Uji Aktivitas Antibakteri dari Lactobacillus Sp. pada Beberapa Produk Minuman Yogurt di Pasaran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,
berbagai vitamin, dan mineral (Widodo, 2009). Susu sapi sebagai bahan dasar
pembuatan yogurt memiliki komposisi nutrisi (untuk setiap 100 ml), antara lain:
vitamin A 158 I.U., vitamin D 2,0 I.U., vitamin B6 0,036 µg, kalori 69 kkal,
protein 3,3 g, lemak 3,7 g, laktosa 4,8 g, kalsium 125 mg, kasein 2,8 g, besi 0,10
mg, mineral 0,72 g, selain efisiensi dalam pemanfaatannya produk asal hewan ini
juga mudah diolah menjadi produk olahan susu dan dikombinasikan dengan
produk pangan lain untuk kebutuhan konsumsi (Sunarlim dan Usmiati, 2008).
Menurut Badan Standarisasi Nasional yogurt merupakan produk yang
diperoleh dari fermentasi susu atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus atau bakteri asam laktat
lain yang sesuai, dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan. Food and Agricultural Organization/FAO
sesuai dengan definisi tersebut, kita dapat menambahkan bakteri asam laktat
seperti Lactobacillus acidophilus yang juga merupakan bakteri probiotik.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah
yang cukup akan memberikan manfaat kesehatan. Rasa asam, aroma yang lebih

kecut dan tajam menyebabkan produk ini memerlukan perlakuan tambahan dalam
proses pembuatannya (Pratama, 2014).
Pengembangan

probiotik

berpotensi

mengalami

kendala,

yaitu

mempertahankan viabilitasnya. Viabilitas yang baik akan menentukan jumlah
1
Universitas Sumatera Utara

probiotik yang akan dikonsumsi, dan yang mampu bertahan hidup dalam saluran
pencernaan manusia, sehingga menimbulkan efek kesehatan (Cahyanti, 2011).

Pengembangan probiotik berpotensi mengalami kendala, yaitu mempertahankan
viabilitasnya. Viabilitas yang baik akan menentukan jumlah probiotik yang akan
dikonsumsi, dan yang mampu bertahan hidup dalam saluran pencernaan manusia,
sehingga menimbulkan efek kesehatan (Cahyanti, 2011).
Simarmata (2015) mengatakan adanya pengaruh penyimpanan terhadap
viabilitas bakteri yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah bakteri. Pada saat ini,
produk susu fermentasi telah banyak beredar dipasaran dengan berbagai merk dan
jenis. Produk – produk tersebut mengklaim berperan dalam melindungi sistem
pencernaan dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab
infeksi saluran pencernaan (Khikmah, 2015). Hasil penelitian Suseno (2000)
menunjukkan minuman probiotik yang terbuat dari nira siwalan dan Lactobacillus
casei dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Menurut (Khikmah, 2015) daya hambat yogurt terhadap bakteri
patogen gram negatif lebih besar dari bakteri gram positif. Berdasarkan uraian
diatas maka peneliti melakukan penelitian uji aktivitas antibakteri dari
Lactobacillus sp. pada beberapa produk minuman yogurt di pasaran.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Apakah terdapat pengaruh penyimpanan terhadap viabilitas bakteri pada

produk minuman yogurt yang diperiksa.
b. Apakah terdapat aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli?
2
Universitas Sumatera Utara