PENGARUH KONSUMEN ETNOSENTRIS ANIMO KONS

PENGARUH KONSUMEN ETNOSENTRIS, ANIMO KONSUMEN DAN PREFERENSI
MEREK TERHADAP REPURCHASE INTENT SEPATU MEREK DALAM NEGERI
DIKALANGAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNSYIAH

MUHAMMAD RIDHA ILHAM
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala
Abstract
The aim of this research is to examine the influence of consumer ethnocentrism, consumer
animo and brand preference on the repurchase intent of domestic shoes brand. The research was
conducted among students at Unsyiah of Economic Faculty ever buy domestically original made in
Indonesian shoes brand like triset, fladeo, yongki komaladi, nevada and other. Analysis in this
research was conducted using multiple regression. A sample of 100 respondents has been selected
through purposive sampling technique. Hipothesis testing was done by using statiscal testing, that
is partial (t-test) and simultaneous (F-test), with asignificance level (α) of 5%.The results showed
that the independent variables consisting of the variables consumer ethnocentrism (X1), consumer
animo (X2) and brand preference (X3) significant on the repurchase intent (Y), both partially (ttest) and simultaneously (F -test). Research hypothesis accepted. In the future, to increase the
repurchase behaviour, manufacturers company domestic shoes should conduct further research to
explore the information the customer needs as loyalty to domestic brands.
Keywords : Consumer Ethnocentrism, Consumer Animo, Brand Preference and Repurchase Intent.


memiliki pandangan tentang kesesuaian dan
moral dalam perilaku pembelian produk
asing. Preferensi konsumen untuk produkproduk dalam dan luar negeri dapat
dipengaruhi oleh konsumen etnosentris serta
perasaan negatif terhadap negara tertentu,
yang diakibatkan permasalahan yang sedang
dihadapi oleh suatu Negara baik itu politik,
ekonomi dan lain sebagainya. Sehingga
konsumen yang etnosentris akan menolak
berbagai produk buatan luar negeri.
Sementara itu, sejumlah riset lainnya
menyimpulkan bahwa merek lokal lebih
disukai dibandingkan merek asing (Han,
1988; dalam Tjiptono, 2005:104). Salah satu
kekuatan penting dari sebuah produk di dalam
persaingan adalah merek, karena merek inilah
yang menjadi daya pembeda dengan produk
lain. Menurut Kotler, (2002:460) Merek
merupakan janji penjual untuk secara
konsisten

memberikan
keistimewaan,
manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Pemberian
sebuah
merek
oleh
perusahaan dapat memancing animo (minat)
konsumen. Animo (minat) konsumen dapat
dilihat dari aktivitas mereka berbelanja.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini industri-industri mulai
menunjukkan perkembangan dengan pesat,
salah satunya industri alas kaki yang
mengalami persaingan cukup ketat. Produk
yang termasuk ke dalam kategori industri alas
kaki adalah sepatu. Di Indonesia sendiri
memiliki peluang pasar yang terbuka lebar,

baik dari dalam maupun luar negeri.
Kecenderungan konsumen dalam
membeli produk asing merupakan hal yang
harus disadari oleh industri-industri sepatu
dalam negeri untuk memantau lingkungan
yang
terus-menerus
berubah
dengan
menyesuaikan strategi pemasarannya untuk
menjawab peluang pasar yang baru.
Disamping itu, harus kita sadari Negara
Indonesia sedang mengapresiasikan salah
satu program rasa cinta terhadap produk
dalam negeri yaitu 100% cinta Indonesia.
Kesadaran konsumen Indonesia akan produk
dalam
negeri
menjadikan
konsumen

Indonesia sangat etnosentris.
Menurut Shimp dan Sharma (1987)
konsumen etnosentris adalah konsumen yang
1

Konsumen
akan
memutuskan
untuk
berbelanja kembali bila suatu merek telah
memberikan kebanggaan dan kepuasan
terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah
perusahaan.
Setiap keputusan pembelian ulang
yang dilakukan oleh konsumen dalam
membeli suatu produk selalu dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian
tersebut
adalah

preferensi
merek.
Terbentuknya pengalaman yang baik dari
keputusan pembelian sebelumnya membuat
konsumen merasakan nilai positif terhadap
suatu produk. Preferensi merek memiliki nilai
yang kuat terhadap suatu merek. Saat ini
preferensi merek bisa menjadi sebuah pilihan
utama dalam merencanakan pembelian ulang
di masa akan datang.
Untuk itu perusahaan atau industri
sepatu dalam negeri harus menghasilkan
produk sepatu yang berkualitas, nyaman
dipakai, desain yang menarik, memiliki merek
yang akan menjadikan produknya beda
dengan yang lainnya sebagai label dari
kepemilikan perusahaan dan memiliki
pemasaran yang tepat kesemua wilayah di
dalam negeri. Salah satu wilayah di dalam
negeri sebagai pusat pendidikan di Indonesia

yang memiliki peluang bisnis yang cukup
besar untuk dijadikan sebagai peluang pasar
bagi produsen sepatu dalam negeri dan luar
negeri yaitu wilayah kota Banda Aceh.
Dalam penelitian ini penulis meneliti
produk sepatu merek asli buatan Indonesia
yang saat ini digunakan oleh Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah seperti sepatu
merek Triset, Fladeo, Yongki Komaladi,
Nevada dan lain sebagainya. Sepatu merek
lokal ini dihasilkan oleh perusahaan dalam
negeri yang telah dikenal luas oleh konsumen
wanita, khususnya
Mahasiswi Fakultas
Ekonomi Unsyiah. Melihat fenomena saat ini,
pembelian ulang pada merek yang sama
dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi
Unsyiah di Banda Aceh sangat beragam tidak
terkecuali pada sepatu.
Niat pembelian ulang yang terjadi saat

ini memungkinkan Mahasiswi Fakultas
Ekonomi Unsyiah untuk merencanakan
pembelian di masa akan datang pada sepatu
merek yang sama sehingga akan menjadi

sebuah
pilihan
yang
tepat
guna
meminimumkan resiko, waktu dan proses
pengambilan keputusan. Pembelian ulang
dilakukan karena sepatu yang sudah ada
mulai ketinggalan zaman sehingga merasa
tidak nyaman lagi saat digunakan dan bisa
saja warna sepatu yang sudah ada mulai
memudar. Hal inilah yang menyebabkan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah
merencanakan pembelian ulang di masa akan
datang sebagai kebutuhan yang diinginkan.

Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan yang telah dikemukakan di
atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang dituangkan dalam bentuk
skripsi dengan judul "Pengaruh Konsumen
Etnosentris, Animo Konsumen, dan
Preferensi Merek terhadap Repurchase
Intent
Sepatu Merek Dalam Negeri
Dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi
Unsyiah.”
B. Masalah Penelitian
a. Bagaimana
pengaruh
konsumen
etnosentris terhadap repurchase intent
sepatu merek dalam negeri dikalangan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah?

b. Bagaimana pengaruh animo konsumen
terhadap repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah?
c. Bagaimana pengaruh preferensi merek
terhadap repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah?
II. LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Repurchase Intent
Menurut Ndubisi dan Moi (2005)
dalam Usman dan Arnando (2007:181)
mengatakan
bahwa
pembelian
ulang
(repurchase) bersifat bervariasi bergantung
pada tingkat ketahanan (durability) suatu
produk. Untuk produk yang tidak tahan lama
(non durables) pembelian kembali diartikan

sebagai tindakan membeli lagi setelah
pembelian pertama atau trial. Sedangkan
untuk produk yang tahan lama (durables)
dapat diartikan sebagai kesediaan konsumen
untuk membeli ulang atau memberikan paling
tidak satu saran kepada orang lain untuk
melakukan pembelian.
2

Menurut Engel, Blackwell, dan
Miniard (2001:283) adalah “a specific type of
purchase intentions is repurchase intentions,
which reflect whether we anticipate buying
the same product or brand again .” Penjelasan
tersebut mengatakan bahwa bentuk spesifik
dari niat pembelian adalah niat pembelian
ulang, yang mencerminkan harapan untuk
membeli ulang produk atau merek yang sama.
Menurut Hellier et.al., (2003) menyatakan
bahwa repurchase intention adalah keputusan

terencana seseorang untuk melakukan
pembelian kembali atas jasa tertentu dengan
mempertimbangkan situasi yang terjadi dan
tingkat kesukaan. Sebagai pertimbangan
individu terkait dengan pembelian ulang suatu
produk dari suatu perusahaan yang
dipengaruhi
oleh
kondisi
lingkungan
sekitarnya.
Repurchase
intent
dapat
digambarkan sebagai : niat untuk melakukan
pembelian ulang, probabilitas pembelian
ulang dan produk tertentu sebagai pilihan
utama.
Sedangkan menurut Jones, dkk,
(2003:702)
menjelaskan
bahwa
niat
pembelian ulang (repurchase intention)
adalah
suatu
kemungkinan
untuk
memanfaatkan kembali suatu barang dan jasa
di masa yang akan datang. Niat pembelian
ulang (repurchase intentions) erat kaitannya
dengan konsep keinginan untuk berperilaku
yang dibangun atas sikap konsumen terhadap
objek dan sikap konsumen terhadap perilaku
sebelumnya.
B. Pengertian Konsumen Etnosentris
Menurut Zambuni (1999) dalam
Steenkamp,
dkk
(2002)
“Consumer
Etnosentrism yaitu kecenderungan konsumen
dalam memilih produk buatan negaranya atau
merek lokal. Sedangkan menurut Johansson
dan Ronkainen, (2004) dalam Tjiptono,
(2005) “faktor lainnya adalah dampak asal
Negara (country of origin effect), nilai
kebudayaan lokal (local icon value ), resiko
untuk menggunakan terhadap produk asing,
perbaikan kualitas produk lokal dan
seterusnya.”
Etnosentrisme konsumen berasal dari
konsep psikologis yang lebih umum dari
etnosentrisme. Pada
dasarnya,
orang
etnosentris cenderung memandang kelompok
mereka sebagai superior dari orang lain.

Dengan demikian, mereka memandang
kelompok lain dari perspektif mereka sendiri,
dan menolak orang-orang yang berbeda dan
menerima
orang-orang
yang
mirip
(Netemeyer et al, 1991;. Shimp & Sharma,
1987).
Menurut Shimp and Sharma, (1987),
“Consumer ethnocentrism is conceptualized
as the belief that the purchase of foreign
products is inappropriate or even immoral
and unpatriotic because it affects the
domestic economy negatively in form of
increasing domestic unemployment.” Artinya
: konsumen etnosentris dikonseptualisasikan
sebagai keyakinan bahwa pembelian produk
asing yang tidak pantas atau bahkan tidak
bermoral dan tidak patriotik karena
mempengaruhi perekonomian domestik yang
dapat mengakibatkan pengangguran dalam
negeri meningkat.
C. Pengertian Animo Konsumen
Animo
adalah
rasa
perhatian
seseorang terhadap hal penting yang sedang
terjadi
disekitarnya. (http://wikiindonesia.org/wiki/
Animo diposting oleh Hulk Hogan, 2012).
Definisi animo adalah hasrat dan keinginan
yang kuat untuk berbuat, melakukan, atau
mengikuti sesuatu (www.artikata.com/arti319094-animo.html)
Menurut Gunarso (2005), mengartikan
bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap, individu yang
berminat terhadap suatu obyek akan
mempunyai kekuatan atau dorongan untuk
melakukan serangkaian tingkah laku untuk
mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Minat konsumen merupakan perilaku
konsumen yang menunjukkan sejauh mana
komitmennya untuk melakukan tindakan
pembelian atau kegiatan penggunaan suatu
jasa. Kebutuhan dan keinginan konsumen
akan barang dan jasa berkembang dari masa
ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka,
dalam istilah asing perilaku konsumen sering
disebut consumer behaviour , perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan individu yang secara langsung
terlibat
dalam
mendapatkan
dan
mempergunakan barang-barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan
3

keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan tersebut (Swastha,1990).
Menurut Alampay (2003) dalam
Nugroho
(2010:18)
menjelaskan
kecenderungan seseorang menunjukkan minat
terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat
berdasarkan ciri-ciri :
1. Kemauan untuk mencari informasi
terhadap suatu produk atau jasa
Konsumen yang memiliki minat, memiliki
suatu kecenderungan untuk mencari
informasi lebih detail tentang produk atau
jasa tersebut, dengan tujuan untuk
mengetahui secara pasti bagaimana
spesifikasi produk atau jasa yang
digunakan, sebelum menggunakan produk
atau jasa tersebut.
2. Kesediaan untuk membayar barang atau
jasa
Konsumen yang memiliki minat terhadap
suatu produk atau jasa dapat dilihat dari
bentuk pengorbanan yang dilakukan
terhadap suatu barang atau jasa,
konsumen yang cenderung memiliki
minat lebih terhadap suatu barang atau
jasa akan bersedia untuk membayar
barang atau jasa tersebut dengan tujuan
konsumen yang berminat tersebut dapat
menggunakan barang atau jasa tersebut
3. Menceritakan hal yang positif
Konsumen yang memiliki minat besar
terhadap suatu produk atau jasa, jika
ditanya konsumen lain, maka secara
otomatis konsumen tersebut akan
mencitrakan hal yang positif terhadap
konsumen lain, karena konsumen yang
memiliki suatu minat secara eksplisit
memiliki
suatu
keinginan
dan
kepercayaan terhadap suatu barang atau
jasa yang digunakan.

menceritakan hal yang positif, konsumen
tersebut juga akan merekomendasikan
kepada
orang
lain
untuk
juga
menggunakan barang atau jasa tersebut,
karena seorang yang memiliki minat yang
besar terhadap suatu barang akan
cenderung memiliki pemikiran yang
positif terhadap barang atau jasa tersebut,
sehingga jika ditanya konsumen lain,
maka konsumen tersebut akan cenderung
merekomendasikan kepada konsumen
lain.
D. Pengertian Preferensi Merek
Menurut Odin, et.al (2001) preferensi
merek merupakan sikap konsumen ketika
dihadapkan pada situasi untuk memilih satu
atau lebih merek dalam kategori produk yang
sama. Sedangkan menurut Kotler, (2003)
preferensi merek merupakan salah satu bentuk
apresiasi konsumen terhadap merek dan
menjadi penting karena merupakan tahapan
yang dilalui menuju loyalitas merek.
Menurut Hellier.et.al., 2003; Spais dan
Vasileiou, 2006; Dalam Ayu dan Budhi
(2009) Brand preference (preferensi merek)
didefinisikan sebagai pertimbangan konsumen
yang didasarkan pada derajat kecenderungan
konsumen terhadap produk yang diberikan
perusahaan bila dibandingkan dengan produk
dari perusahaan lain. Selanjutnya untuk
mengukur
brand
preference
ini
dioperasionalisasi dengan menggunakan 3
item pengukuran terkait dengan aspek :
1. Nama perusahaan,
2. Kesenangan terhadap produk, dan
3. Reputasi produk yang baik.
E. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang hendak dilakukan oleh
peneliti mengacu kepada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Persamaan dan
perbedaan penelitian sebelumya dengan
penelitian yang akan dilakukan terlihat pada
tabel di bawah ini:

4. Kecenderungan untuk merekomendasikan
Konsumen yang memiliki minat yang
besar terhadap suatu barang, selain akan

4

Tabel II.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
No
1.

Nama Penulis
M. Sukru
Akdogan, et.al,
(2012)

2.

Nanang Suryadi
dan Dimas
Hendrawan
(2010)

3.

Margaretha
Ardhanari
(2008)

Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
The Effect of
 Variabel
 Variabel
Consumer
Independen
loyalitas
Ethnocentrism and
Konsumen
konsumen
Consumer Animosity
Etnonsentris
sebagai
on The Re-Purchase
variabel
Intent: The
moderasi
 Variabel
Moderating Role ol
Dependen ReConsumer Loyalty
Purchase Intent

Hasil Penelitian
Variabel etnosentris
dan animosity
memiliki dampak
negatif terhadap
repurchase
intent yang
berpengaruh secara
signifikan. Namun
loyalitas pelanggan
memiliki pengaruh
 Alat analisis
positif dan signifikan
Regresi Linier
terhadap repurchase
Berganda
intent
Kecenderungan
Terdapat
 Variabel
 Variabel
Etnosentrisme, Sikap
kecenderungan
independen
independen
dan Intensi
etnosentrisme
Konsumen
sikap
Konsumen dalam
dikalangan
Etnonsentris
Membeli Produk
mahasiswa Fak.
 Variabel
Sepatu Buatan Usaha  Variabel
dependen intensi Ekonomi Universitas
Kecil Menengah
Brawijaya, yang
pembelian
dependen
(UKM)
memiliki sikap positif
Intensi
terhadap produk
Pembelian
sepatu buatan usaha
kecil dan menengah.
 Alat
analisis
Dibuktikan dengan
Regresi Linier
intesi pembelian
Berganda
dengan
mempertimbangkan
faktor harga, kualitas,
dan model yang
menarik.
Customer
Terdapat pengaruh
 Variabel
 Variabel
Satisfaction
positif dan
independen
independen
Pengaruhnya
signifikan antara
Brand
Consumer
Terhadap Brand
variabel Customer
Preference
Satisfaction
Preference Dan
satisfaction dengan
(preferensi
Repurchase Intention
merek)
 Alat
analisis brand preference,
Private Brand
Brand preference
Regresi
dengan repurchase
 Variabel
Hirarkikal
intention,dan
Dependen
Customer
Repurchase
satisfaction dengan
Intent
repurchase intention

F. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan penelitian
sebelumnya, maka penulis merumuskan
hipotesis alternatif yaitu :
H1 : Terdapat
pengaruh
signifikan
konsumen
etnosentris
terhadap
repurchase intent.
H2 : Terdapat pengaruh signifikan animo
konsumen terhadap repurchase intent.
H3 : Terdapat
pengaruh
signifikan
preferensi merek terhadap repurchase
intent.

III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Objek Penelitian dan Ruang
Lingkup Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis
lakukan langsung di Fakultas Ekonomi
Unsyiah Banda Aceh. Objek dalam penelitian
ini adalah konsumen etnosentris, animo
konsumen dan preferensi merek dari
repurchase intent. Sedangkan ruang lingkup
penelitian ini adalah responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu
5

3. Pernah menggunakan sepatu merek
dalam negeri yang ternama dengan
minimal 1 (satu) kali pembelian ulang
dalam 1 tahun, dan
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan 100 responden sebagai sampel
untuk mewakili populasi Mahasiswi Fakultas
Ekonomi Unsyiah.

Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah dan
setiap sampel yang dipilih
mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi
responden.
B. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah Mahasiswi Strata 1 Fakultas Ekonomi
Unsyiah. Sehubungan dengan responden yang
akan dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah konsumen yang
menggunakan sepatu merek dalam negeri asli
buatan Indonesia seperti merek triset, fladeo,
yongki komaladi, nevada dan lain sebagainya
yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti,
maka dalam penelitian ini menggunakan NonProbability Sampling , yaitu teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2000:78)
bahwa teknik ini juga disebut dengan
sampling purposive yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, dengan
memperhatikan responden yang dikehendaki
untuk memudahkan penelitian. Adapun
kriteria responden dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Aktif sebagai Mahasiswi Strata 1 di
Fakultas Ekonomi Unsyiah semester
genap 2012/2013,
2. Mengetahui produk sepatu merek
dalam negeri seperti merek triset,
fladeo, yongki komaladi, nevada dan
merek lainnya asli Indonesia.

C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah data primer. Untuk memperoleh data
dan informasi yang sesuai dengan objek
penelitian ini penulis melakukan metode
pengumpulan data dengan metode Kuesioner
(Angket), yaitu metode yang menggunakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).
D. Skala Pengukuran
Dalam kuisioner responden diminta
untuk menyatakan tingkat persetujuan
mengikuti skala pengukuran yang digunakan
dalam
penelitian
ini
yaitu
dengan
menggunakan skala likert. Penentuan nilai
skala likert dengan menggunakan lima
tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari
tabel berikut ini :

Tabel III.1
Instrumen Skala Likert
Keterangan (Pilihan)
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak Setuju
3. Kurang Setuju
4. Setuju
5. Sangat Setuju

Skor
1
2
3
4
5

Sumber: Sugiyono (2006:87) diadaptasi
E. Peralatan Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan bentuk
formulasi regresi linier berganda (Multiple
Regression) yaitu teknik yang digunakan
untuk menguji tingkat pengaruh dua atau
lebih variabel independent dengan satu
variabel dependent, dengan rumus sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Dimana:
Y
: Repurchase Intent
a
: Konstanta
b1, b2, b3
: Koefisien regresi
x1
: Konsumen Etnosentris
x2
: Animo Konsumen
x3
: Preferensi Merek
e
: Error term
Sumber: Sudjana (2005)
6

Merek (X3) sebagai variabel independent dan
Repurchase Intent (Y) sebagai variabel
dependent.

F. Operasional Variabel
Variabel operasional dalam penelitian
ini dibagi dua yaitu Konsumen Etnosentris
(X1), Animo Konsumen (X2) dan Preferensi

Tabel III.2
Operasional Variabel Penelitian
No
1

Variabel
Dependen
Repurchase
Intent
(Y)

Definisi operasional
Repurchase Intent sebagai
pertimbangan individu
terkait dengan pembelian
ulang suatu produk dari
suatu perusahaan yang
dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitarnya.

Hellier, et.al, (2003)
2.

Independen
Konsumen
Etnosentris
(X1)

Konsumen yang
etnosentris adalah
keyakinan konsumen
menyangkut kepatutan atau
moralitas dalam pembelian
produk buatan luar negeri.

Animo
Konsumen
(X2)

Animo Konsumen adalah
kecenderungan seseorang
menunjukkan minat
terhadap suatu produk atau
jasa.
(Alampay, 2003; dalam
Nugroho (2010 : 18)

4.

Preferensi
Merek
(X3)

Skala

Item
Pertayaan

Niat untuk melakukan
pembelian ulang

1-5

Interval

A1

Probabilitas pembelian
ulang

1-5

Interval

A2

Produk tertentu sebagai
pilihan utama

1-5

Interval

A3

1-5

Interval

B1

1-5

Interval

B2

1-5

Interval

B3

1-5

Interval

B4

1-5

Interval

B5

1-5

Interval

C1

1-5

Interval

C2

Membeli produk buatan
dalam negeri akan menjaga
kelangsungan pekerjaan di
Indonesia
Orang Indonesia sejati
harus selalu membeli
produk buatan Indonesia
Kita lebih baik membeli
produk buatan Indonesia
daripada membiarkan
Negara lain kaya dengan
menjual produknya kekita

Shimp dan Sharma (1987)
dalam Tjiptono (2005 :
108)

3.

Ukuran

Indikator

Preferensi merek
merupakan pertimbangan
konsumen yang didasarkan
pada derajat
kecenderungan konsumen
terhadap produk yang
diberikan perusahaan bila
dibandingkan dengan
produk dari perusahaan
lain

Membeli produk Indonesia
selalu merupakan pilihan
terbaik
Kita seharusnya hanya
membeli produk asing
yang tidak dapat kita
peroleh di Negara kita
Kemauan untuk mencari
informasi terhadap suatu
produk atau jasa
Kesediaan untuk
membayar barang atau jasa
Menceritakan hal yang
positif
Kecenderungan untuk
merekomendasikan

1-5

Interval

C3

1-5

Interval

C4

Nama perusahaan

1-5

Interval

D1

Kesenangan terhadap
produk

1-5

Interval

D2

Reputasi produk yang baik

1-5

Interval

D3

Hellier., et.al., (2003)

Sumber: tabel operasional variabel dibuat oleh penulis, 2013
Untuk menguji validitasnya menggunakan
korelasi Product Moment Pearson (Arikunto,
2006:170). Apabila nilai korelasi hitung (rhitung) lebih besar bila dibandingkan dengan
nilai r tabel pada tingkat keyakinan 95 persen

G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai
r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
dengan menggunakan level signifikan 5%.
7

dapat diartikan bahwa item-item pertanyaan
tersebut valid.
Sedangkan menurut Ghozali, (2007:
45) Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Cara yang digunakan
untuk menguji valid tidaknya suatu kuesioner
dengan menggunakan uji Confirmatory
Factor Analysis (CFA). Uji dengan CFA
adalah faktor yang digunakan untuk menguji
apakah
suatu
konstruk
mempunyai
unidimensionalitas atau apakah indikatorindikator
yang
digunakan
dapat
mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau
variabel. Jika masing-masing indikator
merupakan indikator pengukur konstruk maka
akan memiliki nilai loading faktor (minimal
0,4) yang tinggi.

Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah alat pengumpulan data
telah menunjukkan tingkat ketepatan,
keakuratan, atau konsistensi alat tersebut
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individu, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda. Menurut Malhotra
(2006), koefisien alpha yang dapat diterima
diatas 0,06. Apabila besarnya Cronbach’s
Alpha lebih besar dan 0,60 maka instrument
dalam penelitian ini reliabel (handal).
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Pengujian Validitas
Pengujian validitas data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji Pearson product moment coefficient of
correlation dan juga dengan uji confirmatory
analysis factor (CAF). Berikut ini hasil
pengujian validitas dengan uji Pearson
product moment coefficient of correlation.

Tabel IV.1
Hasil Pengujian Validitas dengan Uji Pearson Product Moment
Coefficient Of Correlation
Item
pertanyaan
A1
A2
A3
B1
B2
B3
B4
B5
C1
C2
C3
C4
D1
D2
D3

Koefisien
korelasi
0,729
0,734
0,806
0,872
0,594
0,553
0,533
0,838
0,607
0,799
0,754
0,606
0,749
0,788
0,740

Variabel
Y = Repurchase
Intent
X1 = Konsumen
Etnosentris

X2 =
Animo
Konsumen
X3 =
Preferensi
Merek

Nilai kritis
(N=100)
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
Berdasarkan tabel di atas
diperoleh bahwa semua variabel, alat
ukur atau instrumen yang digunakan
dalam penelitian memiliki nilai
koefisien korelasi lebih besar dari
nilai kritis r, α = 5 % sebesar 0,195.
Hal ini berarti bahwa semua
instrument
penelitian
memiliki
validitas konsistensi internal yang
signifikan dalam mengukur aspek

yang diukur. Ini berarti bahwa semua
data yang diperoleh adalah valid dan
dapat dipergunakan untuk penelitian.
Adapun
dengan
uji
confirmatory analysis factor (CAF)
harus memiliki nilai loading faktor
(minimal 0,4) yang tinggi. Berikut
hasil pengujian confirmatory analysis
factor dengan KMO dan Barlett`s
Tes
8

Tabel IV.2
Hasil Pengujian Confirmatory Analysis Factor
menggunakan KMO and Barlett`s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity

.616

Approx. Chi-Square

583.902

Df

105

Sig.

.000

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
nilai KMO yaitu 0,616, menunjukkan bahwa
nilai KMO > 0,50 berarti sudah sesuai dengan

nilai yang dikehendaki untuk dapat dilakukan
analisis
faktor.

Tabel IV.3
Hasil Pengujian Validitas
Rotated Component Matrixa
Component
1
B1
B5
B2
A1
B4
A3
B3
A2
D2
D3
D1
C1
C2
C4
C3

2

3

4

5

.950
.940
.536
.717
.695
.664
.643
.455
.799
.738
.687
.781
.767
.849
.734

Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 7 iterations.

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan
yang berhubungan dengan variabel penelitian
telah memenuhi validitas. Dapat disimpulkan
semua indikator dari masing-masing variabel
valid, karena mengelompokkan pada satu
faktor dengan nilai loading faktor di atas 0,4.

B. Pengujian Realiabilitas
Hasil analisis dengan menggunakan
bantuan software SPSS 16.0 memperlihatkan
bahwa semua variabel dapat dikatakan handal
karena nilai cronbach alpha yang diperoleh
berada di atas 0,60. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

9

Tabel IV.4
Hasil Pengujian Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
4.

Variabel
Repurchase Intent (Y)
Konsumen Etnosentris (X1)
Animo Konsumen (X2)
Preferensi Merek (X3)

Rerata
4,217
3,854
3,848
3,910

Jumlah
Indikator
3
5
4
3

Nilai
Alpha
0,627
0,716
0,638
0,630

Keterangan
Handal
Handal
Handal
Handal

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
maka diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut:

C. Hasil Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil uji statistik
regresi berganda yang diperoleh
dengan
pengolahan
data
menggunakan software SPSS 16.0
seperti terlihat pada tabel di atas,

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3
Y = 1,256 + 0,361X1 + 0,209X2 + 0,195X3

Hasil penelitian tersebut
dapat terlihat dalam tabel berikut ini

:
Tabel IV.5
Pengaruh Konsumen Etnosentris, Animo Konsumen dan Preferensi Merek
terhadap Repurchase Intent Sepatu Merek Dalam Negeri Dikalangan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah
Variabel
B
Konstanta
1,256
Konsumen Etnosentris
0,361
Animo Konsumen
0,209
Preferensi Merek
0,195
Koefisien korelasi (r) = 0,582 (a)
Koefisien determinasi (r2) = 0,339
Adjusted (r2) = 0,318
Fhitung = 16,422
Ftabel = 2,699
Sig. F = 0,000 (a)

thitung
ttabel
Sig.
2,872
1,984
0,005
4,869
1,984
0,000
2,880
1,984
0,005
2,930
1,984
0,004
a. Variabel prediktor: konsumen
etnosentris, animo konsumen
dan preferensi merek
b.

Variabel dependen: repurchase
intent

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas
Ekonomi Unsyiah termasuk kategori
sedang, ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,582 atau 58,2%.
Pedoman interpretasi koefisien korelasi
dalam
tabel
berikut
ini
yang
menggambarkan
klasifikasi
tingkat
keeratan korelasi:

D. Koefisien Korelasi dan Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian maka
diperoleh koefisien korelasi dan determinasi
sebagai berikut:
1. Hubungan
antara
variabel-variabel
independen; konsumen etnosentris, animo
konsumen dan preferensi merek terhadap
repurchase intent sepatu merek dalam

10

Tabel IV.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien
0,01 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000

Tingkat hubungan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat

Sumber: Sugiyono, (2005 : 183).
2. Nilai koefisien determinasi (r2) sebesar
0,339 yang menandakan bahwa sebesar
33,9% repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah dijelaskan
oleh
variabel-variabel
independen;
konsumen etnosentris, animo konsumen,
dan preferensi merek sedangkan sisanya
sebesar 66,1 % dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak teramati dalam
penelitian ini.
3. Nilai Adjusted r square sebesar 0,318
(31,8%) menunjukkan besarnya r square

yang telah disesuaikan yaitu r2 yang telah
dibebaskan dari pengaruh derajat bebas,
sehingga
benar-benar
menunjukkan
bagaimana pengaruh dari variabelvariabel
independen;
konsumen
etnosentris, animo konsumen dan
preferensi merek terhadap repurchase
intent sepatu merek dalam negeri
dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi
Unsyiah.
Hasil penelitian mengenai koefisien
korelasi dan determinasi tersebut dapat
terlihat
dalam
tabel
berikut
ini:

Tabel IV.7
Model Summary
R
0,582

r Square
0,339

Adjusted r Square
0,318

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
E. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis-hipotesis
yang telah dipaparkan dalam penelitian ini,
digunakan statistik uji F dan uji t. Statistik uji
F digunakan untuk mengetahui pengaruh
ketiga variabel independen secara simultan
terhadap repurchase intent sepatu merek

dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas
Ekonomi Unsyiah.
Sedangkan statistik uji t digunakan
untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel
independen secara secara partial terhadap
repurchase intent sepatu merek dalam negeri
dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi
Unsyiah.

Tabel IV.8
Nilai Uji F dan Uji t
Bentuk pengujian
Pengujian secara simultan

Nilai Statistik
Fhitung
Ftabel
16,422
2,699

11

Sig.

Keterangan

0,005

Ketiga variabel
berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak).

Pengujian secara parsial
* Konsumen Etnosentris

thitung
4,869

ttabel
1,984

Sig.
0,000

*Animo Konsumen

2,880

1,984

0,005

* Preferensi Merek

2,930

1,984

0,004

Keterangan
Berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak).
Berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak).
Berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak).

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).

V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengolahan data ditunjukkan
bahwa variabel repurchase intent sepatu
merek
dalam
negeri
dikalangan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah
memiliki keinginan untuk melakukan
pembelian ulang di masa yang akan
datang
dikarenakan
pengalaman
pembelian sebelumnya terhadap sepatu
merek dalam negeri yang sudah sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya.
2. Hasil regresi menunjukkan bahwa
konsumen etnosentris, animo konsumen
dan preferensi merek berpengaruh
terhadap repurchase intent. Di antara ke
tiga variabel tersebut, variabel yang paling
besar pengaruh adalah variabel konsumen
etnosentris dan variabel yang paling kecil
pengaruhnya adalah preferensi merek.
3. Hasil secara simultan (bersama-sama)
menunjukkan bahwa semua variabel yang
diteliti berpengaruh secara signifikan
terhadap repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah. Hasil
pengujian secara parsial masing-masing
variabel konsumen etnosentris, animo
konsumen dan preferensi merek yang
diteliti berpengaruh secara signifikan
terhadap repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Unsyiah.
4. Terdapat hubungan yang cukup berarti
antara konsumen etnosentris, animo
konsumen dan preferensi merek dengan
repurchase intent. Dilain pihak pengaruh
Konsumen etnosentris, animo konsumen

dan preferensi merek terhadap repurchase
intent relatif kecil.
B. SARAN
1. Untuk meningkatkan repurchase intent di
dalam negeri perusahaan sepatu sudah
seharusnya
dan
harus
mampu
menciptakan produk sepatu yang inovatif
dan berkualitas yang tidak kalah
dibandingkan dengan produk luar negeri,
mempunyai strategi pemasaran yang
cocok dengan keadaan pasar saat ini
seperti penerapan harga diskon, promosi
yang kuat sehingga tersampaikan ke
konsumen dan dituntut harus mampu
mempertahankan konsumen yang sudah
ada, karena untuk mencari konsumen
yang baru pasti akan mengeluarkan biaya
yang tinggi.
2. Sebagai bentuk hubungan yang baik
dengan konsumen yang sudah ada,
pengusaha sepatu dalam negeri terus
mencari ide-ide baru tentang konsep
desain produk yang lebih menarik,
nyaman saat dipakai dan konsistensi pada
tren mode supaya animo konsumen
termotivasi
untuk
merencanakan
pembelian ulang di masa akan datang
pada produk yang dihasilkan menjadi tren
ditahun berikutnya.
3. Melihat peluang pasar begitu besar
khususnya dalam negeri perusahaan harus
mampu mempelajari dan mengerti yang
namanya etnosentris konsumen yang cinta
terhadap produk negaranya sendiri,
sebaiknya
produsen
sepatu
lebih
memperhatikan penetapan harga produk
sepatunya, hal ini sangat diperlukan
karena
konsumen
dari
kalangan

12

mahasiswi sangat mempertimbangkan
harga dalam keputusan pembeliannya di
masa akan datang yang disesuaikan
dengan besar pendapatannya.
4. Satu hal yang harus dijaga dan perlu
ditingkatkan mengenai preferensi merek,
hal ini sangatlah membantu perusahaan
dalam negeri dalam meningkatkan
repurchase intent. Peranan merek akan
mengubah cara berpikir konsumen
mengenai produk yang pernah digunakan
sebagai pembelian awal sehingga
konsumen akan melakukan evaluasi untuk
tindakan pembelian selanjutnya.
5. Mengingat koefisien korelasi dan
determinasi dalam penelitian ini cukup
baik maka hendaknya penelitian ini dapat
dijadikan
referensi
bagi
peneliti
selanjutnya di masa yang akan datang.

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Akdogan, M. Sukru. et.al. (2012), “The Effect
of Consumer Ethnocentrism and
Consumer Animosity on The RePurchase Intent: The Moderating Role
ol Consumer Loyalty,” Emergint
Market
Journal,
Nevsehir
University, Vol.2.

Davidow. M. (2003), “Have you heard the
word? The Effect of Word of Mouth
on Perceived Justice, Satisfaction and
Repurchase
Intentions
following
Complaint Handling,” Journal of
Consumer
Satisfaction,
Dissatisfaction and Complaining
Behaviour, vol. (16.), 67-78.

Alampay, R.B.A. (2003), “Visitors to Guam :
Modeling Satisfaction, Quality and
Intentions”, Dissertation Doctor of
Philosophy in Park' Recreation and
Tourism Resource, Michigan State
University, Michigan.

Dharmmesta., BS. (1998), Sikap, Niat, dan
Perilaku Konsumen, Journal The
Theory of Planned Behaviour,
Vol.18: 85-103.

Ayu., Yohana Sylvi Putri dan Budhi Haryanto
(2009), “Pengaruh Perceived Quality,
Perceived Value, Brand Preference,
Consumer Satisfaction dan Consumer
Loyalty pada Repurchase Intention,”
Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.
9. No.1. 2009: 75-90.
Blackwell Roger D, and Winiard Paul W.,
and Engel, J.F. (2001), Consumer
Behavior, 9th Edition, Forth Worth,
TX: Hartcourt College Publishers.
Churchill, Gilbert A. JR. (2005), Dasar-dasar
Riset Pemasaran, Edisi keempat,
Erlangga, Jakarta.

Erna

Algifari (2006), Statistika Induktif untuk
Ekonomi dan Bisnis, UPP AMP
YKPN, Jakarta.

S, Imaningsih SE, Msi. (2012),
Kepribadian
dan
Perilaku
Konsumen,
Thesis,
Universitas
Mercubuana.

Ferrinadewi, Erna dan S. Pantja Djati (2004),
“Upaya
Mencapai
Loyalitas
Konsumen Dalam Perspektif Sumber
Daya Manusia,” Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 1,
Maret 2004: 15 – 26

Anoraga, Pandji (2000), Manajemen Bisnis,
PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ardhanari, Margaretha (2008), Customer
Satisfaction Pengaruhnya terhadap
Brand Preference dan Repurchase
Intention Private Brand, Jurnal Riset
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No. 2.

Ghozali, Imam (2005), Analisis Multivariate
Lanjutan Dengan Program SPSS,
BP., Undip, Semarang.

13

Gunarso,
S.
(2005).
Psikologi
Perkembangan,
Pustaka
Setia,
Bandung.

Keegan, Waren J., Sandra E. Moriarty dan
Thomas
R.
Duncan
(1995),
Marketing, 2nd ed., Prentice Hall, N.J.

Gusti, Ngurah., Budi., Kuncara
(2006),
Peran Nilai Pelanggan dalam
Membangun
Kepuasan
serta
Pengaruhnya
pada
Keputusan
Pembelian
berikutnya,
Thesis,
Universitas Indonesia.

Kotler,

Philip.
(2002),
Manajemen
Pemasaran I, Milenium ed, PT.
Prenhallindo, Jakarta

___________.
(2003),
Marketing
Management, Prentice Hall of India,
New Delhi.

Harry, A.P. Sitaniapessy., (2008), “Pengaruh
Pelanggan Terhadap Niat Pembelian
Ulang Di Matahari Departement Store
Ambon”,
Jurnal
Pemasaran,
Politeknik Negeri Ambon. Vol II, No.
2. Oktober 2008.

Kotler,

Philip
(2005),
Manajamen
Pemasaran, Jilid 1 dan 2, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.

Liu, Fang., Murphy, Jamie., & Li, Jianyao.
(2005), “Consumer Etnocentrism and
Chinese Attitude Towards Store Sign
In Foreign And Local Brand Names”,
Journal Marketing, University of
Western.

Hawkins, Del I., Best, Roger J., Coney,
Kenneth A. (2001), Consumer
Behaviour: Building Marketing
Strategy, 8th Edition, New York The
McGraw-Hill Company, inc.

Lidyawati.
(2008),
Hubungan
antara
Intensitas Menonton Iklan di Televisi
dengan Perilaku Konsumtif, Thesis,
Fakultas Psikologi UMS, Surakarta.

Hellier, Philip K., Gus M. Geursen., Rodney
A. Carr and John A. Rickard. (2003),
“Customer Repurchase Intention: A
General Structural Equation Model,”
Journal of Marketing, vol. 37, pp:
1762-1800

Ma’ruf, Hendri. (2006), Pemasaran Ritel.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ida, Aju Brahma Ratih, (2009), “Pengaruh
Kinerja Produk, Pelayanan dan
Sumber Daya Manusia Terhadap Niat
Pembelian Ulang Melalui Citra
Perusahaan Dan Kepuasan Pelanggan
PT. Asuransi Jiwasraya,” Fakultas
Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
(UNTAG) Surabaya, Jurnal Ekuitas,
Vol. 13 No.2 2009:176-198

Malhotra, Naresh, K, (2006), Riset
Pemasaran: Pendekatan Terapan
(jilid 2). Erlangga, Jakarta.
Mowen, J.C., dan Minor, M. (2001),
Consumer Behavior. Prentice Hall,
Inc.
Myra Johana P. (2006), “Analisa Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Minat
Beli Ulang,” Thesis, Magister
Manajemen Universitas Diponegoro,
Semarang.

Jones Michael A., et.al. (2003) “The Effect of
Locational Convinience on Customer
Repurchase Intentions Across Service
Type,”
Journal
of
Services
Marketing. Vol.17 No. 7. Pp.701-712

Netemeyer,
R.,
Durvasula,
S.
and
Lichtenstein, D. (1991), “A crossnational assessment of the reliability
and validity of the CETSCALE,”
Journal of Marketing Research, 28
(August): 320–327.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006),
Kamus besar Bahasa Indonesia.
Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

14

Nugroho, Chrisdiawan Satriyo (2010),
“Analisis
Pengaruh
Pencitraan,
Promosi, dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Minat Kuliah di Diploma III
Fakultas Ekonomi
Universitas
Diponegoro,” Thesis. Universitas
Diponegoro.

________. (2006), Metode Penelitian Bisnis,
CV. Alfabeta, Bandung.
Susila, Ikhwan dan Fatchurrahman (2004),
“Service Value : Sebuah Variabel
Pemediasi
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan terhadap Minat Beli,”
Jurnal Pemasaran Empirika, Vol.
17,No.1 Juni 2004.

Odin Y, Odin n, Velette Florence P (2001),
“Conceptual and Operational of Brand
Loyalty : An Empirical Investigation,”
Journal of Business Research Vol
53, 75 – 84.

Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran. Cetakan
Pertama, Liberty, Yogyakarta.

Richard L. (1999), “Whence
Consumer Loyalty?,” Journal of
Marketing, Vol 63 (special issue) pp.
33-44.

Suwandi, Iman Mulyana Dwi (2007).
Keputusan
Pembelian.
Seri
Manajemen Pemasaran,
M-One,
Jakarta.

Poerwadarminto (1995), Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.

Susanta, P.J. Rahmat (2007), “Merek
Indonesia Masih Dipersepsi Murah,”
Majalah Marketing, Edisi Khusus, II
(2007): 54-56

Oliver,

Rangkuty, Freddy (2008), The Power Of
Brand`s. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Steenkamp, J-B U.M., Batra R., Alden DL.
(2002), “How Perceived Brand
Globalness Creates Brand Value.
Journal of International Business
Studies, Vol. 34, No.1. pp.53-65

Schiffman, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk.,
(2000), Consumer Behavior, 7th ed.,
Prentice Hall: International.

Swastha
Basu
(1990),
Manajemen
Pemasaran
Modern,
Liberty,
Yogyakarta.

Shimp, T. dan Sharma, S. (1987), “Consumer
Ethnocentrism : Construction and
Validation of the CETSCALE,”
Journal of Marketing Research,
Vol. XXIV, August.

Tjiptono, Fandy (2005), Brand Management
& Strategy. Ed. I. Andi Offset;
Yogyakarta.

Sudjana (2005), Metoda Statistika, Edisi 6,
Tarsito, Bandung.

Usman, Indrianawati dan Rizky Adhitya
Arnando (2007), “Pengaruh Promosi
Penjualan
terhadap
Repurchase
Melalui Trial Dengan Moderasi Fear
Of Losing Face pada Sogo
Department Store Surabaya,” Jurnal
Equitas,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Airlangga, Vol.11 No.2
Maret 2007.

Suryadi., Nanang, dan Dimas Hendrawan
(2010),
“Kecenderungan
Etnosentrime, Sikap, dan Intensi
Konsumen dalam Membeli Produk
Sepatu Buatan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM),” Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol. 8. No.2. Mei 2010.
pp.325-336

Wibisaputra, Adiztya (2011), “Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg (Di
PT. Candi Agung Pratama Semarang,”

Sugiyono. (2001), Metode Penelitian Bisnis,
CV. Alfabeta, Bandung.
15

Jurnal
Pemasaran.
Ekonomi Manajemen,
Diponegoro Semarang.

Satisfaction
and
Repurchase
Intention? Investigating the Effect of
Adjusted Expectations and Customer
Loyalty,” Journal Of Psychology
and Marketing. Vol.21. No.5.
May.pp.351-373.

Fakultas
Universitas

Yi. Y. dan S. La. (2004), “What Influences
the Relationship Between Customer

16