Jilid-03-Depernas 24-Bab-40
BAB 40. PENILAIAN PEMBANGUNAN
§ 609. Sudah mendjadi kebiasaan untuk mengukur suatu pelaksanaan
pembangunan dengan persentase kenaikan Pendapatan Nasio
nal, kenaikan produksi nasional dan sebagainja.
Dalam negara2 jang sudah madju, aparat pendaftaran dan pe
nilaian segala matjam kegiatan ekonomi disemua sektor telah
sempurna, Untuk semua kegiatan ekonomi telah terdapat for
mulaformula dan nilai2 jang tertentu dan jang terdapat dipertja
jai. Menggunakan formula2 dan angka2 tersebut, merupakan
perhitungan jang mudah.
§ 610. Djika formula' itu kita pergunakan di Indonesia setjara ilmu
berhitung belaka, maka kita dengan mudah dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Dari djumlah investasi Rp. 240 miljar, dalam hal ini tidak di
hitting investasi sektor partikulir, jang ditanam dalam sektor 2 ;
A. Pertanian dan Industri
Rp. 108 miljar.
B. Perhubungan (Transport and
Communication)
Rp. 60,4 miljar.
C. Pendidikan dan djasa2 (tidak diper
hitungan hasilhasilnja)
Rp. 71,6 miljar.
Dalam sektor A kits mengambil I.C.O.R. sebesar 3 : 1
Dalam sektor B kita mengambil I.C.O.R. sebesar 4 : 1
Maka hash setiap tahun jang diperoleh adalah :
a. Dalam sektor A : % X Rp. 108 miljar
= Rp. 36 miljar
b. Dalam sektor B : % X Rp. 60,4 miljar = Rp. 15,1 miljar
c. Dalam sektor C tidak terhitung.
d. D.alam sektor masjarakat, jang
bekerdja dilapangan minjak, kaju,
perikanan, timah, dan almunium
dalam bentuk upah keuntungan
dsb,
= Rp. 23,8 miljar
Djumlah
Rp. 74,9 miljar
(dibutuhkan
= Rp. 75, miljar)
75
Hal ini adalah — X 100% = 32 % dan merupakan tambahan
236
Pendapatan Nasional. Djika dihitung tambahan penduduk se
besar 20% selama 8 tahun, maka achir Rentjana I pendapatan
perkapita akan bertambah dengan 32% — 20% = 12%.
Dalam hal ini tidak dipergunakan tjara menghitung dengan
compound interest.
667
§ 612. Kenaikan pendapatan perkapita sebesar 12% tersebut diatas
untuk pembentukan modal guna .pembangunan di Indonesia le
bih ketjil artinja djika dibandinglcan dengan tambahan jang se
rupa dinegaranegara fang sudah madju seperti Inggeris dan
U.S.A,
Kenaikan pendapatan perkapita sebesar 12%, dalam negara 2
jang sudah madju hanja sebagian sadja jang dipakai untuk
konsumsi karena keperluan hidup mereka seharihari sudah
mentjukupi clan sebagian untuk disimpan jang berarti pemben
tukan tambahan modal, Simpanan tersebut dapat digunakan
untuk membangun,
Pendapatan perkapita di Indonesia sekarang demikian ren
dahnja sehingga belum dapat memenuhi konsumsi minimal un
tuk hidup seharihart. Karelia itu kenaikan pendapatan per
kapita sebesar 12% tersebut hantpir seluruhnja akan diguna
kan untuk menambah konsumsi guna hidup seharihari, hanja
sebagian ketjil sadja jang akan disimpan, sehingga pemben
tukan modal jang dapat digunakan untuk membangun sangat
ketjil pula,
Tambahan Pendapatan Nasional/pendapatan perkapita ini se
harusnja masih dapat diperbesar, Djika investasi untuk pendi
dikan, kesedjahteraan rakjat, Pemerintahan dan lain 2 (Rp. 20,5
+ Rp. 6,2 + Rp. 14,9 + Rp. 30 , miljar = Rp. 71,6 mil
jar) dimasukkan kedalam sektor produksi, maka Pendapatan
Nasional akan bertambah dengan Rp. 10,2 miljar setahun,
akibatnja ialah pembangunan kita mendjadi Pembangunan Eko
nomi (Economic Development Plan) sedangkan pembangunan
kita adalah Pembangunan Semesta jang tidak hanja mementing
kan bidang materiil, akan tetapi djuga bidang spirituil. Pem
bangunan dibidang mental dan spirituil tidak kalah pentingnja
dengan pembangunan dalam bidang materiil dan kita harus
memberikan keseimbangan antara kedua bidang tersebut. Pem
bangunan jang hanja menekankan pada bidang materiil tidak
dapat kita terima dan tidak sesual dengan tudjuan Pembangun
an Semesta kita, Pembangunan mental jang dilakukan sekarang
hams dinilai sebagai potensi jang maha hebat untuk masa jang
akan datang,
§ 612. Sebaliknja harus diketahui, bahwa perhitungan ini mempunjai
banjak sekali kelemahan2 :
a. Dasar angka2 Pendapatan Nasional jang dipakai sebagai
angka permulaan perhitungan (1960) tidak dapat didjamin
kebenarannja,
b. Nilai rupiah kita sangat besar dan tjepat berubah,
c. Index angka2 jang biasanja dipakai adalah index local dan
bukan index nasional,
668
d. Keterangan mengenai semua kegiatan ekbnomi jang diper
hikan untuk perhitungan tersebut tidak lengkap
e. Bank belum mempunjai fungsi fang ltias di Indonesia. Djika
kita berpendapat bahwa sistim diatas belum dapat di
pergunakan dan djikapun dipergunakan maka is berupa tak
siran helaka jang didasarkan pula atas beberapa taksiran,
sehingga pendapatan terachir barns dua kali disangsikan.
fang pasti diketahui Depernas ialah'bahwa Pendapatan Na
sionalr bangsa Indonesia djauh.lebih rendah dari Pendapatan
Nasional setiap bangsa Barat dan masuk jang terendah di
antara negara2 Asia,
Depernas berpendapat bahwa dalam pelaksanaan Rentjana
I ini, perlu diusahakan mentjari formula 2 dan angka2 jang
dikemudian hari dapat dipergunakan menetapkan Penda
patan Nasional menurut tjara2 jang dapat dipertanggung
djawabkan, Perhitungan kenaikan Pendapatan Nasional ter
sebut harus dipergunakan dengan balk untuk Pembangunan
Nasional Rentjana II,
§ 613. Depernas untuk masa Rentjana I ini lebih menjetudjui mem
pergunakan fakta sebagai alat menial basil pembangunan ini.
Tidak semua fakta akan dapat disebut, karena akibat berantai
dalam lapangan ekonomi sukar diikuti. Depernas menjebut ha
nja beberapa fakta jang menondjol. Banjak fakta jang tidak
dapat dinilai dengan uang karena bukan merupakan materi,
tetapi jang dikemudian hari dapat merupakan potensi jang
lebih besar lagi.
Fakta2 jang menondjol ialah :
a.
Selfsupporting sandang pangan :
1. Pangan
– 100 kg. perkapita pertahun mendja
di 115 kg. perkapita pertahun
2. Sandang
10 m perkapita pertahun mendjadi
15 m perkapita pertahun
b.
Industri
1. kimia dasar
— meletakkan dasar bagi industriali
sasi.
2. pabrik pupuk 200.000 ton setahun.
3. minjak bumi
18.000.000 ton setahun mendjadi
35.000.000 ton setahun.
4. besi/badja
100.000 ton logam besi (1968).
5. batubara
640.000 ton (1959) mendjadi
1.500.000 ton (1969),
6. semen
400.000 ton (1959) mendjadi
1.725.000 ton (1969).
7. produksi kertas : — dari 6.000 ton mendjadi 70.000
ton.
8. listrik
260 mw mendjadi 600 mw.
669
c. Penggngkutan/perhubungan
1. tambahan kapal
dari 140.000 D.W.T. mendjadi
340,000 D.W.T„ diluar kapal 2
jang sedang dipesan.
2. tambahan
djalan baru
2585 km.
3. kendaraan
ditambah 4000 truck setahun.
d. Desa
tiap desa 1 (satu) bank desa.
tiap desa 1 (sate) sekolah.
buta huruf lenjap,
2 5 poliklinik tiap ketjamatan.
e. Tambah lapangan kerdja jang langsung
1. pertanian
— 1.000,000
2, industri
—
500.000
Fakta2 jang tidak dapat dinilai ialah :
f. Kepertjajaan sanggup membangun,
g. Tambahan keahlian, pengetahuan clan pengalaman baru men
djalankan projek2 besar, menengah clan ketjil jang mendjadi
modal membuka projek2 barn jang lain pada masa jang akan
datang,
Djumlah semua faktafakta ini, merupakan langkah pertama
jang dilakukan pada djalan jang pandjang menudju ke : Alam
Masjarakat Sosialisme Indonesia,
670
§ 609. Sudah mendjadi kebiasaan untuk mengukur suatu pelaksanaan
pembangunan dengan persentase kenaikan Pendapatan Nasio
nal, kenaikan produksi nasional dan sebagainja.
Dalam negara2 jang sudah madju, aparat pendaftaran dan pe
nilaian segala matjam kegiatan ekonomi disemua sektor telah
sempurna, Untuk semua kegiatan ekonomi telah terdapat for
mulaformula dan nilai2 jang tertentu dan jang terdapat dipertja
jai. Menggunakan formula2 dan angka2 tersebut, merupakan
perhitungan jang mudah.
§ 610. Djika formula' itu kita pergunakan di Indonesia setjara ilmu
berhitung belaka, maka kita dengan mudah dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Dari djumlah investasi Rp. 240 miljar, dalam hal ini tidak di
hitting investasi sektor partikulir, jang ditanam dalam sektor 2 ;
A. Pertanian dan Industri
Rp. 108 miljar.
B. Perhubungan (Transport and
Communication)
Rp. 60,4 miljar.
C. Pendidikan dan djasa2 (tidak diper
hitungan hasilhasilnja)
Rp. 71,6 miljar.
Dalam sektor A kits mengambil I.C.O.R. sebesar 3 : 1
Dalam sektor B kita mengambil I.C.O.R. sebesar 4 : 1
Maka hash setiap tahun jang diperoleh adalah :
a. Dalam sektor A : % X Rp. 108 miljar
= Rp. 36 miljar
b. Dalam sektor B : % X Rp. 60,4 miljar = Rp. 15,1 miljar
c. Dalam sektor C tidak terhitung.
d. D.alam sektor masjarakat, jang
bekerdja dilapangan minjak, kaju,
perikanan, timah, dan almunium
dalam bentuk upah keuntungan
dsb,
= Rp. 23,8 miljar
Djumlah
Rp. 74,9 miljar
(dibutuhkan
= Rp. 75, miljar)
75
Hal ini adalah — X 100% = 32 % dan merupakan tambahan
236
Pendapatan Nasional. Djika dihitung tambahan penduduk se
besar 20% selama 8 tahun, maka achir Rentjana I pendapatan
perkapita akan bertambah dengan 32% — 20% = 12%.
Dalam hal ini tidak dipergunakan tjara menghitung dengan
compound interest.
667
§ 612. Kenaikan pendapatan perkapita sebesar 12% tersebut diatas
untuk pembentukan modal guna .pembangunan di Indonesia le
bih ketjil artinja djika dibandinglcan dengan tambahan jang se
rupa dinegaranegara fang sudah madju seperti Inggeris dan
U.S.A,
Kenaikan pendapatan perkapita sebesar 12%, dalam negara 2
jang sudah madju hanja sebagian sadja jang dipakai untuk
konsumsi karena keperluan hidup mereka seharihari sudah
mentjukupi clan sebagian untuk disimpan jang berarti pemben
tukan tambahan modal, Simpanan tersebut dapat digunakan
untuk membangun,
Pendapatan perkapita di Indonesia sekarang demikian ren
dahnja sehingga belum dapat memenuhi konsumsi minimal un
tuk hidup seharihart. Karelia itu kenaikan pendapatan per
kapita sebesar 12% tersebut hantpir seluruhnja akan diguna
kan untuk menambah konsumsi guna hidup seharihari, hanja
sebagian ketjil sadja jang akan disimpan, sehingga pemben
tukan modal jang dapat digunakan untuk membangun sangat
ketjil pula,
Tambahan Pendapatan Nasional/pendapatan perkapita ini se
harusnja masih dapat diperbesar, Djika investasi untuk pendi
dikan, kesedjahteraan rakjat, Pemerintahan dan lain 2 (Rp. 20,5
+ Rp. 6,2 + Rp. 14,9 + Rp. 30 , miljar = Rp. 71,6 mil
jar) dimasukkan kedalam sektor produksi, maka Pendapatan
Nasional akan bertambah dengan Rp. 10,2 miljar setahun,
akibatnja ialah pembangunan kita mendjadi Pembangunan Eko
nomi (Economic Development Plan) sedangkan pembangunan
kita adalah Pembangunan Semesta jang tidak hanja mementing
kan bidang materiil, akan tetapi djuga bidang spirituil. Pem
bangunan dibidang mental dan spirituil tidak kalah pentingnja
dengan pembangunan dalam bidang materiil dan kita harus
memberikan keseimbangan antara kedua bidang tersebut. Pem
bangunan jang hanja menekankan pada bidang materiil tidak
dapat kita terima dan tidak sesual dengan tudjuan Pembangun
an Semesta kita, Pembangunan mental jang dilakukan sekarang
hams dinilai sebagai potensi jang maha hebat untuk masa jang
akan datang,
§ 612. Sebaliknja harus diketahui, bahwa perhitungan ini mempunjai
banjak sekali kelemahan2 :
a. Dasar angka2 Pendapatan Nasional jang dipakai sebagai
angka permulaan perhitungan (1960) tidak dapat didjamin
kebenarannja,
b. Nilai rupiah kita sangat besar dan tjepat berubah,
c. Index angka2 jang biasanja dipakai adalah index local dan
bukan index nasional,
668
d. Keterangan mengenai semua kegiatan ekbnomi jang diper
hikan untuk perhitungan tersebut tidak lengkap
e. Bank belum mempunjai fungsi fang ltias di Indonesia. Djika
kita berpendapat bahwa sistim diatas belum dapat di
pergunakan dan djikapun dipergunakan maka is berupa tak
siran helaka jang didasarkan pula atas beberapa taksiran,
sehingga pendapatan terachir barns dua kali disangsikan.
fang pasti diketahui Depernas ialah'bahwa Pendapatan Na
sionalr bangsa Indonesia djauh.lebih rendah dari Pendapatan
Nasional setiap bangsa Barat dan masuk jang terendah di
antara negara2 Asia,
Depernas berpendapat bahwa dalam pelaksanaan Rentjana
I ini, perlu diusahakan mentjari formula 2 dan angka2 jang
dikemudian hari dapat dipergunakan menetapkan Penda
patan Nasional menurut tjara2 jang dapat dipertanggung
djawabkan, Perhitungan kenaikan Pendapatan Nasional ter
sebut harus dipergunakan dengan balk untuk Pembangunan
Nasional Rentjana II,
§ 613. Depernas untuk masa Rentjana I ini lebih menjetudjui mem
pergunakan fakta sebagai alat menial basil pembangunan ini.
Tidak semua fakta akan dapat disebut, karena akibat berantai
dalam lapangan ekonomi sukar diikuti. Depernas menjebut ha
nja beberapa fakta jang menondjol. Banjak fakta jang tidak
dapat dinilai dengan uang karena bukan merupakan materi,
tetapi jang dikemudian hari dapat merupakan potensi jang
lebih besar lagi.
Fakta2 jang menondjol ialah :
a.
Selfsupporting sandang pangan :
1. Pangan
– 100 kg. perkapita pertahun mendja
di 115 kg. perkapita pertahun
2. Sandang
10 m perkapita pertahun mendjadi
15 m perkapita pertahun
b.
Industri
1. kimia dasar
— meletakkan dasar bagi industriali
sasi.
2. pabrik pupuk 200.000 ton setahun.
3. minjak bumi
18.000.000 ton setahun mendjadi
35.000.000 ton setahun.
4. besi/badja
100.000 ton logam besi (1968).
5. batubara
640.000 ton (1959) mendjadi
1.500.000 ton (1969),
6. semen
400.000 ton (1959) mendjadi
1.725.000 ton (1969).
7. produksi kertas : — dari 6.000 ton mendjadi 70.000
ton.
8. listrik
260 mw mendjadi 600 mw.
669
c. Penggngkutan/perhubungan
1. tambahan kapal
dari 140.000 D.W.T. mendjadi
340,000 D.W.T„ diluar kapal 2
jang sedang dipesan.
2. tambahan
djalan baru
2585 km.
3. kendaraan
ditambah 4000 truck setahun.
d. Desa
tiap desa 1 (satu) bank desa.
tiap desa 1 (sate) sekolah.
buta huruf lenjap,
2 5 poliklinik tiap ketjamatan.
e. Tambah lapangan kerdja jang langsung
1. pertanian
— 1.000,000
2, industri
—
500.000
Fakta2 jang tidak dapat dinilai ialah :
f. Kepertjajaan sanggup membangun,
g. Tambahan keahlian, pengetahuan clan pengalaman baru men
djalankan projek2 besar, menengah clan ketjil jang mendjadi
modal membuka projek2 barn jang lain pada masa jang akan
datang,
Djumlah semua faktafakta ini, merupakan langkah pertama
jang dilakukan pada djalan jang pandjang menudju ke : Alam
Masjarakat Sosialisme Indonesia,
670