KONSEP DAN TEORI ADMIN STIA 2014
Konsep dan teori
Administrasi
Oleh :
Dr. Sudiman Dalim MPA
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN RI
Tahun 20013
Bio Data
Nama
: Dr. Sudiman Dalim MPA.
Tempat /tgl lahir : Purbalingga, 29 Desember 1950
Alamat
: Komplek LAN II, No. D-2, Jl. H. Muri Salim
Rt.06,RW.02, Desa
Pisangan, Ciputat, Tangerang
Selatan.
Telpon/Hp.
: 021-7431765/ 0811904213
Email
: sudimanlan@yahoo.com.
Pendidikan:
S1 FISIPOL UGM, Jurusan Hubungan Internasional Tahun 1975
S2 Graduate School of Public and International Affairs (GSPIA) University
of Pittsburgh, USA. Tahun 1984
S3. FISIP Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Politik. Tahun 2009
Pengalaman Kerja:
1. Deputi Bidang Diklat Spimnas
2. Sekretaris Utama LAN
3. Deputi Kajian Kinerja Kelembagaan dan Sumberdaya Aparatur.
4. Kepala Biro Umum
5. Kepala Pusat Kajian Kelembagaan
Teori, metode dan metodologi
Concept: an idea or Thought; a generalized idea of a class
of objects; abstract notion.
Theory refers to sets of systematically related
generalizations.
Method is procedure or process that involve the techniques
and tool utilized in inquiry and for examining, testing, and
evaluating theory.
Methodology consists of methods, procedures, working
concepts, rules, and the like used for testing theory and
guiding inquiry, and the search for solutions to problems of
the real word. Methodology is a particular way of viewing,
organizing, and giving shape to inquiry.
Kerlinger dalam Sugiono (2010;41)
mengemukakan:
“Theory is a set of interrelated construct(concept),
definitions, and proposition that present a systematic view
of phenomena by specifying relations among variables, with
purpose of explaining and predicting the phenomena”.
(Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yg berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena).
William Wiersma: A theory is a generalization
or series of generalization by which we
attempt to explain some phenomena in a
systematic manner”. (Teori adalah
generalisasi atau kumpulan generalisasi yang
dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
fenomena secara sistematik).
Tujuan Teori Administrasi Negara
Concern with understanding how people in
organization behave and how organizations
operate.
Concern with practical recommendations
as to how agencies can be most effectively
organized. (Herbert A. Simon dan Victor A.
Thomson).
Teori AN: normatif dan deskriptif; lack of if
and then theory.
Administration can be defined as the
activities of groups cooperating to
acomplish common goal. (a purpose –
PENGERTIAN PARADIGMA
Paradigma: model, kerangka acuan, contoh, pola.
Paradigm is a set of rules and regulations
(written or unwritten) does two things : (1) It
establishes or defines boundaries and (2) it tells
you how to behave inside the boundaries in order
to be succesful. (Barker, J.A. 1992)
Paradigma adalah kerangka referensi atau cara
pandang terhadap suatu realita tertentu yang
menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori
(Kuhn, 1970)
6
Lanjutan
Paradigma adalah “teori dasar” atau “cara
pandang yang fundamental, dilandasi nilainilai tertentu, dan berisikan teori pokok,
konsep, metodologi
atau cara pendekatan
yang telah teruji dan diakui keabsahannya
sehingga dapat dipergunakan para teoritisi
dan praktisi dalam menanggapi sesuatu
permasalahan
baik
dalam
kaitan
pengembangan ilmu maupun dalam upaya
pemecahan
permasalahan bagi kemajuan
hidup dan kehidupan manusia
(Mustopadidjaja A.R., 1988)
7
Lanjutan
It is a way of seeing reality shared by the
members of a discipline.
A general accepted perspective providing
a unifying explanation for a set of
phenomena in some disciplines, for
example in the social sciences, physics,
biology, literature, and so forth.
A paradigm serves to develop models for
explaining one aspect of reality, and
methods to test a theory and develop a
fuller understanding of the topic.
(Carlos Benito, Sonoma Universty)
MANFAAT PARADIGMA
Secara tersirat atau tersurat, yang menentukan dan
mengorganisir pencaharian pengetahuan yang berkaitan
dengan masalah administrasi.
Mengajukan masalah-masalah administrasi yang tepat dan
mencarikan solusi masalah melalui metode penelitian
ilmiah, dan membentuk teori
Memberikan arah baru terhadap perkembangan pemikiran
secara interdisipliner terhadap masalah administrasi
Memberikan pemahaman maksud dan cara pandang yang
tepat terhadap kritik penyelenggaraan administrasi.
Membimbing dan mengarahkan para teoritisi dan praktisi
memahami fenomena administrasi.
9
PARADIGM SHIFT
Terjadi krisis atau ada permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan dengan paradigma
lama (teknologi, organisasi, manajemen dan
sebagainya).
Terjadi perubahan lingkungan strategis
Perkembangan IPTEK
10
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK
(Nicholas Henry)
Dikotomi antar politik dan administrasi (1900 –
1937)
Administrasi negara sebagai ilmu politik (19381956)
Administrasi negara sebagai ilmu administrasi
(1956-70 an)
Administrasi negara sebagai Ilmu Administrasi
Publik (1970-1990).
Paradigma NPM (1992-2002).
Paradigma NPS (2003 – sekarang)
11
PARADIGMA OPA, NPM dan
NPS
PARADIGMA (Pdg) OPA
Pdg 1 (1900-1937) dikotomi antara
politik dan administrasi negara.
Pdg 2 (1938-1956) administrasi
negara sebagai ilmu politik.
Pdg 3 (1970-sekarang) administrasi
sebagai ilmu administrasi publik.
NPM = Reinventing Government
melahirkan konsep GG
(enterpreneurial government).
Reagan : government is not
solution to our problem, government is the problem.
Paradigma NPM (1992 -2002)
NPS = Government is Us (King &
Sivers, 1998)
Joined up thinking and joined up
action (Stewart et.al., 1999)
Citizens First ! (Denhardt & Gray,
1998)
Paradigma NPS (2003- sekarang)
1) Politik harus memusatkan
perhatian pada kebijakan publik
atau ekspresi kehendak rakyat,
admneg berkenaan dgn
implementasinya.
2) Penyatuan ilmu administrasi negara dan i. politik (Morsten Marx)
3) Prinsip2 mgt dikembangkan secara ilmiah dan mendalam. Perilaku organisasi, analis mgt,
pene-rapan teknologi seperti
metode kuantitatif, analisis
sistem, opera-sional research,
econometry dsb
4) Adm publik dgn fokus pada teori
organisasi, teori manajemen dan
kebijakan publik, sedangkan
1) Catalytic gov. (steering rather than
rowing. Service is rowing)
2) Community owned (empowering rather
than serving)
3) Competitive gov. (injection competiition
in service delivery)
4) Mission’s driven not rule’s driven
5) Customer oriented (meeting the need
of the customer, not bureaucracy)
6) Result oriented (funding outcomes, not
input)
7) Enterprising gov (earning rather than
spending)
8) Anticipatory gov (prevention rather
than cure)
9) Decentralized gov (from hierarchy to
participation)
10) Market oriented (leveraging change
through the market)
Note : Birokrasi yg lamban, gemuk, boros,
1) Serve rather than steer
2) Seek the public interest
3) Value citizenship over
entrepreneurship
4) Think strategically, act
demokratically
5) Serve citizen, not customers
6) Recognize that accountability is
not simple
7) Value people, not just
productivity.
Note : Isues tentang justice, equity,
participation, and leadership yg
kurang diperhatikan dalam buku
Reinventing gov.
3
Dari paradigma OPA, utk membangun/reformasi birokrasi :
1) Administrasi publik harus
dipisahkan dari dunia politik
(dikhotomi AP dgn politik).
2) Tidak memberi peluang pada
Administrator untuk
memperaktekkan sistem
nepotisme dan spoil.
3) Para legislator hanya
merumuskan kebijakan nasional
dan Administrator hanya
mengeksekusinya.
4) Para Administrator selalu
mengutamakan nilai efisiensi
dan ekonomis.
5) Para Administrator diangkat
berdasarkan kecocokan dan
kecakapannya.
6) Metode keilmuan menurut
Taylor harus menggeser metode
rule of thumb.
Dari paradigma NPM, utk membangun/reformasi birokrasi
diarahkan pada 6 dimensi kunci:
1) Productivity, bgmn pem meng
hasilkan lebih banyak dgn biaya
yg lebih sedikit.
2) Marketization, bgmn pemerintah
menggunakan insentif pasar agar
hilang patologi/penyakit birokrasi
3) Service orientation, program yg
lebih responsif thdp kebutuhan
warga masy.
4) Decentralization, melimpahkan
kewenangan kepada unit kerja
terdepan
5) Policy, bgmn pememerintah
memperbaiki kapasitas
perumusan kebijakan.
6) Performance accountability,
bgmn pem memperbaiki
kemampuannya utk memenuhi
janjinya.
Dari paradigma NPS, utk membangun/reformasi birokrasi, maka
birokrasi harus berubah
orientasinya, yaitu :
1) Dari paradigma constitutionalism
ke paradigma communitarianism
(Fox & Miller, 1995).
2) Dari institution-centric civil service
ke model citizen-centric
governance (Prahalad, 2005).
3) Perlu diterapkan pola citizencentered collaborative public
management (Cooper, at ell.,
2006).
4) Tidak ada tindakan birokrasi yang
memanipulasikan partisipasi
masyarakat (Yang & Callahan,
2007).
4
Hasil nyata :
1) Aturan yg jelas dan tegas dlm
melaksanakan tugas.
2) Perilaku produktif, juga loyal kpda
pimpinan & organisasi.
3) Perilaku yg impersonal & saklek.
4) Hub kekeluargaan dan kelompok
sosial tidak mendapat tempat.
Hasil nyata :
1) Saving
2) Perbaikan proses
3) Perbaikan tkt efisiensi
4) Peningkatan efektivitas
5) Perbaikan sistem administrasi
seperti : peningkatan kapasitas,
fleksibilitas dan ketahanan
Hasil nyata:
1) Pemerintahan yang lebih
demokratis;
2) Pemerintahan yang desentralistis
3) Terbentuknya civil society
4) Partisipasi masyarakat
5) Pemerintahan yg partisipatif,
transparan dan akuntabel
OPA menghadapi masalah (falla-cies,
pendapat yg keliru), yaitu:
1) Weber yakin bahwa sosok organisasi birokrasi sangat ideal, padahal dlm perkembangannya bisa
berubah menjadi sangat kaku, bertele2 dan penuh red tape.
2) Taylor sangat yakin hanya satu cara
terbaik utk melaksanakan tugas,
padahal dlm perkem-bangan zaman
banyak cara lain misalnya hasil
rekayasa teknologi dan kemajuan
ilmu pengetahuan.
3) Wilson lebih cenderung melihat adm
publik sbg kegiatan yg tidak bersifat
politis, padahal dlm kenyataannya
bersifat politis.
NPM menuai kritik, karena :
1) Para elit birokrat cenderung
berkompetisi utk kepentingan
dirinya d/p.kepentingan umum;
2) Public chioce didominasi kepentingan pribadi, shg konsep spt
public spirit & public service
terabaikan.
3) Tidak mendorong terjadinya proses
demokrasi.
4) Pemerataan dan keadilan sosial
sulit terwujud
5) Mengancam citizen selfgovernance dan fungsi administrator sbg
servant of public interest.
6) Tidak hati2 akan meningkatkan
korupsi dan orang2 miskin baru.
NPS juga menuai kritik, karena:
1) Hanya cocok untuk negara maju
yang sudah mapan dan
masyarakatnya sudah dewasa
dalam berdemokrasi (tidak maunya
menang sendiri)
2) Etika dlm pemerintahan sudah
mmbudaya dlm kehidupan masy..
3) Sulit diterapkan pada sistem
pemerintahan yang otoriterian
sentralistis.
4) Tidak banyak masyarakat yang
miskin (powerless)
5) Banyak entitas sosial dan
pelayanan publik telah berubah
menjadi entitas bisnis.
5
Pelajaran penting dari paradigma
OPA adalah utk membangun
aparatur negara atau reformasi
birokrasi diperlukan:
1) Profesionalitas
2) Penggunaan prinsip keilmuan
3) Hubungan impersonal
4) Penerapan aturan dan
standarisasi secara tegas
5) Sikap yang netral
6) Perilaku yg mendorong/mendukung terjadinya efisiensi dan
efektivitas sumberdaya (4M+T)
Pelajaran penting dari paradigma
NPM adalah dlm membangun
aparatur /reformasi birokrasi
harus :
1) Memperhatikan mekanisme pasar.
2) Mendorong kompetisi dan kontrak
utk mencapai hasil
3) Harus lebih responsif terhadap
kebutuhan pelanggan.
4) Bersifat mengarahkan (steering)
d/p. menjalankan sendiri (rowing)
5) Harus melakukan deregulasi;
6) Memberdayakan oprator/pelaksana
7) Mengembangkan budaya
organisasi (corporate cultural)
8) Innovatif dan berjiwa wirausaha;
9) Pencapaian hasil ketimbang
budaya taat asas.
10)Orientasi pada proses dan input.
Pelajaran penting dari paradigma
NPS adalah dlm membangun AN/
reformasi birokrasi harus :
1) Memperhatikan pelayanan kpd
masy sbg warga negara, bukan
sbg pelanggan.
2) Mengutamakan kepentingan
umum.
3) Mengikut sertakan warga
masyarakat (masy tidak dijadikan
penonton)
4) Berfikir strategis dan bertindak
demokratis.
5) Memperhatikan norma, nilai, dan
standard yg ada.
6) Menghargai masyarakat d/p.
manajer wirausaha yg bertindak
seakan-akan uang adalah milik
mereka.
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
OPA LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR POLHUKAM
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
NPM LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR PEREKONOMIAN
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
NPS LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR KESRA
6
PERKEMBANGAN ILMU
ADMINISTRASI
ALIRAN KLASIK MAX WEBER (BIROKRASI), HENRY
FAYOL (ADMINISTRASI MODERN), F.W. TAYLOR
(MANAJEMEN ILMIAH);
ALIRAN NEO KLASIK HUMAN RELATIONS (ELTON
MAYO, CHARLES I. BARNARD, A. MASLOW)
ALIRAN
PERILAKU HERBET SIMON,
SCHERMERHORN, HUNT, GARRY YUKI
OSBORN,
ALIRAN MODERN PENDEKATAN SISTEM, KONTIJENSI
(KATZ DAN ROZENWEIGHT, STEPHEN ROBBINS)
ALIRAN TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN MODERN CPM,
PERT, NETWORK PLANNING, MIS, MBO, TQM
ARTI BIROKRASI
Pertama, birokrasi diartikan sebagai ”government by bureaus” yaitu pemerintahan biro
oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan
dalam sebuah organisasi formal, baik publik maupun privat; pemerintahan birokratik
adalah pemerintahan tanpa partisipasi warga masyarakat/konsumen.
Kedua, birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintahan, yaitu : sifat kaku,
macet, berbelit-belit, berliku-liku dan segala tuduhan/stigma negatif terhadap
birpem
Ketiga, birokrasi sebagai tipe ideal sebuah organisasi yang bermula dari teori Max Weber
tentang rasionalisasi aktivitas kolektif. Weber mendefinisikan birokrasi sebagai:
”organization with a pyramidal structure of authority, which utilize the
enforcement of universal and impersonal rules to maintain that structure of
authority, and which emphasize the non-discretionary aspects of
administration.
Karakteristik birokrasi/organisasi bertipe ideal:
> High degree of specialization;
> Hierarchical authority structure with limited areas of responsibility;
> Impersonality of relationships between organizational members;
> Recruitment of officials an the basis of ability and technical knowledge;
> Differentiation of private and official income and fortune and so on.
9
Konsep Pokok Dalam Birokrasi
(Weber)
1. A division of work based on functional
2.
3.
4.
5.
6.
specialization;
A system of rules covering the rights and
duties of position incumbents.
A system of procesdures for dealing with
the work situation;
Impersonality of interpersonal
relationships
Selection for employment and promotion
based on technical competence.
A well –defined hierarchy of authority;
Karakteristik Birokrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
There is a fixed and stable structure for dividing tasks and
responsibilities established and operated according to rules and
regulations.
The authority to give orders related to these duties is set forth in
oficial rules.
Only people who are qualified to do the work are employed in
order to provide consistent and ongoing accomplishment of
organizational tasks.
There is a system of graded authority or hierarchy in which all
level of the organization, from the bottom to the top, is
supervised by the next higher level.
Management is based on written records and documents to
keep track of corespondence, decisions, financial matters, and
other items of important.
Office management is based on thorough and expert training.
Working in bureaucracy is a vocation or proffesion. It is generally
a full-time activity, not a secondary activity.
Mengapa perlu Birokrasi ?
Bureaucracy is the ultimate expression of a
trend toward the efficient dan rational
organization (Weber, 1922)
Birokrasi adalah mesin sebuah negara
dalam pelaksanaan semua kebijakan dan
keputusan politik
The Theory of Bureaucratic
Dysfunction (Michel Crozier)
"... the slowness, the ponderousness, the
routine, the complication of procedures and
the maladapted responses of the
bureaucratic organization to the needs
which they should satisfy" (Crozier, 1964, p
3)
"... the bureaucratic system of organization
is primarily characterized by the existence
of a series of relatively stable vicious
circles that stem from centralisation and
impersonality" (Crozier, 1964, p 193)
TAYLOR’S FOUR BASIC PRINCIPLES
1. THE DEVELOPMENT OF A TRUE
SCIENCE
2. THE SCIENTIFIC SELECTION OF
THE WORKMAN
3. HIS SCIENTIFIC EDUCATION AND
DEVELOPMENT
4. INTIMATE FRIENDLY
COOPERATION BETWEEN THE
MANAGEMENT AND THE MEN
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN ILMIAH (FW
TAYLOR)
KEMBANGKAN SEBUAH ILMU BAGI SETIAP UNSUR
PEKERJAAN SESEORANG, YG AKAN MENGGANTIKAN
METODE YG LAMA;
SECARA ILMIAH PILIHLAH DAN KEMUDIAN LATIHLAH, AJARI
ATAU KEMBANGKANLAH PEKERJA TSB;
BEKERJASAMALAH SECARA SUNGGUH2 DG PARA PEKERJA
UNTUK MENJAMIN PEK. SESUAI PRINSIP2 YG TELAH
DIKEMBANGKAN;
BAGILAH PEKERJAAN DAN TANGGUNGJAWAB
TAYLOR’S PRINCIPLES OF
ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS
TASK SPECIALIZATION
WORK STANDARDIZATION
ECONOMIC REWARDS
PERFORMANCE
MEASUREMENT
5. CENTRALIZED PLANNING
AND CONTROL
1.
2.
3.
4.
Fungsi manjemen
Menurut Henry Fayol (1949)
1. Planning;
2. Organizing;
3. Commanding;
4. Coordinating; and
5. Controlling.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menurut Luther Gullick (POSDCORB).
Planning;
Organizing;
Staffing;
Directing;
Coordinating;
Reporting; and
Budgeting.
FAYOL’S FOURTEEN ADMINISTRATIVE
PRINCIPLES
1. AUTHORITY AND
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RESPONSIBILITY
DISCIPLINE
DIVISION OF WORK
UNITY OF COMMAND
UNITY OF DIRECTION
SUBORDINATION OF
INDIVIDUAL
INTEREST TO
GENERAL INTEREST
REMUNERATION OF
PERSONNEL
8.
9.
10.
11.
12.
CENTRALIZATION
SCALAR CHAIN
ORDER
EQUITY
STABILITY OF
TENURE OF
PERSONNEL
13. INITIATIVE
14. ESPRIT DE CORPS
PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI MODERN
(HENRY FAYOL)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PEMBAGIAN KERJA
OTORITAS & TANGGUNGJAWAB
DISIPLIN
KESATUAN KOMANDO
KESATUAN ARAH
SUBORDINASI KEPENTINGAN PRIBADI DG KEPENTINGAN
ORGANISASI
BALAS JASA/PENGGAJIAN
SENTRALISASI
RANTAI SKALAR
TATA TERTIB (ORDER)
KEADILAN
STABILITAS KARYAWAN
INISIATIF
SEMANGAT KORPS
HUMAN RELATIONS
“KESELURUHAN
RANGKAIAN HUBUNGAN
BAIK YANG BERSIFAT FORMAL MAUPUN
INFORMAL, ANTARA MANAJER DENGAN
STAF, SESAMA MANAJER, SERTA ANTAR
PEGAWAI YANG LAIN HARUS DIBINA DAN
DIPELIHARA SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
TERCIPTA
SUATU
TEAMWORK
DAN
SUASANA KERJA YANG SERASI DAN
HARMONIS DALAM RANGKA PENCAPAIAN
TUJAUN YANG TELAH DITENTUKAN”
PRINSIP-PRINSIP HUMAN RELATIONS
HARUS ADA SINKRONISASI ANTARA TUJUAN ORGANISASI DENGAN
TUJUAN-TUJUAN INDIVIDU DI DALAM ORGANISASI;
SUASANA KERJA YG MENYENANGKAN;
INFORMALITAS YG WAJAR DLM HUBUNGAN KERJA;
MANUSIA BAWAHAN BUKAN MESIN;
OPTIMALISASI PENGEMBANGAN STAF;
PEKERJAAN YG MENARIK DAN PENUH TANTANGAN;
PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN;
BALAS JASA YANG SETIMPAL DG JASA YG DIBERIKAN
PENEMPATAN ORANG TEMPAT DAN TUGAS YG TEPAT;
SARANA DAN PRASARANA YG MEMADAI;
KRITERIA HR YG BAIK
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS PARA BAWAHAN THD ATASAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ATASAN RHD BAWAHAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ANTAR ATASAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ANTAR STAF;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS PARA ANGGOTA THD ORGANISASI;
ADA/TIDAKNYA KEGAIRAHAN KERJA;
SIFAT HUBUNGAN KERJA KAKU/LUWES, FORMAL/INFORMAL;
MORAL TINGGI ATAU RENDAH;
BANYAK PENYELEWEANGAN/TIDAK;
INTI AJARAN HUMAN RELATIONS BAWAHAN/STAF ADALAH
MITRA KERJA
HAKIKAT HUMAN RELATIONS
HUBUNGAN ANTAR ATASAN
KOMUNIKASI
ORGANISASI
UBUNGAN SELURUH
NGGOTA DG ORGANISASI
HUBUNGAN ANTAR STA
HUBUNGAN ANTAR ATASAN DG STAF
KONSEP MOTIVASI
“PROSES KEGIATAN MANAJER UNTUK
MENGARAHKAN,
MEMBERDAYAKAN,
MENGGERAKKAN
ORANG-ORANG
DALAM ORGANISASI BERDASARKAN
PEDEKATAN
KESADARAN
UNTUK
MELAKUKAN
KEGAIATAN
ORGANISASIONAL
DALAM
RANGKA
PENCAPAIAN TUJUAN YANG TELAH
DITENTUKAN”
TEORI AWAL MOTIVASI
TEORI MASLOW: HIRARKHI KEBUTUHAN
TEORI
DOUGLAS MC GREGOR: TEORI X &
Y
TEORI HERZBERG: TEORI DUA FAKTOR
TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN (A.
MASLOW)
ACTUALIZATION NEEDS
ESTEEM NEEDS
SOSIAL NEEDS
SAFETY AND SECURITY NEEDS
PSYSIOLOGICAL NEEDS
KONSEPSI MASLOW
1. Tidak
ada
kebutuhan
yang
terjadi
bersamaan di antara kategori-kategori
kebutuhan;
2. Kebutuhan dipuaskan secara berjenjang dari
bawah (phisiologis)
3. Kebutuhan
di atasnya dipenuhi,
kebutuhan yg sebelumnya terpenuhi
jika
KONSEPSI TEORI DUA FAKTOR (MotivatorHygine Theory)
(Frederick Herzberg)
FAKTOR-FAKTOR
INTRINSIK
(motivator)
YANG BERHUBUNGAN DG KEPUASAN KERJA,
SEMENTARA FAKTOR-FAKTOR EKSTRINSIK
(Hygiene) YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
KETIDAK PUASAN;
KEPUASAN KERJA TERJADI APABILA FAKTOR
MOTIVATOR TERPENUHI.
KETIDAK
PUASAN KERJA
DISEBABKAN
TIDAK TERPENUHINYA BEBERAPA FAKTOR
HYGIENE.
FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN DAN
KETIDAK PUASAN KERJA
KEPUASAN
KERJA(Motivator)
PENGAKUAN (RECOGNITION)
TANGGUNGJAWAB
(RESPONSIBILITY)
PRESTASI (ACHIEVEMENT)
PERTUMBUHAN
DAN
PENGEMBANGAN (GROWTH
AND ADVANCEMENT)
PEKERJAAN ITU SENDIRI
(JOB ITSELF)
KETIDAKPUASAN KERJA
(Hygine)
GAJI (SALARY)
KEDUDUKAN (STATUS)
KONDISI TEMPAT KERJA
(WORKING CONDITIONS)
HUBUNGAN ANTAR
PRIBADI (PERSONAL
RELATIONS)
PENYELIAAN (SUPERVISI)
KESELAMATAN KERJA (JOB
SAFETY)
KEBIJAKAN DAN
ADMINISTRASI (BUSINESS
POLICY AND ADMINISTRATION)
TEORI X DAN Y
(Douglas Mc. Gregor)
TEORI X
TEORI Y
KARYAWAN TIDAK
KARYAWAN
SUKA BEKERJA
KARYAWAN HRS
DIPAKSA,
DIKENDALIKAN DAN
DIANCAM
MENGHINDARI
TANGGUNGJAWAB
MEMANDANG PEK.
SBG. HIBURAN
KALAU MERASA
KOMIT, IA AKAN DG
SADAR BEKERJA
MAU BELAJAR UNTUK
MENERIMA
TANGGUNGJAWAB
KREATIVITAS
Kritik terhadap teori administratif dan birokratik
Lack of empirical validity;
Implicit assumtions about workers;
Implicit assumptions about the
organizationa’s environment.
Herbert A. Simon mengatakan bahwa prinsip-
prinsip tsb merupakan ungkapan yang tidak
memiliki validasi empirik maupun penerepan
universal.
Teori Administrasi
Behavioral sciences
Management sciences
Evolusi konsep organisasi dan manajemen:
1. The tradisional views, (scientific
management, Administrative management,
Burecratic model, Microeconomics: Theory of
the firm, Public Administration).
2. The behavioral and management science
revolutions,
3. The development of modern Views: systems
and contingency concepts.
Public Administration
Woodrow Wilson:
1. Perlunya pemisahan antara “ policy making” dan
“administration”.
2. Non political civil service system.
3. Pengembangan organisasi yang efisien melalui
manajemen personalia dan keuangan yang lebih
baik,perencanaan dan pengawasan yang lebih efektif,
dan penerapan teknik-tehnik administratif lainnya.
Perkembangan setelah PD II banyak menentang
pendapat tersebut dan ilmu administrasi mulai
banyak menaruh perhatian pada faktor-faktor seperti
organisasi informal, kelompok kepentingan,
kewenangan dan kekuasaan, konflik, proses
pengambilan keputusan, dan komunikasi.
Microeconomics: Theory of the firm
Microeconomics adalah teori normatifyang
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
seorang pengusaha untuk memaksimalkan
keuntungan .
Kontribusi;
1. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai
2. Perusahaan mencapai tujuannya secara rasional
3. Fungsi perusahaan adalah merubah input menjadi
output.
4. Lingkungan dimana perusahaan melakukan
kegiatannya adalah sudah tetap (given).
5. Teorinya memusatkan perhatiannya pada
perubahan harga dan jumlah input dan outputs.
Systems and Contingency Concepts
The systems
approach provides a basis for
integration by giving us a way to view the
total organization in interaction with its
environment and for conceptualization of
relationships among internal components or
subsystems.
A system as an organized, unitary whole
composed of two ormore interdependent
parts, components, or subsystems and
delineated by identifiable boundaries from its
environmental suprasystem.
1. open system: biological and social system
2. Closed system: physical and mechanical
system.
Teori System
Konsep Kunci Teory System
1. Subsystems or components.
2. Holism, Synergism, Organicism, and Gestalt.
3. Open Systems View.
4. Input-transformation-output model.
5. System Boundaries.
6. Negative Enropy.
7. Seady State, Dynamic Equilibrium, and Homeostatis.
8. Feedback.
9. Hierarchy.
10. Internal Elaboration.
11. Multiple Goal Seeking.
12. Equifinality of Open Systems.
THE NEW PUBLIC ADMINISTRATION (G.
Frederickson, 1970)
Agar organisasi mampu bertahan hidup dalam
iklim perubahan sosial yang sangat cepat
(turbulent environment) unsur kuncinya
adalah kapasitasnya untuk menyesuaikan
dengan perubahan sosial.
Konsep yang dikemukakan:
Opennes and change
Equity
Involvement.
NPA meyerukan perlunya keterlibatan
anggota organisasi dan kliennya dalam proses
pengambilan keputusan akan menciptakan
creatifitas. Pendekatan ini dilihat lebih
konsisten dengan norma dan praktek
demokrasi dari pada pendekatan struktur
pengawasan yang bersifat top-down.
Kata kunci dalan NPA adalah:
Equity
Involvement.
ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD)
(Robert Golembiewski, 1972)
Beberapa tokoh yang menginginkan proses
perubahan dalam organisasi mengembangkan
pendekatan baru yang disebut dengan OD (a
process-oriented approach to planned
change).
R. Gplembiewski mengatakan “organization
development represents a particular
philosophy of managementthat is
considerably at odds with tradisional top-down
tendencies”
PARADIGMA BUREAUCRATIC KE POST BUREAUCRATIC
(Barzelay, 1992 & Armajani, 1997)
BUREAUCRATIC
Menekankan kepentingan public, efisiensi, administrasi, dan
kontrol.
Mengutamakan fungsi, otoritas dan struktur.
Menilai biaya, menekankan tanggung jawab (responsibility).
Mengutamakan ketaatan pada aturan dan prosedur.
Mengutamakan beroperasinya sistem-sistem administrasi
POST BUREAUCRATIC
Menekankan hasil yang berguna bagi masyarakat, kualitas dan
nilai, produk dan keterikatan terhadap norma.
Mengutamakan misi, pelayanan dan hasil akhir (Outcome).
Menekankan pemberian nilai (bagi masyarakat), membangun
akuntabilitas dan memperkuat hubungan kerja.
Menekankan pemahaman dan penerapan norma-norma, identitas
dan pemecahan masalah, serta perbaikan yang berkesinambungan.
Menekankan pemisahan antara pelayanan dengan kontrol,
membangun dukungan terhadap norma-norma, memperluas pilihan
pelanggan, mendorong kegiatan kolektif, memberikan insentif,
mengukur dan menganalisis dan memperkaya umpan balik.
48
THE NEW PUBLIC MANAGEMENT
Timbul karena adanya : (1) dialog sosial, ekonomi
dan politik para pakar dan birokrat untuk mencari
cara yang lebih efektif, cost-efficient, dalam
memberikan pelayanan publik, termasuk
kesejahteraan publik, transportasi, pemeliharaan
kesehatan, dll. (2) krisis fiskal akibat krisis minyak
thn 1970 dan krisis ekonomi global mendorong
para pakar dan praktisi mencari jalan baru untuk
mengatasi administrasi negara. Dengan slogan
NPM dan reinvention pada awal 1980- an mereka
melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga
birokrasi, menyederhanakan prosedur, dan
mendesentralisasikan proses pengambilan
keputusan. (Kamensky, 1996).
NEW PUBLIC MANAGEMENT
“ .. A set of principles and practices in the public service ,
which has emerged during the past several decades in a
variety of countries around the world ...a new framework
for public policy and governance. ”...( Michael Barzeley,
2001).
Agenda reformasi: menciptakan organisasi yang “mission
driven, decentralized decision making, empowerment, civil
society, and incetive-based.
Organisasi publik harus lebih fleksibel dan responsif
berdasarkan prinsip akuntabilitas, dayatanggap, dan
komitmen terhadap “oucome-based governance” (Jonathan
Boston, Guy B. Peters. 1996).
NPM adalah suatu sistem manajemen desentralisasi dengan
perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling,
benchmarking, dan lean manjemen.
50
New Public Management (NPM)
Sistim AN yg ada tdk mampu menghadapi
tantangan dan kesempatan Abad 21.
NPM ad pendekatan baru utk meningatkan
kinerja dan akuntabilitas pemerintah.
NPM konsern pada isue kualitas dan
produktivitas (efisiensi dan akuntabilitas).
Struktur birokrasi tradisional tidak sesuai lagi
Pembagian kekuasaan dan teamwork.
Kepemimpinan demokratis
Partisipasi masyarakat (Civil Society).
Peran NGO semakin besar.
Tujuan NPM
1. Menurut Rainey (1990): public management
aims to achieve skills and improve skills and
improve accountability’.
2. Menurut Graham & Hays (1991): public
management are concerned with efficiency,
accountability, goal achievement, and dozen
of other managerial and technical question.
3. Tujuan NPM adalah untuk merubah
administrasi publik sedemikian rupa
sehingga , kalaupun belum bisa jadi
perusahaan, ia lebih bisa bersifat sperti
perusahaan, tetapi tidak boleh berorientasi
mencari laba.
Karakteristik NPM (by C.HOOD, 1991).
1. A separation of Strategic policy from operational management.
2.
3.
4.
5.
(Publik manajemen lebih banyak terkait dengan tugas-tugas
operasional pemerintahan dari pada peran perumusan
kebijakan).
A concern with results rather than process and procedures.
(Publik manajemen lebih berkonsentrasi pada upaya mencapai
tujuan dari pada upaya berkutat dengan proses dan prosedur).
An orientation the needs of customer rather than those of
beuraucratic organizations. (Publik manajemen lebih banyak
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dari pada
kebutuhan birokrasi).
A withdrawal from direct service provision in favour of a steering
or enabling role. (Publik manajemen menghindarkan diri dari
berperan memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakatsesuai dengan peran utamanya memberikan arahan
saja atau pemberdayaan kepada masyarakat).
A transformed bureaucratic culture/a change to entrepreneural
management culture. (Publik manejemen mengubah diri dari
budaya birokrasi).
Prinsip New Public Management (by C.Hood 1991)
1. Hands on professional management. (Pelaksanaan tugas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
manajemen pemerintahan diserahkan kepada manajemen
profesional).
Explicit standard and measures of performance. (Adanya
standar dan ukuran kinerja yang jelas).
Greater emphasis on output control. (Lebih ditekankan
pada kontrol hasil/keluaran).
A shift to desegregations of unit in the public sector.
(Pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah).
A Stress on private sector styles of management practice.
(Penekanan pada pengembangan pola-pola manajemen
sebagaimana yang dipraktikan pada sektor swasta).
A shift to greater competition in the public sector.
(Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik).
A stress on greater discipline and parsimony in resources
use. (Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan
parsimony (berlebihan ) dalam penggunaan sumber daya).
Kritik terhadap NPM
1. Adanya perbedaan besar antara kekuatan
pasar dan kepentingan masyarakat.
2. Masyarakat dianggap hanya sebagai
konsumen semata menyebabkan masyarakat
dijauhkan hakekatnya dari partisipasi.
Akibatnya:
1. Terdapat krisis identitas pada sektor publik.
2. Berkurangnya kepercayaan publik trhadap
pemerintah.
3. Restrukturisasi hubungan masysrakat dengan
pemerintah dalam pelayanan publik. Di
negara-negara berkembang NPM dipengaruhi
oleh World Bank, UNDP, IMF dan OECD.
Penerapan NPM di negara berkembang
1. NPM menerapkan mekanisme pasar atas
2.
3.
4.
5.
kebijakan publik sehingga kurang tepat
karena pengalamannya tentang ekonomi
pasar masih sedikit.
Masalah privatisasi perusahaan-perusahaan
publik.
Perubahan birokrasi kemekanisme pasar
apabila tidak hati-hati akan mengakibatkan
korupsi.
Adanya permasalahan kelembagaan.
Adanya keengganan untuk berpindah ke
model pengontrakan dalam pemberian
pelayanan publik bila aturan hukum dan
penegakkannya tidak kuat.
GOOD GOVERNANCE
Good; nilai-nilai dasar (universal) yang
menjunjung tinggi kehendak rakyat yang mampu
mendorong kemandirian dan keadilan untuk
sesama.
Governance: the way state power is used in
managing economic and social resources for
development of society (World Bank).
Governance: “praktek penyelenggaraan
kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah
dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara
umum dan pembangunan ekonomi pada
khususnya” (Pinto,1994).
Good Governance: upaya kolektif dan sinergis
di antara negara, sektor swasta dan
masyarakat (civil society) yang menjunjung
tinggi nilai-nilai universalnya untuk
menyelenggarakan sebuah pemerintahan
negara yang efektif dan efisien , solid dan
bertanggung jawab, dan berkeadilan dalam
mewujudkan kesejahteraan masyaraktnya.
Good Governance: “the act or process of
governing so as to achieve whatever is good
for the society (a moral interpretation of
democracy) or whatever is considered good
by the society (a majority-governed
intrepretation of democracy). (Cheema,
1997,9: Government and Public Sector Reform
in theUnited State, 2000; 4)
Dalam penyelenggaraan pemerintahan telah
terjadi pergeseran paradigma rule government
menjadi good governance.
1. Rule Government: mengacu pada peraturan
perundang-undangan
2. Good governance: plus dikembangkan prinsip
kepemerintahan yang baik dengan melibatkan
masyarakat dan dunia usaha.
Kepemerintahan yang baik tergantungpada:
1. Orientasi ideal negara yang diarahkan pada
pencapaian tujuan bernegara.
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal,
yaitu secara efektif dan efisien melakukan
pencapaian tujuan bernegara.
Tiga Pilar Keperintahan yang baik
1. Economic Governance: meliputi proses
pengambilan keputusan yang memfasilitasi
aktifitas ekonomi dan interaksi
penyelenggara ekonomi. Economic
governance punya implikasi terhadap equity,
poverty, and quality of life.
2. Political Governance: proses pembuatan
keputusan untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance; suatu sistem
implementasi kebijakan.
GG meliputi institusi state, privat sektor, dan
civil society.
UU No. 28/1999, Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asas Penyelenggaraan Negara (Psl.3)
Kepastian Hukum
Tertib Penyelenggaraan Negara
Kepentingan Umum
Keterbukaan
Proporsionalitas
Profesionalitas
Akuntabilitas.
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
Prinsip bersifat: praktis, relevan dan
konsisten.
Prinsip Good Governance (UNDP/SANKRI).
1. Partisipasi (partisipation)
2. Taat Hukum (rule of law)
3. Transparansi (transparancy)
4. Responsif (responsive)
5. Berorientasi Kesepakatan (consensus
orientation)
6. Kesetaraan (equity)
7. Efektif dan Efisien (effective and efficient).
8. Akuntabilitas (accountability)
9. Visi strategis (strategic vision).
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE (BAPPENAS)
1. Wawasan Kedepan(visionary)
2. Keterbukaan dan Transparansi (openness and
transparency)
3. Partisipasi Masyarakat (participation)
4. Tanggung Gugat (accountability)
5. Supremasi Hukum (rule of law)
6. Demokras (democracy)
7. Profesionalisme dan kompetensi (profesionalism and
competence)
8. Daya tanggap (responsiveness)
63
09. Desentralisasi (decentralization)
10. Keefisienan dan keefektifan (efficiency and affectiveness)
11. Komitmen pada pengurangan kesenjangan (commitment to
reduce unequality)
12. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (private
and civil society partnership)
13. Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to
environmental protection)
14. Komitmen pada pasar yang fair (commitment to fair market).
National Performance Review (NPR).
Dilakukan oleh Wapres Al Gore (1990)
Tujuannya meningkatkan produktifitas
pemerintah melalui penyederhanaan proses,
meningkatkan akuntabilitas, dan desentralisasi
kewenangan untuk mendorong perilaku
kewirausahaan.
Konsekwensi diterapkannya NPR :
160,000 pekerjaan dihapus dan 2000 kantor
federal di daerah dihapus.
Desentralisasi dan fokus pada hasil.
Peningkatan pelayanan dan produktifitas.
Reward atas dasar efisiency dan performance.
Merubah sistem manajemen dan pengelolaan
SDM.
MENGAPA REINVENTING
1. Birokrasi pelayanan publik
tidak efisien, efektif dan produktif
2. Keterbatasan sumberdaya
3. Menurunnya kepercayaan publik
4. Tekanan sektor swasta
5. Isu politik
6. Kekuatan perubahan
66
REINVENTING GOVERNMENT
(David Osborne & Ted Gabler, 1992)
1. CATALYTIC GOVERNMENT :
Steering Rather Then Rowing
2. COMMUNITY-OWNED GOVERNMENT:
Empowering Rather Than Serving
3. COMPETITIVE GOVERNMENT:
Injecting Competition into Service Delivery
4. MISSION-DRIVEN GOVERNMENT:
Transforming Rule-Driven Organizations.
5. RESULTS-ORIENTED GOVERNMENT:
Funding Outcomes, Not Inputs.
67
REINVENTING GOVERNMENT (2)
(How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector,Osborne & Gabler, 1992)
6. CUSTOMER-DRIVEN GOVERNMENT:
Meeting the Needs of the Customer, Not the
Bureucracy
7. ENTERPRISING GOVERNMENT:
Earning Rather Than Spending
8. ANTICIPATORY GOVERNMENT:
Prevention Rather Than Cure.
9. DECENTRALIZED GOVERNMENT
From Hierarchy to Participation & Teamwork.
10. MARKET-ORIENTED GOVERNMENT:
Leveraging Change Through the Market.
68
PRODUCTIVITY
Pructivity”bagaimana hari ini lebih baik dari
hari kemarin, hari esok lebih baik dari hati
ini”.
Produktivitas dapat ditingkatkan melaui
inovasi teknologi dan perubahan budaya
organisasi.
LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identify ripe areas
Locate models in other yuridictions
Define roles
Set realistic goals and objectives
Choose among alternative programs
Anticipate problem
Implement the program
Evaluate the program.
BANASHING BUREAUCRACY
(OSBORNE & PLASTRIK, 1997)
STRATEGI KONSEKUENSI: MENDORONG PRESTASI
DAN KINERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN
“REWARD” AND “PUNISHMENT”
STRATEGI PELANGGAN: BERORIENTASI KEPADA
KEPUASAN PELANGGAN
STRATEGI INTI: MENCIPTAKAN TUJUAN YANG
JELAS
STRATEGI PENGENDALIAN: MENATA KEMBALI
ORGANISASI BERDASARKAN VISI DAN MISI
STRATEGI BUDAYA: MERUBAH BUDAYA KERJA
71
DARI PEMERINTAH BESAR KE PEMERINTAH KECIL
BIG GOVERNMENT
Fungsi mengikuti struktur
Tidak efisien dan efektif
Lamban
LESS GOVERNMENT
Struktur mengikuti fungsi
Lebih efisien dan efektif
Lebih adaptif
72
FROM GOVERNMENT TO GOVERNANCE
(UNDP, 1998)
1. Pemerintah
seba-gai
pengelola melalui instrumen
birokrasi
2. Pendekatan
pada
kewenangan
dan
power
3. Masyarakat
seba-gai objek
dan
kurang
partisipasi dan
pemberda-yaan
1. Melibatkan
masya-rakat
dan swasta
2.
Pendekatan
pada
manajemen
3. Masyarakat
seba-gai Subjek
dan mendorong
parti-sipasi dan
pemberdayaan
73
NEW PUBLIC SERVICE
(J.V. DENHARDT & R.B. DENHARDT, 2003)
MELAYANI WARGA MASYARAKAT BUKAN PELANGGAN
(SERVE CITIZEN, NOT CUSTOMERS)
MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN PUBLIK (SEEK THE PUBLIC
INTEREST)
LEBIH MENGHARGAI WARGA NEGARA DARI PADA
KEWIRAUSAHAAN
(VALUE
CITIZENSHIP
OVER
ENTREPRENEURSHIP)
BERPIKIR STRATEGIS, DAN BERTINDAK DEMOKRATIS
(THINK STRATEGICALLY, ACT DEMOCRATICALLY)
MENYADARI BAHWA AKUNTABILITAS BUKAN MERUPAKAN
SUATU YANG MUDAH (RECOGNIZE THAT ACCOUNTABILITY IS
NOT SIMPLE)
THAMELAYANI DARI PADA MENGENDALIKAN (SERVE
RATHER N STEER)
MENGHARGAI
ORANG,
BUKANNYA
PRODUKTIVITAS
SEMATA (VALUE PEOPLE, NOT JUST PRODUCTIVITY)
74
Perbandingan Jenis Birokrasi Administrasi Publik Lama, Manajemen Publik Baru dan Pelayanan Publik
Baru
Administrasi Publik Lama
Administrasi Publik Baru
Pelayanan Publik Baru
Tujuan
Efisien dan Profesional
Pelayanan Prima
Pelayanan Berkualitas
Strategi
pencapaian
tujuan
Implementasi program oleh
pemerintah
Mendorong peran swasta
dan LSM
Koalisi antara
pemerintah, LSM, dan
swasta
Pertanggung
jawaban
Pada klien dan konstituen
secara hirarkis
Pada customer ala pasar
Pada warga negara
secara multindimensi
Pemegang
kekuasaan
Top Manajemen
Pekerja dan pengguna jasa
Warga negara
Arogan dan rutin
Menyentuh hati dan
winning mind
Ramah dan inovatif
Budaya
Menekankan taat aturan dan
efisien
Menekankan perombakan
visi dan misi
Menekankan
perombakan kultur
pelayanan
Peran
Pemerintah
Mendayung (rowing)
Mengarahkan (steering)
Melayani (serving)
Konsep
kepentingan
publik
Tercermin dalam UU, secara
politis didisain pemerintah
Merupakan kumpulan
kepentingan individu
Merupakan dialog
tentang nilai yang ingin
dicapai
75
Kriteria Perusahaan yang berhasil (Peters and
Waterman: In Search of Excelent 1982).
1. A bias for action – a willingness to experiment and to take risks
2. Close to the customer – a near obsession with service and
3.
4.
5.
6.
7.
8.
quality
Autonomy and enterpreneurship – allowing a freedom to develop
new ideas and to compete with other parta of the company
Productivity through people – treating people as adults and
giving them trust and respect
Hands-on, value-driven –paying attention to their values and
managers working hard to express those values
Sticking to the knitting – doing what you know best; don’t
diversify excessively.
Simple form, lean staff - - avoiding top-heavy and complex
organizaional structures
Simultaneus loose-tight properties - - the coexistence of firm
central direction and maximum individual aoutonomy.
“Excellence in local governance” Peter
and Waterman, 1982)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Action orientation.
Closeness to citizens.
Aoutonomy and enterpreneurship.
Employee orientation.
Mission, goals, and competence.
Structure
Political relationship.
Pendekatan yang digunakan oleh manager
publik.(Robert B. Denhardt 1993)
1.
2.
3.
4.
5.
A commitment to values
Serving the public
Empowerment and shared leadership
Pragmatic incrementalism
A dedication to public servis.
Guidelines for Public Management
1. Maintain clarity about organizational priorities, goals, and
2.
3.
4.
5.
6.
7.
objectives.
Make decisions today in terms of the most likely future
circumstancies.
Be attentive to the context in which you operate,
especially relationships with other actors in the
governmental system.
Understand clearly the organization’s capacity and
limitations.
Balance program goals with attention to organizational
values and processes.
Create diverse mechanism, both tmporary and permanent,
for contantly renegotiating programs and processes.
Build trust and commitment through open communication
and genuine participation.
Administrative reform and Technology
NPM = ‘Reinventing Gov’t’ (Osborne dan Gaebler, 1992)
Sistem Adm Negara yg ada kurang mampu menghadapi
tantangan dan peluang abad 21.
NPM menaruh perhatian dengan masalah kualitas dan
produktivitas dalam pemerintahan.
NPM membawa perubahan dalam struktur birokrasi, majemen
yg lebih demokratis, tumbuhnya public private partnership,
dan pengembangan teamwork.
Mengapa Reform.
1. Untuk memberikan pelayanan yg lebih cost-efficient dan
efektif.
2. Krisis minyak tahun 1970 dan perubahan ekonomi global
memacu para praktisi dan teorisi untukmencari jalan baru
merestrukturisasi birokrasi, merampingkan organisasi,
desenralisasi pengambilan keputusan.
Prinsip dan Praktek NPM
Menciptakan orgn yg mission-driven,
desentralized, dan incentive based
berdasarkan prinsip akuntabilitas, daya
tanggap, dan komitmen pada hasil.
Pendekatan “one-size-fits-all” menjadikan
masalah, bukan solusi.
Entrepreneurial Govt: orgn ramping, fleksibel,
dan lebih tanggap thdp kepentingan rakyat.
Publik
Economic Changes and
Redefining Government
Globalization
Technology and the Work
Environment
The Role of Citizens in the
Government Process
Tantangan Kedepan
How can governments bestprepare
themselves for reform challenges?
How can the public sector develop a
culture responsive to change?
What types of leaders are needed.
How can Governments better
communicate with citizens?
How can government avoid “reform
fatigue”
Kegiatan Manager
Colin Hales mengidentifikasi sembilan kegiatan
Manager:
1. Playing the role of figurhead and leader of an
organizational unit.
2. Acting as a liaison.
3. Monitoring.
4. Allocating resources
5. Handling disturbances
6. Negotiating.
7. Innovating
8. Planning
9. Directing subordinates.
OPM Inventory of Management Skills.
The “what” of Management: Functions
1. External awareness
2. Interpretation
3. Representation
4. Coordination
5. Work unit planning
6. Work unit guidance
7. Budgeting
8. Material resources administration
9. Personnel management
10. Supervision
11. Work unit monitoring
12. Program evaluation
Lanjutan
The “How” of Management: Effectiveness
Characteristic.
1. Broad perspective
2. Strategic view
3. Environtmental sensitivity
4. Leadership
5. Flexibility
6. Action orientation
7. Results focus
8. Communication
9. Interpersonal sensitivity
10.Technical competence.
Sumber: Lorreta R. Flanders and Dennis Utterback , “The Management Excellent
Inventory,” Public Administration Review 45(May/June 1985).
1
Faustino Dias
2
Azeca Mautino
Olivera
Desy Saswita
Optimalisasi Pengawasan Menuju Good Governance
Pemberdayaan Peran Profesionalisme untuk meningkatkan
profesi kode etik Internal Audit
3
Penerapan Prinsip-prinsip GG terhadap Kinerja Badan
Penghubng Prov Riau.
4.
Melantika Sari
Profesionalisme Tata Kelola Penerimaan Negara Bukan
Pajak di Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai UPT Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kem.
Kes.
5
Limo de Jesus da
Pengaruh Informasi terhadap kinerja Karyawan pada Kem.
Silva
Pendidikan
6
Maria Fransisca Do Pemerintahan yang baik dan Tata Kelola Pemerintahan
Rosario Soares
(GGovernance dan G Government)
7.
Moises Guterres
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip GG terhadap
De Sar
efektifitas kerja pegawai di Dit. Nas Lingkungan Hidup
8.
Jucelina Edviges
Pengawasan Kualitas Air Minum kepada Masyarakat Timor
Pereira
Leste.
9.
Rudi Setiawan
Analisis Implementasi dan konsep GG Dalam Membangun
Penegakan Hukum dan Demokrasi di Indonesia.
10. Fifi Sofa Oktora
GG untuk menanggulangi Kemiskinan di Indonesia
11. Intan Suci Pratama Penerapan Prinsip Effektivitas melalui PSTP oleh Kem.
Dalam Negeri
12. Augusto Freitas
Analisis Implementasi GG di Lingkungan Dit. Pajk.
13. Rogerio Paulo Chaves Peranan dan KOnsep GG pada Radio dan Televisi TL dalam
Implementasi PP No.42 2008
14. Fidelia Da Costa
Peranan dan Kebijakan Publik dalam desentralisasi Pemda
TL.
15. Pedro Da Costa
Penerapan GG untuk peningkatan pengawasan
Freitas
manajemen di Bandara TL.
16. Tomas Gusmao
Pengawasan Pelaksanaan APBN di Kem Perdag dan Perind
dan LH di TL.
17. Gregorio Baptista
Peran dan Fungsi Panwaslu dalam pemilihan di TL pada
aspek Transparansi.
18. Geraldo Fransisco
GGdalam pelayanan publik di Kem Keuangan TL.
Magno
19. Denny Martin
Akuntabilitas Dalam Pengelolaan keuangan di Satker
Komnas Hayang bersumber dari APBN dan hibah.
20
Ema Juliati
21
Natalia Rocha Da
Costa
22. Enrieqco Ariyanto
Implementasi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pemkot
Tangerang.
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau pd Dit, Nas
Koperasi mikro dan usaha kecil di TL
Menuju GG melalui persaingan uyang sehat
23 Apriyadi
.
24. Khaerul Anwar
25. Puji Lestari
Prinsip-prinsip GG dalam
penempatan Aparatur dalam Jab
Strukturaldi Sekt Pemda Kab.
Lampung Utara.
Peningkatan Pelayanan di BPKB dalam
meningkatkan effisiensi menuju GG.
Kesiapan Penerapan Akuntansi berbasis
acrual pada biro Umum LIPI.
Administrasi
Oleh :
Dr. Sudiman Dalim MPA
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN RI
Tahun 20013
Bio Data
Nama
: Dr. Sudiman Dalim MPA.
Tempat /tgl lahir : Purbalingga, 29 Desember 1950
Alamat
: Komplek LAN II, No. D-2, Jl. H. Muri Salim
Rt.06,RW.02, Desa
Pisangan, Ciputat, Tangerang
Selatan.
Telpon/Hp.
: 021-7431765/ 0811904213
: sudimanlan@yahoo.com.
Pendidikan:
S1 FISIPOL UGM, Jurusan Hubungan Internasional Tahun 1975
S2 Graduate School of Public and International Affairs (GSPIA) University
of Pittsburgh, USA. Tahun 1984
S3. FISIP Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Politik. Tahun 2009
Pengalaman Kerja:
1. Deputi Bidang Diklat Spimnas
2. Sekretaris Utama LAN
3. Deputi Kajian Kinerja Kelembagaan dan Sumberdaya Aparatur.
4. Kepala Biro Umum
5. Kepala Pusat Kajian Kelembagaan
Teori, metode dan metodologi
Concept: an idea or Thought; a generalized idea of a class
of objects; abstract notion.
Theory refers to sets of systematically related
generalizations.
Method is procedure or process that involve the techniques
and tool utilized in inquiry and for examining, testing, and
evaluating theory.
Methodology consists of methods, procedures, working
concepts, rules, and the like used for testing theory and
guiding inquiry, and the search for solutions to problems of
the real word. Methodology is a particular way of viewing,
organizing, and giving shape to inquiry.
Kerlinger dalam Sugiono (2010;41)
mengemukakan:
“Theory is a set of interrelated construct(concept),
definitions, and proposition that present a systematic view
of phenomena by specifying relations among variables, with
purpose of explaining and predicting the phenomena”.
(Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yg berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena).
William Wiersma: A theory is a generalization
or series of generalization by which we
attempt to explain some phenomena in a
systematic manner”. (Teori adalah
generalisasi atau kumpulan generalisasi yang
dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
fenomena secara sistematik).
Tujuan Teori Administrasi Negara
Concern with understanding how people in
organization behave and how organizations
operate.
Concern with practical recommendations
as to how agencies can be most effectively
organized. (Herbert A. Simon dan Victor A.
Thomson).
Teori AN: normatif dan deskriptif; lack of if
and then theory.
Administration can be defined as the
activities of groups cooperating to
acomplish common goal. (a purpose –
PENGERTIAN PARADIGMA
Paradigma: model, kerangka acuan, contoh, pola.
Paradigm is a set of rules and regulations
(written or unwritten) does two things : (1) It
establishes or defines boundaries and (2) it tells
you how to behave inside the boundaries in order
to be succesful. (Barker, J.A. 1992)
Paradigma adalah kerangka referensi atau cara
pandang terhadap suatu realita tertentu yang
menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori
(Kuhn, 1970)
6
Lanjutan
Paradigma adalah “teori dasar” atau “cara
pandang yang fundamental, dilandasi nilainilai tertentu, dan berisikan teori pokok,
konsep, metodologi
atau cara pendekatan
yang telah teruji dan diakui keabsahannya
sehingga dapat dipergunakan para teoritisi
dan praktisi dalam menanggapi sesuatu
permasalahan
baik
dalam
kaitan
pengembangan ilmu maupun dalam upaya
pemecahan
permasalahan bagi kemajuan
hidup dan kehidupan manusia
(Mustopadidjaja A.R., 1988)
7
Lanjutan
It is a way of seeing reality shared by the
members of a discipline.
A general accepted perspective providing
a unifying explanation for a set of
phenomena in some disciplines, for
example in the social sciences, physics,
biology, literature, and so forth.
A paradigm serves to develop models for
explaining one aspect of reality, and
methods to test a theory and develop a
fuller understanding of the topic.
(Carlos Benito, Sonoma Universty)
MANFAAT PARADIGMA
Secara tersirat atau tersurat, yang menentukan dan
mengorganisir pencaharian pengetahuan yang berkaitan
dengan masalah administrasi.
Mengajukan masalah-masalah administrasi yang tepat dan
mencarikan solusi masalah melalui metode penelitian
ilmiah, dan membentuk teori
Memberikan arah baru terhadap perkembangan pemikiran
secara interdisipliner terhadap masalah administrasi
Memberikan pemahaman maksud dan cara pandang yang
tepat terhadap kritik penyelenggaraan administrasi.
Membimbing dan mengarahkan para teoritisi dan praktisi
memahami fenomena administrasi.
9
PARADIGM SHIFT
Terjadi krisis atau ada permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan dengan paradigma
lama (teknologi, organisasi, manajemen dan
sebagainya).
Terjadi perubahan lingkungan strategis
Perkembangan IPTEK
10
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK
(Nicholas Henry)
Dikotomi antar politik dan administrasi (1900 –
1937)
Administrasi negara sebagai ilmu politik (19381956)
Administrasi negara sebagai ilmu administrasi
(1956-70 an)
Administrasi negara sebagai Ilmu Administrasi
Publik (1970-1990).
Paradigma NPM (1992-2002).
Paradigma NPS (2003 – sekarang)
11
PARADIGMA OPA, NPM dan
NPS
PARADIGMA (Pdg) OPA
Pdg 1 (1900-1937) dikotomi antara
politik dan administrasi negara.
Pdg 2 (1938-1956) administrasi
negara sebagai ilmu politik.
Pdg 3 (1970-sekarang) administrasi
sebagai ilmu administrasi publik.
NPM = Reinventing Government
melahirkan konsep GG
(enterpreneurial government).
Reagan : government is not
solution to our problem, government is the problem.
Paradigma NPM (1992 -2002)
NPS = Government is Us (King &
Sivers, 1998)
Joined up thinking and joined up
action (Stewart et.al., 1999)
Citizens First ! (Denhardt & Gray,
1998)
Paradigma NPS (2003- sekarang)
1) Politik harus memusatkan
perhatian pada kebijakan publik
atau ekspresi kehendak rakyat,
admneg berkenaan dgn
implementasinya.
2) Penyatuan ilmu administrasi negara dan i. politik (Morsten Marx)
3) Prinsip2 mgt dikembangkan secara ilmiah dan mendalam. Perilaku organisasi, analis mgt,
pene-rapan teknologi seperti
metode kuantitatif, analisis
sistem, opera-sional research,
econometry dsb
4) Adm publik dgn fokus pada teori
organisasi, teori manajemen dan
kebijakan publik, sedangkan
1) Catalytic gov. (steering rather than
rowing. Service is rowing)
2) Community owned (empowering rather
than serving)
3) Competitive gov. (injection competiition
in service delivery)
4) Mission’s driven not rule’s driven
5) Customer oriented (meeting the need
of the customer, not bureaucracy)
6) Result oriented (funding outcomes, not
input)
7) Enterprising gov (earning rather than
spending)
8) Anticipatory gov (prevention rather
than cure)
9) Decentralized gov (from hierarchy to
participation)
10) Market oriented (leveraging change
through the market)
Note : Birokrasi yg lamban, gemuk, boros,
1) Serve rather than steer
2) Seek the public interest
3) Value citizenship over
entrepreneurship
4) Think strategically, act
demokratically
5) Serve citizen, not customers
6) Recognize that accountability is
not simple
7) Value people, not just
productivity.
Note : Isues tentang justice, equity,
participation, and leadership yg
kurang diperhatikan dalam buku
Reinventing gov.
3
Dari paradigma OPA, utk membangun/reformasi birokrasi :
1) Administrasi publik harus
dipisahkan dari dunia politik
(dikhotomi AP dgn politik).
2) Tidak memberi peluang pada
Administrator untuk
memperaktekkan sistem
nepotisme dan spoil.
3) Para legislator hanya
merumuskan kebijakan nasional
dan Administrator hanya
mengeksekusinya.
4) Para Administrator selalu
mengutamakan nilai efisiensi
dan ekonomis.
5) Para Administrator diangkat
berdasarkan kecocokan dan
kecakapannya.
6) Metode keilmuan menurut
Taylor harus menggeser metode
rule of thumb.
Dari paradigma NPM, utk membangun/reformasi birokrasi
diarahkan pada 6 dimensi kunci:
1) Productivity, bgmn pem meng
hasilkan lebih banyak dgn biaya
yg lebih sedikit.
2) Marketization, bgmn pemerintah
menggunakan insentif pasar agar
hilang patologi/penyakit birokrasi
3) Service orientation, program yg
lebih responsif thdp kebutuhan
warga masy.
4) Decentralization, melimpahkan
kewenangan kepada unit kerja
terdepan
5) Policy, bgmn pememerintah
memperbaiki kapasitas
perumusan kebijakan.
6) Performance accountability,
bgmn pem memperbaiki
kemampuannya utk memenuhi
janjinya.
Dari paradigma NPS, utk membangun/reformasi birokrasi, maka
birokrasi harus berubah
orientasinya, yaitu :
1) Dari paradigma constitutionalism
ke paradigma communitarianism
(Fox & Miller, 1995).
2) Dari institution-centric civil service
ke model citizen-centric
governance (Prahalad, 2005).
3) Perlu diterapkan pola citizencentered collaborative public
management (Cooper, at ell.,
2006).
4) Tidak ada tindakan birokrasi yang
memanipulasikan partisipasi
masyarakat (Yang & Callahan,
2007).
4
Hasil nyata :
1) Aturan yg jelas dan tegas dlm
melaksanakan tugas.
2) Perilaku produktif, juga loyal kpda
pimpinan & organisasi.
3) Perilaku yg impersonal & saklek.
4) Hub kekeluargaan dan kelompok
sosial tidak mendapat tempat.
Hasil nyata :
1) Saving
2) Perbaikan proses
3) Perbaikan tkt efisiensi
4) Peningkatan efektivitas
5) Perbaikan sistem administrasi
seperti : peningkatan kapasitas,
fleksibilitas dan ketahanan
Hasil nyata:
1) Pemerintahan yang lebih
demokratis;
2) Pemerintahan yang desentralistis
3) Terbentuknya civil society
4) Partisipasi masyarakat
5) Pemerintahan yg partisipatif,
transparan dan akuntabel
OPA menghadapi masalah (falla-cies,
pendapat yg keliru), yaitu:
1) Weber yakin bahwa sosok organisasi birokrasi sangat ideal, padahal dlm perkembangannya bisa
berubah menjadi sangat kaku, bertele2 dan penuh red tape.
2) Taylor sangat yakin hanya satu cara
terbaik utk melaksanakan tugas,
padahal dlm perkem-bangan zaman
banyak cara lain misalnya hasil
rekayasa teknologi dan kemajuan
ilmu pengetahuan.
3) Wilson lebih cenderung melihat adm
publik sbg kegiatan yg tidak bersifat
politis, padahal dlm kenyataannya
bersifat politis.
NPM menuai kritik, karena :
1) Para elit birokrat cenderung
berkompetisi utk kepentingan
dirinya d/p.kepentingan umum;
2) Public chioce didominasi kepentingan pribadi, shg konsep spt
public spirit & public service
terabaikan.
3) Tidak mendorong terjadinya proses
demokrasi.
4) Pemerataan dan keadilan sosial
sulit terwujud
5) Mengancam citizen selfgovernance dan fungsi administrator sbg
servant of public interest.
6) Tidak hati2 akan meningkatkan
korupsi dan orang2 miskin baru.
NPS juga menuai kritik, karena:
1) Hanya cocok untuk negara maju
yang sudah mapan dan
masyarakatnya sudah dewasa
dalam berdemokrasi (tidak maunya
menang sendiri)
2) Etika dlm pemerintahan sudah
mmbudaya dlm kehidupan masy..
3) Sulit diterapkan pada sistem
pemerintahan yang otoriterian
sentralistis.
4) Tidak banyak masyarakat yang
miskin (powerless)
5) Banyak entitas sosial dan
pelayanan publik telah berubah
menjadi entitas bisnis.
5
Pelajaran penting dari paradigma
OPA adalah utk membangun
aparatur negara atau reformasi
birokrasi diperlukan:
1) Profesionalitas
2) Penggunaan prinsip keilmuan
3) Hubungan impersonal
4) Penerapan aturan dan
standarisasi secara tegas
5) Sikap yang netral
6) Perilaku yg mendorong/mendukung terjadinya efisiensi dan
efektivitas sumberdaya (4M+T)
Pelajaran penting dari paradigma
NPM adalah dlm membangun
aparatur /reformasi birokrasi
harus :
1) Memperhatikan mekanisme pasar.
2) Mendorong kompetisi dan kontrak
utk mencapai hasil
3) Harus lebih responsif terhadap
kebutuhan pelanggan.
4) Bersifat mengarahkan (steering)
d/p. menjalankan sendiri (rowing)
5) Harus melakukan deregulasi;
6) Memberdayakan oprator/pelaksana
7) Mengembangkan budaya
organisasi (corporate cultural)
8) Innovatif dan berjiwa wirausaha;
9) Pencapaian hasil ketimbang
budaya taat asas.
10)Orientasi pada proses dan input.
Pelajaran penting dari paradigma
NPS adalah dlm membangun AN/
reformasi birokrasi harus :
1) Memperhatikan pelayanan kpd
masy sbg warga negara, bukan
sbg pelanggan.
2) Mengutamakan kepentingan
umum.
3) Mengikut sertakan warga
masyarakat (masy tidak dijadikan
penonton)
4) Berfikir strategis dan bertindak
demokratis.
5) Memperhatikan norma, nilai, dan
standard yg ada.
6) Menghargai masyarakat d/p.
manajer wirausaha yg bertindak
seakan-akan uang adalah milik
mereka.
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
OPA LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR POLHUKAM
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
NPM LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR PEREKONOMIAN
PARADIGMA DAN PENDEKATAN
NPS LEBIH PAS/COCOK UNTUK
DEP/LEMBAGA YG MENANGANI
BIDANG/SEKTOR KESRA
6
PERKEMBANGAN ILMU
ADMINISTRASI
ALIRAN KLASIK MAX WEBER (BIROKRASI), HENRY
FAYOL (ADMINISTRASI MODERN), F.W. TAYLOR
(MANAJEMEN ILMIAH);
ALIRAN NEO KLASIK HUMAN RELATIONS (ELTON
MAYO, CHARLES I. BARNARD, A. MASLOW)
ALIRAN
PERILAKU HERBET SIMON,
SCHERMERHORN, HUNT, GARRY YUKI
OSBORN,
ALIRAN MODERN PENDEKATAN SISTEM, KONTIJENSI
(KATZ DAN ROZENWEIGHT, STEPHEN ROBBINS)
ALIRAN TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN MODERN CPM,
PERT, NETWORK PLANNING, MIS, MBO, TQM
ARTI BIROKRASI
Pertama, birokrasi diartikan sebagai ”government by bureaus” yaitu pemerintahan biro
oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan
dalam sebuah organisasi formal, baik publik maupun privat; pemerintahan birokratik
adalah pemerintahan tanpa partisipasi warga masyarakat/konsumen.
Kedua, birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintahan, yaitu : sifat kaku,
macet, berbelit-belit, berliku-liku dan segala tuduhan/stigma negatif terhadap
birpem
Ketiga, birokrasi sebagai tipe ideal sebuah organisasi yang bermula dari teori Max Weber
tentang rasionalisasi aktivitas kolektif. Weber mendefinisikan birokrasi sebagai:
”organization with a pyramidal structure of authority, which utilize the
enforcement of universal and impersonal rules to maintain that structure of
authority, and which emphasize the non-discretionary aspects of
administration.
Karakteristik birokrasi/organisasi bertipe ideal:
> High degree of specialization;
> Hierarchical authority structure with limited areas of responsibility;
> Impersonality of relationships between organizational members;
> Recruitment of officials an the basis of ability and technical knowledge;
> Differentiation of private and official income and fortune and so on.
9
Konsep Pokok Dalam Birokrasi
(Weber)
1. A division of work based on functional
2.
3.
4.
5.
6.
specialization;
A system of rules covering the rights and
duties of position incumbents.
A system of procesdures for dealing with
the work situation;
Impersonality of interpersonal
relationships
Selection for employment and promotion
based on technical competence.
A well –defined hierarchy of authority;
Karakteristik Birokrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
There is a fixed and stable structure for dividing tasks and
responsibilities established and operated according to rules and
regulations.
The authority to give orders related to these duties is set forth in
oficial rules.
Only people who are qualified to do the work are employed in
order to provide consistent and ongoing accomplishment of
organizational tasks.
There is a system of graded authority or hierarchy in which all
level of the organization, from the bottom to the top, is
supervised by the next higher level.
Management is based on written records and documents to
keep track of corespondence, decisions, financial matters, and
other items of important.
Office management is based on thorough and expert training.
Working in bureaucracy is a vocation or proffesion. It is generally
a full-time activity, not a secondary activity.
Mengapa perlu Birokrasi ?
Bureaucracy is the ultimate expression of a
trend toward the efficient dan rational
organization (Weber, 1922)
Birokrasi adalah mesin sebuah negara
dalam pelaksanaan semua kebijakan dan
keputusan politik
The Theory of Bureaucratic
Dysfunction (Michel Crozier)
"... the slowness, the ponderousness, the
routine, the complication of procedures and
the maladapted responses of the
bureaucratic organization to the needs
which they should satisfy" (Crozier, 1964, p
3)
"... the bureaucratic system of organization
is primarily characterized by the existence
of a series of relatively stable vicious
circles that stem from centralisation and
impersonality" (Crozier, 1964, p 193)
TAYLOR’S FOUR BASIC PRINCIPLES
1. THE DEVELOPMENT OF A TRUE
SCIENCE
2. THE SCIENTIFIC SELECTION OF
THE WORKMAN
3. HIS SCIENTIFIC EDUCATION AND
DEVELOPMENT
4. INTIMATE FRIENDLY
COOPERATION BETWEEN THE
MANAGEMENT AND THE MEN
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN ILMIAH (FW
TAYLOR)
KEMBANGKAN SEBUAH ILMU BAGI SETIAP UNSUR
PEKERJAAN SESEORANG, YG AKAN MENGGANTIKAN
METODE YG LAMA;
SECARA ILMIAH PILIHLAH DAN KEMUDIAN LATIHLAH, AJARI
ATAU KEMBANGKANLAH PEKERJA TSB;
BEKERJASAMALAH SECARA SUNGGUH2 DG PARA PEKERJA
UNTUK MENJAMIN PEK. SESUAI PRINSIP2 YG TELAH
DIKEMBANGKAN;
BAGILAH PEKERJAAN DAN TANGGUNGJAWAB
TAYLOR’S PRINCIPLES OF
ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS
TASK SPECIALIZATION
WORK STANDARDIZATION
ECONOMIC REWARDS
PERFORMANCE
MEASUREMENT
5. CENTRALIZED PLANNING
AND CONTROL
1.
2.
3.
4.
Fungsi manjemen
Menurut Henry Fayol (1949)
1. Planning;
2. Organizing;
3. Commanding;
4. Coordinating; and
5. Controlling.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menurut Luther Gullick (POSDCORB).
Planning;
Organizing;
Staffing;
Directing;
Coordinating;
Reporting; and
Budgeting.
FAYOL’S FOURTEEN ADMINISTRATIVE
PRINCIPLES
1. AUTHORITY AND
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RESPONSIBILITY
DISCIPLINE
DIVISION OF WORK
UNITY OF COMMAND
UNITY OF DIRECTION
SUBORDINATION OF
INDIVIDUAL
INTEREST TO
GENERAL INTEREST
REMUNERATION OF
PERSONNEL
8.
9.
10.
11.
12.
CENTRALIZATION
SCALAR CHAIN
ORDER
EQUITY
STABILITY OF
TENURE OF
PERSONNEL
13. INITIATIVE
14. ESPRIT DE CORPS
PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI MODERN
(HENRY FAYOL)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PEMBAGIAN KERJA
OTORITAS & TANGGUNGJAWAB
DISIPLIN
KESATUAN KOMANDO
KESATUAN ARAH
SUBORDINASI KEPENTINGAN PRIBADI DG KEPENTINGAN
ORGANISASI
BALAS JASA/PENGGAJIAN
SENTRALISASI
RANTAI SKALAR
TATA TERTIB (ORDER)
KEADILAN
STABILITAS KARYAWAN
INISIATIF
SEMANGAT KORPS
HUMAN RELATIONS
“KESELURUHAN
RANGKAIAN HUBUNGAN
BAIK YANG BERSIFAT FORMAL MAUPUN
INFORMAL, ANTARA MANAJER DENGAN
STAF, SESAMA MANAJER, SERTA ANTAR
PEGAWAI YANG LAIN HARUS DIBINA DAN
DIPELIHARA SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
TERCIPTA
SUATU
TEAMWORK
DAN
SUASANA KERJA YANG SERASI DAN
HARMONIS DALAM RANGKA PENCAPAIAN
TUJAUN YANG TELAH DITENTUKAN”
PRINSIP-PRINSIP HUMAN RELATIONS
HARUS ADA SINKRONISASI ANTARA TUJUAN ORGANISASI DENGAN
TUJUAN-TUJUAN INDIVIDU DI DALAM ORGANISASI;
SUASANA KERJA YG MENYENANGKAN;
INFORMALITAS YG WAJAR DLM HUBUNGAN KERJA;
MANUSIA BAWAHAN BUKAN MESIN;
OPTIMALISASI PENGEMBANGAN STAF;
PEKERJAAN YG MENARIK DAN PENUH TANTANGAN;
PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN;
BALAS JASA YANG SETIMPAL DG JASA YG DIBERIKAN
PENEMPATAN ORANG TEMPAT DAN TUGAS YG TEPAT;
SARANA DAN PRASARANA YG MEMADAI;
KRITERIA HR YG BAIK
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS PARA BAWAHAN THD ATASAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ATASAN RHD BAWAHAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ANTAR ATASAN;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS ANTAR STAF;
ADA/TIDAKNYA LOYALITAS PARA ANGGOTA THD ORGANISASI;
ADA/TIDAKNYA KEGAIRAHAN KERJA;
SIFAT HUBUNGAN KERJA KAKU/LUWES, FORMAL/INFORMAL;
MORAL TINGGI ATAU RENDAH;
BANYAK PENYELEWEANGAN/TIDAK;
INTI AJARAN HUMAN RELATIONS BAWAHAN/STAF ADALAH
MITRA KERJA
HAKIKAT HUMAN RELATIONS
HUBUNGAN ANTAR ATASAN
KOMUNIKASI
ORGANISASI
UBUNGAN SELURUH
NGGOTA DG ORGANISASI
HUBUNGAN ANTAR STA
HUBUNGAN ANTAR ATASAN DG STAF
KONSEP MOTIVASI
“PROSES KEGIATAN MANAJER UNTUK
MENGARAHKAN,
MEMBERDAYAKAN,
MENGGERAKKAN
ORANG-ORANG
DALAM ORGANISASI BERDASARKAN
PEDEKATAN
KESADARAN
UNTUK
MELAKUKAN
KEGAIATAN
ORGANISASIONAL
DALAM
RANGKA
PENCAPAIAN TUJUAN YANG TELAH
DITENTUKAN”
TEORI AWAL MOTIVASI
TEORI MASLOW: HIRARKHI KEBUTUHAN
TEORI
DOUGLAS MC GREGOR: TEORI X &
Y
TEORI HERZBERG: TEORI DUA FAKTOR
TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN (A.
MASLOW)
ACTUALIZATION NEEDS
ESTEEM NEEDS
SOSIAL NEEDS
SAFETY AND SECURITY NEEDS
PSYSIOLOGICAL NEEDS
KONSEPSI MASLOW
1. Tidak
ada
kebutuhan
yang
terjadi
bersamaan di antara kategori-kategori
kebutuhan;
2. Kebutuhan dipuaskan secara berjenjang dari
bawah (phisiologis)
3. Kebutuhan
di atasnya dipenuhi,
kebutuhan yg sebelumnya terpenuhi
jika
KONSEPSI TEORI DUA FAKTOR (MotivatorHygine Theory)
(Frederick Herzberg)
FAKTOR-FAKTOR
INTRINSIK
(motivator)
YANG BERHUBUNGAN DG KEPUASAN KERJA,
SEMENTARA FAKTOR-FAKTOR EKSTRINSIK
(Hygiene) YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
KETIDAK PUASAN;
KEPUASAN KERJA TERJADI APABILA FAKTOR
MOTIVATOR TERPENUHI.
KETIDAK
PUASAN KERJA
DISEBABKAN
TIDAK TERPENUHINYA BEBERAPA FAKTOR
HYGIENE.
FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN DAN
KETIDAK PUASAN KERJA
KEPUASAN
KERJA(Motivator)
PENGAKUAN (RECOGNITION)
TANGGUNGJAWAB
(RESPONSIBILITY)
PRESTASI (ACHIEVEMENT)
PERTUMBUHAN
DAN
PENGEMBANGAN (GROWTH
AND ADVANCEMENT)
PEKERJAAN ITU SENDIRI
(JOB ITSELF)
KETIDAKPUASAN KERJA
(Hygine)
GAJI (SALARY)
KEDUDUKAN (STATUS)
KONDISI TEMPAT KERJA
(WORKING CONDITIONS)
HUBUNGAN ANTAR
PRIBADI (PERSONAL
RELATIONS)
PENYELIAAN (SUPERVISI)
KESELAMATAN KERJA (JOB
SAFETY)
KEBIJAKAN DAN
ADMINISTRASI (BUSINESS
POLICY AND ADMINISTRATION)
TEORI X DAN Y
(Douglas Mc. Gregor)
TEORI X
TEORI Y
KARYAWAN TIDAK
KARYAWAN
SUKA BEKERJA
KARYAWAN HRS
DIPAKSA,
DIKENDALIKAN DAN
DIANCAM
MENGHINDARI
TANGGUNGJAWAB
MEMANDANG PEK.
SBG. HIBURAN
KALAU MERASA
KOMIT, IA AKAN DG
SADAR BEKERJA
MAU BELAJAR UNTUK
MENERIMA
TANGGUNGJAWAB
KREATIVITAS
Kritik terhadap teori administratif dan birokratik
Lack of empirical validity;
Implicit assumtions about workers;
Implicit assumptions about the
organizationa’s environment.
Herbert A. Simon mengatakan bahwa prinsip-
prinsip tsb merupakan ungkapan yang tidak
memiliki validasi empirik maupun penerepan
universal.
Teori Administrasi
Behavioral sciences
Management sciences
Evolusi konsep organisasi dan manajemen:
1. The tradisional views, (scientific
management, Administrative management,
Burecratic model, Microeconomics: Theory of
the firm, Public Administration).
2. The behavioral and management science
revolutions,
3. The development of modern Views: systems
and contingency concepts.
Public Administration
Woodrow Wilson:
1. Perlunya pemisahan antara “ policy making” dan
“administration”.
2. Non political civil service system.
3. Pengembangan organisasi yang efisien melalui
manajemen personalia dan keuangan yang lebih
baik,perencanaan dan pengawasan yang lebih efektif,
dan penerapan teknik-tehnik administratif lainnya.
Perkembangan setelah PD II banyak menentang
pendapat tersebut dan ilmu administrasi mulai
banyak menaruh perhatian pada faktor-faktor seperti
organisasi informal, kelompok kepentingan,
kewenangan dan kekuasaan, konflik, proses
pengambilan keputusan, dan komunikasi.
Microeconomics: Theory of the firm
Microeconomics adalah teori normatifyang
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
seorang pengusaha untuk memaksimalkan
keuntungan .
Kontribusi;
1. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai
2. Perusahaan mencapai tujuannya secara rasional
3. Fungsi perusahaan adalah merubah input menjadi
output.
4. Lingkungan dimana perusahaan melakukan
kegiatannya adalah sudah tetap (given).
5. Teorinya memusatkan perhatiannya pada
perubahan harga dan jumlah input dan outputs.
Systems and Contingency Concepts
The systems
approach provides a basis for
integration by giving us a way to view the
total organization in interaction with its
environment and for conceptualization of
relationships among internal components or
subsystems.
A system as an organized, unitary whole
composed of two ormore interdependent
parts, components, or subsystems and
delineated by identifiable boundaries from its
environmental suprasystem.
1. open system: biological and social system
2. Closed system: physical and mechanical
system.
Teori System
Konsep Kunci Teory System
1. Subsystems or components.
2. Holism, Synergism, Organicism, and Gestalt.
3. Open Systems View.
4. Input-transformation-output model.
5. System Boundaries.
6. Negative Enropy.
7. Seady State, Dynamic Equilibrium, and Homeostatis.
8. Feedback.
9. Hierarchy.
10. Internal Elaboration.
11. Multiple Goal Seeking.
12. Equifinality of Open Systems.
THE NEW PUBLIC ADMINISTRATION (G.
Frederickson, 1970)
Agar organisasi mampu bertahan hidup dalam
iklim perubahan sosial yang sangat cepat
(turbulent environment) unsur kuncinya
adalah kapasitasnya untuk menyesuaikan
dengan perubahan sosial.
Konsep yang dikemukakan:
Opennes and change
Equity
Involvement.
NPA meyerukan perlunya keterlibatan
anggota organisasi dan kliennya dalam proses
pengambilan keputusan akan menciptakan
creatifitas. Pendekatan ini dilihat lebih
konsisten dengan norma dan praktek
demokrasi dari pada pendekatan struktur
pengawasan yang bersifat top-down.
Kata kunci dalan NPA adalah:
Equity
Involvement.
ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD)
(Robert Golembiewski, 1972)
Beberapa tokoh yang menginginkan proses
perubahan dalam organisasi mengembangkan
pendekatan baru yang disebut dengan OD (a
process-oriented approach to planned
change).
R. Gplembiewski mengatakan “organization
development represents a particular
philosophy of managementthat is
considerably at odds with tradisional top-down
tendencies”
PARADIGMA BUREAUCRATIC KE POST BUREAUCRATIC
(Barzelay, 1992 & Armajani, 1997)
BUREAUCRATIC
Menekankan kepentingan public, efisiensi, administrasi, dan
kontrol.
Mengutamakan fungsi, otoritas dan struktur.
Menilai biaya, menekankan tanggung jawab (responsibility).
Mengutamakan ketaatan pada aturan dan prosedur.
Mengutamakan beroperasinya sistem-sistem administrasi
POST BUREAUCRATIC
Menekankan hasil yang berguna bagi masyarakat, kualitas dan
nilai, produk dan keterikatan terhadap norma.
Mengutamakan misi, pelayanan dan hasil akhir (Outcome).
Menekankan pemberian nilai (bagi masyarakat), membangun
akuntabilitas dan memperkuat hubungan kerja.
Menekankan pemahaman dan penerapan norma-norma, identitas
dan pemecahan masalah, serta perbaikan yang berkesinambungan.
Menekankan pemisahan antara pelayanan dengan kontrol,
membangun dukungan terhadap norma-norma, memperluas pilihan
pelanggan, mendorong kegiatan kolektif, memberikan insentif,
mengukur dan menganalisis dan memperkaya umpan balik.
48
THE NEW PUBLIC MANAGEMENT
Timbul karena adanya : (1) dialog sosial, ekonomi
dan politik para pakar dan birokrat untuk mencari
cara yang lebih efektif, cost-efficient, dalam
memberikan pelayanan publik, termasuk
kesejahteraan publik, transportasi, pemeliharaan
kesehatan, dll. (2) krisis fiskal akibat krisis minyak
thn 1970 dan krisis ekonomi global mendorong
para pakar dan praktisi mencari jalan baru untuk
mengatasi administrasi negara. Dengan slogan
NPM dan reinvention pada awal 1980- an mereka
melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga
birokrasi, menyederhanakan prosedur, dan
mendesentralisasikan proses pengambilan
keputusan. (Kamensky, 1996).
NEW PUBLIC MANAGEMENT
“ .. A set of principles and practices in the public service ,
which has emerged during the past several decades in a
variety of countries around the world ...a new framework
for public policy and governance. ”...( Michael Barzeley,
2001).
Agenda reformasi: menciptakan organisasi yang “mission
driven, decentralized decision making, empowerment, civil
society, and incetive-based.
Organisasi publik harus lebih fleksibel dan responsif
berdasarkan prinsip akuntabilitas, dayatanggap, dan
komitmen terhadap “oucome-based governance” (Jonathan
Boston, Guy B. Peters. 1996).
NPM adalah suatu sistem manajemen desentralisasi dengan
perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling,
benchmarking, dan lean manjemen.
50
New Public Management (NPM)
Sistim AN yg ada tdk mampu menghadapi
tantangan dan kesempatan Abad 21.
NPM ad pendekatan baru utk meningatkan
kinerja dan akuntabilitas pemerintah.
NPM konsern pada isue kualitas dan
produktivitas (efisiensi dan akuntabilitas).
Struktur birokrasi tradisional tidak sesuai lagi
Pembagian kekuasaan dan teamwork.
Kepemimpinan demokratis
Partisipasi masyarakat (Civil Society).
Peran NGO semakin besar.
Tujuan NPM
1. Menurut Rainey (1990): public management
aims to achieve skills and improve skills and
improve accountability’.
2. Menurut Graham & Hays (1991): public
management are concerned with efficiency,
accountability, goal achievement, and dozen
of other managerial and technical question.
3. Tujuan NPM adalah untuk merubah
administrasi publik sedemikian rupa
sehingga , kalaupun belum bisa jadi
perusahaan, ia lebih bisa bersifat sperti
perusahaan, tetapi tidak boleh berorientasi
mencari laba.
Karakteristik NPM (by C.HOOD, 1991).
1. A separation of Strategic policy from operational management.
2.
3.
4.
5.
(Publik manajemen lebih banyak terkait dengan tugas-tugas
operasional pemerintahan dari pada peran perumusan
kebijakan).
A concern with results rather than process and procedures.
(Publik manajemen lebih berkonsentrasi pada upaya mencapai
tujuan dari pada upaya berkutat dengan proses dan prosedur).
An orientation the needs of customer rather than those of
beuraucratic organizations. (Publik manajemen lebih banyak
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dari pada
kebutuhan birokrasi).
A withdrawal from direct service provision in favour of a steering
or enabling role. (Publik manajemen menghindarkan diri dari
berperan memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakatsesuai dengan peran utamanya memberikan arahan
saja atau pemberdayaan kepada masyarakat).
A transformed bureaucratic culture/a change to entrepreneural
management culture. (Publik manejemen mengubah diri dari
budaya birokrasi).
Prinsip New Public Management (by C.Hood 1991)
1. Hands on professional management. (Pelaksanaan tugas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
manajemen pemerintahan diserahkan kepada manajemen
profesional).
Explicit standard and measures of performance. (Adanya
standar dan ukuran kinerja yang jelas).
Greater emphasis on output control. (Lebih ditekankan
pada kontrol hasil/keluaran).
A shift to desegregations of unit in the public sector.
(Pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah).
A Stress on private sector styles of management practice.
(Penekanan pada pengembangan pola-pola manajemen
sebagaimana yang dipraktikan pada sektor swasta).
A shift to greater competition in the public sector.
(Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik).
A stress on greater discipline and parsimony in resources
use. (Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan
parsimony (berlebihan ) dalam penggunaan sumber daya).
Kritik terhadap NPM
1. Adanya perbedaan besar antara kekuatan
pasar dan kepentingan masyarakat.
2. Masyarakat dianggap hanya sebagai
konsumen semata menyebabkan masyarakat
dijauhkan hakekatnya dari partisipasi.
Akibatnya:
1. Terdapat krisis identitas pada sektor publik.
2. Berkurangnya kepercayaan publik trhadap
pemerintah.
3. Restrukturisasi hubungan masysrakat dengan
pemerintah dalam pelayanan publik. Di
negara-negara berkembang NPM dipengaruhi
oleh World Bank, UNDP, IMF dan OECD.
Penerapan NPM di negara berkembang
1. NPM menerapkan mekanisme pasar atas
2.
3.
4.
5.
kebijakan publik sehingga kurang tepat
karena pengalamannya tentang ekonomi
pasar masih sedikit.
Masalah privatisasi perusahaan-perusahaan
publik.
Perubahan birokrasi kemekanisme pasar
apabila tidak hati-hati akan mengakibatkan
korupsi.
Adanya permasalahan kelembagaan.
Adanya keengganan untuk berpindah ke
model pengontrakan dalam pemberian
pelayanan publik bila aturan hukum dan
penegakkannya tidak kuat.
GOOD GOVERNANCE
Good; nilai-nilai dasar (universal) yang
menjunjung tinggi kehendak rakyat yang mampu
mendorong kemandirian dan keadilan untuk
sesama.
Governance: the way state power is used in
managing economic and social resources for
development of society (World Bank).
Governance: “praktek penyelenggaraan
kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah
dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara
umum dan pembangunan ekonomi pada
khususnya” (Pinto,1994).
Good Governance: upaya kolektif dan sinergis
di antara negara, sektor swasta dan
masyarakat (civil society) yang menjunjung
tinggi nilai-nilai universalnya untuk
menyelenggarakan sebuah pemerintahan
negara yang efektif dan efisien , solid dan
bertanggung jawab, dan berkeadilan dalam
mewujudkan kesejahteraan masyaraktnya.
Good Governance: “the act or process of
governing so as to achieve whatever is good
for the society (a moral interpretation of
democracy) or whatever is considered good
by the society (a majority-governed
intrepretation of democracy). (Cheema,
1997,9: Government and Public Sector Reform
in theUnited State, 2000; 4)
Dalam penyelenggaraan pemerintahan telah
terjadi pergeseran paradigma rule government
menjadi good governance.
1. Rule Government: mengacu pada peraturan
perundang-undangan
2. Good governance: plus dikembangkan prinsip
kepemerintahan yang baik dengan melibatkan
masyarakat dan dunia usaha.
Kepemerintahan yang baik tergantungpada:
1. Orientasi ideal negara yang diarahkan pada
pencapaian tujuan bernegara.
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal,
yaitu secara efektif dan efisien melakukan
pencapaian tujuan bernegara.
Tiga Pilar Keperintahan yang baik
1. Economic Governance: meliputi proses
pengambilan keputusan yang memfasilitasi
aktifitas ekonomi dan interaksi
penyelenggara ekonomi. Economic
governance punya implikasi terhadap equity,
poverty, and quality of life.
2. Political Governance: proses pembuatan
keputusan untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance; suatu sistem
implementasi kebijakan.
GG meliputi institusi state, privat sektor, dan
civil society.
UU No. 28/1999, Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asas Penyelenggaraan Negara (Psl.3)
Kepastian Hukum
Tertib Penyelenggaraan Negara
Kepentingan Umum
Keterbukaan
Proporsionalitas
Profesionalitas
Akuntabilitas.
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
Prinsip bersifat: praktis, relevan dan
konsisten.
Prinsip Good Governance (UNDP/SANKRI).
1. Partisipasi (partisipation)
2. Taat Hukum (rule of law)
3. Transparansi (transparancy)
4. Responsif (responsive)
5. Berorientasi Kesepakatan (consensus
orientation)
6. Kesetaraan (equity)
7. Efektif dan Efisien (effective and efficient).
8. Akuntabilitas (accountability)
9. Visi strategis (strategic vision).
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE (BAPPENAS)
1. Wawasan Kedepan(visionary)
2. Keterbukaan dan Transparansi (openness and
transparency)
3. Partisipasi Masyarakat (participation)
4. Tanggung Gugat (accountability)
5. Supremasi Hukum (rule of law)
6. Demokras (democracy)
7. Profesionalisme dan kompetensi (profesionalism and
competence)
8. Daya tanggap (responsiveness)
63
09. Desentralisasi (decentralization)
10. Keefisienan dan keefektifan (efficiency and affectiveness)
11. Komitmen pada pengurangan kesenjangan (commitment to
reduce unequality)
12. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (private
and civil society partnership)
13. Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to
environmental protection)
14. Komitmen pada pasar yang fair (commitment to fair market).
National Performance Review (NPR).
Dilakukan oleh Wapres Al Gore (1990)
Tujuannya meningkatkan produktifitas
pemerintah melalui penyederhanaan proses,
meningkatkan akuntabilitas, dan desentralisasi
kewenangan untuk mendorong perilaku
kewirausahaan.
Konsekwensi diterapkannya NPR :
160,000 pekerjaan dihapus dan 2000 kantor
federal di daerah dihapus.
Desentralisasi dan fokus pada hasil.
Peningkatan pelayanan dan produktifitas.
Reward atas dasar efisiency dan performance.
Merubah sistem manajemen dan pengelolaan
SDM.
MENGAPA REINVENTING
1. Birokrasi pelayanan publik
tidak efisien, efektif dan produktif
2. Keterbatasan sumberdaya
3. Menurunnya kepercayaan publik
4. Tekanan sektor swasta
5. Isu politik
6. Kekuatan perubahan
66
REINVENTING GOVERNMENT
(David Osborne & Ted Gabler, 1992)
1. CATALYTIC GOVERNMENT :
Steering Rather Then Rowing
2. COMMUNITY-OWNED GOVERNMENT:
Empowering Rather Than Serving
3. COMPETITIVE GOVERNMENT:
Injecting Competition into Service Delivery
4. MISSION-DRIVEN GOVERNMENT:
Transforming Rule-Driven Organizations.
5. RESULTS-ORIENTED GOVERNMENT:
Funding Outcomes, Not Inputs.
67
REINVENTING GOVERNMENT (2)
(How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector,Osborne & Gabler, 1992)
6. CUSTOMER-DRIVEN GOVERNMENT:
Meeting the Needs of the Customer, Not the
Bureucracy
7. ENTERPRISING GOVERNMENT:
Earning Rather Than Spending
8. ANTICIPATORY GOVERNMENT:
Prevention Rather Than Cure.
9. DECENTRALIZED GOVERNMENT
From Hierarchy to Participation & Teamwork.
10. MARKET-ORIENTED GOVERNMENT:
Leveraging Change Through the Market.
68
PRODUCTIVITY
Pructivity”bagaimana hari ini lebih baik dari
hari kemarin, hari esok lebih baik dari hati
ini”.
Produktivitas dapat ditingkatkan melaui
inovasi teknologi dan perubahan budaya
organisasi.
LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identify ripe areas
Locate models in other yuridictions
Define roles
Set realistic goals and objectives
Choose among alternative programs
Anticipate problem
Implement the program
Evaluate the program.
BANASHING BUREAUCRACY
(OSBORNE & PLASTRIK, 1997)
STRATEGI KONSEKUENSI: MENDORONG PRESTASI
DAN KINERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN
“REWARD” AND “PUNISHMENT”
STRATEGI PELANGGAN: BERORIENTASI KEPADA
KEPUASAN PELANGGAN
STRATEGI INTI: MENCIPTAKAN TUJUAN YANG
JELAS
STRATEGI PENGENDALIAN: MENATA KEMBALI
ORGANISASI BERDASARKAN VISI DAN MISI
STRATEGI BUDAYA: MERUBAH BUDAYA KERJA
71
DARI PEMERINTAH BESAR KE PEMERINTAH KECIL
BIG GOVERNMENT
Fungsi mengikuti struktur
Tidak efisien dan efektif
Lamban
LESS GOVERNMENT
Struktur mengikuti fungsi
Lebih efisien dan efektif
Lebih adaptif
72
FROM GOVERNMENT TO GOVERNANCE
(UNDP, 1998)
1. Pemerintah
seba-gai
pengelola melalui instrumen
birokrasi
2. Pendekatan
pada
kewenangan
dan
power
3. Masyarakat
seba-gai objek
dan
kurang
partisipasi dan
pemberda-yaan
1. Melibatkan
masya-rakat
dan swasta
2.
Pendekatan
pada
manajemen
3. Masyarakat
seba-gai Subjek
dan mendorong
parti-sipasi dan
pemberdayaan
73
NEW PUBLIC SERVICE
(J.V. DENHARDT & R.B. DENHARDT, 2003)
MELAYANI WARGA MASYARAKAT BUKAN PELANGGAN
(SERVE CITIZEN, NOT CUSTOMERS)
MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN PUBLIK (SEEK THE PUBLIC
INTEREST)
LEBIH MENGHARGAI WARGA NEGARA DARI PADA
KEWIRAUSAHAAN
(VALUE
CITIZENSHIP
OVER
ENTREPRENEURSHIP)
BERPIKIR STRATEGIS, DAN BERTINDAK DEMOKRATIS
(THINK STRATEGICALLY, ACT DEMOCRATICALLY)
MENYADARI BAHWA AKUNTABILITAS BUKAN MERUPAKAN
SUATU YANG MUDAH (RECOGNIZE THAT ACCOUNTABILITY IS
NOT SIMPLE)
THAMELAYANI DARI PADA MENGENDALIKAN (SERVE
RATHER N STEER)
MENGHARGAI
ORANG,
BUKANNYA
PRODUKTIVITAS
SEMATA (VALUE PEOPLE, NOT JUST PRODUCTIVITY)
74
Perbandingan Jenis Birokrasi Administrasi Publik Lama, Manajemen Publik Baru dan Pelayanan Publik
Baru
Administrasi Publik Lama
Administrasi Publik Baru
Pelayanan Publik Baru
Tujuan
Efisien dan Profesional
Pelayanan Prima
Pelayanan Berkualitas
Strategi
pencapaian
tujuan
Implementasi program oleh
pemerintah
Mendorong peran swasta
dan LSM
Koalisi antara
pemerintah, LSM, dan
swasta
Pertanggung
jawaban
Pada klien dan konstituen
secara hirarkis
Pada customer ala pasar
Pada warga negara
secara multindimensi
Pemegang
kekuasaan
Top Manajemen
Pekerja dan pengguna jasa
Warga negara
Arogan dan rutin
Menyentuh hati dan
winning mind
Ramah dan inovatif
Budaya
Menekankan taat aturan dan
efisien
Menekankan perombakan
visi dan misi
Menekankan
perombakan kultur
pelayanan
Peran
Pemerintah
Mendayung (rowing)
Mengarahkan (steering)
Melayani (serving)
Konsep
kepentingan
publik
Tercermin dalam UU, secara
politis didisain pemerintah
Merupakan kumpulan
kepentingan individu
Merupakan dialog
tentang nilai yang ingin
dicapai
75
Kriteria Perusahaan yang berhasil (Peters and
Waterman: In Search of Excelent 1982).
1. A bias for action – a willingness to experiment and to take risks
2. Close to the customer – a near obsession with service and
3.
4.
5.
6.
7.
8.
quality
Autonomy and enterpreneurship – allowing a freedom to develop
new ideas and to compete with other parta of the company
Productivity through people – treating people as adults and
giving them trust and respect
Hands-on, value-driven –paying attention to their values and
managers working hard to express those values
Sticking to the knitting – doing what you know best; don’t
diversify excessively.
Simple form, lean staff - - avoiding top-heavy and complex
organizaional structures
Simultaneus loose-tight properties - - the coexistence of firm
central direction and maximum individual aoutonomy.
“Excellence in local governance” Peter
and Waterman, 1982)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Action orientation.
Closeness to citizens.
Aoutonomy and enterpreneurship.
Employee orientation.
Mission, goals, and competence.
Structure
Political relationship.
Pendekatan yang digunakan oleh manager
publik.(Robert B. Denhardt 1993)
1.
2.
3.
4.
5.
A commitment to values
Serving the public
Empowerment and shared leadership
Pragmatic incrementalism
A dedication to public servis.
Guidelines for Public Management
1. Maintain clarity about organizational priorities, goals, and
2.
3.
4.
5.
6.
7.
objectives.
Make decisions today in terms of the most likely future
circumstancies.
Be attentive to the context in which you operate,
especially relationships with other actors in the
governmental system.
Understand clearly the organization’s capacity and
limitations.
Balance program goals with attention to organizational
values and processes.
Create diverse mechanism, both tmporary and permanent,
for contantly renegotiating programs and processes.
Build trust and commitment through open communication
and genuine participation.
Administrative reform and Technology
NPM = ‘Reinventing Gov’t’ (Osborne dan Gaebler, 1992)
Sistem Adm Negara yg ada kurang mampu menghadapi
tantangan dan peluang abad 21.
NPM menaruh perhatian dengan masalah kualitas dan
produktivitas dalam pemerintahan.
NPM membawa perubahan dalam struktur birokrasi, majemen
yg lebih demokratis, tumbuhnya public private partnership,
dan pengembangan teamwork.
Mengapa Reform.
1. Untuk memberikan pelayanan yg lebih cost-efficient dan
efektif.
2. Krisis minyak tahun 1970 dan perubahan ekonomi global
memacu para praktisi dan teorisi untukmencari jalan baru
merestrukturisasi birokrasi, merampingkan organisasi,
desenralisasi pengambilan keputusan.
Prinsip dan Praktek NPM
Menciptakan orgn yg mission-driven,
desentralized, dan incentive based
berdasarkan prinsip akuntabilitas, daya
tanggap, dan komitmen pada hasil.
Pendekatan “one-size-fits-all” menjadikan
masalah, bukan solusi.
Entrepreneurial Govt: orgn ramping, fleksibel,
dan lebih tanggap thdp kepentingan rakyat.
Publik
Economic Changes and
Redefining Government
Globalization
Technology and the Work
Environment
The Role of Citizens in the
Government Process
Tantangan Kedepan
How can governments bestprepare
themselves for reform challenges?
How can the public sector develop a
culture responsive to change?
What types of leaders are needed.
How can Governments better
communicate with citizens?
How can government avoid “reform
fatigue”
Kegiatan Manager
Colin Hales mengidentifikasi sembilan kegiatan
Manager:
1. Playing the role of figurhead and leader of an
organizational unit.
2. Acting as a liaison.
3. Monitoring.
4. Allocating resources
5. Handling disturbances
6. Negotiating.
7. Innovating
8. Planning
9. Directing subordinates.
OPM Inventory of Management Skills.
The “what” of Management: Functions
1. External awareness
2. Interpretation
3. Representation
4. Coordination
5. Work unit planning
6. Work unit guidance
7. Budgeting
8. Material resources administration
9. Personnel management
10. Supervision
11. Work unit monitoring
12. Program evaluation
Lanjutan
The “How” of Management: Effectiveness
Characteristic.
1. Broad perspective
2. Strategic view
3. Environtmental sensitivity
4. Leadership
5. Flexibility
6. Action orientation
7. Results focus
8. Communication
9. Interpersonal sensitivity
10.Technical competence.
Sumber: Lorreta R. Flanders and Dennis Utterback , “The Management Excellent
Inventory,” Public Administration Review 45(May/June 1985).
1
Faustino Dias
2
Azeca Mautino
Olivera
Desy Saswita
Optimalisasi Pengawasan Menuju Good Governance
Pemberdayaan Peran Profesionalisme untuk meningkatkan
profesi kode etik Internal Audit
3
Penerapan Prinsip-prinsip GG terhadap Kinerja Badan
Penghubng Prov Riau.
4.
Melantika Sari
Profesionalisme Tata Kelola Penerimaan Negara Bukan
Pajak di Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai UPT Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kem.
Kes.
5
Limo de Jesus da
Pengaruh Informasi terhadap kinerja Karyawan pada Kem.
Silva
Pendidikan
6
Maria Fransisca Do Pemerintahan yang baik dan Tata Kelola Pemerintahan
Rosario Soares
(GGovernance dan G Government)
7.
Moises Guterres
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip GG terhadap
De Sar
efektifitas kerja pegawai di Dit. Nas Lingkungan Hidup
8.
Jucelina Edviges
Pengawasan Kualitas Air Minum kepada Masyarakat Timor
Pereira
Leste.
9.
Rudi Setiawan
Analisis Implementasi dan konsep GG Dalam Membangun
Penegakan Hukum dan Demokrasi di Indonesia.
10. Fifi Sofa Oktora
GG untuk menanggulangi Kemiskinan di Indonesia
11. Intan Suci Pratama Penerapan Prinsip Effektivitas melalui PSTP oleh Kem.
Dalam Negeri
12. Augusto Freitas
Analisis Implementasi GG di Lingkungan Dit. Pajk.
13. Rogerio Paulo Chaves Peranan dan KOnsep GG pada Radio dan Televisi TL dalam
Implementasi PP No.42 2008
14. Fidelia Da Costa
Peranan dan Kebijakan Publik dalam desentralisasi Pemda
TL.
15. Pedro Da Costa
Penerapan GG untuk peningkatan pengawasan
Freitas
manajemen di Bandara TL.
16. Tomas Gusmao
Pengawasan Pelaksanaan APBN di Kem Perdag dan Perind
dan LH di TL.
17. Gregorio Baptista
Peran dan Fungsi Panwaslu dalam pemilihan di TL pada
aspek Transparansi.
18. Geraldo Fransisco
GGdalam pelayanan publik di Kem Keuangan TL.
Magno
19. Denny Martin
Akuntabilitas Dalam Pengelolaan keuangan di Satker
Komnas Hayang bersumber dari APBN dan hibah.
20
Ema Juliati
21
Natalia Rocha Da
Costa
22. Enrieqco Ariyanto
Implementasi Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pemkot
Tangerang.
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau pd Dit, Nas
Koperasi mikro dan usaha kecil di TL
Menuju GG melalui persaingan uyang sehat
23 Apriyadi
.
24. Khaerul Anwar
25. Puji Lestari
Prinsip-prinsip GG dalam
penempatan Aparatur dalam Jab
Strukturaldi Sekt Pemda Kab.
Lampung Utara.
Peningkatan Pelayanan di BPKB dalam
meningkatkan effisiensi menuju GG.
Kesiapan Penerapan Akuntansi berbasis
acrual pada biro Umum LIPI.