PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP

PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA DALAM MENULIS
TEKS DRAMA DENGAN MENGHIDUPKAN KARAKTER, PRILAKU DAN
KONFLIK YANG MEMBANGUN DRAMA

Proposal Oleh

MUHAMMAD EKA WAHYONO
Nomor Induk Mahasiswa 2012112020
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PALEMBANG
2016

1

2


PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA DALAM MENULIS
TEKS DRAMA DENGAN MENGHIDUPKAN KARAKTER, PRILAKU DAN
KONFLIK YANG MEMBANGUN DRAMA
1.
yang

Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, selalu membutuhkan antara yang satu dengan
lainnya

demi

keberlangsungan

hidupnya.

Dalam


keseharian

manusia

menggunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, manusia
tidak dapat dipisahkan dengan bahasa. Bahasa sebagai suatu bentuk ungkapan yang
bentuk dasarnya ujaran (bunyi). Bunyi merupakan suatu yang dapat di tangkap oleh
panca indra kita, tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah kata.
Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat diklasifikasikan sebagai simbol, yaitu bunyi
yang dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk sebuah
kata (Santosa, dkk., 2009:1.2).
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan
pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan aspek-aspek tersebut sangat menentukan
keberhasilan dalam komunikasi. Aspek-aspek keterampilan berbahasa tersebut terbagi
menjadi empat, yakni keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills). Secara karateristik, keempat keterampilan berdiri sendiri, namun dalam
pengunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan yang lain
(Taringan, 2008:1). Salah satu keterampilan yang paling sering mendapat nilai rendah
adalah keterampilan dalam menulis. Banyak hal yang mengakibatkan rendahnya

keterampilan dalam bidang menulis, termasuk pada tulisan sastra. Berbagai alasan

3

sering dimunculkan, misalnya alasan tidak berbakat dalam hal menulis sehingga sering
merasa malas dan tidak berminat untuk mulai menulis sebuah tulisan yang sederhana
Menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Hal itu karena menulis melibatkan
kemampuan berbahasa yang lain, di antaranya menyimak, berbicara, dan membaca, untuk
mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan untuk ditulis dalam bahasa yang runtut dan
ekspresif. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting
dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan
salah satu keterampilan barbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa
dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan
perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis merupakan sarana bagi siswa untuk menyampaikan ide/pendapat tentang
suatu peristiwa atau masalah. Selain itu, menulis berarti mengekspresikan parasaan, pikiran,
dan keinginan dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, beban yang ada dalam diri akan
berkurang sehingga tulisan menjadi semacam sarana curhat. Dalam menulis perlu memilih
bahasa yang bisa mewakili perasaan, pikiran, dan keinginan, tetapi dalam pengajaran

bahasa Indonesia, materi yang dirasa sulit oleh para siswa justru menulis terutama menulis
sastra. Sampai saat ini pengajaran menulis sastra belum mendapatkan perhatian secara
optimal. Oleh sebab itu, bahasa melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia dipelajari

mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Peranan bahasa dan sastra dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Oleh karena
itu, untuk mempelajari suatu pelajaran menulis karya sastra, selain dari penjelasan guru,
siswa dapat memahaminya melalui contoh karya sastra. Secara etimologis atau asalusulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sanskerta, yakni susastra. Su berarti
‘bagus’ atau ‘indah’, sastra berarti ‘buku’, ‘tulisan’, atau ‘huruf’. Dengan demikian,
susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah (Kosasih, 2012:1).

4

Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran di Sekolah Menengah Atas
(SMA) juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Sebagai salah satu
mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari siswa. Sastra menjadi mata
pelajaran yang sulit untuk dipelajari siswa, pembelajaran sastra juga sering dianggap
tidak penting jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lainnya seperti pelajaran
dalam bidang ekstrakurikuler. Dengan begitu menulis dalam pembelajaran sastra
merupakan keterampilan yang sangat minim dikuasai oleh siswa.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
menjadi kompetensi dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Keterampilan
menulis tidak bisa tercipta begitu saja tanpa melalui proses. Keterampilan menulis itu
tumbuh dan berkembang akibat adanya proses yang berulang. Semakin sering seseorang
berlatih menulis, tentunya semakin terampil ia menulis, dan kualitas tulisannya pun
tentu akan lebih baik. Menulis salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam
proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang tidak kalah
pentingnya dengan keterampilan yang lain, pada masa sekarang ini banyak karya sastra
yang berperan sebagai sumber informasi maupun sebagai bahan untuk dinikmati nilai
keindahan dari karya sastra tersebut. Untuk itu keterampilan menulis sangat diperlukan
untuk menyampaikan informasi atau pesan yang ada kedalam sebuah karya tulis bacaan.
Menulis mempunyai beberapa tujuan. Tujuan utama menulis adalah untuk memberikan
informasi, mencakup isi serta pemahaman makna bacaannya. Dalam materi
pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat
materi pembelajaran menulis teks drama.

5

Di dalam sebuah drama, teks merupakan sebuah sarana. Maksudnya, teks di

dalam drama merupakan rangkaian dialog –teks-teks Para aktor- Gan tidak ada
seorang juru cerita yang langsung menyapa penikmat atau penonton (Hasanuddin,
2009:17). Menurut Laelasari dan Nurlailah (2006:246) teks merupakan kandungan atau
isi naskah yang terdiri isi dan bentuk, isi mengandung ide-ide atau amanat yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, serta bentuk berisi muatan cerita atau
pelajaran yang hendak di baca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur,
perwatakan, dan gaya. Drama merupakan karya sastra yang bertujuan melukiskan
tentang kehidupan yang menampilkan perselisihan/konflik lewat peran dan dialog
(Laelasari dan Nurlailah, 2006:73).
Pembelajaran menulis teks drama penting bagi siswa, selain untuk mengenalkan
siswa tentang karya sastra, teks drama juga sebagai sarana untuk berimajinasi dan
menuangkan pikiran. Namun, dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA
Negeri 1 Lempuing Jaya dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia kelas XI
diperoleh informasi bahwa: (1) penggunaan metode pembelajaran yang tidak optimal,
(2) metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi oleh metode
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas, (3) kurangnya motivasi siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, (4) belum diaplikasikannya metode Copy The Master dalam
pembelajaran menulis teks drama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus memilih metode yang cocok dalam
melatih siswa menulis teks drama, agar siswa mampu menulis teks drama dengan baik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merencanakan metode
pembelajaran yang menarik. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berusaha
memberikan alternatif metode pembelajaran menulis yang kreatif dan inovasi dengan

6

memanfaatkan fasilitas yang ada. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dan
bertambah imajinasinya dalam menciptakan teks drama baru yang asli. Metode
pembelajaran yang ditawarkan adalah metode Copy The Master.
Pada dasarnya, metode ini menuntut dilakukannya latihan-latihan sesuai dengan
Master yang diberikan. Kegiatan ini menumbuhkan kesempatan kreatif siswa dalam
menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.
Penggunaan metode tersebut diperkirakan akan meningkatkan keterampilan siswa
dalam menulis teks drama, sehingga dapat menggugah serta memudahkan siswa untuk
menuangkan ide atau gagasan dalam menulis teks drama. Seperti yang akan kelihatan
dalam latihan-latihan nanti, yang di-copy adalah kerangkanya, atau idenya, atau bahkan
juga ‘cara’ atau ‘teknik’-nya (Marahimin, 1994:12).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Metode Copy The Master Terhadap Kemampuan Siswa Kelas XI
SMA Negeri


1

Lempuing

Jaya Dalam

Menulis Teks

Drama

Dengan

Menghidupkan Karakter, Prilaku dan Konflik Yang Membangun Drama”.
2.
2.1

Masalah Penelitian
Pembatasan Lingkup Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas serta tidak menyimpang dari


sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya batasan masalah. Peneliti membatasi ruang
lingkup dari permasalahan yaitu :
a.

Kemampuan menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku
dan konflik yang membangun drama.

b.

Siswa yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Lempuing Jaya tahun ajaran 2015/2016.

7

c.

Materi yang diajarkan dalam penelitian dibatasi hanya mempelajari materi
menulis teks drama.


2.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh metode Copy The Master terhadap
kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dalam menulis teks drama
dengan menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama?”
3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Adakah Pengaruh

metode Copy The Master terhadap kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1
Lempuing Jaya dalam menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku dan
konflik yang membangun drama.
4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini untuk mengembangkan proses pembelajaran yaitu


sebagai berikut:
4.1

Secara Teoritis
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang
akan berguna bagi perkembangan pendidikan menulis. Penelitian ini pun akan
menguatkan berbagai teori, strategi serta pengetahuan mengenai metode
pembelajaran copy the master dan dapat diterapkan diberbagai mata pelajaran.
Selain itu, akan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang
peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode copy the master dalam

4.2
a.

menulis maupun keterampilan bahasa yang lainnya.
Secara Praktis
Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeksplorasi ide dan gagasan dalam mencipta tulisan-tulisan kreatif.

8

b.

Bagi guru sebagai pendidik, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam
menunjang pembelajaran siswa, khususnya meningkatkan mutu pendidikan

c.

melalui metode pembelajaran Copy The Master.
Bagi pihak SMA Negeri 1 Lempuing Jaya, dapat memperoleh masukan dan
merumuskan kebijakan penyelenggaraan pendidikan serta gambaran tentang hasil
belajar siswa dalam mencipta karya sastra melalui penerapan metode
pembelajaran Copy The Master.

5.
Tinjauan Pustaka
5.1 Kajian Literatur
5.1.1 Pengertian Kemampuan
“Menurut Negara dalam kutipan Astuti (2002:249) kemampuan ialah keberadaan,
kesanggupan, dapat, bisa melakukan sesuatu secara baik dan benar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Kemampuan ialah kuasa: bisa: sanggup: atau dapat melakukan sesuatu
(Moeliono dalam kutipan Astuti (2002:249). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
dipahami bahwa yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesanggupan siswa dalam
melakukan sesuatu yang dikerjakan.

5.1.2 Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan menuangkan gagasan, pikiran dan perasaan melalui
tulisan. Suparno, dkk (2008:1.4) mengemukakan bahwa aktifitas menulis atau kadang
orang menyebutnya mengarang, tidak banyak di antara kita yang menyukainya.
Wardarita

(2014:14)

menulis

adalah

kekuatan

atau

kesanggupan

untuk

mengkomunikasikan pikiran, perasaam, dan kemauan, sehingga dapat dimengerti oleh
pembaca. Dalman (2014:3) menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (intonasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan
bahasa tulis ssebagai alat atau medianya.

9

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (mengarang seperti roman
maupun cerita, membuat surat) dengan tulisan (Depdiknas, 2008:1497). Menulis berarti
menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis
bisa diketahui banyak orang-orang melalui tulisan yang dituliskan. Dalam menulis
semua unsur keterampilan

berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar

mendapat hasil yang benar-benar baik. Tarigan (2008:15) menyatakan bahwa menulis
dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai media penyampai.
Dilihat dari segi pendapat pakar bahasa tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
menulis adalah mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dalam bentuk tertulis dengan
mengungkapkan gagasan menjadi sebuah karangan. Sebuah hasil tulisan berbanding
lurus dengan logika dan kecerdasan penulis. Seseorang yang memiliki alur berpikir
yang runtun dan logis, maka akan tercermin dalam tulisannya.

5.1.3 Tujuan Menulis
Menurut Tarigan (2008:24) tujuan menulis adalah sebagai berikut.
a.

Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse).

b.

Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasif (persuasive discourse)

c.

Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
literary discourse).

10

d.

Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapiapi disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

5.1.4 Tahap-Tahap menulis
Menurut Dalman (2014:15), tahap atau proses menulis secara garis besar dapat
dibagi atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
a.

Tahap Prapenulisan (Persiapan)
Pada tahap ini persiapan yang harus dilakukan terdiri dari lima jenis yaitu sebagai
berikut.
1)
Menentukan topik adalah persoalan atau permasalahan yang menjiwai
2)

seluruh karangan.
Menentukan maksud atau tujuan penulisan artinya menetapkan apa yang
hendak dicapai atau yang diharapkan penulis dengan tulisan yang

3)

disusunnya.
Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) maksudnya memperhatikan
dan menyesuaikan tulisan dengan level sosial, tingkat pengalaman,

4)

pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan pembaca.
Mengumpulkan informasi pendukung. Artinya sebuah topik yang dipilih
akan layak ditulis dikumpulkan informasi yang memadai tentang topik itu

5)

seperti pendapat beberapa ahli atau penulis tentang topik tersebut.
Mengorganisasikan ide dan informasi artinya sebelum menulis, ide dan
informasi yang akan kita tuang disusun atau diorganisasikan terlebih dahulu.
Kita harus menyusun kerangka karangan agar tulisan kita dapat tersusun

b.

secara sistematis.
Tahap Penulisan
Pada tahap ini memerlukan kosentrasi yang penuh terhadap apa yang sedang
dituliskan. Pada saat mencurahkan gagasan ke dalam konsep tulisan penulis
berkonsentrasi kepada tiga hal, yaitu sebagai berikut.

11

1)

Konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan. Kalau gagasan pokok tulisan
mengenai ajakan memelihara lingkungan hidup, maka penulis selama

2)

menulis harus terpusat kearah itu.
Konsentrasi terhadap tujuan tulisan. Hal ini dilakukan agar tulisan tidak
melenceng ke tujuan lain. Kalau tujuan tulisan adalah meyakinkan pembaca
tentang pentingnya memelihara lingkungan hidup, jangan sampai tujuannya
berpindah pada tujuan lain seperti untuk memberikan informasi atau

3)
c.

menceritakan sesuatu peristiwa.
Konsentrasi terhadap kriteria calon pembaca. Artinya, pada saat menulis,

penulis selalu mengingatkan siapa calon pembacanya.
Tahap PascaPenulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan yang kita hasilkan.
Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan
adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
pungtuasi, diksi, pangkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan,
keputakaan, dan konvensi penulisan lainya.
Kegiatan penyuntingan dan perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut. (1) Membaca keseluruhan karangan. (2) Menandai hal-hal yang
perlu diperbaiki atau memberi catatan bila ada hal-hal yang harus diganti,
ditambahkan, disempurnakan, serta (3) Melakukan perbaikan sesuai dengan
temuan saat penyuntingan.

5.1.5 Pengertian Teks Drama
Kosasih, (2012:132) menyatakan drama merupakan bentuk karya sastra yang
bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi
melalui lakuan dan dialog. Hasanuddin, (2009:1) Sebagai suatu ganre sastra, drama

12

mempunyai kekhususan dibanding dengan ganre puisi ataupun ganre fiksi, istilah drama
lebih memfokuskan pada drama sebagai genre sastra (permasalahan naskah, teks, unsur
cerita). Dibanding genre karya sastra lainnya (novel, cerpen, dan puisi) drama memiliki
keunikan tersendiri. Selain bisa dinikmati sebagai bacaan drama pun bisa dinikmati
sebagai sebuah pertunjukan, hal inilah yang membuat drama disebut sebagai karya dua
dimensi, yaitu drama sebagai genre sastra (teks) dan drama sebagai pertunjukan seni
peran. (Somad, dkk., 2008:179).
Di dalam sebuah drama, teks merupakan sebuah sarana. Maksudnya, teks di
dalam drama merupakan rangkaian dialog –teks-teks Para aktor- Gan tidak ada
seorang juru cerita yang langsung menyapa penikmat atau penonton (Hasanuddin,
2009:17). Menurut Laelasari dan Nurlailah (2006:246) teks merupakan kandungan atau
isi naskah yang terdiri isi dan bentuk, isi mengandung ide-ide atau amanat yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, serta bentuk berisi muatan cerita atau
pelajaran yang hendak di baca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur,
perwatakan, dan gaya. Sementara drama merupakan karya sastra yang bertujuan
melukiskan tentang kehidupan yang menampilkan perselisihan/konflik lewat peran dan
dialog (Laelasari dan Nurlailah, 2006:73).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teks drama adalah sebuah karya sastra
yang melukiskan prilaku yang disampaikan oleh pengarang dalam sebuah naskah teks
dialog berdasarkan pengalaman yang dibuat pemerinciannya berdasarkan urutan waktu
peristiwa.

5.1.6 Pengertian Copy The Master

13

Menurut Marahimin (1994:11) metode Copy The Master adalah suatu metode atau
cara yang digunakan untuk meniru ahlinya/Master yang dihadirkan, yang dimaksud
dengan meniru bukan meniru sama persis sesuai Master yang diberikan, akan tetapi
cara, teknik, atau metode yang ditiru.
Untuk memudahkan menulis dengan menggunakan metode Copy The Master
dalam pembelajaran menulis teks drama ada beberapa langkah yang dilakukan menurut
Budiarti, Eulis Anggia (http://kata-pujangga) yaitu sebagai berikut.
a.

Membaca dan menikmati sebuah karya sastra yang menarik. Karya sastra yang
dibaca diharapkan akan menumbuhkan kearifan siswa kepada manusia dan
kehidupan, mengasah sensitivitas estetik, memupuk empati pada duka derita
orang-orang yang malang dan menyerap nilai-nilai luhur kemanusiaan (seperti
keimanan, kejujuran, ketertiban, tanggung jawab, dsb). Karena karya sastra yang

b.
c.

bermutu akan memotivasi untuk menciptakan karya sastra serupa yang lebih baik.
Usahakan situasi dapat membuat siswa asyik membaca.
Pelajari karya sastra yang sudah dibaca tadi dengan seksama, lalu diskusikan

d.

karya sastra itu bersama-sama.
Berdasarkan karya tersebut buat analisis dan kerangkanya berdasarkan unsurunsur intrinsik (tema, amanat, alur, tokoh dan penokohan, tempat, bahasa, dan
sudut pandang) dan ekstrinsik karya sastra (latar sosial budaya penulisnya).
Salah satu metode yang dapat mendukung banyaknya latihan seseorang menulis

yaitu melalui metode Copy The Master menuntut dilakukannya latihan-latihan sesuai
dengan master yang diberikan. Latihan dengan metode ini tidak harus tulisan dari
seorang penulis yang terkenal, tetapi dapat juga diambil dari sebuah tulisan yang berasal
dari tulisan karya biasa, yang dianggap sebagai sebuah model, setelah dilakukan
modifikasi seperlunya. Kemudian model ini dianalisis terlebih dahulu, dilihat unsurunsur dalam sebuah penulisan, dianalisis, serta dilakukan hal-hal lain yang perlu, baru

14

sesudah itu tiba waktunya untuk menulis. Tentu saja yang didesainkan itu tidak persis
sama seperti modelnya: ini namanya menyalin bulat-bulat, menjiplak, atau bahkan
membajak. Sebenarnya yang akan di Copy adalah bagian-bagiannya, atau idenya, atau
bahkan juga tekniknya. Mengubah tulisan dari suatu master yang di Copy menjadi lain
atau berbeda (Marahimin, 1994:11--12).
Metode Copy The Master inilah yang akan diadaptasi oleh peneliti untuk
dijadikan sebagai metode pembelajaran Copy The Master dalam pembelajaran menulis
naskah teks drama. Dimana siswa akan diberikan contoh Copy teks naskah drama
kemudian siswa meniru Master tersebut, kemudian mengolah dan mengembangkan.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa metode Copy The Master adalah dengan
meniru contoh yang sudah ada. Peniruan bisa dilakukan dengan mengadaptasi latarnya,
mengadopsi

temanya,

mencontoh

alurnya,

meminjam

nama-nama

tokohnya,

memiripkan konfliknya, atau mengambil seutuhnya cara penyelesaian cerita. Tentu
proses selanjutnya adalah bagaimana pengembangannya.

5.1.7 Kriteria Pemilihan Master
Marahimin (1994:12) menggunakan

metode

Copy

The

Master

dalam

pembelajaran menulis teks drama, perlu adanya sebuah Master yang sesuai untuk
memudahkan guru dalam memberi contoh pembacaan puisi yang baik dan benar.
Master yang ditampilkan bukan hanya Master yang biasa saja, melainkan ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih master yaitu sebagai berikut.
a.
Master yang dipilih adalah tulisan teks drama seorang penulis terkenal dalam
menulis teks drama, bisa juga diambil dari sebuah tulisan yang berasal dari tulisan
karya biasa, yang dianggap sebagai sebuah model, setelah dilakukan modifikasi
seperlunya. Kemudian model ini dianalisis terlebih dahulu, dilihat unsur-unsur

15

dalam sebuah penulisan, dianalisis, serta dilakukan hal-hal lain yang perlu, baru
b.

sesudah itu tiba waktunya untuk menulis.
Master yang dipilih adalah karya seorang ahli yang sudah terkenal dan sudah
sering didengar pesertadidik sebagai teks drama pengarang terkenal dalam

c.

menulis teks drama.
Master dapat pula seorang sastrawan terkenal yang ahli dalam menulis teks

d.

drama.
Master yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam menulis
teks drama.

5.1.8 Prinsip-prinsip Metode Copy The Master
Marahimin (1994:12) menggunakan metode Copy The Master dalam proses
pembelajaran bukan hanya sekadar menggunakan saja tanpa mengetahui prinsip-prinsip
dari metode tersebut. Dalam menggunakan metode Copy The Master dalam
pembelajaran menulis teks drama, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.
Struktur sama isi berbeda. Teks drama imitasi yang akan dibuat tidak persis sama
dengan teks drama master. Struktur (alur cerita) teks drama yang sama tetapi isi
b.

teks drama berbeda.
Struktur berubah isi sama. Isi teks drama sama, tetapi alur certita berubah.

c.

Misalnya dari alur mundur menjadi alur maju dan sebaliknya.
Isi berbeda bentuk sama. Bentuk alur dan stuktur teks drama sama, namun isi
cerita diubah. Misalnya dari berakhir bahagia menjadi berakhir sedih dan

d.

sebaliknya.
Kerangka sama isi berbeda. Kerangka teks drama sama, namun isi teks berbeda.
Misalnya siswa mencontoh kerangka dari teks drama yang sudah ada namun isi
cerita berbeda dengan teks drama yang sudah ada.

Karakter sama isi berbeda. Siswa mempelajari sebuah cerita secara berulang kemudian
menulis teks drama dengan menyamakan karakternya, namun isi teks berbeda.

16

5.1.9 Kelebihan dan Kelemahan Metode Copy The Master
Marahimin (1994:11--12) menggemukakan metode Copy The Master memiliki
kelebihan atau keunggulan yaitu (a) membantu menggugah imajinasi siswa dalam
mengekspresikan pengalamannya; (b) mengetahui contoh secara konkret dari master
yang telah ditampilkan; (c) guru merasa terbantu kaitannya dengan media pembelajaran;
dan (d) dapat dijadikan parameter bagi pemula karena master yang dihadirkan harus
terjamin kualitasnya dan pernah dipublikasikan atau dibuat oleh orang yang ahli.
Sedangkan kelemahan dari metode Copy The Master yaitu siswa yang memiliki
kemampuan berpikirnya di bawah rata-rata dan siswa tidak kreatif kurang
mengembangkan kreatifitasnya, maka siswa hanya plagiat atau menjiplak dalam
penulisan teks drama oleh Master.

5.1.10 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Copy The Master
Marahimin (1994:11) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan teknik Copy The Master sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.

Siswa membaca tulisan yang menjadi model;
Siswa melihat isi dan bentuk tulisan dari model yang disajikan;
Siswa menganalisis dan membuat kerangka tulisan sesuai dengan model;
Siswa latihan menulis dengan meng-copy kerangka, ide, atau teknik penulisan dari
tulisan yang menjadi model.
Dalam penelitian ini, teknik Copy The Master mengalami pengembangan, yaitu

teknik Copy The Master berbasis perkembangan intelektual. Dalam teknik Copy The
Master berbasis perkembangan intelektual ini, siswa latihan menulis dengan meniru
kerangka, ide, teknik penulisan dari tulisan master/model yang sesuai dengan tahap
perkembangan intelektual siswa kelas XI.

17

5.2

Kajian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian mengenai penggunaan metode Copy The Master pernah diteliti oleh

Aminatun, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dengan judul
penelitian “Penerapan Metode Copy The Master dengan Strategi 3m Berbantuan Media
Jobsheet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mencipta Desain Motif Sulaman Fantasi di
SMK Negeri 3 Klaten”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterlaksanaan metode
Copy The Master dengan strategi 3 M berbantuan media Jobsheet ini juga
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam mencipta desain motif sulaman
fantasi. Hasil belajar siswa mencapai 100%. Dengan hasil belajar pada siklus I 85% dan
siklus II 100%. Maka ada peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan uraian di
atas metode Copy The Master dengan strategi 3M dapat membuat siswa dan guru kreatif
dalam pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Perbedaan penelitian terdahulu di atas dengan penelitian yang penulis lakukan terletak
pada objek penelitiannya. Aminatun meneliti penerapan peningkatan melalui metode
hasil belajar di SMK Negeri 3 Klaten, sedangkan penulis meneliti pengaruh metode
terhadap kemampuan siswa di SMA Negeri 1 Lempuing Jaya. Persamaannya adalah
sama-sama meneliti menggunakan metode Copy The Master.

6.

Anggapan Dasar
“Anggapan dasar adalah merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil

penelitian nanti” (Arikunto, 2010:104). Penulis mengemukakan angapan dasar
penelitian ini sebagai berikut.
a.
Dalam menyampaikan pelajaran, guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas
XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya berpedoman pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), 2006.

18

b.

Materi pembelajaran tentang menulis teks naskah drama, sudah diajarkan kepada

c.

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya.
Keterampilan menulis sangat diperlukan agar siswa mampu memahami isi bacaan
yang dibacanya.

7.

Hipotesis Penelitian
Menurut Sudjana (2005:219) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai

sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Menurut Arikunto (2013:110) hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. “Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto,
2010:110).
Berdasarkan pengertian tersebut, kriteria hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut. Penggunaan metode pembelajaran Copy The Master dalam proses pembelajaran
menulis teks drama memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan mengarang
sehingga ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan tercappai
secara optimal.
8.

Kriteria Pengujian
Hipotesis tersebut akan diuji kebenaranya dengan pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan rumus analisis uji-t dengan taraf signifikan α = 0.05.
Ho (Hipotesis Nol)

: Tidak terdapat Pengaruh metode Copy The Master
terhadap kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1
Lempuing Jaya dalam menulis teks drama dengan

19

menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang
membangun drama.
Ha (Hipotesis Alternatif)

: Terdapat Pengaruh metode Copy The Master terhadap
kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing
Jaya dalam menulis teks drama dengan menghidupkan
karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama.

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a.
b.

Ho diterima bila t hitung < t tabel atau t tabel > t hitung berarti Ha ditolak
Ha diterima bila t hitung > t tabel atau t tabel < t hitung berarti Ho ditolak.

9.
9.1

Prosedur Penelitian
Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2013:161) variabel adalah objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Pengertian yang sama yakni variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014:38).
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel bebas : Metode Copy The Master (Mencontoh yang sudah ada)
Variabel terikat : Kemampuan Menulis Teks Drama.

9.2

Definisi Operasional Istilah
Agar penelitian ini jelas terarah maka variabel penelitian ini dapat didefinisikan

sebagai berikut.
a.

Metode Copy The Master adalah dengan meniru contoh yang sudah ada. Peniruan
bisa dilakukan dengan mengadaptasi latarnya, mengadopsi temanya, mencontoh

20

alurnya, meminjam nama-nama tokohnya, memiripkan konfliknya, atau
b.

mengambil seutuhnya cara penyelesaian cerita.
Drama adalah merupakan bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan

c.

kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog
Kemampuan menulis teks drama adalah kemampuan menuangkan pikiran,
gagasan, dan perasaan seseorang yang di ungkapkan dalam bahasa tulis yang
berisi kejadian-kejadian nyata (fakta) yang pernah dialami.

9.3 Populasi dan Sampel
9.3.1 Populasi
Menurut (Arikunto, 2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Sugiyono (2014:61), mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Lempuing Jaya.
Tabel 1
Populasi penelitian
No.

Kelas

Jumlah

1.

XI IPA.1

40

2.

XI IPA.2

39

3.

XI IPS.1

37

4.

XI IPS.2

33

5.

XI IPS.3

34

Jumlah

183

Sumber: Tata Usaha
SMA Negeri 1 Lempuing Jaya
Tahun pelajaran 2015-2016
9.3.2 Sampel

21

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2014:62). Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel penelitian,
peneliti menggunakan teknik Sampel Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)
adalah teknik pengambilan sampel dari beberapa anggota populasi secara acak tanpa
memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Adapun cara yang dilakukan dengan
cara undian, langkah-langkahnya sebagai berikut.
Menulis daftar nama kelas populasi (subjek) yang akan diteliti dan diberikan
nomor urut perkelas setelah selesai menulis daftar nama kelas lalu diberi nomor urut
masing-masing subjek pada kertas kecil dan setelah itu kertas tersebut digulung.
Kemudian gulungan-gulungan tadi dimasukkan ke dalam suatu tempat dan dikocok
apabila salah satu kertas yang sudah digulung tadi keluar maka kelas yang akan diambil
adalah nomor urut yang ditulis pada kertas tersebut. Untuk jelasnya mengenai sampel
penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut.

No

Kelas

Tabel 2
Sampel penelitian
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Jumlah

.
1
3

9.4

XI IPA.1
XI IPS.1
Jumlah

13
27
14
19
27
46
Sumber: Tata Usaha
SMA Negeri 1 Lempuing Jaya
Tahun pelajaran 2015-2016

40
33
73

Metode Penelitian
Arikunto (2010:192) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dalam hal ini hanya ada dua subjek kelas
yang dijadikan sampel yaitu satu kelas yang menjadi kelas eksperimen sebagai kelas
22

perlakukan dan satu kelas yang menjadi kelas kontrol (kelas pembanding). Kelas
eksperimen menerapkan penggunaan metode pembelajaran Copy The Master dalam
pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan penggunaan metode
pembelajaran Copy The Master dalam pembelajaran.
9.5

Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2013:265) pengumpulan data adalah bagaimana peneliti

menentukan model pembelajaran setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian
disusul dengan cara-cara menyusun alat pembantunya. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, angket dan wawancara.
9.5.1 Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:193). Tes yang digunakan untuk
mengetahui atau mengkur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Pelaksanaan tes dilakukan dengan melakukan observasi dan dilanjutkan dengan
memberikan soal tes. Tes yang digunakan ialah untuk mengetahui kebenaran
sejauhmana siswa dapat memahami dalam menulis teks drama dibandingkan dengan
menggunakan metode pembelajaran Copy The Master dan sebelum menggunakan
metode pembelajaran. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut.
a.
Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, perlu dilakukan persiapan yang matang.
Beberapa langkah dalam persiapan ini antara lain sebagai berikut.
1)
Meminta izin terlebih dahulu kepala sekolah SMA Negeri 1 Lempuing Jaya
untuk mengadakan penelitian.

23

b.

2)

Menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan dalam penelitian seperti;

3)

perangkat pembelajan, alat tulis, dan blangko penelitian.
Menyiapkan siswa yang akan di tes, lalu memberikan penjelasan tentang

cara dalam penelitian.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penggumpulan data dilakukan dengan pemberian pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran Copy The Master dan dilanjutkan dengan
pemberian tes. Tes yang digunakan ialah untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
menulis teks drama. Sebelum tes diberikan kepada siswa, peneliti mengadakan kegiatan
mengajar pada materi Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis teks drama. Dalam
penyampaian materi ajar peneliti menerapkan metode pembelajaran Copy The Master
pada kelompok eksperimen (kelompok yang dikenai perlakuan) sedangkan kelompok
kontrol (kelompok yang tidak dikenai perlakuan) dalam penyampaian pembelajaran
Bahasa Indonesia tidak menerapkan Copy The Master menampilkan pembelajaran
konvensional.
Instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data
kemampuan menulis teks drama. Bentuk Instrumen ini adalah tes tertulis yang berupa
perintah kepada siswa untuk menulis teks drama. Instrumen penelitian, yakni tes
menulis

teks drama dikembangkan dengan mengacu pada SK-KD, indikator, dan

silabus pembelajaran bahasa Indonesia SMA. Adapun kisi-kisi tes menulis teks drama
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Kisi-Kisi Penelitian

24

No.
1

2

Soal
Instrumen

Indikator

Tes Soal
1.
Penggunaan
Metode Copy
The Master
2.
(mencontoh
yang sudah ada)

Kemampuan merencanakan penyelesaian
dengan model Bahasa Indonesia yang
berkaitan dengan menulis teks drama dengan
menggunakan metode copy the master.
Menyelesaikan masalah dan menafsirkan
solusi sesuai dengan masalah yang berkaitan
dengan menulis teks drama dengan
menggunakan metode copy the master.
Tes untuk kerja 1. Kemampuan merencanakan penyelesaian
berupa menulis
dengan model Bahasa Indonesia yang
teks drama
berkaitan dengan menulis teks drama dengan
dengan
memiliki tekstur drama.
menghidupkan 2. Menyelesaikan masalah dan menafsirkan
karakter, prilaku solusi sesuai dengan masalah yang berkaitan
dengan menulis teks drama dengan memiliki
dan konflik
struktur drama.
yang
membangun
drama.

Nomor Jumlah
Soal
Soal
1, 2, 3,
3

4,

Jumlah

1

4

Berdasarkan tabel diatas yang ditetapkan kisi-kisi penelitian dari hasil seluruh
instrumen penelitian siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
2.
3.

Buatlah sebuah tema dan penokohan yang terdapat pada teks drama.
Tulislah contoh bagaimana konflik dalam teks drama!
Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat di dalam teks drama!

Tuliskanlah teks drama satu babak sigkat (beberapa dialog) berdasarkan unsur intrinsik
teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai, yang bercerita tentang sebuah
konflik yang disebabkan oleh prilaku manusia yang mudah Anda jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Usahakan agar jumlah tokoh dalam drama tersebut tidak lebih

25

dari 5 orang. Kemudian susunlah dialog-dialog yang telah kamu tulis sehingga
mengambarkan rangkaian cerita yang digambarkan!
9.5.2 Teknik Angket
Menurut Arikunto (2013:194), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan
adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah dijelaskan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto dalam kutipan Astuti,
2002:129). Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak sepuluh pertanyaan dengan
tiga alternatif pilihan jawaban. Angket yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang sikap dan minat siswa terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia, khususnya materi menulis teks drama.
Angket dalam penelitian ini merupakan instrumen tambahan yang akan penulis
gunakan untuk memperoleh respon siswa tentang pembelajaran menulis teks drama.
Lembar angket merupakan catatan yang ditulis siswa dan guru selama proses
pembelajaran menulis teks drama berlangsung. Siswa disuruh untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti yang beruhubungan dengan proses
pembelajaran menulis teks drama dengan metode Copy The Master. Aspek yang diamati
dalam angket siswa yaitu (1) Apakah anda sudah belajar menulis teks darama? (2)
Mampukah anda menulis teks drama? (3) Buku apakah yang dipergunakan sewaktu
belajar menulis teks drama? (4) apakah anda mengalami kesulitan dalam menulis teks
drama? (5) Bagaimanakah usaha anda, jika anda menemui kesulitan dalam menulis teks
drama? (6) Apakah guru anda memberikan latihan atau tugas menulis teks drama? (7)
Jika guru anda memberikan latihan atau tugas menulis teks drama, apakah latihan dan

26

tugas tersebut dinilai dan dikembalikan lagi kepada anda? (8) Apakah guru Bahasa
Indonesia memberi kesempatan kepada anda untuk bertanya tentang materi pelajaran
yang diberikan pada saat ini? (9) Metode apakah yang digunakan guru ketika
mengerjakan menulis teks drama? (10) Menurut anda, apakah ada manfaatnya setelah
anda dapat menulis teks drama?

9.5.3 Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto dalam kutipan Astuti, 2002:132).
Wawancara ini penulis tujukan kepada siswa dan guru Bahasa Indonesia yang mengajar
di kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dengan memberikan pertanyaan tentang
kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia.
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data yang berisi pendapat
guru mengenai kemudahan, kesulitan, dan hambatan dalam pembelajaran menulis teks
drama dengan metode-metode sebelumnya yang dilakukan oleh guru. Wawancara
dilakukan di luar jam pelajaran dengan menggunakan teknik tanya jawab secara
langsung kepada guru. Aspek yang diungkapkan dalam wawancara tersebut meliputi.
(1) Apakah Ibu sudah mengajarkan materi menulis teks drama? (2) Apakah Ibu
mengalami kesulitan dalam mengerjakan menulis teks drama? (3) Bagaimanakah cara
Ibu mengatasi kesulitan tersebut? (4)Apakah Ibu memberikan latihan atau tugas kepada
siswa untuk menulis teks drama? (5) Apakah latihan atau tugas yang diberikan kepada
Peserta didik selalu di periksa, di nilai, dan dikembalikan lagi kepada siswa?
(6) Pernahkan Ibu membahas latihan atau tugas yang sudah di periksa dan di nilai
tersebut bersama-sama siswa di dalam kelas? (7) Buku acuan apakah yang Ibu
pergunakan ketika mengerjakan menulis teks drama? (8) Apakah di perpustakaan SMA

27

Negeri 1 Lempuing Jaya terdapat buku-buku penunjang mata pelajaran Bahasa
Indonesia? (9) Metode apakah yang Ibu pergunakan ketika mengajar menulis teks
drama? (10) Usaha apakah yang Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis teks drama?
9.7

Teknik Analisis Data

9.7.1 Teknik Analisis Data Tes
Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memeriksa lembar jawaban siswa,
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif, sehingga
peneliti dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran Copy The Master.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah:
a.

Membuat kunci jawaban dan memberikan skor masing-masing
jawaban soal.

b.

Memeriksa jawaban siswa.

c.

Memberikan skor hasil jawaban sesuai dengan skor patokan yang
telah ditentukan.

d.

Membuat hasil penilaian.

e.

Menentukan nilai siswa sesuai dengan jumlah skor yang didapatnya,
dalam rentang 0-100.

f.

Membuat analisis hasil tes.
Analisis data di analisis dengan teknik analisa data deskriptif. Setelah di peroleh
skor maka data tersebut di analisis dengan menggunakan rumus.

28

Aspek Penilaian
No.

Nama

1

2

3

4

5

6

7

8

9

KetuntasanKriteria

Nilai

Tabel 4
Kisi-Kisi Kriteria dan Pembobotan Nilai Menulis Teks Drama

10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst
Jumlah
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata

Penilaian tes menulis teks drama bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing
Jaya adalah sebagai berikut. Adapun penjabaran penilaian dan tiap-tiap unsur dapat
dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5
Pedoman Penilaian Penelitian
No.
1

Aspek
Penilaian
Kemampuan

Rentang

Kriteria
a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

merencanakan

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

penyelesaian

solusi masalah baik pada ide pengembangan tulisan dan

dengan model
Bahasa Indonesia
serta

Skor
5

relevan dengan permasalahan.

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model
Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan
solusi masalah cukup ide pengembangan tulisan dan

29

3

menyelesaikan
dan menafsirkan

2

c.

relevan dengan permasalahan.
Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

solusi masalah

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

sesuai dengan

solusi masalah kurang ide pengembangan tulisan dan

masalah dengan
menyimpulkan

relevan dengan permasalahan.

a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model
solusi masalah baik pada kerangka pengembangan tulisan

mengecek
kebenarannya
dengan metode
copy the master

5

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

jawaban dan
kembali

1

b.

dan relevan dengan permasalahan.
Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model
Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

3

solusi masalah cukup pada kerangka pengembangan
tulisan dan relevan dengan permasalahan.

c. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model
Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

1

solusi masalah kurang kerangka pengembangan tulisan
dan relevan dengan permasalahan.

3

a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

5

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan
solusi masalah baik pada teknik pengembangan tulisan
dan relevan dengan permasalahan.

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

3

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan
solusi masalah cukup pada teknik pengembangan tulisan
dan relevan dengan permasalahan.

c. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model
Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan

1

solusi masalah kurang pada teknik pengembangan tulisan
dan relevan dengan permasalahan.

4

Tema

a. Tema yang dipilih oleh siswa menarik.
b. Tema yang dipilih oleh siswa cukup menarik.
c. Tema yang dipilih oleh siswa kurang menarik.

5
3
1

5

Alur

a. Alur yang digunakan mendukung adanya

5

konflik.
b. Alur yang digunakan cukup mendukung adanya

3

konflik.
c. Alur yang digunakan kurang mendukung

30

6

Kejelasan
Tokoh dan
Watak
Pengembangan

7

Dialog

adanya konflik.
a. Karakter tokoh digambarkan dengan jelas.
b. Karakter tokoh digambarkan cukup jelas.
c. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas.

5
3
1

a. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan

5

tokoh.
b. Pengembangan dialog cukup sesuai dengan

3

adegan tokoh.
c. Pengembangan dialog kurang sesuai dengan
8

Kesesuaian
Latar

adegan tokoh.
a. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu,
suasana) sesuai.
b. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu,
suasana) cukup sesuai.
a. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu,

9

Kesesuaian
bahasa yang

1

5
3
1

suasana) kurang sesuai.
a. Bahasa yang digunakan sesuai.
b. Bahasa yang digunakan cukup sesuai.
c. Bahasa yang digunakan kurang sesuai.

5
3
1

a. Mungkin untuk dipentaskan.
b. Mungkin untuk dipentaskan tetapi sulit.
c. Tidak mungkin untuk dipentaskan.

5
3
1

digunakan
10

Kemungkinan
untuk
dipentaskan

(Pratiwi dan Frida, 2014:274--275)
Kajian ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai
penulisan teks drama. Keberhasilan penulisan naskah drama tersebut dikelompokkan
menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan rentan nilai
0-100.
Nilai=

Skor yang diperoleh siswa
X 100
Skor maksimal

Setelah data-data terkumpul data tersebut akan diolah dan dianalisis. Hipotesis diuji
mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel yang diteliti menggunakan uji “t”.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hopotesis
31

9.7.2 Teknik Analisis Data Angket
Untuk menganalisis data angket siswa, penulis menggunakan rumus berikut ini.
P=

F
X100%(Yusuf dalam kutipan Astuti, 1996:56)
N

Keterangan:
P = Persentase jawaban angket siswa.
F = Frekuensi alternatif jawaban siswa.
N = Jumlah sampel penelitian.

9.7.3 Teknik Analisis Data Wawancara
Untuk menganalisis data wawancara guru berdasarkan jawaban dari pertanyaan
yang diberikan kepada guru. Hasil wawancara guru tersebut diharapkan dapat
melengkapi data tes dan angket.

9.8

Uji Normalitas Data
Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang di analisis

normal atau tidak, karena uji statistik parametris t atau Uji-t baru dapat digunakan jika
data terdistribusi secara normal. Maka diperlukan daftar distribusi frekuensi untuk
menentukan rata-rata ( X́ ), standar deviasi (S) dan modus (Mo) dengan langkahlangkah sebagai berikut.
a.
b.
c.

Menentukan Skor besar dan kecil.
Rentang
= data terbesar-data terkecil
Banyak kelas interval
= 1 + 3,3 log n (n= banyak data)
32

d.

Panjang kelas interval (p)

= rentang / banyak kelas

Untuk menguji apakah data tersebut terdistribusi normal, maka digunakan uji
kemiringan kurva atau rumus koefisien pearson, yaitu:
1)

Mencari Modus (Mo)
b1
Mo = b + P (
)
b1 + b2

(Sudjana, 2005:77)

Keterangan :
b = batasan bawah kelas modus (kelas yang memiliki frekuensi terbesar)
P = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas modus
b2 = frekuensi kelas modus ditambah frekuensi sesudah kelas modus
2)

Menguji normalitas dan menggunakan rumus kemencengan kurva yaitu rumus
koefisien kemiringan pearson.

Km =

X−M o
S

(Sudjana, 2005:109)

Keterangan :
Km = kemiringan X = rata-rata nilai

Mo = modus S = simpangan baku

Data berdistribusi normal apabila KM terletak antara -1 dan + 1 dalam selang
(-1< KM < + 1).

9.9

Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji “F”. Langkah-langk ah uji homogenitas data adalah sebagai berikut.
a.
Menghitung varians terbesar dan varians terkecil.
varians terbesar
Fhitung =
(Sudjana, 2005:250)
v arians terkecil
2
n ∑ f i x2i −( ∑ f i x i )
2
s =
n (n-1)

33

b.

c.

F

Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.
Untuk varians terbesar, dkpembilang= n-1
Untuk varians terkecil, dkpenyebut= n-1
Taraf signifikansi (α ) = 0,05
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut.
Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tidak homogen. Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka homogen.
Keterangan :
= varians

dk = derajat kebebasan

9.10 Uji Coba Hipotesis Penelitian
Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, data dianalisis dengan
menggunakan uji “t” untuk menguji hipotesis. Langkah-langkah dalam menguji
hipotesis adalah sebagai berikut.
a.

Menguji perbedaan untuk mengetahui hasil kemampuan antara siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan membuat tabel sebagai berikut.
Tabel 6
Distribusi Perhitu

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26