ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (1)

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
A. Hakikat Nilai Moral dalam Kehidupan Manusia
1. Pengertian Nilai, Etika, Moral, dan Hukum
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam pikiran anggota-anggota
kelompok yang merupakan komitmen yang positif dan standar untuk mempertimbangkan tindakan
dan tujuan tertentu. Fungsi nilai adalah sebagai pedoman, pendorong tingkah laku manusia dalam
hidup.
Etika (ethos) berasal dari bahasa Yunani yang artinya adat kebiasaan. Begitu pula dengan moral yang
berasal dari akar kata Latin (mos, miros) yang artinya juga adat kebiasaan. Norma merupakan kaidah
atau aturan-aturan yang berisi petunjuk tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan
oleh manusia dan bersifat mengikat. Sedangkan pengertian hukum adalah himpunan peraturanperaturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang megurusi tata tertib suatu masyarakat dan
harus ditaati oleh masyarakat tersebut.
Norma dalam kehidupan:
1. Norma Agama
o Berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
o Tercantum dalam kitab suci setiap agama
o Pelanggaran terhadap norma agama merupakan perbuatan dosa yang akan mendapat sanksi sesuai
dengan ketentuan atau ajaran agama yang bersaangkutan.
o Agar para pemeluk agama tidak melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama, mereka harus
selalu beriman dan bertaqwa.
o Tujuan: terciptanya masyarakat yang agamis, tertib tenteram, rukun, damai dan sejahtera,

sehingga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat dapat terwujud.
2. Norma Masyarakat/ Sosial
o Bersumber dari masyarakat sendiri
o Pelanggaran ats norma sosial akan berakibat pengucilan dari pergaulan masyarakat.
o Manusia dalam hidup bermasyarakat harus mengetahui, memahami, dan menyadari adanya
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat lingkungannya, kemudian elaksanakan norma-norma
tersebut dengan sebaik-baiknya.
o Dengan terpatuhinya norma sosial, akan tercipta masyarakat yang saling menghormati dan saling
menghargai.
3. Norma Kesusilaan
o Berasal dari diri setiap manusia
o Pelanggaran atas norma ini akan menimbulkan rasa penyesalan
o Dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya setiap individu berusaha agar setiap sikap, ucapan, dan
perilakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai atau norma-norma agama, kesopanan, dan hukum.
4. Norma Hukum
o Berasal dari negara.
o Pelanggaran atas norma ini akan dikenai hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku.
o Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan memicu berbagai kerusuhan dan perbuatan
amoral yang tidak bertanggung jawab, sehingga berpengaruh atau berakibat buruk bagi masyarakat.
Koentjaraningrat “keadilan, ketaatan atau kepatuhan teridenifikasi ke dalam 3 kategori:

1. Ketaatan yang paling konkrit sifatnya adlah ketaatan kepada orang tua, guru, atasan, dan

pimpinan.
2. Ketaatan yang lebih abstrak, yatu ketaatan kepada tradisi adat, norma-norma, hukum, dan
peraturan-peraturan.
3. ketaatan yang paling abstrak, yaitu ketaatan kepada prinsip dan keyakinan.
2. Ciri-ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehiidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak
tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan
sehingga nilai memiliki sifat ideal (das solen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai
landasan manusia dalam bertindak.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak beerdasar dan disorong oleh nilai yang diyakininya.
3. Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai logika adalah nilai benar salah
b. Nilai estetika adalah nilai indah dan tidak indah
c. Nilai etika/ moral adalah nilai baik buruk

Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai, yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa, Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
4. Proses Terbentuknya Nilai, Etika, Moral, Norma, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara
Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum merupakan proses yang berjalan melalui
suatu kebiasaan (habitus) untuk berbuat baik, suatu disposisi batin untuk berbuat baik yang tertanam
karena dilatihkan, suatu kesiapsediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik
dalam membantu kita untuk hidup secara benar.
5. Dialektika Hukum dan Moral dalam Masyarakat dan Negara
Hukum dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian moral. Hukum disebut adil
apabila secara moral memang adil. Norma moral dan norma hukum sebenarnya tidak terpisahkan

karena ukuran keadilan suatu hukum bukan hanya ditentukan oleh norma moral, dan bukan pula oleh
norma hukum sendiri. Hukum tidak bisa menilai dirinya sendiri apakah hukum itu adil atau tidak,
namun hukum sendiri harus menilai bahwa semestinya sifat dari hukum itu adalah adil.

6. Perwujudan Nilai, Etika, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat dan Negara
Perwujudan nilai, etika, moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa saja diterapkan sebagai hukum
jika norma moral yang terkandung didalamnya bersifat universal. Artinya, dalam keyakinan iman
yang lain pun tercermin norma moral yang kurang lebih sama. Misalnya, norma moral yang
terkandung dalam agama untuk menghormati agama lain dengan cara memberi toleransi itu sifatnya
universal. Oleh karena itu, norma tersebut bisa saja diterapkan ke dalam hukum. Akan tetapi, jika
nilai-nilai dalam keyakinan iman sifatnya lokal, norma terrsebut tidak bisa diterapkan menjadi
sebuah hukum yang berlaku untuk seluruh masyarakat majemuk. Ooleh karena itu, etika, moral,
norma, dan nilai sering menjadi tuntunan dalam kehidupan masyarakat supaya kita dapat bertingkah
laku dengan baik.
6.1 Nilai di antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama seperti
kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder
merupakan kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya,
jadi kualitas sekunder seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap
sesuatu yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.

7. Tuntutan dan Sanksi Moral, Norma, Hukum dalam Masyarakat Bernegara
Etika keutamaan biasanya dikontraskan dengan etika kewajiban atau etika peraturan. Dalam etika
kewajiban, tekanan diberikan kepada prinsip-prinsip yang mendasari tindakan manusia. Jadi, kriteria
untuk menilai baik buruknya manusia adalah aturan dan prinsip-prinsip yang berlaku dalam
masyarakatnya. Jika demikian, pertanyaan bagi penganut etika keutamaan adalah what shoul i be dan
bukan what should i do. Itulah ethnic of being bukan ethnic of dong.
8. Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai Wujud Masyarakat Bermoral dan
Menaati Hukum
Aristoteles memberikan contoh keutamaan moral, yaitu:
a. Keberanian, yaitu orang dihindarkan dari sifat nekat dan pengecut.
b. Ugahari (prinsip secukupnya, kesederhanaan, empan papan), yaitu orang dihindarkan dari
kelaparan dan kekenyangan.
c. Keadilan
9. Nilai Moral sebagai Sumber Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan memiliki tiga dimensi, yaitu hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia
dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Hubungan pertama dan kedua selalu
berkembang namun hubungan yang ketiga bersifat konstan. Orang yang bermoral adalah orang yang
berbudaya. Moral diperlukan untuk memahami kehidupan yang baik,, khususnya dalam hubungan
horisontal antarsesama.
9.1 Nilai Moral sebagai Sumber Budaya

Ada dua jenis etika atau moral, yaitu dari Tuhan Yang Maha Esa (etika atau moral kodrat) dan dari
manusia (etika atau moral budaya). Kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud, yaitu:
1. Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang berfungsi mengatur,
mengendalikan, dan memberi arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang
disebut tata kelakuan (nilai-nilai insani atau moral).
2. keseluruhan aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat yang disebut sistem
sosial (nilai-nilai insani atau moral).

3. benda hasil karya manusia, benda-benda hasil karya manusia disebut kebudayaan fisik, misalnya
pabrik baja, candi Borobudur, pesawat udara, dan komputer (nilai estetika).
9.2 Nilai Moral sebagai Rujukan Nilai Budaya
Etika adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang atau
kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat. Etika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya.
Sistem nilai budaya merupakan gambaran perilaku baik, benar, dan bermanfaat yang terdapat dalam
pikiran.
9.3 Nilai Moral sebagai Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa
Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah norma yang
berisi cara bagaiman berbuat baik. Moral bersifat kodrati, sejak diciptakan, manusia sudah dibekali
dengan sifat-sifat yang baik, jujur, dan adil.
9.4 Nilai Moral sebagai Hasil Penilaian

Kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan
pengelolaan nilai-nilai insani, tercakup dalam usaha memanusiakan diri di dalam lingkungan, baik
fisik maupun sosial.
9.5 Moral sebagai Nilai Objektif dan Nilai Subjektif Bangsa
Sistem nilai mengandung tiga unsur, yaitu norma moral sebagai acuan perilaku, keberlakuan norma
moral hasilnya perbuatan baik, dan nilai-nilai sebagai produk perbuatan berdasarkan norma moral.
Sistem nilai budaya akan dipahami dan dipatuhi oleh orang lain atau kelompok masyarakat apabila
diwujudkan dalam perbuatan yang nyata yang dapat dijadikan teladan. Apabila yang berbuat adalah
tokoh atau pemimpin dalam masyarakat, sistem iini cepat berkembang dan diikuti oleh anggota
masyarakat sehingga menjadi terbiasa dan membudaya. Hal ini disebut budaya masyarakat.
9.6 Nilai Moral sebagai Kebudayaan dan Peradaban sebagai Nilai Masyarakat
Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia dalam tingkatan
yang paling abstrak. Sistem tata kelakuan lain yang tingkatnya lebih konkret seperti peraturan hukum
dan norma-norma semuanya berpedoman pada sistem nilai budaya tersebut. Sistem nlai budaya
tersebut adalah pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama sehingga menjadi
kebiasaan yang berpola. Sistem yang sudah berpola merupakan gambaran sikap, pikiran, dan tingkah
laku yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan. Sistem nilai ini adalah prooduk budaya asli
pengalaman hidup yang berlangsung terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama
sebagai pedoman hidup mereka, dan sebaggai idenitas kelompok masyarakat.
B. Problematika Pembinaan Nilai Moral

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena dalam
keluargalah, perdidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan an
masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai moral
anak ke arah yang baik. Sebaliknya, kehidupan keluarga yang tidak baik akan mempengaruhi
perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang tidak baik.
2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda
kita dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan perilakunya juga katakatanya akan mengakibatkan anak cepat meniru hal-hal negatif, seperti merokok, minum-minuman

keras, mengonsumsi narkoba, balapan di jalan raya, memeras orang lain, suka mengumpat, dan
mencela orang lain dengan kata-kata kotor atau tidak senonoh, dan lain-lain. Oleh karena itu,
pemilihan teman dalam bergaul, khususnya teman yang baik akan membantu kmembina nilai moral
anak.
3. Pegaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Figur otoritas seperti presiden, wakil presiden, para menteri, ketua lembaga tinggi negara, pejabat
pemerintah, ketua dan anggota DPR dan MPR, gubernur dan wakilnya, bupati dan wakilnya,
walikota dan wakilnya, para artis, dan lain-lain harus memberi contoh yang baik dalam
kehidupannya sehari-hari. Karena hal itu sangat berpengaruh bagi pembinaan mental dan moral
generasi muda. Setiap hari generasi muda kita menonton televisi, jika berita dan acara di televisi

menayangkan hal-hal yang baik, tentu akan berimbas padaa pennbinaan mental dan moral yang baik.
Sebaliknya, jika yang mereka saksikan adalah tayangan yang kurang baik, tentu akan berimbas
kepada pembinaan mental dan moral yang kurang baik.
4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan generasi
muda. Sarana komunikasi seperti telepon genggam berkamera disalahgunakan untuk merekam
adegan-adegan porno dan disebarluaskan lewat dunia maya. Handycam juga digunakan untuk
kegiatan seperti itu, tidak terkecuali media internet disalahgunakan untuk mendownload foto-foto
dan video porn baik untuk tontnan pribadi maupun untuk dibagi-bagi dengan orang lan.
Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai fungsinya ini cukup
mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita. Perilaku pergaulan bebas dan seks bebas
akhirnya merambah dengan begitu cepat di kalangan generasi muda.
5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral
Temuan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa terlalu sering menonton film porno bisa merusak lima
bagian otak. Hal ini lebih parah daripada mengonsumsi narkoba yang hanya merusak tiga bagian
otak. Temuan di atas diperkuat oleh pernyataan Elly Risma, psikolog dan direktur Yayasan Kitan dan
Buah Hati, Jakarta bahwa pornografi adalah perusak otak dan lebih dari methapetamin. Menurutnya,
bagian otak prefrontal conteks akan hancur karena terlalu sering menonton film porno. Namun
kedua-duanya, menonton film porno dan mengonsumsi narkoba adalah perbuatan yang tidak baik
dan dilarang oleh agama. Oleh karena itu, keduanya harus dijauhi karena dapat merusak mental dan

moral generasi muda.
C. Manusia dan Hukum
Dalam hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari hukum. Setiap sikap dan perilakunya termasuk
tutur kata senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan manusia sehari-hari
berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Bagi manusia yang mematuhi hukum akan selamat,
sedangkan bagi manusia yang tidak mematuhi hukum akan mendapat sanksi atau hukuman.
Diposkan oleh KELOMPOK 5 ISBD di 07.43 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN
SOSIAL
Manusia mrupakan khalifah yang diciptakan oleh Tuhandalam bentuk yang sebaik-baiknya untuk
memakmurkan bumi. Kelebihan biologis manusia dibanding binatang :
1. Otak yang besar dan susunan saraf kompleks

2. Alat bersuara yang jelas
3. Tangan dan jari jari yang bebas digerakkan
4. Anggota badan yang memungkinkan manusia untuk berdiri tegak
Keempat segi biologis inilah yang menyebabkan manusia dikatakan makhluk sempurna
dibandingkan makhluk Tuhan yang lain.

Adapun 7 pokok perbedaan tingkah laku manusia dengan makhluk lain ;
1. Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akal sedangkan hewan oleh naluri
2. Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung karena bantuan peralatan kerja sebagai
hasil kerja akal
3. Sebagian besar kelakuan manusia didapat dan dibiasakan melalui proses belajar sedangkan
hewan naluri
4. Manusia mempunyai lambang yakni bahasa lisan dan tulisan sedangkan hewan tidak
5. Pengetahuan manusia bersifat akumulatif (terus bertambah) karena masyarakat berkembang dan
telah mempunyai sistem pembagian kerja
6. Sistem kerja diatur dengan ketrampilan masing masing
7. Manusia atau masyarakat sangat beraneka ragam
Manusia mempunyai profil pribadi yang unik, itu sebabnya budaya diciptakan manusia yang
beraneka ragam.
Contoh keanekaragaman ialah :
Daerah pantai utara Kanada tinggal suku bangsa “Eskimo” yang memburu binatang kutub seperti
beruang kutub, pinguin, anjing laut.
Di ujung selatan Amerika tinggal suku bangsa “Ona” dan “Yahgan” yg menangkap ikan.
Di Gurun Kalahari Afrika Selatan tinggal orang bushmen dan gurun australia tinggal ras austroloid
sebagai pemburu binatang gurun.
Pola hidup berburu dan meramu di daerah rawa rawa di pantai papua barat.
Teori Quantum Mechanics yang dicetuskan oleh Cendekia fisikawan Albert Einsten dapat menjadi
bahan renungan kita bahwa alam semesta dan segala isinya merupakan hasil ciptaan yang maha
kuasa dan bukan tercipta secara kebetulan.
4.1 Makna Manusia Seutuhnya
Manusia adalah makhluk tertinggi dari ciptaan Tuhan yang lainnya. Benda mati hanya memiliki atas
satu unsur saja yaitu materi atau bahan. Sedangkan manusia terdapat unsur tambahan yaitu akal dan
budi. Akal dan budinyalah yang menyebabkan manusia berbeda dengan makhluk lain.
Dalam hubungan tentang adanya manusia, terdapat dua tinjauan yang cukup terkenal yaitu tinjauan
teoritis dan tinjauan kegamaan.
4.1.1 Dari tinjauan teoritis (teori darwin)
Teori evolusi darwin dicetuskan oleh charles darwin dalam bukunya yang berjudul”In th orign of
species by mean of natural section.” Ia mengatakan secara tegas bahwa manusia berasal dari sejenis
kera. Namun teori dari darwin itu tidak dapat memberi penjelasan mengenai bagaimana proses
perubahan hewan yang menyerupai manusia menjadi manusia sempurna. Hewan yg menyerupai
manusia itu tetap memiliki sifat-sifat hewan, dan tidak memiliki unsur budi dan akal. Maka dari itu
kebenaran Teori Darwin masih diragukan banyak orang.
4.1.2 Dari tinjauan keagamaan (religius)
Teori keagamaan sampai pada kesimpulan bahwa manusia pertama ciptaan tuhan adalah adam
sedangkan dari tulang rusuk nya diciptakan hawa sebagai wanita. Dari kedua jenis manusia itulah
maka berkembang manusia yang kini tersebar di seluruh dunia.
4.2 Kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan
4.2.1 Makhluk religi

Yaitu manusia sebagai makhluk yang cenderung untuk beragama, karena manusia mempercayai
adanya kekuatan yang prima di luar dirinya.
4.2.2 Manusia berstatus sebagai makhluk individu
Manusia memilki kekhasan sendiri sendiri tergantung pada bakat, kemampuan, dan kemauan
lingkungan.
4.2.3 Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia yang senantiasa berhubungan dengan manusia lain dalam berinteraksi atau
berkomunikasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.
4.2.4 Manusia sebagai makhluk miliu
Yaitu makhluk berkelingkungan alam atau makhluk ciptaan tuhan yang perduli pada alam
sekitarnya.
4.2.5 Manusia sebgai makhluk yang percaya kepada causa prima
Manusia sebagai makhluk yang percaya kepada cauda prima, yaitu manusia yang percaya bahwa
segala kehendak dan tindakan kita ini dikendalikan oleh-Nya, Tuhan.
4.3 Hakikat manusia sebagai makhluk individu
Bahwa manusia sebagai makhluk individu,tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
tetapi juga dalam arti bahwa tiap tiap orang merupakan pribadi yang khas menurut corak pribadinya.
4.4 Hakikat manusia sebagai anggota keluarga
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari perhubungan individu laki laki dan
wanita, perhubungan yang sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak. Jadi, keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat sifat
tertentu yang sama di mana saja dalam satuan masyarakat manusia
4.5 Siapakah masyarakat itu?
Masyarakat berasal dari bahasa arab “syaraka” artinya “ikut serta berpartisipasi”. Jadi masyarakat
adalah sekumpulan orang-orang yang bersatu dan disatukan oleh kebudayaan yang sama atau
sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang dianggap
sama.
4.6 Bermasyarakat dalam berbagai jenis kehidupan yang meliputi jenis-jenis tatanan hidup
berkelompok
4.6.1 Konsep kelompok sosial budaya
1. Lingkungan sosial budaya
Adalah sejumlah manusia yg hidup berkelompok dan saling berinteraksi secara bermasyarakat
memfungsikan budaya dengan berinteraksi secara teratur antar sesamanya, sehingga kepentingan
bersama dapat terpenuhi secara wajar dan sempurna.
2. Bentuk sosial budaya
Bentuk sosial budaya artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas batas yang telah
ditentukan berdasarkan tipe kelompok yg membedakannya dg kelompok lain. Ada empat tipe
kelompok sosial budaya :
a) Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis, sprt desa, kota
b) Tipe kelompok sosial berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan darah sprt keluarga dan
keluarga besar.
c) Berdasarkan kepentingan yang sama sprt koperasi, lembaga swadaya, masyarakat dan yayasan.
d) Berdasarkan keahlian profesional seperti kelompok profesi dan kelompok pengusaha.
3. Cara hidup sosial budaya
Artinya sikap, perbuatan, dan tujuan serta cara pencapaiannya sudah dipolakan oleh organisasi
kelompok dalam seperangkat tuntunan atau pedoman tertulis yg dsb Anggaran Dasar dan Kode etik.
Kode etik merupakan pandangan hidup kelompok sosial yg bersangkutan. Namun pandangan hidup

tidak dibuat tertulis, tetapi hidup dan berkembang secara alamiah dalam alam pikiran yg disebut
sistem nilai budaya.
4. Tujuan sosial budaya
Tujuan setiap kelompok sosial budaya berbeda antara satu sama lain, sesuai dengan tipe kelompok
sosial budaya masing masing. Tujuan kelompok sosial budaya dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Membentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan hidup bersama secara tertib dan damai serta
sejahtera dlm kesatuan geografis.
b) Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga bahagia lahir dan batin dalam wadah
ikatan perkawinan dan hubungan darah.
c) Mewujudkan kesejahteraan bersama, menghapuskan kemiskinan, membasmi penyakit
masyarakat dan mencegah tindakan non manusiawi.
d) Melayani kepentingan klien/ konsumen berdasarkan keahlian profesional dalam wadah
organisasi profesi.
4.6.2 Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia meliputi tiga jenis kebutuhan:
I. Kebutuhan jasmani atau fisik.
II. Kebutuhan rohani atau kebutuhan kejiwaan
kesenian, dan keagamaan.
III. Kebutuhan biologis
IV. Pemenuhan kebutuhan
4.7 Peranan, status, kepemimpinan, dan kelompok
Kepemimpinan adalah kemampuan sesorang untuk mempengaruhi orang lain shg orang lain
tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki pemimpin tsb.
4.8 Struktur dan sistem sosial
4.8.1 Struktur sosial
a. Pengertian
Struktur sosial merupakan hubungan timbal balik antara posisi posisi sosial dan antara peran peran
(soekanto, 1993). Pola hubungan antara manusia dan kelompok manusia (coleman).
b. Unsur unsur struktur sosial
Masing masing unsur sosial menurut Soekanto
Kelompok kelompok sosial
Kebudayaan
Lembaga sosial
Stratifikasi sosial
Kekuasaan dan wewenang
c. Jenis jenis struktur sosial
Struktur kaku dan struktur luwes
Struktur sosial dinamkan kaku (rigid) jika struktur itu sama sekali tidak dapat diubah sedangkan
struktur luwes adalah kebalikannya.
Struktur formal dan informal
Struktur formal adalah struktur yg resmi dan diakui pihak yg berwenang dg hukum. Sedangkan
informal merupakan struktur yg nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak diakui pihak berwenang atau
tidak berketetapan hukum.
Struktur homogen dan heterogen
Struktur homogen adalah apabila semua unsur di dalamnya memiliki pengaruh sama thd dunia
luarnya. Heterogen adalah Struktur yg didalamnya tidak mempunyai kedudukan yg sama memberi
pengaruh ke luar dan dalam.

Struktur mekanik dan statistik
Mekanis adalah jenis struktur yg menuntut posisinya selalu tetap dan sama dari anggota lain agar
fungsinya dpt berjalan baik. Statistik adalah struktur yg berfungsi dg baik jika persyaratan jumlah
anggota tertentu terpenuhi.
Struktur kewibawaan dan kerja sama
Di struktur kewibawaan anggota yg ada di dalamnya tdk mempunyai kesempatan utk mengemukakan
pendapat atau mengambil keputusan. Kerja sama memegang Prinsip musyawarah.
Struktur atas dan bawah
Strukutur atas diduduki oleh golongan org yg memegang kekuasaan di bidang politik, ekonomi, dan
kebudayaan. Bawah merupakan tempat bagi kaum proletar (tidak punya kekuasaan.)
Hubungan struktur sosial dan fungsi sosial
Kaitan dengan struktur sosial terdapat hubungan yg tidak dapat dipisahkan antara fungsi sosial dg
struktur sosial.
4.8.2 Sistem sosial
Adapun ikatan ikatan yg menanamkan masyarakat pada suatu kesatuan manusia :
i. Ada ikatan adat istiadat yg merupakan ciri khas kehidupannya dan berlangsung secara terus
menerus
ii. Ada interaksi antarwarga masyarakat
iii. Adanya norma norma atau hukum dan aturan tertentu yg mengatur seluruh pola perilaku
masyarakatnya.
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial memiliki ciri ciri berikut :
a) Adanya sejumlah org yg tinggal dalam daerah tertentu
b) Mempunyai hubungan yg tetap satu sama lain
c) Dari hubungan itu mereka membentuk suatu sistem hubungan antar manusia.
d) Mereka terlibat karena memiliki kepentingan yg sama
e) Memiliki tujuan yg bersama dan mengadakan kerja sama
f) Mengadakan ikatan berdasarkan unsur unsur sebelumnya
g) Memiliki perasaan solidaritas dan perasaan berbagi rasa
h) Kesadaran bahwa di antara mereka tergantung satu sama lain
i) Dengan sendirinya membentuk norma norma berdasarkan sistem yg terbentuk
j) Membentuk kebudayaan bersama berdasarkan unsur unsur yg ada
Sebagai suatu sistem sosial terbentuk masyarakat harus memenuhi beberapa persyaratan berikut :
Seluruh anggota masyrakat merasa terikat karena memiliki perasaan solidaritas
Pengorbanan yg diberikan berupa pengendalian diri menahan emosi, hawa nafsu, dll yg dapat
mewujudkan ketentraman dan keamanan utk kepentingan bersama
Unsur yg tekandung dalam masyarakat yg terdiri atas individu tergabung dalam kelompok2 :
a. Golongan sosial : kesatuan manusia yg memiliki idientitas tertentu tujuannya supaya pihak dpt
mengetahui.
b. Kategori sosial : kesatuan manusia yg terbentuk karen adanya ciri objektif yg terdapat pada
manusia itu sendiri.
c. Lapisan sosial : lapisan yg terjadi dlm masyarakat klasik, misal lapisan raja, bangsawan, orang
biasa dan para budak.
Kelompok sosial
Menurut tonnies kelompok sosial terbagi 2:
1) Masyarakat paguyuban : kelompok sosial yg didasarkan pada ikatan batin anggotanya.
2) Masyarakat patembayan : kelompok sosial yg memiliki hubungan famili.
Perbedaan antara kelompok dan masyarakat

i. Kelompok adalah perkumpulan orang orang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
mempunyai beberapa istilah “agregat” dalam kelompok yaitu sekumpulan orang yang mempunyai
perhatin yang sama tetapi tidak berinteraksi antara satu dengan yg lainnya.
ii. Masyarakat adalah sekelompok orang sekurang kurangnya memiliki wilayah tertentu,
mempunyai perasaan akan persatuan dan memandang diri mereka sebagai satu kesatuan yg dapat
dibedakan dari kesatuan lain.
Proses-proses sosial
Bentuk bentuk proses sosial antara lain :
a) Sosialisasi : Proses yg membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup dan cara berpikir kelompoknya.
b) Pengendalian sosial : suatu proses baik yg direncanakan atau tidak direncanakan dan bersifat
mendidik, mengajak bahkan memaksa masyarakat utk mematuhi norma nilai sosial.
Masyarakat Kota
Ciri masyarakat kota ialah :
i. Bersifat individu
ii. Semanagat gotng royong sangat longgar
iii. Sikap tertutup
iv. Pagar rumah tinggi dan kadang tertutup rapat
v. Pergaulan terbatas, kecuali ada relasi
vi. Berobat ke dokter
Masyarakat desa
Ciri masyarakat desa ialah:
i. Kebersamaan, kekeluargaan, dan perasaan senasib dan sepenanggungan
ii. Gotong royong cukup kuat dan disiplin tinggi
iii. Keterbukaan dan suka menolong
iv. Pagar rumah terbuka lebar
v. Pergaulan luas, kebersamaan, lingkungan, dan keluarga terpelihara dan terjaga baik
vi. Berobat ke tabib atau dukun
4.9 Hakikat masyarakat dan makna manusia sebagai makhluk sosial
1) Makna Individu
Menurut Dr. A. Lysen individu adalah manusia perseorangan yg sedang mengadakan hubungan
dengan alam sekitarnya, khususnya masyarakat sadar dg tingkah laku dan perbuatannya dengan
individu lain sehingga terbentuk kelompok besar.
2) Makna keluarga
Suatu kesatuan sosial yg mempunyai sifat sifat tertentu yang sama di mana saja dalam satuan
masyarakat.
Makna keluarga menurut Ki hajar dewantara “kumpulan beberapa orang yg terikat oleh suatu turunan
lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yg hakiki, esensial, enak dan berkehendak
bersama memperteguh gabungan itu utk memuliakan masing masing anggotanya.
Fungsi keluarga (William F. Ogburn)
Fungsi pelindung : tiap anggota keluarga berhak mendapatkan dan melakukan perlindungan
Fungsi ekonomi : Tiap anggota keluarga berhak menyelenggarakan kebutuhan pokok dan
mendapatkan kebutuhan pokok.
Fungsi pendidikan : tiap anggota keluarga berhak mendapatkan dan memberi pendidikan.
Fungsi rekreasi : tiap anggota keluarga berhak mendapatkan dan melakukan rekreasi.
Fungsi agama : tiap anggota keluarga diwajibkan memberi ajaran agama kepada yg lain dan
menjalankan mengamalkan dan mendalami agama.

3) Makna masyarakat
(Prof. MM. Djojodiguno) masyarakat adalah suatu kebulatan dari segala perkembangan dalam hidup
bersama antar manusia dg manusia.
Syarat syarat suatu masyarakat :
a) Ada pengumpulan manusia dalam jumlah yang banyak
b) Bertempat tinggal dalam waktu lama di suatu daerah tertentu
c) Ada aturan atau undang undang yg mengatur mereka menuju kepada kepentingan dan tujuan
bersama
Menurut ellwood faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama :
1. Dorongan mencari makanan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
4.10 Fungsi dan Tugas manusia sebagai makhluk sosial
1. Fungsi manusia dalam masyarakat
Manusia di masyarakat berfungsi sebagai penyusun masyarakat itu sendiri. Dengan terdapatnya
manusia di masyarakat manusia itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri.
2. Tugas manusia dalam masyarakat
Manusia bertugas sebagai pembentuk pelaku dan pemakai masyarakat itu sendiri. Manusia itu pula
yg berperan dlm interaksi masyarakatnya, bertugas menjaga dan melestarikan kesepakatan yg
diambil dalam masyarakat.
3. Masyarakat sebagai wadah pemanusiaan individu
Dengan adanya masyarakat individu akan menyadari bahwa dirinya membutuhkan orang lain untuk
menolongnya. Di masyarakat individu akan menjadi makhluk sosial. Dengan berada di masyarakat
norma akan berlaku dan kedinamisan kehidupan di sekitar individu tsb akan seimbang.
4. Tugas keluarga membina individu sebagai makhluk sosial
Keluarga bertugas menjadikan anaknya sebagai wahana pembentuk kepribadian individu, juga
bertugas mentransfer kebudayaan yg ada dalam masyarakat utkdiberikan pada keluarga, serta
mengasuh dan mendidik anak sebagai generasi penerus.
5. Individu sebagai anggota keluarga
Keluarga adalah suatu tatanan sosial terkecil yg dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yg
ditandai adanya kerjasama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mendidik anak,
menolong, melindungi atau merawat orang tua jompo.
6. Individu sebagai anggota masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehiduoan, norma, adat yg
sama sama ditaati dalam lingkungannya.
4.11 Perubahan dan stratifikasi sosial
4.11.1 Stratifikasi sosial
A. Pengertian stratifikasi sosial
Menurut pitirim a. Sorokin stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum pada setiap
masyarakat yg hidup teratur.
B. Unsur unsur dalam stratifikasi sosial
Status :
status yang diberikan (status yg diberikan tanpa memperhatikan kemampuan dan perbedaan sejak
lahir) dan status yang diraih (dengan cara sengaja).
Peran (role) :
Merupakan peran pelaksanaan hak hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan atau status
seseorang.
C. Terjadinya stratifikasi sosial dan fungsinya

Terjadinya stratifikasi sosial :
- Terjadi secara alamiah
- Terjadi karena bentukan untuk mencapai tujuan bersama
Fungsi stratifikasi sosial :
- Menjekaskan kedudukan seseorang pada tempatnya dlm masyarakat
- Terjadinya distribusi penghargaan
- Terjadinya ketertiban dan penertiban sosial yg terlembagakan dlm masyarakat
- Dasar dasar stratifikasi sosial : ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ukuran ilmu
pengetahuan.
Sistem stratifikasi sosial :
- Stratifikasi terbuka
- Stratifikasi tertutup
- Stratifikasi campuran
Bentuk bentuk stratifikasi sosial :
- Berdasarkan kriteria sosial ekonomi; kelas sosial atas, menengah, dan kebawah.
- Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial (berdasarkan pembedaan anggota masyarakat ke
dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya.
- Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik (pelapisan masyarakat yg tersusun atas dua
kelompok, kelompok atas elite kekuasaan dan lapisan bawah)
- Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pekerjaan (menggunakan jenis pekerjaan untuk
membedakan lapisan yg ada dalam masyarakat)
- Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria kehormatan (merujuk pada orang yg paling disegani yaitu
golongan tua)
- Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria budaya bangsa; di jawa terdapat golongan wong baku
(cikal bakal), kuli gandok (lindung), mondok emplok, rangkepan, sinoman.
- Selain itu ada pula golongan priyayi (keturunan bangsawan jawa, cendekia) dan wong cilik
(rakyat jelata)
Pengaruh stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat
- Terjadinya hierarki dalam berbagai struktur sosial
Karena dalam masyarakat terdapat berbagai strukutur sosial dan dalam setiap struktur pun akhirnya
akan terdapat hierarki sosial.
- Munculnya lambang lambang status sosial
Kelompok yg menduduki status tertentu menggunakan lambang lambang tertentu yg warna dan
bentuknya tidak sama dg yg lain.
- Penindasan oleh segmen segmen besar dalam masyarakat
Golongan kelompok orang dalam strata jika dibandingkan dg orang dari kelompok strata lain maka
akan terlihat jelas perbedaan hak, penghasilan, pembatasan dan kewajiban.
Diposkan oleh KELOMPOK 5 ISBD di 07.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

MANUSIA DAN PERADABAN
Pengertian Adab dan Peradaban
Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.
Peradaban sendiri memliki arti seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi dan ilmu teknik untuk
kegunaan praktis.
Peradaban sebagai perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan

mengbaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani,
dan kehendak sebagai kesatuan yang utuh.
Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyrakat Adab
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada adab
manusia. Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
Manusia berada pada posisi sentral, artinya manusialah yang mempertimbangkan, menilai, dan
berkehendak menciptakan kebenaran, kebaikan, kegunaan serta lingkungan sehat atau sebaliknya.
Evolusi Budaya dan Tahapan-Tahapan Peradaban
Evolusi budaya dapat mengurangi, menghapuskan, hak, dan memposisikan manusia sebagai objek
bukan subjek, antara lain sebagai berikut :
- Pengusutan hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur hukum yang
pasti
- Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang, memandang manusia sebagai objek
sasaran yang selalu dikenal
- Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara penguasa,
pejabat, majikan dengan rakyat, bawahan, dan buruh
Dampak Evolusi Budaya
Perubahan budaya dapat berakibat positif, yaitu memperkaya nilai-nilai kehidupan yang sudah ada,
mendorong ke arah kemajuan dan mensejahterakan kehidupan masyrakat. Selain itu, perubahan
budaya dapat pula berakibat negatif, yaitu merusak nilai-nilai kehiduoan yang sudah ada,
menghambat kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan merugikan masyarakat sehingga
terjadi krisis kemasyrakatan.

Wujud-Wujud Peradaban
Nilai
: Berarti mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat atau tidak,
hasil penilaian disebut nilai (value).
Moral
: Meruapakn suatu kebiasaan berbuat baik disebut perbuatan moral atau susila
Norma
: Adalah suatu aturan yang berlaku, bersifat mengikat, norma diperlukan dalam
menuntun sikap dan tingkah laku manusia
Etika
: Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan atau
akhlak yang baik
Estetika
:Ilmu yang mengkaji tentang sifat estetis suatu objek dan merupakan bagian dari ilmu
filsafat yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu
Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Kemajuan Media Komunikasi bagi Adab dan Peradaban Manusia
Manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, di mana manusia memiliki
kehidupan yang bersifat material dan spritual. Manusia di mana pun dia berada dan apa pun
kedudukannya selalu berpengharaoan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan
tersebut.
Kemajuan IPTEK bagi Adab dan Peradaban Manusia
Dengan majunya IPTEK, cara atau pola pikir manusia akan lebih maju atau modern tetapi apabila
pola pikir tersebut tidak dibarengi dengan adab atau peradaban yang baik, kemajuan tersebut tidak
hanya berdampak postif namun juga negatif.
Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi terhadap Adab dan Peradaban Manusia
Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahanperubahan dan penyebab perubahan itu. Faktor nya adalah :

Natalis
: tingkat kelahiran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penduduk di suatu negara
Mortalitas
: mempengaruhi pertumbuhan penduduk dan merupakan barometer dari kesehatan
masyarakat
Gerak Teritorial : migrasi dapat menyebabkan tidak meratanya penyebaran penduduk
Mobilitas Sosial : terbagi 2, yaitu mobilitas permanen dan nonpermanen.
Diposkan oleh KELOMPOK 5 ISBD di 07.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.1 Asal Kata Budaya
Budaya berasal dari bahasa sanskerta bhud yang artinya “budi”. Budaya itu sendiri berarti “hasil budi
daya cipta manusia”.
2.2 Pengertian Kebudayaan
Dalam bahasa latin, budaya disebut “colore”. Secara harfiah colore berarti suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengolah serta mengembangkan lahan pertanian. Sehingga definisi dari kebudayaan
adalah “keseluruhan ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dimiliki manusia itu sendiri dengan cara belajar mengenai kelakuan dan hasil dari kelakuan
itu”.
2.3 Definisi Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli
-Sutan Takdir Alisyahbana : “manifestasi dari cara berpikir”.
-Koentjaraningrat “keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tat
kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat”.
-Moh.Hatta : “ciptaan hidup dari suatu bangsa”
-Ralph Linton : “sifat sosial turun menurun mans social heredity”
-Alfred North Whitehead : “karya akal budi”
-M.J. Langeveld : “aktivitas yang manusiawi dan rohani sifatnya”
-Zoet Mulder : “perkembangan segala kemungkinan dan kekuatan kodrat, terutama kodrat manusia di
bawah pembinaan akal budi”.
-K.A. Hidding : “pengolahan alam”
2.4 Kriteria Kebudayaan
1. Ditemukan sebagai sesuatu yang baru (yang sebelumnya tidak ada)
2. Dialihkan dari generasi ke generasi
3. Diabadikan dalam keasliannya atau dalam bentuk yang dimodifikasi
2.5 Klasifikasi Unsur-unsur Kebudayaan
1. Kebudayaan material (lahiriah) : kebudayaan yang diciptakan demi kepentingan hidup jasmani.
Meliputi benda-benda ciptaan manusia seperti pangan, sandang, dan papan.
2. Kebudayan nonmaterial (batiniah) : kebudayaan yang diciptakan dalam memenuhi kepuasan
batin. Meliputi hal-hal abstrak seperti pikiran, agama, bahasa, dan ilmu pengetahuan.
2.6 Wujud Kebudayaan
-menurut Melville dan Herskovits :
1. keluarga
2. sistem ekonomi
3. kekuasaan politik

4. alat-alat teknologi
Menurut bronislow malinnowski :
1. Sistem norma-norma
2. Organisasi ekonomi
3. Perangkat pendidikan
4. Organisasin politik
2.7 Fungsi Utama Kebudayaan
“untuk meningkatkan hidup manusia agar manusia lebih merasa nyaman, aman, bahagia, dan
sejahtera”
2.8 Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Herskovits :
1. Kebudayaan materi dan pendukungnya, seperti teknologi dan ekonomi.
2. Institusi sosial, seperti organisasi sosial dan pendidikan.
3. Manusia dan alam semesta, seperti sistem kepercayaan dan pengawasan kekuasaan.
4. Estetika, meliputi kesenian grafik dan plastik, folkfore, musik, drama, dan tari.
5. Bahasa
2.9
1.
2.
3.

Tiga Dasar Sumber Kebudayaan
Moral : ilmu ketuhanan, kemasyarakatan, ekonomi, dan hukum.
Etika dan estetika : kesenian dan peradaban.
Intelektualitas : ilmu fisika, biologi, eksakta atau matematika, dan alam semesta.

2.10 Aspek-Aspek Kebudayaan
1. Kegiatan kebudayaan
Contoh : unsur budaya : mata pencaharian
Kegiatan : bertani
2. Kompleks kebudayaan
Contoh : asak, bairik diiringi selamatan dan seni (budaya bahuma Kalimantan Selatan)
3. Integrasi kebudayaan
Terbagi 3 yaitu :
-adat istiadat : kumpulan kebiasaan yang dihasilkan dari interaksi dan tingkah laku sekelompok orang
-sistem gagasan : seperangkat ide yang menetapkan standar tingkah laku yang baik dan buruk, serta
memberikan makna dan maksud hidup
2.11 Pembentukan Kebudayaan
Terbagi 2 yaitu :
-temuan tak sengaja : contoh, asal mula perahu yang tercipta karena ada sesorang yang menunggangi
batang pohon yang hanyut mengikuti arus sungai
-temuan sengaja : dihasilkan dari penilitian dan pengamatan yang sengaja dilakukan oleh banyak
ilmuwan
Diposkan oleh KELOMPOK 5 ISBD di 07.37 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Latar Belakang Lahirnya ISBD
Pada awalnya kedua mata kuliah ini ‘disajikan’ secara terpisah dengan 2 disiplin ilmu yaitu, Ilmu
Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar. Seiring dengan perkembangan struktur kurikulum pada
Perguruan Tinggi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar pun dikolaborasikan dalam satu mata kuliah yang
akhirnya disebut Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Literatur pendukung antara lain :
1. Rapat seluruh rektor –rektor universitas/ instittut negeri seluruh Indonesia tanggal 11 s/d 13
Oktober 1971 di Semarang dengan kesimpulan pentingnya pemberian mata kuliah Basic Social
science ( Ilmu Sosial Budaya dasar) dan Basic Humanites ( Ilmu Budaya dasar ) dalam rangka
pembentukan sarjana.
2. Surat keputusan Direktur Pendidikan Tinggi No. 1338/DPT/A/71 bahwa Ilmu Sosial Dasar dan
Ilmu Budaya Dasar harus diberikan ke semua fakultas dalam lingkungan Universitas/Institut Negeri
seluruh Indonesia.
Arti Penting Keberadaan ISBD dalam kehidupan Bermasyarakat
3 subtansi utama diperlukannya ISBD :
a. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan keanekaragaman
budaya.
b. Proses pembangunan yang terus menerus akan menin bulkan dampak yang positif dan negatif
berupa pergeseran nilai budaya yang memungkinkan timbulnya konflik dalam kehidupan.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi meninmbulkan perubahan kondisi kehidupan
manusia, kemajuan merupakan akibat sifat ambivalen positif atau negatif.
Pemahaman Dasar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
-Ilmu Sosial Dasar
Ilmu sosial dasar (ISD) membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.
Hubungan ini dapat diwujudkan kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik
perhatiannya. Dengan demikian ilmu sosial dasar memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan
dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya
tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial. Sedangkan budaya dasar
sendiri adalah pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan menegnai gejala-gejala sosial, khususnya yg diwujudkan oleh
masyarakat Indonesia, dengan menggunakan fakta, konsep, teori yg berasal dari berbagai bidang
pengetahuan dalam pendekatan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi
Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah).
-Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu
sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Ilmu Budaya Dasar adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Ruang Lingkup Kajian ISBD
Ada 12 bab yang akan dipelajari, yaitu :
1. Manusia dan Kebudayaan.
2. Manusia dan Peradaban.
3. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
4. Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum.
5. Manusia, Keragaman, dan Kesederajatan.
6. Manusia, Sains, dan Teknologi.
7. Manusia dan Kesenian.
8. Manusia dan Lingkungan.
9. Manusia dan Demografi.
10. Manusia dan Arus Urbanisasi.
11. Manusia, Lapangan Kerja, dan Pengagguran;dan
12. Manusia dan Kesejahteraan.
Tujuan Pembelajaran ISBD
Kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran ISBD kepada mahasiswa adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa menjadi cepat tanggap kepada masyarakat dan lingkungannya.
2. Mahasiswa menjadi peka dan terbuka terhadap perubahan kebudayaan.
3. Mahasiswa menjadi manusia yang beradab dan berperadaban.
4. Mahasiswa menyadari bahwa dirinya berperan sebagai makhluk individu dan sosial
5. Mahasiswa memhamai nilai, moral, dan hukum dan mampu menrapkannya dalam kehidupan.
6. Mahasiswa mengakui adanya keragaman dan persamaan derajar antarmanusia.
7. Mahasiswa mengetahui perkembangan sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta dampaknya
bagi individu, masyarakat, negara.
8. Mahasiswa memahami hakekat manusia dan kesenian.
9. Mahasiswa memahami pentingya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
10. Mahasiswa memahami dan m enguasai tentang demografi beserta dampaknya.
Manfaat Pembelajaran ISBD
Secara umum, manfaat mempelajari ISBD adalah mahasiswa atau civitas akademika akan siap
menghadapi kehidupan bermasyrakat dengan menjadi manusia yang berbudaya, beradab, dan
berperadaban. Mahasiswa juga akan dibina dan diarahkan untuk menjadi manusia yang memahami
dirinya, masyarakat, dan lingkungannya sehingga mahasiswa tersebut mudah beradaptasi dan
bersosialisasi. Selain itu, mahasiswa juga dibimbing agar memahami kebudayaan, persamaan, dan
perbedaan yang ada di masyrakat. Dengan begitu, mahasiswa diharapkan mampu bermasyrakat
dengan baik dengan mematuhi nilai, moral, dan hukum yang berlaku di lingkungannya.
Diposkan oleh KELOMPOK 5 ISBD di 07.36 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

http://kelompok5isbd.blogspot.com/2012_04_01_archive.html