Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB) Chapter III V

BAB III
PELAKSANAAN EKSEKUSI BARANG BUKTI YANG BERKAITAN DENGAN
PIHAK KETIGA DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI PENGADILAN
NEGERI STABAT SERTA HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM
PELAKSANAAN EKSEKUSI TERSEBUT

A. Pelaksanaan Eksekusi Barang Bukti di Pegadilan Negeri Stabat.
1.

Pertimbangan Hakim di Pengadilan Negeri Stabat
Pertimbangan Hakim di Pengadilan Negeri Stabat, yaitu pada putusan No.
21/Pid.Sus/2014/PN.Stb. Terdakwa bernama Kosim Nasution, kronologis singkat yaitu
Terdakwa Kosim Nasution bersama dengan saksi Rahmad Edi als Ucak dan saksi Adin
(dilakukan penuntutan secara terpisah) serta Bakar (DPO) pada hari Selasa tanggal 12
Nopember 2013 sekira pukul 02.20 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2013 bertempat di Jln. Besitang depan Pos Lantas Bukit I Kel. Tangkahan Durian
Kec. Brandan Barat Kab. Langkat atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Stabat, “Permufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam

bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram”, perbuatan mana dilakukan terdakwa
dengan cara sebagai berikut:

1) Pada hari Jumat tanggal 08 Nopember 2013 sekira pukul 17.00 Wib saksi Rahmad Edi als
Ucak menghubungi saksi Adin lewat HP saksi Rahman Edi lalu saksi mengatakan kepada
saksi Adin ada mobil bisa rental tidak mau ke Medan kau yang hawa kita berdua pergi nanti
saksi Rahman kasih ongkosnya perhari Rp. 500.000,- (lima puluh ribu rupiah) karena saksi
Rahman Edi sudah tahu biasanya rental mobil Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) perhari

Universitas Sumatera Utara

artinya saksi Rahman Edi membayar gaji untuk saksi Adin Syahri perharinya Rp. 200.000,(dua ratus ribu rupiah) dan oleh saksi Adin Syahri mengatakan nanti saksi Rahman Edi
carikan dulu mobilnya kalau ada saksi Rahman Edi kabari dan tidak berapa lama datang
telpon dari saksi Adin mengatakan ada mobilnya dan kemudian karena dapat mobilnya
sudah malam sekira pukul 23.00 Wib saksi Rahman Edi dengan saksi Adin tidak jadi
berangkat ke Binjai menunggu besoknya saksi Rahman Edi dan saksi Adin Syahri berangkat
ke Binjai dan setelah sampai didaerah Binjai saksi Rahman Edi menghubungi ke HP
terdakwa untuk menjemput saksi Rahman Edi dan saksi Adin Syahri.
2) Pada hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib saksi Rahman Edi dan
saksi Adin Syahri bertemu dengan lalu saksi Rahman Edi turun dari mobil Toyota Avanza

BK 1054 ZW sedangkan supir saksi Adin Syahri didalam mobil saja kemudian saksi
Rahman Edi bicara dengan terdakwa untuk masalah jual beli ganja sambil saksi Rahman Edi
tunjuk contoh ganjanya kemudian diambil terdakwa, lalu terdakwa, saksi Adin Syahri dan
saksi Rahman Edi memakainya dan selanjutnya saksi Rahman Edi mengatakan dengan
terdakwa perkilonya Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) lalu terdakwa bilang ya bisa
dijualkan dan saksi Rahman Edi bilang kalau laku dijual saksi Rahman Edi berikan bagian
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kemudian terdakwa mengatakan ya akan menjualkan
ganja jika saksi Rahman Edi membawanya ada sekitar 1 (satu) jam terdakwa, saksi Adin
Syahri dan saksi Rahman Edi membicarakan masalah jual beli ganja tersebut, lalu saksi
Rahmana Edi permisi pulang dengan terdakwa dan selanjutnya saksi Rahman Edi bersama
saksi Adin Syahri (supir) pulang ke Aceh.
3) Pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013 sekira pukul 12.00 Wib terdakwa ditangkap
oleh saksi Samsul Siregar dan saksi MR. Siregar (masing-masing anggota Polres Langkat) di

Universitas Sumatera Utara

dekat BSM Binjai, yang sebelumnya saksi Rahman dan saksi Adin (dilakukan penuntutan
secara terpisah) mengajak ketemu di dekat BSM Binjai, lalu terdakwa beserta barang bukti
berupa 40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika jenis ganja, 1 (satu) unit mobil
Toyota Avanza BK 1054 ZW, 1(satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu)

gulungan kawat sudah berputusan, 1 (satu) buah HP merek Nokia dan 1 (satu) buah HP
merek Nokia tipe 1208 dibawa ke Polres Langkat guna pemeriksaan lebih lanjut.
4) Berdasarkan Berita Acara Penaksiran/ Penimbangan Nomor : 90/IL.1.0106/XI/2013 tanggal
13 Nopember 2013 beserta lampirannya yang ditanda tangani oleh Ervina A. Nababan,
NIK.P. 84425 selaku yang menimbang/ Penaksir sekaligus Pengelola UPC Stabat diketahui
berat bersih narkotika jenis ganja dari 40 (empat puluh) bal, tersebut adalah 59.000 (lima
puluh sembilan ribu) gram. Dan hasil kesimpulan pemeriksaan Laboratoris terhadap 1 (satu)
plastik berisi ranting, daun kering dengan berat brutto 243 (dua ratus empat puluh tiga) gram
ganja milik terdakwa Rahman Edi dan Adin (benar ganja) dan terdaftar dalam Golongan I
(satu) nomor urut 8 (delapan) Lampiran I (satu) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, seperti yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Barang
Bukti Narkotika No. LAB : 7762/NNF/2013 tanggal 20 Nopember 2013 yang dibuat dan
ditanda tangani oleh Zulni Erma, AKBP, NRP 60051008 dan Debora M. Hutagaol,S.Si,Apt,
KOMPOL, NRP. 74110890 masing-masing selaku Pemeriksa dan diketahui oleh An. Kepala
Laboratorium Forensik cab. Medan Dra. Melta Tarigan, M.Si., AKBP, NRP 63100830;
5) Terdakwa dalam melakukan perbuatan, tersebut tidak mempunyai izin yang sah dari pihak
yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan terdakwa
juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun karena
jabatannya.


Universitas Sumatera Utara

Adapun dalam pertimbangan hakim di Pengadilan Negeri Stabat terkait barang
bukti tindak pidana narkotika, Sunoto mengatakan bahwa dalam pemeriksaan perkara
barang bukti tindak pidana narkotika terkait Pasal 101 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika adalah dapat menjadi dilematis apabila Pasal 101 tersebut
diterapkan secara kaku. Maka akan merugikan pihak ketiga sehingga pihak ketiga
tentunya akan melakukan perlawanan secara perdata.63
Sunoto mengatakan bahwa Hakim tetap mengacu pada ayat (1) Pasal 101
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan bila pihak ketiga merasa
keberatan maka pihak ketiga tersebut dipersilahkan melakukan perlawanan secara perdata
sesuai dengan ayat (2) Pasal 101 Undang-Undang Nomo4 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
Uraian diatas menunjukkan bahwasanya Hakim terlalu kaku dalam melihat Pasal
101, tanpa berusaha membuktikan kepemilikan pihak ketiga terhadap barang bukti
tersebut, sehingga hal ini merugikan pihak ketiga, walauipun pihak ketiga masih
diberikan kesempatan untuk melakukan perlawanan secara perdata.
Bila perkara tersebut dianalisis dengan teori sistem hukum (legal system), yaitu
pada Struktur hukum (legal struktur) merupakan kerangka berfikir yang memberikan
defenisi dan bentuk bagi bekerjanya sistem yang ada dengan batasan yang telah

ditentukan, jadi struktur hukum dapat dikatakan sebagai institusi yang menjalankan
penegakan hukum dengan segala proses yang ada didalamnya. Maka dapat dianalisis
bahwa secara struktur hukum yakni Hakim masih terlalu kaku dan hanya menjadi corong
undang-undang semata.
63

Wawancara dengan Sunoto, selaku Hakim di Pengadilan Negeri Stabat, pada tanggal 20 Mei 2015.

Universitas Sumatera Utara

2.

Proses Penjatuhan Putusan Oleh Hakim.
Putusan hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu pekara yang sedang
diperiksa dan diadili oleh hakim tersebut. Oleh karena itu, tentu saja hakim dalam
membuat putusan harus memperhatikan segala aspek di dalamnya, mulai dari perlunya
kehati-hatian, dihindari sedikit mungkin ketidakcermatan, baik yang bersifat formal
maupun materil sampai dengan adanya kecakapan teknik membuatnya. Jika hal-hal
negatif tersebut dapat dihindari, tentu saja diharapkan dalam diri hakim hendaknya lahir,
tumbuh, dan berkembang adanya sikap atau sifat kepuasan moral jika kemudian putusan

yang dibuatnya itu dapat menjadi tolok ukur untuk perkara yang sama, atau dapat
menjadi bahan refrensi bagi kalangan teoretis maupun praktisi hukum serta kepuasan
nurani tersendiri jika putusannya dikuatkan dan tidak dibatalkan pengadilan yang lebih
tinggi.64
Apabila seorang hakim akan menjatuhkan suatu putusan, maka ia akan selalu
berusaha agar putusannya nanti seberapa mungkin dapat diterima masyarakat, setidaktidaknya berusaha agar lingkungan orang yang akan dapat menerima putusannya seluas
mungkin. Hakim akan merasa lebih lega manakala putusannya dapat memberikan alasanalasan atau pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.65
Proses penjatuhan putusan yang dilakukan hakim merupakan suatu proses yang
kompleks dan sulit, sehingga memerlukan pelatihan pengalaman, dan kebijaksanaan. Di
dalam proses penjatuhan putusan tersebut, seorang hakim harus meyakini apakah seorang
64

Lilik Mulyadi, sebagaimana terdapat dalam Makalah H. Muchsin, Peranan Putusan Hakim pada
Kekerasan dalam Rumah Tangga, Majalah Hukum Varia Peradilan Edisi No. 260 Bulan Juli 2006, Ikahi, Jakarta,
2007, hal. 25.
65
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif, Sinar Grafika, Jakarta,
2010, hal. 94.


Universitas Sumatera Utara

terdakwa melakukan tindak pidana ataukah tidak, atau dalam perkara perdata, apakah ada
sengketa hukum yang terjadi di antara pihak penggugat dan tergugat, dengan tetap
berpedoman dengan pembuktian untuk menentukan kesalahan dari perbuatan yang
dilakukan oleh seorang pelaku pidana, atau untuk menentukan adanya pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak yang berpekara, yaitu apakah pihak
penggugat atau tergugatkah yang melakukannya.66
Setelah menerima dan memeriksa suatu perkara, selanjutnya hakim akan
menjatuhkan keputusan, yang dinamakan dengan putusan hakim, yang merupakan
pernyataan hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu, yang
diucapkan dalam sidang pengadilan yang terbuka untuk umum, yang bertujuan untuk
mengkahiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak, dalam
perkara, perdata.67 Adapun putusan hakim dalam perkara pidana, dapat berupa putusan
penjatuhan pidana, jika perbuatan pelaku tindak pidana terbukti secara sah dan
meyakinkan, putusan pembebasan dari tindak pidana terbukti secara sah dan meyakinkan,
putusan pembebasan dari tindak pidana (vrijspraak), dalam hal menurut hasil
pemeriksaan di persidangan, kesalahan terdakwa tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan atau berupa putusan lepas dari segala tuntutan hukum (onslaag van alle
rechtsvervolging), dalam hal perbuatan terdakwa sebagaimana yang didakwakan terbukti,

akan tetapi perbuatan tersebut tidak merupakan suatu tindak pidana.68

66

Ibid, hal. 95.
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1998, hal. 175.
68
Pasal 191 ayat (1) KUHAP:“Jika Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di siding,
kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka
terdakwa diputus bebas”. Pasal 191 ayat (2) KUHAP: “Jika Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa
diputus lepas dari segala tuntutan hukum”. Pasal 193 ayat (1) KUHAP: “ Jika Pengadilan berpendapat bahwa
terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya maka pengadilan menjatuhkan pidana”.
67

Universitas Sumatera Utara

Proses atau tahapan penjatuhan putusan oleh hakim, dalam perkara pidana
menurut Moelyono, dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:69
a.


Tahap Menganalisis Perbuatan Pidana
Perbuatan pidana dapat diberi arti perbuatan yang dilarang dan diancam pidana,
barang siapa melanggar larangan tersebut. Moelyatno membedakan pula antara perbuatan
pidana dengan tanggung jawab pidana.
Pada saat hakim menganalisis, apakah terdakwa melakukan perbuatan pidana atau
tidak, yang dipandang primer adalah segi masyarakat, yaitu perbuatan sebagai tersebut
dalam rumusan suatu aturan pidana. Diitnjau dari segi tersebut, tampak sebagai perbuatan
yang merugikan atau tidak patut dilakukan atau tidak. Jika perbuatan terdakwa memenuhi
unsur-unsur dalam suatu pasal hukum pidana, maka terdakwa dinyatakan terbukti
melakukan perbuatan pidana yang didakwakan kepadanya. Unsur dalam perbuatan
pidana sebagaimana terdapat dalam KUHP, dibedakan menjadi unsur umum dan unsur
batasan pengertian. Misalnya perbuatan pencurian rumusan umumnya telah ditentukan
sebagai mengambil barang orang lain, tetapi tidak setiap mengambil barang orang lain
adalah pencurian sebab ada orang yang mengambil barang orang lain untuk disimpan dan
kemudian diserahkan kepada pemiliknya. Oleh karena itu, dalam Pasal 362 KUHP di
samping unsur umum, yaitu mengambil barang orang lain tanpa izin, ditambah dengan
batasan pengertian sebagai unsur kesalahannya, yaitu dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum.70


b. Tahap Menganalisis Tanggung Jawab Pidana

69

Yusni Probowati Rahayu, Dibalik Putusan Hakim, Kajian Psikologi Hukum dalam Perkara Pidana,
Citramedia, Sidoarjo, 2005, hal. 85-86.
70
Ibid

Universitas Sumatera Utara

Jika seorang terdakwa dinyatakan terbukti melakukan perbuatan pidana
melanggar suatu pasal tertentu, hakim menganalisis apakah terdakwa dapat dinyatakan
bertanggung jawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya. Pada saat menyelidiki
apakah terdakwa yang melakukan perbuatan pidana dapat mempertanggung jawabkan
perbuatannya yang dipandang primer adalah orang itu sendiri. Dapat dipidananya
seseorang harus memenuhi dua syarat, yaitu pertama, perbuatan yang bersifat melawan
hukum sebagai sendi perbuatan pidana, dan yang kedua, perbuatan yang dilakukan itu
dapat dipertanggung jawabkan sebagai suatu kesalahan (asas geen straf zonder schuld).71
Menurut


Moelyatno,

unsur-unsur

pertanggung

jawaban

pidana

untuk

membuktikan adanya kesalahan pidana yang dilakukan oleh terdakwa harus dipenuhi halhal sebagai berikut.72
a. Melakukan perbuatan pidana (sifat melawan hukum).
b. Di atas umur tertentu dan mampu bertanggung jawab.
c. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan.
d. Tidak adanya alasan pemaaf.
Hakim dapat menggunakan Pasal 44 s/d 50 KUHP tentang orang-orang yang
dinyatakan tidak dapat bertanggung jawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya
tersebut, yaitu sebagai berikut.73
a. Dalam diri orang itu (inwendig), yaitu yang disebut sebagai alasan pemaaf, yaitu
menghapuskan kesalahan si pembuat menyangkut diri pribadi si pembuat, sehingga si
pembuat tidak dapat dicela dan oleh karenanya menghapus kesalahan pembuat yang
terdiri atas:
71

Ahmad Rifai, Op.Cit, hal. 97.
Moelyatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1982, hal. 60.
73
Ahmad Rifai, Op. Cit, hal. 98.
72

Universitas Sumatera Utara

1) Pasal 44 ayat (1) KUHP, ada 2 hal yang menyebabkan seseorang yang melakukan
tindak pidana tidak dapat dikenakan pertanggungjawaban, sehingga si pelaku tidak
dapat dipidana yaitu sebagai berikut.
a) Orang yang pertumbuhan akalnya tidak sempurna atau kurang sempurna misalnya
orang idiot, lemah akal, dan lain-lain.
b) Orang yang mengalami gangguan penyakit pada kemampuan akal sehatnya,
misalnya sakit ingatan/gila kleptomania, piromania, nimformania.
2) Pasal 45 KUHP mengenai batas usia anak yang belum dewasa yang tidak dapat
dipidana menurut Pasal 45 KUHP adalah sampai dengan batas usia 16 tahun, di mana
hakim boleh memerintahkan agar si pelaku dikembalikan kepada orang tua wali, atau
pengampunya, dengan tidak mengenakan suatu hukuman atau memerintahkan
diserahkan kepada pemerintah.
3) Pasal 49 ayat (2) KUHP, melampaui pembelaan terpaksa (noodweer aexcess), dengan
syarat-syarat, yang pertama kelampauan batas pembelaan yang diperlukan, yang
kedua, kegoncangan jiwa yang hebat (suatu paksaan hati yang sangat panas), dan
yang ketiga, kegonvangan jiwa yang hebat itu disebabkan adanya serangan, dengan
kata lain antara kegoncangan jiwa tersebut dan serangan harus ada hubungan sebab
akibat/klausalitas.
4) Pasal 51 ayat (2) KUHP yaitu melaksanakan perintah jabatan dari pembesar yang
tidak berhak akan tetapi dilakukan dengan itikad baik orang yang disuruh tersebut.
b. Di luar diri orang itu (ultwendig), yaitu yang disebut sebagai alasan pembenar, yaitu
menghapuskan sifat melawan hukum perbuatan, meskipun perbuatan tersebut memenuhi

Universitas Sumatera Utara

rumusan delik dalam undang-undang, akan tetapi perbuatan tersebut dibenarkan, terdiri
atas:
1) Pasal 48 KUHP, melakukan tindak pidana karena daya paksa/overmacht, terdiri atas:
a) Vis absoluta (paksaan yang absoluta) atau overmacht yang bersifat luas, yang
disebabkan oleh manusia atau alam (paksaan tersebut sama sekali tidak dapat
ditahan);
b) Vis compulsive (paksaan yang relating/psikologis) atau overmacht yang bersifat
sempit, yaitu suatu keadaan darurat, di mana terjadi pembentukan antara dua
kepentingan hukum, perbenturan antara kepentingan hukum dan kewajiban
hukum dan perbenturan antara dua kewajiban hukum.
2) Pasal 49 ayat (1) KUHP, untuk membela dirinya, diri orang lain kesopanan, harta benda
dari serangan melawan hukum dan seketika itu (pembelaan terpaksa/noodsweer), dengan
terlebih dahulu memenuhi 2 syarat, yaitu yang pertama, ada serangan yang seketika
langsung mengancam, melawan hukum, dan sengaja ditujukan pada badan, nyawa
kesusilaan, dan harta, yang kedua, ada pembelaan yang perlu diadakan, yang menyangkut
badan nyawa, kesusilaan, dan harta.
3) Pasal 50 KUHP; melaksanakan perbuatan karena menjalankan peraturan undang-undang
(melaksanakan undang-undang).
4) Pasal 51 ayat (1) KUHP; melaksanakan perintah jabatan.
Namun demikan, dalam hal analisis hakim terhadap pelaku tindak pidana,
ternyata sehat lahir dan batinnya serta tidak adanya alasan pemaaf maupun alasan
pembenar yang dapat menghapuskan sifat melawan hukum dari perbuatan pidana yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan oleh pelaku, maka hakim menyatakan pelaku sebagai orang yang dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan hukum.74
c.

Tahap Penentuan Pemidanaan
Di dalam hal ini, kalau hakim berkeyakinan bahwa pelaku telah melaksanakan
perbuatan yang melawan hukum, sehingga ia dapat dipertanggung jawabkan oleh si
pelaku, maka hakim akan menjatuhkan pidana terhadap pelaku tersebut, dengan melihat
pasal-pasal undang-undang yang dilanggar oleh si pelaku. Besarnya pemidanaan yang
dijatuhkan oleh hakim telah diatur dalam KUHP, di mana KUHP telah mengatur
pemidanaan maksimal yang dapat dijatuhkan hakim dalam perbuatan pemidanaan
maksimal yang dapat dijatuhkan hakim dalam memutuskan suatu perkara berdasarkan
kasusnya.75
Adapun dalam menjatuhkan pidana terhadap para pelaku tindak pidana maka
hakim dapat menggunakan beberapa teori penjatuhan pidana seperti halnya teori
keseimbangan, teori pendekatan seni dan insitusi, teori pendekatan keilmuan, teori
pendekatan pengalaman, teori ratio decidendi dan teori kebijakan, sebagaimana yang
akan dijelaskan di bawah ini.
Adapun dalam perkara perdata, sebagaimana telah dibahas pada bab terdahulu,
ada beberapa proses atau tahapan yang harus diakui oleh hakim sebelum menjatuhkan
suatu putusan, yaitu sebagai berikut:76

1.

Tahap Mengkonstatir
Pada tahap ini, hakim akan mengkonstatir atau melihat untuk membenarkan ada tidaknya
suatu peristiwa yang diajukan kepadanya. Untuk memastikan hal tersebut, maka diperlukan
74

Ahmad Rifai, Op.Cit, hal. 99
Ibid, hal. 100.
76
Sudikno Mertokusumo, Op.Cit, hal. 92-94.
75

Universitas Sumatera Utara

pembuktian dan oleh karena itu harus bersandarkan pada alat-alat yang sah menurut hukum,
di mana dalam perkara perdata, sebagaimana dalam Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBg/Pasal
1866 KUH Perdata, pengakuan, dan sumpah. Dalam tahap konstatir ini kegiatan hakim
bersifat logis. Penguasaan hukum pembuktian bagi hakim sangat dibutuhkan dalam tahap
ini.
2.

Tahap Mengkualifikasi
Pada tahap ini, hakim mengkualifikasi dengan menilai peristiwa konkret yang telah
dianggap benar-benar terjadi itu, termasuk hubungan hukum apa atau yang bagaimana untuk
peristiwa-peristiwa tersebut. Dengan kata lain, mengkualifisir berarti mengelompokkan atau
menggolongkan peristiwa hukum (apakah perbuatan melawan hukum, wanprestasi,
peralihan hak, atau perbuatan hukum lainya dalam hukum perdata)77

3.

Tahap Mengkonstituir
Pada tahap ini, hakim menetapkan hukumannya terhadap peristiwa tersebut dan member
keadilan kepada para pihak yang bersangkutan (para pihak dalam perkara, yaitu pihak
penggugat atau pihak tergugat). Keadilan yang diputuskan oleh hakim bukanlah produk dari
intelektualitas hakim tetapi merupakan semangat hakim itu sendiri. Dalam mengadili suatu
perkara, hakim harus menentukan hukumannya in-konkreto terhadap peristiwa tertentu,
sehingga putusan hakim tersebut dapat menjadi hukum (judge made law).78

B. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana
Narkotika.

77
78

Ibid
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Adapun hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan eksekusi barang bukti tindak
pidana narkotika adalah dalam hal eksekusi putusan pidana, dimana putusan perdata yang
diajukan pihak ketiga dikabulkan oleh Hakim. Sehingga Jaksa sebagai eksekutor
mengalami kesulitan.
Hal tersebut seperti diuraikan sebelumnya oleh Arif Kadarman yang mengatakan
bahwa mereka mengalami kesulitan dalam hal eksekusi barang bukti tindak pidana
narkotika. Bila putusan pidana menyatakan barang bukti disita, sementara pihak ketiga
melakukan gugatan perdata dan dikabulkan gugatan tersebut. Tentunya dari kejaksaan
mengalami permasalahan dalam hal eksekusi barang bukti tersebut. Apalagi tidak ada
peraturaran tertulis baik peraturan pemerintah maupun surat keputusan Jaksa Agung
mengenai eksekusi barang bukti terkait hal tersebut.79
Melihat uraian tersebut, perlu kiranya Jaksa Agung mengeluarkan Surat
Keputusan mengenai eksekusi, sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari dan
Jaksa sebagai eksekutor dapat menjalankan fungsinya.
Bila hambatan tersebut dianalisis dengan teori kepastian hukum. Gustav Radbruch
terdapat dua macam pengertian kepastian yaitu, kepastian hukum oleh karena hukum dan
kepastian hukum dalam atau dari hukum. Hukum yang berhasil menjamin banyak
kepastian hukum dalam masyarakat adalah hukum yang berguna.
Kepastian hukum oleh karena hukum, memberi dua tugas hukum yang lain, yaitu
menjamin keadilan hukum serta hukum harus tetap berguna. Sedangkan kepastian hukum
dalam hukum, tercapai apabila hukum tersebut sebanyak-banyaknya undang-undang.
Maka dapat dianalisis bahwasanya dalam kasus tersebut kepastian hukum belumlah

79

Wawancara dengan Arif Kadarman, selaku Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Stabat, pada
tanggal 15 Mei 2015.

Universitas Sumatera Utara

diakomodir oleh pertimbangan hakim. Pihak ketiga yang dirugikan harus menempuh
persidangan perdata yang menimbulkan biaya dan proses persidangan yang memakan
waktu.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.
1258.K/Pid.Sus/2014 dan PUTUSAN NO. 14/Pdt.Plw/PB.STB

A. Putusan Mahkamah Agung No. 1258.K/Pid.Sus/2014
Adapun sebelum menganalisis putusan Mahkamah Agung, terlebih dahulu
dianalisis putusan Pengadilan Negeri Stabat dan Pengadilan Tinggi sebagaimana
diuraikan berikut ini.
1.

Putusan No. 21/Pid.Sus/201 4/PN.Stb.

a.

Posisi Kasus

1) Kronologis Kasus
Terdakwa dalam perkara ini bernama Kosim Nasution, lahir di Pangkalan
Brandan, dan berumur 23 (dua puluh tiga) tahun. Terdakwa berjenis kelamin laki-laki dan
berkebangsaan Indonesia. Terdakwa beralamat di Kampung Banjaran, Kecamatan Binjai
Timur, Kodya Binjai. Terdakwa beragama Islam, memiliki pekerjaan sebagai tukang dan
pendidikan terakhir adalah SMA.
Terdakwa Kosim Nasution bersama dengan saksi Rahmad Edi als Ucak dan saksi
Adin (dilakukan penuntutan secara terpisah) serta Bakar (DPO) pada hari Selasa tanggal
12 Nopember 2013 sekira pukul 02.20 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2013 bertempat di Jln. Besitang depan Pos Lantas Bukit I Kel. Tangkahan Durian
Kec. Brandan Barat Kab. Langkat atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Stabat, “Permufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam

Universitas Sumatera Utara

bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram”, perbuatan mana dilakukan terdakwa
dengan cara sebagai berikut:
a) Pada hari Jumat tanggal 08 Nopember 2013 sekira pukul 17.00 Wib saksi Rahmad Edi
als Ucak menghubungi saksi Adin lewat HP saksi Rahman Edi lalu saksi mengatakan
kepada saksi Adin ada mobil bisa rental tidak mau ke Medan kau yang hawa kita berdua
pergi nanti saksi Rahman kasih ongkosnya perhari Rp. 500.000,- (lima puluh ribu rupiah)
karena saksi Rahman Edi sudah tahu biasanya rental mobil Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu
rupiah) perhari artinya saksi Rahman Edi membayar gaji untuk saksi Adin Syahri
perharinya Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan oleh saksi Adin Syahri mengatakan
nanti saksi Rahman Edi carikan dulu mobilnya kalau ada saksi Rahman Edi kabari dan
tidak berapa lama datang telpon dari saksi Adin mengatakan ada mobilnya dan kemudian
karena dapat mobilnya sudah malam sekira pukul 23.00 Wib saksi Rahman Edi dengan
saksi Adin tidak jadi berangkat ke Binjai menunggu besoknya saksi Rahman Edi dan
saksi Adin Syahri berangkat ke Binjai dan setelah sampai didaerah Binjai saksi Rahman
Edi menghubungi ke HP terdakwa untuk menjemput saksi Rahman Edi dan saksi Adin
Syahri.
b) Pada hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib saksi Rahman Edi
dan saksi Adin Syahri bertemu dengan lalu saksi Rahman Edi turun dari mobil Toyota
Avanza BK 1054 ZW sedangkan supir saksi Adin Syahri didalam mobil saja kemudian
saksi Rahman Edi bicara dengan terdakwa untuk masalah jual beli ganja sambil saksi
Rahman Edi tunjuk contoh ganjanya kemudian diambil terdakwa, lalu terdakwa, saksi
Adin Syahri dan saksi Rahman Edi memakainya dan selanjutnya saksi Rahman Edi
mengatakan dengan terdakwa perkilonya Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) lalu

Universitas Sumatera Utara

terdakwa bilang ya bisa dijualkan dan saksi Rahman Edi bilang kalau laku dijual saksi
Rahman Edi berikan bagian Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kemudian terdakwa
mengatakan ya akan menjualkan ganja jika saksi Rahman Edi membawanya ada sekitar 1
(satu) jam terdakwa, saksi Adin Syahri dan saksi Rahman Edi membicarakan masalah
jual beli ganja tersebut, lalu saksi Rahmana Edi permisi pulang dengan terdakwa dan
selanjutnya saksi Rahman Edi bersama saksi Adin Syahri (supir) pulang ke Aceh.
c) Pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013 sekira pukul 12.00 Wib terdakwa ditangkap
oleh saksi Samsul Siregar dan saksi MR. Siregar (masing-masing anggota Polres
Langkat) di dekat BSM Binjai, yang sebelumnya saksi Rahman dan saksi Adin
(dilakukan penuntutan secara terpisah) mengajak ketemu di dekat BSM Binjai, lalu
terdakwa beserta barang bukti berupa 40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika
jenis ganja, 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW, 1(satu) buah kayu panjang
sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu) gulungan kawat sudah berputusan, 1 (satu) buah HP merek
Nokia dan 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208 dibawa ke Polres Langkat guna
pemeriksaan lebih lanjut.
d) Berdasarkan Berita Acara Penaksiran/ Penimbangan Nomor : 90/IL.1.0106/XI/2013
tanggal 13 Nopember 2013 beserta lampirannya yang ditanda tangani oleh Ervina A.
Nababan, NIK.P. 84425 selaku yang menimbang/ Penaksir sekaligus Pengelola UPC
Stabat diketahui berat bersih narkotika jenis ganja dari 40 (empat puluh) bal, tersebut
adalah 59.000 (lima puluh sembilan ribu) gram. Dan hasil kesimpulan pemeriksaan
Laboratoris terhadap 1 (satu) plastik berisi ranting, daun kering dengan berat brutto 243
(dua ratus empat puluh tiga) gram ganja milik terdakwa Rahman Edi dan Adin (benar
ganja) dan terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 8 (delapan) Lampiran I (satu)

Universitas Sumatera Utara

UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, seperti yang tertuang dalam Berita Acara
Pemeriksaan Laboratorium Barang Bukti Narkotika No. LAB : 7762/NNF/2013 tanggal
20 Nopember 2013 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Zulni Erma, AKBP, NRP
60051008 dan Debora M. Hutagaol,S.Si,Apt, KOMPOL, NRP. 74110890 masing-masing
selaku Pemeriksa dan diketahui oleh An. Kepala Laboratorium Forensik cab. Medan Dra.
Melta Tarigan, M.Si., AKBP, NRP 63100830;
e) Terdakwa dalam melakukan perbuatan, tersebut tidak mempunyai izin yang sah dari
pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan
terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun
karena jabatannya.
2) Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Adapun dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini adalah
sebagai berikut:
1. Pertama, Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114
ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Kedua, Perbuatan terdakwa sebagaimana dan diancam pidana dalam pasal 111 ayat (2) Jo
Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Ketiga, Perbuatan terdakwa sebagaimana dan diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1)
huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHPidana;
3) Tuntutan
Setelah mendengarkan tuntutan penuntut umum No. REG. PERKARA : PDM-18III/Stbt/01/2014 dalam persidangan, yang pada pokoknya menuntut supaya Majelis

Universitas Sumatera Utara

Negeri Stabat yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutuskan sebagai
berikut:
1. Menyatakan Kosim Nasution bersalah melakukan tindak pidana “Permufakatan jahat
tanpa hak atau melawan hokum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi
perantara dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5
(lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram”
sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 tahun
2009 tentang Narkotika dalam dakwaan Pertama;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kosim Nasution dengan pidana penjara selama
Seumur Hidup;
3. Menyatakan Barang Bukti Berupa :
-

40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika jenis ganja.

-

1 (satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter

-

1 (satu) gulungan kawat sudah berputusan

-

1 (satu) buah HP merek Nokia dan 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208 Dirampas
untuk dimusnahkan

-

1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW.

Dikembalikan kepada saksi Anton.
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah);
4) Fakta Hukum
a) Keterangan Saksi
Bahwa untuk membuktikan dakwaannya, penuntut umum telah mengajukan
saksi-saksi;

Universitas Sumatera Utara

1. Samsul Iskandar dibawah sumpah sesuai dengan agamanya telah menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut:
a) bahwa pada hari Selasa, tanggal 12 Nopember 2013 bertempat di Bukit I Kelurahan
tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat saksi megetahui ada
penangkapan terhadap saksi Adin Syahri dan Rahman Edi Alias Ucak dalam
penangkapan tersebut Anggota Polisi berhasil menyita 40 (empat puluh) bal diduga
berisikan Narkotika jenis Ganja diletakkan di pintu samping dan di bawah kolong mobil
kemudian para tersangka diserahkan ke Polres Langkat;
b) bahwa hasil pengembangan tersebut bahwa ganja tersebut akan dijual kepada terdakwa
dibuktikan dengan adanya pesan SMS di HP saksi Herman Edi alias Ucak dengan pesan
SMS “bg, kira2 brp bnyk yg bg bwk kmari, klw mmg gk bnyk biar dia langsung aj”;
c) bahwa ganja tersebut akan dijual kepada Terdakwa dengan harga perkilo Rp. 700.000.(tujuh ratus ribu rupiah) dan jika terdakwa dapat menjual ganja tersebut akan diberikan
bagian Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah);
d) bahwa terdakwa ditangkap di Binjai, dan sebelum penangkrpan saksi menyuruh saksi
Rahman Edi alias Ucak untuk menanyakan di mana posisi terdakwa, kemudian saksi
Rahman Edi alias Ucak menunggu di Binjai Suparmall (BSM) dan tidak berapa lama
datang terdakwa dengan mengenderai becak penumpang kemudian saksi lakukan
penangkapan;
e) bahwa selanjutnya terdakwa saksi bawa kepolres Langkat guna dilakukan pemeriksaan;
f) bahwa pada waktu pemeriksaan terdakwa tidak mengakui, akan tetapi selanjutnya diakui
oleh terdakwa dia akan membantu Rahman Edi alias Ucak untuk menjual ganja tersebut;

Universitas Sumatera Utara

g) bahwa pada saat dilakukan penangkapan terdakwa melakukan perlawanan, karena
terdakwa mengatakan tidak tahu masalahnya;
h) bahwa terdakwa mengakui ada SMS dengan Rahman Edi alias Ucak;
i) bahwa barang bukti yang disita dari terdakwa yaitu : 1 (satu) buah HP merek Nokia;
j) bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut tidak mempunyai izin yang sah
dari pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan
terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun
karena jabatannya;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, terdakwa menyatakan
keberatan dan membenarkan sebagian, terdakwa tidak mengetahui ganja tersebut dan
tidak mengetahui permasalahannya;
2. MR. Siregar, dibawah sumpah sesuai dengan agamanya telah menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut:
a) bahwa pada hari Selasa, tanggal 12 Nopember 2013 bertempat di Bukit I Kelurahan
tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat saksi megetahui ada
penangkapan terhadap saksi Adin Syahri dan Rahman Edi Alias Ucak dalam
penangkapan tersebut Anggota Polisi berhasil menyita 40 (empat puluh) bal diduga
berisikan Narkotika jenis Ganja diletakkan di pintu samping dan bawah kolong mobil
kemudian para tersangka diserahkan ke Polres Langkat;
b) bahwa hasil pengembangan tersebut bahwa ganja tersebut akan dijual kepada terdakwa
dibuktikan dengan adanya pesan SMS di HP saksi Herman Edi alias Ucak dengan pesan
SMS “bg, kira2 brp bnyk yg bg bwk kmari, klw mmg gk bnyk biar dia langsung aj”;

Universitas Sumatera Utara

c) bahwa ganja tersebut akan dijual kepada Terdakwa dengan harga perkilo Rp. 700.000.(tujuh ratus ribu rupiah) dan jika terdakwa dapat menjual ganja tersebut akan diberikan
bagian Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah);
d) bahwa terdakwa ditangkap di Binjai, dan sebelum penangkrpan saksi menyuruh saksi
Rahman Edi alias Ucak untuk menanyakan di mana posisi terdakwa, kemudian saksi
Rahman Edi alias Ucak menunggu di Binjai Suparmall (BSM) dan tidak berapa lama
datang terdakwa dengan mengenderai becak penumpang kemudian saksi lakukan
penangkapan;
e) bahwa selanjutnya terdakwa saksi bawa kepolres Langkat guna dilakukan pemeriksaan;
f) bahwa pada waktu pemeriksaan terdakwa tidak mengakui, akan tetapi selanjutnya diakui
oleh terdakwa dia akan membantu Rahman Edi alias Ucak untuk menjual ganja tersebut;
g) bahwa pada saat dilakukan penangkapan terdakwa melakukan perlawanan, karena
terdakwa mengatakan tidak tahu masalahnya;
h) bahwa terdakwa mengakui ada SMS dengan Rahman Edi alias Ucak;
i) bahwa barang bukti yang disita dari terdakwa yaitu : 1 (satu) buah HP merek Nokia;
j) bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut tidak mempunyai izin yang sah
dari pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan
terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun
karena jabatannya;
Adapun atas keterangan Saksi tersebut di atas, terdakwa menyatakan keberatan
dan membenarkan sebagian, terdakwa tidak mengetahui ganja tersebut dan tidak
mengetahui permasalahannya;

Universitas Sumatera Utara

3. Rahman Edi, dibawah sumpah sesuai dengan agamanya telah menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut:
a) Bahwa pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013 sekira pukul 02.20 Wib bertempat di
Jln. Besitang depan Pos Lantas Bukit I Kel. Tangkahan Durian Kec. Brandan Barat Kab.
Langkat, terdapat razia yang dilakukan oleh anggota Polisi dan pada saat diberhentikan
oleh anggota Polisi, kemudian anggota Polisi tersebut melakukan pemeriksaan terhadap 1
(satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW dan menemukan 40 (empat puluh) bal
Narkotika jenis ganja didalam pintu samping dan bawa kolong mobil, dan selanjutnya
menangkap saksi dan saksi Adin Syahri;
b) bahwa sebelum diberhentikan Polisi yang sedang melakukan razia, saksi Adin Syahri
dipinggir jalan untuk membuang air kecil, sedangkan saksi sedang tidur;
c) bahwa saat 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW diperiksa oleh anggota
Polisi, saksi tidak melihat proses pemeriksaannya;
d) bahwa sebelum pada hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib saksi
Adin Syahri bertemu dengan terdakwa lalu saksi turun dari mobil Toyota Avanza BK
1054 ZW sedangkan supir saksi Adin Syahri didalam mobil saja, kemudian saksi bicara
dengan terdakwa untuk masalah jual beli ganja sambil saksi tunjukan contoh ganjanya
kemudian diambil terdakwa, lalu terdakwa, saksi Adin dan saksi memakainya dan
selanjutnya saksi mengatakan dengan terdakwa perkilonya Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu
rupiah) lalu terdakwa bilang ya bisa dijualkan dan saksi bilang kalau laku dijual saksi
berikan bagian Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kemudian terdakwa mengatakan ya
akan menjualkan ganja jika saksi membawanya, ada sekitar 1 (satu) jam terdakwa, saksi

Universitas Sumatera Utara

dan saksi Adin membicarakan masalah jual beli ganja tersebut, lalu saksi permisi pulang
dan selanjutnya saksi bersama saksi Adin pulang ke Aceh;
e) Pada hari Selasa tanggal 12 Nopemher 2013 sekira pukul 12.00 Wib terdakwa ditangkap
oleh saksi Samsul Iskandar dan saksi MR. Siregar (masing-masing anggota Polres
Langkat) di dekat BSM Binjai, yang sebelumnya saksi memberikan informasi kepada
polisi dan mengirim sms kepada terdakwa mengajak ketemu didekat BSM Binjai;
f) bahwa saksi membenarkan barang bukti yang disita yaitu : berupa 40 (empat puluh) bal
diduga berisikan Narkotika jenis ganja, 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW,
1 (satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu) gulungan kawat sudah
berputusan, 1 (satu) buah HP merek Nokia dan 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208;
g) bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut tidak mempunyai izin yang sah
dari pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan
terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun
karena jabatannya;
Bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, terdakwa menyatakan tidak
keberatan dan mengakui kebenarannya;
4. Adin Syahri, dibawah sumpah sesuai dengan agamanya telah menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut:
a) Bahwa pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013 sekira pukul 02.20 Wib bertempat di
Jln. Besitang depan Pos Lantas Bukit I Kel. Tangkahan Durian Kec. Brandan Barat Kab.
Langkat, terdapat razia yang dilakukan oleh anggota Polisi dan pada saat diberhentikan
oleh anggota Polisi, kemudian anggota Polisi tersebut melakukan pemeriksaan terhadap 1
(satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW dan menemukan 40 (empat puluh) bal

Universitas Sumatera Utara

Narkotika jenis ganja didalam pintu samping dan bawa kolong mobil, dan selanjutnya
menangkap saksi dan saksi Rahman Edi;
b) bahwa sebelum diberhentikan Polisi yang sedang melakukan razia, saksi Adin dipinggir
jalan untuk membuang air kecil, sedangkan saksi sedang tidur;
c) bahwa saat 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW diperiksa oleh anggota
Polisi, saksi tidak melihat proses pemeriksaannya;
d) bahwa sebelum pada hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib saksi
Adin bertemu dengan terdakwa lalu saksi turun dari mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW
sedangkan supir saksi Adin didalam mobil saja, kemudian saksi bicara dengan terdakwa
untuk masalah jual beli ganja sambil saksi tunjukan contoh ganjanya kemudian diambil
terdakwa, lalu terdakwa, saksi Adin dan saksi memakainya dan selanjutnya saksi
mengatakan dengan terdakwa perkilonya Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) lalu
terdakwa bilang ya bisa dijualkan dan saksi bilang kalau laku dijual saksi berikan bagian
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kemudian terdakwa mengatakan ya akan menjualkan
ganja jika saksi membawanya, ada sekitar 1 (satu) jam terdakwa, saksi dan saksi Adin
Syahri membicarakan masalah jual beli ganja tersebut, lalu saksi permisi pulang dan
selanjutnya saksi bersama saksi Adin Syahri pulang ke Aceh;
h) Pada hari Selasa tanggal 12 Nopemher 2013 sekira pukul 12.00 Wib terdakwa ditangkap
oleh saksi Samsul Iskandar dan saksi MR. Siregar (masing-masing anggota Polres
Langkat) di dekat BSM Binjai, yang sebelumnya saksi Rahman Edi memberikan
informasi kepada polisi dan mengirim sms kepada terdakwa mengajak ketemu didekat
BSM Binjai;

Universitas Sumatera Utara

i) Saksi membenarkan barang bukti yang disita yaitu : berupa 40 (empat puluh) bal diduga
berisikan Narkotika jenis ganja, 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW, 1 (satu)
buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu) gulungan kawat sudah berputusan, 1
(satu) buah HP merek Nokia dan 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208;
j) bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut tidak mempunyai izin yang sah
dari pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan
terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupun
karena jabatannya;
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
mengakui kebenarannya;
b) Barang Bukti
Untuk menguatkan dalil-dalil dakwaannya penuntut umum juga telah mengajukan
barang-barang bukti berupa:
a) 40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika jenis ganja, 1 (satu) unit mobil Toyota
Avanza BK 1054 ZW, 1 (satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu)
gulungan kawat sudah berputusan, 1 (satu) buah HP merek Nokia dan 1 (satu) buah HP
merek Nokia tipe 1208;
Bahwa barang bukti mana telah disita secara sah sesuai ketentuan undang-undang
sehingga cukup beralasan untuk diajukan di persidangan dan diterima sebagai barang bukti;
c) Surat
Penuntut umum juga telah mengajukan bukti surat berdasarkan Berita Acara Penaksiran/
Penimbangan Nomor : 90/IL.1.0106/XI/2013 tanggal 13 Nopember 2013 beserta tampilannya
yang ditanda tangani oleh Ervina A, NIK.P. 84425 selaku yang menimbang/ Penaksir sekaligus

Universitas Sumatera Utara

pengelola UPC Stabat diketahui berat jenis ganja dari 40 (empat puluh) bal tersebut 59.000 (lima
puluh sembilan ribu) gram. Dan hasil kesimpulan pemeriksaan Laboratoris terhadap 1 (satu)
plastik berisi ranting, daun kering dengan berat brutto 243 (dua ratus empat puluh tiga) gram
diduga ganja milik terdakwa Rahman Edi dan Adin adalah (benar ganja) dan terdaftar dalam
Golongan I (satu) nomor urut 8 (delapan) Lampiran I (satu) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, seperti yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Barang Bukti
Narkotika No. LAB : 7762/NNF/20l3 tanggal 20 Nopember 2013 yang dibuat dan ditanda
tangani oleh Zulni Erma, AKBP, NRP 60051008 dan Debora M. Hutagaol,S.Si,Apt, KOMPOL,
NRP. 74110890 masing-masing selaku Pemeriksa dan diketahui oleh An. Kepala Laboratorium
Forensik Cab. Medan Dra. Melta Tarigan, M.Si., AKBP, NRP. 63100830;
Bukti surat mana telah sesuai sebagaimana disyaratkan oleh undang-undang sehingga
cukup beralasan untuk diterima sebagai alat bukti;
d) Keterangan Terdakwa
Bahwa di dalam persidangan telah pula didengar keterangan dari terdakwa, yang pada
pokoknya sebagai berikut:
Terdakwa Kosim Nasution:
a) bahwa sebelum pada hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 saksi Rahman Edi dan Adin
Syahri bertemu dengan terdakwa di tempat tinggal terdakwa, pada saat sampai di rumah
terdakwa lalu saksi Rahman Edi turun dari mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW
sedangkan saksi Adin didalam mobil saja, kemudian saksi Rahman Edi bicara dengan
terdakwa untuk masalah jual beli buah mangga dan manggis, kemudian kurang lebih 1
(satu) jam saksi Rahman Edi permisi pulang bersama saksi Adin ke Aceh;

Universitas Sumatera Utara

b) bahwa terdakwa tidak membenarkan isi sms di handphone saksi yang mengatakan “bg,
kira2 brp bnyk yg bg bwk kmari,klw mmg gk bnyk biar dia langsung aj”adalah bukan
pembicaraan mengenai berapa banyak narkotika jenis ganja yang akan dibawa oleh saksi
Rahman Edi, terdakwa mengakui bahwa yang dimaksud dalam sms itu adalah berapa
banyak buah mangga dan manggis yang akan dibawa saksi Rahman Edi;
c) bahwa terdakwa tidak membenarkan isi BAP yang mengatakan bahwa isi sms yang
dimaksud adalah narkotika jenis ganja;
d) bahwa terdakwa tidak tahu alasannya ditangkap oleh polisi di dekat Binjai Super Mall
(BSM);
e) bahwa benar barang bukti yang disita dari terdakwa yaitu 1 (satu) buah HP merek Nokia;
e) Keterangan Saksi Verbalisan
Bahwa oleh karena terdakwa dipersidangan telah menyangkal dan mencabut sebagaian
keterangan yang telah diberikan dihadapan Penyidik, maka atas perintah Majelis Hakim telah
didengar keterangan saksi Verbalisan Darsono yang dibawah sumpah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:
a) bahwa saksi adalah Penyidik pada Sat Narkoba Polres Langkat;
b) bahwa benar saksi pernah melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa Rahman Edi, Adin
Syahri dan Kosim Nasution;
c) bahwa saksi melakukan pemeriksaan pada tanggal 12 Nopember 20l3;
d) bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum
yaitu Syahrial, SH;
e) bahwa dalam memeriksa terdakwa, saksi bertanya kepada terdakwa dan kemudian
mengetiknya ke dalam komputer;

Universitas Sumatera Utara

f) bahwa setelah Berita Acara Pemeriksaan tersebut di Print, terdakwa membaca terlebih
dahulu dan setelahnya terdakwa tanda tangani;
g) bahwa dalam melakukan pemeriksaan saksi tidak ada melakukan kekerasan;
h) bahwa dalam melakukan pemeriksaan saksi tidak ada mengarahkan jawaban dari
terdakwa;
i) bahwa saksi menerangkan kasus posisi adalah sebagai berikut : pada hari Jumat tanggal
08 Nopember 2013 sekira pukul 17.00Wib Rahman Edi menghubungi Adin Syahri lewat
HP Rahman Edi lalu mengatakan kepada Adin Syahri ada mobil bisa rental tidak, mau ke
Medan kau yang bawa kita berdua pergi nanti terdakwa kasih ongkosnya perhari Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah) Rahman Edi sudah tahu biasanya rental mobil Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) perhari artinya Rahman Edi gaji untuk Adin Syahri
perharinya Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan oleh Adin Syahri mengatakan nanti
ADIN SYAHRI carikan dulu mobilnya kalau ada Adin Syahri kabari dan tidak berapa
lama datang telpon dari saksi Adin Syahri mengatakan ada mobilnya dan kemudian
karena dapat mobilnya sudah malam sekira pukul 23.00 Wib Rahman Edi dengan Adin
Syahri tidak jadi berangkat ke Medan maksudnya Binjai menunggu besoknya Rahman
Edi dan Adin berangkat ke Binjai dan setelah sampai di daerah Binjai Rahman Edi
menghubungi ke HP Kosim untuk menjemput Rahman Edi dan Adin, selanjutnya pada
hari Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib Rahman dan Adin bertemu
dengan Kosim, lalu Rahman turun dari mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW sedangkan
supir yaitu Adin didalam mobil saja, kemudian Rahman bicara dengan Kosim untuk
masalah jual beli ganja sambil Rahman tunjukan contoh ganjanya kemudian diambil
Kosim, lalu Rahman, dan Kosim memakainya dan selanjutnya Rahman mengatakan

Universitas Sumatera Utara

dengan saksi Kosim perkilonya Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) lalu Kosim bilang
ya bisa dijualkan dan Rahman bilang kalau laku dijual, Rahman berikan bagian Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) kepada Kosim, kemudian Kosim mengatakan ya akan
menjualkan ganja jika Rahman membawanya, sekitrar 1 (satu) jam Rahman, dan Kosim
membicarakan masalah jual beli ganja tersebut, lalu Rahman permisi pulang bersama
saksi Adin (supir) pulang ke Aceh, kemudian pada hari Senin tanggal 11 Nopember 2013
sekira pukul 07.00 Wib Rahman Edi datang ke rumah Adin untuk meminjam mobil
Toyota Avanza BK 1054 ZW kemudian Rahman bawa mobil tersebut ke Pulau Tiga
untuk bertemu dengan Bakar dan setelah ketemu dengan Bakar bersama 2 (dua) orang
teman Bakar yang Rahman tidak kenal merakit tempat untuk menyimpan ganja dibawa
kolong mobil dengan menggunakan kawat dan kayu untuk merakit ganja tersebut ada
sekitar 5 (lima) jam dan bagian pintu samping masing-masing diisi 1 (satu) bal ganja,
Rahman lihat rapi kerja Bakar dan 2 (dua) orang temannya, lalu Rahman tes bawa mobil
tersebut tidak mencurigakan dan kemudian Bakar meminta ongkos merakitnya sebesar
Rp. 1.500.000,- dan baru Rahman berikan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sisanya
akan Rahman bayar laku dan kemudian sekitar pukul 18.00 Wib mobil Rahman
kembalikan mobil kepada Adin dan sambil Rahman bilang nanti jam 9 malam kita
berangkat dan kemudian Rahman dan Adin berangkat dari Desa Bengkelang menuju
Kuala Simpang yang biasanya memakan waktu 2 jam, tetapi ditengah perjalanan mobil
sangkut dengan jalan karena jalan berlobang ada beberapa kali dan yang terakhir mobil
sangkut dijalan tidak bisa jalan kemudian Adin (supir) turun dari mobil dan melihat
mobil sangkut, lalu Adin merabah dan melihat kolong mobil ada kawat dan kayu
kemudian Adin Syahri bertanya kepada Rahman Edi “Apa ini Ucak” dan Rahman pun

Universitas Sumatera Utara

bilang dengan Adin Syahri “Ganja” kemudian Adin Syahri marah dengan Rahman dan
bilang “balik kita aku gak mau membawanya” dan Rahman bilang dengan Adin
Tolonglah aku kawan yang semalam maksudnya Kosim mau beli sebentar aja ke Binjai
terus kita Pulang” nanti aku tambah ongkosnya kalau ganja laku dijual” dan kemudian
Adin mau untuk melanjutkan perjalanan ke Binjai untuk menernui Kosim, dan
sesampainya di Brandan Rahman tertidur dan Adin (supir) berhenti untuk buang air kecil,
kemudian tiba-tiba datang polisi yaitu saksi Risman Tambunan, saksi Hendar Sinulingga
dan Banpol M. Zakir menanyai terdakwa Rahman Edi dan saksi Adin, dan memeriksa
Rahman dan Adin, kemudian Rahman dan Andin dibawa ke P

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 14

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 4

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 20

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 26

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 6

Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika Yang Dirampas Untuk Negara (Studi Putusan Hakim Pengadilan Negeri Balige) Chapter III V

0 3 47