Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

ABSTRAK
KEPASTIAN HUKUM DALAM EKSEKUSI BARANG BUKTI TINDAK PIDANA
NARKOTIKA
(Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1258.K/PID.SUS/2014 dan Putusan No.
14/PDT.PLW/2014/PN.STB
MUHAMMAD HUSAIRI
Untuk kewenangan kejaksaan di bidang pidana yang menyangkut tentang
eksekutor adalah merupakan tindakan dari pihak kejaksaan sebagai eksekutor (pelaksana)
yaitu melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap. Barang bukti dalam tindak pidana sering diputuskan di pengadilan
untuk dirampas, tetapi ada hal yang berbeda di dalam tindak pidana narkotika yaitu pada
Pasal 101 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Adapun perumusan malasah
adalah Bagaimana peran Jaksa dalam eksekusi putusan pidana? Bagaimana pelaksanaan
eksekusi barang bukti yang berkaitan dengan pihak ketiga dalam tindak pidana narkotika
di Pengadilan Negeri Stabat dan apa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
eksekusi tersebut? Bagaimana pertimbangan hakim terhadap Putusan Mahkamah Agung
No. 1258.K/Pid.Sus/2014 dan Putusan Perdata Pengadilan Negeri Stabat No.
14/Pdt.Plw/2014/PN.STB?
Peran Jaksa dalam eksekusi putusan pidana, bila merujuk pada Pasal 101 UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu (1) Narkotika, Prekursor
Narkotika, dan alat atau barang yang digunakan di dalam tindak pidana Narkotika dan

Prekursor Narkotika atau yang menyangkut Narkotika dan Prekursor Narkotika serta
hasilnya dinyatakan dirampas untuk negara. (2) Dalam hal alat atau barang yang
dirampas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah milik pihak ketiga yang beritikad
baik, pemilik dapat mengajukan keberatan terhadap perampasan tersebut kepada
pengadilan yang bersangkutan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah
pengumuman

putusan

pengadilan

tingkat

pertama.

Menunjukkan

bahwasanya

ketidakpastian hukum dalam eksekusi barang bukti tindak pidana narkotika yang


Universitas Sumatera Utara

dilakukan Jaksa. Pertimbangan hakim di Pengadilan Negeri Stabat terkait barang bukti
tindak pidana narkotika milik pihak ketiga dalam hal ini pertimbangan hakim masih
kaku. Hakim tetap mengacu pada ayat (1) Pasal 101 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika saja tanpa melihat ayat (2). Hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan eksekusi barang bukti tindak pidana narkotika adalah dalam hal putusan
pidana, dimana putusan perdata yang diajukan pihak ketiga dikabulkan oleh Hakim,
sehingga Jaksa sebagai eksekutor mengalami kesulitan. Pertimbangan putusan hakim
dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1258.K/Pid.Sus/2014 menunjukkan bahwasanya
dalam hal ini Hakim masih terlalu kaku dalam putusannya tanpa mempertimbangkan
keterangan dari pihak ketiga yang mengungkapkan bahwasanya barang bukti yaitu mobil
yang digunakan oleh pelaku adalah mobil yang disewa (rental) dari pihak ketiga. Pada
putusan perdata nomor 14/PDT.PLW/2014/PN.STB memutuskan memenangkan gugatan
pihak ketiga. Seharusnya bila Majelis Hakim pada putusan pidana jeli dan cermat dalam
pertimbangannya tentunya pihak ketiga tidak perlu melakukan gugatan secara perdata.
Perlu kiranya Kejaksaan Agung Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Jaksa Agung tentang eksekusi barang bukti, sehingga ekseskusi barang bukti
tindak pidana narkotika mendapatkan kepastian hukum. Perlu kiranya Hakim di dalam

persidangan melihat barang bukti dengan cermat dan teliti serta mempertimbangkan
pihak ketiga yang dirugikan sehingga eksekusi barang bukti tidak menimbulkan
permasalahan. Perlu kiranya Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung melakukan MOU
terkait barang bukti dalam tindak pidana narkotika sehingga permasalahan eksekusi
barang bukti di kemudian hari tidak menjadi masalah dan Mahkamah Agung juga
mengeluarkan PERMA atau SEMA terkait hal tersebut.
Kata Kunci : Kepastian Hukum, Eksekusi Barang Bukti, Narkotika

.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
LEGAL CERTAINTY IN THE EXECUTION OF CRIME EVIDENCE OF
NARCOTICS
(Study Against the Supreme Court Decision No. 1258.K / PID.SUS / 2014 and Decision
No. 14 / PDT.PLW / 2014 / PN. STB)
MUHAMMAD HUSAIRI
For the authority of the prosecutor in the criminal field concerning the executor is
an act of prosecution as an executor of carrying out the determination of judges and

judicial decisions has permanent legal force. Evidence in criminal activities are often
decided in court for the deprived, but there is something different in narcotic crime,
namely Article 101 of Law Number 35 Year 2009 on Narcotics. The method used in this
research is normative. The formulation of the problem is how the prosecutor‟s role in the
execution of criminal decisions? How is the execution of the evidence relating to the
third party in narcotic cases in the District Court of Stabat and what barriers exist to the
execution? How consideration of the judge of the Supreme Court Decision No. 1258.K /
Pid.Sus / 2014 and Decision of the Civil District Court Stabat No. 14 / Pdt. Plw / 2014 /
PN. STB.
The role of prosecutors in the execution of criminal decisions, when referring to
Article 101 of Law Number 35 Year 2009 on Narcotics, namely (1) Narcotics, Narcotics
Precursor, and tools or goods used in the crime of Narcotics and Narcotics Precursor or
concerning Narcotics and Precursors narcotics and results expressed seized for the state.
(2) In terms of the tools or items seized as referred to in paragraph (1) is the property of
third parties acting in good faith, the owner may appeal against the confiscation to the
respective court within 14 (fourteen) days after the announcement of the court decision
level first. Shows that legal uncertainty in the execution of narcotic crime evidence by the
Attorney. Consideration of the judge in the District Court Stabat related narcotic crime
evidence of a third party in this case the consideration of the judge is still stiff. Judges
still refers to in paragraph (1) of Article 101 of Law Number 35 Year 2009 on Narcotics

without seeing paragraph (2). Obstacles encountered in the execution of narcotic crime

Universitas Sumatera Utara

evidence is in the case of criminal decisions, in which the civil verdict filed a third party
is granted by the judge, so the Attorney as executor experiencing difficulties.
Consideration of the judge‟s ruling in Supreme Court Decision No. 1258.K / Pid.Sus /
2014 shows that in this case the judge is too rigid in its decision without considering
information from third parties that the evidence revealed that the car used by the offender
is a hired car (rental) from third parties. In a civil ruling No. 14 / PDT.PLW / 2014 /
PN.STB decided won third party claim. Supposedly when the judges on criminal
decisions observant and careful in its consideration of third party certainly does not need
to be a civil lawsuit.
It would need to Attorney General of the Republic of Indonesia issued Decree
Attorney General on the execution of the evidence, so that the execution evidence
narcotic crime obtain legal certainty. It would need to judge in court viewed the evidence
carefully and thoroughly and consider the injured third party so that the execution of the
evidence does not cause problems. It would need to Attorney General and the Supreme
Court did MOU related to evidence in the criminal act of narcotics so that the problem of
execution as evidence at a leter date is not an issue and the Supreme Court also issued

SEMA and PERMA or related to it.
Keywords: Rule of Law, Execution of Evidence, Narcotics.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 14

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 20

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 26

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB) Chapter III V

0 0 84

Kepastian Hukum Dalam Eksekusi Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 14 PDT.PLW 2014 PN.STB)

0 0 6