Pengaruh Penerapan Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku kesetan Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014

ABSTRAK

Tindakan tidak aman merupakan salah satu faktor penyumbang terbesar
kecelakaan kerja, yang merupakan cerminan dari perilaku pekerja terhadap
keselamatan kerja. PT PDSI Rantau Aceh Tamiang telah menerapkan manajemen K3
namun belum dapat mencapai zero accident. Sebagian besar karyawan bekerja di
lapangan dimana risiko untuk terjadi kecelakaan akibat kerja sangat besar karena
proses pengeboran yang memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan
pekerjaan dan kondisi lingkungan yang tidak aman.
Penelitian ini dilakukan di PT PDSI Rantau Aceh Tamiang tahun 2014
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan manajemen K3 terhadap
pengetahuan, sikap dan tindakan, untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan
kerja terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan keselamatan kerja. Jenis penelitian
yang digunakan adalah survei analitik dengan menggunakan rancangan cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT PDSI dengan pengambilan
sampel secara random sampling.
Hasil uji statistik pada α = 0,05 menunjukkan komitmen dan kebijakan K3
memiliki hubungan positif signifikan dengan pengetahuan (p= 0,004), sikap (p=
0,008) dan tidak ada hubungan signifikan dengan tindakan keselamatan kerja
(p=0,168). Perencanaan memiliki hubungan positif signifikan dengan pengetahuan
(p= 0,013), sikap (p= 0,014) dan tidak ada hubungan signifikan dengan tindakan

keselamatan kerja (p=0,331). Pelaksanaan K3 memiliki hubungan positif signifikan
dengan pengetahuan (p= 0,000), sikap (p=0,018) dan tindakan (0,010). Pemeriksaan
dan tindakan perbaikan tidak mempunyai hubungan signifikan dengan pengetahuan
(p= 0,055), sikap (p= 0,169) tetapi memiliki hubungan positif signifikan dengan
tindakan (p= 0,004). Kaji ulang manajemen K3 tidak memiliki hubungan signifikan
dengan pengetahuan (p=0,461), sikap (0,158) maupun tindakan keselamatan (0,319).
Lingkungan fisik tidak mempunyai hubungan signifikan dengan pengetahuan
(p=0,232), sikap (p=0,228) tetapi memiliki hubungan positif signifikan dengan
tindakan (p=0,005). Lingkungan sosial memiliki hubungan positif signifikan dengan
pengetahuan (p=0,016), sikap (p=0,007) tetapi tidak ada hubungan signifikan dengan
tindakan keselamatan (p=0,279).
Disarankan supaya pihak manajemen K3 PT PDSI Rantau Aceh Tamiang
untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap tindakan karyawan dalam bekerja
dengan berusaha menjadikan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
sebagai budaya kerja.

Kata Kunci : Penerapan Manajemen K3, Lingkungan Kerja, Pengetahuan,
Sikap, Tindakan

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Unsafe action is one of the biggest factors contributing to occupational
accidents which is a reflection of the work behavior of employees to occupational
safety. PT. PDSI Rantau, Aceh Tamiang has applied the Occupational Health and
safety Management but it has not been able to achieve zero accidents. Most of the
employees are working in the fieldemployees working in the field where the risk for
the incident of work-related accidents is huge because the drilling process that
requires precision and caution in doing the work and the unsafe environmental
condition.
The purpose of this analytical survey study with crosss-sectional design
conducted at PT. PDSI Rantau, Aceh Tamiang in 2014 was to find out the influence
of the application of Occupational Health and Safety Management on the knowledge,
attitude and action and to find out the influence of the work environment condition on
the knowledge, attitude, and occupational safety actions. The population of this study
was all of the employees of PT. PDSI Rantau, Aceh Tamiang and the samples for this
study were selected through random sampling technique.
The result of statistical test at α = 0.05 showed that the committment and

policy of Occupational Health and Safety had positive and significant relationship
with knowledge (p = 0.004), attitude (p = 0.008), and did not have any significant
relationship with occupational safety actions (p = 0.168). Planning had positive and
significant relationship with knowledge (p = 0.013), attitude (p = 0.014), and did not
have any significant relationship with occupational safety actions (p = 0.331). the
implementation of Occupational Health and Safety had positive and significant
relationship with knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0.018), and action
(0.010).Review and remedial action did not have any significant relationship with
knowledge (p = 0.055), attitude (p = 0.169) but they had positive and significant
relationship with action (p = 0.004). The review of Occupational Health and Safety
Management did not have any significant relationship with knowledge (p = 0.461),
attitude (p = 0.158) and remedial action (p = 0.319). Physical environment did not
have any significant relationship with knowledge (p = 0.232), attitude (p = 0.228) but
it had positive and significant relationship with action (p = 0.005). Social
environment had positive and significant relationship with knowledge (p = 0.016),
attitude (p = 0.007), but did not have any significant relationship with safety actions
(p = 0.279).
The officials of Occupational Health and Safety Management of PT. PDSI
Rantau, Aceh Tamiang are suggested to improve their monitoring on the actions of
employees when working through an effort to make the Occupational Health and

Safety Management as work culture.
Keywords: Application of Occupational Health and Safety Management, Work
Environment, Knowledge, Attitude, Action

ii
Universitas Sumatera Utara