Optimasi Pemanfaatan Salah Satu Jenis Lesser Known Species dari Segi Sifat Anatomi dan Pemesinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ketidakmampuan

hutan

alam

untuk

memenuhi

kebutuhan

kayu

menyebabkan industri perkayuan mengalami gangguan dalam proses produksinya.
Data statistik kehutanan pada tahun 2011 kebutuhan kayu bulat berdasarkan
sumber produksi tahun 2007 - 2011 terus meningkat. Produksi kayu pada tahun
2007 tercatat 32,197 juta m3 dan pada tahun 2011 tercatat 47,429 juta m3

(Kementrian Kehutanan, 2012).
Beberapa tahun terakhir laju perkembangan industri perkayuan terhambat
bahkan stagnan terkait dengan berbagai masalah yang dihadapi. Salah satu
permasalahan utama yang dihadapi adalah kelangkaan kayu sebagai bahan baku.
Tercatat bahwa kekurangan bahan baku kayu berkualitas mencapai 70% untuk jati
dan hampir 90% untuk jenis lainnya. Kekurangan bahan baku kayu berkualitas
untuk industri tersebut sedikit banyak membuka peluang lebih besar untuk
memanfaatkan sebanyak mungkin jenis kayu termasuk jenis kayu kurang dikenal.
Namun demikian industri dalam negeri belum sepenuhnya siap menerima semua
jenis kayu. Dari 4.000 jenis kayu yang terdapat di Indonesia baru diketahui
keberadaannya saja, sedangkan sifat-sifat, cara pengolahan dan pemanfaatan dari
banyak jenis kayu belum diketahui. Dari jumlah tersebut sekitar 400 jenis yang
berdiameter besar dan dianggap penting, dimana 267 jenis digolongkan ke dalam
120 kelompok kayu perdagangan (commercial wood species) sedangkan sisanya
133 jenis digolongkan ke dalam kelompok kayu kurang dikenal (lesser-known
wood species). Mandang (1997) mencatat terdapat 577 jenis kayu Indonesia yang
digolongkan ke dalam jenis kayu sangat tidak dikenal (the least-known wood

Universitas Sumatera Utara


species). Pengelompokan 267 jenis kayu perdagangan ke dalam 120 kelompok
kayu perdagangan kurang sesuai lagi karena jumlah jenis kayu perdagangan sudah
bertambah (Muslich dkk., 2013).
Pemanfaatan suatu jenis kayu memerlukan pengetahuan akan sifat dasar
dan sifat pengolahan kayu, dengan tujuan untuk pemanfaatan yang optimal.
Pengetahuan akan struktur anatomi sel-sel penyusun kayu menjadi penting karena
sifat fisis, mekanis, kimia dan sifat pengolahan kayu sangat bergantung pada
penjelasan tersebut (Dewi &Supartini 2011).
Di daerah asalnya kayu kalimuru masih belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya digunakan untuk kayu pertukangan ataupun dijadikan sebagai
kayu bakar. Pemanfaatan untuk keperluan lain masih kurang, karena masyarakat
belum mengetahui informasi yang akurat tentang kayu ini.
Pemanfaatan kayu tidak terlepas dari pemahaman terhadap sifat penentuan
kualitas dari kayu. Penggunaan kayu untuk keperluan konstruksi harus
memperhatikan sifat anatomi, sifat pemesinan dan sifat keawetan alami dari kayu
tersebut. Berdasarkan uraian ini maka penelitian mengenai sifat anatomi, dan sifat
pemesinan kayu kalimuru dilakukan.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat anatomi, dan sifat

permesinan dari pohon kalimuru agar dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai
bahan baku dalam industry perkayuan.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang ilmiah dan
akurat tentang sifat anatomi, dan sifat pemesinan kayu kalimuru sehingga dapat
diketahui secara jelas peruntukan yang sesuai untuk jenis kayu ini.

Universitas Sumatera Utara