PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN SISWA
TERHADAP MATERI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL PENYUSUN
KEHIDUPAN
DI KELAS X.3 SMAN 1 BLITAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH:
RICKY ANGGA PRATAMA
NIM 13034103378
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
AGUSTUS 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar kurang bagus
ditandai dengan siswa kurang mampu untuk Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan; menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis; membandingkan struktur sel hidup dan sel mati; membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan; menjelaskan struktur dan fungsi membran sel, sitoplasma, dan
inti sel; mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik dan eukariotik; menyebutkan
nama-nama organel sel pada gambar sel; menjelaskan fungsi organel-organel sel.
Menurut analisis kurangnya kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN
1 Blitar karena metode pembelajaran yang membosankan. Metode yang pernah dipakai
sebelumnya adalah metode ceramah.
Metode yang akan dilakukan pada kelas X.3 SMAN 1 Blitar adalah model Problem
Based Learning dengan media animasi. Metode tersebut memiliki kelebihan sebagai
berikut.
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta
didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
Dalam situasi PBL, peserta
didik/mahapeserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
PBL dipadu dengan media animasi lebih meningkatkan pemahaman siswa
dibandingkan metode ceramah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian dengan judul Penerapan
Model Problem Based Learning dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan Siswa terhadap Materi Sel sebagai Unit Terkecil
Penyusun Kehidupan di Kelas X.3 Sman 1 Blitar perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model
problem based learning dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil
penyusun kehidupan di kelas x.3 sman 1 blitar?
Secara lebih rinci rumusan masalah penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
2. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil kehidupan melalui
penerapan model Problem Based Learning dengan media animasi di kelas X.3 SMAN 1
Blitar.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dijaarkan sebagai berikut.
1. Bagi siswa:
a. mendapatkan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa pada materi sel sebagai uni terkecil penyusun mahluk hidup.
b. meningkatkan pemahaman siswa dengan media animasi terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup.
2. Bagi guru:
a. mendapatkan model pembelajaran yang baru untuk memperkaya metode
pendidikan.
3. Bagi sekolah:
a. mempunyai siswa yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi dan
mendeskripsikan dalam materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk
hidup.
4. Bagi pemerintah:
a. pemerintah mendapatkan satu lagi model pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan dalam dunia pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
No
.
1.
Variable
PBL dengan media
animasi
Indikator
a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming
dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat
b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat
dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar
dalam bidang yang relevan.
c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,
yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi
dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut
haruslah relevan dan dapat dipahami.
d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada
pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya. Dalam tahap ini dibantu dengan
media animasi agar mempermudah
pemahaman siswa.
e. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
2.
Kemampuan
(Savoi & Andrew, 1994).
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
mengidentifikasi siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Peduli lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel
3.
Kemampuan
mendeskripsikan siswa
Menjelaskan fungsi organel-organel sel
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Peduli lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan
Menggambar struktur sel berdasarkan hasil
pengamatan mikroskopis
Membandingkan struktur sel hidup dan sel
mati
Membandingkan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan
Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel
Mendeskripsikan perbedaan struktur sel
prokariotik dan eukariotik
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah penerapan model Problem Based Learnig dipadu
dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup
di kelas X.3 SMAN 1 Blitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PBL
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi Pembelajaran Model
Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai berikut: Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang
berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan
pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui
masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu
pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan
berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang
otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya
kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran
yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah
yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat
menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran (Savoi &
Andrew, 1994).
B. Kemampuan Mengidentifikasi Siswa
Kemampuan mengidentifikasi siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,
tanggung
jawab,
peduli
lingkungan.
Sedangkan
indikator
pencapaian
kompetensinya adalah: siswa dapat menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel, dan menjelaskan fungsi organel-organel sel (Hermawan, 2006).
C. Kemampuan Mendeskripsikan Siswa
Kemampuan mendeskripsikan siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,
tanggung
jawab,
peduli
lingkungan.
Sedangkan
indikator
pencapaian
kompetensinya adalah: siswa dapat membuat preparat pengamatan mikroskopis sel
hewan dan sel tumbuhan, menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis, membandingkan struktur sel hidup dan sel mati, membandingkan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan, menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel, dan mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik
dan eukariotik (Hermawan, 2006).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga siklus, masingmasing siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing, observing, dan
reflecting. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.3 SMAN 1 Blitar dengan
jumlah 33 siswa, terdiri atas 22 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
C. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2014 sampai Oktober 2014.
Secara rinci jadwal penelitian dapa diliha pada tabel 3.1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kegiatan
PLANNING I
IMPLEMENTING I
OBSERVING I
REFLECING I
PLANNING II
IMPLEMENTING II
OBSERVING II
REFLECING II
REPORTING
Waktu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi catatan lapangan,
Performance Assesment, dan Pencil and Paper test seperti tertera pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No
Variable
Indikator
Instrumen
.
1.
PBL dengan media
Defining the Problem
Self Learning
Catatan
animasi
2.
Kemampuan
investigation
Exchange knowledge
Assessment
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Lapangan
Assesment
Performance
mengidentifikasi
Jujur
siswa
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Pencil and
Peduli lingkungan
Paper test
Performance
Indikator Pencapaian Kompetensi
Assesment
Menyebutkan nama-nama
organel sel pada gambar sel
Menjelaskan fungsi organelorganel sel
3.
Kemampuan
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Performance
mendeskripsikan
Jujur
siswa
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Pencil and
Peduli lingkungan
Paper test
Performance
Indikator Pencapaian Kompetensi
Membuat preparat pengamatan
Assesment
Assesment
mikroskopis sel hewan dan sel
tumbuhan
Menggambar struktur sel
berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis
Membandingkan struktur sel
hidup dan sel mati
Membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan
Menjelaskan struktur dan
fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel
Mendeskripsikan perbedaan
struktur sel prokariotik dan
eukariotik
E. Data dan Sumber Data
N
o
1.
Variabel
Indikator
Jenis
Data
Nominal
Sum
Teknik
Alat
ber
Pengum
Pengumpu
Data
Siswa
pulan data
Pengamatan
lan Data
- Lembar
- Obser
vasi proses
observasi
Model PBL
Pendefinisian
dengan
Masalah (Defining
dan
media
the Problem)
Guru
pembela
jaran.
animasi
keterlaksanaan PBL
Pembelajaran
dengan media
Mandiri (Self
animasi
Learning)
Tahap investigasi
(investigation)
Pertukaran
Pengetahuan (Exch
ange knowledge)
Penilaian
2
Kemampuan
(Assessment)
Nilai Budaya Dan
Interval
mengidentifi
Karakter Bangsa
dan
kasi siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Menghargai
prestasi
Tanggung
Jawab
Peduli
lingkungan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Menyebutk
an namanama organel
sel pada
gambar sel
Menjelaska
n fungsi
organel-
Ordinal
Siswa
- Observasi. - Lembar
- Dokumen
observasi
-tasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes
organel sel
3.
Kemampuan
Nilai Budaya Dan
Interval
mendeskripsi
Karakter Bangsa
dan
kan siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Menghargai
prestasi
Tanggung
Jawab
Peduli
lingkungan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Membuat
preparat
pengamatan
mikroskopi
s sel hewan
dan sel
tumbuhan
Menggamb
ar struktur
sel
berdasarkan
Ordinal
Siswa
- Observasi
- Dokumen
-tasi
- Lembar
observasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes
hasil
pengamatan
mikroskopi
s
Membandin
gkan
struktur sel
hidup dan
sel mati
Membandin
gkan
struktur sel
hewan dan
sel
tumbuhan
Menjelaska
n struktur
dan fungsi
membran
sel,
sitoplasma,
dan inti sel
Mendeskrip
sikan
perbedaan
struktur sel
prokariotik
dan
eukariotik
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.
Siklus I
a.
Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1)
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
2)
penyiapan skenario pembelajaran.
b.
Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1)
pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2)
proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif learning
pada kompetensi dasar mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia,
3)
secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif learning
model team group tournamentdilenkapi lembar kerja siswa,
4)
memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif learning
model team group tournament,
5)
mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
6)
mengadakan tes tertulis,
7)
penilaian hasil tes tertulis.
c.
Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai
hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk
merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d.
Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada
siklus I.
2.
Siklus II
1.
Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
a.
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
b.
penyiapan skenario pembelajaran.
2.
Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
a.
pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
b.
pembelajaran kooperatif learning model team group tournament
pada
kompetensi dasar mengenal keragaman suku bangsa serta budaya Indonesia,
c.
siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif learning model team
group tournament, diikuti kegiatan kuis
d.
mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
e.
mengadakan tes tertulis,
f.
penilaian hasil tes tertulis.
3.
Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai
hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,
4.
Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada
siklus II.
Indikkator keberhasilan penelitian digunakan pedoman sebagai berikut.
1. Proses belajar
Proses belajar dikatakan tercapai apabila minimal 85% siswa tuntas. Adapun
kriteria ketuntasan adalah 80%
2. Hasil Belajar
a. Kognitif: 80%
b. Afektif: 80%
c. Pikomotorik: 80%
Daftar Pustaka
Asep Herry Hernawan. 2006. Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran.
Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Savoie J.M. & Andrew S.H. 1994. Problem-Based Learning as Classroom Solotion.
Educational Leadership
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi
DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN SISWA
TERHADAP MATERI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL PENYUSUN
KEHIDUPAN
DI KELAS X.3 SMAN 1 BLITAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH:
RICKY ANGGA PRATAMA
NIM 13034103378
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
AGUSTUS 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar kurang bagus
ditandai dengan siswa kurang mampu untuk Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan; menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis; membandingkan struktur sel hidup dan sel mati; membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan; menjelaskan struktur dan fungsi membran sel, sitoplasma, dan
inti sel; mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik dan eukariotik; menyebutkan
nama-nama organel sel pada gambar sel; menjelaskan fungsi organel-organel sel.
Menurut analisis kurangnya kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN
1 Blitar karena metode pembelajaran yang membosankan. Metode yang pernah dipakai
sebelumnya adalah metode ceramah.
Metode yang akan dilakukan pada kelas X.3 SMAN 1 Blitar adalah model Problem
Based Learning dengan media animasi. Metode tersebut memiliki kelebihan sebagai
berikut.
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta
didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
Dalam situasi PBL, peserta
didik/mahapeserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
PBL dipadu dengan media animasi lebih meningkatkan pemahaman siswa
dibandingkan metode ceramah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian dengan judul Penerapan
Model Problem Based Learning dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan Siswa terhadap Materi Sel sebagai Unit Terkecil
Penyusun Kehidupan di Kelas X.3 Sman 1 Blitar perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model
problem based learning dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil
penyusun kehidupan di kelas x.3 sman 1 blitar?
Secara lebih rinci rumusan masalah penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
2. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan media
animasi dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan siswa terhadap
materi sel sebagai unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1
Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil kehidupan melalui
penerapan model Problem Based Learning dengan media animasi di kelas X.3 SMAN 1
Blitar.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dijaarkan sebagai berikut.
1. Bagi siswa:
a. mendapatkan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan
siswa pada materi sel sebagai uni terkecil penyusun mahluk hidup.
b. meningkatkan pemahaman siswa dengan media animasi terhadap materi sel
sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup.
2. Bagi guru:
a. mendapatkan model pembelajaran yang baru untuk memperkaya metode
pendidikan.
3. Bagi sekolah:
a. mempunyai siswa yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi dan
mendeskripsikan dalam materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk
hidup.
4. Bagi pemerintah:
a. pemerintah mendapatkan satu lagi model pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan dalam dunia pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
No
.
1.
Variable
PBL dengan media
animasi
Indikator
a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming
dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat
b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat
dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar
dalam bidang yang relevan.
c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,
yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi
dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut
haruslah relevan dan dapat dipahami.
d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada
pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya. Dalam tahap ini dibantu dengan
media animasi agar mempermudah
pemahaman siswa.
e. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
2.
Kemampuan
(Savoi & Andrew, 1994).
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
mengidentifikasi siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Peduli lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel
3.
Kemampuan
mendeskripsikan siswa
Menjelaskan fungsi organel-organel sel
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Peduli lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Membuat preparat pengamatan mikroskopis
sel hewan dan sel tumbuhan
Menggambar struktur sel berdasarkan hasil
pengamatan mikroskopis
Membandingkan struktur sel hidup dan sel
mati
Membandingkan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan
Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel
Mendeskripsikan perbedaan struktur sel
prokariotik dan eukariotik
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah penerapan model Problem Based Learnig dipadu
dengan media animasi dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup
di kelas X.3 SMAN 1 Blitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PBL
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi Pembelajaran Model
Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai berikut: Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang
berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan
pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui
masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu
pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan
berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang
otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya
kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran
yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah
yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat
menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran (Savoi &
Andrew, 1994).
B. Kemampuan Mengidentifikasi Siswa
Kemampuan mengidentifikasi siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,
tanggung
jawab,
peduli
lingkungan.
Sedangkan
indikator
pencapaian
kompetensinya adalah: siswa dapat menyebutkan nama-nama organel sel pada
gambar sel, dan menjelaskan fungsi organel-organel sel (Hermawan, 2006).
C. Kemampuan Mendeskripsikan Siswa
Kemampuan mendeskripsikan siswa adalah kemampuan yang bisa
didapatkan siswa apabila memenuhi indikator nilai budaya dan karakter bangsa:
jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi,
tanggung
jawab,
peduli
lingkungan.
Sedangkan
indikator
pencapaian
kompetensinya adalah: siswa dapat membuat preparat pengamatan mikroskopis sel
hewan dan sel tumbuhan, menggambar struktur sel berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis, membandingkan struktur sel hidup dan sel mati, membandingkan
struktur sel hewan dan sel tumbuhan, menjelaskan struktur dan fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel, dan mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik
dan eukariotik (Hermawan, 2006).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga siklus, masingmasing siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing, observing, dan
reflecting. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.3 SMAN 1 Blitar dengan
jumlah 33 siswa, terdiri atas 22 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
C. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2014 sampai Oktober 2014.
Secara rinci jadwal penelitian dapa diliha pada tabel 3.1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kegiatan
PLANNING I
IMPLEMENTING I
OBSERVING I
REFLECING I
PLANNING II
IMPLEMENTING II
OBSERVING II
REFLECING II
REPORTING
Waktu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi catatan lapangan,
Performance Assesment, dan Pencil and Paper test seperti tertera pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No
Variable
Indikator
Instrumen
.
1.
PBL dengan media
Defining the Problem
Self Learning
Catatan
animasi
2.
Kemampuan
investigation
Exchange knowledge
Assessment
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Lapangan
Assesment
Performance
mengidentifikasi
Jujur
siswa
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Pencil and
Peduli lingkungan
Paper test
Performance
Indikator Pencapaian Kompetensi
Assesment
Menyebutkan nama-nama
organel sel pada gambar sel
Menjelaskan fungsi organelorganel sel
3.
Kemampuan
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Performance
mendeskripsikan
Jujur
siswa
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Menghargai prestasi
Tanggung Jawab
Pencil and
Peduli lingkungan
Paper test
Performance
Indikator Pencapaian Kompetensi
Membuat preparat pengamatan
Assesment
Assesment
mikroskopis sel hewan dan sel
tumbuhan
Menggambar struktur sel
berdasarkan hasil pengamatan
mikroskopis
Membandingkan struktur sel
hidup dan sel mati
Membandingkan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan
Menjelaskan struktur dan
fungsi membran sel,
sitoplasma, dan inti sel
Mendeskripsikan perbedaan
struktur sel prokariotik dan
eukariotik
E. Data dan Sumber Data
N
o
1.
Variabel
Indikator
Jenis
Data
Nominal
Sum
Teknik
Alat
ber
Pengum
Pengumpu
Data
Siswa
pulan data
Pengamatan
lan Data
- Lembar
- Obser
vasi proses
observasi
Model PBL
Pendefinisian
dengan
Masalah (Defining
dan
media
the Problem)
Guru
pembela
jaran.
animasi
keterlaksanaan PBL
Pembelajaran
dengan media
Mandiri (Self
animasi
Learning)
Tahap investigasi
(investigation)
Pertukaran
Pengetahuan (Exch
ange knowledge)
Penilaian
2
Kemampuan
(Assessment)
Nilai Budaya Dan
Interval
mengidentifi
Karakter Bangsa
dan
kasi siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Menghargai
prestasi
Tanggung
Jawab
Peduli
lingkungan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Menyebutk
an namanama organel
sel pada
gambar sel
Menjelaska
n fungsi
organel-
Ordinal
Siswa
- Observasi. - Lembar
- Dokumen
observasi
-tasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes
organel sel
3.
Kemampuan
Nilai Budaya Dan
Interval
mendeskripsi
Karakter Bangsa
dan
kan siswa
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Menghargai
prestasi
Tanggung
Jawab
Peduli
lingkungan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Membuat
preparat
pengamatan
mikroskopi
s sel hewan
dan sel
tumbuhan
Menggamb
ar struktur
sel
berdasarkan
Ordinal
Siswa
- Observasi
- Dokumen
-tasi
- Lembar
observasi
kemampuan
mengidentifika
si siswa
- LKS
- Tes
hasil
pengamatan
mikroskopi
s
Membandin
gkan
struktur sel
hidup dan
sel mati
Membandin
gkan
struktur sel
hewan dan
sel
tumbuhan
Menjelaska
n struktur
dan fungsi
membran
sel,
sitoplasma,
dan inti sel
Mendeskrip
sikan
perbedaan
struktur sel
prokariotik
dan
eukariotik
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.
Siklus I
a.
Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1)
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
2)
penyiapan skenario pembelajaran.
b.
Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1)
pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2)
proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif learning
pada kompetensi dasar mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia,
3)
secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif learning
model team group tournamentdilenkapi lembar kerja siswa,
4)
memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif learning
model team group tournament,
5)
mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
6)
mengadakan tes tertulis,
7)
penilaian hasil tes tertulis.
c.
Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai
hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk
merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d.
Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada
siklus I.
2.
Siklus II
1.
Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
a.
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
b.
penyiapan skenario pembelajaran.
2.
Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
a.
pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
b.
pembelajaran kooperatif learning model team group tournament
pada
kompetensi dasar mengenal keragaman suku bangsa serta budaya Indonesia,
c.
siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif learning model team
group tournament, diikuti kegiatan kuis
d.
mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
e.
mengadakan tes tertulis,
f.
penilaian hasil tes tertulis.
3.
Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai
hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,
4.
Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada
siklus II.
Indikkator keberhasilan penelitian digunakan pedoman sebagai berikut.
1. Proses belajar
Proses belajar dikatakan tercapai apabila minimal 85% siswa tuntas. Adapun
kriteria ketuntasan adalah 80%
2. Hasil Belajar
a. Kognitif: 80%
b. Afektif: 80%
c. Pikomotorik: 80%
Daftar Pustaka
Asep Herry Hernawan. 2006. Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran.
Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Savoie J.M. & Andrew S.H. 1994. Problem-Based Learning as Classroom Solotion.
Educational Leadership
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi