PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN SISWA
TERHADAP MATERI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL PENYUSUN
KEHIDUPAN
DI KELAS X.3 SMAN 1 BLITAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH:
RICKY ANGGA PRATAMA
NIM 13034103378

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
AGUSTUS 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar kurang bagus
ditandai dengan siswa kurang mampu untuk Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan; menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis; membandingkan struktur sel hidup dan sel mati; membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan; menjelaskan struktur dan fungsi membran sel, sitoplasma, dan
inti sel; mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik dan eukariotik; menyebutkan
nama-nama organel sel pada gambar sel; menjelaskan fungsi organel-organel sel.
Menurut analisis kurangnya kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN
1 Blitar karena metode pembelajaran yang membosankan. Metode yang pernah dipakai
sebelumnya adalah metode ceramah.
Metode yang akan dilakukan pada kelas X.3 SMAN 1 Blitar adalah model Problem
Based Learning dengan media animasi. Metode tersebut memiliki kelebihan sebagai
berikut.
 Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta
didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan

 Dalam situasi PBL, peserta

didik/mahapeserta didik mengintegrasikan

pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan
 PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

 PBL dipadu dengan media animasi lebih meningkatkan pemahaman siswa
dibandingkan metode ceramah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian dengan judul Penerapan
Model Problem Based Learning dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan Siswa terhadap Materi Sel sebagai Unit Terkecil
Penyusun Kehidupan di Kelas X.3 Sman 1 Blitar perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model
problem based learning dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil

penyusun kehidupan di kelas x.3 sman 1 blitar?
Secara lebih rinci rumusan masalah penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
2. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil kehidupan melalui
penerapan model Problem Based Learning dengan media animasi di kelas X.3 SMAN 1
Blitar.
D.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dijaarkan sebagai berikut.
1. Bagi siswa:

a. mendapatkan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa pada materi sel sebagai uni terkecil penyusun mahluk hidup.

b. meningkatkan pemahaman siswa dengan media animasi terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup.
2. Bagi guru:
a. mendapatkan model pembelajaran yang baru untuk memperkaya metode
pendidikan.
3. Bagi sekolah:
a. mempunyai siswa yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi dan
mendeskripsikan dalam materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk
hidup.
4. Bagi pemerintah:
a. pemerintah mendapatkan satu lagi model pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan dalam dunia pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
No
.
1.


Variable
PBL dengan media
animasi

Indikator
a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming
dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat
b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat
dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar

dalam bidang yang relevan.
c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,

yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi
dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut
haruslah relevan dan dapat dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada
pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari

permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya. Dalam tahap ini dibantu dengan
media animasi agar mempermudah
pemahaman siswa.

e. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,

dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan

pengujian.
2.

Kemampuan

(Savoi & Andrew, 1994).
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

mengidentifikasi siswa



Jujur



Kerja keras




Toleransi



Rasa ingin tahu



Komunikatif



Menghargai prestasi



Tanggung Jawab




Peduli lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi


Menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel



3.

Kemampuan
mendeskripsikan siswa

Menjelaskan fungsi organel-organel sel

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa



Jujur



Kerja keras



Toleransi



Rasa ingin tahu



Komunikatif



Menghargai prestasi



Tanggung Jawab



Peduli lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi


Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan



Menggambar struktur sel berdasarkan hasil
pengamatan mikroskopis



Membandingkan struktur sel hidup dan sel
mati



Membandingkan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan



Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel



Mendeskripsikan perbedaan struktur sel
prokariotik dan eukariotik

F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah penerapan model Problem Based Learnig dipadu
dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup
di kelas X.3 SMAN 1 Blitar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PBL
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi Pembelajaran Model
Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai berikut: Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang
berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan
pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui
masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu
pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan
berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang
otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya
kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran
yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah
yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat
menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran (Savoi &
Andrew, 1994).
B. Kemampuan Mengidentifikasi Siswa
Kemampuan mengidentifikasi siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,

tanggung

jawab,

peduli

lingkungan.

Sedangkan

indikator

pencapaian

kompetensinya adalah: siswa dapat menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel, dan menjelaskan fungsi organel-organel sel (Hermawan, 2006).

C. Kemampuan Mendeskripsikan Siswa
Kemampuan mendeskripsikan siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,
tanggung

jawab,

peduli

lingkungan.

Sedangkan

indikator

pencapaian

kompetensinya adalah: siswa dapat membuat preparat pengamatan mikroskopis sel
hewan dan sel tumbuhan, menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis, membandingkan struktur sel hidup dan sel mati, membandingkan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan, menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel, dan mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik
dan eukariotik (Hermawan, 2006).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga siklus, masingmasing siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing, observing, dan
reflecting. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.3 SMAN 1 Blitar dengan
jumlah 33 siswa, terdiri atas 22 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
C. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2014 sampai Oktober 2014.
Secara rinci jadwal penelitian dapa diliha pada tabel 3.1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kegiatan
PLANNING I
IMPLEMENTING I
OBSERVING I
REFLECING I
PLANNING II
IMPLEMENTING II
OBSERVING II
REFLECING II
REPORTING

Waktu

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi catatan lapangan,
Performance Assesment, dan Pencil and Paper test seperti tertera pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No

Variable

Indikator

Instrumen

.
1.

PBL dengan media

Defining the Problem
Self Learning

Catatan

animasi
2.

Kemampuan

investigation
Exchange knowledge
Assessment
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Lapangan

Assesment

Performance

mengidentifikasi



Jujur

siswa



Kerja keras



Toleransi



Rasa ingin tahu



Komunikatif



Menghargai prestasi



Tanggung Jawab

Pencil and



Peduli lingkungan

Paper test
Performance

Indikator Pencapaian Kompetensi


Assesment

Menyebutkan nama-nama
organel sel pada gambar sel



Menjelaskan fungsi organelorganel sel

3.

Kemampuan

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Performance

mendeskripsikan



Jujur

siswa



Kerja keras



Toleransi



Rasa ingin tahu



Komunikatif



Menghargai prestasi



Tanggung Jawab

Pencil and



Peduli lingkungan

Paper test
Performance

Indikator Pencapaian Kompetensi


Membuat preparat pengamatan

Assesment

Assesment

mikroskopis sel hewan dan sel
tumbuhan


Menggambar struktur sel
berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis



Membandingkan struktur sel
hidup dan sel mati



Membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan



Menjelaskan struktur dan
fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel



Mendeskripsikan perbedaan
struktur sel prokariotik dan
eukariotik

E. Data dan Sumber Data
N
o
1.

Variabel

Indikator

Jenis
Data
Nominal

Sum

Teknik

Alat

ber

Pengum

Pengumpu

Data
Siswa

pulan data
Pengamatan

lan Data
- Lembar

- Obser
vasi proses

observasi

Model PBL

Pendefinisian

dengan

Masalah (Defining

dan

media

the Problem)

Guru

pembela
jaran.

animasi

keterlaksanaan PBL

Pembelajaran

dengan media

Mandiri (Self

animasi

Learning)
Tahap investigasi
(investigation)

Pertukaran
Pengetahuan (Exch
ange knowledge)
Penilaian
2

Kemampuan

(Assessment)
Nilai Budaya Dan

Interval

mengidentifi

Karakter Bangsa

dan

kasi siswa



Jujur



Kerja keras



Toleransi



Rasa ingin
tahu



Komunikatif



Menghargai
prestasi



Tanggung
Jawab



Peduli
lingkungan

Indikator
Pencapaian
Kompetensi


Menyebutk
an namanama organel
sel pada
gambar sel



Menjelaska
n fungsi
organel-

Ordinal

Siswa

- Observasi. - Lembar
- Dokumen
observasi
-tasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes

organel sel

3.

Kemampuan

Nilai Budaya Dan

Interval

mendeskripsi

Karakter Bangsa

dan

kan siswa



Jujur



Kerja keras



Toleransi



Rasa ingin
tahu



Komunikatif



Menghargai
prestasi
Tanggung



Jawab
Peduli



lingkungan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi


Membuat
preparat
pengamatan
mikroskopi
s sel hewan
dan sel
tumbuhan



Menggamb
ar struktur
sel
berdasarkan

Ordinal

Siswa

- Observasi
- Dokumen
-tasi

- Lembar
observasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes

hasil
pengamatan
mikroskopi
s


Membandin
gkan
struktur sel
hidup dan
sel mati



Membandin
gkan
struktur sel
hewan dan
sel
tumbuhan



Menjelaska
n struktur
dan fungsi
membran
sel,
sitoplasma,
dan inti sel



Mendeskrip
sikan
perbedaan
struktur sel
prokariotik
dan
eukariotik

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.

Siklus I

a.

Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1)

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2)

penyiapan skenario pembelajaran.

b.

Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1)

pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2)

proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif learning

pada kompetensi dasar mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia,
3)

secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif learning

model team group tournamentdilenkapi lembar kerja siswa,
4)

memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif learning

model team group tournament,
5)

mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

6)

mengadakan tes tertulis,

7)

penilaian hasil tes tertulis.

c.

Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai

hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk
merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d.

Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada

siklus I.
2.

Siklus II

1.

Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a.

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

b.

penyiapan skenario pembelajaran.

2.

Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

a.

pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

b.

pembelajaran kooperatif learning model team group tournament

pada

kompetensi dasar mengenal keragaman suku bangsa serta budaya Indonesia,
c.

siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif learning model team

group tournament, diikuti kegiatan kuis
d.

mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

e.

mengadakan tes tertulis,

f.

penilaian hasil tes tertulis.

3.

Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai

hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,
4.

Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada

siklus II.
Indikkator keberhasilan penelitian digunakan pedoman sebagai berikut.
1. Proses belajar
Proses belajar dikatakan tercapai apabila minimal 85% siswa tuntas. Adapun
kriteria ketuntasan adalah 80%
2. Hasil Belajar
a. Kognitif: 80%
b. Afektif: 80%
c. Pikomotorik: 80%

Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan. 2006. Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran.
Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Savoie J.M. & Andrew S.H. 1994. Problem-Based Learning as Classroom Solotion.
Educational Leadership
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62