ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI Analisis Ekuitas Anggaran Belanja Pendidikan Di Kabupaten Boyolali.
ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RETNO WULANDARI B 200 100 195
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul : ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI
Yang ditulis oleh :
RETNO WULANDARI B 200 100 195
Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, Juni 2014 Pembimbing
(Dr. Zulfikar, SE, M.Si) Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
(3)
ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI
RETNO WULANDARI (B200100195)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Surakarta
Email : huseinretno@yahoo.com
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Analisis Ekuitas Anggaran Belanja Pendidikan Kabupaten Boyolali”. Adapun tujuannya untuk menganalisis ekuitas capaian kinerja pendidikan untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun di Kabupaten Boyolali ditinjau dari indikator input, output, dan pencapaian, menganalisis keterkaitan indikator input kinerja pendidikan dengan pencapaian kinerja pendidikan, dan menganalisis keterkaitan indikator output kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang tersedia di DPPKAD, Disdikpora, dan BPS Kabupaten Boyolali mulai periode 2010-2011. Data yang diperlukan yaitu data APBD dan data-data dasar pendidikan tahun 2010-2011.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi indikator input kinerja pendidikan (kualifikasi guru) dengan pencapaian kinerja pendidikan (angka kelulusan) secara statistik menunjukkan kualifikasi guru berhubungan secara positif dengan angka kelulusan sebesar 0,840 (r = 0,840) dan signifikan 0,000 pada taraf 0,01. Hasil deskriptif data terdapat keterkaitan indikator pencapaian kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali. Hasil capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun secara keseluruhan baik ditinjau dari indikator input,output maupun pencapaian menunjukkan pencapaian diatas 80% atau kategori cukup baik.
Kata Kunci : Analisis Ekuitas, Anggaran Belanja Pendidikan, dan Kinerja Pendidikan Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun.
(4)
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah menjadikan anggaran pendidikan sebagai prioritas utama dalam bidang pendidikan. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2002:61) adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Pendidikan di tingkat kabupaten juga menjadi prioritas sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengharuskan pemerintah pusat dan daerah untuk mengalokasikan minimal 20 persen dari anggaran mereka untuk sektor tersebut. Akan tetapi, masih terdapat perbedaan dalam hal output dan pencapaian walaupun belanja pendidikan telah ditingkatkan. Beberapa kabupaten masih tertinggal, sementara kabupaten-kabupaten lainnya berhasil menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mencapai sasaran-sasaran pendidikannya. Perbedaan-perbedaan dalam distribusi guru, jumlah sekolah,mutu sarana dan prasarana, serta berbagai sumber daya lainnya mungkin merupakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan pencapaian tersebut. Kurangnya keselarasan antara perencanaan dan penyusunan anggaran serta inefisiensi dalam alokasi anggaran juga dapat menghambat pencapaian seperti yang diharapkan. Campos (1996) dalam Amaliana (2012).
(5)
B. Tujuan Penelitian
Sebagaimana diuraikan dalam rumusan masalah, penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu:
a. Untuk menganalisis ekuitas capaian kinerja pendidikan untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun di Kabupaten Boyolali ditinjau dari indikator input,output, dan pencapaian.
b. Untuk menganalisis keterkaitan indikator input kinerja pendidikan dengan pencapaian kinerja pendidikan.
c. Untuk menganalisis keterkaitan indikator output kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Penganggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. (Mardiasmo, 2002)
2. Anggaran Pendidikan
Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan pendidikan yang dibuat berdasarkan estimasi pengeluaran dalam periode waktu tertentu. 3. Analisis Ekuitas
Analisis ekuitas merupakan analisis sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu entitas untuk melaksanakan suatu program kegiatan. (World Bank, 2009)
(6)
4. Capaian Kinerja Pendidikan
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. (Mahsun et al, 2006)
5. Pendidikan untuk Wajar Sembilan Tahun
Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun merupakan perwujudan amanat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa dokumen APBD dan data olahan yang tersedia di DPPKAD, Disdikpora serta BPS di Kabupaten Boyolali.
B. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekolah yang ada di Kabupaten Boyolali.
C. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua SD/MI dan SMP/MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali.
(7)
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder yang tersedia di Disdikpora, DPPKAD dan BPS di kabupaten Boyolali mulai dari periode 2010-2011.
1. Anggaran pendidikan Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
2. Kualifikasi guru dan kepala sekolah SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
3. Angka tinggal kelas SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
4. Angka kelulusan dan jumlah siswa masuk SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
5. Angka putus sekolah SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
6. Rasio siswa, guru, dan rombel SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
7. Keadaan fisik SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
8. Angka partisipasi kasar Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 9. Angka partisipasi murni Kabupaten Boyolali periode 2010-2011.
(8)
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Korelasi Indikator Input kinerja pendidikan dengan Indikator Pencapaian Kinerja Pendidikan
Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara input (kualifikasi guru) dengan pencapaian (jumlah angka kelulusan). Alat yang digunakan adalah pearson correlation dengan melihat tingkat signifikansi korelasi pada taraf 0,01. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah kualifikasi guru dengan variabel jumlah angka kelulusan.
2. Analisis Deskriptif Keterkaitan Indikator Pencapaian Kinerja Pendidikan dengan Anggaran Pendidikan
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan proses keterkaitan antara pencapaian (jumlah angka kelulusan) dengan anggaran pendidikan pertahun. Alat yang digunakan adalah deskriptif data. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah jumlah angka kelulusan dengan variabel anggaran pendidikan.
3. Analisis Ekuitas Capaian Kinerja Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS Analisis sumber-sumber daya pendidikan yang dibedakan atas dasar indikator input, output, dan pencapaian pada capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun yang berfokus pada sekolah negeri dan swasta.
a. Analisis Input
Analisis pada bagian ini mempertimbangkan kondisi fasilitas sekolah dan sumber daya manusia di sektor pendidikan, seperti
(9)
kualifikasi guru, kualifikasi kepala sekolah, rasio siswa-guru-rombel, keadaan fisik fasilitas sekolah, angka kecukupan anak. b. Analisis Output
Analisis pada bagian ini menilai pencapaian output di sektor pendidikan dengan menganalisis berbagai indikator output dari waktu ke waktu dan membandingkan indikator-indikator tersebut degan kabupaten-kabupaten lainnya atau rata-rata nasional. Seperti angka parisipasi kasar dan murni, angka putus sekolah dan angka tinggal kelas.
c. Analisis Pencapaian
Analisis pada bagian ini menilai pencapaian melalui parameter prestasi akademis seperti angka kelulusan ujian. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan urutan waktu .
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Korelasi Indikator Input kinerja dengan Indikator Pencapaian kinerja
Hasil analisis korelasi menunjukkan koefisien korelasi variabel angka kelulusan dan kualifikasi guru sebesar 0,840 dengan nilai positif dan signifikan 0,000 pada taraf 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa kualifikasi guru berkorelasi positif dengan angka kelulusan.
(10)
B. Hasil Deskripsi Keterkaitan Indikator Pencapaian kinerja dengan Anggaran Pendidikan
Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa data rincian APBD untuk anggaran pendidikan mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar Rp 488.210.279.000,00 meningkat menjadi Rp 624.190.762.000,00 pada tahun 2011. Dari anggaran tersebut dialokasikan untuk Program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada tahun dan pembiayaan program-program yang mendukung penyelenggaraan pendidikan SD/MI dan SMP/MTS. Peningkatan anggaran tersebut dianggarkan dengan baik pada program-progam sekolah, sehingga dapat meningkatkan prosentase angka kelulusan untuk SD/MI meningkat dari tahun 2010 sebesar 99,47%, dan mengalami kenaikan tahun 2011 sebesar 99,53%, sedangkan untuk SMP/MTS meningkat dari tahun 2010 sebesar 99,48% mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 99,65%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa anggaran pendidikan memiliki keterkaitan dengan angka kelulusan.
C. Hasil Analisis Ekuitas Capaian Kinerja Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS
1. Analisis Input Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS a. Pendidikan SD/MI
1) Kualifikasi Guru SD/MI
Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 40%.
(11)
2) Kualifikasi Kepala Sekolah SD/MI
Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 75%.
3) Rasio Siswa Guru-Rombel danKekurangan/Kelebihan Guru SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri maupun Swasta tidak efiesien, dikarenakan menurut standar nasional seorang guru SD/MI mengajar 28 siswa.
Capian kinerja baik Negeri maupun Swasta tidak efiesien dikarenakan data menunjukkan 1 rombel kurang dari stndar nasional yaitu 28 siswa.
Capaian kinerja baik Negeri maupun Swasta untuk 1 guru terdapat 1 rombel.
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta terdapat kelebihan guru, namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa kecamatan yang mengalami kekurangan guru, sehingga perlu diadakan transfer guru dari kecamatan lain.
4) Keadaan Fisik
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki prosentase tinggi, namun untuk keadaan fisik rusak pada sekolah Swasta cukup tinggi.
(12)
5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki kelebihan sekolah, namun untuk SD/MI Negeri mendekati ideal.
b. Pendidikan SMP/MTS
1) Kualifikasi Guru SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 40%. 2) Kualifikasi Kepala Sekolah SMP/MTS
Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 75%.
3) Rasio Siswa-Guru-Rombel danKekurangan/Kelebihan Guru SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tidak efisien, karena tidak memenuhi standar nasional, yaitu 1 rombel terdapat 3 guru mapel.
Capaian kinerja baik Negeri sudah memenuhi angka ideal, namun untuk sekolah Swasta tidak efisien karena setiap rombel kurang dari 32 siswa.
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta terdapat kelebihan guru, namun ada beberapa kecamatan yang kekurangan guru, sehingga perlu diadakan transfer guru dari Kecamatan lain.
(13)
4) Keadaan Fisik
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki prosentase tinggi , namun untuk keadaan fisik rusak pada sekolah Swasta cukup tinggi.
5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta menunjukkan angka ideal, sedangkan untuk sekolah Swasta mengalami kelebihan sekolah. 2. Analisis Output Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS
a. Pendidikan SD/MI
1) Angka Mengulang SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang masih di atas standar nasional yaitu di atas 1%.
2) Angka Putus Sekolah SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
3) Angka Partisipasi Kasar SD/MI
APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SD/MI
APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. b. Pendidikan SMP/MTS
1) Angka Mengulang SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
(14)
2) Angka Putus Sekolah SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
3) Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS
APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SMP/MTS
APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 3. Analisis Pencapaian Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS
a. Pendidikan SD/MI
1) Angka Kelulusan SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%.
b. Pendidikan SMP/MTS
1) Angka Kelulusan SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisis korelasi indikator input kinerja pendidikan (kualifikasi guru) dengan pencapaian kinerja pendidikan (angka kelulusan) secara
(15)
statistik menunjukkan kualifikasi guru berhubungan secara positif dengan angka kelulusan.
2. Terdapat keterkaitan angka kelulusan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali, anggaran pendidikan tersebut dianggarkan dengan baik pada program-program penyelenggaraan sekolah untuk memenuhi terlaksananya aktifitas sekolah, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan angka kelulusan pendidikan SD/MI dan SMP/MTS tahun 2010-2011.
3. Capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun secara keseluruhan baik ditinjau dari indikator input,output maupun pencapaian menunjukkan pencapaian diatas 80% atau kategori baik.
F. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran bagi peneliti mendatang hendaknya dapat meneliti lebih luas ke sejumlah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia agar bisa membandingkan antara satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliana. Desi. 2012. Analisis belnja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan
9 tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kanbupaten Boyolali.
Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS: Surakarta.
Anwar, Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(16)
Fatah, Nanang. 1998. Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya .
Fattah, Nanang.2009. Ekonomi dan pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda. Fatah, Nanang. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda.
Hadiyanto. 2004. Mencari Sosol Desentralisasi Manajemen Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Herwin, ST. 2012. Analisis Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pendidikan Dasar (Studi Kasus : Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanegara 2006.
Akuntansi Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, ANDI Yogyakarta.
Renstra Dikpora. 2009. Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Boyolali Revisi Tahun 2010 Indikatif 2011-2015.
Republik Indonesia, 2005, Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan, psal 62.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang APBN TA 2011. Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31.
Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28C ayat (1). Republik Indonesia, 2005, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pasal 13.
Republik Indonesia, 1989, Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sisdiknas pasal 1 ayat (10).
Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional, pasal 1, 11, 12, 34, dan 49.
Sari et al, 2014. Kinerja dinas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
(Studi Kasus pada Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2009-2014). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,.No. 5, Hal 1010-1015.
(17)
Suyanto, 2010. Kebijakan Pemerintah tentang Pelaksanaan Hak atas Pendidikan
Dasar Di Indonesia. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
Menengah Kementrian Pendidikan Nasional.
Syamsudin, 2009. Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar
melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Program Magister Sains – Sekolah Pasca
Sarjana Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Tesis.
Wakhinuddin S. 2009. Angka Partisipasi dalam Pendidikan. http://wakhinuddin.wordpress.com
Wibowo, Agus. 2013. Akuntabilitas Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu dan
Citra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widiyanto, Joko. 2010 . Buku SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
World Bank. 2008. Investasi dalam Pendidikan pada Tingkat Kabupaten/Kota di
Indonesia. Jakarta.
World Bank. 2009. BEC-TF Pedoman Praktis: Analisis Belanja Publik
(1)
5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki kelebihan sekolah, namun untuk SD/MI Negeri mendekati ideal.
b. Pendidikan SMP/MTS
1) Kualifikasi Guru SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 40%. 2) Kualifikasi Kepala Sekolah SMP/MTS
Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 75%.
3) Rasio Siswa-Guru-Rombel danKekurangan/Kelebihan Guru SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tidak efisien, karena tidak memenuhi standar nasional, yaitu 1 rombel terdapat 3 guru mapel.
Capaian kinerja baik Negeri sudah memenuhi angka ideal, namun untuk sekolah Swasta tidak efisien karena setiap rombel kurang dari 32 siswa.
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta terdapat kelebihan guru, namun ada beberapa kecamatan yang kekurangan guru, sehingga perlu diadakan transfer guru dari Kecamatan lain.
(2)
4) Keadaan Fisik
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki prosentase tinggi , namun untuk keadaan fisik rusak pada sekolah Swasta cukup tinggi.
5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta menunjukkan angka ideal, sedangkan untuk sekolah Swasta mengalami kelebihan sekolah. 2. Analisis Output Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS
a. Pendidikan SD/MI
1) Angka Mengulang SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang masih di atas standar nasional yaitu di atas 1%.
2) Angka Putus Sekolah SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
3) Angka Partisipasi Kasar SD/MI
APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SD/MI
APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. b. Pendidikan SMP/MTS
1) Angka Mengulang SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
(3)
2) Angka Putus Sekolah SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%.
3) Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS
APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SMP/MTS
APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 3. Analisis Pencapaian Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS
a. Pendidikan SD/MI
1) Angka Kelulusan SD/MI
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%.
b. Pendidikan SMP/MTS
1) Angka Kelulusan SMP/MTS
Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisis korelasi indikator input kinerja pendidikan (kualifikasi guru) dengan pencapaian kinerja pendidikan (angka kelulusan) secara
(4)
statistik menunjukkan kualifikasi guru berhubungan secara positif dengan angka kelulusan.
2. Terdapat keterkaitan angka kelulusan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali, anggaran pendidikan tersebut dianggarkan dengan baik pada program-program penyelenggaraan sekolah untuk memenuhi terlaksananya aktifitas sekolah, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan angka kelulusan pendidikan SD/MI dan SMP/MTS tahun 2010-2011.
3. Capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun secara keseluruhan baik ditinjau dari indikator input,output maupun pencapaian menunjukkan pencapaian diatas 80% atau kategori baik.
F. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran bagi peneliti mendatang hendaknya dapat meneliti lebih luas ke sejumlah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia agar bisa membandingkan antara satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliana. Desi. 2012. Analisis belnja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan 9 tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kanbupaten Boyolali. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS: Surakarta.
Anwar, Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(5)
Fatah, Nanang. 1998. Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya .
Fattah, Nanang.2009. Ekonomi dan pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda. Fatah, Nanang. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda.
Hadiyanto. 2004. Mencari Sosol Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Herwin, ST. 2012. Analisis Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar (Studi Kasus : Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan).
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanegara 2006. Akuntansi Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, ANDI Yogyakarta.
Renstra Dikpora. 2009. Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Revisi Tahun 2010 Indikatif 2011-2015. Republik Indonesia, 2005, Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan, psal 62.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang APBN TA 2011. Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31.
Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28C ayat (1). Republik Indonesia, 2005, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pasal 13.
Republik Indonesia, 1989, Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat (10).
Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, pasal 1, 11, 12, 34, dan 49.
Sari et al, 2014. Kinerja dinas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan (Studi Kasus pada Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2009-2014). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,.No. 5, Hal 1010-1015. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
(6)
Suyanto, 2010. Kebijakan Pemerintah tentang Pelaksanaan Hak atas Pendidikan Dasar Di Indonesia. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional.
Syamsudin, 2009. Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Program Magister Sains – Sekolah Pasca Sarjana Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Tesis.
Wakhinuddin S. 2009. Angka Partisipasi dalam Pendidikan. http://wakhinuddin.wordpress.com
Wibowo, Agus. 2013. Akuntabilitas Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu dan Citra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widiyanto, Joko. 2010 . Buku SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
World Bank. 2008. Investasi dalam Pendidikan pada Tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia. Jakarta.
World Bank. 2009. BEC-TF Pedoman Praktis: Analisis Belanja Publik Pendidikan Dasar di Tingkat Kab/Kota. Jakarta.