Peranan Pembiasaan Berdoa dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama pada Anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi | Sulwianti | Bungamputi 3301 10253 1 PB

(1)

PERANAN PEMBIASAAN BERDOA DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B

TK RIA KARTINI PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT

KABUPATEN SIGI

Sulwianti1

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimana pengetahuan anak tentang penanaman nilai-nilai agama di kelompok B TK RIA kartini pewunu (2) bagaimana metode pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama di kelompok B TK RIA kartini pewunu(3) apakah ada peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di kelompok B TK Ria kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok B TK Ria Kartini Desa Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi tahun ajaran 2012/2013.Subyek Penelitian adalah 16 anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.Tehnik pengumpulan data yang digunakan, meliputi tehnik observasi, dan tehnik dokumentasi.

Berdasarkan analisis data, maka dapat diketahui terjadi peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di kelompok B TK Ria Kartini Desa Pewunu Kabupaten Sigi dari rata-rata nilai pada pengamatan minggu pertama terdapat 2 anak (12,5%) yang menunjukkan kategori BSB, 2 anak (12,5%) kategori BSH, 3 anak (18,75%) kategori MB, dan 9 anak (56,25%) kategori BB. Selanjutnya pada pengamatan minggu keenam terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana terdapat 5 anak (31,25%) dalam kategori BSB, 6 anak (37,5%) kategori BSH, 4 anak (25%) kategori MB, dan 1 anak (6,25%) kategori BB. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di kelompok B TK Ria kartini, hal ini dapat dilihat setelah dilakukannya penanaman nilai kepada anak dengan mengajarkan anak tata cara disiplin, bertutur kata yang baik dan menghargai teman anak dapat melakukannya dengan baik.

Kata Kunci : Pembiasaan Berdoa, Nilai-Nilai Agama

1

Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. No. Stambuk A 411 09 041.


(2)

PENDAHULUAN

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peranan agama bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan (kepastian), yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sesuai Undang-Undang RI Nomor. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3, disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, demi membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, yang dapat memajukan martabat kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat

14 menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilikikesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.

Pada rentang usia ini anak mangalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletakan dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, bahasa, sosio-emosional, dan spiritual.

Pada observasi awal ke TK RIA kartini pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi, peneliti menemukan beberapa masalah seperti, kurangnya pembiasaan-pembiasaan yang anak lakukan khususnya pembiasaan berdoa terhadap kegiatan berdoa. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kedisiplinan yang ditunjukan oleh seorang pendidik misalnya datang kesekolah tidak tepat waktu sehingga pada saat kegiatan berlangsung anak-anak sudah tidak


(3)

melakukan kegiatan berdoa lagi, tetapi langsung kegiatan inti. Untuk itu pembiasaan berdoa sangat berperan penting dalam kegiatan belajar khususnya di TK.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama anak di kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat. Metode demonstrasi berdoa dapat mengubah etika anak-anak karena dengan berdoa anak-anak dapat menanamkan nilai-nilai agama yang kemudian dijadikan anak sebagai pedoman hidup dan untuk bekal dimasa depan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih baik lagi untuk menjadi manusia yang berahklak mulia dan berbudi pekerti baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu apakah ada peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kabupaten Sigi. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kabupaten Sigi.

Alur kerangka pemikiran pada penelitian ini dilihat dari hasil pengamatan awal terdapat masalah yaitu penanaman nilai-nilai yang tidak di tunjukan oleh anak seperti disiplin dalam berdoa, bertutur kata sopan, dan menghargai teman. Penyebab masalah diakibatkan kurangnya pembiasaan tersebut yang dilakukan oleh guru sehingga anak-anak tidak memahami seperti apa nilai-nilai agama dan kemudian anak merasa bosan dan kurang memperhatikan apa yang diajarkan. Untuk memecahkan masalah, metode yang dipilih untuk mengembangkan pemahaman anak mengenai penanaman nilai-nilai agama tersebut digunakan metode demonstrasi berdoa. Aspek-aspek tolak ukur nilai-nilai moral pada penelitian ini yaitu menghargai teman, tanggung jawab, dan sopan santun. terdapat kesimpulan bahwa ada peranan metode bercerita dalam mengembangkan nilai-nilai moral pada anak dikelompok B2 TK Pertiwi Palu, ada beberapa rekomendasi saran : bagi kepala TK, bagi guru, bagi orang tua, dan bagi anak.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasi, peneliti mengamati dan melakukan kajian terhadap keadaan anak dan metode wawancara yang dilakukan dilakukan dengan cara bertanya langsung secara lisan kepada guru, agar dapat memperoleh


(4)

suatu informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang penanaman nilai-nilai agama kepada anak. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 september sampai 5 november 2013, di TK RIA Kartinis desa Pewunu, kecamatan dolo barat, kabupaten sigi.

Aspek-aspek yang diamati dalam penelitian ini, yaitu disiplin, bertutur kata sopan, dan menghargai teman. Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu pembiasaan berdoa dan nilai-nilai agama. Untuk memperoleh data peneliti menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi dan hasil dokumentasi berupa foto. Adapun subyek dalam penelitian ini, yaitu seluruh anak didik di kelompok B di TK RIA Kartini Pewunu yang berjumlah 16 anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

Untuk mengumpulkan data dilapangan, digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, sdan dokumentasi. Setelah data terkumpul, maka data akan diolah dengan menggunakan teknik persentase, hasil olahan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rumus yang digunakan dari Suharsimi Arikunto (1996 : 16) untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara persentase, sebagai berikut:

� = �

N x 100% Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah responden

HASIL PENELITIAN

1. Hasil pengamatan Aspek Disiplin

Tabel 1 Hasil Pengamatan Aspek Disiplin

No. Kategori Frekuensi %

1. Berkembang Sangat Baik(BSB) 6 37,5

2. Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 5 31,25

3. Mulai Berkembang(MB) 4 25

4. Belum Berkembang(BB) 1 6,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 1, bahwa dari 16 anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi yang menjadi subyek penelitian, dalam aspek disiplin terdapat 6 anak (37,5%) termasuk kategori Berkembang Sangat Baik, 5 anak (31,25%) termasuk kategori Berkembang Sesuai Harapan, 4 anak (25%) termasuk kategori Mulai Berkembang, dan 1 anak (6,25%) termasuk kategori Belum Berkembang.


(5)

2. Hasil pengamatan aspek bertutur kata sopan

Tabel 2 Hasil Pengamatan aspek bertutur kata sopan

No. Kategori Frekuensi %

1. Berkembang Sangat Baik(BSB) 5 31,25

2. Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 6 37,5

3. Mulai Berkembang(MB) 4 25

4. Belum Berkembang(BB) 1 6,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 2, bahwa dari 16 anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi yang menjadi subyek penelitian, dalam aspek bertutur kata sopan terdapat 5 anak (31,25%) termasuk kategori Berkembang Sangat Baik, 6 anak (37,5%) termasuk kategori Berkembang Sesuai Harapan, 4 anak (25%) termasuk kategori Mulai Berkembang, dan 1 anak (6,25%) termasuk kategori Belum Berkembang.

3. Hasil Pengamatan Aspek menghargai teman

Tabel 3 Hasil Pengamatan Aspek Menghargai Teman

No. Kategori Frekuensi %

1. Berkembang Sangat Baik(BSB) 4 25

2. Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 7 43,75

3. Mulai Berkembang(MB) 4 25

4. Belum Berkembang(BB) 1 6,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 3, bahwa dari 16 anak di Kelompok B TK Ria Kartini Pewunu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi yang menjadi subyek penelitian, dalam aspek menghargai teman terdapat 2 anak (12,5%) termasuk kategori Berkembang Sangat Baik, 4 anak (20%) termasuk kategori Berkembnag Sesuai Harapan, 6 anak (13,25%) termasuk kategori Mulai Berkembang, dan 8 anak (33,33%) termasuk kategori Belum Berkembang.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di Kelompok B TK RIA Kartini Pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi berikut ini gambaran dari masing-masing variabel dan aspek-aspek yang diamati.


(6)

1. Disiplin

Seperti kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kata kedisiplinan sudah sering kita dengar. Banyak yang mendefinisikan pengertian tentang disiplin, sehingga kedisiplinan memiliki berbagai macam pengertian dan salah satunya seperti dikemukakan oleh Yusuf (2002 : 56) dalam E. Mulyasa (2003 : 5) menjelaskan bahwa

disiplin adalah “ suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan

ketertiban”.

Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap anak. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2009) kedisiplinan memiliki makna yaitu “suatu perbuatan yang mencerminkan kepatuhan dengan suatu peraturan dan ketetapan dalam berprilaku”.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak khususnya di TK RIA Kartini pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi, sangatlah penting karena untuk memungkinkan anak didik untuk berproses menuju prilaku yang sesuai dengan norma-norma agama yang telah ditetapkan dimasyarakat.

2. Bertutur Kata Sopan

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1084) kata sopan mempunyai arti yaitu hormat dengan lazim(akan, kepada) tertib menurut adab yang baik. Dan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1231) bertutur kata adalah segala sesuatu perkataan yang baik. Pentingnya nilai agama ditunjukan dengan adanya bertutur kata sopan yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar untuk bertutur kata sopan di TK maka, aspek bertutur kata sopan dianggap bisa menanamkan nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi di TK.

Selanjutnya penilaian aspek bertutur kata sopan, dilihat dari beberapa indikator, yaitu jika anak berbicara dengan nada yang pelan, jika anak berbicara dengan nada yang sedikit keras, jika anak berbicara dengan nada yang keras, jika anak berbicara dengan nada berteriak. Dari uraian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya bertutur kata atau bercakap sopan bagi anak TK, karena dengan berbicara dengan sopan selain anak menjadi pandai, anak didik juga akan mendapatkan nilai-nilai agama yang tinggi.


(7)

3. Menghargai Teman

Sesuai dengan kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Purwo darminto (2007:702) menyatakan bahwa “menghargai teman mempunyai arti bermacam-nacam, diantaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, memandang penting

(bermanfaat, berguna) , dan menghormati”. Menghargai merupakan sebuah ungkapan

yang terdengar sederhana, tetapi banyak orang yang lalai dalam mengaplikasikannya. Saling menghargai dapat diaplikasikan dengan mudah, hal ini dapat dimulai dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Seperti halnya menghargai teman di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu mengucapkan terimakasih jika memperoleh sesuatu dari temannya, misalnya bantuan maupun pemberian berupa barang, apakah anak mampu meminjamkan barang miliknya kepada temannya, apakah anak dapat menolong temannya yang dalam kesulitan, misalnya menolong anak yang sedang terjatuh, apakah anak tidak memilih-milih teman atau berteman dengan siapa saja, apakah anak tidak mengganggu teman yang masih belajar atau suka mengolok-olok temannya, dan apakah anak dapat bebagi makanan bersama temannya.

Untuk mengetahui adanya peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilaim agama pada anak di kelompok B TK RIA Kartini Pewunu kecamatan dolo barat, maka telah diperoleh hasil pengamatan. Ada tiga aspek yang diamati dalam mengembangkan nilai-nilai agama pada anak melalui metode demonstrasi berdoa, sebagai berikut:

1. Aspek Disiplin

Seperti kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kata kedisiplinan sudah sering kita dengar. Banyak yang mendefinisikan pengertian tentang disiplin, sehingga kedisiplinan memiliki berbagai macam pengertian dan salah satunya seperti dikemukakan oleh Yusuf (2002 : 56) dalam E. Mulyasa (2003 : 5) menjelaskan bahwa

disiplin adalah “ suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan

serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan

ketertiban”.

Seperti halnya disiplin di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu berdoa dengan keadaan yang khusyu, kemudian anak dapat berdoa dengan sikap yang baik, apabila anak dapat berdoa dengan dapat berdoa dengan keadaan yang masih dalam keadaan tengok kiri dan


(8)

tengok kanan, apabila anak dapat berdoa yang hanya mendapat bantuan dari seorang guru saja.

Melalui aspek disiplin, masih ada beberapa anak yang belum masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Hal ini disebabkan, pada anak usia TK masih sangat dominan dengan sikap egosentrisnya sehingga masih ada anak yang sulit untuk mengucapkan doa yang didemonstrasikan oleh guru, kemudian kurangnya perhatian yang dimiliki oleh anak, tetapi dilihat dari pengamatan berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan. Dapat dilihat dari kenaikan rata-rata persentase, yaitu terdapat 37,5% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 31,25% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan 6,25s% dalam kategori Belum Berkembang (BB). Hal ini membuktikan ada peranan peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak dalam aspek disiplin.

2. Bertutur Kata Sopan

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1084) kata sopan mempunyai arti yaitu hormat dengan lazim(akan, kepada) tertib menurut adab yang baik. Dan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1231) bertutur kata adalah segala sesuatu perkataan yang baik. Pentingnya nilai agama ditunjukan dengan adanya bertutur kata sopan yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar untuk bertutur kata sopan di TK maka, aspek bertutur kata sopan dianggap bisa menanamkan nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi di TK.

Selanjutnya penilaian aspek bertutur kata sopan, dilihat dari beberapa indikator, yaitu jika anak berbicara dengan nada yang pelan, jika anak berbicara dengan nada yang sedikit keras, jika anak berbicara dengan nada yang keras, jika anak berbicara dengan nada berteriak. Dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi berdasarkan aspek bertutur kata sopan, secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan. Dapat dilihat dari kenaikan rata-rata persentase, terdapat (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 37, 5% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 6,25% dalam kategori Belum Berkembang (BB).


(9)

3. Aspek Menghargai Teman

Aspek Menghargai Teman Sesuai dengan kamus Besar Bahasa Indonesia

karangan Purwo darminto (2007:702) menyatakan bahwa “menghargai teman

mempunyai arti bermacam-nacam, diantaranya memberi, menentukan, menilai,

membubuhi harga, memandang penting (bermanfaat, berguna) , dan menghormati”.

Menghargai merupakan sebuah ungkapan yang terdengar sederhana, tetapi banyak orang yang lalai dalam mengaplikasikannya. Saling menghargai dapat diaplikasikan dengan mudah, hal ini dapat dimulai dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Seperti halnya menghargai teman di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu mengucapkan terimakasih jika memperoleh sesuatu dari temannya, misalnya bantuan maupun pemberian berupa barang, apakah anak mampu meminjamkan barang miliknya kepada temannya, apakah anak dapat menolong temannya yang dalam kesulitan, misalnya menolong anak yang sedang terjatuh, apakah anak tidak memilih-milih teman atau berteman dengan siapa saja, apakah anak tidak mengganggu teman yang masih belajar atau suka mengolok-olok temannya, dan apakah anak dapat bebagi makanan bersama temannya. Dilihat dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi berdoa, secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan, yaitu terjadi kenaikan rata- rata persentase, terdapat 25% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 43,75% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada (6,25%) dalam kategori Belum Berkembang (BB). Dari hasil data tersebut menunjukkan ada peranan metode demonstrasi dalam menanamkan nilai-nilai agama melalui aspek menghargai teman.

Dilihat dari hasil setelah dilakukan penelitian menunjukkan peningkatan yang cukup baik terhadap nilai-nilai agama dengan metode demonstrasi berdoa, penggunaan metode demonstrasi pada penelitian ini, yaitu dengan mendemokan doa-doa pendek yang setia harinya anak-anak lafalkan, seperti doa-doa sebelum masuk dan keluar rumah, doa kepada kedua orang tua. Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti yaitu, kurangnya kedisiplinan yang ditunjukan oleh seorang guru sehingga mengakibatkan pembiasaan berdoa minim dilakukan.


(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Pembiasaan berdoa sebelum dilakukan metode demonstrasi berdoa sudah cukup baik,

tetapi pada saat sesudah dilakukan metode demonstrasi terjadi peningkatan terhadap sikap dan perilaku pada anak di kelompok B TK RIA Kartini pewunu.

2. Penerapan metode demonstrasi pada anak kelompok B TK RIA Kartini pewunu, berdasarkan kemampuan yang diharapkan mencapai beberapa pengembangan, seperti bahasa, moral, sosial emosional saat berdoa sudah menunjukan sikap berdoa yang disiplin, dalam hal ini anak sudah duduk sopan dan mengetahui bahwa duduk sopan dalam berdoa tersebut merupakan nilai- nilai agama.

3. Dilihat dari hasil penelitian tentang moral yang dilakukan melalui metode demonstrasi berdoa secara periodik dari minggu ke minggu mengalami peningkatan dengan kenaikan hasil persentase pada aspek disiplin terdapat 37,5% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 31,25% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Pada aspek bertutur kata sopan terjadi peningkatan dengan hasil rata-rata persentase yaitu terdapat 31,25% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 37,5% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Pada aspek menghargai teman terjadi peningkatan dengan hasil rata-rata persentase yaitu terdapat 25% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 43,75% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Sangatlah jelas bahwa ada peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak kelompok B TK RIA Kartini pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi.

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagi guru, seharusnya pembiasaan berdoa itu dilakukan sehari-hari agar anak terbiasa untuk mendengarnya dan tidak merasa bosan dengan kegiatan berdoa, dan juga guru juga harus membiasakan diri untuk disiplin tepat waktu untuk datang kesekolah.

2. Bagi orang tua, selain disekolah diharapkan mengajarkan anak nilai-nilai agama di rumah setiap harinya, seperti membiasakan anak membaca bismilah, istigfar dan juga doa-doa sehari-hari.


(11)

3. Bagi kepala TK, Agar selalu memperhatikan tenaga guru yang tidak disiplin dalam pembelajaran sekolah seperti tiba disekolah dengan tepat waktu dan membiasakan anak didik untuk melakukan pembiasaan berdoa.

4. Bagi para peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakiyat. (1993). Materi Pengembangan Agama Islam (Buku Pedoman Guru TK).

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan kelembagaan Agama Islam.

Ervina. (2009). Pembelajaran Agama Islam Pada Anak. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hidayat, Otib Satibi. (2007). Metode pengembangan Moral dan Nilai-nilaiAgama. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Nataprawira, H. Dahlan AS. (1962). Manusia dan Agama. Bandung: Percetakan Offset. Usman, H.M Ali. (1970). Manusia Menurut Islam Melalui Empat Alam. Bandung: Mawar.


(1)

1. Disiplin

Seperti kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kata kedisiplinan sudah sering kita dengar. Banyak yang mendefinisikan pengertian tentang disiplin, sehingga kedisiplinan memiliki berbagai macam pengertian dan salah satunya seperti dikemukakan oleh Yusuf (2002 : 56) dalam E. Mulyasa (2003 : 5) menjelaskan bahwa

disiplin adalah “ suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan

serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan

ketertiban”.

Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap anak. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2009) kedisiplinan memiliki makna yaitu “suatu perbuatan yang mencerminkan kepatuhan dengan suatu peraturan dan ketetapan dalam berprilaku”.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak khususnya di TK RIA Kartini pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi, sangatlah penting karena untuk memungkinkan anak didik untuk berproses menuju prilaku yang sesuai dengan norma-norma agama yang telah ditetapkan dimasyarakat.

2. Bertutur Kata Sopan

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1084) kata sopan mempunyai arti yaitu hormat dengan lazim(akan, kepada) tertib menurut adab yang baik. Dan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1231) bertutur kata adalah segala sesuatu perkataan yang baik. Pentingnya nilai agama ditunjukan dengan adanya bertutur kata sopan yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar untuk bertutur kata sopan di TK maka, aspek bertutur kata sopan dianggap bisa menanamkan nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi di TK.

Selanjutnya penilaian aspek bertutur kata sopan, dilihat dari beberapa indikator, yaitu jika anak berbicara dengan nada yang pelan, jika anak berbicara dengan nada yang sedikit keras, jika anak berbicara dengan nada yang keras, jika anak berbicara dengan nada berteriak. Dari uraian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya bertutur kata atau bercakap sopan bagi anak TK, karena dengan berbicara dengan sopan selain anak menjadi pandai, anak didik juga akan mendapatkan nilai-nilai agama yang tinggi.


(2)

3. Menghargai Teman

Sesuai dengan kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Purwo darminto (2007:702) menyatakan bahwa “menghargai teman mempunyai arti bermacam-nacam, diantaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, memandang penting (bermanfaat, berguna) , dan menghormati”. Menghargai merupakan sebuah ungkapan yang terdengar sederhana, tetapi banyak orang yang lalai dalam mengaplikasikannya. Saling menghargai dapat diaplikasikan dengan mudah, hal ini dapat dimulai dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Seperti halnya menghargai teman di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu mengucapkan terimakasih jika memperoleh sesuatu dari temannya, misalnya bantuan maupun pemberian berupa barang, apakah anak mampu meminjamkan barang miliknya kepada temannya, apakah anak dapat menolong temannya yang dalam kesulitan, misalnya menolong anak yang sedang terjatuh, apakah anak tidak memilih-milih teman atau berteman dengan siapa saja, apakah anak tidak mengganggu teman yang masih belajar atau suka mengolok-olok temannya, dan apakah anak dapat bebagi makanan bersama temannya.

Untuk mengetahui adanya peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilaim agama pada anak di kelompok B TK RIA Kartini Pewunu kecamatan dolo barat, maka telah diperoleh hasil pengamatan. Ada tiga aspek yang diamati dalam mengembangkan nilai-nilai agama pada anak melalui metode demonstrasi berdoa, sebagai berikut:

1. Aspek Disiplin

Seperti kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kata kedisiplinan sudah sering kita dengar. Banyak yang mendefinisikan pengertian tentang disiplin, sehingga kedisiplinan memiliki berbagai macam pengertian dan salah satunya seperti dikemukakan oleh Yusuf (2002 : 56) dalam E. Mulyasa (2003 : 5) menjelaskan bahwa disiplin adalah “ suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban”.

Seperti halnya disiplin di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu berdoa dengan keadaan yang khusyu, kemudian anak dapat berdoa dengan sikap yang baik, apabila anak dapat berdoa dengan dapat berdoa dengan keadaan yang masih dalam keadaan tengok kiri dan


(3)

tengok kanan, apabila anak dapat berdoa yang hanya mendapat bantuan dari seorang guru saja.

Melalui aspek disiplin, masih ada beberapa anak yang belum masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Hal ini disebabkan, pada anak usia TK masih sangat dominan dengan sikap egosentrisnya sehingga masih ada anak yang sulit untuk mengucapkan doa yang didemonstrasikan oleh guru, kemudian kurangnya perhatian yang dimiliki oleh anak, tetapi dilihat dari pengamatan berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan. Dapat dilihat dari kenaikan rata-rata persentase, yaitu terdapat 37,5% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 31,25% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan 6,25s% dalam kategori Belum Berkembang (BB). Hal ini membuktikan ada peranan peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak dalam aspek disiplin.

2. Bertutur Kata Sopan

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1084) kata sopan mempunyai arti yaitu hormat dengan lazim(akan, kepada) tertib menurut adab yang baik. Dan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005:1231) bertutur kata adalah segala sesuatu perkataan yang baik. Pentingnya nilai agama ditunjukan dengan adanya bertutur kata sopan yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar untuk bertutur kata sopan di TK maka, aspek bertutur kata sopan dianggap bisa menanamkan nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi di TK.

Selanjutnya penilaian aspek bertutur kata sopan, dilihat dari beberapa indikator, yaitu jika anak berbicara dengan nada yang pelan, jika anak berbicara dengan nada yang sedikit keras, jika anak berbicara dengan nada yang keras, jika anak berbicara dengan nada berteriak. Dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi berdasarkan aspek bertutur kata sopan, secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan. Dapat dilihat dari kenaikan rata-rata persentase, terdapat (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 37, 5% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 6,25% dalam kategori Belum Berkembang (BB).


(4)

3. Aspek Menghargai Teman

Aspek Menghargai Teman Sesuai dengan kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Purwo darminto (2007:702) menyatakan bahwa “menghargai teman mempunyai arti bermacam-nacam, diantaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, memandang penting (bermanfaat, berguna) , dan menghormati”. Menghargai merupakan sebuah ungkapan yang terdengar sederhana, tetapi banyak orang yang lalai dalam mengaplikasikannya. Saling menghargai dapat diaplikasikan dengan mudah, hal ini dapat dimulai dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Seperti halnya menghargai teman di TK yang dapat dinilai dari beberapa pencapaian indikator, yaitu apabila anak sudah mampu mengucapkan terimakasih jika memperoleh sesuatu dari temannya, misalnya bantuan maupun pemberian berupa barang, apakah anak mampu meminjamkan barang miliknya kepada temannya, apakah anak dapat menolong temannya yang dalam kesulitan, misalnya menolong anak yang sedang terjatuh, apakah anak tidak memilih-milih teman atau berteman dengan siapa saja, apakah anak tidak mengganggu teman yang masih belajar atau suka mengolok-olok temannya, dan apakah anak dapat bebagi makanan bersama temannya. Dilihat dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan penanaman nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi berdoa, secara periodik dari minggu pertama sampai minggu keenam terjadi peningkatan, yaitu terjadi kenaikan rata- rata persentase, terdapat 25% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 43,75% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 25% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada (6,25%) dalam kategori Belum Berkembang (BB). Dari hasil data tersebut menunjukkan ada peranan metode demonstrasi dalam menanamkan nilai-nilai agama melalui aspek menghargai teman.

Dilihat dari hasil setelah dilakukan penelitian menunjukkan peningkatan yang cukup baik terhadap nilai-nilai agama dengan metode demonstrasi berdoa, penggunaan metode demonstrasi pada penelitian ini, yaitu dengan mendemokan doa-doa pendek yang setia harinya anak-anak lafalkan, seperti doa-doa sebelum masuk dan keluar rumah, doa kepada kedua orang tua. Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti yaitu, kurangnya kedisiplinan yang ditunjukan oleh seorang guru sehingga mengakibatkan pembiasaan berdoa minim dilakukan.


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Pembiasaan berdoa sebelum dilakukan metode demonstrasi berdoa sudah cukup baik,

tetapi pada saat sesudah dilakukan metode demonstrasi terjadi peningkatan terhadap sikap dan perilaku pada anak di kelompok B TK RIA Kartini pewunu.

2. Penerapan metode demonstrasi pada anak kelompok B TK RIA Kartini pewunu, berdasarkan kemampuan yang diharapkan mencapai beberapa pengembangan, seperti bahasa, moral, sosial emosional saat berdoa sudah menunjukan sikap berdoa yang disiplin, dalam hal ini anak sudah duduk sopan dan mengetahui bahwa duduk sopan dalam berdoa tersebut merupakan nilai- nilai agama.

3. Dilihat dari hasil penelitian tentang moral yang dilakukan melalui metode demonstrasi berdoa secara periodik dari minggu ke minggu mengalami peningkatan dengan kenaikan hasil persentase pada aspek disiplin terdapat 37,5% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 31,25% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Pada aspek bertutur kata sopan terjadi peningkatan dengan hasil rata-rata persentase yaitu terdapat 31,25% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 37,5% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Pada aspek menghargai teman terjadi peningkatan dengan hasil rata-rata persentase yaitu terdapat 25% anak dalam kategori berkembang sangat baik, 43,75% anak dalam kategori berkembang sesuai harapan, 25% anak dalam kategori mulai berkembang, dan 6,25% anak yang termasuk dalam kategori belum berkembang. Sangatlah jelas bahwa ada peranan pembiasaan berdoa dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak kelompok B TK RIA Kartini pewunu kecamatan dolo barat kabupaten sigi.

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagi guru, seharusnya pembiasaan berdoa itu dilakukan sehari-hari agar anak terbiasa untuk mendengarnya dan tidak merasa bosan dengan kegiatan berdoa, dan juga guru juga harus membiasakan diri untuk disiplin tepat waktu untuk datang kesekolah.

2. Bagi orang tua, selain disekolah diharapkan mengajarkan anak nilai-nilai agama di rumah setiap harinya, seperti membiasakan anak membaca bismilah, istigfar dan juga doa-doa sehari-hari.


(6)

3. Bagi kepala TK, Agar selalu memperhatikan tenaga guru yang tidak disiplin dalam pembelajaran sekolah seperti tiba disekolah dengan tepat waktu dan membiasakan anak didik untuk melakukan pembiasaan berdoa.

4. Bagi para peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakiyat. (1993). Materi Pengembangan Agama Islam (Buku Pedoman Guru TK). Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan kelembagaan Agama Islam.

Ervina. (2009). Pembelajaran Agama Islam Pada Anak. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hidayat, Otib Satibi. (2007). Metode pengembangan Moral dan Nilai-nilaiAgama. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Nataprawira, H. Dahlan AS. (1962). Manusia dan Agama. Bandung: Percetakan Offset. Usman, H.M Ali. (1970). Manusia Menurut Islam Melalui Empat Alam. Bandung: Mawar.


Dokumen yang terkait

Meningkatkan Nilai-Nilai Agama Anak Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Labuan Panimba | Erlina | Bungamputi 1825 5300 1 PB

0 0 14

Meningkatkan Nilai Agama Pada Anak Melalui Metode Tanya Jawab Di Kelompok B TK Pertiwi Donggala | Sumitra | Bungamputi 2217 6573 1 PB

0 0 8

Peranan Metode Bercerita Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Di Kelompok B2 TK Pertiwi Palu | Yulianti | Bungamputi 2046 5993 1 PB

0 0 12

Meningkatkan Penanaman Nilai Agama Anak Melalui Metode Bercerita pada Kelompok B TK PGRI II Kungguma Kecamatan Labuan | Anifah | Bungamputi 1933 5629 1 PB

0 1 12

Meningkatkan Nilai-Nilai Akhlak pada Anak Melalui Pembiasaan Berdoa Di Kelompok B TK Alkhairaat Toaya | Dewi | Bungamputi 2727 8238 1 PB

0 0 13

Meningkatkan Perilaku Moral Anak Melalui Metode Demonstrasi Di Kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Sunarti | Bungamputi 2777 8405 1 PB

0 0 9

Peranan Guru dalam Mengembangkan Kemampuan Nilai Moral Anak di Kelompok B TK Aisyiyah V Palu | Rahmawati | Bungamputi 3299 10245 1 PB

0 0 10

Peranan Metode Bermain Peran terhadap Pengembangan Moral Anak di Kelompok B TK Pudjananti Kecamatan Sigi Biromaru | Setiawati | Bungamputi 7242 24115 1 PB

0 0 14

Peranan Metode Demonstrasi terhadap Penerapan Nilai-nilai Agama di Kelompok B TK Melati Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong | Astuti | Bungamputi 7659 25364 1 PB

0 0 10

this PDF file KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DI DESA PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI | Ardillah | PUBLICATION 1 SM

0 0 7