Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World
Health Organizatiaon (WHO) pada

tahun 2014 merupakan sistem kesehatan

yang memastikan setiap warga memiliki akses yang adil terhadap pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bermutu dengan
biaya yang terjangkau. Cakupan universal mengandung dua elemen inti yakni
pertama akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga, dan
kedua perlindungan resiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan
kesehatan. Dan setiap orang memiliki kewajiban untuk turut serta dalam jaminan
kesehatan sosial (Kemenkes RI, 2014).
Pemerintah mengeluarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial bagi seluruh warga
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera , adil dan makmur. Sesuai dengan undangundang tersebut , SJSN diselenggarakan dengan mekanisme asuransi sosial

dimana setiap peserta wajib membayar iuran untuk memberikan perlindungan atas
resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau keluarganya. Dalam SJSN,
terdapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen
terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Seiring dengan dimulai berlakukannya JKN per 1 Januari 2014, semua
program jaminan kesehatan yang pernah diberlakukan pemerintah seperti Askes,
Jamsostek, Jamkesmas) diintegrasikan ke dalam satu Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS merupakan badan penyelenggara
asuransi sosial kesehatan yang mengelola upaya kesehatan perorangan (UKP)
seluruh masyarakat di Indonesia. BPJS kesehatan akan melakukan kerjasama
dengan Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di tingkat pertama dan tingkat
lanjutan.
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah ( BPJS, 2014).
Melalui JKN, sistem pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu programnya adalah
memperkuat Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat pertama sebagai gate
keeper . Selain itu pengelolaan layanan kesehatan berjenjang perlu diperkuat agar

cakupan pelayanan kesehatan adil, berkualitas, serta merata. Puskesmas sebagai
salah satu FKTP yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya.

Universitas Sumatera Utara

3

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan

nasional. Pusat kesehatan masyarakat disebut sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (public goods)
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama (private goods), dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya (Permenkes RI No. 75 tahun 2014)
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah puskesmas, klinik
pratama, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan
Rumah Sakit kelas D pratama atau yang setara. Sedangkan yang termasuk fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat kedua dan ketiga (Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut) adalah klinik utama, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus. Berdasarkan klasifikasi rumah sakit, maka RS Umum/Khusus kelas C
dan B dapat dikatagorikan sebagai Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua
(Sekunder) dan RS Umum/Khusus Kelas A atau RS Umum/Khusus Kelas B yang
menjadi pusat pendidikan kedokteran dapat dikatagorikan sebagai Pelayanan
Kesehatan Tingkat Ketiga (Tersier) (Permenkes RI No. 001 Tahun 2012).
Di era JKN, puskesmas diharapkan dapat menangani 155 diagnosa
penyakit sesuai dengan Kompetensi Dokter Umum yang dapat ditangani di FKTP,
sehingga para peserta JKN tidak perlu lagi berobat langsung ke rumah sakit,
karena di FKTP pun sudah bisa ditangani. Namun tidak menutup kemungkinan
pada kasus-kasus tersebut dapat langsung berobat ke Rumah Sakit dengan

mempertimbangkan Time (lama perjalanan penyakitnya), Age (usia pasien),

Universitas Sumatera Utara

4

Complication (komplikasi penyakit/tingkat kesulitan), Comorbidity (penyakit

penyerta), and Condition (kondisi fasilitas kesehatan). Kasus medis yang dapat
diselesaikan secara tuntas di FKTP yaitu, kasus pelayanan primer yang mengacu
pada kompetensi dokter umum, kasus medis yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan; dan kasus medis yang termasuk dalam Program
Rujuk Balik BPJS Kesehatan seperti kasus Hipertensi, Diabetes Mellitus (kencing
manis), asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), stroke, epilepsy,
schizofren, Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) dan Jantung (Info BPJS
Kesehatan Edisi XI Tahun 2014).
Pelayanan kesehatan di Indonesia dilaksanakan secara berjenjang, dimulai
dari pelayanan kesehatan dasar

oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.


Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya
dapat di berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama, kecuali dalam keadaan gawat darurat (Permenkes RI No. 001 Tahun
2012).
Sistem rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara
timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Rujukan horizontal adalah rujukan
yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk
tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar

Universitas Sumatera Utara

5

pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat
pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau

sebaliknya (Permenkes No. 001 Tahun 2012).
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan

fasilitas kesehatan tingkat

pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti terbatasnya jenis dan
jumlah obat yang sesuai dengan standar dalam Formularium Nasional (Fornas),
standar alat kesehatan yang tercantum dalam Kompendium Alat Kesehatan dan
standart pelayanan lainnya yang tercantum dalam JKN serta peserta yang ingin
mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat
dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur
sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan (Panduan Praktis Sistem
Rujukan Berjenjang oleh BPJS Kesehatan)
Puskesmas Mandala terletak di daerah perbatasan antara Kota Medan
dengan Kabupaten Deli Serdang, dan memiliki wilayah kerja sebanyak 4
kelurahan, yaitu : Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan
Bantan Timur dan Kelurahan Tembung. Distribusi penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Mandala adalah sebesar 72.965 jiwa, dengan perbandingan perempuan
sebanyak 36.637 perempuan , laki-laki sebanyak 36.328 lak-laki. Oleh karena itu

jumlah pasien yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Mandala cukup banyak. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas puskesmas
pada survey pendahuluan, Puskesmas Mandala telah melaksanakan program BPJS
sejak bulan Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

6

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, Puskesmas Mandala
didukung oleh fasilitas meliputi gedung permanen, ruang KIA/KB, ruang suntik,
ruang gigi dan mulut, rang apotik, ruang labolatorium, ruang pertemuan, ruang
dokter, ruang tunggu pasien dan kamar mandi. Adapun peralatan yang dimiliki
oleh Puskesmas Mandala adalah alat-alat pemeriksaan fisik, alat-alat pertolongan
pasien, alat-alat suntik dan alat-alat p3k, timbangan bayi dan dewasa, satu dental
set unit, lemari pendingin, alat-alat imunisasi serta vaksin seperti BCG, DPT,
POLIO, TT dan Hepatitis.
Sebelum ditetapkan rayonisasi, Puskesmas Mandala bebas memberikan
rujukan ke Rumah Sakit manapun, namun setelah ditetapkan nya sistem
rayonisasi dalam pemberian Puskesmas Mandala, puskesmas hanya dapat

merujuk pasien ke rumah sakit atau klinik tertentu yang sudah ditetapkan, yaitu :
RS Haji, RSUP Pirngadi Medan, RS Imelda Pekerja Indonesia, RS Malahayati,
RS Jiwa, UPT KIM / BKIM, BP-4, Klinik Mata M-77, Klinik Spesialis Ginjal dan
Hipertensi Rasyida, Medan Haemodialisis Center, RS Permata Bunda dan RS
Murni Teguh.
Pada tahun 2013 jumlah kunjungan pasien peserta ASKES ke Puskesmas
Mandala adalah sebesar 13.414 orang, dengan total 7.799 rujukan (58%) atau
sekitar 650 orang rujukan per bulan. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien
peserta JKN mengalami peningkatan, total kunjungan pasien adalah 16.138
orang sementara jumlah pasien yang dirujuk sebanyak 7.352 orang (46%) atau
sekitar 613 orang rujukan per bulan. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien
peserta JKN sebanyak 14.032 orang dan jumlah pasien yang dirujuk sebanyak

Universitas Sumatera Utara

7

6.790 orang (48,40%) atau sekitar 566 orang rujukan tiap bulan nya. Angka
rujukan di Puskesmas Mandala tersebut tergolong


tinggi dalam era JKN.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, alur pemberian rujukan
di Puskesmas Mandala adalah sebagai berikut, pasien yang datang ke puskesmas
mendaftarkan diri di bagian pendaftaran, lalu mendapatkan nomor antrian. Pasien
lalu dipanggil sesuai dengan nomor urut nya, setelah dipanggil pasien menuju poli
sesuai dengan keluhannya. Pada saat pemeriksaan apabila pasien masih dapat
ditangani oleh dokter di puskesmas maka pasien akan diberikan obat lalu pulang.
Namun apabila dokter di puskesmas tidak mampu, baik dari segi obat-obatan
maupun fasilitas alat kesehatan, maka akan diberikan surat rujukan sesuai dengan
daftar rumah sakit dalam sistem rayonisasi di Puskesmas Mandala. Pada awal
diberlakukan nya BPJS masih banyak pasien yang meminta rujukan meskipun
penyakit mereka masih bisa ditangani di puskesmas karena mereka belum
mengerti tentang sistem rujukan berjenjang dan sudah terbiasa seperti itu dari
dulu, dengan anggapan puskesmas adalah tempat untuk mengambil rujukan saja.
Melalui salah satu pernyataan dalam harian nasional terkait dengan
program JKN melalui program BPJS Kesehatan Kepala Grup Manajemen BPJS
Kesehatan Erna Wijaya Kusuma mengatakan idealnya angka rujukan tidak lebih
dari 15% dari kunjungan, kini kondisinya diatas 15 % , tingginya angka rujukan
yang tidak perlu akan berdampak pada meningkatnya kunjungan di Fasilitas

Kesehatan Tingkat Lanjut yang akan menelan biaya yang lebih besar, dan
membebani pembiayaan oleh BPJS Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

8

Menurut wawancara dengan beberapa petugas di puskesmas, faktor
tingginya permintaan rujukan diakibatkan karena pasien yang sudah pernah
dirujuk meminta rujukan ulang, dan penyakit pasien yang sudah kronis. Apalagi
dalam era JKN sekarang, semua orang dari berbagai golongan, baik PBI maupun
Non-PBI tidak takut lagi untuk berobat karena lebih murah. Penyakit yang paling
banyak dirujuk adalah yang sudah kronis, seperti penyakit diabetes miletus,
hipertensi, jantung dan kanker yang sudah komplikasi. Semua pasien dengan
penyakit yang kronis langsung di rujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut,
sebagian besar dirujuk ke RS. Pirngadi dan Murni Teguh.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat

rujukan rawat jalan tingkat


pertama di Puskesmas Mandala tergolong tinggi. Karena di era Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), Puskesmas memiliki wewenang melaksanakan 155
diagnosa penyakit secara baik dan tuntas. Keadaan ini menggambarkan bahwa
Puskesmas Mandala belum dapat menjalankan fungsinya sebagai pintu masuk
atau penapis rujukan (gatekeeper).
Menurut

penelitian

Gulo

(2015)

Puskesmas

Botombawo

dalam

memberikan pelayanan kesehatan seperti pelakasanaan rujukan masih belum
sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan, sumber daya manusia yang sudah
ada di puskesmas masih belum sesuai dengan standar puskesmas baik dari
kuantitas dan kualitasnya, fasilitas kesehatan alat kesehatan dan sarana prasarana
di puskesmas belum lengkap dan belum bisa untuk menangani 155 penyakit yang
dibebankan kepada puskesmas dalam era JKN, jenis dan jumlah obat yang

Universitas Sumatera Utara

9

terdapat di puskesmas masih belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dan belum
sesuai dengan standar daftar obat dalam Formularium Nasional.
Lebih lanjut hasil penelitian Ali (2014), menunjukkan bahwa pemahaman
petugas tentang kebijakan sistem rujukan

Puskesmas Siko Dan Puskesmas

Kalumata Kota Ternate masih tergolong kurang baik, ketersediaan obat- obatan
dan bahan habis pakai dalam kategori cukup baik namun masih ada kendala
keterlambatan serta sering terjadi kekosongan stok obat, ketersediaan fasilitas dan

alat kesehatan medis fasilitas pelayanan kesehatan masih minim serta pemahaman
petugas tentang fungsi Puskesmas sebagai pintu masuk/penapis rujukan cukup
baik meskipun dalam prakteknya sering tidak mengikuti aturan yang ditetapkan.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Analisis Rujukan Rawat Jalan Tingkat
Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala
Tahun 2016.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana

Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

10

1.3.2

Tujuan Khusus

1. Menganalisis ketersediaan sumber daya manusia serta pemahaman dalam
pemberian rujukan di Puskesmas Mandala,
2. Menganalisis ketersediaan sarana puskesmas ( fasilitas alat) sesuai dengan
Kompendium Alat Kesehatan pada Puskesmas Mandala,
3. Menganalisis ketersediaan obat pada Puskesmas Mandala sesuai dengan
Formularium Nasional.
4. Menganalisis pemahaman petugas kesehatan tentang dana Kapitasi,
5. Menganalisis pemahaman petugas kesehatan tentang Puskesmas sebagai
Gatekeeper.

1.4

Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Mandala
Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan secara optimal agar
pelayanan yang diberikan dapat terlaksana sesuai fungsi puskesmas sebagai
gatekeeper.

2. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan cara dan metode dalam
pembuatan kebijakan dalam menyempurnakan pelayanan serta mengoptimalkan
kualitas pelayanan bagi peserta BPJS.
3. Sebagai sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pelaksanaan rujukan puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib Pt. Askes Pada Puskesmas Mibo, Puskesmas Batoh Dan Puskesmas Baiturahman Di Kota Banda Aceh Tahun 2007

2 62 101

Analisis Pelaksanaan Pemberian Rujukan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Pada Tahun 2016

3 55 124

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

3 59 149

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Siko Dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014 | Ali | JIKMU 7439 14626 1 SM

0 0 17

Analisis Pelaksanaan Pemberian Rujukan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Pada Tahun 2016

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

0 0 29

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

0 3 3

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Tahun 2016

0 0 26