APRESIASI DAN KRITIK SENI (1)

APRESIASI DAN KRITIK SENI
“PAMERAN LAMPAH DAN GOJEGAN ALA SOEDIBYO A.W”

Oleh : Tarangga F.R
17 MIPA 10 / 27

SMAN 1 Malang
Jalan Tugu Utara Nomor 1,Jawa Timur, Indonesia
Telepon : (0341) 366454
Fax : (0341) 3294857
Email : mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id
Website : http://www.sman1-mlg.sch.id/

KATA PENGANTAR
Pertama-tama,tiada kata yang patut dihaturkan melainkan puji syukur kepada Allah
Subhanallahu Wata’ala, Tuhan,yang atas qodar-Nyalah penulis dapat menyelesikan
proposal ini.Tak lupa pula, kita bersyukur atas nikmat hidayah dan kesempatan sehingga
pembaca dapat mengambil faedah dari laporan ini.Oleh karena sudah sepatutnya kita
selalu mengucapkan,”Alhamdulillahi robbil alamin,Puji Tuhan semesta alam.”
Adapun tujuan penulis membuat makalah proposal ini adalah simpel,yaitu
memenuhi nilai tugas dan UKB seni budaya penulis yang jauh jauh hari belum tuntas

pula.Adapun tujuan selanjutnya adalah lebih mulia yaitu membuat laporan yang
inspiratif,inovatif,lagi kreatif sehingga pembaca yang budiman dapat mengambil seribu
manfaat dari proposal ini.Selebihnya adalah tujuan pribadi yaitu untuk sekadar mengisi
waktu suwung (luang) di rumah.
Atas terselesainya laporan ini,penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis yang telah mendukung penulis secara moral maupun material.
2. Bapak Andhani Fajar,guru seni budaya penulis.
3. Teman-teman penulis yang ikut mendukung selesainya laporan ini.
Tentu laporan semacam ini tidak akan lepas dari yang namanya salah.Itu semua
karena penulisnya hanya manusia biasa.Apabila Anda selaku pembaca menemukan kata
dan bahasa yang tidak baku dan tidak padu padan ejaannya dengan syarat EYD mohon
dimaklumi.
Di paragraf ini,penulis menyampaikan harapannya.Tiada harapan yang pantas
diucapkan selain harapan agar yang membaca proposal ini mendapat manfaat
darinya.Selain harapan ini, penulis juga berharap dengan menulis proposal ini, kemampuan
penulis dalam membuat makalah semakin meningkat.Dan diharapkan pula agar muncul
banyak kritik yang membuat penulis lebih baik lagi.
Tentu proposal semacam ini tidak akan lepas dari yang namanya salah.Itu semua
karena penulisnya hanya manusia biasa.Apabila Anda selaku pembaca menemukan kata
dan bahasa yang tidak baku dan tidak padu padan ejaannya dengan syarat EYD mohon

dimaklumi.Mungkin hanya seuntai kalimat itu yang dapat ditulis penulis pada kesempatan
ini.Sekian dan terima kasih.
Malang,1 Maret 2018
Hormat saya

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………..………………..………………………. i
KATA PENGANTAR …...………………………..………………..…ii
DAFTAR ISI ...………………………..……………………….………iii
BAB I : PENDAHULUAN..……………………........…....……..…….1
1.1 Latar Belakang.……………………………………..……...1
1.2 Rumusan Masalah.……………………………….…...……2
1.3 Tujuan Laporan..............……………………….….……….2
1.4 Manfaat Laporan...................................................................2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA…………………………………………3
2.1 Apresiasi Seni………………………………………..……..3

2.2 Kritik Seni…………………………………….……….……6
2.3 Biografi Soedibyo A.W…………….………………………7
2.4 Apresiasi “Gojegan”..............................................................8
2.5 Kritik “Gojegan”....................................................................9
BAB III : PEMBAHASAN……………………………..………………10
3.1 Wujud Apresiasi Seni yang Dilakukan...................................10
3.2 Tingkatan Apresiasi Seni yang Dilakukan..............................10
3.3 Wujud Kritik Seni yang Dilakukan.........................................10
3.4 Jenis Kritik Seni yang Dilakukan............................................10
BAB IV : PENUTUP.................................................................................11
4.1 Kesimpulan..............................................................................11
4.2 Saran........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12

Iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui, negeri kita tercinta ini tak akan lepas dengan yang
namanya “seni”.Seni di negeri ini merupakan salah satu investasi yang sangat
berarti.Suatu Negara yang kaya akan seni budaya akan menjadi Negara yang hidup
dan dinamis.Oleh karena itu , dalam pandangan penulis, mempelajari seni adalah hal
yang sangat krusial kalau mau hidup di Indonesia.
Untuk menjadi pribadi yang aktif dan dinamis, tentunya kita harus mengapresiasi
keindahan yang ada.Apresiasi dapat dilakukan di setiap tempat,waktu,dan keadaan
apapun.Benda yang yang diapresiasi pun bermacam-macam.Mulai dari mengapresiasi
ciptaan Tuhan yang luar biasa hebat sampai kepada seni yang dibuat manusia.Semua
itu dalam rangka mewujudkan rasa syukur kita kepada Tuhan dan menunjukkan suatu
attitude yang baik kepada sesama.
Mempelajari seni selain dengan melakukan apresiasi kita juga bisa dengan cara
menilai kekurangan suatu karya seni.Hal ini disebut kritik seni.Suatu kritik seni
diucapkan atau ditulis dalam rangka untuk mengevaluasi hasil karya
seniman.Mengapa perlu dievaluasi?Karena manusia khususnya seniman tak lepas dari
yang namanya salah.Dalam kritik seni, kita menilai kekurangan hasil karya sehingga
menjadikan seniman lebih baik lagi untuk ke depannya.
Salah satu karya seniman yang menarik untuk diapresiasi dan dikritik ialah karya
seni Soedibyo A.W.Karya-karya beliau sudah dipamerkan di lebih dari 10 kota besar
di Jawa Timur,khususnya di Malang.Di Malang, Dewan Kesenian Malang bekerja

sama dengan Soedibyo menyelenggarakan pameran seni bernama “Lampah”.Lampah
menceritakan bagaimana perjalanan seorang Soedibyo di dunia seni.Berbagai
lukisannya dipamerkan di dua ruang berukuran 4×4 m di Dewan Kesenian Malang.
Banyak lukisan yang dipamerkan di sana.Salah satu yang menarik adalah lukisan
yang berjudul “Gojegan”.Gojegan dalam bahasa Jawa berarti waktu berkumpul dan
tertawa bersama.Lukisan artistik ini menceritakan para binatang yang sedang
berkumpul / gembul bareng di hutan.Menurut teman penulis, Aqsa dan penulis sendiri,
lukisan ini adalah yang paling unik / très unique di pameran Lampah.Oleh karena itu,
penulis sangat tertarik mengapresiasi dan mengkritik karya ini.

1

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan masalah tentang apresiasi lukisan “Gojegan”
1.2.1.1 Bagaimanakah wujud apresiasi seni terhadap lukisan ini?
1.2.1.2 Termasuk tingkatan apakah apresiasi yang dilakukan penulis?
1.2.2 Rumusan masalah tentang kritik seni lukisan “Gojegan”
1.2.2.1 Bagaimana wujud kritik seninya?
1.2.2.2 Termasuk jenis apakah kritik yang dilakukan penulis?
1.3 Tujuan Laporan

1.3.1

Untuk mengetahui sisi estetika dari lukisan Gojegan.

1.3.2

Untuk mengapresiasi lukisan Gojegan.

1.3.3

Untuk mengetahui kekurangan lukisan Gojegan.

1.3.4

Untuk mengkritik lukisan Gojegan.

1.4 Manfaat Laporan
1.4.1 Manfaat bagi pembaca
1.4.1.1


Dapat digunakan sebagai referensi untuk memahami dunia seni.

1.4.1.2

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan apresiasi seni.

1.4.1.3

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan kritik seni.

1.4.2 Manfaat bagi penulis
1.4.2.1

Dapat meningkatkan kemampuan menulis makalah penulis.

1.4.2.2

Dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam mengkritik seni.

1.4.2.3


Dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam mengapresiasi seni.

1.4.2.4

Dapat menuntaskan nilai tugas penulis.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Apresiasi Seni
2.1.1 Pengertian apresiasi seni
Apresiasi mempunyai arti secara kamus besar berupa penilaian terhadap
sesuatu. Sehingga kegiatan apresiasi ini tidak hanya berhubungan dengan seni,
tetapi apa pun yang memang dapat diapresiasikan.Sementara seni mempunyai arti
secara kamus besar yaitu karya yang bermutu dan memiliki nilai. Dari sini kita
dapat mengambil bahwa apresiasi seni adalah penilaian terhadap karya seni.
2.1.2 Fungsi apresiasi seni
Apresiasi dalam seni memiliki manfaat atau fungsi. Seperti yang sudah

disebutkan mengenai pengertian dari apresiasi pada seni, terdapat kegiatan
mengenali, memberi penilaian, juga menghargai di mana akan memperngaruhi
karya seni tersebut serta seniman atau pembuat seni yang terlibat.Ada empat
fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami
mengenai apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut:
1.

Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Karya Seni
Fungsi pertama adalah untuk meningkatkan kecintaan terhadap karya seni. Atau
dapat juga dikatakan sebagai ‘sarana’ yang mampu meningkatkan rasa cinta
terhadap karya seni khususnya karya seni yang dibuat oleh anak-anak Indonesia.

2. Untuk Menciptakan Penilaian
Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan penilaian. Penilaian ini berupa
sarana dalam menikmati, memberi empat, mendapatkan hiburan, serta menambah
wawasan dan pengetahuan atau edukasi.
3. Untuk Mengembangkan Kemampuan
Fungsi ketiga adalah untuk mengembangkan kemampuan. Kemampuan yang
merupakan keanggupan diri sendiri dapat berupa mampu menciptakan karya seni


atau lain-lain. Sebagai penikmat seni yang memberi apresiasi, terkadang banyak
bagian dari kegiatan apresiasi tersebut yang mengasah kemampuan.
4. Untuk Membangun Hubungan
Fungsi keempat atau terakhir ialah untuk membangun hubungan. Hubungan
tersebut berupa hubungan timbal-balik yang positif antara pembuat seni dengan
penikmat seni.

2.1.3 Tujuan apresiasi seni
Selain memiliki empat fungsi atau manfaat, apresiasi seni juga memiliki
dua macam tujuan yaitu tujuan pokok dan tujuan akhir.Tujuan pokok dari
apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya seni
tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik.
Terkadang sebagai penikmat seni yang memang sekadar penikmat, kita
tidak langsung dapat mengerti maksud dan tujuan dibuatnya karya seni
tersebut.Nah, dengan adanya apresiasi seni maka kita dapat lebih mudah mengerti
maksud dan tujuannya. Sementara itu untuk tujuan akhir, ada tiga poin. Ketiga
poin tujuan akhir tersebut sebagai berikut:


Mengembangkan nilai estetika karya seni

Estetika adalah kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat
kita lebih cepat menyadari unsur seni pada karya seni.



Mengembangkan daya kreasi
Selain estetika, tujuan akhir berikutnya ialah mengembangkan kreasi.
Karena kita menjadi lebih peka dan mengerti maksud dari karya seni, maka daya
kreasi kita juga dapat bertambah.



Menyempurnakan
Apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari karyakarya seni itu sendiri.
2.1.4 Tingkatan apresiasi seni
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang
mendeskripsikan apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni
meliputi Empatik, Estetis, dan Kritik.Berikut penjelasan mengenai tiga tingkatan
tersebut beserta contohnya.



Tingkat Empatik

Empatik dalam kamus berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat
apresiasi seni ini lebih berupa tangkapan indrawi aatau tangkapan dari inderaindera.
Contohnya ketika mendengar sebuah karya seni musik, kita merasa nyaman
dan betah mendengar karya tersebut, lalu timbulah penilaian bahwa karya
tersebut bagus.


Tingkat Estetis
Estetis dalam kamus merupakan penilaian terhadap keindahan tersebut.
Tingkat apresiasi seni ini berupa pengamatan dan penghayatan.Di tingkat ini kita
sebagai penikmat seni memberi apresiasi yang lebih pada pengamatan,
bagaimana bentuk dari karya seni tersebut, atau mengapa karya seni tersebut
dapat menjadi karya seni.
Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater, kita berpikir bagaimana
adegan tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan tersebut. Apakah pas
dan bagus, atau tidak.



Tingkat Kritik
Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada
tingkat apresiasi ini. Kritik di sini dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi,
menjelaskan, menganalisis, evaluasi, hingga mengambil kesimpulan.Contohnya
kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi misalnya
ajang bernyanyi.
Tingkat apresiasi mereka sudah berada di tingkat ini di mana akan memberi
masukan, menilai dengan tidak lupa memberi penjelasan, dan memberi evaluasi
juga kesimpulan.Itu dia bagian-bagian dalam apresiasi seni yang tidak dapat
dipisahkan.
Ada pun pengertian yang dikemukan oleh para ahli di antaranya menurut
Brent G. Wilson, apresiasi pada seni meliputi feeling, valualing, dan
emphatizing.
Ketiga poin tersebut adalah suatu tindakan atau kegiatan yang berhubungan
dengan perasaan, penilaian, dan rasa empati.
Bentuk rupa dari ketiga poin itu juga berbeda dan tergantung pasa masingmasing penikmat seni. Agar kamu lebih mengerti lagi mengenai apresiasi dalam
karya seni, di bawah ini ada beberapa contoh apresiasi seni yang dapat kamu
telusuri.
2.1.5 Contoh apresiasi seni
Contohnya, ada seorang penikmat seni yang diundang untuk datang ke
pameran seni yang digelar oleh beberapa seniman. Penikmat seni tersebut
datang karena ini mengenal dan melihat hasil karya seni yang

dipamerkan.Selanjutnya, saat melihat-melihat, beberapa karya seni mampu
menarik perhatian penikmat seni tersebut dan membuatnya memberi penilaian
dari sudut pandangnya.
Menurutnya beberapa karya tersebut menarik, tetapi kurang warna. Dan dia
mengungkapkan penialiannya tersebut pada teman-teman lain juga sang
seniman.Nah, inilah kegiatan apresiasi terhadap seni yang sederhana.Sebenarnya
bentuk dari kegiatan yang termasuk dalam apresiasi seni memang sederhana dan
mudah kita temui dalam keseharian kita.
Sebab karya seni sudah menjadi bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan.
Ke mana pun kamu melangkah, maka akan bertemu dengan hasil-hasil karya
seni, meski terkadang kamu tidak menyadarinya.

5
2.2 Kritik Seni
2.2.1 Pengertian kritik seni
Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan
dan kekurangan suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini
untuk menilai kualitas dari sebuah karya.Tanggapan dan penilaian yang disampaikan
oleh seorang kritikus ternama dapat mempengaruhi kualitas sebuah karya bahkan bisa
berpengaruh pada harga jual karya tersebut.
2.2.2 Kritikus seni
Kritikus merupakan orang yang melakukan kritik terhadap karya seni dan budaya orang
lain atau dirinya sendiri. Landasan yang harus ada sebelum menyampaikan kritikan:
1. Pengalaman yang cukup dalam materi kritik;
2. Keilmuan dan pengetahuan yang relevan;
3. Menguasai penerapan metode kritik yang tepat;
4. Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).
2.2.3 Fungsi kritik seni
Fungsi utama dari kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya
seni rupa antara seniman, karya, dan penikmat seni.Kritik dengan gaya bahasa tulisan
maupun lisan diharapkan bisa memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi
lewat karya seni.

2.2.4 Jenis kritik seni
Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing.
1. Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan
secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam
dunia kesenian.
Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.
2. Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
Tujuannya terutama mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik
agar mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.
6
3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam,
dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical
judgment.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap
dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang
sebenarnya.
4. Kritik Populer
Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer
adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli,
terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.
2.2.5 Pendekatan kritik seni
Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang
digunakan.
1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia
sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.
“Clive Bell” (tokoh kritikus formalis) berpendapat bahwa:

“art is to be art, must be independent and self suficient“
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form,
yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik
seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya
membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
3. Pendekatan Instrumentalistis
Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam
kesenian.Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni
terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.Para kritikus instrumentalis
berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk
mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya seni.

2.3 Biografi Soedibyo A.W

Sudibyo Adi Wahyono
Sudibyo Adi Wahyono atau biasa dipanggil Pak Dibyo lahir di Malang,9 Februari
1957.Beliau sudah aktif melukis sejak SD hingga sekarang.Beliau adalah alumnus dari
IKIP Malang.Beliau mengepalai beberapa organisasi diantaranya sebagai ketua komunitas
Malang Suko Art dan ketua Posdaya Garuda.Beliau sangat aktif sebagai salah satu
seniman beraliran realistis.Lukisannya dari tahun 1980 sampai sekarang dipamerkan di
pameran Lampah di gedung Dewan Kesenian Malang.Pameran ini menceritakan
perjalanan karier dan pengalaman Sudibyo di bidang seni.Salah satu karya beliau yang di
pamerkan berjudul gojegan.Lukisan ini menceritakan tentang rasa kekeluargaan yang
terbentuk ketika para binatang meluangkan waktu untuk kumpul baren

2.4 Apresiasi “Gojegan”

Gojegan
Manusia tak lepas dari sifat dualisme.Bukan hanya sebagai fitrah manusia saja, namun
interaksi sosial merupakan komponen penting dalam kehidupan.Akan tetapi zaman yang
makin maju, justru membuat manusia lupa akan fitrahnya.”Gojegan” bareng merupakan
wujud dari kebersamaan yang digerus zaman.Manusia terhipnotis oleh sifat individualisme
zaman yang biadab.Mind your own bussiness sebagai slogan utama.Tampaknya di lukisan
ini hanya hewan saja yang bisa “Gojegan” sampai akhir zaman.
Dalam aspek estetika, lukisan ini cukup klasik.Tampaknya sang pelukis
mengintrepetasikan suatu perkumpulan dari binatang-binatang dengan sifat yang
berbeda.Secara tidak langsung menyimbolkan sifat manusia yang beragam.Lukisan ini
menggunakan latar senja, waktu yang tepat untuk melepas kepenatan.Dan dari lukisan ini,
dalam apresiasi saya menyimpulkan bahwa pelukis berusaha menghidupkan kembali
budaya dan nilai-nilai sosial yang terkikis zaman.
2.5 Kritik “Gojegan”
Karya seni menghubungkan manusia dengan sejarahnya, membuat menusia
kembali ke fitrahnya.Hal itulah yang diintrepretasikan dalam lukisan “Gojegan”.Akan
tetapi, tingkatan apresiasi orang berbeda-beda sehingga intepretasi pun berbeda-beda.Bagi
orang seni yang amatir atau masih awam tentunya lukisan yang tidah mudah dipahami
seperti ini akan sangat membingungkan.
Bagi saya,lukisan klasik ini kurang komunikatif dalam menyampaikan arti.
Interpretasi pertama yang saya dapat hanya sebatas gambar binatang abstrak yang
bertumpuk-tumpuk.

9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Wujud Apresiasi Seni yang Dilakukan
Wujud apresiasi seni yang dilakukan penulis adalah apresiasi tertulis.Di dalam
statement penulis, penulis menuliskan bahwa pada intinya, “Gojegan” mengintrepetasikan
tentang kebersamaan yang tegerus zaman.Suasana yang mendukung di dalam lukisan ini
semakin memperdalam makna lukisan ini.Nilai-nilai sosial yang tergerus zaman akan kita
ingat kembsli ketika mengapresiasi lukisan ini.
3.2 Tingkatan Apresiasi Seni yang Dilakukan
Tingkatan apresiasi yang dilakukan penulis dalam hal ini sudah mencapai tingkat
kritik.Penulis membeberkan fakta-fakta yang ada dalam lukisan.Selain itu,penulis berhasil
menginterpretasikan maksud dari lukisan ini.
3.3 Wujud Kritik Seni yang Dilakukan
Wujud kritik seni yang dilakukan yaitu kritik tertulis.Di dalam kritiknya , penulis
menyampaikan bahwa tidak sembarangan orang dapat menghayati lukisan semacam
ini.Hanya yang sudah melakukan studi antropologi yang dapat memahaminya.
3.4 Jenis Apresiasi Seni yang Dilakukan
Jenis apresiasi yang dilakukan sudah masuk ke kritik pendagogik.Penulis telah
memberikan kritik dengan memberikan sudut pandang terhadap kemajuan dunia seni dan

pendidikan seni budaya.Penulis memberikan pandangan bahwa suatu karya harus mudah
dipahami oleh semua orang.

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan apresiasinya dan dan menjawab rumusan masalah
penulis menyimpulkan beberapa hal, diantaranya :
1. Apresiasi dan kritik dilakukan dalam bentuk tertulis.Hal ini dimaksudkan
agar semua orang dari semua zaman dapat membaca dan mengingat apresiasi
dan kritik yang kita lakukan.Melalui tulisan kita juga bisa menilai kefahaman
kita tentang apaitu apresiasi dannapa itu kritik.
2. Tingkatan apresiasi yang dilakukan penulis sudah samapi tingkat kritik
karena penulis telah mengkajinya secara mendalam.
3. Kritik yang dilakukan penulis berjenis kritik pendagogik.Hal ini dikarena
penulis telah memberikan suatu sudut pandang dalam pendidikan seni budaya.
4.2 Saran
Penulis menyarankan beberapa bagi yang ingin mengapresiasi dan mengkritik
seni ataupun yang sekedar membaca makalah ini.Diantaranya yaitu :
1. Ketika anda mengapresiasi sebuah karya seni, usahakan anda tahu makna
dan nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Apresiasi atau kritik seni lebih mudah dipahami jika menggunakan makna
denotatif.
3. Kritik yang diajukan hendaknya obyektif dan bersiafat menbangun.

11

DAFTAR PUSTAKA


http://www.malangtimes.com/baca/25365/20180226/180505/sen
iman-malang-bingkai-perjalanan-karir-pemimpin-inspiratif-kotamalang-seperti-apa-/ “Pameran Lampah” – Diunduh tanggal 27
April 2018 jam 19:00.



https://id-id.facebook.com/public/Sem-Cornelyoes-Bangun “Sem Cornelyoes
Bangun” - Diunduh tanggal 27 April 2018 pukul 19:10.



https://www.antarafoto.com/asian-games2018/v1519638604/pameran-lwwwah-politik “Pameran Lampah”
- Diunduh tanggal 27 April 2018 jam 19:12.



https://www.eduspensa.id/apresiasi-seni/ “Apresiasi seni” – Diunduh tanggal
28 April 2018 pukul 20:22.



www.yuksinau.id/kritik-seni-pengertian-jenis-bentuk/ “Kritik seni” – Diunduh
tanggal 28 April pukul 20:30.

12