ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HE

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Dengue Hemorragic Fever (DHF) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk golongan Arbovirus melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti betina (Hidayat,2006). Dengue Hemorragic Fever merupakan
infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes Aegypti) (Ngastiyah,
2005)
Dengue Hemorragic Fever ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, biasanya memburuk
setelah hari ke dua. Dengue Hemorragic Fever disebabkan oleh beberapa virus
dengue yang dibawa arthopoda. Dengue Hemorragic Fever ini dapat
menimbulkan risiko terjadinya perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat
menimbulkan kematian (Hendrawanto, 2013). Dengue Hemorragic Fever
merupakan penyakit yang dapat terjadi pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa

ruam (Siregar, 2006).

11

Dari beberapa pengertian diatas bahwa Dengue Hemorragic Fever (DHF)
adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang
ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi syok serta dapat
menimbulkan kematian.

2. Etiologi
Dengue Hemorragic Fever disebabkan oleh virus dengue dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Dengue Hemorragic Fever ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi virus dengue (Depkes, 2011). Virus
dengue ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang menggigit pada siang hari,
vektor utama kebanyakan pada daerah tropis, vector nyamuk aedes aegypti
berkembang biak pada penyimpanan air minum atau air hujan yang terkumpul
pada berbagai wadah. Virus dengue telah juga ditemukan dari aedes albopictus,
dan wabah di daerah pasifik telah di anggap berasal dari beberapa spesies aedes
lain. Spesies ini berkembang biak di air yang terperangkap pada vegetasi. Di Asia
Tenggara dan Afrika Barat, penularan Dengue Hemorragic Fever mungkin

ditularkan dalam siklus yang melibatkan kera hutan pemakan kopi dan spesies
Aedes. (Nelson, 2012).
Virus dengue terdiri atas 4 serotipe yang masing-masing menimbulkan gejala
yang bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga gejala perdarahan fatal. Derajat
beratnya penyakit diperkirakan bergantung pada efek Antibody Dependent
Enbancement (ADE) pada reaksi silang senotipe yang berbeda. Patogenesis

12

terjadinya hal ini belum jelas,kemungkinan terdapat beberapa mekanisme yang
terlibat dan berjalan secara bersamaan. (Garna, 2012). Terdapat empat serotipe
virus yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Ke empat serotipe virus
ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus dengue berat dan
merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh dengue-2,
dengue-1 dan dengue -4 (Depkes, 2011).

3. Anatomi Fisiologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi
termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan organ berbentuk

cairan homogen yang tampak seperti sirup yang berwarna gelap. Warna darah
ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Volume
darah manusia adalah 7-10% / berat badan normal atau sekitar 5 liter.
Komposisi darah tersusun atas 2 bagian, yaitu:
a.

Partikel tersuspensi/komponen sel-sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, platelet → 45%

b.

Partikel pensuspensi: plasma darah →
prosentase

volume

total

darah


yang

(handayani,2008)

1)

Fungsi darah:

55% adalah hematokrit:
ditempati

oleh

eritrosit.

13

a) Transportasi internal, pada metabolisme:



Respirasi: O2 dan CO2 dibawa oleh molekul Hb dalam eritrosis dan
plasing

JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/


Nutrisi: nutrisi diserap dari usus, dibawa plasma ke hati dan
jaringan tubuh lainnya.



Ekskresi: sisa metabolisme dibawa plasma ke hati dan jaringan
tubuh lain.



Keseimbangan air, elektrolit dan asam basa melalui pertukaran zatzat dalam jaringan.




Pengaturan metabolisme: hormon dan enzim yang berperan dalam
metabolisme dibawa oleh plasma.

b) Pertahanan/perlawanan terhadap infeksi : sel darah putih.
c) Perlindungan terhadap pendarahan.
d) Mempertahankan suhu tubuh normal: darah membawa panas dan beredar
sampai perifer tubuh yang memungkinkan pertukaran pada tubuh dan
lingkungan. (Handayani, 2008).

2) Plasma darah
Plasma darah merupakan cairan berwarna bening pucat 55% dari
volume total darah (2,5 s/d 3 liter pada orang dewasa).dengan

14

Komposisinya: 90% adalah air, 0,9% ion anorganik, 8% protein dan 1,1
substansi organik Plasama darah Membentuk 20% cairan ekstrase tubuh
yang mengandung zat-zat sama dengan cairan intertisial. Di dalam plasma
darah terdapat protein yang ada dalam plasma yaitu :
JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/

a) Albumin

: berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah
dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

b) Filobulin

: berfungsi dalam pertahanan tubuh melawan infeksi
dan transportasi lipid, stroid dan hormon.

c) Fibrinogen

: blood dothing

d) Ion anorganik disebut elektrolit: sodium (Na+), portasium (K+),
kalsium (Ca++), clorida (Cl-), hydrocarbonat (HCO3).
e) Zat organik : glukosa, urea, asam urat.(Handayani, 2008).

3) Sel darah merah
Merupakan sel yang gampang yang bagian tengahnya cekung/lempeng

bikonkaf : efisiensi pengangkutan O2 dan peningkatan permukaan bagi
digusi O2, diameter 8 mikron, tebal 2-1 mikron, jumlah :5 juta/mm3,
usia:120 hari, ciri khas bentuknya mudah berubah /kelenturan/ fleksibilitas
tidak berhenti, organel/ribosom, enzim yang ada pada sel darah merah:
enzim glikdirik dan enzim karbonat anhidrase, hemoglobulin: merupakan

15

pigmen protein berwarna merah yang terdapat dalam sel darah merah
berfungsi:
a)

Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan.

b)

Sistesa Hb pada saat eritropoesis.

c)


Membentuk struktur molekul (hameoglobulin).

JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/
Setiap molekul Hb dapat mengikat 4 unit O 2 tiap gram Hb dapat
mengikat 1,3 ml O2 atau 50 ml O2 tiap 100 ml darah. Pengaturan
eritropoesis: distimulasi oleh penurunan pengiriman oksigen ke ginjal
yang merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoetin ke dalam
darah.

Eritropoetin

merangsang

eritropoesis

dengan

merangsang

proliperans dan pematangan sel darah merah.Zat yang diperlukan untuk

proses eritropoesis:
(1)

Vitamin B12

: sintesa DNA

(2)

Asam folat

: pembentukan DNA

(3)

Zat besi

: pembentukan haemoglobin.
(Handayani, 2008)


4) Leukosit
Merupakan unit-unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan
tubuh, Setiap sel darah putih dikelilingi oleh 700-1000 sel darah merah.
Bertugas: menahan invasi oleh patogen mikroorganisme penyebab
penyakit,

mengidentifikasi

dan

menghancurkan

sel-sel

kanker,

16

membersihkan campak/ debris yang berasal dari sel mati atau cedera,
jumlah SDP : 5.000-10.000/mm3
(1) Jenis:
Granulosit



o Neutrofil:

fungsi

menentukan

bakteri

dan

melakukan

pembersihan debris.
o Basofil: fungsi membentuk dan menyimpan histamin dan
heparin
o Eusinofil: reaksi alergi dan investasi parasir.
Agranulosit



o Monosit: fagositosit aktif
o Limfosit :

L-B

: menghasilkan antibodi

L-T

: menghancurkan sel sasaran

o Usia 100-300 hari meningkat pada saat inpeksi kronis.
(Handayani, 2008)
5) Trombosit
Merupakan sel darah terkecil, tidak berwarna dan tidak berinti,
berasal dari fragmen megakariotid jumlah (50.000-350.000/mm3). Usia
20 hari. (Handayani, 2008).

4. Patofisiologi

17

Virus dengue yang telah masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
selanjutnya beredar dalam sirkulasi darah selama periode sampai timbul gejala
demam. Periode ini dimana virus beredar didalam sirkulasi darah manusia disebut
fase

viremia.(Djunaedi,

2006).

Hal

tersebut

menyebabkan

pengaktifan

komplement sehingga terjadi komplek imun antibodi – virus. Pengaktifan tersebut
akan membentuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin,
histamin), yang akan merangsang PGE2 di hipotalamus sehingga terjadi
termoregulasi
JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/
instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air
sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah menyebabkan kebocoran plasma. Adanya
komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan agregasi trombosit sehingga
terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, koagulopati. Ketiga hal
tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi syok dan
jika syok tidak teratasi terjadi hipoksia jaringan dan akhirnya terjadi asidosis
metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang
akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun
jika tidak teratasi terjadi hipoksia jaringan.(Suriadi, 2010).
Masa virus dengue inkubasi rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup
dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama

18

dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan
tubuh manusia sebagai reaksi terhadap infeksi dan terjadi :
a. aktivasi system komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang
menyebabkan

peningkatan

permiabilitas

kapiler

sehingga

terjadi

perembesan plasma dari ruang intravaskular ke ekstravaskular.
b. agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan
menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi
mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan
c. kerusakan

sel

endotel

pembuluh

darah

akan

merangsang

atau

mengaktivasi faktor pembekuan.(Suriadi, 2010)

Nyamuk
Aedes Aegypti (Virus Dengeu)

Patofisiologi
Viremia
Pengaktifan komplek imun antibody
Peiningkatan
Merangsang pengeluarkan zat
permeabilitas pembuluh
(Bradikinin, serotonin,thrombin,histamin)
darah
Kebocoran
plasma

Trombosit

Trombositopenia
Merangsang PGE2Hipotalamus
Koagulopati pendarahan

Hipovolemi

Termoregulasi instabil
Resiko pendarahan

Syok
Hipertermi

19

Mansjoer Arief, 2010

Berdasarkan WHO (World Health Organization), Dengue Hemorragic Fever
dibagi menjadi 4 derajat sebagai berikut :
a. Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya
berupa torniket tes yang positif.
b. Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.

c. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun ( kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
yang dingin dan lembab, gelisah ( tanda – tanda awal renjatan).
d. Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur (Ngastiyah, 2005).

20

5. Manifestasi Klinis
.Manifestasi klinis untuk diagnosis Dengue Hemorragic Fever menurut
patokan WHO,1995 (Ngastiyah,2005) Demam tinggi mendadak dan terus
menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas). Manifestasi perdarahan, paling
tidak terdapat uji torniquet positif dan adanya salah satu bentuk perdarahan
yang lain misalnya petekie, ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi, melena, atau
hematemesis, pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit),
syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan darah yang menurun
(menjadi 20mmHg atau
JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/
kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai
80mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar
mulut.Sedangkan Manifestasi klinis anak dengan Dengue Hemorragic Fever
menurut Depkes (2011) pada umumnya disertai Gejala sebagai berikut:

a. Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah/lesu.
Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain
b. Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau
ruam pada kulit muka, dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati.
Kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah darah. Bintik
perdarahan mirip dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya

21

kulit diregangkan; bila hilang bukan tanda penyakit demam berdarah
dengue.
c. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.
Kemungkinan yang selanjutnya:
1) Penderita sembuh, atau
2) Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan
dan kaki dingin, banyak mengeluarkan keringat.
Bila keadaan berlanjut, terjadi renjatan(lemah lunglai, denyut nadi
lemah atau tak teraba). Kadang-Kadang Kesadarannya menurun
JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/

6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit Dengue Hemorragic Fever
antara lain :

a. Perdarahan
Perdarahan mudah terjadi pada tempat fungsi vena, ptekie dan purpura,
selain itu juga dapat dijumpai epistaksis dan perdarahan gusi, hematoma
dan melena.
b. Hepatomegali

22

Bila terjadi peningkatan dari hepatomegaly dan hati teraba kenyal, harus
diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.
c. Renjatan (syok)
Syok biasanya dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu
kulit kembab, dingin pada ujung hidung, ari tangan dan jari kaki serta
sianosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka
biasanya menunjukan prognosis buruk (Smeltzer 2011).

7. Penularan Dengue Hemorragic Fever
Penyakit Dengue Hemorragic Fever ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti. Nyamuk ini mendapat virus dengue ketika mengigit atau mengisap darah
orang yang terkena Dengue Hemorragic Fever atau tidak sakit tetapi didalam
darahnya terdapat virus dengue. Seseorang yang

terinfeksi demam berdarah

didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan
penyakit demam berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari
mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular,
maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan
tubuh nyamuk

termasuk

didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu

setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada
orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh
nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang telah

23

mengisap virus dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk/mengigit, sebelum
mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis) agar
darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue
dipindahkan dari nyamuk ke orang lain (Siregar, 2006).

8. Pencegahan Dengue Hemorragic Fever
9. JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/
JANGAN LUPA KUNJUNGI : http://sharekeperawatan.blogspot.com/
Pencegahan dan penanggulangan penyakit Dengue Hemorragic Fever
yang dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan Tempat umum menurut
(Depkes, 2011) dengan yaitu dengan melakukan Pemberantasan sarang Nyamuk
(PSN) yang meliputi:
a.

menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali, atau menutupnya rapat-rapat.

b. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air
c. Menaburkan racun pembasmi jentik (abatisasi)
d. Memelihara ikan
e. Cara-cara lain membasmi jentik.
10. Pemeriksaan Penunjang

24

Menurut Sudoyo (2007) untuk menegakan diagnose Dengue Hemorragic
Fever perlu dilakukan berbagai pemeriksaan labolatorium antara lain sebagai
berikut :
a. Trombosit : umumnya terjadi trombositopenia pada hari 3 – 8 ( normal
trombosit 150.000 – 350.000 U/L)
b. Leukosit : mulai hari ketiga dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari
total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari
jumlah total leukosit (normal leukosit 4000 – 9000 U/L)
c. Hematokrit : terjadi peningkatan hematokrit ≥ 20% hematokrit awal.
( normal hematokrit 33 – 45 Gr%)
d. Hemoglobin meningkat > 20 %. (normal hemoglobin 12 – 16 Gr/dl)
e. Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma, dan biasanya ditemukan adanya hiponatremia, hipokalsimia.
(normal albumin 3,5 – 5,0 gram).
f. SGOT/SGPT : dapat meningkat. (normal SGOT P :