Implementasi Terhadap Wajib Pajak Sarang Burung Walet Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2011 Chapter III V

BAB III
IMPLEMENTASI, PEMUNGUTAN, PENGAWASAN DAN PENEGAKAN
HUKUM WAJIB PAJAK SARANG BURUNG WALET

D. Implementasi Pemungutan Wajib Pajak Sarang Burung Walet
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) kota Medan yang bertugas
memungut dan mengumpulkan pajak Sarang burung walet adalah Dinas
Pendapatan,

Pengelolaan

Keuangan

dan

Aset

(DPPKA)

Kota Medan.


Pembentukan DPPKA Kota Medan baru berlangsung sekitar 3 tahun. Tepatnya,
pada bulan Juni 2013, pembentukan DPPKA ini didasari oleh peraturan daerah
nomor 09 Tahun 2013. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) Peraturan Daerah dimaksud,
DPPKA mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah
dalam bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset. Sebelum DPPKA
terbentuk, pungutan pajak sarang burung walet ini dikelola oleh Dinas Pendapatan
(DISPENDA) Kota Medan. 32
Mekanisme pemungutan pajak sarang burung walet itu oleh DPPKA dapat
terlihat di bawah ini:
1. Mekanisme pemungutan pajak dan pembayarannya terlihat bahwa Setiap
wajib pajak sarang burung walet diwajibkan mengisi SPTPD (Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah);
2. Selanjutnya SPTDP yang telah ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya
disampaikan kepala Kepala Daerah paling lambat 15 hari setelah berakhirnya
32

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA), Pasal 30.
23
Universitas Sumatera Utara


masa pajak; Berdasarkan SPTPD tersebut, Kepala Daerah menetapkan pajak
sarang burung walet terutang dengan menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan
Pajak Daerah);
3. Pembayaran pajak sarang burung walet dilakukan di Kas Daerah sesuai waktu
yang ditentukan dalam SPTPD dan SKPD; Pembayaran pajak tersebut
dilakukan dengan surat setoran pajak daerah.
Pajak pengambilan sarang burung walet merupakan jenis pajak baru, yang
apabila dikelola dengan maksimal dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
itu sendiri. Di Kota Medan sendiri pajak pengambilan sarang burung walet diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011, semua hal yang mengenai
pemungutan dan perhitungan pajak sarang burung walet terdapat di dalamnya.
Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Menghitung Pajak
Pasal 5
(1) Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah Nilai Jual Sarang
Burung Walet.
(2) Nilai jual sarang burung walet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
berdasarkan perkalian antara harga pasaran umum Sarang Burung Walet
yang berlaku di daerah dengan volume Sarang Burung Walet.
Pasal 6

Tarif pajak sarang burung walet dikenakan 10 % (sepuluh persen).
Pasal 7

Universitas Sumatera Utara

Besaran pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

E. Pengawasan Terhadap Pemungutan Wajib Pajak Sarang Burung Walet
Pengawasan adalah segala tindakan atau aktivitas untuk menjamin agar
pelaksanaan suatu aktifitas tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. 33 Menurut Adrian Sutedi, pengawasan adalah suatu kegiatan untuk
menjamin atau menjaga agar rencana dapat diwujudkan dengan efektif. Masingmasing organisasi mempunyai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk menjaga agar organisasi itu dapat mencapai tujuannya, mutlak
diperlukan pengawasan. 34 Pengawasan bekerja dengan memakai semua undangundang, prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan sebagai tolok ukur atau
pebanding untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan pokok organisasi itu
telah berjalan dengan baik. 35
Pengawasan sebuah Perda tentu saja merupakan kewenangan dari Satuan
Polisi Pamong Praja. Termasuk dalam pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan

dan pengusahaan sarang burung walet. Namun sejauh ini untuk pengawasan
terhadap kegiatan pengusahaan dan pengelolaan sarang burung walet pemerintah
belum sampai melibatkan Satpol PP secara langsung dilapangan, tetapi masih
sekedar penertiban peraturan jika diperlukan. Untuk pengawasan bangunan sarang
burung walet, pemerintah telah mengatur dalam rencana tata ruang wilayah
33

Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, hlm 331
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Kepabeanan, Jakarta, Sinar Grafika, 2012, hlm.59
35
Ibid, hlm.59

34

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten dan tata ruang Kecamatan dimana tidak diperkenankan membangun
pada kawasan pelabuhan, perkantoran, permukiman penduduk, kawasan indusrti,
pasar dan kawasan pariwisata. 36
Jika terjadi pelanggaran terhadap kawasan yang dilarang maka pemerintah

akan mengalih fungsikan bangunan tersebut sesuai dengan letak dimana bangunan
tersebut dibangun. Namun pada kenyataannya masih ada bangunan sarang burung
walet yang berada didaerah terlarang tersebut, seperti salah satunya diarea
permukiman penduduk.

F. Penegakan Hukum terhadap Wajib Pajak Sarang Burung Walet
Penegakan hukum merupakan serangkaian aktivitas, upaya, dan tindakan
melalui organisasi berbagai instrumen untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan
oleh penyusun hukum atau undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan
hukum. 37 Di dalam pengertian penegakan hukum tersebut juga termasuk
penyuluhan, sosialisasi, dan pendidikan serta bimbingan agar para pembayar pajak
dapat mengikuti dan mematuhi undang-undang perpajakan sesuai dengan yang
dicitacitakan oleh undang-undang atau peraturan di bidang perpajakan. 38
Penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai proses dilakukannya upaya
untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya penegakan
hukum ini dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai
36


Fairus Firda Rizki, Op.cit, hlm 7
Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung,
Sinar Baru, 2010, hlm. 24
37

Universitas Sumatera Utara

upaya penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap
hubungan hukum. Sedangkan apabila ditinjau dari sudut objeknya, penegakan
hukum dapat diartikan secara luas ataupun sempit. Dalam arti luas, penegakan
hukum itu mencakup pada nilai-nilai keadilan yang terkandung didalamnya bunyi
aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Namun
alam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan
yang formal dan tertulis saja.
Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan atau
Pengurangan Sanksi Administratif
Pasal 24
(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Walikota dapat
membetulkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB yang
dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung

dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam Peraturan Perpajakan
Daerah.
(2) Walikota dapat: a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif
berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan
perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan kekhilafan Wajib
Pajak atau bukan karena kesalahannya; b. mengurangkan atau membatalkan,
SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, atau SKPDLB yang tidak benar ; c.
mengurangkan atau membatalkan STPD; d. membatalkan hasil pemeriksaan
atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan

38

Adrian Sutedi, Hukum Pajak, Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hlm. 231

Universitas Sumatera Utara

tata cara yang ditentukan ; e. mengurangkan ketetapan pajak terutang
berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi
tertentu objek pajak; dan f. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak
terutang dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang

luar biasa. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau
penghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur
dengan Peraturan Walikota.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HAMBATAN DAN BAGAIMANA MENGATASINYA DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN
NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK
SARANG BURUNG WALET

C. Hambatan dan Bagaimana Mengatasinya dalam Implementasi Perda
Kota Medan Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pajak Sarang Burung Walet
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu
gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para
wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo,
objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba. Medan didirikan oleh

Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa
yang pertama mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung
yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang
pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim
disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni
sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota,
dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke 26 Medan.
Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah
pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang
bumiputra, dan seorang Tionghoa.
Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan,
fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional
28

Universitas Sumatera Utara

maupun nasional. Bahkan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan
sering digunakan sebagai barometer dan tolok ukur dalam pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.


39

Secara geografis, Kota Medan memiliki

kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian
Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti
Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sesuai dengan dinamika
pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa
kali perkembangan. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat
Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan
menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat
Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951 agar daerah Kota Medan
diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota Medan kemudian mengalami pemekaran
wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan.
Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri
Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan
melakukan


pemekaran

kelurahan

menjadi

144

kelurahan.

Selanjutnya,

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor
140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefinitipan 7
kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan

39

http://www.pemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf , diakses tanggal 21 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, Kota Medan
dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001
lingkungan. 40
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan
Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.
Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli
Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada
pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka kota Medan memiliki posisi
strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa,
baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor - impor). Posisi geografis
Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan
secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan saat ini. 41
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti
pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,
dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor
non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale
(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang
dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa
40
41

Ibid.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses
peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan
struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung
proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap.
Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan
didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor
produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan
perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada
kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor
tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar
26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. 42 Lapangan usaha dominan
yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub
sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor
industri pengolahan sebesar 16,58 persen17 Kontribusi tersebut tidak mengalami
perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier
memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan
primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan
telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58
persen dan jasa keuangan 13,41 persen. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun
42

http://www.pemkomedan.go.id/perekonomian_struktur.php DI akses pada tanggal 264

Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2009.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22
persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor
bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik,gas dan air bersih
5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan
penggalian tumbuh 0,46 persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas
dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota
Medan tahun 2012 sebesar 6,56 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran
menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan
dan komunikasi 1,85 persen, sektor bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76
persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor
industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih
0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan
0,90 persen Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun
2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20
persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen (ekspor 50,82 persen dan impor
20,29 persen), pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah
9,54 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per
Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79 juta, lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

Universitas Sumatera Utara

Secara geografis kota medan terletak di antara 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara
dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5- 37,5 meter di atas
permukaan laut dengan luas wilayah sekitar 265, 10 km2 .Kota Medan
mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara di wilayah ini rata-rata 82-84%
dan kecapatan angin rata-rata sebesar 1,38 m/sec. (www.pemkomedan.go.id).
Secara keseluruhan Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli
Serdang:
a. Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
b. Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
c. Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang
d. Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara
Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7
Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan
Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dan secara
administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang
mencakup 151 Kelurahan. Kecamatan-keacamatan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Kecamatan Medan Tuntungan

12. Kecamatan Medan Helvetia

2. Kecamatan Medan Johor

13. Kecamatan Medan Petisah

3. Kecamatan Medan Amplas

14. Kecamatan Medan Barat

4. Kecamatan Medan Denai

15. Kecamatan Medan Timur

Universitas Sumatera Utara

5. Kecamatan Medan Area

16. Kecamatan Medan Perjuangan

6. Kecamatan Medan Kota

17. Kecamatan Medan Tembung

7. Kecamatan Medan Maimun

18. Kecamatan Medan Deli

8. Kecamatan Medan Polonia

19. Kecamatan Medan Labuhan

9. Kecamatan Medan Baru

20. Kecamatan Medan Marelan

10. Kecamatan Medan Selayang

21. Kecamatan Medan Belawan.

11. Kecamatan Medan Sunggal
Secara geografi Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber
daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai. Kondisi ini menjadikan Kota
Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan
kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat daerahdaerah sekitarnya.
Kependudukan
Penduduk kota Medan dapat digolongkan pada kategori masyarakat
heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras dan
golongan. Komposisi masyarakat kota Medan terdiri atas Melayu, Batak
(Mandailing, Toba, Karo, Pak-pak, Simalungun, Angkola), Jawa, Aceh, Tionghoa,
India (Tamil, Sikh). Komposisi masyarakat kota Medan yang heterogen terbagibagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut
merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di kota Medan.
Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang terpecahbelah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap

Universitas Sumatera Utara

masyarakat di kota Medan. Luas kota Medan yang mencapai 265,10 km² dan
terdiri dari 21 daerah kecamatan yang terpecah lagi pada 155 daerah kelurahan.
Kepadatan penduduk kota Medan mencapai 2.712.236 jiwa, dengan tingkat
kepadatan 7.681 jiwa/km².
Potensi dan Perkembangan Kota Medan
Letak Kota Medan sangat strategis karena keberadaannya dekat dengan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang merupakan pintu gerbang atau
pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan
domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Kota Medan ini mewadahi berbagai
fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa
pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta
berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.
Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana
perhubungan darat, laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping
itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air besih dan
Kawasan Industri Medan (KIM). Di Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha
potensial. Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan
perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri
pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat
dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota
Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status
Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan

Universitas Sumatera Utara

pembangunan kota lebih menitik beratkan pada kedua sektor tersebut, apalagi
dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.
a. Kawasan Industri
Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di Indonesia, Kota
Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan industri,
termasuk menyediakan sebuah kawasan yang modern dan terkelola secara
professional.
Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di Kelurahan Mabar,
Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri
menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini dibelah oleh
dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat
strategis dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, 15 kilometer ke bandara
udara polonia serta 10 kilometer ke pusat Kota Medan. Berbagai fasilitas
penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara lain pengolahan air
limbah, air bersih, air hydran, listrik, telepon, gas, keamanan, pemadan kebakaran
dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di KIM antara lain
berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia, Swedia, Filipina,
Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan Dalam Angka
2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis perusahaannya
terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN berjumlah 78 dan
Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4.

Universitas Sumatera Utara

b. Perdagangan dan Jasa
Kota Medan memiliki berbagai sarana penunjang kegiatan perdagangan
dan jasa seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, plaza, mal, pusat hiburan
(entertainment) dan rekreasi, pusat jajanan malam serta taman budaya. Dalam dua
tahun terakhir, Kota Medan diramaikan pula dengan kehadiran sejumlah pusat
perbelanjaan/plaza bertaraf internasional seperti Sun Plaza, Medan Fair Plaza,
Grand Palladium, Centre Point dan lain sebagainya. Berdasarkan data tahun 2015,
jumlah pusat perdagangan seperti : Mall/plaza/hypermarket berjumlah 20,
Supermarket berjumlah 18, Pasar swalayan berjumlah 40, Pusat pasar/pasar inpres
berjumlah 14, Pasar kecil/tradisional berjumlah 24, dan Pasar lingkungan/malam
hari berjumlah 31.
Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil
yaitu Sub-Bagian Peneriman pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya
mengelola bidang penerimaan / Pendapatan Daerah. Mengingat pada saat itu
potensi Pajak maupun Retribusi Daerah di Kota Medan belum begitu
banyak, maka dalam Sub–Bagian Penerimaan tidak terdapat Seksi atau Urusan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk serta potensi Pajak / Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui
Peraturan Daerah Kota Medan, Sub–Bagian tersebut diatas ditingkatkan menjadi
Bagian dengan nama Bagian IX yang tugas pokoknya mengelola Penerimaan dan
Pendapatan Daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola
pendekatan secara sektoral pungutan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
KUPD-7, tahun 1978, tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten / Kotamadya di seluruh Indonesia,
maka Pemerintah Kota Medan menetapakan Peraturan Daerah Kota Nomor
12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Kotamadya Medan sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri
dimaksud. Struktur Organisai Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan
3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) Seksi dengan masing - masing seksi terdiri dari 3
(tiga) subseksi.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan Wajib Pajak
/ Retribusi Daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk
dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut
perlu dirubah secara fungsional. Dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor : 973-442, tahun 1988, tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur
Perpajakan / Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi
dan Bangunan di 99 Kabupaten/Kota dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor : 061/1861/PUOD, tanggal 02 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi / Kabupaten / Kotamadya, maka
Pemerintah Kota Medan merubah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12
Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya
Medan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 16 Tahun 1990

Universitas Sumatera Utara

tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kotamadya Daerah
TK. II Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten / Kota, maka Pemerintah
Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas. Dinas Daerah
dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 4 Tahun 2001, sehingga Peraturan
Daerah Kotamadya Daerah TK. II Medan Nomor : 16 Tahun 1990
dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK Walikota Medan Nomor :
25 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan.
Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang Pungutan
Pajak, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerlah lainnya Dinas Pendapatan
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, yang terdiri dari 1 (satu)
Bagian Tata Usaha dengan 4 (empat) Sub Bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan
masing- masing 4 (empat) Seksi serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun yang memimpin Dinas Pendapatan sejak dari Bagian IX /
Pendapatan sampai dengan saat ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

Bagan/Skema, Struktur Organisasi Dinas Pendapataan Daerah Kota Medan

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan terdiri dari :
a. Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Penyusunan Program;
c. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan:
1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran;
2. Seksi Pemeriksaan;
3. Seksi Penetapan;
4. Seksi Pengelohan Data dan informasi;

Universitas Sumatera Utara

d. Bidang Penagihan, membawahkan:
1. Seksi Pembukuan dan Verifikasi;
2. Seksi Penagihan dan Perhitungan;
3. Seksi Pertimbangan dan Restitusi;
e. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, membawahkan:
1. Seksi Bagi Hasil Pajak;
2.Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak;
3.Seksi Penatausahaan Bagi Hasil;
4.Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan.
f. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, membawahkan:
1. Seksi Pengembangan Pajak;
2. Seksi Pengembangan Retribusi;
3. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain – Lain.
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Sesuai dengan Keputusan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010 tentang
tugas pokok fungsi Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan, dalam
keputusan ini yang dimaksud dengan :
a. Dinas
Dinas

merupakan

unsur

pelaksana

pemerintah daerah, yang

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Universitas Sumatera Utara

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
pemerintah daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
Dinas mempunyai fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pandapatan;
b) Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang
pendapatan;
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan; dan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi
umum, keuangan dan penyusunan program.
Sekretariat mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;
c) Pelaksanaan
kesekretariatan

dan

penyelenggaraan

Dinas

yang

pelayanan

meliputi

administrasi

administrasi

umum,

kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggan Dinas;

Universitas Sumatera Utara

d) Pengelolaan

dan

pemberdayaan

sumber

daya

manusia,

pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;
e) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas;
f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan;
h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
1. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Sekretariat lingkup administrasi umum. Sub Bagian Umum
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata
naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan
d. penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas;
e. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan kepegawaian;
g. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

Universitas Sumatera Utara

h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretariat sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan;
b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan;
c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan
dan verfikasi.
d) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan;
e) Penyusunan laporan keuangan Dinas;
f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;

Universitas Sumatera Utara

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris.
Sub

Bagian

Penyusunan

Program

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program
dan kelaporan.
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai fungsi:
a. Penyusunan

renacana,

program,

dan

kegiatan

Sub

Bagian

Penyusunan Program;
b. Pengumpulan

bahan

petunjuk

teknis

lingkup

penyusunan

rencana dan program dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas;
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pendataan dan Penetapan
Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Universitas Sumatera Utara

Bidang

Pendataan

melaksanakan

dan

sebagian

Penetapan
tugas

mempunyai

Dinas

tugas

pendataan.

pokok

Pendaftaran,

pemeriksaan penetapan, dan pengolahan data dan informasi.
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai fungsi:
a.

Penyusunan

rencana,

program,

dan

kegiatan

Bidang

Pendataan dan Penetapan;
b.

Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran,
pemeriksaan penetapan, dan pengolahan data dan informasi;

c.

Melaksanakan

pendaftaran

dan

pendataan

seluruh

wajib

pajak, wajib retribusi dan pendapatan daerah lainnya;
d.

Pelaksanaan

pengolahan

dan

informasi

baik

dari

Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan
Retribusi Daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dan informasi dari
instansi terkait;
e.

Pelaksanaan

proses

penetapan

pajak

daerah, retribusi

daerah dan pendapatan daerah lainnya;
f.

Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap
Wajib Pajak dan Wajib Retribusi;

g.

Pelaksanaan

monitoring, evaluasi,

dan

pelaporan

lingkup

bidang pendataan dan penetapan;
h.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
Seksi Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pendataan dan Penetapan.
Seksi

Pendataan

dan

Pendaftaran

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup
pendataan dan pendaftaran.
Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai fungsi:
a. Penyiapan

rencana, program, dan

kegiatan

Seksi

Pendataan

dan Pendaftaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan
pendaftaran;
c. Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah
dan

pendapatan

daerah

lainnya

melalui

informasi

Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan
Retribusi Daerah (SPTRD);
d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak/retribusi daerah melalui
formulir pendaftaran;
e.

Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib
Pajak Daerah/Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat
perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan
pendataan

Universitas Sumatera Utara

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan.
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pendataan dan Penetapan. Seksi Pemeriksaan mempunyai
fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan;
c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim
pemeriksa.
d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek
pajak;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan
tugas;
f. Pelaksanaa tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

3. Seksi Penetapan
Seksi Penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan.
Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup penetapan pokok pajak
daerah / pokok retribusi daerah.
Seksi Penetapan mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan;
c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak
daerah /pokok retribusi daerah;
d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip
surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan
penetapan;
e. Pelaksanaan

perhitungan

jumlah

angsuran

pembayaran

/

penyetoran atas permohonan wajib pajak
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pendapatan dan Penetapan.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup
data dan informasi. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai
fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi;
c. Pengumpula dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi
daerah;
d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi ke dalam kartu data;
e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
d. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Universitas Sumatera Utara

Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan,
pertimbangan, dan restitusi.
Bidang Penagihan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan;
b.

Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi,
penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi;

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi
daerah dan pendapatan daerah lainnya;
d.

Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan
atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

e.

Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan
atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan
wajib pajak atas permohonan wajib pajak;
g. Pelaksanaan

monitoring,

evaluasi,

dan

pelaporan

lingkup

bidang penagihan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
1. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
Seksi pembukuan dan verifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Penagihan.

Universitas Sumatera Utara

Seksi

Pembukuan

dan

Verfikasi

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pembukuan
dan verifikasi.
Seksi pembukuan dan Verifikasi mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan
Verifikasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan
verifikasi;
c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan
penerimaan pajak daerah retribusi dan pendapatan daerah lainnya;
d. Pelaksanaan

pembukuan

dan

verifikasi

penerimaan

dan

pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil
pungutan

benda berharga ke dalam kartu persediaan benda

berharga;
e. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya;
f. Penyiapan

bahan

dan

data

laporan

tentang

realisisasi

penerimaan, pengeluaran, pengeluaran dan sisa persediaan benda
berharga secara berkala;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;

Universitas Sumatera Utara

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Penagihan.
Seksi

Penagihan

dan

Perhitungan

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup penagihan dan
perhitungan.
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai fungsi:
a. Penyiapan

rencana, program, dan

kegiatan

Seksi

Penagihan

dan Perhitungan;
b. Penyusunan

bahan petunjuk

teknis

lingkup

penagihan dan

perhitungan;
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan
pajak daerah, retribusi daerah dan pandapatan daerlah lainnya;
d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan
penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah
yang berkaitan dengan penagihan;
e.

Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

3. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
Seksi Pertimbangan dan Restitusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang
Penagihan.
Seksi pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan
dan restitusi.
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai fungsi:
a. Penyiapan

rencana,

program

dan

kegiatan

Seksi

Pertimbangan dan Restitusi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan
restitusi;
c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib
pajak;
d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah
yang dapat diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan;
e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian
restitusi dan atau pemindahbukuan;
f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retribusi;
g. Penelitian keberatan wajib pajak / wajib retribusi;
h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak / wajib
retribusi;

Universitas Sumatera Utara

i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas
tentang persutujuan atau penolakan atas keberatan;
j.

Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;

k. Pelaksanaan tugas lain yangf diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
e. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawan kepada Kepala Dinas.
Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan
bagi hasil dan perundang-undangan dan mengkaji pendapatan.
Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana,

program, dan kegiatan Bidang Bagi

Hasil Pendapatan.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan
bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan
dan pengkajian pendapatan;
c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan
pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil
pajak dan bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang
sah;

Universitas Sumatera Utara

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak /
bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat,
DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;
f. Pelaksanaan

pengkajian

pelaksanaan

peraturan

perundang-

undangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah di bidang dana
perimbangan, dan lain- lain pendapatan yang syah;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup
bidang bagi hasil pendapatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
1.

Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil
Pendapatan.
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak.
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak;
c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) /
Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak Bumi dan
Bangunan;

Universitas Sumatera Utara

d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya,
membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak
(SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan kepada wajib pajak, penerimaan
kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kembali
kepada Kantor Pelayanan PBB;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2.

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi
Hasil Pendapatan. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan
lingkup bagi hasil bukan pajak. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan
Pajak
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak;
c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak
provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lainlain pelaporan yang syah;\

Universitas Sumatera Utara

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3.

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi
Hasil Pendapatan. Seksi
tugas

pokok

Penatausahaan

Bagi

Hasil

mempunyai

melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil

Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil.
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan
Bagi Hasil;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penatausahaan bagi hasil;
c. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak
Bumi dan Bangunan;
d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak,
DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

4.

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
dipimpin Oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Bagi Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan
kajian

pendapatan.

Seksi

Peraturan

Perundang-Undangan

dan

Pengkajian Pendapatan mempunyai fungsi:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-Undangan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundangundangan dan pengkajian pendapatan;
c. Penyiapan bahan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait
tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian
atas penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundang- undangan di bidang dana permbangan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala
Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak,
retribusi, dan pendapatan lain-lain.
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi:
a.

Penyusunan

rencana,

program,

dan

kegiatan

Bidang

Pengembangan Pendapatan Daerah;
b.

Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain;

c.

Pelaksanaan

pengkajian

potensi

pajak

daerah,

retribusi

daerah dan pendapatan lainnya;
d.

Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah;

e.

Pelaksanaan

monitoring,

evaluasi,

dan

pelaporan

lingkup

bidang pengembangan pendapatan daerah;
f.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.

Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pengembangan
Pendapatan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan pajak.
Seksi Pengembangan Pajak mempunyai fungsi:
a.

Penyiapan

rencana,

program,

dan

kegiatan

Seksi

Pengembangan Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
pajak;
c.

Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi
pendapatan daerah di bidang pajak daerah;

d. Penyiapan

bahan

dan

data

pengkajian

pengembangan

potensi pajak daerah;
e.

Penyiapan

bahan

monitoring,

evaluasi,

dan

pelaporan

pelaksanaan tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah.
Seksi Pe