PENGARUH PENERAPAN METODE TILAWATI TERHADAP KEMAMPUAN BACA AL-QURAN SISWA KELAS V SD KYAI IBRAHIM SURABAYA.
PENGARUH PENERAPAN METODE TILAWATI TERHADAP
KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V SD KYAI
IBRAHIM SURABAYA SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
MUHAMMAD IHROM
NIM.D01212045
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Muhammad Ihrom, Pengaruh Penerapan Metode Tilawati Terhadap Kemampuan Baca Al-Qur’an Siswa Kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya. Skripsi Prodi Pendidikan Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Surabaya.
Pembimbing: Dr. H. Syamsudin, M.Ag
Kunci : PenerapanMetodeTilawatidanKemampuan Baca al-Qur’an
Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Kesempurnaan ini karena akal yang dimiliki manusia untuk dapat menggunakan akal dengan baik perlu adanya ilmu. Ilmu dapat melalui pendididikan selain itu, menuntut ilmu merupakan perintah agama. Dengan ilmu manusia akan dapat menjadi khalifah. Manusia yang dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di muka bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.
Pada dasarnya pembelajaran al-Qur’an memiliki banyak sekali metode yang digunakan bertujuan untuk mempermudah guru menyampaikan materi al-Qur’an kepada siswa sehingga siswa mampu menguasai ilmu al-Qur’an dengan baik dan benar. Munculnya metode-metode pembelajaran al-Qur’an seringkali berhubungan dengan adanya problematika pembelajaran al-Qur’andalam suatu lembaga berhubungan dengan problem kemampuan membaca al-Qur’an serta kurangnya jam pelajaran. Akan tetapi, realita tersebut seringkali bukan merupakan suatu masalah. Tujuan kegiatan penerapan suatu metode adalah untuk membantu dan meningkatkan kemampuan membaca anak didik khususnya dalam membaca al-Qur’an. Sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode tilawati terhadap kemampuan baca al-Qur’an siswa kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantatif dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Tujuan mengunakan analisis regresi sederhana adalah untuk mengetahui besarnya tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode interview, metode angket, metode observasi dan metode dokumentasi dengan jumlah sampel 60 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran al-Qur’an denganmenggunakanmetodetilawati di SD Kyai Ibrahim Surabaya.
Dari hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh penerapan metode tilawati terhadap kemampuan baca al-Qur’an adalah Fh<Ft (-4,49<4,00) sehingga H0 diterima, dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode tilawati (X) terhadap kemampuan baca (Y). Adapun faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya pengaruh dari penelitian tersebut adalah diarenakan beberapa bagian dari metode tilawati ada yang belum di terapkan secara sempurna mengakibatkan metode tilawati tidakberpengaruh secarasesuai pakem yangsudah ditentukan seperti peraga yang belum di maksimalkan, dan masih ada yang memakai metode individualserta beberapa hal lain yang berhubungan dengan itu.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang... 1
B. RumusanMasalah ... 8
C. TujuanPenelitian ... 8
D. KegunaanPenelitian ... 8
(8)
F. HipotesisPenelitian ... 10
G. DefinisiOperasional ... 11
H. MetodePenelitian ... 13
I. SistematikaPembahasan ... 19
BAB II LANDASAN TEORI A. MetodeTilawati ... 21
1. PengertianMetode ... 21
2. Macam-macamMetodeBelajar ... 22
3. Faktor-faktor yang MempengaruhiPenerapanMetode .. 22
4. PengertianMetodeTilawati ... 24
5. PenerapanMetodeTilawati ... 29
a. Klasikal ... 29
b. Baca Simak ... 30
c. EvaluasiHarian (KenaikanHalaman) ... 32
B. KemampuanMembaca al-Qur’an ... 32
1. PengertianKemampuanMembaca al-Qur’an ... 32
2. TujuanPengajaranMembaca al-Qur’an ... 35
3. DasarPengajaranMembaca al-Qur’an ... 36
4. Faktor yangmempengaruhikemampuanmembaca al-Qur’an ... 38
a. Faktor – faktor Internal ... 38
(9)
5. FleksibilitasMembaca ... 43
6. KebiasaanMembaca ... 43
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis dan data penelitian ... 44
B. Veriabel, indikator dan instrumen ... 48
C. Populasi dan sampel ... 51
D.Teknik pengumplan data ... 52
E. Teknik analisa data ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 61
1. ProfilSekolah ... 61
2. Visi, MisidanTujuan SD Kyai Ibrahim Surabaya ... 63
a. VisiSekolah ... 63
b. MisiSekolah ... 64
c. Tujuan sekolah ... 65
3. Tata Tertib di SD Kyai Ibrahim Surabaya ... 66
a. Hal masuk ... 66
b. KewajibanMurid ... 66
c. PelanggaranMurid ... 67
(10)
e. Hal TesatauTambahanBelajar ... 70
f. Lain-lain ... 70
4. Data PrestasiSiswa ... 70
5. KegiatanEkstrakulikuler ... 71
6. Kegiatan-kegiatanSosial ... 72
7. Penyajian Data MetodeTilawatidanKemampuan Baca al-Qur’an di SD Kyai Ibrahim Surabaya ... 76
8. Data PenerapanMetodeTilawatidanHasilKemampuan Baca ... 78
B. Analisis Data danAnalisisHipotesis ... 82
1. AnalisisPendahuluan ... 82
C. PembahasanHasilPenelitian ... 94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 JadwalKegiatan di SD Kyai Ibrahim ... 62
TABEL 4.2 Tabel Data PrestasiSiswa ... 71
TABEL 4.3HasilPenerapanMetodeTilawati ... 78
TABEL 4.4TabelKemampuan Baca Al-Qur’an ... 80
TABEL 4.5Distribusifrekuensiskor mean MetodeTilawati di SD Kyai Ibrahim Surabya ... 83
TABEL 4.6 KualitasvariabelMetodeTilawati ... 84
TABEL 4.7Distribusifrekuensiskor mean hasilkemampuanmembacaAl-Qur’an di SDKyai Ibrahim Surabaya ... 86
TABEL 4.8 TabelKualitasVariabelHasilKemampuanMembaca ... 87
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran Angket ... 103
Lampiran 2 SuratTugas ... 105
Lampiran 3 Surat Bukti Penelitian dari SD Kyai Ibrahim Surabaya ... 106
Lampiran 4 Surat KonsultasiSkripsi ... 107
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti bacaan “yang sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur’an al-Karim bacaan sempurna lagi mulia itu.
Tiada bacaan sempurna semacam al-Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya.Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.
Tiada bacaan seperti al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya.
Dalam dunia pendidikan, al-Qur’an menuntut bersatunya kata dengan sikap.Karena itu,1 keteladanan para pendidik dan tokoh masyarakat merupakan salah satu andalannya.Demikian al-Qur’an menuntut keterpaduan orang tua, masyarakat, dan pemerintah.Tidak mungkin keberhasilan dapat tercapai tanpa keterpaduan itu. Tidak mungkin berhasil kalau beban pendidikan hanya dipikul
(14)
2
oleh satu pihak, atau hanya ditangani oleh guru dan dosen tertentu, tanpa melibatkan seluruh unsur kependidikan.2
Islam sangat menganjurkan tentang pendidikan dan tidak suka kebodohan.Hal ini dapat di lihat pada wahyu yang pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW mengenai anjuran belajar membaca.
Al-Qur’an yang telah Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW antara lain berfungsi sebagai pelajaran bagi setiap muslim, petunjuk dan rahmad bagi orang yang bertaqwa. Serta menjadi penawar obat bagi orang yang beriman dan masih banyak lagi fungsinya bagi keselamatan manusia sebagai petunjuk dalam kehidupannya. Oleh karena fungsi al-Qur’an tersebut, maka wajib hukumnya bagi setiap muslim yang beriman kepada Allah SWT dan Kitab-Nya mempelajari al-Qur’an. Sedangkan untuk mempelajari isi kandungannya harus di mulai dari belajar membaca al-Qur’an.
Di Indonesia pada umumnya pengajaran al-Qur’an dilakukan di TPQ/TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), oleh karena itu keberadaan TPQ sangat penting.Selain itu keberadaan para ustadz-ustadzah atau guru tidak kalah pentingnya, karena beliau-beliaulah yang sangat berperan dalam mencapai keberhasilan anak yang belajar di TPQ dalam bidang bacaan al-Qur’an.3 Untuk itu, dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru harus memahami sistem pengelolaan kelas yang baik, sehingga keberhasilan proses belajar mengajar bisa
2Adnan Syarif, Psikologi Qur'an , (Bandung; Pustaka Hidayah, 2002), h,142
(15)
3
tercapai semaksimal mungkin, dengan harapan terciptanya suasana yang menyenangkan, bersifat kompetitif (bersaing) dan terpenuhinya target akhir pengajaran, yaitu terciptanya bacaan al-Qur’an santri atau siswa yang Tartil sesuai dengan kaidah tajwidnya.
Sebagaimana Firman Allah :
...
Artinya:
“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan Tartil (perlahan-lahan)” (Q.S. Al -Muzzammil: 4).4
Dalam dunia modern, orang kelihatan kurang mengindahkan agama.Anak-anak dibesarkan dan menjadi dewasa, tanpa mengenal pendidikan agama, terutama pendidikan al-Qur’an dalam rumah tangga.Keluarga-keluarga banyak yang menumpahkan perhatiannya kepada pengetahuan umum, tetapi sedikit sekali terhadap pengetahuan agama. Mereka tidak menyadari bahwa apabila keyakinan beragama itu telah menjadi bagian integral dari kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yang akan mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaannya. Jika terjadi tarikan orang kepada sesuatu yang tampaknya menyenangkan dan menggembirakan, maka keimanannya cepat bertindak meneliti apakah hal tersebut boleh atau terlarang oleh agamanya. Andai kata
(16)
4
termasuk hal-hal yang terlarang, betapapun tarikan luar itu, tidak akan diindahkan karena ia takut melaksanakan yang terlarang oleh agamanya.
Akan tetapi sudah menjadi tragedi dari dunia maju, di mana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan sebagai simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhannya tidak diindahkan lagi.Dengan longgarnya pegangan seseorang kepada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada dalam dirinya.Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturannya.Biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahui, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu.5
Inilah manusia, sesungguhnya ia melakukan dalam segala sesuatu, Ketika manusia menemukan di dalam dirinya kemampuan untuk itu, dia tenggelam di dalam kebinasaan penyakit kejiwaan sehingga menjadi pengikut hawa nafsu, syahwat, serta kelaliman jiwanya.6
Dari sini peran al-Qur’an sangat dibutuhkan sebagai sumber utama untuk perubahan, dan tanpanya tidak akan terwujud hasil yang nyata pada generasi yang
5Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta; PT Gunung Agung ,1969), h 65
(17)
5
diharapkan. Oleh karena itu, apa pun bentuk pengungkapan al-Qur’an setiap orang beriman ataupun orang yang mempergunakan akal sehatnya pasti akan menerima dan mengaku kebenarannya. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. Al -Isra’: 9).7
Pada zaman sekarang lembaga pendidikan mendapatkan respon yang cukup signifikan oleh masyarakat islam khususnya, ini bisa dibuktikan dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan al-Qur’an yang bermunculan mulai dari majelis-majelis ta’lim, lembaga-lembaga formal, bahkan sampai Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) yang cukup semarak keberadaannya dalam memberikan pendidikan al-Qur’an terhadap anak-anak sehingga dapat membantu membentuk jiwa anak-anak muslim yangqur’ani.
Di sinilah letak pentingnya peranan lembaga pendidikan al-Qur’an yang ada di Taman Pendidikan al-Qur’an dalam mendidik anak-anak dan mengajarkan cara membaca Al-Qur’an lebih mendalam. Inilah bentuk pendidikan al-Qur’an
(18)
6
yang ada di TPQ atau pusat pendidikan yang lain untuk bisa terwujud di dalam rumah antara orang tua dengan anak-anaknya atau antara sesama teman. Ini adalah bentuk terwujudnya pendidikan al-Qur’an yang ada di Yayasan Sosial Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
Dalam mengajarkan al-Qur’an, para guru mengelola kelas para santrinya dengan menggunakan pembelajaran klasikal dan baca simak. Kelas klasikal di lakukan untuk memaksimalkan pengajaran al-Qur’an, di mana dalam sistem klasikal ini satu orang guru mengajar maksimal 15 santri dalam satu kelas, dan guru menerangkan dengan menggunakan alat peraga kepada seluruh santri yang hadir, karena dalam satu kelas tersebut pokok bahasan atau halaman yang di pelajarinya itu sama. Sedangkan baca simak ini santri di ajarkan menggunakan buku atau jilid masing-masing, yang mana siswa/santri membaca jilid yang halamanya sama dan di baca secara bergantian, ketika satu santri membaca maka santri lain menyimak bacaan temannya. Kegiatan ini dilakuakan sampai santri betul-betul faham dengan pokok bahasan yang di pelajarinya, dan guru hanya sebagai fasilitator atau yang mengawasi saat siswa ada yang tidak memperhatikan. Untuk itu guna menghasilkan kualitas bacaan al-Qur’an yang baik dan benar, para guru yang mengajarkan al-Qur’an di Yayasan Sosial dan PendidikanIslam (YSPI) SD Kyai Ibrahimini di tuntut untuk mengikuti kegiatan Standarisasi Guru al-Qur’an atauPGPQ (Pendidikan Guru Pengajar al-Qur’an) terlebih dahulu sebelum terjun langsung ke lapangan untuk mengajar. Dengan tujuan supaya mereka mengerti dan mengetahui tentang bentuk-bentuk
(19)
7
pengelolaan kelas yang tepat, baik bentuk klasikal maupun baca simak. Karena apa yang di targetkan di YSPI ini harus tercapai, yaitu terciptanya bacaan al-Qur’an santri yang Tartil sesuai dengan kaidah tajwidnya.8
Keberadaan Santri yang ada di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim pada saat ini cukup banyak kurang lebih 437 santri baik putra maupun putri dari kelas satu sampai kelas enamdengan 15 tenaga pendidik khusus guru al-Qur’an, yang bertugas mengajari cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar dan mengevaluasinya agar membuahkan hasil yang baik hingga tidak terjadi pembesaran di satu sisi dan kekurangan di sisi yang lain. Sesuai dengan misi para Rasul dan pengikutnya. Allah SWT Berfirman:
Artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. al-Jum’ah: 2). 9
Sehubungan dengan pemaparan di atas, penulis mencoba untuk mengkaji lebih dalam mengenai betuk pembelajaran Metode Tilawati pada keberhasilan
8Aan Minannurrohman, Koordinator Tim Al-Qur'an Yayasan Pendidikan Sosial Islam (YPSI) SD Kyai Ibrahim Surabaya, Oktober 2013.
(20)
8
membaca al-Qur’an anak yang selama ini digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, maka penulis mengambil judul dalam pembahasan ini adalah “Pengaruh Penarapan Metode Tilawati Terhadap Kemampuan Baca al-Qur’an Siswa Kelas V SD Kyai Ibrahim Suarabaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Metode Tiawatidi Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai IbrahimSurabaya?
2. Bagaimana kemampuan belajar membaca al-Qur’an siswa di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai IbrahimSurabaya ?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah sebagaimana dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Metode Tilawatidi Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai IbrahimSurabaya.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an anak di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai IbrahimSurabaya.
D. Kegunaan Penelitian
Setiap hasil penelitian tentu mempunyai manfaat, dan hasil penelitian ini sekurang-kurangnya bermanfaat sebagai berikut :
(21)
9
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam mengetahui perbedaan antara pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak sebagai perbaikan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Pengajar al-Qur’an
Khususnya para guru atau Tim pengajara al-Qur’an di SD Kyai Ibrahim Surabaya, dapat dijadikan bahan acuan dalam memilih pengelolaan kelas yang tepat bagi anak didik yang dihadapinya, sehingga para pengajar al-Qur’an mampu mengajar dan mendidik anak menuju bacaan yang tartil sesuai dengan kaidah tajwidnya.
3. Bagi Lembaga UIN Sunan Ampel Surabaya
Hasil penelitian ini dapat menambah beberapa hasil penelitian yang telah ada sebagai perbendaharaan perpustakaan khususnya ilmu pendidikan agama islam dan dapat di tindak lanjut dalam penelitian-penelitian yang serupa sebagai penyempurna.
E. Asumsi Penelitian
Yang penulis tertarik untuk memilih judul tentang “Pengaruh Penarapan Metode TilawatiTerhadap Kemampuan Baca al-Qur’an Siswa Kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya ”.adalah sebagai berikut:
1. Sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut karena penulis menyadari bahwa pada
(22)
10
akhirnya nanti penulis juga akan di tuntut untuk berkecimpung dalam dunia pendidikan dan untuk memajukan sistem pendidikan.
2. Kemampuan guru atau ustadz/ustadzah dalam memilih pengelolaan kelas menjadi penentu terhadap keberhasilan dari proses belajar mengajar.
3. Pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak dan kemampuan belajar membaca al-Qur’an membawa pengaruh terhadap fungsi, tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan serta menjalin terjadinya kegiatan belajar mengajar.
F. Hipotesis Penelitian
Istilah hipotesis berasal dari kata ”Hypo” yang artinya di bawah dan
“Thesa” yang artinya kebenaran, jadi hipotesa artinya di bawah kebenaran atau
kebenarannya masih perlu di uji lagi.10 Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai data terkumpul.11
Berdasarkan anggapan dasar tersebut di atas, hipotesis itu sendiri di bagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Hipotesis awal atau di sebut juga hipotesis nol.
Hipotesis yang mengandung pernyataan yang menyangkal dan biasanya di tulis dengan (Ho).
10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Rineka CIpta,
2002), h 68
11Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Penelitian Praktis, (Jakarta; Bina Aksara, 1988), h 2
(23)
11
2. Hipotesis Alternatif atau di sebut juga hipotesis kerja.
Hipotesis yang isinya mengandung pernyataan yang tidak menyangkal dan biasa di tulis dengan (Ha).12
Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah : a. Hipotesis Awal :
Menyatakan tidak adanya pengaruh kemampuanmembaca al-Qur’an anak antara pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak.
b. Hipotesis Alternatif :
Menyatakan adanya pengaruhkemampuan membaca al-Qur’an anak antara pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak.
G. Definisi Opersional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran maksud dan tujuan penelitian serta permasalahan yang dibahas dalam judul skripsi ini, kiranya perlu dijelaskan beberapa istilah yang termaktub dalam judul skripsi ini, yaitu :Pengaruh Penarapan Metode Tilawati Terhadap Kemampuan Baca
al-Qur’an 1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada dari suatu (benda, orang, dan lain-lain) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
12Ibid
(24)
12
perbuatanseseorang.13Yang dimaksud disini adalah adakah peruabahan yang terjadi bila mana pembelajaran al-Qur’an di sajikan dengan menggunakan cara tertentu.
2. Penerapan
Komparasi berasal dari bahasa indonesia terap yang berbentuk sebagai kata benda yang berati bertukir, menjadi penerapan karena mendapatkan imbuhan pe dan anyang berarti pemasangan, pengenaan, atau perihal mempraktekkan.Dan yang di maksud penerapan dalam penelitian ini adalah abila metode ini di pakai atau diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an maka diharapkan akan tercipta sebuah pembelajaran yang ideal.14
3. Metode Tilawati
Metode adalahcara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan prinsip dan pratek-praktek pengejaran bahasa.15Adapun yang dimaksud Metode dalam judul ini adalah carapembelajaran santri agar bisa membaca al-Qur’an dengan baik.
Sedangkan Tilawati adalah pembelajaran secara perlahan lahan dengan mengunakan lagu Rose.16
4. Kemampuan
13Tanti Yunair Sip, TimAgung media mulia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1987), h 469
14Tanti Yunair Sip, TimAgung media mulia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1987), h 583
15Ibid, h 348
(25)
13
Kemampuan berasal dari kata mampu, mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang berarti mampu, bisa, dapat mencapai suatu obyek. 5. Membaca al-Qur’an
Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu. Sedangkan al-Qur’an menurut bahasa adalah merupakan kata benda bentuk dasar yang bersinonim dengan kata “al - Qira’ah” berarti bacaan, sedangkan menurut istilah, al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada umatnya secara mutawattir, dan yang membacanya adalah ibadah.
6. Anak adalah pihak yang merupakan obyek kepentingan dalam pendidikan.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang di kembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.17
2. Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti yang berupa fakta ataupun angka, data yang diperlukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
(26)
14
Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, data kualitatif dinyatakan dalam kata atau kalimat. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah :
1) Sejarah singkat Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
2) Proses pembelajaran Tilawati.
3) Hasil pembelajaran membaca al-Qur’an. b. Data Kuantitatif
Data kuantitatifyaitu dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau pengukuranyang dapat dihitung dan diukur. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah :
1) Jumlah tenaga pengajar di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
2) Jumlah santri di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
3. Sumber Data
Sumber data adalah obyek dari mana data di peroleh. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Library Research
Yaitu sumber data yang diperoleh peneliti dari buku karangan para ahli yang sesuai dengan masalah yang di teliti,
(27)
15
termasuk dalam hal ini karya ilmiah makalah serta terbitan-terbitan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. b. Field Research
Yaitu sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian. Dari jenis data ini maka sumber data dalam penelitian ada dua yaitu :
1) Sumber Data Primer
Yaitu sumber data yang memberikan data langsung dari tangan pertama. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah guru dan coordinator tim Tilawati.
2) Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data pelengkap.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah santri/siswa. 4. Penentuan Populasi Dan Sampel
Populasi adalah kumpulan obyak penelitian.Sedangkan sample adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti.18
Penelitian ini tidak dilakukan terhadap populasi secara keseluruhan, melainkan dilakukan terhadap sebagian dari populasi tersebut dengan menggunakan sampel purposif. Yang dimaksud sampel purposif adalah pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan tertentu sehingga memenuhi
18Asep Saiful Muhtadi et. Al, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung; Pustaka Setia, 2003), h 153
(28)
16
keinginan dan kepentingan peneliti.Maksudnya peneliti memilih sampel dari aspek tertentu, peristiwa tertentu dan siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu.
Untuk itu dalam penelitian ini peneliti sengaja menentukan sampel yang akan menjadi fokus penelitian yaitu koordinator tim Tilawati, guru dan siswa.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode adalah cara untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan. Karena baik buruknya suatu penelitian sebagian tergantung pada tehnik pengumpulan data. Agar dalam penelitian ini memperoleh data yang valid, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Metode Observasi
metode observasi adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang di teliti.19Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang cara pembelajaran Tilawati di SD Kyai Ibrahim dan hasil belajar membaca al-Qur’an anak.
b. Metode Dokementasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dokumen, catatan, transkip, surat kabar,
(29)
17
majalah, prasasti, notulen,leger, agenda dan sebagainya.20Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai sejarah berdirinya YSPI SD Kyai Ibrahim, data tentang guru dan karyawan, serta jumlah santri.
c. Metode Wawancara Atau Interview
Metode wawancara atau interview merupakan tehnik pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan responden (informan) yang dikerjakan dengan sistematis dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman wawancara).21Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang data yang berkaitan dengan YSPI SD Kyai Ibrahim Surabaya., data tentang cara pembelajaran At-Tartil, data tentang hasil belajar membaca al-Qur’an.
6. Metode Analisis Data
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan anilisis data statistik sederhana yang berupa Analisis Regresi. Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai dari satu variabel
20Ibid,h 193 21Ibid, h 193
(30)
18
dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui. Hubungan tersebut dinyatakan daam bentuk persamaan, dimana nilai dari satu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan nilai dari variabel lain yang tak ketahui.22
Adapun analisis regresi digunakan peneliti untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Penerapan metode Tilawati (X) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an (Y) dan rumus yang digunakan adalah rumus regsresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut:
Y=a+bX Keterangan:
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y ketika harga X
b : Angka arah atau koefisien regresi, (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.23
22Ine.I.Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistika Pendidikan, (Jkarat:Bumi Angsara,1993), h 248
(31)
19
Sedangkan nilai a dan b dihitung dengan rumus sebagai berikut: a= ∑ ∑ �
2 − ∑ ∑
� ∑ �2− ∑ 2
b= � ∑ − ∑ ∑ � ∑ − ∑ 2 24
Analisis ini merupakan tahap menginterpretasikan hasil pengolahan data yang telah dilakukakan terdahulu setelah mendapatkan hasil maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan hasil tersebut dengan tabel regresi dengan taraf signifikan 5%. Apabila nilai yang dihasilakan, dari Freg >Ftabel maka hasil yang diperoleh signifikan. Namun bila nilai yang dihasilkan dari Freg<Ftabel maka hasil yang diperoleh non signifikan yang berarti hipotesis yang dilakukan ditolak.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian yang berjudul “pengaruh penerapan metode tilawati terhadap kemampuan baca al-Qur’an siswa kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya”menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan, penjabarannya yaitu: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, TujuanPenelitian, Kegunaan Penelitian, Penelitian terdahulu, Definisi
24Ibid, h 262
(32)
20
Operasional, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian,dan Sistematika Pembahasan.
Bab II
Landasan teori, yaitu merupakan tinjauan tentang penerapan, tinjauan tentang metode tilawati, tinjauan tentang kemampuan baca dan tinjauan tentang pengaruh pengaruh penerapan metode tilawati terhadap kemampuan baca al-Qur’an siswa kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya.
Bab III
Metode penelitian, berisi tentang rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
Laporan Penelitian, yang merupakan hasil penelitian dan terdiri dari gambaran umum objek penelitian, penyajian data, dan analisis data.
Bab V
Kesimpulan dan Saran, yang berisi tentang kesimpulan dari semua isi atau hasil penelitian, dan juga beberapa saran yang perlu penulis sampaikan kepada pihak yang terkait.
(33)
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Tilawati
1. Pengertian Metode
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara yang sitematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila kata metode disandingkan dengan kata pembeljaran, maka berarti suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran tertentu.
Metode bisa juga diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya dalam proses belajar mengajar. Metode dalam pandangan Arifin berati suatu jalan yang dilalui untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.23
23
Ahmad Munjin Nasih, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT Refika Aditama, 2009), h. 29
(34)
22
2. Macam – Macam Metode Belajar
Untuk memberikan wawasan, perbandingan dan sekaligus untuk membuktikan adanya relevansi antara metode tilawati dengan metode mengajar secara umum, maka perlu kiranya penulis kemukakan beberapa macam metode mengajar menurut pendapat beberapa ahli sebagai berikut : a. Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Beroreintasi
Standar Proses Pendidikan mengemukakan berbagai metode mengajar yaitu :
1) Metode Ceramah 2) Metode Demonstrasi 3) Metode Diskusi 4) Metode Simulasi
a) Sosiodrama b) Psikodrama c) Role playing24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Metode
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang harus diperhatikan dalam penerapan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara dalam penyajian bahan pengajaran, yaitu :
24
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: , PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006), h. 148
(35)
23
a. Tujuan Intruksional Khusus merupakan unsur utama yang harus dikaji dalam rangka menetapkan metode. Cara-cara atau metode-metode yang hendak dipergunakan itu harus disesuaikan dengan tujuan, karena tujuan itulah yang menjadi tumpuan dan arah untuk memperhitungkan efektivitas suatu metode.
b. Keadaan Murid-murid merupakan unsur yang harus diperhitungkan, karena metode-metode yang hendak ditetapkan itu merupakan alat untuk menggerakkan mereka agar dapat mencerna atau mempelajari bahan yang akan disajikan.
c. Materi atau Bahan Pengajaran harus dikuasai oleh guru hendaknya mengarah kepada sifat spesialisasi atas ilmu atau kecakapan yang diajarkan.
d. Situasi adalah suasana belajar atau keadaan kelas.
e. Fasilitas atau segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya atau memperlancar kerja dalam mecapai suatu tujuan.
f. Guru sangat berpengaruh sebagai pelaksana dan pengembangan program kegiatan belajar mengajar.
g. Kelebihan dan kekurangan suatu metode seharusnya tidak perlu diperdebatkan, dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan penuh kepastian bahwa metode inilah yang “paling efektif” dan
(36)
24
metode itulah yang “paling buruk”, karena hal itu amat bergantung kepada banyak hal.25
4. Pengertian Metode Tilawati
Membaca al-Qur’an (tilawatul/qira’atul Qur’an) adalah salah satu ibadah yang banyak mengandung keutamaan. Ia adalah pintu gerbang meraih petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur’an. Siapa pun yang menginginkan petunjuk dari Allah pasti akan menjadikan tilawatul Qur’an
sebagai ibadah unggulannya. Siang dan malam ia tidak akan menjauh dari al-Qur’an. Bibir kering dan kerongkongan serak bukan halangan untuk mendapatkan keutamaan kitab suci itu.26
Untuk memompa semangat belajar al-Qur’an, amat penting mengetahui keutamaan membaca dan mengajarkannya. Diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah sesuai dengan isi kandungan hadis-hadis berikut ini.
a. Hadis dari Utsman bin Affan r.a., Rasulullah saw. bersabda,
ﱠنﺴأ
ﺴلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ﺴلﺎﺴ
ﺸُُﺮﺸـﺴﺧ
ﺸﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴـ
ﺴنآ ﺸﺮُﺸﺒ
ُ ﺴﱠ ﺴﺴو
Artinya:
“Dari Rasulullah S.A.W bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)27
25
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 137-143
26
Ibid, h. 33
27
al-Bukhari, al-Jami’ al-Sahih al-Musnad Min Hadith Rasul Allah saw Wa Sunanihi Wa Ayyamihi, Juz 15, h. 439. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
(37)
25
Hadis tersebut menegaskan bahwa orang yang belajar al-Qur’an, lalu setelah bisa, mengajarkannya kepada orang lain, adalah orang terbaik yang akan mendapatkan banyak kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
b. Bacaan al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi pembacanya, seperti hadis dari Abu Umamah, Rasulullah saw. bersabda,
ُ ﺸِ ﺴﲰ
ﺴلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ُلﻮُﺴـ
ﺒو ُ ء ﺴﺮﺸـﺒ
ﺴنآ ﺸﺮُﺸﺒ
ُﱠِﺈﺴ
ِﰐﺸﺄ ﺴ
ﺴمﺸﻮﺴـ
ِﺔﺴﺎ ﺴ ِﺸﺒ
ﺎ ًِﺴ
ِِ ﺎ ﺴﺸﺴ ِﻷ
Artinya:
“Aku mendengar Rasulullah S.A.W telah berkata ; Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)28
c. Para pembaca al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat29, Rasulullah saw. bersabda,
ﺴلﺎﺴ
ُلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ﺸﺴ
ﺴأ ﺴﺮﺴـ
ﺎً ﺸﺮﺴ
ﺸِ
ِبﺎﺴ ِ
ِﱠ ﺒ
ُﺴ ﺴـ
ِِ
ٌﺔﺴ ﺴﺴ
ُﺔﺴ ﺴﺴﺸﳊﺒ ﺴو
ِﺮﺸ ﺴِ
ﺎﺴ ِﺎﺴﺜ ﺸﺴأ
ﺴ
ُلﻮُﺴأ
ﱂﺒ
ٌفﺸﺮﺴ
ﺸِﺴ ﺴو
ٌ ِ ﺴأ
ٌفﺸﺮﺴ
ٌمﺴﺴو
ٌفﺸﺮﺴ
ٌ ِﺴو
ٌفﺸﺮﺴ
Artinya:“Rasulullah S.A.W bersabda; Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, ia mendapat satu kebaikan dan tiap kebaikan mendapat
28
Abu Husayn Muslim Ibn Hajjaj Ibn Muslim Qushayri Naysaburi, Jami’ al-Sahih, Juz 4, h. 231. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
29
Syaikh Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits, Dalil-dalil Pilihan Enam Sifat utama (Yogyakarta : Ash-Shaff, 2007), h. 288
(38)
26
pahala lipat sepuluh. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Turmudzi)30
Untuk mempelajari al-Qur’an, langkah pertama yang harus dilakukan adalah belajar membacanya. Jika seseorang sudah bisa membaca tulisan, maka setelah itu orang tersebut dapat menulisnya, sampai orang tersebut mengetahui maksud dari apa yang telah dibacanya.
Dasar membaca dalam al-Qur’an sudah diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan
30
Muhammad Ibn ‘Isa al-Tirmidhi, as-Sahih Sunan al-Tirmidhi, Juz 10, 153. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
(39)
27
perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (Q.S al-‘Alaq: 1 – 5).31
Ayat di atas mengungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu langkah awal dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan kemudian timbul suatu pemahaman dan terciptalah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, belajar membaca al-Qur’an dibutuhkan usaha dan kesabaran yang tinggi untuk dapat membacanya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Bahkan kita disyaratkan membaca al-Qur’an dengan tartil.
Tartil adalah membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan dan tidak terburu-buru dengan bacaan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana dijelaskan di beberapa buku tajwid.
Cara membacaa al-Qur’an tersebut wajib menggunakan Tajwid dengan menyesuaikan bacaannya (Tahqiq, Tartil, Tadwir atau Hadr). Tajwid secara bahasa berarti ‘memperbagus’. Sedangkan secara istilah berarti melafalkan huruf-huruf dalam al-Qur’an dengan benar dan sesuai ketentuan
makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) serta melembutkan pengucapannya, tidak berlebihan, kasar, tergesa-gesa, atau dipaksakan. Faedah Ilmu Tajwid adalah : supaya lisan kita terjaga dari kesalahan di dalam membaca Kitabullah al-Qur’an.
31
al-Qur’an dan terjemah, surat 96 (al-‘Alaq ) :1-5, (Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2006), h. 597
(40)
28
Seiring perkembangan zaman, banyak sekali metode-metode pembelajaran membaca al-Qur’an terbaru yang ditujukan agar anak dapat belajar dengan mudah dan riang.
Dahulu, orang tua kita belajar membaca al-Qur’an dengan memakai buku pegangan Qaidah Bagdadiah. Orang-orang sunda menyebutnya
tuturutan dan orang Jawa mengatakan turutan. Buku tersebut menjadi standar para pemula untuk belajar al-Qur’an di hampir seantero jagad. Bukunya tipis dan langsung diikuti oleh juz ‘amma alias juz ke-30. Pada masanya, Qaidah Bagdadiah merupakan terobosan cemerlang yang berabad-abad dipakai di seluruh dunia Islam dalam memperkenalkan huruf-huruf al-Qur’an.
Salah satu karakter metode ini adalah setiap kali hendak membaca satu kata atau satu kalimat, harus dieja dahulu. Misalnya, QUR’ANUN maka dieja terlebih dahulu seperti ini: qaf dhammah- ra sukun QUR, alif fathah A, nun dhammatain NUN, QUR’-A-NUN. Jadi metode terdahulu tersebut sangat praktis tapi agak njlimet. Membutuhkan waktu yang lama untuk dapat membaca al-Qur’an.
Sekarang, banyak metode belajar membaca al-Qur’an yang baru, semuanya praktis dan lebih gampang. Kita yang belum lancar atau belum mampu membaca al-Qur’an sama sekali, bisa memakai metode baru itu. Banyak sekali lembaga pendidikan al-Qur’an menggunakan metode-metode yang baru tersebut untuk menunjang keberhasilan peserta didiknya dalam hal membaca al-Qur’an. Beragam pula cara yang dipakai dalam suatu metode,
(41)
29
mulai dari cara membaca cepat atau model baca cepat, membaca dengan menyelipkan lagu-lagu tilawah, atau membaca dengan melafalkan huruf dengan suara keras.
Salah satu metode yang berkembang saat ini adalah metode Tilawati, Metode tilawati dalam pembelajaran al-Qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca al-Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast. Rast adalah Allegro
yaitu gerak ringan dan cepat.32
Metode Tilawati merupakan metode belajar membaca al-Qur’an yang menggunakan nada-nada tilawah dengan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan teknik baca simak.33 Dengan penerapan lagu dalam bacaan al-Qur’an siswa akan lebih senang dalam proses pembelajaran dan gemar membaca al-Qur’an sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Dan diantara lembaga-lembaga pendidikan al-Qur’an yang menggunakan metode Tilawati adalah YSPI SD Kyai Ibrahim Surabaya.
5. Penerapan Metode Tilawati
32
M.Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), cet.3, h. 28
33
Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, Surabaya, Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, 2010, h. 4
(42)
30
Adapun teknik yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an adalah sebagai berikut :34
a. Klasikal
Klasikal adalah Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama – sama atau berkelompok dengan menggunakan alat peraga. Dalam teknik ini biasanya diberi waktu 15 menit. Manfaat Klasikal praga adalah agar santri terbiasa dengan bacaan yang dibaca sehingga santri mudah untuk melancarkan bacaannya. Selain itu dengan teknik klasikal ini santri mudah dalam penguasaan lagu rost, sehingga santri mampu untuk melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah pada halaman akhir.
Dalam menerapkan klasikal peraga diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh dikurangi.
2) Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena sebagai komando agar santri ikut membaca.
3) Tidak diperkenankan menunjuk salah satu santri untuk memimpin klasikal atau menunjuk santri untuk membaca. 4) Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas dan
lantang, untuk menggugah semangat belajar santri. b. Baca Simak
34
(43)
31
Baca simak adalah adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak dengan durasi waktu 30 menit. Manfaatnya adalah selain santri tertib dan tidak ramai pembagian waktu setiap santri adil. Baca simak juga melatih santri untuk bersikap toleransi terhadap temannya yang membaca, sehingga santri yang tidak membaca itu bisa menyimak dan mendengarkan yang sama dengan membaca dalam hati.
Oleh karena itu maka apabila dilakukan pengajaran baca simak maka Allah akan memeberikan rahmat kepada kita sebagaimana firmanNya :
Artinya:
”Dan apabila dibacakan al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al A’rof : 204)35
Penerapan Tehnik Baca Simak :
35
Al-Qur’an dan terjemah, surat 7 (Al-A’raf ) :204, (Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2006), h. 176
(44)
32
1) Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman yang akan dibaca.
2) Baca Simak diawali dengan membaca secara klasikal pada halaman yang akan diajarkan pada pertemuan tersebut. Sedangkan tehnik yang digunakan disamakan dengan tehnik klasikal peraga pada saat itu.
3) Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masing-masing santri membaca 1 halaman penuh dalam bukunya.
c. Evaluasi Harian ( Kenaikan Halaman)
Evaluasi dalah penilaian yang dilakukan setiap hari oleh guru untuk menentukan kenaikan halaman buku tilawati secara bersama dalam satu kelas. Pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70 persen.
2) Halaman dilanjutkan apabila santri yang lancar minimal 70 persen
B. Kemampuan Membaca al-Qur’an
1. Pengertian Kemampuan Membaca al-Qur’an
Untuk memahami pengertian kemampuan membaca al-Qur’an yang penulis maksudkan, terlebih dahulu harus diketahui apa hakikat membaca itu. Namun terlebih dahulu penulis jelaskan pengertian dari al-Qur’an itu sendiri, sehingga akan tampak hubungan antara membaca dan al-Qur’an. melihat
(45)
33
tulisan dan pengertian atau dapat melisankan apa yang ditulis. al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk Masdar, yang berarti bacaan, sedangkan menurut istilah yaitu :
: و ﷲﺒ ﻰ ﱯ ﺒ ﻰ لﺰ ﺒ ﺰﺠ ﺒ بﺎ ﺒ ﻮ نﺒﺮ ﺒ
ﺪ ﺒ ﺮ ﺒﻮ ﺒﺎ لﻮ ﺒ ﺎ ﺒ ﰱ
ﺒ
و
Artinya:
“Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifkebenaran kenabian Muhammad) yangditurunkan kepada Nabi Muhammad SAWyang ditulis dalam mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawattir dan dipandang ibadah membacanya”.
Adapun yang dimaksud dengan pengertian membaca adalah sebagai berikut :
Membaca adalah melihat tulisan dan pengertian atau dapat melisankan apa yang ditulis. Membaca dalam bahasa arab adalah
أر
jika dijadikan f i’il amr berubah menjadiأ
ر
–
أ
ر ﯾ
–
أ
ر ا
m
akaberarti pemerintah supaya membaca. Dan wahyu yang pertama kali turun pada diri Rosulallah SAW adalah perintah untuk membaca. Sebagaimana firman Allah dalam surat AL – Alaq, ayat 1-3 :
(46)
34
Artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah”.36
Perintah di atas menurut Prof. DR. Hasan langgulung adalah pertanda akan bangkitnya suatu peradaban baru di atas permukaan bumi ini. Dengan turunnya ayat ini manusia diperintahkan untuk membaca, disatu pihak membaca melibatkan proses mental yang tinggi, melibatkan proses pengenalan (cognition), ingatan (memories), pengamatan (perception), pengucapan (verbalition), pemikiran (reasoning), daya kreasi (kreatifiti) disamping proses fisiologi.37
Adapun dasar pengajaran al-Qur’an adalah bersumber dari ajaran agama islam yang tertera dalam al-Qur’an dan as –Sunnah. Dalam hal ini Ahmad D. Marimba Secara singkat mengatakan : “Dasar pendidikan agama Islam adalah firman Allah dan Sunnah Rasulallah SAW. Kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka Sunnah Rosul yang menjadi fondamennya38
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dasar pendidikan
36
Departemen Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahnya,, (Semarang : CV.TohaPutra, 1990), h. 1079
37
Hasan langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Pustaka Al-Husnah,1985), Cet, 3 h. 9
38
Ahmad D. marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif), h. 41
(47)
35
agama islam adalah al-Qur’an dan Hadits, sebab keduanya merupakan landasan pokok bagi umat islam yang sekaligus juga sebagai pedoman hidup dalam rangka melaksanakan ajaran agama islam. Oleh karena itu sebagai umat islam yang baik wajib belajar membaca al-Qur’an yang biasanya peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an di wilayah masing-masing.39
Dari keempat dasar yang telah penulis sebutkan, jelaskan bahwa keberadaan pengajaran pendidikan baca tulis al-Qur’an di Indonesia mempunyai fondasi yang kuat. Dan hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan pengajaran / pendidikan al-Qur’an agar terbentuk suatu masyarakat yang tingkah lakunya dijiwai oleh nilai-nilai al-Qur’an
2. Tujuan Pengajaran Membaca al-Qur’an
al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril, yang tertulis dalam suhuf-suhuf setelah sunnah. Disamping itu al-Qur’an adalah pemberi petunjuk-hukumnya sesuia dengan maslahat segala bangsa, dalam segala zaman dan tempat.
Dengan memperhatikan kedua pengertian tentang membaca diatas, maka hendaknya dipahami bahwa bukan hanya melihat tulisan dan mengerti atau data dapat melisankan apa yang tertulis, akan tetapi juga harus diartikan sebagai usaha untuk mengamati, menghayati, mendifinisikan segala fenomena alam raya yang harusdiiringi dengan eksperimen dan berfikir logis
39
(48)
36
ilmiah.
Oleh karena itu untuk menyongsong era informasi, globalisasi dan era tinggi landas pembangunan nasional, maka diperlikan usaha yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan minat baca umat maupun minat baca masyarakat Indonesia secara keseluruhan agar dengannya akan meningkatkan kualitas manusia Indonesia baik dimasa kini atau dimasa yang akan datang.
Apabila umat islam sudah mempunyai kemampuan dalam membaca al-Qur’an, maka tak diragukan akan mendorongnya juga untuk belajar dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan di luar ilmu agama, seperti yang terjadi pada masa keemasan islam.40
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bisa merumuskan pengertian membaca al-Qur’an. Membaca al-Qur’an adalah suatu aktivitas yang disertai oleh sebagai indra untuk memahami al-Qur’an dengan jalan melihat, mengerti, melisankan, dan melahirkan pikiran atau perasaan dalm tulisan. 3. Dasar Pengajaran Membaca al-Qur’an
Pengajaran adalah bagian dari pendidikan, pendidikan lebih luas dari pada pengajaran, pendidikan meliputi pengajaran.41 Demikian juga halnya dengan pengajaran membaca al-Qur’an adalah bagian dari pendidikan agama islam
Setiap mukmin harus yakin bahwa membaca al-Qur’an adalah
40
Ibid, h. 85
41
Ahmad Tafsir. Metedologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 5
(49)
37
perbuatan yang mulia dan berpahala, sebab yang dibaca adalah kalamullah. Sebagai modal dasar menggali dan mengkaji isi (kandungan) al-Qur’an, hal pertama yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk membacanya. Tanpa adanya kemampuan membaca al-Qur’an, maka akan tipis sekali harapan seseorang untuk mempelajarinya.
Di Indonesia masalah kemampuan membaca al-Qur’an dikalang generasi muda islam sempat menimbulkan keprihatinan yang mendalam dari para tokoh umat islam termasuk pemerintah sendiri. Hal ini dikarenakan mayoritas dari generasi muda islam itu masih banyak yang buta huruf al-Qur’an.
Setiap aktivitas manusia selalu didasarkan atas pencapaian tujuan, baik yang dirumuskan sebelumnya atau tidak. Akan tetapi semua aktivitas itu diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Lebih-lebih dalam proses belajar mengajar al-Qur’an tentu mempunyai yang jelas yang diciptakan.
Adapun tujuan pengajaran al-Qur’an bagi anak antara lain :
a. Supaya anak-anak pandai membaca al-Qur’an dengan baik dan benar b. Supaya anak-anak bisa belajar bahasa arab, sehingga pandai membaca
kitab-kitab agama yang banya ditulis dalam bahasa arab.
c. Supaya anak-anak pandai membaca bahasa Indonesia yang ditulis dengan hurufarab melayu.42
42
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa Al-Qur’an), (Jakarta: PT.HidaKarya Agung, 1983), h. 5
(50)
38
Berdasarkan tujuan diatas, maka anak didik dalam pengajaran al-Qur’an dituntut mampu membaca al-al-Qur’an dengan baik dan benar. Belajar membaca al- Qur’an yang tepat merupakan hal yang penting dan bermanfaat sekali. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya pengajaran membaca al-Qur’an adalah agar supaya anak-anak dapat membaca dan menulis huruf al-Qur’an denganbaik dan benar sehingga dapat dipahami oleh manusia umumnya dan umat islam dan dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tadarus ini sangat bagus, karena dalamnya terdapat proses belajar membaca al-Qur’an secara bergilir dan merata dengan disemak oleh guru-guri dan juga mempraktekkan bacaan tajwid dengan tes oleh guru-guru.
4. Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur’an
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor-faktor internal
Di dalam membicarakan faktor internal ini, akan di bahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikolgis dan faktor kelelahan.
1) Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat,
(51)
39
motif, kematangan dan kesiapan. 3) Faktor kelelahan
Kelelahan dalam seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.43
b. Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a) Cara orang tua mendidik b) Relasi antara anggota keluarga c) Suasana rumah tangga
43
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Renika Cipta, 1995) Cet-5, h. 54.
(52)
40
d) Keadaan ekonomi keluarga 2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode balajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberandannya siswa dalam masyarakat.
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat. b) Mass media.
c) Teman bergaul.
d) Bentuk kehidupan masyarakat .
Disamping kedua faktor tersebut, Muhibbin syah dalam bukunya menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya faktor internal dan eksternal saja, tetapi ada faktor yang lain yakni faktor pendekatan belajar yang juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajarr deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar
(53)
41
surface atau reproductive.44
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi belajar di atas, pada dasarnya menenkankan pada perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilakan manusia-manusia yang memeliki karakteristik sebagai berikut :
a) Pribadi yang mandiri b) Pelajar yang efektif c) Pekerja yang produktif
d) Menjadi anggota masyarakat yang baik.45
Dalam mempersiapkan anak membaca dan khususnya dalam membaca al-Qur’an yaitu bertujuan agar mereka memiliki kesiapan fisik ataupun psikologis untuk membaca dengan baik. Kesiapan membaca pada umumnya dimaksudkan untuk menemukan waktu yang tepat, dan seorang anak dapat belajar tanpa menemukan kesulitan, artinya sifat antara anak satu dengan anak lainnya berfariasi, dan kesiapan membaca pada anak yaitu mencakup :
a) Perkembangan fisiologis
b) Perkembangan Sosial dan Emosional c) Perkembangan Psikologi
44
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.Ke-12, h. 156 45
Mohammad Surya, Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 50
(54)
42
d) Perkembangan Kognitif (Mental) e) Perkembangan Psikomotorik46
Faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca al-Qur’an pada peserta didik selain dari dalam diri, sebagaimana ungkapan Mahfudz Mahmud, adalah bagaimana sikap guru atau pengajar dalam menyampaikan materi al-Qur’an, kerelevanan metode yang digunakan dalam mengajar, adanya motivasi, baik dari sang guru maupun dari keluarga (orang tua).47 Pada dasarnya dalam belajar membaca al-Qur’an hal yang paling utama bagaimana peserta didik itu tidak merasa tertekan atau dalam arti tidak dipersulit dan anak tidak merasa kesulitan, karena hal ini dikhawatirkan pada nantinya peserta didik bisa trauma atau phobia untuk membaca al-Qur’an.
Menurut Tampubolon kemampuan membaca pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
a. Kompetensi Kebahasaan
Penguasaan bahasa (bahasa Indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca juga pengelompokan kata. Afiksasi dalam bahasa Indonesia
46
Nur Widodo dan endang Poerwanti, Perkembangan Pendidikan, (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2002), h. 39 - 40
47
Mahfudz Mahmud, “Lebih Memotivasi tapi kualitas harus ditunjukkan”,Khazanah Keluarga, (Solo: 2004), h. 4
(55)
43
memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu bagian tata bahasa ini perlu dikuasai dengan benar.
b. Kemampuan Mata
Keterampilam mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.
c. Penentuan Informasi Fokus
Menentukan lebih dari informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.
d. Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca
Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menentukan informasi fokus yang diperlukan.
5. Fleksibilitas Membaca
Kemampuan menyesuaikan strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca dan gaya membaca (santai, serius dengan konsentrasi), dan kondisi baca merupakan suatu tujuan dari membaca informasi fokus dan materi bacaan dalam arti keterbatasan.
6. Kebiasaan Membaca
Minat (keinginan, kemauan dan motifasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya
(56)
44
secara maksimal dalam diri seseorang.48
48
Jos Daniel Parera, Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Indonesia (LandasanFikir Dan Landasan Teori), (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), h. 136
(57)
(58)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Jenis metode penelitian ada dua yaitu metode kuantatif dan metode kualitatif. Metode kuantatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/saintific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit.empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sisitematis.
Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan metode kualitatif dinamakan metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postposivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni, dan disebut sebagai metode intrepretive karena data hasil
(59)
45
penelitian lebih berkenaan dengan intreprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.27
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.28 Dengan format deskriptif yaitu suatu penelitian dengan mengumpulkan data dilapangan dan menganalisa serta menarik kesimpulan dari data tersebut.29
Adapun rancangan penelitian adalah tahapan mencari kebenaran yang sistematis, maka harus mengutamakan metode ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka di perlukan penelitian sebagaimana yang dimaksud pelaksanaan penelitian, rancangan penelitian dipilih menjadi dua yaitu eksperimen dan non eksperimen. Penulis dalam rancangan penelitian ini menjadi lima tahapan yaitu:
27Prof.Dr.Sugiono, MetodePenelitianPendidikan (Bandung: Alfabeta,2013), h. 13-14 28Ibid, h. 14
(60)
46
1. Tahap pengidentifikasian masalah
Tahap ini merupakan tahap awal dalam penelitian di mana tahap ini penulis mencari berbagai permasalahan-permasalahan yang perlu mendapat perhatian secara cermat. Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian, hal ini menyangkut tentang objek penelitian, besar biaya yang diperlukan berapa lama waktu yang dipersiapkan misalnya proposal penelitian, surat-surat rekomendasi dan lain-lain. 2. Tahap perencanaan penelitian
Setelah penulis mengetahui segala permasalahan sehubungan dengan pelaksanan penelitian seperti pada pengidentifikasian masalah di atas. Penulis segera mengadakan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan di dalam tahap perencanaan. Hal ini seperti pembuatan proposal, mengadakan pendekatan objek penelitian serta mengurus surat-surat rekomendasi yang harus di persiapkan sebelum terjun ke lapangan. Di samping itu penulis mempersiapkan diri baik mental maupun fisik serta ilmu pengetahuan khususnya metodologi penelitian.
3. Tahap konsultasi
Sebagaimana dijelaskan dalam tahap perencanaan diatas, sebelum terjun untuk mengadakan penelitian terlebih dahulu harus membuat proposal penelitian, maka dalam tahap ini penulis
(61)
47
mengkonsultasikan proposal dan tahap-tahap penelitian kepada dosen pembimbing.
4. Tahap pembuatan instrumen
Setelah penulis melaksanakan penelitian yang sebenarnya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang dipergunakan didalam suatu penelitian guna memperoleh data dari pada responden. Disamping membuat instrumen-instrumen penelitian penulis mengadakan penelitian dengan memperoleh informasi atau masukan lebih lanjut tentang objek atau sasaran dalam penelitian dengan metode observasi secara langsung pada objek.
5. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini merupakan tahap penentuan untuk mencapai suatu tujuan penelitian, karena dalam tahap ini semua data yang diperlukan sehubungan dengan pokok permasalahan harus diperoleh. Agar permasalahan yang diajukan pada bab satu terjawab setelah data-data terjawab setelah data-data tersebut dianalisa. Dalam analisa ini penulis menggunakan analisa waktu yang telah ditentukan dengan seefektif mungkin dan seefisien mungkin terutama penyebaran angket dan penarikan dari responden.
(62)
48
B. Variabel, Indikator Dan InstrumenPenelitian
1. Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk diteliti sehingga memperoleh inforamsi tentang hal tersebut.30Menurut hubungan antara dua variabel dengan variabel yang maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen disebut juga variabel bebas. variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen.
d. Variabel intervening adalah variabel yang secara teorotis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak di amati dan diukur.
(63)
49
e. Variabel kontrol adalah varaibel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen tehadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.31
Adapun variabel yang digunakan oleh peneliti dari judul
“PENGARUH PENERAPAN METODE TILAWATI
TERHADAP KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V SD KYAI IBRAHIM SURABAYA” adalah
1) Pengaruh MetodeTilawati (X) variabel bebas 2) KemampuanMembaca al-Qur’an (Y) variabel terikat
2. Indikator
Tabel 3.1 Indkator Variabel
Variabel Indikator Sub indikator
Pembelajran Al-Qur,an dengan metode Tilawati (X)
Penataan kelas Ketertiban anak didalam kelas
Metode Membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan
individual dengan teknik Pendekatan Pembelajaran (pendekatan klasikal dan baca simak)
Media Praga Tilawati dan Buku Tilawati
(64)
50
Langkah-langkah pembelajaran
Salam dan membaca doa selama 15 menit
Klasikal dengan menggunakan praga tilawati selama 20 menit
Baca simak dengan menggunakan buku tilawati selama 25 menit
Kemampuan
Baca
Al-Qur’an (Y)32
Makhroj Melafalkan setiap huruf didalam Al-Qur’an dengan baik dan benar
Dapat membedakan suara dengan jelas huruf-huruf hijaiyah yang hamper sama
Tajwid Dapat mengucapkan dengan benar hukum bacaan nun sukun dan mim sukun
Dapat mengucapkan bacaan Mad dengan baik dan benar Kelancaran Dapat membaca dengan baik, lancar dan jelas
Dapat merangkai kata perkatadalam Al-Qur’an
(65)
51
3. Instrumen penelitian
Tahap ini penulis membuat instrumen atau alat penelitian sesuai dengan masalah yang diajukan dalam penelitian serta sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipergunakan yaitu:
a. Membuat instrumen angket untuksiswakelas V.
b. Membuat item interview untuk guru al-Qur’an/Tilawati.
Dalam instrumen angket rentangan nilai tiap-tiap jawaban adalah :
Jika jawaban A = 3 Jika jawaban B = 2 Jika jawaban C = 1
C. Populasi Dan Sampel
Menurut Suharsini Arikunto menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.33 adapun populasi
dari penelitian “PENGARUH PENERAPAN METODE TILAWATI
TERHADAP KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V SD KYAI IBRAHIM SURABAYA”ini adalah siswa kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya.
33SuharsiniArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek,(Jakarta:RinekaCipta, 2002,), h, 108
(66)
52
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.34 Adapun teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penelitian ini adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono sampling purposive
digunakan untuk teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau penelitian kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik.35
Sehubungan dengan penelitian ini maka penelitian yang digunakan adalah penelitian populasi. Penelitian populasi adalah penelitian yang menggunakan data secara keseluruhan. Dari penelitian ini yang di ambil adalah siswa kelas VSD Kyai Ibrahim Surabaya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan sebagai berikut:
34Ibid, h. 109
(67)
53
1. Library Research
Library Research yaitu pengumpulan informasi teoritis keilmuan dengan membaca sejumlah buku-buku dan lain-lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data perpustakaan digunakan library research yaitu riset perpustakaan.36 Dengan metode ini peneliti akan memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori.
2. Field Research
Field research merupakan suatu penelitian lapangan yang dilakukan terhadap objek pembahasan yang menitik beratkan pada kegitan lapangan. Melalui penelitian ini diharapkan akan memperoleh data yang sebenarnya.37 Untuk memperoleh informasi dan data di lapangan penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode interview
Adalah Sutrisno Hadi mengatakan bahwa interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan
36Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:Rineka Cipta,2002), h, 12
37Prof.Dr.H.M,Burhan Bungijn,Sos.M.Si, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2011), h. 55-56
(1)
97
Maka bisa dikatakan bahwa SD Kyai Ibrahim tidak menggunakan metode tilawati secara penuh atau sempurna.
Dan juga ada faktor-faktor yang menjadi kendala sehingga pembelajaran menggunakan metode tilawati belum terealisasikan secara maksimal, misalnya masih sering menggunakan metode individual, dan peraga yang jarang di gunakan dikarenakan satu guru memegang beberapa jilid dalam satu kelas sehingga pembelajaran al-Qur’an menjadi tidak efektif.
Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tilawati
terhadap kemampuan baca siswa kelas V di SD Kyai Ibrahim Surabaya
belum diterapkan sesuai dengan pakem tilawati pada umumnya. Memang
untuk media pembelajaran menggunakan buku atau jilid tilawati dan
sering mengadakan pelatihan dari metode tilawati itu, akan tetapi pakem
tilawati belum di terapkan secara penuh oleh lembaga..
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka, dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut.
Dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran al-Qur’an dengan
menggunakan Metode Tilawati ini peneliti mengharapkan :
1. Pembelajaran al-Qur’an diharapkan menggunakan lagu Rost
2. Diharapkan satu kelas maksimal berjumalah 15 siswa
3. Pertemuan diperbanyak selama 5 kali dalam seminggu atau jam
(2)
98
Dari beberapa saran dia atas peneliti berharap pembelajaran al-Qur’an di kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya dapat meningkatkan metode yang di pakai sesuai pakemnya.
Peneliti menyadari bahwa ini memiliki keterbatasan sehingga
diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah sampel agar
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Aan Minannurrohman, Koordinator Tim Al-Qur'an Yayasan Pendidikan Sosial Islam (YPSI) “SD Kyai Ibrahim” Siwalankerto III/15 Surabaya, Oktober 2013
AdnanSyarif, Psikologi Qur'an , (Bandung; Pustaka Hidayah, 2002)
Ahmad D. marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Al-Ma‟arif, Bandung
Ahmad Munjin Nasih, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Bandung : PT Refika Aditama, 2009)
Ahmad Tafsir. Metedologi Pengajaran Agama Islam, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1996
Al-Qur’an dan terjemah, surat 7 (Al-A’raf ) :204, (Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2006) Asep Saiful Muhtadi et. Al, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung; Pustaka Setia, 2003)
Daniel Parera Jos, Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Indonesia (LandasanFikir Dan
Landasan Teori), (Jakarta : PT. Grasindo, 1996)
Daradjat Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Daradjat Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta; PT Gunung Agung
,1969)
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung; Diponegoro, 2003)
Departemen Agama RI. al-Qur’an danTerjemahnya,.CV.TohaPutra,Semarang,1990
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: , PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006)
Faisal Sanafiah, Dasar-Dasar dan Teknk Menyususn Angket, Usaha Nasional(Surabaya,
1981)
Hadi Soetrisno, Methodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Affset, 1990)
Hadi Sutrisno, Metodologi Researsch, Jilid 2 (Yogyakarta: ANDI, 2000)
(4)
Hasan Abdurrahim, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, Surabaya,
Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, 2010
Hasan langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, Pustaka Al-Husnah, Cet, 3 1985
Huseini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara,+
Cetakan ke-4 April 2003
Ine.I.Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistika Pendidikan, (Jkarat:Bumi Angsara,1993)
M.MisbahulMunir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah,
(Surabaya: Apollo, 1997)
M. Quraish Shihab, Wawasan AL-Qur'an, (Jakarta; Mizan ,1997)
Mahmud Mahfudz, “Lebih Memotivasi tapi kualitas harus ditunjukkan”,Khazanah Keluarga,
Solo, 14 Mei 2004
MahmudYunus, Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahsa Al-Qur’an),PT.HidaKarya Agung,
Jakarta 1983
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, 2000
Mohammad Surya, Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, (Bandung : Pustaka Bani
Quraisy, 2004)
Nur Widodo dan Endang Poerwanti, Perkembangan Pendidikan, (Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang, 2002)
Prof.Dr.H.M,Burhan Bungijn,Sos.M.Si, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana,
2011)
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta,2013)
Prof.Dr.Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung:Alfabeta,2014)
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Renika Cipta, 1995)
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung:Alfabeta,2010)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:Rineka
(5)
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Penelitian Praktis, (Jakarta; Bina Aksara, 1988)
SuharsimiArikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)
Syaikh Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits, Dalil-dalil Pilihan
Enam Sifat utama (Yogyakarta : Ash-Shaff, 2007)
Tanti Yunair Sip, Tim Agung media mulia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai
Pustaka, 1987)
(6)