HUkum Humaniter Internasional

(1)

HUKUM HUMANITER

INTERNASIONAL

Kuliah : 1

PENGANTAR

Status : Wajib PK HI & Pilihan PK Lain Sks : 2 Sks

Smstr : 6

Dosen : M. Jhon, SH. MH Mardenis, SH. MSi


(2)

KONTRAK KULIAH

1. Mulailah perkuliahan dengan niat dan cara yang baik, semoga hasilnya baik.

2. Keterlambatan = < 15 menit

3. Berbicara bergantian dan Mhs mencatat setiap materi kuliah yang penting

4. Absensi, diisi / di tandatangani oleh mahasiswa yang hadir. 5. Meninggalkan R. Kuliah, seizin dosen = < orang.

6. Peserta UAS, hanya bagi Mhs dengan kehadiran = > 75 % x Tatap muka

7. Evaluasi : UTS = 30 % TGS= 20 % UAS= 50 %

Reward : NLAS + > 10 poin, bagi Mhs yang kreatif Punish : NLAS - > 10 poin, bagi Mhs yang nakal


(3)

POKOK & SUB POKOK BAHASAN

PENDAHULUAN

(Kuliah 1,2 dan 3)

• Peristilahan & Definisi

• Asas-asas, Tujuan dan Prinsip Umum

• Sejaran dan Peranan ICRC

• Hubungan Hk Humaniter dengan HAM

• Ruang Lingkup Hk Humaniter


(4)

Peristilahan dan Definisi

Peristilahan :

• Hukum Humaniter Internasional =HHI

(

International Humaniterian Law Applicable in

Armed Conflict)

. Dulu disebut dengan :

o Hukum Perang (Laws of war), kemudian berkembang menjadi

o Hukum Sengketa Bersenjata (Laws of Armed Conflict).

• HHI sebagai bagian dari HI, merupakan yang

paling tua dan pertama di kodifikasi.

• HHI merupakan bagian dari Hukum Publik

Internasional.


(5)

HHI mencakup:

1. Semua ketentuan internasional yang bermaksud melindungi :

o Orang yang menderita sebagai akibat pertikaian bersenjata.

o Objek yang tidak langsung mendukung usaha militer.

2. Semua ketentuan internasional, yang terdapat dlm perjanjian internasional maupun hukum adat

3. Semua ketentuan untuk mengatasi segala masalah perikemanusiaan yang daat dihadapi pada waktu pertikaian bersenjata (Internasional maupun Non Internasonal)

4. Semua ketentuan yang membatasi penggunaan senjata dan metoda perperangan.

5. Semua ketentuan yang melindungi orang maupun harta benda yang terkena pertikaian bersenjata


(6)

• Penggunaan Istilah sangat ditentukan oleh si

pengguna dan waktu penggunaannya, misalnya :

1. Pertikaian bersenjata, lebih tepat digunakan dari perang, disebabkan:

- Perang telah dinyatakan bertentangan dengan hukum. - Pihak yang terlibat dalam pertempuran belum tentu mengakui

keadaan perang.

2. Hukum Perikemanusiaan Intermnasional, biasanya dipakai dalam gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah.

3. Hukum Sengketa Bersenjata, digunakan di lingkungan militer. 4. Hukum Humaniter, lebih dikenal dikalangan akademisi


(7)

Pembagian Hukum Perang

A. Haryo Mataram, membagi HHI atas dua, yaitu :

1. Hukum yg mengatur mengenai cara dan alat berperang

(Hukum Den Haag / The Hague of Law)

2. Hukum yg mengatur mengenai perlindungan thd Kombatan dan Penduduk Sipil dari akibat perang (Hukum Jenewa / The Geneva of Law)

B. Mochtar Kusumaatmadja, membagi Hukum Perang atas :

1. Jus ad Bellum, yaitu hukum tentang perang, mengatur ttg dalam hal bagaimana negara dibenarkan menggunakan kekerasan bersenjata

2. Jus in Bello, yaitu hukum yg berlaku dalam perang, dibagi lagi menjadi 2 yaitu :

a. Hukum yang mengatur cara dilakukannya perang (Conduct of War). Bagian ini biasanya disebut The Hague Laws.

b. Hukum yg mengatur perlindungan orang-orang yg menjadi korban perang. Ini lazimnya disebut The Geneva Laws


(8)

Upaya Menghindarkan

atau

Menghilangkan Perang

Pembentukan LBB

Para pendiri sepakat untuk menjamin perdamaian dan keamanan, maka para anggota menerima kewajiban utk tidak memilih jalan perang, apabila mereka terlibat dalam permusuhan.

Pembentukan Briand Kellog Pact disebut juga dengan Paris Pact 1928

Anggota perjanjian ini menolak atau tidak mengakui

perang sebagai alat politik nasional dan mereka sepakat akan mengubah hubungan mereka hanya dengan jalan damai.


(9)

Perubahan Istilah

1. Sikap menghindari perang (Pembentukan LBB dan Briand Kellog), berpengaruh dlm penggunaan istilah,sehingga istilah hukum perang berubah menjadi Hukum Sengketa Bersenjata (Laws of Armed Conflict). Istilah ini banyak dipakai dalam Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol

Tambahannya.

2. Pada awal abad 20, Cara berperang dan

konsepsinya banyak dipengaruhi oleh azas

kemanusiaan (Humanity principle), maka istilah Hukum Sengketa Bersenjata (Laws of Armed Conflik), berubah dengan istilah Internasinal Humaniterian Law Aplicable in Armed Conflict (Humaniterian Internasional Law atau Hukum Hamaniter Internasional atau HHI)


(10)

Definisi Hukum Humaniter

1. Menurut Jean Picted

International humaniterian law in the wide sense is constitutional legal provision, whether written and costomary, ensuring respect for individual and his well being.

2. Geza Herzegh

Part the rules of public international law which serve as the

protection of individuals in time of armed conflict. Its place is beside the norm of warfare it is closely related to them but must be cleary ditinguish form these its purpose and sprit being different.

3. Mochtar Kusumaatmadja

Hukum humaniter adalah bagian dari hukum yang mengatur

ketentuan-ketentuan perlindungan korban perang, berlainan dengan hukum perang yg mengatur perang itu sendiri dan segala sesuatu yg menyangkut cara melakukan perang itu sendiri.


(11)

4. Esbjorn Rosenbland, merumuskan dengan membedakanb antara :

The Laws Armed Conflict, berhubungan dengan :

a. Permulaan dan berakhirnya pertikaian. b. Pendudukan wilayah lawan.

c. Hubungan pihak bertikai dengan negara netral. Sedangkan Law of warfare, antara lain mencakup : a. Metoda dan sarana berperang

b. Status kombatan

c. Perlindungan yg sakit, tawanan perang dan orang sipil.

5. Panitia Tetap (Pantap) Hukum Humaniter Deperteen

Hukum dan perundang-undangan merumuskan sebagai berikut :

Hukum Humaniter adalah keseluruhan azas, kaedah dan ketentuan internasional baik tertulis maupun tidak tertulis yg mencakup hukum perang dan hak azasi

manusia, bertujuan untuk menjamin penghormtan harkat dan martabat seseorang.


(12)

Asas HHI

1. Asas Kepentingan Militer (Military Necessity)

Pihak yg bersengketa dibenarkan menggunakan kekerasan utk menundukan lawan demi tercapainya tujuan perang.

2. Asas Perikemanusiaan (Humanity)

Pihak yg bersengketa diharuskan memperhatikan

perikemanusiaan, mereka dilarang utk menggunakan kekerasan yg dpt meimbulkan luka yg berlebihan atau penderitaan yg tdk perlu.

3. Asas Kesatriaan (Chivalry)

Dalam perang kejujuran hrs diutamakan, penggunaan alat-alat yg tdk terhormat, berbagai macam tipu muslihat dan cara-cara yg bersifat khianat diarang.

4. Asas Pembeda (Distinction Principles)

Apabila terjadi perang hanya Militer yang boleh membunuh dan dibunuh, sedangkan penduduk sipil, tawanan perang, wartawan, rohaniawan harus dilindungi.


(13)

KONSEP & TUJUAN HHI

Konsepsi HHI

• Hk Humaniter, bukan bermaksud melarang

perang, karena dari sudut pandang HHI perang

merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat

dihindari.

• Hk Humaniter mencoba mengatur agar perang

dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan

prinsip-prinsip kemanusiaan.

• Mohammed Bedjaori mengatakan bahwa tujuan

HHI adalah untuk memanusiawikan perang.


(14)

Beberapa Tujuan HHI

• Memberikan perlindungan thd kombatan

maupun penduduk sipil dari penderitaan

yang tidak perlu

(unnecessary suffering)

• Menjamin HAM yg sangat fundamental

bagi mereka yg jatuh ke tangan musuh,

hrs dilindungi, dirawat dan berhak

diperlakukan sebagai tawanan perang.

• Mencegah dilakukannya perang secara


(15)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

HHI

• HHI sama tuanya dengan perang itu

sendiri dan perang sama tuanya dengan

kehidupan manusia di bumi.

• HHI mempunyai perkembangan yg sangat

panjang dan telah banyak upaya yang

dilakukan untuk memanusiawikan perang.

• Upaya-upaya itu mengalami pasang surut,


(16)

Tahap tentang Upaya

memanusiawikan perang, yaitu :

1. Zaman Kuno, dengan upaya sebagai berikut :

• Para pimpinan militer memerintahkan pasukan mereka untuk menyelamatkan musuh yang

tertangkap, memperlakukan mereka dengan baik, menyelamatkan penduduk sipil, memperlakukan tawanan perang dengan baik.

• Sebelum perang dimulai, maka pihak musuh diberi peringatan terlebih dahulu, ujung panah tidak boleh di arahkan ke hulu hati.

• Segera setelah ada yang terbunuh dan terluka perang dihentikan selama 15 hari, semua prajurit ditarik dari medan pertempuran.


(17)

2. Zaman Pertengahan

• Pd Zaman ini HHI dipengaruhi oleh ajaran Kristen dan Hk Islam

• Sumbangan Ajaran Kristen, konsep “perang yang adil” atau “Just of war”.

• Sumbangan Hk Islam, perang sebagai “sarana

pembelaan diri” dan “penghapusan kemungkaran”.

Lihat Surat Al Baqarah : 190, 191, Surat Al Anfal : 39, Surat At Taubah : 5 dan Surat Al Haj : 39.

Prinsip kemanusiaan yang berkembang pada masa ini , misalnya mengajarkan tentang pentingnya :

Pengumuman perang;


(18)

3. Zaman Modern

a. Kemajuan dimulai abad ke 18 dan setelah

berakhirnya perang Napoleon, terutama th 1850 s/d pecahnya PD I. Praktek negara-negara kemuadian menjadi Hukum dan Kebiasaan dalam perang (Ius in bello)

b. Lahirnya Organisasi Palang Merah Internasional 1864. Atas jasa Hedry Dunant.

c. Presiden AS Abraham Lincoln, meminta Lieber (imigran Jerman) untuk menyusun aturan perang. Hasilnya adalah Instructions for Goverenment of Armies of the United State atau Lieber Code,

dipublikasikan 1863 memyat aturan-aturan rinci mengenai :

o Semua tahapan perang darat; o Tindakan perang yang benar; o perlakuan thd penduduk sipil;

o Perlakuan thd kelompok orang-orang tertentu (tawanan perang, yang luka dsb)


(19)

d.

Konv Jenewa 1864 ttg Perbaikan Keadaan

Tentara yg Luka di Medan Perang di Darat

(Konv. Ini sbg Konv. yg mengawali Konv.

Jenewa berikutnya), karena :

o Sbg langkah utama mengkodifikasi ketentuan perang di darat;

o Unit-unit dan personil kesehatan bersifat netral (tdk boleh diserang dan tdk boleh dihalangi dalam

melaksanakan tugas);

o Penduduk setempat yg membantu pekerjaan kemanusiaan bagi yg luka dan mati baik kawan maupun musuh tdk boleh dihukum;

o Konv. Ini memperkenalkan tanda palang merah di atas dasar putih sebagai tanda pengenal bagi

bangunan dan personal kesehatan (Tanda ICRC)

e.

Sejak masa ini Hukum Humaniter dari Hukum

kebiasaan berkembang menjadi Hukum


(20)

HUBUNGAN

HHI

DENGAN

HAM

• HHI dan HAM mempunyai tujuan yg sama yaitu perlindungan manusia, tetapi

• HHI dan HAM dilihat dari ruang lingkupnya merupakan dua bagian dari hukum yang berbeda, karena :

HHI :

diterapkan apbl terjadi pertikaian bersenjata;

Terdiri dari pert ttg perlindungan korban perang (Hk Jenewa)

dan metode dan sarana berperang (Hk Den Hag)

HAM :

Untuk menjamin hak dan kebebasan (sipil, politik, ekonomi,

sosial budaya setiap orang);

Tdp pada Hk Internasional dan Konstitusi negara yg harus

dipatuhi oleh semua orang/negara, hanya dpt tercapai pada masa damai.


(21)

TDP 3 PENDEKATAN HUBUNGAN

HHI dengan HAM

1. Pendekatan “Integrasionist” : HAM harus dilihat

sebagai satu bagian dari HHI. Jika dipandang secara kronologis pendekatan ini dibenarkan, karena HAM fdikembangkan setelah HHI.

2. Pendekatan “Separatist” : HAM dan HHI merupakan dua sistem hukum yg sama sekali tidak dapat

dikaitkan.

3. Pendekatan “Complementarist” : HAM dan HHI melalui suatu proses bertahap, berkembang sejajar dan saling melengkapi. Pendekatan ini akan menjadi

peretimabangan dalam mempelajari hubungan antara HAM dengan HHI


(22)

Hubungan HAM dengan HHI

• Dulu hubungan HAM dengan HHI tidak pernah

diperhatikan,

tetapi

• Pada akhir tahun 1960an hubungan kedua

bidang ini disadari, karena adanya prertikaian

bersenjata seperti perang kemerdekaan di Afrika,

konflik di Timur Tengah, Vietnam yang

menimbulkan permasalahan baik dilihat dari segi

HHI maupun HAM.

• Diadakannya Konferensi internasional mengenai

HAM di Taheran 1968, yang melahirkan Resolusi

XXIII tagl 12 Mei 1968 mengenai Penghormatan

HAM pada Pertikaian Bersenjata.

• Konferensi ini mendorong PBB untuk menangani

masalah HHI.

• Pengaruh HAM terhadap HHI tercermin dalam

Protokol Tambahan I dan II tahun 1977.


(23)

PERBEDAAN

HAM dengan HHI

1. HAM merupakan suatu hal yg masih muda dalam sistem Hk Publik Internasional, sedang HHI yg dulu dikenal dengan Hk Perang

dianggap sebagai hukum yang paling lama / tua di bidang Hk Publik Internasional.

2. HAM disusun untuk berlaku pada masa damai, sedangkan HHI diciptakan pada masa berlangsungnya pertikaian bersenjata. 3. Ktt-ktt HAM dimaksudkan utk menjamin penghormatan hak

kebebasan setiap orang spy terlindungi dari penyalahgunaan kekuasaan oleh institusi pemerintah sehingga setiap orang dpt

mengembangkan diri sepenuhnyadlm masyarakat, sedangkan HHI sebagai suatu sistem hukum darurat bertujuan memberikan

perlindungan thd ancaman dan bahaya yg timbul pd saat pertikaian bersenjata atau pd situasi lainnya yg disebabkan manusia.

4. HAM dijamin dalam dua sistem hukum dgn lingkup yg berbeda (Tk Universal dan tk regional), sedangkan HHI termuat di dlm perjanjian-perjanjian tk internasional tanpa danya instrumen regional.

5. Di Tk Internasional tujuan HAM adalah menghukum setiap

pelanggaran, sedangkan HHI lebih mengarah kpd peningkatan perlindungan dan solidaritas thd para korban.


(24)

6. Dlm HAM memberikan hak dan jaminan langsung kpd setiap orang utk dpt membukan proses pengadilan jika terjadi pelanggaran, sedangkan pada HHI individu

meskipun memperoleh manfaat dari perlindungan hukum, tdk diberikan hak perorangan bahkan tdk

memungkinkan utk mengklaim langsung melalui suatu prosedur.

7. Mekanisme pelaksanaan HAM melibatkan lembaga-lembaga nasional seperti badan promosi dan

penyelidikan serta instansi pengadilan dari setiap negara maupun para individu sendiri, sedangkan

pelaksanaan HHI melibatkan negara penandatangan, pelindung dan ICRC.

8. HAM memberikan hak dan jaminan kepada setiap

orang untuk digunakannya, sedangkan pada HHI hak yang diberikan bersifat “inalienable” berarti hak tsb tidak dpt ditolak oleh orang yg ditujukan sebagai penerima.

9. Individu menjadi subyek hukum yg aktif, sedangkan pd HHI individu lebih dianggap sebagai obyek


(25)

KESAMAAN

HAM dengan HHI

1. Dulu HHI sering dianggap sbg hukum yg hanya dpt diterapkan di Tk negara, sedangkan HAM langsung berlaku pdperorangan.

Sebenarnya Konv- Konv serta Protokol-protokol tambahannya

memuat pula ketentuan-ketentuan baik memberikan kewajiban kpd negara penandatangan maupun menjamin hak individu para orang yg dilindungi.

2. HHI menentukan kelompok-kelompok orang yg dilindungi seperti yg cedera dan tawanan perang, sedangkan HAM berlaku utk semua orang tanpa memberikan status khusus. Tetapi lingkup penerapan HHI bersifat terbatas, perekembangan terakhir hukum ini mengikuti pendekatan yg sama dengan sistem HAM, dg upaya memperluas perlindungan HHI bagi semua orang sipil.

3. Dari satu sisi, landasan pengaturan HAM adalah hak-hak yg berkaitan dg manusia, yaitu kehidupan, kebebasan, keamanan, status sbg subyek hukum dsb. Berdasarkan HAM ini peraturan

diciptakan utk menjamin perkembangan manusia dlm segala aspek yg merupakan tujuan peraturan tsb. Dari sisi lain, HHI

dimaksudkjan utk membatasi kekerasan dan dg tujuan demikian memuat ketentuan-ketentuan yg menjamin hak-hak manusia yg sama karena hak-hak tersebut dianggap merupakan hak-hak minimal.


(26)

• Kesimpulan

Hak-hak manusia di atas, menjamin

perlindungan minimal yg mutlak dihormati

thd siapapun, baik pada masa damai

maupun pd masa perang. Hak-hak tsb

merupakan bagian dari kedua sistem

hukum ini (HAM dan HHI), hak-hak yg

paling dasar diantaranya adalah sbb :

Hak utk hidup;

Larangan penyiksaan dan perlakuan yg tdk

manusiawi;

Larangan perbudakan;

Jaminan pengadilan


(1)

TDP 3 PENDEKATAN HUBUNGAN

HHI dengan HAM

1.

Pendekatan “Integrasionist” : HAM harus dilihat

sebagai satu bagian dari HHI. Jika dipandang secara

kronologis pendekatan ini dibenarkan, karena HAM

fdikembangkan setelah HHI.

2.

Pendekatan “Separatist” : HAM dan HHI merupakan

dua sistem hukum yg sama sekali tidak dapat

dikaitkan.

3.

Pendekatan “Complementarist” : HAM dan HHI melalui

suatu proses bertahap, berkembang sejajar dan saling

melengkapi. Pendekatan ini akan menjadi

peretimabangan dalam mempelajari hubungan antara

HAM dengan HHI


(2)

Hubungan HAM dengan HHI

• Dulu hubungan HAM dengan HHI tidak pernah

diperhatikan,

tetapi

• Pada akhir tahun 1960an hubungan kedua

bidang ini disadari, karena adanya prertikaian

bersenjata seperti perang kemerdekaan di Afrika,

konflik di Timur Tengah, Vietnam yang

menimbulkan permasalahan baik dilihat dari segi

HHI maupun HAM.

• Diadakannya Konferensi internasional mengenai

HAM di Taheran 1968, yang melahirkan Resolusi

XXIII tagl 12 Mei 1968 mengenai Penghormatan

HAM pada Pertikaian Bersenjata.

• Konferensi ini mendorong PBB untuk menangani

masalah HHI.

• Pengaruh HAM terhadap HHI tercermin dalam

Protokol Tambahan I dan II tahun 1977.


(3)

PERBEDAAN

HAM dengan HHI

1. HAM merupakan suatu hal yg masih muda dalam sistem Hk Publik Internasional, sedang HHI yg dulu dikenal dengan Hk Perang

dianggap sebagai hukum yang paling lama / tua di bidang Hk Publik Internasional.

2. HAM disusun untuk berlaku pada masa damai, sedangkan HHI diciptakan pada masa berlangsungnya pertikaian bersenjata. 3. Ktt-ktt HAM dimaksudkan utk menjamin penghormatan hak

kebebasan setiap orang spy terlindungi dari penyalahgunaan kekuasaan oleh institusi pemerintah sehingga setiap orang dpt

mengembangkan diri sepenuhnyadlm masyarakat, sedangkan HHI sebagai suatu sistem hukum darurat bertujuan memberikan

perlindungan thd ancaman dan bahaya yg timbul pd saat pertikaian bersenjata atau pd situasi lainnya yg disebabkan manusia.

4. HAM dijamin dalam dua sistem hukum dgn lingkup yg berbeda (Tk Universal dan tk regional), sedangkan HHI termuat di dlm perjanjian-perjanjian tk internasional tanpa danya instrumen regional.

5. Di Tk Internasional tujuan HAM adalah menghukum setiap

pelanggaran, sedangkan HHI lebih mengarah kpd peningkatan perlindungan dan solidaritas thd para korban.


(4)

6.

Dlm HAM memberikan hak dan jaminan langsung kpd

setiap orang utk dpt membukan proses pengadilan jika

terjadi pelanggaran, sedangkan pada HHI individu

meskipun memperoleh manfaat dari perlindungan

hukum, tdk diberikan hak perorangan bahkan tdk

memungkinkan utk mengklaim langsung melalui suatu

prosedur.

7.

Mekanisme pelaksanaan HAM melibatkan

lembaga-lembaga nasional seperti badan promosi dan

penyelidikan serta instansi pengadilan dari setiap

negara maupun para individu sendiri, sedangkan

pelaksanaan HHI melibatkan negara penandatangan,

pelindung dan ICRC.

8.

HAM memberikan hak dan jaminan kepada setiap

orang untuk digunakannya, sedangkan pada HHI hak

yang diberikan bersifat “inalienable” berarti hak tsb

tidak dpt ditolak oleh orang yg ditujukan sebagai

penerima.

9.

Individu menjadi subyek hukum yg aktif, sedangkan pd

HHI individu lebih dianggap sebagai obyek


(5)

KESAMAAN

HAM dengan HHI

1. Dulu HHI sering dianggap sbg hukum yg hanya dpt diterapkan di Tk negara, sedangkan HAM langsung berlaku pdperorangan.

Sebenarnya Konv- Konv serta Protokol-protokol tambahannya

memuat pula ketentuan-ketentuan baik memberikan kewajiban kpd negara penandatangan maupun menjamin hak individu para orang yg dilindungi.

2. HHI menentukan kelompok-kelompok orang yg dilindungi seperti yg cedera dan tawanan perang, sedangkan HAM berlaku utk semua orang tanpa memberikan status khusus. Tetapi lingkup penerapan HHI bersifat terbatas, perekembangan terakhir hukum ini mengikuti pendekatan yg sama dengan sistem HAM, dg upaya memperluas perlindungan HHI bagi semua orang sipil.

3. Dari satu sisi, landasan pengaturan HAM adalah hak-hak yg berkaitan dg manusia, yaitu kehidupan, kebebasan, keamanan, status sbg subyek hukum dsb. Berdasarkan HAM ini peraturan

diciptakan utk menjamin perkembangan manusia dlm segala aspek yg merupakan tujuan peraturan tsb. Dari sisi lain, HHI

dimaksudkjan utk membatasi kekerasan dan dg tujuan demikian memuat ketentuan-ketentuan yg menjamin hak-hak manusia yg sama karena hak-hak tersebut dianggap merupakan hak-hak minimal.


(6)

• Kesimpulan

Hak-hak manusia di atas, menjamin

perlindungan minimal yg mutlak dihormati

thd siapapun, baik pada masa damai

maupun pd masa perang. Hak-hak tsb

merupakan bagian dari kedua sistem

hukum ini (HAM dan HHI), hak-hak yg

paling dasar diantaranya adalah sbb :

Hak utk hidup;

Larangan penyiksaan dan perlakuan yg tdk

manusiawi;

Larangan perbudakan;

Jaminan pengadilan