Jilid-03-Depernas 24-Bab-43
BAB : 43, PELAKSANAAN OLEH NEGARA .
DAN SWASTA
§ 625. Pada umumnja ekonomi sesuatu negara diperkembangkan oleh
Pemerintah dan swasta bersamasama. Hal jang ekstrim
dimes. .na seluruh kegiatan dilakukan oleh Pemerintah adalah
dinegara U.S.S.R. Di U.S.A. sesudah revolusi seluruh kegiatan
ber ada ditangan partikelir. Dalam tahun2 terachir ini ada
gedjala2, bahwa dalam kedua keadaan jang ekstrim ini telah
muiai tim bul perobahab, walaupun belum berarti.
Umumnja kedua potensi ini bekerdja bersamasama dengan
mengambil tempat bergantiganti. Dalam negara 2 jang terbela
kang, umumnja sektor negara menduduki tempat terdepat. Hal
itu disebabkan oleh maksud dan keinginan untuk mengedjar ke
tinggalan, ini hanja mungkin kalau segala potensi diatur lebih
rapi dalam bentuk suatu Rentjana Pembangunan.
Djika sesuatu negara tidak memiliki banjak modal sebagai aki
bat sedjarah politik negara itu, maka negara hanja bertugas
mengatur potensi2 dan memberi fasilitet2 jang melantjarkan usa
hausaha.
Di Indonesia banjak kekajaan. ditangan Negara sehingga pe
ranan Negara amat besar. Pemerintah harus mengolah sumber 2
alam dan mengatur kegiatan ekonomi.
Pihak partikelir di Indonesia mempunjai milik jang panting dju
ga artinja (milik tanah dan perusahaan). Potensi ini perlu di
pergunakan dalam pembangunan.
§ 626. Dalam Pola Pemb.angunan telah disinggung dalam paragrap ,
penanaman modal beberapa hal jang chusus dikerdjakan oleh
Negara dan jang tidak mungkin dikerdjakan oleh pihak swasta.
Pertimbangan tersebut didasarkan atas :
a: Undang2 Dasar 1945 fasal 33.
b. Sifat vital sesuatu bidang,
Selandjutnja ada pula usaha2 jang tidak mungkin dikerdjakan
oleh swasta karena besarnja modal jang harus dipergunakan.
Soal kekurangan tenaga pada negara dan swasta tidak dibitja
rakan disini.
Pertimbangan berdasarkan pemiki;an diatas harus ditambah de
ngan pertimbangan rasionil: siapa jang akan lebih balk me
ngerdjakan sesuatu bidang pembangunan, sehingga lebih mu
rah, lebih tjepat dan lebih besar hasil jang ditjapai untuk masja
rakjat dan negara.
677
Dengan demikian pengalaman mendjadi faktor jang panting da
lam pertimbangan berikutnja. Pokok pikiran adalah tertjapainja
hasil jang sebesar2nja untuk masjarakat dan bukan garis tegang
sesuatu sistim.
Tudjuan pembangunan telah tetap, jaitt.t : sosialisme Indonesia,
Dalam tjara mentjapai tudjuan itu hares kita tempuh djalan
jang bebas, singkat dan murah jang membawa hasil sebesar 2nja,
Tjara berpikir demikian sesuas dengan dasar 2 filsafat kene
garaan kita :
PANTJA SILA,
§ 627. Karena itu tidaklah bidjaksana untuk mengambil sesuatu usaha
dari pihak swasta jang bonafide, jang berpengalaman dan jang
telah members bukti2 jang njata bahwa pihak swasta itu sang
gup meuambah produksi dengan tjara efectif dan meladeni ke
pentingan masjarakat. Tidak bidjaksana pul'a untuk tidak mem
berikan sisal pembangunan jang tidak dapat dikerdjakan oleh
Pemerintah kepada pihak swasta,
Hendaknja pemilihan projek antara Negara dan swasta djangan
ditentukan alas pertimbangan jang paling mudah,
Swasta nasional achirnja adalah sebagian dari potensi nasio
nal jang sesungguhnja dan potensi nasional ini hares dipergu
nakan dengan sebaik2nja, Pengalaman pahit ntengenai keba
njakan swasta nasional pada djama,n jang Iampau, tidak boleh
mengakibatkan, bahwa potensi ini kita tiadakan.
Pengalaman jang pahit pada djaman jang lampau tidak dapat
selurtthnja dibebankan pada pihak swasta, Pemerintah pada
djaman jang lampau tidak dapat melepaskan tanggung djawab
nja dalam hal2 jang terdjadi dikalangan swasta,
Pengalaman jang lampau hares dipakai sebagai petundjuk un
tuk memberi bimbing,an jang lebih tepat dan tegas kepada
pihak swasta. Kepada potensi ini hares diberi tempat jang le
bih sesuai.
Lebih dahulu perlu ditandaskan disini, bahwa tugas Pemerin
tah dalam semua lapangan pembangunan ialah memberi bim
bingan, menghantjurkan hambatan2, mentji;ptakan iklim jang
sehat dan memberi fasilitet2 jang seIuas2nja kepada semua
pelaksana pembangunan, balk instansi negara maupun swasta
atau koperasi,
§ 628. Sebelum kita melandjutkan pemikiran akan tempat swasta jang
lebih tepat, lebih dahulu sebaiknja ditentukan bagian untuk
negara daripada sekian banjak projek2 jang akan dikerdjakan,
Berturut2 akan kita tindjau sektor pertanian, sektor industri,
sektor pengangkutan dan perhubungan, sektor distribusi, sek
tor djasa2 kepada masjarakat dan sektor2 lain.
678
a. Dalam sektor pertanian dalam mana bekerdja 85% dari
Rakjat Indonesia, tugas Pemerintah terletak dalam bidang
1. persiapan bibit,
2. pembangunan irigasi besar,
3. pembuatan pabrik obat hama,
4. pembuatan pupuk,
5. penjuluhan perbaikan tehnik pertanian,
6. dan lainlain.
b. Dalam sektor kehewanan tugas Pemerintah ialah :
1. menjediakan bibit baik,
2. menjediakan obat penjakit,
3. menjediakan alat pengangkutan ternak,
4. penjuluhan perbaikan tehnik,
5. dan lainlain,
c. Dibidang perikanan tugas Pemerintah ialah :
1. mempersiapkan djasa' dipelabuhan untuk membantu para
nelajan,
2. modal,
3. penjuluhan perbaikan tehnik perikanan,
4. dan lainlain,
d. Dibidang industri tugas Pemerintah ialah :
1. memperbanjak sumber tenaga listrik,
2. pembangunan industri berat,
3. industri kimia dasar,
4. pertambangan jang mendjadi tulang punggung dari indus
tri menengah dan industri ketjil,
5. memberi bantuan untuk pendirian bengkel2,
6. dan lain2.
e. Dibidang pengangkutan laut, tugas Pemerintah ialah :
1. membangun industri perkapalan,
2. menjediakan djasa2 dipelabuhan,
3. menjelenggarakan pelajaran jang vital,
4. dan lain'.
f. Dibidang angkutan2 motor tugas2 Pemerintah ialah :
a. membuat djalan baru dan memperbaiki djalan 2 jang su
dah ada.
b. mendjalankan trajek2 jang vital.
g. Lapangan angkutan kereta api seluruhnja dipegang oleh Pe
merintah,
h. Lapangan angkutan udara seluruhnja dipegang oleh Peme
rintah.
Lebih baik djika diadakan lebih dari satu Perusahaan ang
kutan udara didalam negeri untuk mentjiptakan kompetisi
679
guna mempertinggi hasil dan diadakan satu perusahaan ter
sendiri untuk hubungan internasional,
Lapangan P.T.T, seluruhnja dipegang oleh Pemerintah de
ngan ketentuan bahwa pemakai hares membajar lebih banjak
dari jang sudah2 untuk meringankan beban Pemerintah dan
agar perluasan djaringan dapat dipertjepat dengan uang pa
ra pemakai.
Industri telekomunikasi perlu digerakkan oleh Pemerintah.
j. Dilapangan impor, barang vital dipegang oleh perusahaan
Negara. Barang vital tersebut dibatasi pada jang paling perlu
sadja.
k. Dilapangan ekspor diadakan kompetisi antara Negara dan
swasta supaja dapat menambah volume ekspor,
1. Distribusi dalam negeri dikerdjakan seluruhnja oleh kope
rasi dan swasta djadi tidak oleh Perusahaan Negara,
m. Dilapangan djasa2 kepada masjarakat jang mendjadi togas
negara ialah kesehatan : rumah sakit, poliklinik, pengang
kutan lokal dan sebagainja. Usaha2 dilapangan ini diutama
kan sebagai ruang bergerak untuk Pemerintah Daerah.
n. Dilapangan research : basic research.
§ 629. Sesudah ada ketentuan lapangan untuk bergerak bagi Negara
dan set0lah diteliti volume semula bidang diatas tadi, maka dje
las, bahwa lapangan2 jang panting tadi tidak dapat seluruhnja
dikerdjakan oleh Negara mengingat modal, tenaga dsb, jang
ada pada Negara,
Dalam hal ini kita harus lebih progresip berpikir. Djika dalam
lapangan hergerak ini ada lapangan jang tidak dapat dikerdja
kan oleh Pemerintah karena sesuatu hal, sedangkan pihak swas
ta mempunjai potensi untuk mengerdjakannja, maka tidak ada
salahnja djika Pemerintah memberikan lapangan itu kepada
swasta atau mengusahakan lapangan itu bersama2 dengan swas
ta, dengan ketentuan bahwa tindakan itu akan menambah ke
sedjahteraan sebagian rakjat (lokal) atau rakjat seluruhnja,
Menunda pemberian sebagian dari lapangan pembangunan ke
pada sebagian dari rakjat Indonesia adalah suatu teori jang
tegang pada bertentangan dengan dasar 2 negara jang selalu
mendahulukan kepentingan rakjat.
Djika lapangan2 tersebut diatas sudah tidak dapat dikerdjakan
seluruhnja oleh negara, maka tidaklah bidjaksana untuk berge
rak dilapangan lain.
§ 630. Tidak bidjaksana karma teori belaka, Pemerintah memulai sua
tu usaha disuatu bidang, dimana Pemerintah tidak mempunjai
pengalaman sedikit djugapun, sedangkan pihalc swasta telah
berpuluh tahun bergerak dalam lapangan pembangunan itu,
Kerugian jang akan disebabkan oleh tindakan demikian achir
nja akan dipikul oleh rakjat dan ini bertentangan dengan prin
680
sip jang telah diamanatkan oleh Presiden, jang djika disesuai
kan dengan keadaan akan berbunji. „Rakjat adalah bukan untuk
mengabdi pada sesuatu teori, tetapi teori harus mengabdi kepada
Rakjat”.
§ 631. Berhubung dengan pendirian diatas, maka perlu segera ditin
djau lapangan bergerak P.T. Negara. Lapangan bergerak
mereka tidak dapat dilandjutkan sebagai pada waktu diambil
alih, karena hal itu bertentangan dengan tugas negara sekarang.
Dasar2 perusahaan tersebut pada djaman kolonial adalah ber
lainan sama sekali. Djika keadaan diatas itu dibiarkan terus ber
langsung, maka Pemerintahlah jang tidak melakukan prinsip
ekonomiterpimpin dan modal Negara tidak dipergunakan tepat
pada tempat jang diwadjibkan.
Tempat dan tugas modal dalam P.T, Negara sekarang harus di
afar kembali. Tempatnja harus menduduki posistrategis dalam
kehidupan ekonomi nasional, sedangkan fungsinja ialah
meringankan beban rakjat dan membuka.potensi baru dan
memperbesar potensi lama. Alam pikiran petugas2 harus
diretool. Pikiran dilepaskan dari N.V. tjap swasta liberal
mendjadi N.V. negara dalam alam ekonomi terpimpin dengan
tudjuan melangkah ke masjarakat adil dan makmur. Segala
sesuatu harus disesuaikan dengan Pembangunan Semesta.
Pemakaian modal Pemerintah harus sungguh2 dipusatkan pada
bidang pembangunan jang selektip, dibidang2 strategis, bidang
bidang jang mempunjai daja penggerak satu reaksi eko nomis,
jang memberi manfaat berlipat dan.terus menerus bagi
masjarakat.
§ 632. Dan sekian ribu swasta pada zaman jang lampau hanja kira 2
10% jang mempergunakan lindungan dan bantuan Pemerintah
dengan sebaik2nja,
Tidak'diinsjapi bahwa keuntungan jang begitu mudah diperoleh
karena Pemerintah memberi pasilitet, achirnja dibebankan kepa
da rakjat jang hidup dalam serba kekurangan.
Modal dihambur2kan dan waktu untuk bel'adjar tidak dipergu
nakan dengan balk.
Alam pikiran tertudju semata2 kepada kepentingan sendiri.
Margeuntung tidak mengenal batas perikemanusiaan dan spe
kulasi bersimaharadjalela. Penjogokan petugas dilakukan te
rangterangan. Partai diperalat untuk mentjapai keuntungan
jang sebesar2nja.
Swasta jang 10% merupakan satu inti jang balk untuk diikut
sertakan dalam pembangunan. Djumlah ini harus dipupuk baik2
supaja bertambah. Kepada golongan pengusaha ini harus di
beri bimbingan agar dapat menempatkan dirinja dalam rangkai
an Pembangunan Semesta dengan tudjuan masjarakat adil dan
makmur,
Mereka ini telah menundjukkan basil jang njata dalam pem
bangunan : djika produksi telah ada; padjak telah dibajar; djum
lah pekerdja telah beribu2. Dalam banjak hal mereka telah
melampaul basil jang ditjapai oleh Negara dengan modal jang
681
serupa, Mengikutsertakan mereka ini' akan pasti menguntung
kan Negara,
§ 633. Problem Negara dan swasta ini harus ditindjau setjara realis
tic dan pramatis dan djangan menurut formula jang tegang,
Dalam pertimbangan pelaksanaan antara Negara dan swasta
harus diingat benar2, bahwa pertanggungan djawab Pemerin
tah amat besar dalam pelaksanaan pembangunan ini. Sering
soal Negara dan soal swasta ini dilihat dart djurusan
keuntungan, tetapi lebih tepat persoalan itu dilihat dalam rang
kaian pertanggungan djawab membuat rentjana pembangunan
kita, ini mendjadi suatu sukses.
Negara dan swasta bukan opponen dalam pembangunan, tetapi
komponen, kedua2nja warga dart satu keluarga, sesuai dengan
dasar kekeluargaan kita,
§ 634. Sudah tjukup lama soal swasta dan Negara ini belum diselesai
kan, jang achirnja merugikan kita semua, karena itu pemba
ngunan terhalang olehnja. Pemerintah sendiii hams mengorga
nisasi dirinja agar dapat bergerak tjepat dan melaksanakan ren
tjana ini, Dalam banjak hal ketjepatan bergerak dan keberanian
mengambii keputusan, Pemerintahlah jang mendjadi salah satu
sarat mutlak dalam usaha kita mentjapai Sosialisme Indonesia.
Pihak Swasta harus bergerak dengan tjepat menurut tudjuan
barn mengenai tempat dan tugas.
§ 635. Setelah dalam uraian diatas, disediakan peranan jang penting
dan tidak ketjil dalam pelaksanaan Pembangunan Semesta ini
kepada swasta, perlu ditekankan bahwa hanja dart swasta
jang telah diretool djiwanja, tjara berfikir/dan tjara bekerdja
nja, dapat diharapkan bantuan jang sebenarnja dalam revolu
si kita untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur.
Dengan bantuan swasta jang berdjiwa demikian kita akan da
pat lebih lekas dan lebih efisien melaksanakan beberapa pem
bangunan jang panting2 dalam rangka Pembangunan Semesta
nl, Karena itu kita jakin bahwa pemberian kesempatan jang luas
kepada pihak swasta itu tidak akan berakibat tumbuhnja
unsur2 danbibit kekuatan2 jang achirnja akan mendjadi peng
halang dart tudjuan kita jang pokok, jaitu Masjarakat Sosialis
Indonesia,
Karena itu, swasta jang turut serta dalam pelaksanaan Pemba
ngiman Semesta adalah swasta jang telah diudji jang tidak
akan melakukan penjelewengan2 terhadap tudjuan revolusi.
Sarat2 seperti :
a. harus berdjiwa Usdek,
b. bertudjuan masjarakat Sosialis Indonesia,
c. rasa pengabdian jang tebal pada Negara dan Rakjat,
d. tidak mementingkan sendiri dan golongannja,
e. dan sebagainja.
adalah sarat2 mutlak.
Pengetahuan2 perlu diadakan untuk menghindarkan tumbuh
nja unsur2 dan bibit2 jang disebut diatas, seperti pengaturan 2
tentang keuntungan, tentang organisasi perusahaan Swasta, d.l.l.
682
DAN SWASTA
§ 625. Pada umumnja ekonomi sesuatu negara diperkembangkan oleh
Pemerintah dan swasta bersamasama. Hal jang ekstrim
dimes. .na seluruh kegiatan dilakukan oleh Pemerintah adalah
dinegara U.S.S.R. Di U.S.A. sesudah revolusi seluruh kegiatan
ber ada ditangan partikelir. Dalam tahun2 terachir ini ada
gedjala2, bahwa dalam kedua keadaan jang ekstrim ini telah
muiai tim bul perobahab, walaupun belum berarti.
Umumnja kedua potensi ini bekerdja bersamasama dengan
mengambil tempat bergantiganti. Dalam negara 2 jang terbela
kang, umumnja sektor negara menduduki tempat terdepat. Hal
itu disebabkan oleh maksud dan keinginan untuk mengedjar ke
tinggalan, ini hanja mungkin kalau segala potensi diatur lebih
rapi dalam bentuk suatu Rentjana Pembangunan.
Djika sesuatu negara tidak memiliki banjak modal sebagai aki
bat sedjarah politik negara itu, maka negara hanja bertugas
mengatur potensi2 dan memberi fasilitet2 jang melantjarkan usa
hausaha.
Di Indonesia banjak kekajaan. ditangan Negara sehingga pe
ranan Negara amat besar. Pemerintah harus mengolah sumber 2
alam dan mengatur kegiatan ekonomi.
Pihak partikelir di Indonesia mempunjai milik jang panting dju
ga artinja (milik tanah dan perusahaan). Potensi ini perlu di
pergunakan dalam pembangunan.
§ 626. Dalam Pola Pemb.angunan telah disinggung dalam paragrap ,
penanaman modal beberapa hal jang chusus dikerdjakan oleh
Negara dan jang tidak mungkin dikerdjakan oleh pihak swasta.
Pertimbangan tersebut didasarkan atas :
a: Undang2 Dasar 1945 fasal 33.
b. Sifat vital sesuatu bidang,
Selandjutnja ada pula usaha2 jang tidak mungkin dikerdjakan
oleh swasta karena besarnja modal jang harus dipergunakan.
Soal kekurangan tenaga pada negara dan swasta tidak dibitja
rakan disini.
Pertimbangan berdasarkan pemiki;an diatas harus ditambah de
ngan pertimbangan rasionil: siapa jang akan lebih balk me
ngerdjakan sesuatu bidang pembangunan, sehingga lebih mu
rah, lebih tjepat dan lebih besar hasil jang ditjapai untuk masja
rakjat dan negara.
677
Dengan demikian pengalaman mendjadi faktor jang panting da
lam pertimbangan berikutnja. Pokok pikiran adalah tertjapainja
hasil jang sebesar2nja untuk masjarakat dan bukan garis tegang
sesuatu sistim.
Tudjuan pembangunan telah tetap, jaitt.t : sosialisme Indonesia,
Dalam tjara mentjapai tudjuan itu hares kita tempuh djalan
jang bebas, singkat dan murah jang membawa hasil sebesar 2nja,
Tjara berpikir demikian sesuas dengan dasar 2 filsafat kene
garaan kita :
PANTJA SILA,
§ 627. Karena itu tidaklah bidjaksana untuk mengambil sesuatu usaha
dari pihak swasta jang bonafide, jang berpengalaman dan jang
telah members bukti2 jang njata bahwa pihak swasta itu sang
gup meuambah produksi dengan tjara efectif dan meladeni ke
pentingan masjarakat. Tidak bidjaksana pul'a untuk tidak mem
berikan sisal pembangunan jang tidak dapat dikerdjakan oleh
Pemerintah kepada pihak swasta,
Hendaknja pemilihan projek antara Negara dan swasta djangan
ditentukan alas pertimbangan jang paling mudah,
Swasta nasional achirnja adalah sebagian dari potensi nasio
nal jang sesungguhnja dan potensi nasional ini hares dipergu
nakan dengan sebaik2nja, Pengalaman pahit ntengenai keba
njakan swasta nasional pada djama,n jang Iampau, tidak boleh
mengakibatkan, bahwa potensi ini kita tiadakan.
Pengalaman jang pahit pada djaman jang lampau tidak dapat
selurtthnja dibebankan pada pihak swasta, Pemerintah pada
djaman jang lampau tidak dapat melepaskan tanggung djawab
nja dalam hal2 jang terdjadi dikalangan swasta,
Pengalaman jang lampau hares dipakai sebagai petundjuk un
tuk memberi bimbing,an jang lebih tepat dan tegas kepada
pihak swasta. Kepada potensi ini hares diberi tempat jang le
bih sesuai.
Lebih dahulu perlu ditandaskan disini, bahwa tugas Pemerin
tah dalam semua lapangan pembangunan ialah memberi bim
bingan, menghantjurkan hambatan2, mentji;ptakan iklim jang
sehat dan memberi fasilitet2 jang seIuas2nja kepada semua
pelaksana pembangunan, balk instansi negara maupun swasta
atau koperasi,
§ 628. Sebelum kita melandjutkan pemikiran akan tempat swasta jang
lebih tepat, lebih dahulu sebaiknja ditentukan bagian untuk
negara daripada sekian banjak projek2 jang akan dikerdjakan,
Berturut2 akan kita tindjau sektor pertanian, sektor industri,
sektor pengangkutan dan perhubungan, sektor distribusi, sek
tor djasa2 kepada masjarakat dan sektor2 lain.
678
a. Dalam sektor pertanian dalam mana bekerdja 85% dari
Rakjat Indonesia, tugas Pemerintah terletak dalam bidang
1. persiapan bibit,
2. pembangunan irigasi besar,
3. pembuatan pabrik obat hama,
4. pembuatan pupuk,
5. penjuluhan perbaikan tehnik pertanian,
6. dan lainlain.
b. Dalam sektor kehewanan tugas Pemerintah ialah :
1. menjediakan bibit baik,
2. menjediakan obat penjakit,
3. menjediakan alat pengangkutan ternak,
4. penjuluhan perbaikan tehnik,
5. dan lainlain,
c. Dibidang perikanan tugas Pemerintah ialah :
1. mempersiapkan djasa' dipelabuhan untuk membantu para
nelajan,
2. modal,
3. penjuluhan perbaikan tehnik perikanan,
4. dan lainlain,
d. Dibidang industri tugas Pemerintah ialah :
1. memperbanjak sumber tenaga listrik,
2. pembangunan industri berat,
3. industri kimia dasar,
4. pertambangan jang mendjadi tulang punggung dari indus
tri menengah dan industri ketjil,
5. memberi bantuan untuk pendirian bengkel2,
6. dan lain2.
e. Dibidang pengangkutan laut, tugas Pemerintah ialah :
1. membangun industri perkapalan,
2. menjediakan djasa2 dipelabuhan,
3. menjelenggarakan pelajaran jang vital,
4. dan lain'.
f. Dibidang angkutan2 motor tugas2 Pemerintah ialah :
a. membuat djalan baru dan memperbaiki djalan 2 jang su
dah ada.
b. mendjalankan trajek2 jang vital.
g. Lapangan angkutan kereta api seluruhnja dipegang oleh Pe
merintah,
h. Lapangan angkutan udara seluruhnja dipegang oleh Peme
rintah.
Lebih baik djika diadakan lebih dari satu Perusahaan ang
kutan udara didalam negeri untuk mentjiptakan kompetisi
679
guna mempertinggi hasil dan diadakan satu perusahaan ter
sendiri untuk hubungan internasional,
Lapangan P.T.T, seluruhnja dipegang oleh Pemerintah de
ngan ketentuan bahwa pemakai hares membajar lebih banjak
dari jang sudah2 untuk meringankan beban Pemerintah dan
agar perluasan djaringan dapat dipertjepat dengan uang pa
ra pemakai.
Industri telekomunikasi perlu digerakkan oleh Pemerintah.
j. Dilapangan impor, barang vital dipegang oleh perusahaan
Negara. Barang vital tersebut dibatasi pada jang paling perlu
sadja.
k. Dilapangan ekspor diadakan kompetisi antara Negara dan
swasta supaja dapat menambah volume ekspor,
1. Distribusi dalam negeri dikerdjakan seluruhnja oleh kope
rasi dan swasta djadi tidak oleh Perusahaan Negara,
m. Dilapangan djasa2 kepada masjarakat jang mendjadi togas
negara ialah kesehatan : rumah sakit, poliklinik, pengang
kutan lokal dan sebagainja. Usaha2 dilapangan ini diutama
kan sebagai ruang bergerak untuk Pemerintah Daerah.
n. Dilapangan research : basic research.
§ 629. Sesudah ada ketentuan lapangan untuk bergerak bagi Negara
dan set0lah diteliti volume semula bidang diatas tadi, maka dje
las, bahwa lapangan2 jang panting tadi tidak dapat seluruhnja
dikerdjakan oleh Negara mengingat modal, tenaga dsb, jang
ada pada Negara,
Dalam hal ini kita harus lebih progresip berpikir. Djika dalam
lapangan hergerak ini ada lapangan jang tidak dapat dikerdja
kan oleh Pemerintah karena sesuatu hal, sedangkan pihak swas
ta mempunjai potensi untuk mengerdjakannja, maka tidak ada
salahnja djika Pemerintah memberikan lapangan itu kepada
swasta atau mengusahakan lapangan itu bersama2 dengan swas
ta, dengan ketentuan bahwa tindakan itu akan menambah ke
sedjahteraan sebagian rakjat (lokal) atau rakjat seluruhnja,
Menunda pemberian sebagian dari lapangan pembangunan ke
pada sebagian dari rakjat Indonesia adalah suatu teori jang
tegang pada bertentangan dengan dasar 2 negara jang selalu
mendahulukan kepentingan rakjat.
Djika lapangan2 tersebut diatas sudah tidak dapat dikerdjakan
seluruhnja oleh negara, maka tidaklah bidjaksana untuk berge
rak dilapangan lain.
§ 630. Tidak bidjaksana karma teori belaka, Pemerintah memulai sua
tu usaha disuatu bidang, dimana Pemerintah tidak mempunjai
pengalaman sedikit djugapun, sedangkan pihalc swasta telah
berpuluh tahun bergerak dalam lapangan pembangunan itu,
Kerugian jang akan disebabkan oleh tindakan demikian achir
nja akan dipikul oleh rakjat dan ini bertentangan dengan prin
680
sip jang telah diamanatkan oleh Presiden, jang djika disesuai
kan dengan keadaan akan berbunji. „Rakjat adalah bukan untuk
mengabdi pada sesuatu teori, tetapi teori harus mengabdi kepada
Rakjat”.
§ 631. Berhubung dengan pendirian diatas, maka perlu segera ditin
djau lapangan bergerak P.T. Negara. Lapangan bergerak
mereka tidak dapat dilandjutkan sebagai pada waktu diambil
alih, karena hal itu bertentangan dengan tugas negara sekarang.
Dasar2 perusahaan tersebut pada djaman kolonial adalah ber
lainan sama sekali. Djika keadaan diatas itu dibiarkan terus ber
langsung, maka Pemerintahlah jang tidak melakukan prinsip
ekonomiterpimpin dan modal Negara tidak dipergunakan tepat
pada tempat jang diwadjibkan.
Tempat dan tugas modal dalam P.T, Negara sekarang harus di
afar kembali. Tempatnja harus menduduki posistrategis dalam
kehidupan ekonomi nasional, sedangkan fungsinja ialah
meringankan beban rakjat dan membuka.potensi baru dan
memperbesar potensi lama. Alam pikiran petugas2 harus
diretool. Pikiran dilepaskan dari N.V. tjap swasta liberal
mendjadi N.V. negara dalam alam ekonomi terpimpin dengan
tudjuan melangkah ke masjarakat adil dan makmur. Segala
sesuatu harus disesuaikan dengan Pembangunan Semesta.
Pemakaian modal Pemerintah harus sungguh2 dipusatkan pada
bidang pembangunan jang selektip, dibidang2 strategis, bidang
bidang jang mempunjai daja penggerak satu reaksi eko nomis,
jang memberi manfaat berlipat dan.terus menerus bagi
masjarakat.
§ 632. Dan sekian ribu swasta pada zaman jang lampau hanja kira 2
10% jang mempergunakan lindungan dan bantuan Pemerintah
dengan sebaik2nja,
Tidak'diinsjapi bahwa keuntungan jang begitu mudah diperoleh
karena Pemerintah memberi pasilitet, achirnja dibebankan kepa
da rakjat jang hidup dalam serba kekurangan.
Modal dihambur2kan dan waktu untuk bel'adjar tidak dipergu
nakan dengan balk.
Alam pikiran tertudju semata2 kepada kepentingan sendiri.
Margeuntung tidak mengenal batas perikemanusiaan dan spe
kulasi bersimaharadjalela. Penjogokan petugas dilakukan te
rangterangan. Partai diperalat untuk mentjapai keuntungan
jang sebesar2nja.
Swasta jang 10% merupakan satu inti jang balk untuk diikut
sertakan dalam pembangunan. Djumlah ini harus dipupuk baik2
supaja bertambah. Kepada golongan pengusaha ini harus di
beri bimbingan agar dapat menempatkan dirinja dalam rangkai
an Pembangunan Semesta dengan tudjuan masjarakat adil dan
makmur,
Mereka ini telah menundjukkan basil jang njata dalam pem
bangunan : djika produksi telah ada; padjak telah dibajar; djum
lah pekerdja telah beribu2. Dalam banjak hal mereka telah
melampaul basil jang ditjapai oleh Negara dengan modal jang
681
serupa, Mengikutsertakan mereka ini' akan pasti menguntung
kan Negara,
§ 633. Problem Negara dan swasta ini harus ditindjau setjara realis
tic dan pramatis dan djangan menurut formula jang tegang,
Dalam pertimbangan pelaksanaan antara Negara dan swasta
harus diingat benar2, bahwa pertanggungan djawab Pemerin
tah amat besar dalam pelaksanaan pembangunan ini. Sering
soal Negara dan soal swasta ini dilihat dart djurusan
keuntungan, tetapi lebih tepat persoalan itu dilihat dalam rang
kaian pertanggungan djawab membuat rentjana pembangunan
kita, ini mendjadi suatu sukses.
Negara dan swasta bukan opponen dalam pembangunan, tetapi
komponen, kedua2nja warga dart satu keluarga, sesuai dengan
dasar kekeluargaan kita,
§ 634. Sudah tjukup lama soal swasta dan Negara ini belum diselesai
kan, jang achirnja merugikan kita semua, karena itu pemba
ngunan terhalang olehnja. Pemerintah sendiii hams mengorga
nisasi dirinja agar dapat bergerak tjepat dan melaksanakan ren
tjana ini, Dalam banjak hal ketjepatan bergerak dan keberanian
mengambii keputusan, Pemerintahlah jang mendjadi salah satu
sarat mutlak dalam usaha kita mentjapai Sosialisme Indonesia.
Pihak Swasta harus bergerak dengan tjepat menurut tudjuan
barn mengenai tempat dan tugas.
§ 635. Setelah dalam uraian diatas, disediakan peranan jang penting
dan tidak ketjil dalam pelaksanaan Pembangunan Semesta ini
kepada swasta, perlu ditekankan bahwa hanja dart swasta
jang telah diretool djiwanja, tjara berfikir/dan tjara bekerdja
nja, dapat diharapkan bantuan jang sebenarnja dalam revolu
si kita untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur.
Dengan bantuan swasta jang berdjiwa demikian kita akan da
pat lebih lekas dan lebih efisien melaksanakan beberapa pem
bangunan jang panting2 dalam rangka Pembangunan Semesta
nl, Karena itu kita jakin bahwa pemberian kesempatan jang luas
kepada pihak swasta itu tidak akan berakibat tumbuhnja
unsur2 danbibit kekuatan2 jang achirnja akan mendjadi peng
halang dart tudjuan kita jang pokok, jaitu Masjarakat Sosialis
Indonesia,
Karena itu, swasta jang turut serta dalam pelaksanaan Pemba
ngiman Semesta adalah swasta jang telah diudji jang tidak
akan melakukan penjelewengan2 terhadap tudjuan revolusi.
Sarat2 seperti :
a. harus berdjiwa Usdek,
b. bertudjuan masjarakat Sosialis Indonesia,
c. rasa pengabdian jang tebal pada Negara dan Rakjat,
d. tidak mementingkan sendiri dan golongannja,
e. dan sebagainja.
adalah sarat2 mutlak.
Pengetahuan2 perlu diadakan untuk menghindarkan tumbuh
nja unsur2 dan bibit2 jang disebut diatas, seperti pengaturan 2
tentang keuntungan, tentang organisasi perusahaan Swasta, d.l.l.
682