Optimasi Pemanfaatan Salah Satu Jenis Lesser Known Species Dari Segi Sifat Fisis Dan Sifat Mekanisnya

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terdapat 4.000 jenis kayu di Indonesia baru diketahui keberadaannya saja,
sedangkan sifat-sifat, cara pengolahan dan pemanfaatan dari banyak jenis kayu
belum diketahui. Dari jumlah tersebut sekitar 400 jenis yang berdiameter besar
dan dianggap penting, dimana 267 jenis digolongkan ke dalam 120 kelompok
kayu perdagangan (commercial wood species) sedangkan sisanya 133 jenis
digolongkan ke dalam kelompok kayu kurang dikenal ( lesser-known wood
species). Mandang (1997) menyatakan terdapat 577 jenis kayu Indonesia yang

digolongkan ke dalam jenis kayu sangat tidak dikenal (the least-known wood
species).

Pengelompokan 267 jenis kayu ke dalam 120 kelompok kayu perdagangan kurang
sesuai lagi karena jumlah jenis kayu perdagangan sudah bertambah (Muslich et
al., 2013).

Salah satu jenis kayu yang belum optimal pemanfaatannya adalah jenis kayu
kalimuru. Kayu ini merupakan kayu endemik di Pulau Lombok namun hingga
saat ini industri perkayuan Indonesia belum melirik/berminat terhadap kayu ini
dikarenakan belum mengetahui informasi yang akurat tentang kayu ini sedangkan

negara tetangga (Filipina) telah berminat untuk membudidayakan dan
mengembangkan jenis kayu ini.
Saat ini kebutuhan masyarakat akan bahan baku kayu sangat tinggi, tetapi suplay
kayu dari hutan alam Indonesia semakin hari semakin berkurang. Hal ini sesuai
dengan Purba et al. (2014) yang menyatakan bahwa selama beberapa tahun
terakhir permintaan kayu di Indonesia terus meningkat berkebalikan dengan luas
hutan yang semakin menurun. Kementerian Kehutanan di tahun 2013 menyatakan

bahwa kebutuhan kayu nasional adalah 49 juta m 3. Sementara kebutuhan dunia
terhadap bahan baku kayu pada 2014 setidaknya mencapai 350 juta m 3.
Beberapa tahun terakhir laju perkembangan industri perkayuan terhambat bahkan
stagnan terkait dengan berbagai masalah yang dihadapi. Salah satu permasalahan
utama yang dihadapi adalah kelangkaan kayu sebagai bahan baku. Tercatat bahwa
kekurangan bahan baku kayu berkualitas mencapai 70% untuk jati dan hampir
90% untuk jenis lainnya. Kekurangan bahan baku kayu berkualitas untuk industri
tersebut sedikit banyak membuka peluang lebih besar untuk memanfaatkan jenis
kayu kurang dikenal. Namun demikian industri dalam negeri belum sepenuhnya
siap menerima semua jenis kayu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2016) serat kayu kalimuru
termasuk serat kelas sedang (medium) dan untuk bahan baku pulp termasuk kelas

II (baik), dengan demikian kalimuru memiliki potensi untuk menghasilkan pulp
yang baik sedangkan untuk sifat permesinan jenis cacat yang didapat pada
kalimuru yaitu bulu halus, tanda serpih dan serat tersobek. Sifat permesinan kayu
kalimuru termasuk mutu baik (kelas II) dan untuk hasil finishing menggunakan
pernis dan cat termasuk baik namun jika menggunakan flintkote hasilnya tidak
baik karena menghasilkan permukaan yang tidak rata dan sulit dalam proses
pengerjaannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian

mengenai sifat fisis dan sifat mekanis kayu kalimuru untuk optimasi
pemanfaatannya dari segi kekuatan untuk kemungkinan penggunaan konstruksi
ataupun struktural.

Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis sifat fisis dan sifat mekanis dari kayu kalimuru agar dapat
dioptimalkan pemanfaatannya sebagai bahan baku kayu konstruksi struktural
dalam industri perkayuan.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang ilmiah dan
akurat serta menambah pengetahuan mengenai sifat fisis dan sifat mekanis kayu
kalimuru sehingga dapat diketahui secara jelas peruntukan yang sesuai untuk jenis
kayu ini dan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kehutanan
di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan.