Pengaruh Karakteristik Individu dan Dukungan Sosial Komunitas terhadap Perilaku Pencegahan HIV-AIDS pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Kota Medan Tahun 2016 Chapter III IV

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat analitik menggunakan

metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang bersifat cross
sectional.Penelitian cross sectional dimaksudkan bahwa pengambilan dan analisis
data antara variabel dependen yakni perilaku pencegahan HIV-AIDS dengan
variabel independen yakni karakeristik individu LSL dan dukungan sosial
komunitas (emosional, instrumental, informasional, penilaian dan integrasi sosial)
dilakukan pada waktu yang bersamaan.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Alasan
memilih kota Medan ialah bahwa kota Medan memiliki jumlah LSL (Lelaki Seks
Lelaki) yang cukup banyak, dimana dari data terdapat 1.680 LSL di kota Medan.

Selain itu juga beberapa komunitas LSL terdapat di kota Medan yang sering
melaksanakan pertemuan di beberapa tempat umum di kota Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu Februari – Agustus 2016.

Universitas Sumatera Utara

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah LSL (Lelaki Seks Lelaki) yang telah
tergabung dalam suatu komunitas LSL di kota Medan. Yang dimaksud anggota
komunitas sebagai populasi dan responden dalam penelian ini adalah individu
LSL yang telah mengakui diri (coming out) sebagai LSL dan telah bergabung
bersama LSL lain di komunitasnya. Berdasarkan data yang didapatkan dari survey
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis jumlah LSL yang terdata sebagai
anggota LSL aktif di komunitas LSL di kota Medan sampai dengan bulan
Desember 2015 ialah sebanyak 420 orang. Sehingga populasi dalam penelitian ini

ialah sebanyak 420 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah LSL yang menjadi anggota komunitas
LSL di kota Medan dengan kriteria bersedia diwawancarai langsung oleh penulis
untuk mengisi kuisioner yang telah disusun oleh penulis dalam penelitian. Jumlah
responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut (Lemeshow 1997) :
n =Z² . P (1-P) N
d² (N-1) + Z²

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi (420 LSL yang menjadi anggota komunitas LSL di kota
Medan)
Z : Standar deviasi normal (1,96 dengan Cl 95%)
P : Target populasi (0,5)
d : Derajat ketepatan yang digunakan (=10%)
Perhitungan Besar Sampel :

n=

Z² . P (1-P) N
d² (N-1) + Z² .

n=

(1,96)² . 0,5 (1-0,5) 420
0,1² (420-1) + 1,96² .

n=

403,368
8,0316

n = 50, 26 ≈ 50
Jumlah besar sampel dalam penelitian ialah sebanyak 50 orang LSL.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metodeAccidental Sampling. Pengambilan sampel secara aksidental merupakan
cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan

kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti dan dilakukan dengan mengambil
responden sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yang ada atau
tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan

Universitas Sumatera Utara

kebersediaan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan, apabila
bersedia maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai sampel atau responden
dalam penelitian (Sugiyono, 2008). Kriteria responden dalam penelitian ini ialah
responden merupakan seorang LSL yang aktif bergabung dan melakukan kegiatan
atau aktivitas di komunitas LSL yang ada di kota Medan serta responden bersedia
untuk diwawancarai langsung oleh penulis untuk mengisi kuisioner yang telah
disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang diteliti.
3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer
Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan
adalah pengisian kuesioner dengan menanyakan jawaban responden secara

langsung terhadap pertanyaan pada kuisioner melalui wawancara. Penulis
menanyakan kesediaan responden untuk mampu menjawab pertanyaan di
kuisioner dengan sebena-benarnya, apabila responden bersedia maka proses
pengumpulan data dapat dilakukan.
3.4.2 Data Sekunder
Pengumpulan sumber data sekunder berasal dari studi kepustakaan dan
studi literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti
dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.
3.5

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah

karakteristik individu LSL (Lelaki Seks Lelaki) yang meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, lama menjadi LSL, status/peran seksual LSL jumlah

Universitas Sumatera Utara

pasangan seksual yang dimiliki, intensitas hubungan seksual dengan pasangan
seksual dan lama menjadi anggota di komunitas, serta dukungan sosial komunitas

yang meliputi dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional.
Defenisi operasional mengenai masing-masing variabel penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Defenisi

Skala

Hasil

Umur

Jumlah tahun yang
dihitung mulai lahir sampai
ulang tahun terakhir

responden

Ordinal

Dalam satuan
(Tahun dan
Persentase)

Suku Bangsa

Karakteristik suku bangsa
responden

Nominal

Pendidikan

Jenis pendidikan formal
yang terakhir diselesaikan
oleh responden.


Ordinal

Jenis pekerjaan yang
sedang dijalankan oleh
responden
Jumlah pendapatan yang
dimiliki atau didapatkan
responden dalam setiap
bulan

Dalam satuan
(Jenis suku
bangsa)
Dalam satuan
(Jenjang
Pendidikan dan
Persentase)

Nominal


Dalam satuan
(Jenis Pekerjaan)

Ordinal

Dalam satuan
(Rupiah dan
Persentase)

Status Perkawinan

Status perkawinan dari
responden

Ordinal

Dalam satuan
(Belum menikah,
menikah, dan

bercerai)

Lama Menjadi LSL

Waktu responden mulai
menyadari dirinya sebagai
seorang LSL sampai saat
ini

Ordinal

Dalam satuan
(Bulan/Tahun
dan Persentase)

Status/Peran Seksual
LSL

Status atau Peran Seksual
dalam Perilaku hubungan

seksual LSL

Ordinal

(Jenis
status/peran
seksual LSL), ‖
Top, Bottom,
Versirtile

Pekerjaan

Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Pasangan
Seksual yang Dimiliki

Jumlah pasangan seksual
yang dimiliki oleh
responden dari mulai
responden menyadari
dirinya sebagai seorang
LSL sampai saat ini

Intensitas Hubungan
Seksual dengan
Pasangan Seksual

Intensitas hubungan
seksual responden dengan
pasangan seksualnya saat
ini

Lama Menjadi
Anggota di Komunitas
LSL

Dukungan Emosional
(Emotional/Esteem
Support)

Dukungan
Instrumental
(Instrumental Support)

Dukungan
Informasional
(Informational
Support)

Ordinal

Ordinal

Rentang waktu responden
pertama kali bergabung
Ordinal
bersama komunitas LSL
hingga saat ini
Bantuan/dukungan yang
diberikan oleh anggota
komunitas dalam hal
memberikan perhatian
serta menciptakan kondisi
bagi LSL sebagai anggota
Nominal
komunitas dimana LSL
dapat merasa nyaman
dalam upaya peningkatan
perilaku pencegahan HIVAIDS
Bantuan/dukungan yang
diberikan oleh komunitas
dalam memberikan atau
menyediakan sarana atau
benda konkrit kepada LSL Nominal
sebagai anggota komunitas
yang berkaitan dengan
perilaku pencegahan HIVAIDS
Bantuan/dukungan yang
diberikan oleh komunitas
dalam menjelaskan tentang
pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat untuk Nominal
digunakan mengungkapkan
dan menyelesaikan suatu
masalah yang berhubungan
dengan HIV-AIDS.

Dalam satuan
(Orang dan
Persentase)
Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Dalam satuan
(Bulan/Tahun
dan Persentase)

Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Universitas Sumatera Utara

Bantuan /dukungan yang
diberikan oleh komunitas
dalam hal memberikan
penghargaan, apresiasi,
Dukungan
atau balasan atas apa yang
Nominal
Penilaian/Penghargaan
dilakukan oleh LSL
(Aprasial Support)
sebagai anggota komunitas
yang berhubungan dengan
perilaku pencegahan HIVAIDS
Bantuan /dukungan yang
diberikan oleh komunitas
dalam hal kesediaan waktu
untuk menghabiskan waktu
Dukungan
atau bersama dengan
Persahabatan/Integrasi individu, dengan demikian
Sosial (Companionship akan memberikan rasa
Nominal
keanggotaan dari suatu
Support)
kelompok yang saling
berbagi minat dan
melakukan aktivitas sosial
bersama dalam hal
pencegahan HIV-AIDS.

Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Dalam satuan
(Angka dan
Persentase)

Adapun variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
perilaku pencegahan HIV-AIDS pada LSL yang menjadi anggota komunitas LSL
di kota Medan.
3.6

Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Dependen
Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban
responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan pada kuisioner yang
disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Pengukuran variabel dependen
yaitu perilaku pencegahan HIV-AIDS pada LSL (Lelaki Seks Lelaki) di kota
Medan didasarkan pada skala

Universitas Sumatera Utara

Guttman dari 8 (delapan) pertanyaan dengan alternatif jawaban “YA” (bobot nilai
1) dan “TIDAK” (bobot nilai 0). Semakin tinggi skor maka semakin baik perilaku
LSL tentang pencegahan HIV/AIDSNilai keseluruhan dari skor yaitu 8x1=8.
Nilai (skor) jawaban responden dikategorikan berdasarkan rumus statistika
menurut (Sudjana, 2005) :
p =Rentang
Banyak Kelas
Dimana p merupakan rentang nilai tertinggi diambil nilai terendah (8 – 0 = 8)
dan dibagi banyak kelas (baik dan kurang baik), maka diketahui nilai p adalah 4
dan dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ pyaitu ≥ 4
2. Kurang Baik, jika responden memperoleh skor 0,05) sehingga
berdasarkan hasil uji diketahui bahwa tidak ada pengaruh karakteristik umur
responden terhadap perilaku pencegahan HIV-AIDS, semakin tua umur responden
tidak memengaruhi perilaku responden terhadap perilaku pencegahan HIV-AIDS.
Masing-masing kategori umur responden memiliki kategori perilaku pencegahan
HIV-AIDS yang relatif sama.

Universitas Sumatera Utara

4.5.2 Pengaruh Karakteristik Suku Bangsa terhadap Perilaku Pencegahan
HIV-AIDS
Pengaruh karakteristik suku bangsa terhadap perilaku pencegahan HIVAIDS pada LSL dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15

Pengaruh Karakteristik Suku Bangsa terhadap Perilaku
Pencegahan HIV-AIDS

Karakteristik
Suku Bangsa
Responden

Perilaku Pencegahan HIVAIDS
Baik

Kurang Baik
n
%

n

%

Batak

2

4

14

Jawa

2

4

Melayu

0

Minang

Jumlah

N

%

28

16

32

14

28

16

32

0

9

18

27

54

2

4

2

4

4

8

Tionghoa

0

0

5

10

5

10

Total

6

12

44

88

50

100

Nilai p

0,069

Berdasarkan tabel 4.25 diatas diketahui bahwa dari 16 orang responden
(32%) bersuku Batak, Melayu, dan Minang, hanya terdapat masing-masing 2
orang responden (4%) yang memiliki perilaku pencegahan HIV-AIDS dalam
kategori yang baik, dan tidak ada satu pun responden (0%) yang bersuku Melayu
dan Tionghoa yang memiliki perilaku pencegahan HIV-AIDS dalam kategori
yang baik. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai p=0,069(p>0,05) sehingga
berdasarkan hasil uji diketahui bahwa tidak ada pengaruh karakteristik suku
bangsa responden terhadap perilaku pencegahan HIV-AIDS. Masing-masing suku
bangsa memiliki kategori perilaku pencegahan HIV-AIDS yang relatif sama.

Universitas Sumatera Utara

4.5.3 Pengaruh Karakteristik Pendidikan terhadap Perilaku Pencegahan
HIV-AIDS
Pengaruh karakteristik pendidikan terhadap perilaku pencegahan HIVAIDS pada LSL dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut :
Tabel 4.16
Pengaruh
Pencegahan HIV-AIDS

Karakteristik
Pendidikan
Responden

Karakteristik

Pendidikan

Perilaku Pencegahan HIVAIDS
Baik

Kurang Baik
n
%

n

%

SMA/Sederajat

11

22

2

Perguruan Tinggi

33

66

Total

44

88

terhadap

Jumlah

N

%

4

13

26

4

8

37

74

6

12

50

100

Perilaku

Nilai p

0,002

Berdasarkan tabel 4.26 diatas diketahui bahwa dari 13 orang responden
(26%) dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat, sudah ada 11 orang responden
(22%) sudah memiliki perilaku pencegahan HIV-AIDS dalam kategori yang baik,
dan dari 37 orang responden (74%) dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi,
sudah ada 33 orang responden (66%) yang sudah memiliki perilaku pencegahan
HIV-AIDS dalam kategori yang baik. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai
p=0,002(p0,05) sehingga berdasarkan hasil uji diketahui
bahwa tidak ada pengaruh. Masing-masing jenis pekerjaan responden memiliki
kategori perilaku pencegahan HIV-AIDS yang relatif sama.

Universitas Sumatera Utara

4.5.5 Pengaruh Karakteristik Tingkat Pendapatan terhadap Peril