FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PE

JURNAL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
ANTENATAL CARE IBU HAMIL DI PUSKESMAS
BATUA RAYA MAKASSAR

Oleh :
Nur Alkadri Akbar1, Jamilah Kasim2, Sri Anggraeni3

Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
2
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar
3
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar
1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 1

NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU
ANTENATAL CARE IBU HAMIL DI PUSKESMAS
BATUA RAYA MAKASSAR
Nur Alkadri Akbar1, Jamilah Kasim2, Sri Anggraeni3
ABSTRAK
Antenatal care adalah perawatan fisik mental sebelum persalianan atau pada masa
hamil. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Sosial Ekonomi merupakan segala sesuatu hal yang berhubungan

dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang,
pangan dan papan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku antenatal care ibu hamil di Puskesmas Batua Raya
Makassar. Jenis penelitian ini adalah Analitik Correlatif menggunakan rancangan
Cross Sectional Study. Sampel berjumlah 92 orang responden yang didapatkan
menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara tingkat pendidikan (p = 0.018, OR : 28.26), motivasi (p = 0.000, OR
:28.57), sosial ekonomi (p = 0.039, OR : 36.33) dengan perilaku antenatal care.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan, motivasi dan sosial ekonomi dengan perilaku Antenatal
Care ibu hamil di Puskesmas Batua Raya Makassar.
Kata Kunci : Perilaku Antenatal Care, Tingkat Pendidikan, Motivasi,

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 2

PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, diseluruh dunia lebih

dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit
ada satu perempuan yang meninggal. Sebuah kematian yang seharusnya tidak perlu
terjadi dan sesungguhnya dapat dihindari. Bercermin dari realita di atas, sudah
seyogyanya kita semua memperhatikan pentingnya kesehatan perempuan itu sendiri.
(Anonim, 2012).
Besarnya masalah kematian ibu memang menjadi perhatian dunia
internasional, sehingga ada ahli yang menyatakan bahwa setiap 4-5 jam jatuh sebuah
jumbo jet yang seluruh penumpangnya adalah ibu hamil. satu jumlah yang sangat
fantastis untuk menunjuukan tingginya angka kematian ibu diseluruh dunia. Di
negara miskin, sekitar 25-50 persen kematian perempuan usia subur disebabkan oleh
masalah terkait kehamilan, persalinan dan nifas.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni faktor
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Karena itu upaya-upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus ditunjukan kepada 4 faktor
di atas. Indikator kesehatan masyarakat dapat dilihat dari Umur Harapan Hidup
(UHH), Angka Kematian Balita (AKBA), Angka Kematian Neonatal (AKN) dan
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI merupakan angka yang dilihat dari banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau 42 hari sejak terminasi kehamilan yang
disebabkan kehamilan dan pengelolaannya, per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes,
2006).

Saat ini AKI di Negara-negara berkembang masih terbilang tinggi dimana
setiap tahunnya terdapat sekitar 200 juta ibu hamil dan 500 ribu diantaranya akan
meninggal akibat penyebab yang berkaitan dengan kehamilan serta 50 juta lainnya
akan menderita akibat komplikasi pada kehamilannya (Depkes, 2007).
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia
Tenggara. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007
AKI di Indonesia yaitu 116 per 100.000 Kelahiran Hidup. Menurut data dari Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BBKBN) Provinsi Sulawesi Selatan
menyatakan Angka Kematian Ibu di Sulawesi Selatan masih tinggi, dalam kurun
waktu 3 tahun (2003-2005) AKI di Provinsi Sulaswesi Selatan mencapai 321 kasus,
sedangkan angka kematian bayi (AKB) berjumlah 844 kasus (Profil Kesehatan,
2007).
Berdasarkan data Human Development Indeks (HDI) atau indeks
pembangunan manusia tentang AKI di Provinsi Sulawesi Selatan berada pada level
yang kurang baik. Seharusnya AKI di Sulawesi Selatan di bawah AKI rata-rata

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 3


nasional karena target penurunan AKI nasional dari 262 menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2010 (Depkes, 2009).
Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan
psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kunjungan antenatal biasanya
dimulai segera setelah tidak mendapat haid atau menstruasi (Fauziah, 2012 :16).
Gambaran umum situasi Antenatal Care untuk wilayah Puskemas Batua Raya
Makassar tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 terdapat kunjungan K1 tercatat
sebanyak 1.187 kunjungan, sedangkan kunjungan K4 tercatat sebanyak 1228
kunjungan. Pada tahun 2011 terdapat kunjungan K1 sebanyak 1.363 kunjungan
sedangkan kunjungan K4 sebanyank 1280 kunjungan. Pada tahun 2012 terdapat
kunjungan K1 sebanyank 1.309 kunjungan sedangkan pada K4 sebanyak 1309
kunjungan ( Data Record Medical, 2012).
Bersdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih dalam lagi tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Antenatal Care Ibu Hamil di Puskesmas Batua Raya Makassar.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi dan Sampel
Jenis penelitian ini adalah Analitik Correlatif menggunakan rancangan Cross
Sectional Study. Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Batua Raya Makassar

pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 1.309 orang dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang responden. Tehnik
pengambilan sampel yang dilakukan adalah simple random sampling yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai
berikut :
1) Kriteria Inklusi
a) Ibu yang hamil
b) Dapat berkomunikasi secara verbal
c) Dapat membaca dan menulis serta sehat jasmani dan rohani
d) Bersedia untuk dijadikan sampel dan menandatangani informed concent.
2) Kriteria Ekslusi
a) Ibu yang tidak hamil
b) Ibu yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal
c) Ibu yang tidak dapat membaca dan menulis serta sehat jasmani
d) Ibu yang tidak bersedia untuk dijadikan sampel dan mendatangani Informed
Consent.

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 4

Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh peneliti melalui wawancara langsung kepada
responden dan kuesioner yang telah disediakan. Selama pengisian kuesioner
peneliti mendampingi responden dan juga membantu dalam pengisian kuesioner
apabila responden kurang memahaminya sehingga data yang diharapkan dapat
terkumpul dengan lengkap dan akurat.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui laporan
puskesmas yang dibuat oleh tenaga puskesmas pada laporan bulanan.
Analisa Data
Proses pengolahan data dilakukan dengan analisa data. Analisa data dalam
penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi
distribusi frekuensi yang terdiri dari kolom- kolom yang memuat frekuensi dan
persentase untuk tiap kategori. Karena jenis data yang digunakan adalah deskriptif,
maka tekhnik yang digunakan adalah :

a. Analisa univariat
Analisis univariat digunakan untuk menganalisis variabel yang ada secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya agar dapat
diketahui kerakteristik dari subjek penelitian. Variabel yang dianalisis antara lain
usia, pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan.
b. Analisa bivariat
Analisis bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelsi. Dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan
untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara variabel independen (usia,
pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan) dengan variabel dependen (persepsi
ibu). Pada penelitian ini analisa hubungan dilakukan dengan menggunakan uji chi
square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
Pengolahan Data
1. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah
diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan
konsistensi relevansi dari setiap jawaban yang diberikan. Peneliti memeriksa
kembali kelengkapan data sehingga semua data yang didapatkan terisi dengan
lengkap dan benar.
2. Coding

Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban – jawaban yang
ada menurut jenisnya, dilakukan dengan memberi tanda pada masing- masing
Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 5

jawaban dengan kode berupa angka. Kode- kode tersebut selanjutnya dimasukkan
dalam tabel kerja untuk mempermudah pembacaan.
3. Tabulasi data
Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data- data hasil penelitian kedalam
tabel- tabel sesuai kinerja. Peneliti memasukkan skor jawaban responden dari tiap
pertanyaan kedalam tabel.
4. Entri Data
Entry data adalah memasukkan data yang telah ditabulasikan kedalam
program komputer dengan menggunakan SPSS.
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Puskesmas Batua

Raya Makassar Tahun 2013
Umur Responden
Frekuensi
Persentase (%)
20 s/d 29 Tahun
27
29.3
30 s/d 39 Tahun
61
66.3
≥ 40 Tahun
4
4.3
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Dari Tabel 5.1, maka diketahui bahwa kelompok umur responden yang
paling banyak adalah kelompok 30 s/d 39 tahun dengan jumlah responden
sebanyak 61 orang (66.3%), sedangkan kelompok umur responden yang paling

sedikit adalah ≥ 40 tahun dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4.3%).
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Agama di Puskesmas Batua
Raya Makassar Tahun 2013
Agama Responden
Frekuensi Persentase (%)
Islam
79
85.9
Non Islam
13
14.1
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.2, maka diketahui bahwa dari total 92 orang
responden, 79 orang (85.9%) responden beragama Islam, sedangkan 13 orang
(14.1%) lainnya beragama Non Islam.

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 6

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pekerjaan di Puskesmas
Batua Raya Makassar Tahun 2013
Pekerjaan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
Pedangang
4
4.3
Pegawai Negeri Sipil
12
13
Swasta
35
38
Ibu Rumah Tangga
34
37
Lain-Lain
7
7.6
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.3, maka diketahui bahwa kelompok pekerjaan
responden yang paling banyak adalah Swasta dengan jumlah responden sebanyak
35 orang (38.5%), sedangkan kelompok pekerjaan responden yang paling sedikit
adalah pedagang dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4.3%).
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Batua
Raya Makassar tahun 2013
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
49
53.3
Rendah
43
46.7
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.4, maka diketahui bahwa tingkat pendidikan
responden yang tinggi sebanyak 49 orang (53.3%), sedangkan tingkat pendidikan
responden yang rendah sebanyak 43 orang (46.7%) responden.
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi di Puskesmas Batua Raya
Makassar Tahun 2013
Motivasi
Frekuensi
Persentase (%)
Baik
74
80.4
Kurang Baik
18
19.6
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 7

Berdasarkan Tabel 5.5, maka diketahui bahwa responden dengan motivasi
yang baik sebanyak 74 orang (80.4%), sedangkan responden dengan motivasi
yang kurang baik sebanyak 18 orang (19.6%) responden.
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Sosial Ekonomi di Puskesmas
Batua Raya Makassar tahun 2013
Sosial Ekonomi
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
84
91.8
Rendah
8
8.7
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.6, maka diketahui bahwa responden dengan
kelompok sosial ekonomi yang tinggi sebanyak 84 orang (91.8%) responden,
sedangkan responden dengan kelompok sosial ekonomi yang rendah sebanyak 8
orang (8.7%) responden.
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Antenatal Care di Puskesmas
Batua Raya Makassar Tahun 2013
Perilaku Antenatal Care
Frekuensi
Persentase (%)
Cukup
82
89.1
Kurang
10
10.9
Total
92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.7, maka diketahui bahwa perilaku Antenatal care
responden yang dalam kategori yang cukup adalah sebanyak 82 orang (89.1%)
responden, sedangkan perilaku antenatal care responden yang dalam ketegori
yang kurang sebanyak 10 orang respoden (10.9%).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care pada ibu
di Puskesmas Batua Raya Makassar
Tabel 5.8
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Antenatal Care pada Ibu
di Puskesmas Batua Raya Makassar Tahun 2013
Perilaku ANC
Total
Tingkat
Odds.
Cukup
Kurang
p
Pendidikan
Ratio
n
%
n
%
n
%
28.26
0.018
Tinggi
46
50
3
3.3
49 53.3
Rendah
36 39.1
7
7.6
43 46.7
Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 8

Total
82 89.1 10 10.9 92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.8, maka diketahui bahwa dari total 49 orang
(53.3%) responden dengan kategori tingkat pendidikan yang tinggi, 46 orang
responden (50%) diantaranya dalam perilaku antenatal care yang cukup dan 3
orang responden (3.3%) lainnya dalam perilaku antenatal care yang kurang.
Sedangkan dari total 43 orang (46.7%) responden dengan kategori tingkat
pendidikan yang rendah, 36 orang (39.1%) responden dalam perilaku
antenatal care yang cukup dan 7 orang responden (7.6%) lainnya dalam
perilaku antenatal care yang kurang.
Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square,
maka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.018 dimana
p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care pada
ibu di Puskesmas Batua Raya Makassar.
Dari nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi berpeluang 28.26 kali berperilaku Antenatal
care yang baik jika dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat
pendidikan yang rendah.
b. Hubungan Motivasi dengan perilaku antenatal care pada ibu di Puskesmas
Batua Raya Makassar.
Tabel 5.9
Hubungan Motivasi dengan Perilaku Antenatal Care pada Ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar Tahun 2013
Perilaku ANC
Total
Odds.
Motivasi
Cukup
Kurang
p
Ratio
n
%
n
%
n
%
Tinggi
71 77.2
3
3.3
74 80.4
Rendah
11
12
7
7.6
18 19.6
28.57
0.00
Total
82 89.1 10 10.9 92
100
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan Tabel 5.9, maka diketahui bahwa dari total 74 orang
responden (80.4%) dalam ketegori motivasi yang tinggi, 71 orang responden
(77.2%) dalam perilaku antenatal care yang baik, dan 3orang lainnya (3.3%)
dalam perilaku antenatal care yang kurang. Sedangkan dari total 18 orang
responden (19.6%) dalam kategori motivasi yang rendah, 11 orang responden
(12%) dalam perilaku antenatal care yang cukup dan 7 orang lainnya (7.6%)
dalam perilaku antenatal care yang kurang.
Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square,
maka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.00 dimana
p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 9

yang signifikan antara motivasi dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar.
Dari nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden yang memiliki
tingkat motivasi yang tinggi berpeluang 28.57 kali berperilaku Antenatal care
yang baik jika dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat
motivasi yang rendah.
c. Hubungan Sosial Ekonomi dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar.
Tabel 5.10
Hubungan Sosial Ekonomi dengan Perilaku Antenatal Care pada Ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar Tahun 2013
Perilaku ANC
Total
Sosial
Odds.
Cukup
Kurang
p
Ekonomi
Ratio
n
%
n
%
n
%
Tinggi
77 83.7
7
7.6
84 91.3
Rendah
5
5.4
3
3.3
8
8.7
36.33
0.039
Total
82 89.1 10 10.9 92
100
Sumber : Data Primer 2013
Bersadarkan Tabel 5.10, maka diketahui bahwa dari total 84 orang
(91.3%) responden dengan kategori sosial ekonomi yang tinggi, 77 rang
responden (83.7%) dalam perilaku antenatal care yang cukup dan 7 orang
lainnya (7.6%) dalam perilaku antenatal care yang kurang. Sedangkan dari
total 8 orang responden (8.7%) dengan kategori sosial ekonomi yang rendah,
5 orang responden (5.4%) dalam perilaku antenatal care yang cukup dan 3
orang (3.3%) responden lainnya dalam perilaku antenatal care yang kurang.
Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square,
maka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.039 dimana
p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara sosial ekonomi dengan perilaku antenatal care pada
ibu di Puskesmas Batua Raya Makassar.
Dari nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden yang memiliki
tingkat sosial ekonomi yang tinggi berpeluang 36.33 kali berperilaku
Antenatal care yang baik jika dibandingkan dengan responden yang memiliki
tingkat sosial ekonomi yang rendah.
PEMBAHASAN
1. Hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar.
Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 92 orang
responden, didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 49 orang (53.3%)
responden berpendidikan yang tinggi, sedangkan responden dengan tingkat
pendidikan yang rendah sebanyak 43 orang (46.7%).
Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 10

Dari hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas batua Raya Makassar. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
semakin baik dan semakin terbentuk perilakunya.
Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada
hubungan yang positif antara tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care.
Demikian pula dengan nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden yang
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi berpeluang 28.26 kali berperilaku
Antenatal care yang baik jika dibandingkan dengan responden yang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Sudrajat A (2009) yang mengatakan bahwa pendidikan adalah segala jenis
pengalaman yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan
kemudian bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu, keadaan seperti
itu berlangsung didalam segala jenis dan bentuk lingkungan sosial sepanjang
kehidupan.
Juga pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang
megatakan bahwa pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Uniatin (2010) yang dalam penelitiannya berjudul “faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care RSUD Unaaha Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara” yang menyatakan bahwa Berdasarkan uji
statistic dengan jenis analisis tabulasi silang, menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan tinggi yang memanfaatkan pelayanan antenatal care di RSUD
Unaaha sebanyak 45 orang (56,3%) sedangkan yang tidak memanfaatkan
sebanyak 11 responden (13,8%). Kemudian responden yang tingkat
pendidikannya rendah yang memanfaatkan pelayanan antenatal care sebanyak 12
orang (15,0%) sedangkan yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care
sebanyak 12 orang (15,0%). Berdasarkan hasil uji statistic antar variabel
dependent dan independent menunjukkan terdapat hubungan antara variable
tingkat pendidikan dengan pemanfaatan antenatal care ini berarti tingginya
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pemanfaatan responden terhadap
pelayanan antenatal care di RSUD Unaaha Kab. Konawe.
Juga penelitian yang dilakukan oleh Dora Destria (2010) yang dalam
penelitiannya berjudul “faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
pemahaman ibu hamil terhadap pesan antenatal care yang terdapat dalam buku
KIA” yang menyatakan bahwa Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan
tingkat pemahaman ibu hamil dengan uji korelasi spearman didapatkan
p=0,021(bermakna) namun keeratan hubungan lemah (r =0,235).

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 11

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa Semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik dan semakin terbentuk
perilakunya karena pendidikan merupakan alat pemahaman diri untuk menajdi
manusia yang lebih bermartabat.
2. Hubungan motivasi dengan perilaku antenatal care pada ibu di Puskesmas
Batua Raya Makassar.
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 92 orang responden
didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 74 orang (80.4%) dengan motivasi
yang tinggi, sedangkan responden dengan motivasi yang kurang baik sebanyak 18
orang (19.6%) responden.
Dari hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara motivasi dengan perilaku antenatal care pada ibu di Puskesmas
Batua Raya Makassar. Semakin tinggi motivasi, maka semakin terdorong
seseorang berperilaku yang baik.
Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima, karena
ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perialku antenatal care
pada ibu. Demikian pula dengan nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden
yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi berpeluang 28.57 kali berperilaku
Antenatal care yang baik jika dibandingkan dengan responden yang memiliki
tingkat motivasi yang rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan keinginan
yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku.
Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Nurwahidah S, (2011) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan kepuasan
ibu hamil pada pelayanan antenatal care oleh bidan dengan motivasi melakukan
antenatal care” yang menyatakan bahwa Hasil analisa dari 12 responden dengan
menggunakan analisis korelasi Spearman Rank, didapatkan hasil bahwa ρ hitung
0,67 dan harga ρ tabel 0,591 maka terlihat bahwa ρ hitung lebih besar dari ρ tabel
yang berarti ada hubungan antara kepuasan ibu hamil pada pelayanan antenatal
care oleh bidan dengan motivasi melakukan antenatal care di bidan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin
tinggi motivasi seseorang, maka semakin terdorong seseorang berperilaku yang
baik berdasarkan dasar dari motivasinya.
3. Hubungan sosial ekonomi dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar.
Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari total 92 orang
responden didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 84 orang (91.8%) responden
dalam tingkat sosial ekonomi yang tinggi, sedangkan responden dengan
kelompok sosial ekonomi yang rendah sebanyak 8 orang (8.7%) responden.

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 12

Dari hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sosial ekonomi dengan perilaku antenatal care pada ibu di
Puskesmas Batua Raya Makassar. Semakin tinggi tingkat perekonomian
seseorang maka semakin mudah mereka mendapatkan dan memenuhi
kebutuhannya.
Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada
hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan perilaku antenatal care
pada ibu. Demikian juga dengan nilai odds. Ratio menunjukkan bahwa responden
yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi berpeluang 36.33 kali
berperilaku Antenatal care yang baik jika dibandingkan dengan responden yang
memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Soekanto (2008) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi orangtua sangat
berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup
yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status sosial ekonomi
orangtua sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari untuk
kepentingan tertentu, baik itu sandang, pangan, papan, kesehatan dan lain
sebagainya.
Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiani
Pratiwi (2012) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan antara status
ekonomi dengan keteraturan ANC di Puskesmas Batulenger Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang” yang menyatakan bahwa Hasil penelitian dari
57 responden hampir setengahnya (42,1%) berstatus ekonomi sedang, dan
sebagian besar (52,6%) tidak teratur melakukan ANC. Hasil uji statistik korelasi
rank spearman didapatkan r = 0,000 < a sehingga H0 ditolak yang artinya ada
hubungan antara status ekonomi dengan keteraturan kunjungan ante natal care.
Semakin rendah status ekonomi semakin tidak teratur ibu hamil melakukan
kunjungan ANC.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa perilaku
antenatal care sangat erat hubungannya dengan status sosial ekonomi seseorang.
Apabila status ekonomi seseorang dalam keadaan yang baik, maka pemenuhan
akan kebutuhan kesehatannya tidak akan menemui kesulitan.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan di
Puskesmas Batua Raya Makassar tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku antenatal care ibu hamil di Puskesmas Batua Raya Makassar”, maka peneliti
menarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Batua Raya Makassar

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 13

2. Ada hubungan antara motivasi dengan perilaku antenatal care pada ibu hamil di
Puskesmas Batua Raya Makassar
3. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku antenatal care pada
ibu hamil di Puskesmas Batua Raya Makassar.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka peneliti
memberikan saran antara lain sebagai berikut :
1. Kepada instansi terkait agar lebih meningkatkan lagi pelayanan kepada ibu hamil
agar lebih termotivasi melakukan perilaku antental care.
2. Kepada pemberi layanan kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya agar tetap meningkatkan pemberian informasi kepada pasien
khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang antenatal care.
3. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih mengkaji lebih dalam lagi tentang
masalah antenatal care guna kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 14

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

(2012).
Prepavelensi
Ibu
Hamil
Menurut
WHO.
(http://www.keperawatanindonesia.com), diakses tanggal 23 Maret 2013).
Anonim. (2012). Human Development Indeks (http://www.depkes.go.id), diakses
tanggal 19 Maret 2013.
Anonim. (2009). Psikologi Pendidikan.(http:// Wordpress.com/ Sudrajat, A/Psikologi
Pendidikan) di akses tanggal 13 Maret 2013.
Anonim, 2009. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (http ://
sobatbaru.blogspot.com/2009) di akses tanggal 10 Maret 2013.
Depkes. (2009). Tentang Perngertian Perilaku. (http://www.skripsi.net), di akses
tanggal 8 Maret 2013.
Depkes. (2006). Derajat Kesehatan Ibu Hamil. (http://www.skripsi.net), diaskes
tanggal 10 Maret 2013.
Depkes. (2009). Pengertian Perilaku. (http://www.depkes.co.id), diakses tanggal 17
Maret 2013.
Depkes, 2008. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
1). (http: // Ahmadsudrajat.wordpress.com/2009) diakses tanggal 13 Maret
2013.
Dora Desria, 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pemahaman
Ibu Hamil Terhadap Pesan Antenatal Care Yang Terdapat Dalam Buku
KIA. Skirpsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran : Universitas
Diponegoro.
Farrer, Helen. (2009). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Fauziah, Siti. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Hutahean, Serri. (2011). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Hasbullah (2001), Penerapan Pendidikan. Jakarta: Salemba Medika.
Indriani Pratiwi, 2012. Hubungan antara status ekonomi dengan keteraturan ANC di
Puskesmas Batulenger Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang.
Skripsi tidak diterbitkan. STIKES YARSIS.
Jannah, Nurul. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: CV.
Andi Offset. (http:// Kemdiknas, Wikipedia Indonesia jenjang pendidikan)
diakses tanggal 10 Maret 2013.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngatimin (1987), Pengetahuan dan Komponen Perilaku, Yogyakarta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 15

Nurwahidah, S. 2011. Hubungan Kepuasan Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal
Care Oleh Bidan Dengan Motivasi Melakukan Antenatal Care. Skripsi
tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Purwaningsih, Wahyu. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta.
Soekanto, 2008. Sosial, Ekonomi, Budaya & Kesehatan. PT Raja Grafindo persada :
Jakarta
Sudrajat, A. 2009. Model Pendidikan Kesehatan. Fitramaya : Yogyakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : CV
Alfabeta
Syardi, Muamar. (2010). Jenjang Pendidikan. (http: // Muamar syardi jenjang
pendidikan). Diakses tanggal 20 Maret 2013.
Uniatin, 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Antenatal
Care RSUD UNAAHA Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi tidak
diterbitkan. STIK Tamalate Makassar

Nur Alkadri Akbar, Jamilah Kasim, Sri Anggraeni
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Page 16