Implementasi Terhadap Wajib Pajak Sarang Burung Walet Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2011

BAB II
PENGATURAN HUKUM TERHADAP WAJIB PAJAK SARANG
BURUNG WALET KOTA MEDAN

D. Pengertian Pajak dan Sarung Burung Walet
Pengertian pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam bidang
perpajakan memberikan pengertian yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya
dalam defenisi tersebut semuanya mempunyai inti dan tujuan yang sama. Defenisi
pajak dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Perpajakan adalah sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
P.J.A Adriani diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo “Pajak adalah
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelengarakan pemerintahan”. 17
Pengertian pajak menurut Anderson Muhammad Djafar Saidi yang
mengemukakan bahwa : “tax is a compulsory contributon, levied by the state (in

the broad sense) upon persons property income and privileges for purposes of

17

R. Santoso Brotodiharjo. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung, Eresco, 2003, hlm 2

15
Universitas Sumatera Utara

defraying the expences of government (pajak adalah pembayaran yang bersifat
memaksa kepada negara yang dibebankan pada pendapatan kekayaan seseorang
yang diutamakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah”. 18 Sedangkan
menurut Diaz Priantara “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang
melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra
prestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk
menbiayai pengeluaran pemerintahan” 19
Menurut Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo menyebutkan Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan kepada wajib pajak) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

20

Beaulie dalam Judisseno menyebutkan bahwa pajak adalah merupakan
kontribusi langsung maupun tidak langsung yang pelaksanaannya dapat
dipaksakan oleh kekuasaan publik baik terhadap masyarakat maupun atas barang
untuk pembiayaan belanja negara”. 21
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

18

Muhammad Djafar Saidi. Perlindungan Hukum Wajib Pajak dalam Penyelesaian
Sengketa Pajak. Jakarta, Rajawali Pers, 2010, hlm 30
19
Diaz Priantara. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Jakarta, Djambatan, 2012, hlm 2
20

Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta, Andi, hlm 1
21
Judisseno, Rimsky K. Pajak & Strategi Bisnis. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2005, hlm 13

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah
untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undangundang yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan
daerah. Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah
ditetapkan undang-undang Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan
pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Burung wallet adalah
satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia
maxina, collocalia esculanta dan collocalia linchi.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian retribusi daerah, yang selanjutnya

disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. Besarnya retribusi yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan
tertentu dihitung dengan cara mengalikan tarif retribusi dengan penggunaan jasa 22
22

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Pasal 1

Universitas Sumatera Utara

E. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak
Burung walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia yaitu
collocalia fuchliap haga/collocalia maxina, collocalia, esculanta, dan collocalia
linchi. 23

Dengan nama Pajak Sarang Burung Walet dipungut pajak atas setiap hasil
produksi sarang burung walet yang diusahakannya. 24
Adapun yang menjadi objek pajak sarung burung walet adalah :
1. Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau pengusahaan
sarang burung walet.
2. Lokasi objek pajak yang dibenarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet yang
telah ada dan beroperasi sebelum Peraturan Daerah ini disahkan;
b. kawasan yang disesuaikan dengan RTRW Daerah; dan
c. kawasan lainnya yang mempunyai potensi yang tidak termasuk dalam
poin a dan poin b di atas dapat dibenarkan dengan persetujuan DPRD
Kota Medan.
3. Tidak termasuk objek Pajak Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah pengambilan sarang burung walet yang telah dikenakan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

23

Pajak Sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan atau pengusahaan

sarang burung walet.
24
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pajak Sarang Burung
Walet, Pasal 2.

Universitas Sumatera Utara

4. Perizinan Sarang Burung Walet ditetapkan dengan Peraturan Walikota25
Sedangkan yang menjadi subjek pajak burung walet adalah :
a. Subjek Pajak Burung Walet adalah orang pribadi atau Badan yang
melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burung walet.
b. Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah nilai jual sarang
burung walet yang berlaku di daerah dan dikenakan 10% (sepuluh persen)
dan masa pajaknya adalah 1 (satu) bulan kalender. Kemudian, pajak
terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran dan atau yang
seharusnya dibayarkan oleh wajib pajak. Wajib pajak sarang burung walet
adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan sarang burung walet. 26

F. Pengaturan Pengenaan Wajib Pajak Sarang Burung Walet

Pemungutan pajak sarang burung walet saat ini didasarkan pada hukum
yang jelas dan kuat, sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang
terkait. Dasar hukum pemungutan pajak sarang burung walet pada suatu
kabupaten/ kota adalah sebagaimana dibawah ini :
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
2. Peraturan Daerah kabupaten/ kota yang mengatur tentang pajak sarang burung
walet.

25
26

Ibid, Pasal 3.
Ibid, Pasal 5-10

Universitas Sumatera Utara

3. Keputusan bupati/ walikota yang mengatur tentang pajak sarang burung walet
sebagai aturan pelaksana peraturan daerah tentang pajak sarang burung walet
pada kabupaten/ kota dimaksud.

4. Peraturan Daerah Kota Medan Medan Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pajak
Sarang Burung Walet. 27
Sementara ditinjau dari sudut Hukum Administrasi Negara mengenai
peraturan perundang-undangan izin sarang burung walet yaitu:
a. Izin
Izin adalah suatu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum
administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk
mengendalikan tingkah laku warga. Izin adalah suatu persetujuan dari
penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk
dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan perundangundangan. Dengan memberikan izin, penguasa memperkenankan orang
yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang
sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenaan dari suatu tidakan yang
demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya. 28

27

Fairus Firda Rizk, Pengelolaan Dan Pengusahaan Sarang Burung Walet Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara,
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2015, hlm 6
28

Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi, Jakarta, PT. RajaGrafindo
Persada, 2010, hlm 206

Universitas Sumatera Utara

b. Konsesi
Sesuatu yang dapat kita berikan kepada pihak lawan untuk menukarkan
sesuatu yang kita inginkan, mengatasi konflik serta memperoleh
kesepakatan. 29
c. Lisensi
Lisensi adalah suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan
suatu perusahaan. Linsensi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang
memperkenankan seseorang untuk menjalakan suatu perusahaan dengan
khusus atau istimewa.
d. Sanksi hukum administrasi
Sanksi Hukum Administrasi, menurut J.B.J.M. ten Berge,”sanksi
merupakan inti dari penegakan hukum administrasi. Sanksi diperlukan
untuk menjamin penegakan hukum administrasi”. Menurut P de Haan dkk,
”dalam HAN, penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan
kewenangan pemerintahan, di mana kewenangan ini berasal dari aturan

hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis”. JJ. Oosternbrink
berpendapat ”sanksi administrasiinistratif adalah sanksi yang muncul dari
hubungan antara pemerintah warga negara dan yang dilaksanakan tanpa
perantara pihak ketiga (kekuasaan peradilan), tetapi dapat secara langsung
dilaksanakan oleh administrasi sendiri”. 30

29

http://proactivemanagement.co.id/articles/Negotiation/Konsesi.html, diakses tanggal 11

Juli 2016
30

http://bahankuliyah.blogspot.co.id/2014/05/hukum-administrasi-negara-khusus.html,
diakses tanggal 11 Juli 2016.

Universitas Sumatera Utara

Jenis Sanksi Administrasi dapat dilihat dari segi sasarannya yaitu sanksi
reparatoir artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran

norma, yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi semula
sebelum terjadinya pelanggaran, misalnya bestuursdwang, dwangsom),
sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman
pada seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif, sedangkan
Sanksi Regresif adalah sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidak
patuhan terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan yang
diterbitkan. 31

31

Ibid.

Universitas Sumatera Utara