this PDF file KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR | Anwar | BAHASA DAN SASTRA 1 PB

LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR

Febrina Anwar Akhmad Syam

Febrinaa884@gmail.com Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah

Abstrak – Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk kritik sosial dalam Naskah Drama Alangkah Lucunya Negeri Ini karya Deddy Mizwar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta menjelaskan bentuk-bentuk kritik sosial yang terdapat dalam naskah drama alangkah lucunya negeri ini Karya Deddy Mizwar dengan menggunakan pendekatan sosiaologi sastra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode dokumentasi, rekam, simak dan catat. Metode ini dilakukan untuk menganalisis bentuk-bentuk kritik sosial dalam naskah drama alangkah lucunya negeri ini, hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) kemiskinan, (2) kejahatan, (3) Disorganisasi keluarga, (4) pendidikan, (5) lingkungan hidup, (6) birokrasi, (7) agama dan keperyaan.

Kata Kunci: Kritik sosial, naskah drama, Sosiologisastra.

Naskah drama adalah salah satu genre Dalam kehidupan manusia begitu banyak

1.1 LATAR BELAKANG

karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Peristiwa Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah ini terlahir dari segala kegiatan dan aktivitas drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam manusia yang dilakukan untuk memenuhi

bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin kebutuhan sehari-hari pada lingkungannya yang dan

kemungkinan dipentaskan dapat menghasilkan berbagai kisah atau cerita (Waluyo, 2003: 2). dalam karya sastra tentang pengalaman yang

mempunyai

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dilalui

oleh seseorang. Untuk mengetahui dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti peristiwa kehidupan manusia, pengarang harus berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. mampu mengamati dengan penuh penghayatan Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan tentang peristiwa yang terjadi agar pengarang gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan benar-benar merasakan peristiwa yang di alami sumber pokok drama. Naskah drama juga oleh manusia. Setelah pengarang mengetahui sebagai ungkapan pernyataan penulis (play berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum manusia, pengarang kemudian mengungkapkan juga merupakan ide dasar bagi actor. kembali

Berdasarkan pengertian diatas naskah dituangkan dalam sebuah karya sastra.

drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita Berdasarkan penjelasan di atas, sastra

yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih merupakan sebuah ciptaan atau kreasi dari berbentuk teks atau tulisan yang belum seseorang

dalam diterbitkan (pentaskan). Yang akan diteliti dalam mengkreasikan pikirannya melalui seni untuk penelitian ini adalah naskah drama. menunjukkan

Jadi dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pemikirannya. Pencipta karya sastra disebut karya sastra lahir dari latar belakang dan dengan sastrawan karna mampu manciptakan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan sebuah

karya eksistensi dirinya. Sebuah karya sastra di imajinasinya. Sastra berisi pengungkapan yang persepsikan sebagai ungkapan nyata kehidupan “tidak

dunia baru

dalam

hasil

bisa terungkapkan”. Pengarang dan konteks penyajiannya, disusun secara menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah terstruktur, menarik, serta menggunakan media fakta aktual atau imajinatif yang tidak bisa bahasa berupa teks yang disusun melalui digambarkan oleh orang lain, ketika dijelaskan pengalaman dan pengetahuan secara potensial

oleh sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat memiliki berbagai macam bentuk representasi jelas oleh orang-orang awam atau pembaca. kehidupan. Maka penelitian ini menggunakan (Teori Sastra 1997:3).

metode penelitian Sosiologi Sastra.

Sebagaimana yang di utarakan oleh Ratna Penelitian ini membahas sebuah naskah (2004:31)

sosiologi sastra secara definitif drama berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” merupakan aktivitas pemahaman dalam rangka karya Deddy Mizwar khususnya mengenai kritik mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan sosial, naskah ini memaparkan secara jelas yang terkandung dalam karya. Dengan demikian kondisi masyarakat mengenai berbagaimacam

karya tersebut merupakan bentuk atau media permasalahan dalam kehidupan sosial. yang digunakan pengarang dalam menyampaikan gagasannya tentang kenyataan sosial yang

Seorang anak akan berkembang sesuai terdapat dalam naskah drama.

dengan cara pengajarannya jika sejak dini Dalam hal ini penulis menggunakan naskah

soerang anak diajarkan dengan kebaikan hati dan drama

agar perkataan mulia maka anak tersebut akan mempermudah

tersebut. tumbuh menjadi seseorang yang baik akhlaknya Naskah dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli juga berprilaku santun begitu pula sebaliknya. atau adaptasi penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra. Komponen-komponen utama dalam

proses

penelitian

Berikut penggalan kritik sosial dalam naskah naskah drama terdiri dari aksi dan dialog. Aksai drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. merujuk kepada “apa yang kita lihat”, dan dialog

“Tampilnya pencopet yang terampil merujuk k

epada “apa yang dituturkan oleh menjalankan aksinya disinilah awal mula tokoh”. Tokoh-tokoh dalam naskah drama juga cerita ini bergulir. Ketika tertangkap

dapat diperkenalkan dalam bentuk visual di awal tangan seorang pencopet kecil yang cerita.

diketahui bernama Komet, diberi nasehat oleh Muluk untuk meminta dengan baik-

Berikut penggalan adegan dalam naskah drama : baik ketika membutuhkan uang. Dengan “Pagi hari muluk keluar dari rumah dengan

enteng Komet berkata (saya kan pencopet mengenakan pakaian yang rapi melewati

bukan peminta- minta)”.

gerbong kereta api dalam benaknya ia ingin mendapatkan pekerjaan di hari itu.

Pada penggalan cerita di atas pengarang Melewati

ia menghadirkan kritik sosial dalam naskah drama memperhatikan keadaan penjual di pinggir karangannya, realita kehidupan masyarakat jalan yang sibuk dengan jualannya digambarkan Deddy Mizwar selaku pengarang masing-masing ada juga penjual obat dalam penggalan naskah di atas dengan lugas. yang teriak-teriak mencari perhatian agar Kritik sosial pada penggalan kalimat “Komet ada yang mampir ke tempat dagangannya. berkata, saya kan pencopet bukan peminta- Seketika pandangannya tersita oleh anak minta”. Bermakna seolah pencopet kecil itu kecil yang cukup berani mengambil merasa bahwa pekerjaan sebagai pencopet lebih dompet oranglain tanpa sedikitpun takut mulia dibandingkan peminta-minta. atau

pasar

tradisional

Pengarang berusaha menyampaikan kritikan berpengalaman”. tentang seorang anak di negeri ini yang diterlantarkan oleh negara dan orang tuanya

Pada penggalan cerita di atas pengarang sehingga memilih profesi sebagai pencuri untuk menggambarkan kehidupan sosial masyarakat mendapatkan penghasilan bagi kehidupannya.

kelas bawah di sebuah kota besar tentang betapa Seorang anak yang dibesarkan dengan mental susahnya mencari nafkah agar bisa bertahan seorang pencuri dan membentuk pemikirannya hidup di ibu kota. Pengarang seolah ingin bahwa dengan mencuri ia dapat menghasilkan menyampaikan bahkan sekelompok anak yang uang lebih banyak dengan cara yang cepat terdesak oleh problematik kehidupan harus dibandingkan ketika ia meminta baik-baik namun mencari

jika ingin masih memerlukan kesabaran, bahkan hasilnya melanjutkan hidupnya. Seorang anak yang pun terbilang sedikit. seharusnya dilindungi oleh negera seperti merasa

penghasilan

sendiri

Paparan tersebut memberi ketertarikan sangat terancam akibat dari tidak tercekupinya pada penulis untuk melakukan penelitian dengan

kebutuhan-kebutuhan biologis. Disini seorang mengangkat judul “Kritik Sosial dalam Naskah anak yang ditelantarkan oleh orang tua dan Drama

Lucunya Negeri Ini)”. negera dikisahkan mencuri uang milik orang lain Diangkatnya judul tersebut sebagai kajian ilmiah

(Alangkah

yang sudah pasti hal itu melanggar norma-norma untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kritik dalam masyarakat, jika diteliti secara mendalam sosial da lam naskah drama “Alangkah Lucunya pada naskah drama tersebut anak-anak yang Negeri Ini”. dipekerjakan sebagai pencuri justru dijadikan

kambing hitam oleh sekelompok pihak untuk

1.2 Rumusan Masalah

mendapatkan hasil dari jerih payah anak Berdasarkan latar belakang di atas penulis tersebut.

merumuskan

masalah

yang dikaji dalam yang dikaji dalam

2.2.1 Pengertian Naskah Drama

kritik sosial dalam naskah drama Alangkah Naskah drama merupakan karya sastra Lucunya Negeri Ini karya Deddy mizwar.

dua dimensi naskah sebagai dimensi sastra dan drama sebagai dimensi pertunjukkan. Kedua

1.3 Tujuan Penelitian

hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama Berdasarkan rumusan masalah di atas,

lain. Pengarang menulis naskah drama bukan tujuan

hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kritik sosial dinikmati oleh para pembaca saja, akan tetapi dalam naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri penulisan karya tersebut kemungkinan untuk Ini”.

dipertontonkan di atas panggung. Telah kita ketahui bahwa dilihat dari pengertian drama yang

1.4 Manfaat Penelitian

komposisi yang Penelitian ini memberi manfaat bagi peneliti,

menyatakan bahwa sebuah

menceritakan sebuah cerita, biasanya tentang baik itu dalam aspek teoretis (keilmuan) maupun konflik manusia, yang berarti sebuah dialog dan dalam aspek praktis (guna laksana).

perbuatan sehingga unsur dalam drama haruslah

1. Manfaat Aspek Teroretis

ada naskah drama.

Secara teoretis, kajian ini diharapkan dapat Waluyo (2001:6) mengungkapkan bahwa memberikan sumbangan perkembangan ilmu naskah drama disebut juga sastra lakon. Sebagai sastra.

salah satu genre sastra, naskah drama dibangun

2. Manfaat Aspek Praktis oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan batin (semantik, makna). Wujud fisik sebuah bahan

dalam naskah drama adalah dialog atau ragam tutur. melakukan penelitian berikutnya khususnya penelitian yang mengkaji kritik sosial dalam

2.2.2 Pengertian Sastra

karya sastra. Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta, sastra,

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA

yang berarti “teks yang mengandung instruksi”

PEMIKIRAN

atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia

2.1 Penelitian yang Relevan

ini bisa digunakan untuk merujuk kepada Berdasarkan

kepustakaan, “kesusastraan” atau sebuah jenis lisan yang bahwa

penelusuran

drama memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu “Alangkah Lucunya Negeri Ini” belum pernah arti, kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi

dilakukan, namun penelitian pengajaran yang sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di berhubungan dengan penelitian ini sudah pernah sini sastra tidak banyak berhubungan dengan diteliti oleh Astri Pertiwi (2016) dengan judul tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan

skripsi “Analisis Kesantunan Berbahasa dalam film wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Deddy Mizwar pemikiran tertentu. (Redaksi PM 2012:9) dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di SMA”. Jurusan Pendidikan

2.3 Pengertian Kritik Sastra

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Kritik tidak semata-mata urusan lidah. Kritik Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri tetap sebagai komoditi berolah sastra yang Syarif

penting, manakala membahas tentang masalah kesantunan dalam dilaksanakan dalam koridor yang benar. Teori berbahasa yang terdapat di dalam dialog film kritik itu sudah sering digunakan namun kadang- tersebut.

Hidayatullah

Jakarta.Skripsi

tersebut bergengsi.

Kritik

itu

kadang tidak tepat sasaran. Batasan dan alasan Persamaan penelitian di atas dengan mengapa perlu ada kritik sastra sekarang masih penelitian ini adalah membahas tentang film bervariasi. Hakikat kritik sastra itu pada teks, “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Berbeda dengan namun esensinya pengarang yang “ditembak” penelitian di atas, penelitian ini lebih difokuskan (mendapat sasaran). Prinsip filosofi kritik sering pada naskah drama dan kritik sosial dalam terkait

aneka aliran yang naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”.

pula

dengan

berkembang pada suatu periode sastra. Setiap periode sering memunculkan warna kritik yang

2.2 Kajian Pustaka

berlainan satu sama lain. Bahkan sebuah karya Penelitian ini didukung oleh teori-teori yang yang

orang pun, asal relevan, yang diharapkan dapat mendukung menggunakan prinsip andal, tentu hasilnya tidak temuan di lapangan agar dapat memperkuat teori akan jauh berbeda. Prinsip itu sering berkaitan dan kekuatan data. Adapun teori yang digunakan dengan pandangan tertentu dalam kritik. McKeon dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

menyatakan bahwa ada menyatakan bahwa ada

mengandung arti yang cukup luas, yakni segala Aliran pragmatis selalu mengetengahkan

sesuatu yang berada di luar karya sastra dan pentingnya kritik bagi pengembangan sastra. yang diacu oleh karya sastra. Pragmatisme memiliki prinsip, sastra yang bagus

Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra tentu yang memenuhi selera pembaca atau menaruh perhatian pada aspek dokumenter penikmatnya. Oleh karena itu prinsip kritik sastra sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa bersifat longgar, tidak kaku, dan tidak terpancang sastra

gambaran atau potret pada makna tunggal. Sebuah karangan tentang fenomena sosial. Pada hakikatnya, fenomena kritik sastra bukanlah karya sastra yang sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita diciptakan,

merupakan

diobservasi, difoto, dan penafsiran, pendalaman, penghakiman, setelah didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu seorang membaca, menikmati dan memahami diangkat kembali menjadi wacana baru dengan karya sastra, sehingga kritik sastra termaksud proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, karya nonfiksi, kritik sastra bagian dari ilmu refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) sastra, karena ia memiliki teori dan metodenya dalam bentuk karya sastra. sendiri (Zulfahnur, dkk 1997:106).

Sastra menyajikan gambaran kehidupan, Kritik sastra berguna memberikan bahan- dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri bahan dalam penyusunan sejarah sastra ataupun dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, teori sastra. Apabila kita simpulkan secara kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat sederhana, kritik sastra memiliki fungsi sebagai dengan orang-orang, antar manusia, antar berikut:

peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.

sastra sebagai menjawab pertanyaan yang timbul setelah penggambaran dunia dan kehidupan manusia, menikmati karya sastra yang dilakukan dengan kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra menafsirkan, menganalisis, dan mengevaluasi adalah “kebenaran” penggambaran, atau yang (memberikan penilaian) terhadap karya sastra hendak digambarkan. Namun Wellek dan Warren berdasarkan teori dan sejarah sastra.

1. Mendudukan persoalan yang muncul dan Maka,

memandang

karya

mengingatkan, bahwa karya sastra memang

2. Menjadi media konduksi antara karya sastra mengekspresikan kehidupan, tetapi keliru kalau dengan masyarakat penikmat sastra berupa dianggap

mengekspresikan selengkap- pemberian motivasi kepada penikmat sastra lengkapnya. untuk secara tidak langsung menjadi seorang

Hal ini disebabkan fenomena kehidupan kritikus sastra.

sosial yang terdapat dalam karya sastra tersebut

3. Menjadi guide pembaca

kadang tidak disengaja dituliskan oleh pengarang, sebuah karya sastra yang baik dan karya atau karena hakikat karya sastra itu sendiri yang sastra yang tidak baik, yang asli dan tidak asli.

dalam

menikmati

tidak pernah langsung mengungkapkan fenomena

4. Menjadi pengarah atau pembimbing dengan sosial, tetapi secara tidak langsung, yang memberikan pendapat atau pertimbangan bagi mungkin pengarangnya sendiri tidak tahu. sastrawan muda atau pengarang pemula untuk Pengarang merupakan anggota yang hidup dan meningkatkan kualitas karya sastranya.

berhubungan dengan orang- orang yang berada

5. Mematangkan pemikiran ataupun ide bagi disekitarnya, maka dalam proses penciptaan pengarang yang telah banyak berkarya dan karya sastra seorang pengarang tidak terlepas banyak mendapat impuls dari kritik sastra.

dari pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu,

6. Menjadi media untuk membangkitkan emosi karya

lahir ditengah-tengah yang baik terhadap karya-karya pengarang masyarakat merupakan hasil pengungkapan jiwa tertentu.

sastra

yang

pengarang tentang kehidupan, peristiwa, serta

7. Memberikan sumbangan pendapat atau bahan- pengalaman hidup yang telah dihayatinya. bahan bagi penyusunan atau pengembangan Dengan demikian, sebuah karya sastra tidak teori sastra dan sejarah sastra.

pernah berangkat dari kekosongan sosial. Artinya karya sastra ditulis berdasarkan kehidupan sosial masyarakat

tertentu

dan menceritakan

2.4 Pendekatan Sosiologi Sastra

yang Sosiologi sastra sebagai pendekatan dalam melatarbelakanginya. Berangkat dari uraian menganalisis karya sastra. Sosiologi sastra tersebut, adapun pengertian sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari sebagai pendekatan dalam menganalisis karya orientasi kepada semesta, namun bisa juga

kebudayaan-kebudayaan

sastra.

bertolak dari orientasi kepada pengarang dan Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sos karya sastra dilihat

hubungannya dengan

(Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, kenyataan, sejauh mana karya sastra itu teman, dan logi (logos) berarti sabda, perkataan, (Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, kenyataan, sejauh mana karya sastra itu teman, dan logi (logos) berarti sabda, perkataan,

sering kali

didefinisikan sebagai salah satu pendekatan dalam kajian ilmu sastra yang memahami dan menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (sosial) (Damono, 1979:1). Sesuai dengan namanya, sebenarnya sosiologi sastra memahami karya sastra melalui perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi “interdisipliner”. (Wiyatmi, 2013:5)

Baik sosiologi maupun sastra mamiliki kajian yang sama, yaitu masyarakat dengan memahami hubungan-hubungan antaramanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Dalam paradigma studi sastra, sosiologi sastra, terutama soiologi karya sastra, dianggap sebagai perkembangan dari pendekatan mimetik, yang dikemukakan Plato, yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Dalam sosiologi sastra, teori Plato dan Aristoteles dianggap mendasari kajian sosiologi sastra, yang membahas “kenyataan” yang terdapat dalam karya sastra dalam hubungan dengan kenyataan yang terjadi dalam masyarakat dan menganggap sastra sebagi sarana

untuk mencatat dokumen

historis

masyarakat. Dalam kajian sosiologi sastra yang awal, hubungan antara karya sastra dengan kenyataan, seringkali dipahami dalam hubungan yang bersifat langsung, tanpa mengingat hakikat sastra

sebagai estetik yang

di

ciptakan

pengarang, dengan berbagai latar belakang dan motivasi yang semuanya akan ikut berperan dalam membentuk realitas yang tergambar dalam karya

dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial dalam masyarakat. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono (1979), salah seorang ilmuan yang mengembangkan pendekatan tentang sosiologi sastra di Indonesia, bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya sastra pun harus selalu menempatkannya dalam bingkai yang tak terpisahkan dengan berbagai variable tersebut: pengarang sebagai anggota masyarakat, kondisi sosial budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta pembaca yang akan membaca, menikmati, serta memanfaatkan karya sastra tersebut.

Sependapat dengan itu Swingewood, (1972) memandang ada dua corak penyelidikan sosiologi

yang menggunakan kata sastra. Yang pertama, penyelidikan yang bermula dari lingkungan sosial untuk masuk kepada hubungan-hubungan sastra dengan faktor luar sastra yang terbayang dalam karya sastra. Oleh Swingewood, cara seperti ini disebut sosiologi of literature (sosiologi sastra). Sosiologi dasarnya penelitian, objek ilmiahnya adalah masyarakat, studinya tentang institusi sosial dan proses sosial yaitu berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara kerjanya, mengapa semua itu tetap dalam kondisi tertentu di masyarakat. Melalui pemeriksaan yang ketat dari lembaga-lembaga sosial, agama, ekonomi, politik, dan pendidikan, yang bersama- sama membentuk apa yang disebut struktur sosial. Munculnya gambaran itu tidak terlalu jelas, cara

di mana manusia beradaptasi dan dikondisikan oleh masyarakat tertentu; dari

mekanisme ‘sosialisasi’, proses pembelajaran budaya, dimana individu yang dialokasikan dan menerima peran masing-masing dalam struktur sosial. Aspek sosiologi berkaitan dengan konsep stabilitas sosial, kontinuitas dalam masyarakat yang berbeda, cara-cara dimana individu mulai

menerima lembaga-lembaga sosial utama baik sebagai keperluan dan kebenaran (Endraswara, 2013:6). Aspek sosiologi

diatas dikatakan berhubungan dengan konsep stabilitas sosial, kontinuitas yang terbentuk antar masyarakat yang berbeda, cara-cara yang dengannya individu-individu menerima

lembaga-lembaga yang utama sebagai suatu hal yang memang di perlukan dan benar. Akan tetapi, disamping itu, sosiologi

juga

berurusan

dengan proses perubahan-perubahan sosial baik yang terjadi secara

berangsur-angsur maupun secara revolusioner,

dengan akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh perubahan tersebut (Faruk,2012:1).

2.4.1 Konteks Sosial Pengarang

Konteks sosial sastrawan ada hubungannya dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Dalam bidang pokok ini termasuk juga factor- faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya sastranya. Oleh karena itu yang terutama di teliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sastrawan mendapatkan mata pencarian; apakah ia menerima bantuan dari pengayom atau dari masyarakat secara langsung bekerja rangkap.

2. Profesionalisme dalam kepengaraman; sejauh mana sastrawan menganggap pekerjaannya sebagai profesi.

3. Masyarakat yang dituju oleh sastrawan. Dalam hal ini, kaitannya antara sastrawan dan masyarakat sangat penting sebab seringkali didapati bahwa macam masyarakat yang dituju 3. Masyarakat yang dituju oleh sastrawan. Dalam hal ini, kaitannya antara sastrawan dan masyarakat sangat penting sebab seringkali didapati bahwa macam masyarakat yang dituju

Edisi Tiga:2007).

Menurut Max Waber, masyarakat adalah

suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya Sastra sebagai cermin masyarakat yaitu

2.4.2 Sastra Sebagai Cermin Masyarakat

ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang sejauh mana sastra dianggap menjadi cerminan dominan pada warganya. dalam keadaan masyarakatnya. Kata “cermin”di

Soejono Soekanto (1987) berpendapat sini dapat menimbulkan gambaran yang kabur, bahwa, masyarakat pada umumnya memiliki ciri- dan oleh karenanya sering disalah artikan dan ciri antara lain sebagai berikut: disalah gunakan. Dalam hubungan ini, terutama

1) Manusia yang hidup bersama, sekurang- yang harus mendapat perhatian adalah:

kurangnya terdiri atas dua orang.

2) Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu mencerminkan masyarakat pada waktu ia

1. Sastra mungkin

dapat

dikatakan

yang cukup lama. Berkumpulnya manusia ditulis, sebab banyak ciri masyarakat yang

akan menimbulkan manusia baru. Sebagai ditampilkan dalam karya sastra itu sudah tidak

akibat dari hidup bersama, timbul system berlaku lagi pada waktu ia ditulis.

komunikasi dan peraturan yang mengatur

2. Sifat “lain dari yang lain” seorang sastrawan

hubungan antar manusia.

sering mempengaruhi

3) Sadar bahwa mereka merupakan satu penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya.

4) Merupakan suatu system hidup bersama. suatu kelompok tertentu, dan bukan sikap

3. Genre sastra sering merupakan sikap sosial

System kehidupan bersama menimbulkan sosial seluruh masyarakat.

kebudayaan karena mereka dirinya terkait

4. Satra yang berusaha menampilkan keadaan

sama lain.

masyarakat yang secermat-cermatnya (Artikelsiana.com Diakses 08 Oktober 2016). mungkin saja tidak bias dipercaya atau diterima sebagai cermin masyarakat. Demikian

2.5.1 Interaksi Sosial

juga sebaliknya, karya sastra yang sama sekali Interaksi sosial adalah hubungan timbal

tidak dimaksudkan untuk menggambarkan balik antar individu dan invidu, antara individu keadaan masyarakat secara teliti barangkali, dan kelompok dan hubungan timbal balik antara masih dapat dipercaya sebagai bahan untuk kelompok dengan kelompok yang lain. (KBBI mengetahui keadaan masyarakat. Pandangan Pusat Bahasa Edisi ke tiga: 2007). sosial sastrawan harus diperhatikan apabila

Menurut Gillin interaksi sosial adalah

sastra akan dinilai sebagai cermin masyarakat hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang (Damono, 2002:4).

menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok dan kelompok.

Soerjono soekanto (1987) berpendapat Pendekatan sosiologi berusaha menjawab

2.4.3 Fungsi Sosial Sastra

bahwa, interaksi sosial adalah proses sosial pertanyaan- pertanyaan seperti “sampai seberapa tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial”? individu dengan kelompok sosial saling bertemu

ada tiga hal yang harus diperhatikan.

lalu menentukan.

1) Sudut pandang yang memandang bahwa sastra sama derajatnya dengan karya

2.5.2 Sosialisasi

pendeta atau nabi. Dalam pandangan ini,

Sosialisasi

merupakan

suatu proses

tercakup juga pandangan bahwa sastra harus pergaulan seseorang terhadap banyak orang di berfungsi sebagai pembaharu dan perombak.

dalam masyarakat. Proses ini berlangsung pada

2) Sudut pandang lain yang menganggap bahwa setiap orang seumur hidupnya mulai dari lahir

sastra bertugas sebagai penghibur belaka. hingga meninggal. Melalui, proses ini, seseorang Dalam hal ini gagasan-gagasan seni untuk akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, seni misalnya, tidak berdaya dengan usaha dan norma-norma uang akan membekali individu untuk melariskan dagangan agar menjadi tersebut dalam pergaulannya. penjualan terbaik.

3) Sudut pandang kompromi dapat dicapai sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang

dengan meminjam slogan klasik yaitu, sastra indovidu mendapatkan pembentukan sikap untuk harus mengajarkan sesuatu dengan cara berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di menghibur (Damono, 2002:5).

sekitarnya.

Koentjaraningrat

berpendapat bahwa

2.5 Masyarakat

sosialisasi adalah seluruh proses dimana seorang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam

individu sejak kanak-kanak sampai dewasa, arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu budaya berkembang,

berhubungan, mengenal, dan berhubungan, mengenal, dan

sulitnya atau tidak terpenuhinya kebutuhan- Sosialisasi adalah usaha untuk mengubah

kebutuhan biologis, seperti kebutuhan makan, milik perseorangan menjadi milik umum (milik minum,

Menurut Soekanto Negara). (KBBI Pusat Bahasa Edisi Ketiga: 2007).

dan

lain-lain.

(2010:365) ada beberapa masalah sosial yang terjadai di tengah masyarakat, yaitu :

2.5.3 Norma Sosial

1. Kemiskinan

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang

2. Kejahatan menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok 3. Disorganisasi Keluarga masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma 4. Pendidikan akan berkembang seiring dengan kesepakatan- 5. Lingkungan Hidup kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga 6. Birokrasi

disebut dengan

peraturan

sosial.

Norma 7. Agama dan Kepercayaan

menyangkut perilaku-perilaku

yang

pantas

dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.

2.7 Kerangka Pemikiran

Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat Kerangka pemikiran merupakan alur pikir memaksa individu atau suatu kelompok agar atas penelitian yang dilakukan. Berdasarkan pada bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah bab sebelumnya fokus penelitian ini mengenai terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar kritik sosial dalam naskah drama Alangkah hubungan di antara manusia dalam masyarakat Lucunya Negeri Ini. Untuk menemukan jawaban dapat berlangsung tertib sebagaimana yang dari

tersebut dengan diharapkan.

rumusan

masalah

menghubungkan teori-teori pendukung yang Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun

relevan dengan metode penelitian. Penelitian ini yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku lebih terfokus pada penelitian naskah drama. sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Dalam penelitian ini penulis menggunakan norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, analisis data dari Miles dan Huberman yang bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh langkah-langkahnya dimulai dari pengumpulan masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.

dan verifikasi. Hal yang harus dilakukan peneliti Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai yaitu menonton dan menyimak tayang televisi makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk dan

peneliti akan secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma- menggunakan metode dokumentasi, metode norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. simak, dan metode catat untuk menganalisis Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, kritik sosial dalam naskah drama. aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial. Diakses 08 November 2017).

video.

Selanjutnya

2.6 Bentuk-bentuk Kritik Sosial

Masalah sosial merupakan gejala-gejala sosial yang meresahkan masyarakat. Menurut Soekanto (1992:79), setiap perubahan, biasanya senantiasa menimbulkan masalah, baik masalah besar maupun masalah kecil. Suatu masalah sosial akan terjadi apabila kenyataan yang dihadapi oleh warga masyarakat berbeda dengan harapannya.Hal

Abdulsyani (2012:183) yang mengatakan bahwa masalah sosial itu bisa muncul karena nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu waktu

mengalami perubahan sehingga menyebabkan anggota-anggota masyarakat merasa terganggu

III. METODE PENELITIAN

atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya

menggunakan metode melalui kebudayaan itu. Masalah-masalah sosial kualitatif. Oleh karena itu, pada bagian ini

Penelitian

ini

itu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial dipaparkan beberapa hal yang terkait dengan atau dapat juga berupa kebutuhan-kebutuhan penggunaan metode penelitian, yaitu (1) jenis yang bersifat biologis. Masalah kebutuhan sosial penelitian, (2) data dan sumber data, (3) metode biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan dan teknik penelitian (4) teknik pengumpulan pergaulan

dalam

masyarakat;

sedangkan sedangkan

menyimak naskah drama “Alangkah Lucunya NegeriIni”.

Sehingga

peneliti dapat

3.1 Jenis Penelitian

mengumpulkan data penelitian. Penelitian naskah drama “Alangkah Lucunya

b. Taknik Simak

Negeri Ini”termaksud jenis penelitian kualitatif. Mahsun, (2012: 92-93) metode penyediaan Menurut Sugiono (2016:8) metode pelitian data ini diberi nama metode simak karena cara kualitatif adalah metode penelitian naturalistik yang digunakan untuk memperoleh data yang karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang dilakukan dengan menyimak

penggunaan alamiah (natural setting); untuk mengkonstruksi bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya situasi sosial yang menekankan pada makna. berkaitan dengan penggunaan bahasa secara Penelitian ini mengkaji bentuk dan fungsi pada lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara interksi sosial masyarakat mengenai pelanggaran tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang norma-norma kehidupan yang terjadi di dalam berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut masyarakat itu sendiri dengan melaksankan sebagai teknik dasar metode simak karena pada pengumpulan data, analisis data dan penarikan hakikatnya

diwujudkan dengan kesimpulan.

penyimak

penyadapan. Dalam arti, peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan penyadap

3.2 Data dan Sumber Data

penggunaan bahasa seseorang atau beberapa Data utama penelitian ini berupa teks lisan

orang yang menjadi informan. Penyadapan dalam hal ini kritik sosial dalam naskah drama. penggunaan bahasa secara lisan jika peneliti Data berupa teks lisan berupa kritik sosial yang tampil dengan sosoknya sendiri sebagai orang merupakan kritik tentang kehidupan yang yang sedang menyadap pemakaian bahasa dianggap menyimpang. Sumber data berasal dari seseorang (yang sedang berpidato, berkotbah

naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. dan lain-lain) atau beberapa orang yang Sedangkan data sekunder dari rujukan teori-teori menggunakan bahasa atau bercakap-cakap, yang relevan untuk mendukung keabsahan data sedangkan penyadapan penggunan bahasa secara yang ditemukan.

tertulis,

berhadapan dengan penggunaan bahasa bukan dengan orang yang

jika

peneliti

3.3 Metode dan Teknik Penelitian

sedang berbicara atau bercakap-cakap, tetapi Metode

berupa bahasa tulis, misalnya naskah-naskah dokumentasi dilakukan melalui dokumen, dengan kuno, teks narasi, bahasa-bahasa massmedia dan menguduh film Alangkah Lucunya Negeri Ini lain-lain.

kemudian peneliti menyimak dan merekam c. Taknik Catat

bahasa yang digunakan. Teknik penelitian Mahsun, (2012 : 93-94) teknik catat adalah selanjutnya adalah mereduksi bahasa yang teknik

lakukan ketika termasuk bentuk kritik sosial. Dokumen-dokumen menerapkan metode simak dengan teknik yang berupa rekaman audio dan audio-visual lanjutan di atas. Jika melakukan pencatatan, si ditranskripsi sehingga diperoleh dokumentasi penulis dapat melakukan perekaman ketika yang tertulis agar data yang diperoleh relevan.

melakukan metode simak dengan kedua teknik lanjutan di atas. sementara itu, apabila peneliti

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

berhadapan dengan penggunaan bahasa secara Metode pengumpulan data dilakukan melalui

tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dokumen, dengan mengunduh film “Alangkah dapat melakukn teknik catat sebagai gandengan Lucunya Negeri Ini” kemudian peneliti menyimak teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat

dan mencatat cerita dalam film. Teknik penelitian beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya selanjutnya adalah mengklasifikasi kritik sosial dari

secara tertulis. yang terjadi pada naskah drama. Dokumen- (Maryaeni, 2012:27) melalui cara ini, penelitian dokumen yang berupa rekaman audio-visual di diharapkan bisa memperoleh sejumlah fakta dan transkripsi sehingga mendapatkan dokumentasi informasi atas sebuah fokus permasalahan yang yang tertulis agar data yang diperoleh menjadi evidensinya sehingga teknik pengumpulan data relevan.

penggunaan

bahasa

melalui teknik ini berlangsung secara progresif. Teknik

yang Aktivitas demikian tidak menutup kemungkinan dipergunakan dalam penelitian ini dengan peneliti kehilangan jejak sehingga tidak dapat menggunakan teknik sebagai berikut:

pengumpulan

data

sepenuhnya memaknai sekumpulan data dan

a. Teknik Dokumentasi informasi yang terbaur secara akumulatif. Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data melalui

3.5 Instrumen Penelitian

peninggalan tertulis. Metode ini digunakan untuk Instrument penelitian ini adalah film, alat mendapatkan dokumen-dokumen yang berkaitan tulis untuk menulis isi cerita dalam dan mencatat peninggalan tertulis. Metode ini digunakan untuk Instrument penelitian ini adalah film, alat mendapatkan dokumen-dokumen yang berkaitan tulis untuk menulis isi cerita dalam dan mencatat

demikian, peneliti

merupakan instrumen kunci dari penelitian ini.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini telah dimulai

berlangsung, yaitu sejak pengumpulan data. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diambil dari pendapat Milles dan Huberman, (dalam Sugiono, 2015:247). Adapun langkah yang ditempuh dalam penelitian kualitatif (1) tahap pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan.

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal- hal yang penting untuk mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah

peneliti

untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data dalam penelitian ini peneliti

melakukan diskusi sehingga dapat mereduksi

IV. HASIL PENELITIAN DAN

data-data yang memiliki nilai temuan dan

PEMBAHASAAN

pengembangan teori yang efisien.

4.1 Hasil Penelitian

Dalam hasil penelitian yang dilakukan pada

naskah drama Alangkah Lucunya Negeri Ini karya Penyajian

3.6.2 Penyajian Data

ini Deddy Mizwar, ditemukan 5 (Lima) hal penting dilakukan dalam bentuk uraian dan ketegori. yang mengandung kritik sosial. Seperti yang telah Dalam hal ini Miles dan Huberman (1994) dijelaskan pada batasan istilah, kritik sosial menyatakan “the most frequent from of display sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam data for qualitative research data in the past has masyarakat yang bertujuan atau berfungsi

been narrative text”. Yang paling sering sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem digunakan untuk menyjikan data dalam penelitian sosial

bermasyarakat kualitatif adalah dengan teks yang bersifat (Oksinata,2010:33). Dengan demikian, kritik

atau

proses

naratif. Hal demikian akan lebih memudahkan sosial merupakan suatu kritikan, masukan, peneliti dalam proses penyusunan data.

sanggahan, sindiran, tanggapan, atau pun penilaian

terhadap

sesuatu yang dinilai

menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada Kesimpulan awal yang di kemukkan masih

3.6.3 Penarikan Kesimpulan

di dalam kehidupan masyarakat. Dalam penelitian bersifat sementara dan akan berubah bila tidak di ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologi

temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung sastra sebagai kajian penelitian, sebagaimana pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi yang diutarakan oleh Milles dan Huberman, apabila kesimpulan yang di temukan pada tahap (dalam

2015:247). Dalam hasil awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan penelitian ini akan di kemukakan beberapa data

Sugiono,

konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan yang telah diperoleh peneliti, sebagai dari hasil data, maka kesimpulan yang dikemukakan penelitian. Berikut data yang diperoleh peneliti merupakan kesimpulan yang kerdibel (dapat dalam naskah drama Alangkah Lucunya Negeri Ini dipercaya).

karya Deddy Mizwar.

4.2 Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan mencari

namun tak kunjung alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya mendapatkan panggilan kerja. akses terhadap pendidikan dan pekerjaan,

pekerjaan

kemasyarakatan, (Wikipedia).

pemerintah seakan gagal dalam mensejahterakan kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup kehidupan penduduknya karena tidak dapat yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat

menyeimbangkan pertumbuhan penduduk dengan kekurangan pada sejumlah atau segolongan penyediaan lapangan pekerjaan yang baik. orang dibandingkan dengan standar kehidupan (Data 3) “Ada bukaan kios baru di Cipulir yang rendah ini secara langsung nampak

abangnya si Rahmah si Idam tuh bisa pengaruhnya

bantu modal buat si Muluk.” (DM, kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri

mereka yang tergolong sebagai orang miskin. Kutipan di atas mendeskripsikan gambaran Dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan hati dari ayah seorang wanita yaitu si Rahmah suatu masalah ketidakmampuan untuk memenuhi ingin membantu kehidupan Muluk agar dia bisa kebutuhan hidup. Hal tersebut dideskripsikan memiliki penghasilan walaupun hanya menjadi peneliti bahwa kemiskinan terjadi karena jumlah pedagang tetapi bisa menghasilkan uang yang penghasilan tidak sebanding dengan kebutuhan, halal lalu dapat menikah dengan Rahmah rendahnya pendidikan dan pengetahuan terhadap anaknya, seperti halnya orang tua pada sesuatu, kurangnya perhatian dari pemerintah umumnya ingin menikahkan anak wanitanya untuk mengendalikan kemiskinan di negaranya.

dengan lelaki yang tidak hanya berpendidikan (data 1) “Kalo Pipit punya orangtua kaya, punya tetapi jiga memiliki penghasilan tetap, agar hidup banyak duit Pipit sanggup gak di gaji anaknya tidak mengalami kesulitan nantinya, buat ngajar copet itu. Paling tidak tetapi orang tua Muluk tidak ingin anaknya yang sekarang abah gak perlu lagi ngasih seorang sarjana ekonomi hanya menjadi seorang Pipit uang jajan, ia kan ? paling tidak pedagang. Pipit mau melakukan sesuatu yang besar, ia kan ? Abah, sekarang Pipit

4.2 Kejahatan

udah dewasa segala perbuatan Pipit Kejahatan atau kriminalitas tumbuh karena menjadi tanggung jawab Pipit sendiri, adanya berbagai ketimpangan sosial, yaitu kalo Pipit dosa Abah gak ikutan dosa adanya gejala-gejala kemasyarakatan, seperti

Baahh..” (DM, 2010:42). krisis ekonomi, adanya keinginan-keinginan yang Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa Pipit

tidak tersalur, tekanan-tekanan mental, dendam, seorang wanita yang memiliki latar belakang dan sebagainya. Dengan pengertian lain yang agama yang baik dan berpendidikan tinggi namun lebih luas, kejahatan timbul karena adanya belum memiliki penghasilan tetap. Dengan perubahan masyarakat dan kebudayaan yang memilih menjadi guru bagi para pencopet kecil teramat dinamis dan cepat. Kejahatan tidak Pipit menutup mata dari norma-norma agama hanya disebabkan oleh disorganisasi sosial dan yang selama ini diajarkan oleh orang tuanya, ekonomi, tetapi juga disebabkan oleh hubungan menjalani kehidupan sebagai pengangguran antara-antara variasi-variasi keburukan mental membuatnya berpendapat bahwa pekerjaan yang (kejahatan) dengan variasi-variasi organisasi memberinya penghasilan haram itu lebih baik dari sosial (Abdulsyani, 2012:189). pada harus menjadi pengangguran tanpa usaha (Data 4) “Yah nama Ribut, saya pencopet, sama sekali. Pipit adalah seorang wanita muda

pengalaman saya cukup lama adalah 10 berbakat tentunya dengan kesabaran dan usaha

tahun, adalah 6 kali ketangkep, adalah ia pasti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih

2 kali masuk TV, adalah 3 kali nyebur baik.

empang.” (DM, 2010:13) (Data 2) “Yang penting si Muluk punya

Dalam kutipan di atas pengarang ingin penghasilan dulu biar bias ngelamar si mendeskripsikan dibalik gemerlapnya kehidupan Rahmah. Kalo kaga si Rahmah bias saya ibu kota terdapat hidup seorang anak yang susah

kawinin sama anggota DPR, tau ngak!” payah mencari nafkah untuk dirinya sendiri (DM, 2010:3)

dengan profesi yang tercela pula. Seorang anak Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa

melakukan apa yang diajarkan sangat sulit hidup di kota besar dengan menjadi padanya sejak usia dini, semakin baik ajaran seorang pengangguran. Sebagai seorang laki-laki yang ia dapatkan maka akan semakin baik pula yang berpendidikan dengan usia yang matang caranya bersikap. Komet berusia antara 15-17 seharusnya Muluk sudah memiliki pekerjaan yang tahun saat naskah ini ditayangkan. Mengartikan cukup untuk dapat menikahi Rahmah, hidup tak bahwa di umur yang sangat belia saat berusia 7 semulus cerita dongeng. Kehidupan nyata si tahun seorang anak telah dibiasakan dengan Muluk hanyalah seorang pengangguran yang giat lingkungan yang mengharuskannya melakukan

terkadang

hal yang melanggar norma-norma masyarakat hal yang melanggar norma-norma masyarakat

pencopet cilik itu”. (DM, 2010:12) tumbuh

Kutipan di atas menggambarkan kondisi profesional yang mempunyai pengalaman selama menyimpang yang dilakukan oleh kelompok

dan terbentuk

menjadi pencopet

10 tahun. Betapa mirisnya kehidupan seorang tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan. anak di negeri tercinta ini.

Bang Jarot bos besar bagi para pencopet kecil (Data 5) “Kalian sudah melakukan sebagian yang mengasuh dan memberi pengaruh buruk prinsip dari management. Sesuaikan diri bagi mereka. Anak-anak kecil yang dipekerjakan dengan lingkungan kerja agar bisa sebagai pencopet itu seakan diberi tujuan hidup diterima dan tidak dicurigai sama sekali. untuk dapat menghasilkan uang yang banyak Bagus ! Aahh.. Ini ketua copet Mall dengan cara mencopet di lokasi-lokasi tertentu belum mandi yah ?! Glen management yang sudah ditentukan oleh bang Jarot. Muluk itu adalah pengaturan. Pengaturan dengan bekal pendidikan yang mempuni seolah untuk mencapai suatu tujuan tertentu !” ingin bermain di lingkungan yang sepatutnya ia (DM, 2010:13)

sudah menyadari bahwa keadaan di tempat itu Kutipan di atas mendeskripsikan perilaku

tidaklah benar. Dengan bekal ilmu yang ia miliki Muluk yang memanfaatkan kepintaran yang dia Muluk seolah memanfaatkan kepintarannya untuk miliki untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan, dapat mengontrol proses pencopetan yang yaitu memulai kerjasama dengan sekelompok dilakukan anak-anak kecil itu agar ia bisa pencopet

Muluk mendapatkan keuntungan dari hasil kerja para menggunakan ilmu management yang ia miliki penncopet kecil tersebut. dengan melakukan penawaran bagi hasil satu (Data 9) “Oke ! Seperti yang sudah di jelaskan banding

oleh bang Samsul bahwa pandidikan itu penghasilan

penting ! Sekarang tinggal kita ngatur pengangguran. Perilaku Muluk juga didasari oleh

jadwal agar gak bentrok antara nyopet rendahnya lowongan pekerjaan yang disediakan

dan belajar.” (DM, 2010:26) oleh pemerintah dan minimnya akses untuk bisa

Kutipan di atas menggambarkan bahwa mendapatkan penghasilan yang halal di kota-kota jabatan yang dimiliki seorang Muluk dalam besar.

mengatasi dan memberi pengarahan kepada para

(Data 6)

“Gini.. Anak itu kan butuh pencopet ini semata-mata agar anak kecil yang perlindungan, saya yang ngelindungin sedang mereka pekerjakan sebagai pencopet bisa

mereka. Saya juga butuh butuh melakukan proses copet dengan baik lalu bisa perlindungan, mereka itulah yang menghasilkan uang yang banyak bagi mereka. melindungi saya. Yah.. sama-sama cari (Data 10) “Lu kenapa berubah jadi sok suci gitu makan, ngertilah ..”(DM, 2010:22)

Pit ? lu juga Mul ?? lu yang ngajak Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa

gua, lu yang ngomong.. Ehh. Liat.. Lu pengarang ingin menggambarkan seorang kepala

rela gua main gaple lagi hah ? Lu rela preman di kota-kota besar memiliki keamanan