Jilid-03-Depernas 24-Bab-39
BAB 39. KERDJASAMA EKONOMI.
§ 605. Sedjarah modern seluruh dunia semendjak abad keI9 me
nundjukkan bahwa setiap negara mempergunakan modal asing,
karena kemampuan modal sendiri tidak mentjukupi, Negara 2
besar sekarang seperti U.S.A. dan U.S.S.R. mempergunakan
modal asing pada permulaan pembangunannja.
Biasanja modal asing itu disertai dengan tenaga ahli asing:
Modal asing sering diikuti dengan pengaruh politik asing, se
baliknja harus pula diakui, bahwa setiap negara mempunjai hak
untuk mendapatkan djaminan keselamatair darn modal jang
dipindjamkannja,
Penggunaan modal asing hendaknja djangan mempunjai ikat
an politik dan tidak boleh memberi kesempatan untuk tjampur
tangan negara asing itu dalam unisan rumah tangga negara
jang memindjam modal itu.
Hal ini dapat dihindarkan sedjauh mungkin, djjka segala per
djandjian dapat didjamin ditaati dengan setepat2nja.
Dengan perkembangan ekonomi internasional, teknologi dan
perhubungan internasional maka modal asing Makin tjepat .ber
gerak melampaui batas2 nasionalnja masing2,
Dalam perkembangan modal asing itu telah didapati modal an
tar negara asing. Kita harus mempergunakan setiap modal asing
jang dipindjam dengan sebaik2nja, untuk menambah ke
bahagian rakjat setjara menetap dan bertambah. Hal ini hanja
dapat ditjapai dengan djalan pembangunan.
§ 606. Penggunaan modal asing menurut djenis adalah sebagai be
rikut
a. pindjaman dengan pembajaran kembali dalam suatu mata
uang, jang ditentukan.
b. pindjaman dengan pembajaran kembali dalam bahan baku
dengan harga jang ditentukan.
c. pembagian untung menurut pembagian jang ditentukan. d.
penanaman modal oleh pemilik asing.
Dalam keempat tingkatan ini harus ditentukan suatu waktu
tertentu agar modal asing itu dalam bentuk manapun djuga
dapat dilikwideer, sehingga mendjadi modal nasional.
Djenis mans jang dipergunakan tergantung pada projek jang
dibangun, keuntungan untuk pihak jang memerlukan dan sikap
pihak asing jang berkepentingan, .
Mengingat keadaan Indonesia pada saat ini jang kekurangan
modal, kekurangan tenaga ahli, kekurangan pengalaman, jang
tidak dapat mengambil risiko, maka djalan jang terbaik ialah
bentuk jang dapat disesuaikan dengan fasal 33 U.U.D. 45 dan
Amanat Pembangunan.
665
§ 607. Keberatan modal asing, biasanja merupakan paksaan kepada
kita untuk memakai uang ini dalam negara jang memindjam
kan dan mengikat kita pada harga2 jang berlaku dinegara ter
sebut.
Oleh karena itu untuk pedoman penggunaan pindjaman modal
internasional haruslah ditudjukan untuk :
Pembangunan projek2 jang memberi keuntungan jang djauh
lebih besar dari djumlah bunga dan biaja tenaga tehnis jang
biasanja djuga diperhitungkan dalam harga tersebut dan ke
untungan itu harus berulang2 kemabli, Kerdjasama ekonomi ini
tidak perlu ditakuti, djika seluruhnja dapat dikuasai dan se
gala2nja dapat ditentukan dengan sebaik2nja lebih dahulu.
Namun demikian djanganlah hendaknja bangsa Indonesia jang
besar djumlahnja itu dalam melaksanakan pembangunan terlalu
menjandarkan diri pada modal asing,
Dalam semua djenis diatas itu perimbangan keuntungan bagi
Rakjat Indonesialah jang achirnja mendjadi faktor jang menen
tukan, sebab besar ketjilnja keuntungan itulah jang akan me
nentukan tjepat atau lambatnja realisasi Amanat Penderitaan
Rakjat,
§ 608. Dalam semua pemikiran ini belum kita perhitungkan beberapa
funds seperti
a)
Pindjaman Rusia I
b)
Pindjaman Rusia II
c)
Pindjaman S.A.C.
d)
Pampasan perang,
e)
Economic Cooperation Agreement (Indonesia — Djepang).
f)
Bantuan Rentjana Colombo,
g)
Bantuan I.C.A.
h) Puim, Puex, bea masuk lainnja,
i)
Pindjaman2 dari beberapa negara jang sampai kini belum
dilaksanakan,
Demikian pula semua hutang2 jang telah kita buat selama ini
harus mendapat pe
666
§ 605. Sedjarah modern seluruh dunia semendjak abad keI9 me
nundjukkan bahwa setiap negara mempergunakan modal asing,
karena kemampuan modal sendiri tidak mentjukupi, Negara 2
besar sekarang seperti U.S.A. dan U.S.S.R. mempergunakan
modal asing pada permulaan pembangunannja.
Biasanja modal asing itu disertai dengan tenaga ahli asing:
Modal asing sering diikuti dengan pengaruh politik asing, se
baliknja harus pula diakui, bahwa setiap negara mempunjai hak
untuk mendapatkan djaminan keselamatair darn modal jang
dipindjamkannja,
Penggunaan modal asing hendaknja djangan mempunjai ikat
an politik dan tidak boleh memberi kesempatan untuk tjampur
tangan negara asing itu dalam unisan rumah tangga negara
jang memindjam modal itu.
Hal ini dapat dihindarkan sedjauh mungkin, djjka segala per
djandjian dapat didjamin ditaati dengan setepat2nja.
Dengan perkembangan ekonomi internasional, teknologi dan
perhubungan internasional maka modal asing Makin tjepat .ber
gerak melampaui batas2 nasionalnja masing2,
Dalam perkembangan modal asing itu telah didapati modal an
tar negara asing. Kita harus mempergunakan setiap modal asing
jang dipindjam dengan sebaik2nja, untuk menambah ke
bahagian rakjat setjara menetap dan bertambah. Hal ini hanja
dapat ditjapai dengan djalan pembangunan.
§ 606. Penggunaan modal asing menurut djenis adalah sebagai be
rikut
a. pindjaman dengan pembajaran kembali dalam suatu mata
uang, jang ditentukan.
b. pindjaman dengan pembajaran kembali dalam bahan baku
dengan harga jang ditentukan.
c. pembagian untung menurut pembagian jang ditentukan. d.
penanaman modal oleh pemilik asing.
Dalam keempat tingkatan ini harus ditentukan suatu waktu
tertentu agar modal asing itu dalam bentuk manapun djuga
dapat dilikwideer, sehingga mendjadi modal nasional.
Djenis mans jang dipergunakan tergantung pada projek jang
dibangun, keuntungan untuk pihak jang memerlukan dan sikap
pihak asing jang berkepentingan, .
Mengingat keadaan Indonesia pada saat ini jang kekurangan
modal, kekurangan tenaga ahli, kekurangan pengalaman, jang
tidak dapat mengambil risiko, maka djalan jang terbaik ialah
bentuk jang dapat disesuaikan dengan fasal 33 U.U.D. 45 dan
Amanat Pembangunan.
665
§ 607. Keberatan modal asing, biasanja merupakan paksaan kepada
kita untuk memakai uang ini dalam negara jang memindjam
kan dan mengikat kita pada harga2 jang berlaku dinegara ter
sebut.
Oleh karena itu untuk pedoman penggunaan pindjaman modal
internasional haruslah ditudjukan untuk :
Pembangunan projek2 jang memberi keuntungan jang djauh
lebih besar dari djumlah bunga dan biaja tenaga tehnis jang
biasanja djuga diperhitungkan dalam harga tersebut dan ke
untungan itu harus berulang2 kemabli, Kerdjasama ekonomi ini
tidak perlu ditakuti, djika seluruhnja dapat dikuasai dan se
gala2nja dapat ditentukan dengan sebaik2nja lebih dahulu.
Namun demikian djanganlah hendaknja bangsa Indonesia jang
besar djumlahnja itu dalam melaksanakan pembangunan terlalu
menjandarkan diri pada modal asing,
Dalam semua djenis diatas itu perimbangan keuntungan bagi
Rakjat Indonesialah jang achirnja mendjadi faktor jang menen
tukan, sebab besar ketjilnja keuntungan itulah jang akan me
nentukan tjepat atau lambatnja realisasi Amanat Penderitaan
Rakjat,
§ 608. Dalam semua pemikiran ini belum kita perhitungkan beberapa
funds seperti
a)
Pindjaman Rusia I
b)
Pindjaman Rusia II
c)
Pindjaman S.A.C.
d)
Pampasan perang,
e)
Economic Cooperation Agreement (Indonesia — Djepang).
f)
Bantuan Rentjana Colombo,
g)
Bantuan I.C.A.
h) Puim, Puex, bea masuk lainnja,
i)
Pindjaman2 dari beberapa negara jang sampai kini belum
dilaksanakan,
Demikian pula semua hutang2 jang telah kita buat selama ini
harus mendapat pe
666