PERAN STRATEGIS PENDIDIK SAINS DAN TEKNO

PERAN STRATEGIS PENDIDIK SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM
MEMBENTUK KARAKTER DAN BUDAYA SANTUN PESERTA DIKDIK DI
SMA/SMK
Sudarmadi*
Abstrak
Kemajuan sains dan teknologi perilaku peserta didik mengalami perubahan
yang semula santun menjadi kurang santun, hal ini tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yakni mampu mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Sains merupakan ilmu dasar yang diperoleh melalui penemuan. Pembelajaran
sains di Sekolah Menemngah telah mengajarkan konsep dan fakta dari alam semesta
yang dilakukan melalui proses penemuan.
Sedangkan Teknologi merupakan rekayasa dari berbagai cabang ilmu sains
untuk membantu kesejahteraan manusia. Pembelajaran teknologi di Sekolah
Menengah dengan melibatkan peserta didik aktif, kreatif dan inovatif.
Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran sains dan teknologi
untuk membentuk karakter dan budaya santun dilakukan dengan menerapkan pola
pembelajaran PAIKEM serta membiasakan, membudayakan dan keteladanan

seorang pendidik yang shidiq, amanah, tabligh dan fathonah. .
Kata Kunci: peran strategis, pendidik sains dan teknologi, budaya santun
* Pengawas Sekolah Madia bidang fisika dan teknologi Dinas Pendidikan
Progo.
Email: darmadi.yk@gmail.com.

Kulon

A. PENDAHULUAN
Di era globalisasi kemajuan ilmu dan teknologi pada abad ini
mempengaruhi perilaku umat manusia dari anak-anak sampai orang tua.
Perubahan tersebut nampak pada pola kehidupan sehari-hari, sebagai contoh
peserta didik mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, Pendidik, Karyawan,
Pengusaha, Pedagang, pengangguran dan

lainnya mereka pada umumnya

sekarang banyak yang menggunakan hasil rekayasa teknologi alat telekomunikasi
dan komputer.


Hasil rekayasa teknologi telekomunikasi dan komputer pada

dasarnya adalah untuk membantu kebutuhan manusia. Kemajuan alat komunikasi

(HP) dan Komputer yang memilki fasilitas lengkap seharusnya digunakan sesuai
dengan fungsinya namun kenyataannya berbeda, misalnya HP yang seharusnya
digunakan untuk komunikasi postif tapi digunakan untuk hal-hal yang negatif,
layanan sarana teknologi komputer yang seharusnya digunakan untuk keperluan
positif namun banyak yang menggunakan untuk keperluan yang negatif.
Dampak dari kemajuan teknologi tersebut mempengaruhi perubahan
perilaku manusia dunia umumnya dan Indonesia khususnya. Perubahan perilaku
manusia tersebut pemerintah Indonesia merasa prihatin sehingga pemangku
kebijakan melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan karakter dan budaya
orang Indonesia yang santun dan berbudi luhur.
Pendidikan salah satu bagian yang sangat strategis untuk mengembalikan
budaya santun dan berbudi luhur. Oleh karena itu pendidikan baik formal maupun
non formal termasuk pondok pesantren sangat tepat digunakan untuk membentuk
perilaku manusia yang santun. Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen
utama yaitu pendidik dan peserta didik, sedangkan komponen lain merupakan
sarana untuk menuju tujuan pendidikan misalnya kurikulum, sarana prasarana,

pengelola dan sumber dana.
Pemerintah Indonesia saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk
mengembalikan perilaku dan budaya timur yang santun, menjunjung etika dan
moral, taat menjalakan ibadah sesuai dengan agamanya, serta taat dengan
peraturan pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pada sub. Tujuan
Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia Indonesia yang berakhlak
mulia, jujur, cerdas, terampil, kreatif, takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan
pendidikan nasional tersebut tampak bahwa pembentukan karakter bangsa yang
dutamakan. Tujuan mata pelajaran sains dan teknologi yang tertulis dalam
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi diantaranya:
Tujuan mata pelajaran Fisika SMA agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain; (3) Mengembangkan pengalaman untuk

dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,

mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis; (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir
analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika
untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara
kualitatif maupun kuantitatif; (5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta
mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (6) Menguasai
konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung pencapaian kompetensi
program keahliannya; (7) Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mendukung
penerapan kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari; (8)
Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mengembangkan kemampuan program
keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan

dalam

tujuan

pembelajaran


IPA SMK

diantanya

(1)

Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya; (2) Mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
serta sumber daya alam; dan (4) Mengembangkan pemahaman dan kemampuan IPA
untuk menunjang kompetensi produktif.

Dari tujuan mata pelajaran Fisika dan IPA diatas pendidik sains dan
teknologi mempunyai peranan yang strategis untuk membentuk karakter dan
budaya santun peserta didik. Oleh karena itu untuk membentuk karakter peserta
didik diperlukan pendidik yang memiliki perilaku shidiq, amanah, tabligh, dan
fatonah.


B. PEMBAHASAN
1. Kompetensi Pendidik
Pendidik dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Permendiknas
nomor 16 tahun 2007 tentang standar guru antara lain guru harus memiliki (1)

Kompetensi Pedagogik; (2) Kompetensi Kepribadian; (3) Kompetensi Sosial;
dan (4) Kompetensi Profesional
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik; kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik; kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam; kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian guru itu terdiri dari :Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia;

menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat; menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; menunjukkan etos kerja,
tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
diri; menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kompetensi guru dalam berhubungan
dengan pihak lain. Dalam lingkungan masyarakat, biasanya guru menjadi
contoh bagi profesi lain dalam berinteraksi dan berkomunikasi yang baik.
Kompetensi sosial ini terdiri atas: Bersikap inklusif, bertindak objektif,
serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi;
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; Beradaptasi di
tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya; Berkomunikasi dengan komunitas profesi
sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berhubungan dengan

bidang akademik. Kompetensi ini terdiri atas: Menguasai materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu; menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu; mengembangkan materi
pembelajaran

yang

diampu

secara

kreatif;

mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Dari keempat kompetensi guru diatas menunjukkan bahwa sebenarnya

pendidik memiliki peran yang strategis dalam membangun karakter peserta
didik.

Untuk

mengontrol

kinerja

guru/pendidik

diatas

pemerintah

mengeluarkan peraturan yaitu Permenegpan dan RB nomor 16 tahun 2009
tentang Penilaian Kinerja Guru.
2.

Perilaku Pendidik dalam Pembentukan Karakter

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pendidik memliki peran
yang sangat penting dihadapan peserta didik diantaranya adalah sebagai
pembimbing, memotivasi, pembelajar, menilai dan pendamping/pelayan. Oleh
karena itu pendidik harus memiliki karakter perilaku yang dapat dicontoh oleh
peserta didik.
Menurut M. Furqon Hidayatullah (2011) menyebutkan karakter
perilaku pendidik adalah (1) berpenampilan menarik; (2) berkomunikasi
dengan baik; (3) kerja sepenuh hati; dan (4) pelayanan maksimal.
Perilaku pendidik dalam membangun karakter peserta didik, pendidik
dapat mencontoh sifat-sifat Rosululloh saw diantaranya adalah:

a. Shidiq (Jujur)
Kata shadiq (orang jujur) berasal dari kata shidiq (kejujuran), menjunjung
tinggi kejujuran di atas segalanya adalah priinsip hidup Rasulullah saw.
Nabi Muhammad saw bersabda : “Jika seorang hamba tetap bertindak

jujur dan berteguh hati untuk bertindak jujur, maka ia akan ditulis di sisi
Allah sebagai orang yang jujur, dan jika ia tetap berbuat dusta dan
berteguh hati untuk berbuat dusta, maka ia akan ditulis di sisi Allah
sebagai pendusta.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Pendidik seorang professional yang teguh dengan ketugasannya,
menjadikan kejujuran (shidiq) sebagai landasan untuk mencapai
kesuksesan. Pendidik seharusnya selalu memperhatikan etika profesi dan
moral serta rambu-rambu agama, sehingga halalan thoyyiban menjadi
proses perjalanannya meniti karir meraih sukses. Jujur lisannya, jujur rasa
hatinya dan jujur geraknya. Itulah sosok pendidik yang professional
dalam genggaman kasih sayang Allah.
Allah Swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah, dan ikuti langkah orang-orang yang jujur.” [QS. At
Taubah : 119].
b. Amanah
Rasululloh saw mendapat tugas dari Allah untuk menyampaikan pesan
atau wahyu kepada manusia. Pesan itu beliau sampaikan tanpa menambah
atau mengurangi isi daripada pesan itu, sehingga yang sampai kepada
manusia murni sebagai wahyu Allah.
Allah Swt berfirman : “Tidaklah ucapan(Muhammad) itu dari hawa
nafsunya, kecuali wahyu yang diwahyukan” [QS. An Najm : 3-4].
Tugas sebagai pembawa pesan beliau laksanakan penuh dedikasi, karena
semata-mata amanah dari Allah Swt. Sifat amanah tersebut juga tercermin
dalam hubungan beliau dengan sesama manusia. Oleh karena itu pendidik
seharusnya mencontoh sifat rosullulloh saw. Pendidik adalah merupakan
seorang professional ketika diamanahkan oleh pemerintah atau yayasan
untuk melaksanakan sesuai dengan tugasnya, haruslah dilaksanakan penuh
tanggung jawab dan bersungguh-sungguh.
c. Tabligh (dakwah)
Allah Swt berfirman : “Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang

diperintahkan itu, berarti) kamu tidak meyampaikan amanat-Nya” [QS. Al
Maidah : 67].
Seorang pendidik professional dengan akhlaq dan akidahnya yang kuat
untuk memegang teguh aturan pemerintah/yayasan, selalu merealisasikan
sifat dan teladan rasululloh, maka sifat tabligh (dakwah) ini akan
tergambar pula di dalam profesinya. Dari lisannya akan selalu keluar katakata yang baik dan terasa sejuk didengar, kalimatnya berisikan nasehat dan
penghargaan pada setiap hasil pekerjaan orang lain, serta berani
mengatakan yang benar walaupun terasa pahit untuk diterima. Dari
geraknya tergambar kesholehan karena selalu menunjukkan identitasnya
sebagai seorang pendidik. Tugas pekerjaannya dilakukan penuh dedikasi
dan loyalitas yang tinggi. Menjunjung tinggi kejujuran di atas segalanya
dan pantang untuk berbohong atau berkhianat. Melaksanakan seluruh
aktivitasnya dengan penuh keikhlasan dan cerdas dalam menanggulangi
setiap persoalan tanpa ada yang harus merasa tersinggung atau sakit hati.
Itulah sosok professional muslim dengan akhlak yang mulia (akhlak al
kariim) yang akan memberikan cahaya dan kesejukan dilingkungannya
serta memberi dan menjadi contoh dengan akhlaknya itu, sehingga
memberi nilai tabligh atau dakwah kepada lingkungannya dimanapun dia
berada.
a. Fathonah (cerdas)
Pendidik sebagai orang yang terpilih untuk menyampaikan konsep/materi
pelajaran, kebenaran yang hakiki, serta tanda-tanda kekuasaan Allah,
maka dia haruslah seorang yang cerdas. Cerdas tidak hanya secara
intelektual (IQ), tapi juga cerdas secara emosional dan spiritual (ESQ).
Sifat fathonah (kecerdasan) di dalam diri Rasulullah lebih dimatangkan
oleh kecerdasan emosional dan spiritual, karena beliau tidak pernah
melewati pendidikan formal khusus untuk mengasah intelektualnya, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara
mereka…” [QS. Al-Jumu’ah : 2]. Oleh karena itu, apabila seseorang ingin
meningkatkan performa dalam bidang pekerjaannya, maka dimulailah

dengan meningkatkan pengendalian emosi dan kualitas spiritual melalui
suatu mekanisme.

3. Peran Strategis Pendidik Sains dan Teknologi dalam Pembentukan
Karakter
Dalam mengimplementasikan peran strategis pendidik menjadi 3 komponen
diantaranya:
a. Persiapan pembelajaran
Tugas pendidik dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses diantaranya sebelum melaksanakan pembelajaran membuat
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi: silabus
dan RPP. Oleh karena itu pendidik memegang peran yang penting dalam
memasukkan nilai-nilai pendidikan kararkter dan budaya santun dalam
silabus dan RPP.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran sains dan teknologi dipandang memiliki banyak konsep dan
materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk membentuk karakter dan
budaya santun. Sebagai contoh mata pelajaran IPA SMK yang terdapat
dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 diatas

pelaksanaan

pembelajaran pendidik harus berpedoman pada Permendiknas nomor 41
tahun 2007 tentang standar proses. Dalam standar proses tersebut pendidik
sangat berperan dalam mengimplementasikan perencanaan pembelajaran
yang telah disusun oleh pendidik. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai
pendidikan karakter dan budaya dalam pembelajaran diusahakan pendidik
dengan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat
dan mengacu pada pola pembelajaran siswa aktif.
Sebagai contoh model pembelajaran yang mengimplentasikan nilai-nilai
pendidikan karakter dan budaya dengan materi limbah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal

Pendidik memberikan motivasi pentingnya pengelolaan limbah
sampah yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan inti
Pendidik menggunakan pendekatan kontekstul dan metode diskusi.
Pendidik dalam pelaksanaan pembelajarannya dengan menunjukkan
peristiwa nyata yang berkaitan dengan sampah menggunakan media
pembelajaran

yang

tepat,

selanjutnya

pendidik

memberikan

permasalahan yang timbul dengan sampah. Peserta didik setelah
memperhatikan

media

pembelajaran

tersebut

diaharapkan

mendiskusikan secara kelompok untuk menjawab permasalahan yang
terjadi dengan sampah tersebut. Setelah selesai diskusi peserta didik
mempresetasikan hasil kegiatan diskusi.
3) Kegiatan akhir
Dalam kegiatan ini pendidik membuat simpulan bersama peserta didik
yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
c. Pendampingan pengembangan diri
Taraf perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik pada
tingkat sekolah menengah perlu adanya pendampingan agar terarah dan
untuk membentuk karakter peserta didik yang berilmu dan santun. Oleh
karena itu setiap pendidik wajib mendampingi peserta didik dengan jiwa
keikhlasan.

C. SIMPULAN
1. Pendidik sains dan teknologi SMA/SMK memeiliki peran yang sangat
penting

untuk membentuk

karakter

dan budaya santun

melalui

pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dengan menerapkan
pendekatan dan metode yang tepat (PAIKEM).
2. Pendidik adalah merupakan sosok orang yang dicontoh oleh peserta didik,

oleh karenanya pendidik sebaiknya mencontoh 4 sifat Rosululloh saw
(shidiq, amanah, tabligh dan fathonah)

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas (2006). Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang satandar Isi. Jakarta:
BSNP
Depdiknas (2007). Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang satandar Proses.
Jakarta: BSNP
Depdiknas (2007). Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar guru. Jakarta:
BSNP
M. Furqon Hidayatullah (2011) makalah seminar nasional tentang peningkatan
kualitas pendidik dalam membangun karakterkarakter peserta didik.
IKA: UNY
Sudarmadi (2011), Implemtasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Fisika di
SMA/SMK , diambil dari file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../39 p FIS
darmadi.yk@gmail.com
Ust.H.Sunan Sudrajat (2008). Sifat-sifat Rosullulloh , diambil dari Http://salamonline.web.id/2008/03/15/www.hsunan.web.id