedua dilainlain daerah.
598
§ 540. Biaja
Biaja jang disediakan untuk keperluan pembangunan tourisme
seluruhnja dalam Rentjana I adalah Rp, 500, djuta.
§ 541. Saransaran :
a. Hendaknja industri perhotelan diperluas dengan memberi kan
subsidi kepada industri perhotelan tersebut sesuai de ngan
kebutuhan jang diharapkan ($ 5 — $ 6 djuta) sebagai modal
pembangunan hotel dalam Rentjana I.
b. Memberikan peladjaran (service) terutama pada kebersih an,
makana.n, air minum dan masalah jang ada sangkutpaut nja
dengan itu,
c. Penjederhanaan daripada formalitet pada douane dan imi
grasi,
d. Hendaknja selalu diiagat bahwa hasrat seorang touris ada lah
ingin tahu dan meliha.t segala sesuatunja jang bersifat betul2
nasional.
Dan karenanja djanganlah ditjoba untuk memberi pelajanan
dan hiburan kepada seseorang touris dengan pelajanan dan
hiburan pertundjukan dan sebagainja, jang tidak bersifat
nasional Indonesia.
Djustru karena peladjaran, adatistiadat, hiburan/pertun
djukan bersifat nasional inilah menjebabkan seorang touris
tertarik datang ke Indonesia.
e. Ruangan, digedung terminal lapangan terbang jang pen ting 2
hendaknja diperluas.
f. Lebih baik lagi kalau ada hubungan langsung dengan per
usahaan Angkatan Laut Internasional dari negara 2 jang
panting, darimana Indonesia mendapat pasaran tourisme
jang sangat besar.
g. Hendaknja dalam Rentjana I dibidang tourisme ini Pemerintah
telah dapat membuat peraturan2/undang2 jang chu sus dapat
membantu perkembangan lapangan tourisme, (undang
undang perhotelau, undang2 touris & travel bureau
peratur.an2 mengenai taxi dan lain2).
Tjatatan : Usaha tourisme dimasukkan dalam pola projek
bidang Keuangan.
599
1. GARIS BESAR PEMBANGUNAN
BIDANG DISTRIBUSI
§ 503. Distribusi nasional terpimpin
Pemerintah paling sedikit mengatur setjara aktip bidang distri
busi dan mengawasi pelaksanaannja; barang2 jang panting untuk
kehidupan rakjat dan industri vital dikuasai oleh Pemerintah.
§ 504. Peranan distribusi
Distribusi harus dapat merealisir pentjukupan dan peredaran
barang2 sandangpangan keperluan rakjat dalam waktu jang se
singkat2nja. Segala kegiatan distribusi diarahkan, supaja ba
rangbarang tiba dengan tjepat, merata dan murah ketangan
rakjat.
§ 505. Distribusi sandangpangan
Usaha dalam Rentjana I terutama ditudjukan untuk melaksana
kan distribusi barang2 sandangpangan pokok, jang meliputi 16
djenis jaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
beras
gula pasir
garam
minjak kelapa
than asin
untuk baji
tekstil kasar
250 g
35 g
1 g
200 cc
6 g
45 g
5 m
8.
9.
10.
300 cc
20 g
200 g
11.
12.
13.
14.
15.
minjak tanah
Tepung terigu
Palawidja (djagung
Ketela dsb.)
Daging
Sabun tjutji/mandi
Kopi
Teh.
Rokok
16.
Korekapi
15 g
25 g
15 g
1 g
100 bt
1 pak
Sehariseorang
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
Setengah tahun
seorang
Sehariseorang
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
,, ,,
Semingguseo
rang
Ketjil sehari
seorang
1 – 8
Barang2
Jang umum
diperlukan
9 – 16
Barang2
Lainnja
Didistribusikan
Menurut kea
Daan daerah
581
Setiap tahun distribusi barang2 sandangpangan tersebut dise
suaikan dengan produksi termasuk impor didalam bidang ini,
Penjaluran barang2 tersebut diusahakan supaja setjara ber
angsurangsur tertjapai 100% dilewatkan koperasi.
§ 506. Rangkaian jang ada hubungan dengan distribusi sandang
pangan
Untuk melaksanakan distribusi barang2 tersebut diatas setjara
sempurna, maka segenap rangkaian jang ada hubungannja de
ngan distribusi sandangpangan harus dikuasai atau diawasi se
tjara aktip oleh Pemerintah, jaitu :
a. Produksi :
Untuk mengadakan tjukup persediaan bahan guna pelaksa
naan distribusi, Pemerintah harus menguasai produksi dan
impor jang chusus mengenat sandangpangan jaitu :
1. Produksi dan impor bahan makanan : beras, tepung teri
gu, susu dan susu bubuk makanan baji.
2. Produksi dan impor bahan pakaian tekstil kasar,
3. Pengumpulan hasil bumi jang didjalankan setjara koo
peratip oleh badan2 koperasi,
b. Sistim distribusi mengenai barang2 keperluan rakjat, dila
kukan sebagai berikut :
1. Pemerintah harus mendjamin peredaran barang2 keper
luan rakjat, chusus sandangpangan, setjara tjepat, tetap
dan teratur.
2. Distribusi hanja perlu didjalankan apabila barang benar2
kurang untuk menghadapi keperluan masjarakat jang me
ningkat (seperti pada waktu lebaran).
3. Djalan jang balk menurut pengalaman ialah pendjualan
babas, dibarungi dengan injeksi diwaktu jang perlu bila
barang menghilang, Untuk injeksi Pemerintah perlu se
kali mempunjai ironstock paling sedikit 25%.
4. Apabila didjalankan distribusi, perlu diadakan sistim ra
yon untuk mempermudah djalannja distribusi dan penga
wasannja,
5. Djumlah badan perantara harus dikurangi dan berangsur 2
pedagang2 digantikan dengan koperasi2.
6. Pedagang swasta nasional setjara berangsur 2. dialihkan
kelapangan usaha lain.
7. Pemerintah harus aktip membimbing dan menguasai dis
tribusi agar setjepat2nja distribusi melalui koperasi
lingkungan dan koperasi desa dapat ditjapai.
8. Kepada penjalur barang2 pokok keperluan rakjat jang
berdjumlah 8 djenis harus diberikan prioritet.
582
9. Penjaluran barang2 pokok ini harus ditugaskan pada
lembaga2 alat penjalur jang bonafide (baik), punja pe
ngalaman dan modal, termasuk koperasi dan swasta de
ngan mengutamakan koperasi,
Schema penjaluran barang pada rakjat.
(I)
Perdagangan besar
(II) Perdagangan perantara
Agen/grossier
Stockholder
(II) Perdagangan ketjil
etjeran
PT.Neg Kop Swasta
PT.Neg Kop Swasta
Koperasi Swasta
rakjat
10. Pimpinan Pemerintah terdiri :
(a) Barang jang vital bagi' industri dan rakjat diimpor/
dikumpulkan oleh P.T.2. Negara.
(b) Harga barang dan upah penjalur (winstmarge) di
tetapkan. oleh Pemerintah.
(c) Dislokasi kedaerah2 diatur oleh Pemerintah.
(d) Para pengusaha swasta nasional diharuskan berga
bung didalam organisasi2 sedjenis jang ketuanja di
angkat oleh Pemerintah, diambil orang dart P.T.
Negara,
Peranan pengusaha swasta asing dibidang distribusi
lambat_laun diambilalih oleh pengusaha swasta na
sional atau koperasi.
(e) Dari golongan (III) diambil jang balk' dan dipakai
sebagai priceleader dan injeksi barang, apabila di
dalam distribusi ada kematjetan atau kekatjauan.
(f)
Guna keperluan injeksi ini Pemerintah perlu mengua
sai stock sekurang2nja 25% dari keperluan.
(g) Didalam penjaluran barang Pemerintah memberi pri
oritet kepada koperasi.
(h) Didalam pengawasan atas koperasi2 oleh Pemerin
tah perlu pula diikutsertakan rukun kampung dan
rukun tetangga,
a. Alat pengangkutan.
Pemerintah harus menitikberatkan usahanja dalam lapang
an ini kepada pengangkutan barang2 keperluan hidup rakjat
banjak dengan djalan :
583
1. Dalam lapangan lalulintas darat seluruh pengangkutan oleh
kendaraan bermotor dikoordinasi setjara sentral dan
pelaksanaannja didesentralisi. Alat pengangkutan milik
rakjat didesa seperti tjikar dab. dibimbing dan diberi tu
gas untuk membantu pelaksanaan pengangkutan distri
busi dan jang diperlukan untuk produksi sadangpangan.
Mengenai alat pengangkutan lambat ini hendaknja segera
diusahakan modernisasi dan mekanisasinja,
2. Dalam lapangan lalulintas Laut, kekurangan akan kapal
dan perahu segera diatasi, agar barang 2 pokok keperluan
rakjat benar2 dapat diangkut kedaerah seluruh Indonesia.
§ 507. Gerakan koperasi
Gerakan koperasi perlu digiatkan dan diberi dorongan aktip oleh
Pemerintah.
Pemerintah perlu menegaskan hahwa gerakan koperasi benar 2
merupakan:
a. alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin berdasarkan
Sosialisme Indonesia.
b. sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia.
c. dasar untuk mengatur perekonomian rakjat guna mentjapai
taraf hidup jang lajak dalam susunan masjarakat adil dan
makmur jang demokratis jang harus diketahui dan diinsjafi ,
oleh segenap alat perlengkapan Negara dan seluruh lapisan
masjarakat.
Selain itu perlu diadakan wadjib koperasi, dimana setiap ang
gota masjarakat diharuskan mendjadi anggota koperasi.
§ 508. Peranan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah dan lain2
Peranan Pemerintah Pusat dalam bidang distribusi terletak da
lam soul tanggungdjawab, koordinasi antardepartemen dan pe
laksanaan Rentjana I. Pemerintah Daerah bertanggungdjawab
alas pelaksanaan distribusi menurut rentjana, jang disusnn oleh
Daerah dan telah disetudjui oleh Pemerintah Pusat i.c. Merited
Perdagangan.
2. GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN BIDANG
KOMUNIKASI
A. PERHUBUNGAN DARAT : DJALAN RAJA
§ 509. Pelaksanaan wewenang
Wewenang dalam hal pemeliharaan, perbaikan, pembuatan
djalan serta pengeluaran faintrajek dan pengawasan lalulintas,
didjalankan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan hal2
584
jang saling bertentangan dan dapat pula mendjamin terpelihara
nja keadaan raja itu.
§ 510. Perbaikan djalan
Dalam rentjana I didjalankan pekerdjaan 2 jang dimulai tahun
1961 sampai 1969, jaitu :
a. Rehahilitasi (perbaikan berat) djalan2 pada umumnja.
b. Penguatan dan pengaspalan djalan kerikil mendjadi djalan
kelas III;
c. Kenaikan tingkatan djalan negara jang beraspal mendjadi kelas
II;
d. Membangun djalan baru jang merupakan missing links.
§ 511. Herklassifikasi djalan
Berhubung dengan perkembangan lalulintas barang dan teknik
kendaraan bermotor, jang terus menerus meningkat, maka kla
sifikasi djalan raja, jang sampai sekarang dibagi dalam 6 kelas,
sudah tidak sesuai lagi.
Oleh sebab itu untuk waktu jang akan datang perlu diusaha
kan, supaja hanja ada 3 kelas djalan jaitu :
Kelas I untuk 10
Kelas
II 7
Kelas untuk
III 3½
ton berat sumbu
ton berat sumbu
ton berat sumbu
Untuk ini harus dilakukan :
a. semua djalan kelas II jaitu 3710 km harus didjadikan kelas I;
b. 40% dari djumlah djalan kelas III (31.815 km), jaitu 12.715
didjadikan kelas I;
c. 60% dari djumlah djalan kelas III (= 31.815 km) jaitu 19.100
km didjadikan kelas II;
d. 5170 km dari 44170 km djalan kelas III aIVV didjadikan
kelas II;
e. 39.000 kin djalan kelas IIIaIVV didjadikan kelas III.
Dalam Rentjana I mulai tahun 1969 dimulai usaha menudju ke
arch perubahan klasifikasi dengan mendjadikan semua djalan
kelas III aIV dan V mendjadi kelas III. (tersebut pada e).
Djalan jang nierupakan tembusan dari sesuatu djalan harus di
buat satu kelas. Lebar djalan disesuaikan dengan intensitet lalu
lintas.
Sedjalan dengan penaikan kelas djalan raja ini, djembatan
bukan sadja harus disesuaikan dengan kelas djalan, akan tetapi
pula dengan berat kendaraan jang mungkin harus melalui dja
lan itu, misalnja keperluan pertahanan,
585
§ 512. Pembangunan djalan barn
Disamping hal2 tersebut diatas, perlu diusahakan dibangun dja
landjalan baru, guna lebih melantjarkan perekonomian kita, se
perti :
a. throughway Tjililitan (Djakarta)Puntjak (Bogor) sepandjang
70 km.
b. Djalan Tomi,niToliToli di Sulawesi Utara sepandjang 110 km,
c. Djalan Tandjung Rantauprapat Pakanbaru Rengat
Djambi Palembang, sepandjang 1100 km. dan lain2.
§ 513. Djalan lain listas lambat terpisah
Pada umumnja l'al'u lintas lambat menghambat kelantjaran laln
lintas, sehingga memperketjil kepasitet djalan, Untuk menghin
darkan penghainbatan kelantjaran lal'ulinitas perlu diadakan
pemisahan antara lalutintas tjepat dan lalutintas lambat, Un
tuk ini harus diadakan djatan2 tersendiri bagi kedua matjam
lalulintasdan djalan untuk lalutintas lambat sebaiknja ada
dikedua belah djalan untuk lalutintas tjepat.
Dalam pembangunan mengenai djalan2 perlu diperhatikan Pula
pembuatan trotoir2, terutama dalam kota2 baser serta pemba
ngunan/penggantian djembatan2.
§ 514. Bahan untuk perbailcan djalan raja
Untuk dapat memenuhi keperluan dalam negeri akan aspal guna
pembangunan djalan raja tersebut diatas, jang berdjumlah k.l.
425460 ton dan sampai sekarang ± 50% masih harus diimport,
maka perlu produksi Batas (= Baton aspal) diintensipkan,
B. PERHUBUNGAN DARAT: ANGKATAN MOTOR
§ 515. Daja angkut
Daja angkut jang dapa2 ditjapai dalam keadaan optimum adalah:
Untuk bus:
luar kota
: 100% X djumlah tempat duduk X 300 km.
X 300 hari.
dalam kota : 100% X djumlah tempat duduk X 200 km
X 300 hari.
§ 516. Usaha memperlantjar pengangkutan ialah dengan :
a. menghilangkan perintang seperti:
1. djalan ramal atau sempit.
2. tak ada satuan kelas pada satu trajek.
3. lalutintas lambat.
586
4. bengkel2 buruk,
5. kekurangan spareparts.
6. terlalu. banjaknja peraturan.
b. Mempermudah pemberian izin dings bus,
c. Memperdalam disiplin lalulintas.
§ 517. Alat dan biaja jang diperlukan
a. Bus dan truk :
replacement : 4000 buat setahun
tambahan
: 4000 buah setahun
Dasarnja replacement 4000 buah. kendaraan untuk jang su,
dah berumur 10 tahun ditetapkan berdasarkan perhitungan:
Daja angkut (kendaraan sekarang) = 105.000 ton,
Jang sudah berumur 10 tahun (50%) ± 50.000 ton.
Jang harus diganti dalam waktu 5 tahun = ± 50.000 ton.
Djadi tiap2 tahun jang harus diganti adalah 10.000 ton.
Truk, pickup, bus umum jang sekarang lazim dipakai ma
singmasing mempunjai daja angkut :
Truk 3½, 2½ ton,
pickup ½ ton,
bus umum: 2½, 2, 1½, 1 ton.
Ini berarti bahwa jang harus diganti ialah setiap tahun 4000
kendaraan,
Djadi setiap tahun diperlukan 20% dari djumlah kendaraan
jang ada.
Melihat angka2 diatas sebaiknja dipakai sebagai target un
tuk memenuhi keperluan masjarakat, tambahan setiap tahun
sebesar 30 a 40% djumlah kendaraan jang ada.
b. Biaja jang disedi.akan untuk keperluan kendaraan ini disedia
kan biaja Rp. 1.200,— djuta setahun.
§ 518. Distribusi onderdil, ban dsb
Agar supaja tertjapai kelantjaran distribusi onderdil dsb, di
usahakan:
a. tersedianja devisen untuk spareparts disesuaikan dengan
kebutuha.anja, jang sebanding dengan djumlah kendaraan
jang dibeli,
b. penjaluran spareparts disederhanakan, artinja. supaja ting
katan "dealer" dan "toko" dalam rantai penjaluran spare parts
(importirdealertokopemakai) dihapuskan dan digan ti
dengan suatu bank pengangkutan.
c. djumlah importir spareparts dibatasi berdasarkan "gespe
cialiseerde importeurs".
587
d. diadakan usaha jang menudju kepada pembikinan spareparts
dalam negeri,
§ 519. Penjederhanaan
Harus dipertimbangkan dalam hal normalisasi dan standardisasi
kendaraan serta spareparts berasal negara manakah jang dalam
keadaan darurat (perang dunia atau ketegangan terusan Suez)
tidak terdjepit dalam hal penjediaan kendaraan dan spareparts
Banjaknja merk dan type kendaraan jang sekarang ada di In
donesia ditaksir sbb.: djumlah merk 75, djumlah type 115,
Perlu normalisasi dan standardisasi jang menudju kepada mi
salnja :
djumlah merk :
untuk truck, pickup bus = 4 merk.
untuk jeep
= 3 merk
untuk mobil penumpang = 3 merk
Djumiah.
= 10 merk
§ 520. Dieselisasi
Dieselisasi perlu diadakan mengingat keuntungan seperti diba
wah ini :
a.
diesel ialah lebih tahan lama (duurzam) dari motor bensine.,
b.
dilihat dari sudut bahan bakar diesel adalah 50% lebih
murah,
c. dilihat dari sudut teknik bus diesel merupakan kendaraan
jang menjesalkan ("bevredigend"),
d. diesel dapat dipergunakan multipurpose:
berarti untuk.:
motor kendaraan
motor kapal
motor tetap,
Dieselisasi seluruh Indonesia akan memakan suatu waktu per
siapan jang lama, kira2 2 tahan,
Dalam rangka pelaksanaan usaha ini perlu diperhatikan ke
sulitankesulitan praktis jang mungkin timbul.
§ 521. Bengkelbengkel
a. Jang diperlukan ialah :
1. bertambahnja djumlah bengkel,
2. bertambahnja djumlah month (skill),
3. perbaikan management bengkel.
4. bertambahnja alat2 bengkel modern.
588
5. bertambahnja manuals untuk bengkel,
b. Djumlah dan biaja jang diperlukan
1. Djumlah :
20 first class shop equipment
60 second class shop equipment
100 third class shop equipment
700 service station shop equipment
2. Biaja:
Taksiran harga sementara : berupa devisen = 1700 djuta.
c. Tindakan diperlukan untuk mempertinggi efficiency dan mute
pekerdjaan :
1. mengadakan kursus2 dalam bengkel untuk month2 dan
dealer. Untuk montir keluaran Sekolah Teknik 6 bulan
kursus dianggap tjukup.
2. Mengadakan Trainings centre untuk keluaran Sekolah
Teknik Menengah selama 3 bulan.
§ 522. Assembling:
a. Keuntungan assembling.
Keuntungan mengassemblir kendaraan dalam negeri adalah :
a. memberi pekerdjaan (arbeidsvergchaffing).
b. meadidik rakjat Indonesia sehingga mendjadi "skill" guna pabrik
kendaraan jang akan datang.
c. Ekonomis : assembling itu menguntungkan karena menghemat
devisen.
d. Assembling adalah penting sebagai fase antara (tussenfase)
kesatu manufacturing jang lengkap.
Sebagai umpama dari c :
Keuntungan dari tiap2 mobil jang masuk di Indonesia (C.K.D.)
(Completely Knock Down) adalah Rp. 22.000, setahunnja
(seperti dalam tahun 1959 tertjapai pemasuk an kendaraan
sedjumlah 2000 buah) 2000 x Rp. 22.000, = Rp. 44.000.000,
Djika assembling itu bersifat S.K.D. (Semi Knock Down)
terhadap pickup, bus dan truck, ini menghasilkan penghe
matan devisen sedjumlah ± 17 ½ terhadap mobil penum pang
(personen wagons) ½ 10 %.
Sedangkan djika assembling itu bersifat C.K.D., penghematan
devisen : terhadap pickup, bus dan truck ± 21 %
Terhadap jeep
± 9 %
Terhadap personenwagens
±15 %
589
Selandjutnja keuntungan terhadap karma pada assembling
dipakainja tjat dalam negeri,
b. Usaha untuk bekerdja lebih sempurna, mempertinggi mutu
pekerdjaan dan besarnja produksi :
1. supaja disediakan tjukup devisen agar perusahaan as
sembling jang ada bekerdja baik,
2. mengurangi djumlah,assembling, balk dengan tjara peng
gabungan dalam rangka standardisasi/normalisasi ke
adaan.
3. kemudian menaikkan sarat2 teknis jang harus ada pada
perusahaan assembling.
c. Untuk menutup keperluan akan alat 2 pengangkutan bermotor
perlu di Indonesia sedjumlah assembling untuk ± 10.000 kendaraan
setahun :
1.
2.
Djakarta
Surabaja
(tambahan perlengkapan )
(s.d.a.)
5.
M e d a n
(s.d.a.)
4.
Palembang
(b a r u)
5.
Makasar
(b a r u)
Biaja jang diperlukan untuk mendirikan memperluas perusa
haan assembling ditaksir untuk masa Rentjana I Rp, 290
djuta,
d. Usaha lambat laun ialah membuat kendaraan bermotor sen
diri.
Untuk ini telah ada suatu rentjana fase pertama dari pihak
assembling. Diharapkan kemudian dalam hal ini suatu ren
tjana pembikinan spareparts bersama 'industri mesin dan
industri karet. Dalam hal ini harapan terletak pula pada di
dirikannja projek Tjilegon dan didirikannja tanur tinggi di
Lampung,
Biaja jang disediakan untuk usaha tersebut dalam Rentjana I
adalah Rp. 34 djuta.
§ 523. Untuk menghemat dan menggunakan alat 2 pengangkutan mo
tor didalam kota besar jang memerlukan dinas pengangkutan
motor didalam kota besar, maka dalam tiap Kotapradja diada
kan hanja satu perseroan terbatas dimiliki oleh Kotapradja atau
Kotapradja bersama Swasta.
Semua bus atau truck djawatan diserahkan kepada perseroan
terbatas tersebut,
Hanja djawatan jang mempunjai dinas 24 djam dalam satu ha
ri seperti P.T.T, dan sebagainja diperkenankan memiliki bus ketjil
untuk mengangkut pegawainja diwaktu malam.
Bus DAMRI ditugaskan mendjalankan dinas antarkota,
590
C. PERHUBUNGAN : KERETA API
§ 524. Politik angkutan
Kereta api sebagai alat pengangkutan negarajang vital harus
senantiasa mendjamin :
a. Kemungkinan pengangkutan satuan2 Angkatan Perang dan/
atau alatalatnja dengan aman serta tjepat guna kepen
tingan pertahanan Negara.
b. Pengangkutan barang terutama barang sandangpangan da
ri daerah penghasil kedaerah pemakai jang memerlukan de
ngan aman tjepat dad murah.
Kemudian menjusul angkutan penumpang, jang dibedakan
antara angkutan penumpang djarak djauh (jang diutamakan)
dan angkutan penumpang djarak pendek.
Tarip pengangkutan ditetapkan dengan membedakan tarip
untuk barang2 sandangpangan (tarip rendah) dan tarip un
tuk barang2 lainnja serta penumpang,
§ 525. Perluasan djaringan
Dalam Rentjana I dianggap belum perlu mengadakan. perluasan
djaringan keretaapi.
§ 526. Usaha usaha
Agar supaja kereta api dapat mendjalankan tugasnja sebaik
baiknja, dalam distribusi barang sandangpangan chususnja dan
pengangkutan umumnja, maka perhatian dan kegiatan Pe
merintah dalam Rentjana I ditudjukan kepada :
a. Meninggikan kernampuan mengangkut dan
b. Meninggikan effisiensi kerdja dan mutu pegawai, jang da lam
garis besarnja meliputi tindakan2 sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
Memperkuat serta menormalisir tubuh lintas (mengganti
ballast, merevisir lengkunganlengkungan dan lain seba
gainja).
Meremadjakan rel dan penambatnja jang sudah aus, dan
rata2 sudah dipergunakan selama 40 — 60 tahun.
Memperbaharui djembatan jang sudah usang.
Memperbaharui alat dan pesawat keamanan perdjalan
an keretaapi jang pada umumnja sudah dipergunakan
30 — 35 tahun.
Memperbaharui bakal pelanting jang sudah berumur 40
tahun atau lebih serta menambah djumlahnja, sehingga
591
6.
7.
8.
dapat memenuhi keperluan akan pengangkutan, chusus
nja barang2 sandangpangan dan umumnja barang 2 dan
penumpang, jang terusmenerus meningkat,
Lebih menggiatkan dan meninggikan dajaguna pema
kaian bakal pelanting modal dan tenaga pegawai (mate
rial, capital, manpower),
Mempermudah prosedure barang dan alat vital,
Menjelenggarakan pendidikan kader (akademisi, high
skilled dan skilled), jang lebih sempurna dan disesuai
kan dengan keperluan, sehingga peremadjaan manpower
dapat berdjalan terusmenerus setjara teratur,
§ 527. Biaja jang disediakan
Dalam Rentjana 1 untuk keretaapi disediakan Rp. 7.000 djuta.
D. PERHUBUNGAN DARAT:
POS, TELEGRAP 8 TELEPON
§ 528. Keadaan sekarang
Perhubungan Pos, Telegrap dan Telepon tidak dapat mengimbangi
keperluan masjarakat dan Pemerintah karena
a.
kerusakan pada gudang dan alat perhubungan.
b.
kekurangan personil jang tjakap,
c.
bertambah ramainja IABatas pada umumnja,
d. kurangnja anggaran belandja jang sampai kini disediakan.
§ 529. Usahausaha dan biaja
Untuk mengedjar ketinggalan tersebut diatas maka dalam Ren
tjana I didjalankan usaha2 sebagai berikut:
a. Djaring diperluas sedemikian rupa sehingga tidak ada da
erah jang terpentjil.
b. Waktu perhubungan dipertjepat, sehingga tertjapai waktu2
seperti tersebut dibawah :
Daerah :
Djenis perhubungan :
Waktu maksimum :
Seluruh
telegram
1 hari
Indonesia
telepon
12 djam
pos udara
4 hari
pos taut dan darat
10 hari
Sepulau
telegram
12 hari
telepon
6 djam
pos udara
2 hari
pos darat
3 hari
592
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Modernisasi dan penggantian alat dan gedung P.T.T. jang
tua.
Pelajanan pos setjara teratur diperluas sampai Ketjamatan 2
(dinas paketpos diutamakan).
Mekanisasi dan otomatisasi setjara masal untuk mengatasi
kelambatan pos.
Mendirikan Kantorpos modern sebagai pertjobaan.
Dibangkitkan kembali :
1. dinas wesel tembusan (rembeurs)
2.
,,
,,
telegrap dalam negeri
3. ,, ,,
luar negeri
4. „tjek angkatan perang dll, h.
Dalam Ibukota Daswati I, didjalankan :
1. penggantian "overhead lines" dengan kabel telepon di
bawah tanah.
2. perubahan material tua seperti sentral tangan, kawat 2
dan tiang2 dikota. Material bekas tersebut digunakan
untuk tempat2 lain jang memerlukan.
3. target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat
telepon bagi tia;p 60 djiwa penduduk.
Diluar Ibukota Daswati I :
1.
perluasan hubungan telepon untuk daerah diluar
Ibukota Daswati I,
2.
untuk mengatasi kekurangan alat, dipakai sistim party
lines.
3.
target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat'
untuk 200 djiwa penduduk.
Untuk mengatasi kekurangan akan saluran 2 interlokal digu
nakan radio dan carrier telephony meliwati kawatjang ada.
Untuk mempertjepat perluasan djaringan telepon dan un
tuk meringankan biaja, sebagian besar dani biaja dipikul
oleh pemakai.
Diperluas dan dimodernisir hubungan telegrap dengan meng
gunakan saluran2 telex.
Perlu diperluas pendidikan kader2 baru untuk mengatasi ke
kurangan; personil.
Rumah pegawai merupakan satu unit dengan Kantor 2 P.T.T.
dalam daerah terpentjil.
593
BIAJA
Biaja jang disediakan untuk pelbagai , dinas P.T.T. tersebut di
atas sebagai berikut :
a. Dinas Pos
Rp. 1.590, djuta
b. Dinas Telepon
c. Dinas Telegrap
d. Dinas Radio
Rp. 4.907,20
Rp. 650,80
Rp. 526,—
djuta
djuta
djuta
Djumlah
Rp. 7.674,
djuta
E. PERHUBUNGAN LAUT
§ 530. Dalam Rentjana I, mengenai perhubungan Laut ditetapkan usa
hausaha pembangunan untuk didjalankan sebagai berikut :
a.
Pelajaran Niaga :
1.
Pembangunan armada untuk pelajaran pantai dan Samu
dera kira2 sedjumlah 26,000 dwt.
2.
Motorisasi kapal2 lajar.
3.
Pendidikan keahlian djurusan ekonomi pelajaran (terma
suk bidang Pendidikan).
Untuk ini disediakan biaja Rp. 7.156,— djuta termasuk
modal kerdja untuk 2 — 3 bulan (tidak termasuk biaja Pen
didikan keahlian djurusan ekonomi pelajaran),
b.
Keamanan Pelajaran
1. Rehabilitasi dan pembangunan menara2dan mertjusuar
mertjusuar, stasion radio, kapal2, sekotji2, bengkel2
kapal, asrama2 pelaut dan sebagainja,
2. Pendidikan ahli2 pelajaran,
Untuk keperluan pembangunan keamanan pelajaran di
sediakan biaja Rp 1.527,— djuta, tidak termasuk biaja
pendidikan,
c.
Kepelabuhan :
1. Pembelian portequipment dan kapal2 keruk beserta pem
bangunan bengkelbengkelnja.
2. Pembangunan pelabuhan2.
Untuk keperluan pembangunan kepelabuhan seluruhnja
disediakan biaja Rp, 1.450,— djuta,
d.
Perindustrian Perkapalan (termasuk bidang Produksi : In
dustri) Rehabilitasi dan pembangunan dok:
594
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tandjung Priok
Surabaja
Makasar
Belawan
Palembang
Padang
Pontianak
Bandjarmasin
Untuk keperluan ini disediakan biaja Rp. 1.320,— djuta.
§ 531. Alokasi investasi perhubungan laut dan perindustrian perka
palan jang seluruhnja berdjumlah Rp. 11,253,— djuta (tidak ter
masuk biaja pendidikan) belum mentjukupi sepenuhnja untuk
pembangunan maritim jang tjukup lajak guna memenuhi keper
Juan lalulintas taut jang akan datang.
F. PERHUBUNGAN UDARA
§ 532. Dalam Rentjana I perlu diperbaiki kemampuan alat hubungan
udara dengan tiara
a. perbaikan landasan
b. perbaikan groundfacilities
c. istensifikasi pendidikan aircrew dan groundcrew
d. koordinasi training facilities untuk mentjapai efficiency sebe
sarbesarnja,
e. pembangunan feederlines system
f. standardisasi alai perhubungan udara (sipil dan militer)
g. intensifikasi penggunaan pesawat' udara jang ada
h. kerdja sama dengan swasta nasional
i. mengembangkan research dan pembuatan pesawat udara
ringan
j. melantjarkan distribusi bahan bakar/bensin dengan melalui
darat dan laut untuk lapangan udara jang aktip terpakai
k. mengaktipkan D.A.U.M. kembali
1. agar G.I.A. lebih menitikberatkan pada penerbangan dalam
negeri.
§ 533. Projek2 pembangunan jang didjalankan dalam Rentjana I terdi
riatas:
a. Perbaikan/perpandjangan/pembangunan lapangan terbang:
1. Projek perbaikan dan perpandjangan dari 6 lapangan
terbang guna pesawat' Convair dan Lockheed Electra :
595
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ambon
Menado
Kupang
Balikpapan
Pakanbaru
Pontianak
2. Projek baru sebagai pengganti lapangan terbang Perak
(Surabaja),
3. Modernisasi lapangan terbang Internasional Kemajoran,
4. Pembangunan lapangan2 terbang lainnja diseluruh Indone
sia guna Convair/Lockheed Electra,
5. Pembangunan lapangan2 terbang diseluruh Indonesia gu
na pesawat2 type DC3,
b.
Perlengkapan lapangan2 terbang :
1. Alat2 pemadam kebakaran
2. Powersupply
3. Alat2 penerangan landasan dll,
4. Pembangunan/penjempurnaan bangunan2 unit lapangan terbang
guna keperluan operasionil,
c.
d.
Perbengkelan pesawat2 terbang.
Penelitian jang berhubungan dengan penerbangan dan pembuatan
pesawat2 udara,
Pembelian pesawat2 pengganti Dakota/DC3 lengkap de
ngan spareparts dll.
Gedung2 untuk gudang2, hanggar2, perumahan dll. jang di
perlukan untuk penerbangan,
Keamanan Penerbangan :
1. Aerosutical Fixed Telecommunication Netwerk,
2. Bangunan2/fasilitet2 guna alat2 tersebut dalam (1)
3. Penjelenggaraan navigational aids.
4. Fasilitet2 lembaga Meteo dan Geophysic.
5. Untuk keperluan ,,Search dan Rescue',
e.
f.
g.
h.
Tjadangan :
1. Pembuatan/penjempurnaan kurang lebih 40 lapangan terbang
guna feederlines
2. Pendidikan kader2 penerbangan
3. Pembelian pesawat jet untuk penerbangan internasional,.
termasuk keperluannja untuk itu,
596
§ 534. Biaja jang disediakan guna keperluan pembangunan perhubung
an udara dalam Rentjana I, adalah sebesar Rp. 4.485,— djuta
§ 535. Alokasi sedjumlah Rp. 4.485,— djuta tersebut belum memenuhi
keperluan pembangunan perhubungan udara seluruhnja jang
sesuai dengan taraf perkembangan lalulintas udara pada wak
tu jang akin datang
3. GARIS BESAR PEMBANGUNAN TOURISME
§ 536. U m u.m
Mengingat hakekatnja dan fungsi Tourisme, maka perlu sekali
tourisme di Indonesia mendapat perhatian penuh dari Pemerin
tah, Sebagai perbandingan :
a. Swiss jang lugs negaranja kurang lebih 16 riba mil persegi
(djumlah penduduk 4,7 djuta ditahun 1950), tourisme telah
menarik 5 djuta touris setahun dengan menghasilkan U.S
$ 1500 djuta.
b. Djepang menghasilkan US $ 76 djuta dalam tahun 1958.
c. Di India dalam tahun 1954 penghasilan tourisme mening
kat 20% dari penghasilan tahun 1948 (US $ 11 djuta).
d. Indonesia memperoleh penghasilan dari tourisme pada ta
hun 1957 s/d 1959 sebagai digambarkan dalam angka 2 se
bagai berikut :
Tahun :
US. $
(djuta)
195
195
8
195
§ 537. Sebab kemunduran
1.875.7
1.802.4
20
722.40
Sebab2 mengapa penghasilan tourisme di Indonesia mundur dan
terbelakang djika dibandingkan dengan negara lain, adalah ka
rena antara lain
a. Fasilitet.
1. Akomodasi, belum dilaksanakan sepenuhnja.
2. Pengangkutan belum memuaskan.,
3. Frentier fornalities, sangat dipersulit.
597
b. Promosi
Advertensi, penerbitan', exhibition, sudiovisnal kurang di
intensivir,
c. Keamanan. dalam Negeri helm terdjamin sepenuhnja.
§ 538. Rentjana tourisme. dalam Rentjana I
a. Organisasi :
Untuk memperbaiki organisasi tourisme perlu didirikan De
wan Tourisme Indonesia dengan tugas
1. menggerakkan .perdjalanan dari satu daerah kedaerah
lain.
2. mengatur publisitet dan, hubungan organisasi antar da
erah maupun internasional,
3. memadjukan pertumbuhan industri tourisme.
b. Fasilitet
Untuk memperbaiki fasilitet, maka perlu :
1.
dilantjarkan penerimaan dan pelajanan para touris di
Indonesia dengan tjara :
(a) meniadakan visa bagi touris jang hanja berkun
djung selama 72 djam (3 hari),
(b) pengurangan pengisian formulir untuk para touris.
2. Akomodasi perlu ditambah, dengan mengingat ukuran
internasional,
3. Pengangkutan perlu diperluas dan dimodernisir dalam
ketiga bidang : udara, laut dan darat.
c. Promosi tourisme,
Promosi tourisme perlu lebih diintensivir lagi,
d. Rentjana pendidikan,
Rentjana pendidikan perlu mendapat perhatian terutama dalam :
1. tukarmenukar tenaga dalam bidang tourisme.
2. pendidikan didalam dan diluar negeri.
§ 539. Usahausaha jang diutamakan
Dalam Rentjana I hams diutamakan perbaikan hotel dan pen,
angkutan didaerahdaerah seperti Djakarta; Djaw.aBarat, Dja
waTengah, Djawa Timer dan Bali sebagai target pertama un
tuk pembangunan dalam rentjana kedua dilainlain daerah.
598
§ 540. Biaja
Biaja jang disediakan untuk keperluan pembangunan tourisme
seluruhnja dalam Rentjana I adalah Rp, 500, djuta.
§ 541. Saransaran :
a. Hendaknja industri perhotelan diperluas dengan memberi kan
subsidi kepada industri perhotelan tersebut sesuai de ngan
kebutuhan jang diharapkan ($ 5 — $ 6 djuta) sebagai modal
pembangunan hotel dalam Rentjana I.
b. Memberikan peladjaran (service) terutama pada kebersih an,
makana.n, air minum dan masalah jang ada sangkutpaut nja
dengan itu,
c. Penjederhanaan daripada formalitet pada douane dan imi
grasi,
d. Hendaknja selalu diiagat bahwa hasrat seorang touris ada lah
ingin tahu dan meliha.t segala sesuatunja jang bersifat betul2
nasional.
Dan karenanja djanganlah ditjoba untuk memberi pelajanan
dan hiburan kepada seseorang touris dengan pelajanan dan
hiburan pertundjukan dan sebagainja, jang tidak bersifat
nasional Indonesia.
Djustru karena peladjaran, adatistiadat, hiburan/pertun
djukan bersifat nasional inilah menjebabkan seorang touris
tertarik datang ke Indonesia.
e. Ruangan, digedung terminal lapangan terbang jang pen ting 2
hendaknja diperluas.
f. Lebih baik lagi kalau ada hubungan langsung dengan per
usahaan Angkatan Laut Internasional dari negara 2 jang
panting, darimana Indonesia mendapat pasaran tourisme
jang sangat besar.
g. Hendaknja dalam Rentjana I dibidang tourisme ini Pemerintah
telah dapat membuat peraturan2/undang2 jang chu sus dapat
membantu perkembangan lapangan tourisme, (undang
undang perhotelau, undang2 touris & travel bureau
peratur.an2 mengenai taxi dan lain2).
Tjatatan : Usaha tourisme dimasukkan dalam pola projek
bidang Keuangan.
599