MANAJEMEN RESIKO PROYEK DAN FAKTOR PENGA

MANAJEMEN RESIKO PROYEK DAN FAKTOR PENGARUH INVESTASI
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek Pembangunan

Oleh :
Muhammad Abdul Rhokim

130810101123

Kiki Hariyono

130810101124

Galih Enggarini

130810101136

Zein Arrahman

130810101158

Lina Ariani


130810101183

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2016

TUGAS I



Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi di Indonesia !

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi di Indonesia
Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset
yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi
juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan.
Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang

terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Terdapat beberapa faktor faktor yang
mempengaruhi investasi di Indonesia yaitu :
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian
besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka
akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka
ia akan melakukan investasi
2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per
kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang
dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin
menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.

3. Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi,
komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi
contohnya antara lain :

jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi

contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana
pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi
karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan
memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan
aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang
panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para
pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting.
Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern.
Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang
pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan
investasinya untuk jangka panjang.
8. Pengaruh Nilai tukar

Secara

teoritis

dampak

perubahan

tingkat

/

nilai

tukar

dengan

investasi


bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang
berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan
berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka
pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya
pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena
penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan
kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan

domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan
pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan
perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang
domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan
dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barangbarang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non
traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan
mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
9. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat
inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka
panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta

menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene
dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran
ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

TUGAS II
1. Definisi MRP ( Manajemen Resiko Proyek )
2. Manfaat MRP ( Manajemen Resiko Proyek )
3. Macam – Macam MRP ( Manajemen Resiko Proyek )

Jawaban :
1. Definisi Manajemen Resiko Proyek
Manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi
masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani resiko.
Manajemen resiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha
mengurangi resiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami didalam
suatu situasi (Fisk, 1997). Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau
keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi (Duffield & Trigunarsyah, 1999). Secara
umum risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang

diharapkan (Soeharto, 1995). Jadi risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi
secara alami atau kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan
ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Secara
umum risiko dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang tergantung dari
dari kebutuhan dalam penanganannya (Rahayu, 2001) :
1) Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk) Dimana risiko
murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu
luaran (outcome) yaitu kerugian. Contoh risiko murni kecelakaan kerja di proyek.
Karena itu risiko murni dikenal dengan nama risiko statis. Risiko spekulatif
mengandung dua keluaran yaitu kerugian (loss) dan keuntungan (gain). Risiko
spekulatif dikenal sebagai risiko dinamis. Contoh risiko spekulatif pada perusahaan
asuransi jika risiko yang dijamin terjadi maka pihak asuransi akan mengalami
kerugian karena harus menanggung uang pertanggungan sebesar nilai kerugian yang
terjadi tetapi bila risiko yang dijamin tidak terjadi maka perusahaan akan meperoleh
keuntungan.

2) Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang
menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah
risiko yang menimpa manusia seperti risiko hari tua, kematian dsb.
3) Risiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk) Risiko

fundamental adalah risiko yang kemungkinannya dapat timbul pada hampir sebagian
besar anggota masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang atau beberapa
orang sebagai penyebabnya, contoh risiko fundamental: bencana alam, peperangan.
Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa - peristiwa yang mandiri
dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau
umumnya dapat diasuransikan. Contoh risiko khusus: jatuhnya kapal terbang,
kandasnya kapal dsb.
Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis
dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir
menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya
diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan resiko disebut
risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk
exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan risk exposure suatu pekerjaan
lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Resiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis resiko yang selama ini sudah dikenal
orang, yakni:
1. Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan operasional organisasi,

antra lain misalnya resiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi
dan sumber daya manusia.
2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi
seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk
resiko pemberian kredit, likuiditas dan kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan
karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll

4. Resiko stratejik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan,
politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan
organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Manajemen Resiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen resiko yang utama adalah mencegah atau
meminimalisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran resiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan resiko
tersebut. Dalam manajemen proyek resiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu resiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena
itu resiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen resiko proyek dipahami

sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon resiko selama
umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. Manajemen resiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi
biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen resiko proyek yakni:
1. Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi resiko.
2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola
resiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah cukup kecil dibanding nilai
proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari
suatu resiko relatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/
berkurangnya resiko tersebut.
Ketidakpastian Resiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa
dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan
dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula.


Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung
karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
2. Pengambilan keputusan di bawah resiko. Artinya bahwa bahwa keputusan diambil
dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak
sehingga nilai harapan dapat diketahui.
3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan
kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh
sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tentang kemungkinankeumngkinan.
Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola
resiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan
kegiatan manajemen resiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup
proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat
mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen resiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada beberapa hal yang diperlukan yakni:
1. Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara
formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada
manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan
aktivitas proyek.
2. Kebijakan manajemen resiko,
3. Susunan peran dan tanggung jawab
4. Toleransi stakeholder terhadap resiko
5. Tamplate untuk rencana manajemen resiko organisasi
6. Work Breakdown Structure (WBS)

Output dari perencanaan manajemen resiko adalah Risk Management Plan yang berisi:


Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin
digunakan dalam manajemen resiko proyek tertentu



Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta
pendukung berikut keanggotaan tim manajemen resiko untuk setiap tindakan



Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen resiko proyek



Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen resiko di sepanjang
siklus proyek



Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai
tipe dan waktu analisis resiko kualitatif maupun kuantitatif.

2. Identifikasi Resiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai dengan memahami apa
sebenarnya yang disebut sebagai resiko. Berikutnya adalah pendefinisian resiko yang
mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik
dari tiap-tiap resiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko dan analisis masalah
Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan melihat darimana resiko berasal. Ada tiga
sumber resiko yang sudah banyak dikenal yakni Resiko internal yakni resiko yang bersumber
dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material,
keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah
analisis resiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi resiko setidaknya ada empat metode yang digunakan,
yakni :


Identifikasi resiko berdasarkan tujuan Yaitu resiko diidentifikasi berdasarkan sejauh
mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau
secara keseluruhan pekerjaan proyek.



Identifikasi Resiko berdasarkan Skenario. Yakni resiko diidentifikasi berdasarkan
skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.



Identifikasi resiko berdasarkan Taksonomi. Yakni resiko dibreakdown berdasarkan
sumber resiko dengan menggunakan pengetahuan praktek yang ada melalui daftar
pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan resiko yang ada.



Common risk check. Yakni resiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan
pemilihan mana resiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.

3. Analisis Resiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan
kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko
berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi
risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara
merespon risiko tersebut seandainya terjadi.
4. Analisis Resiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko
kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan
dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara
matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian
dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil
langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif
ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan
tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko
kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik
belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.
5. Penanganan Resiko
Penangan resiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi
tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya
meminimalisasi resiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada
turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis resiko. Meskipun dalam penanganan
resiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi resiko sekaligus mengalihkan resiko, namun secara umum,

teknik yang digunakan untuk menangani resiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
yaitu:


Menghindari resiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan
memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki resiko.



Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi resiko yakni dengan melakukan tindakan untuk
mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan
memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek.



Menerima resiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung resiko dengan
tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika
resiko terjadi.



Tranfer Resiko yakni dengan mengalihkan resiko ke pihak lain misalnya dengan
membeli asuransi.

6. Perencanaan Manajemen Resiko.
Analisis kualitatif salam manajemen resiko adalah proses menilai dampak dan
kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun resiko
berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi
resiko sehingga membentuk gambaran resiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara
merespon resiko tersebut seandainya terjadi.
Analisis resiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi resiko
kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan
dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara
matematis perhitungan resiko dilakukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian
dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil
langkah strategis dalam mengatasi resiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif
ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan
tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis resiko
kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik
belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.

2. Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et
al., 1996) Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang
rumit.
- Memudahkan estimasi biaya.
- Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara
yang benar.
- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian
dalam keadaan yang nyata.
- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
- Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
- Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
- Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung
menolong meningkatkan public image.

.

3. MACAM-MACAM RESIKO
Resiko dapat dibedakan dengan berbagai cara (Djojosoedarso, 2003) antara lain :
1. Resiko yang tidak disengaja (resiko muni) yaitu resiko yang apabila terjadi
menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa sengaja misalnya resiko terjadinya kebakaran,
bencana alam, pencurian, penggelapan dan pengacauan.
2. Resiko yang disengaja (Resiko spekulatif) yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh
yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya,
misalnya resiko utang piutang, perjudian dan perdagangan berjangka.
3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita tidak hanya seseorang tetapi banyak orang misalnya
banjir dan angin topan.
4. Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan
umumnya mudah diketahui penyebabanya seperti kapal kandas, pesawat jatuh dan
tabrakan mobil.
5. Resiko Dinamis adalah resiko yang timbul akibat perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi kebalikannya disebut
resiko statis seperti kematian dan hari tua.
Dari sisi sumber/penyebab resiko dapat dibedakan kedalam 2 bagian :
1. Resiko intern yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti
kesalahan kerja, korupsi dan kesalahan manajemen.
2. Resiko Ekstern resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti resiko pencurian,
penipuan, persaingan, fluktuasi harga dan perubahan kebijakan pemerintah.
Dapat tidaknya resiko yang dialihkan ke pihak lain :
1. Resiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan mempertanggungkan suatu objek
yang terkena resiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi
asuransi sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke pihak perusahaan
asuransi.

2. Resiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat diasuransikan), umumnya
meliputi semua jenis resiko spekulatif.
PENANGANAN RESIKO
Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen resiko adalah sebagai berikut:
1. Kerugian : Kerugian adalah perbedaan yang terjadi antara pendapatan dan beban yang
terjadi. Dimana beban yang terjadi melebihi pendapatan yang diterima. Sehingga beban
sangat terkait dengan pendapatan. Tidak ada yang ingin merugi adalah hal utama dan
pasti berusaha diminimalisir namun tidak dibenarkan juga meraup untung sebesarbesarnya dalam pembuatan suatu proyek. Ketika kita mulai membuat suatu proyek,
kerugianlah yang pertama kali dipikirkan itu sebabnya kerugian menjadi hal penting
yang harus diperhatikan. Kerugian terbagi menjadi dua yaitu:
 Kerugian Finansial Kerugian finansial adalah kerugian yang berasal berpengaruh
terhadap nominal. Kerugian ini mungkin kerugian yang paling nyata dan harus
dibayarkan dengan materi.
 Kerugian Waktu Penyelesaiannya Ketika kita memulai sebuah proyek kita tak
pernah tahu pastinya berapa lama proyek ini akan selesai dibuat. Jika kita tidak
mempertimbangkan waktu pengerjaan ini akan menjadi suatu kerugian yang tidak
dibayar dengan materi tetapi merugikan segala aspek termasuk keuangan.
2. Faktor Penyebab Resiko : Dua faktor penyebab resiko adalah bencana dan bahaya.
Banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh bencana
yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian. Kita tak pernah tahu kapan
terjadinya bencana dan ketika bencana itu terjadi kita tak bisa mencegahnya dan itu
diluar perhitungan kita dan itulah penyebab kerugian.
3. Sumber Penyebab Resiko Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis :
 Resiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-orang
menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya : pencurian, huru-hara,
peperangan.

 Resiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku manusia.
Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian maupun kerusakan harta.
 Resiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.
Jenis Resiko Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :
1. Resiko nonsistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi melalui suatu
diversifikasi atau tindakan pencegahan dan penanggulangan resiko.
2. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi melalui
diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian yang dapat secara
sistematis akan mempengaruhi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004)
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :
1. Resiko spekulatif, yakni resiko yang mengandung dua kemungkinan, baik yang
menguntungkan mupun merugikan. Contohnya : perjudian, pembelian saham atau
valuta asing.
2. Resiko murni, yakni resiko yang hanya mengandung satu kemungkinan yakni
kemungkinan rugi saja. Contoh : banjir, gempa, gunung meletus dan lain-lain.