LEMBAGA PENYIARAN SWASTA YANG MELAKUKAN KAMPANYE TERSELUBUNG GUNA KEPENTINGAN PRIBADI PEMILIK LEMBAGA PENYIARAN DALAM SALAH SATU PROGRAM SIARANNYA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TE.
ABSTRAK
LEMBAGA PENYIARAN SWASTA YANG MELAKUKAN KAMPANYE
TERSELUBUNG GUNA KEPENTINGAN PRIBADI PEMILIK LEMBAGA
PENYIARAN DALAM SALAH SATU PROGRAM SIARANNYA
DIKAITKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG
PENYIARAN
Arni Suharti
110110100224
Televisi merupakan salah satu media massa yang berperan penting
dalam perkembangan kehidupan masyarakat. Terdapat berbagai
klasifikasi jasa penyiaran. Salah satu jasa penyiaran yang ada di
Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Swasta (LPS). Salah satu
tayangannya ialah program siaran kuis. Dalam penayangan kuis,
diwajibkan memperhatikan segala regulasi terkait penyiaran dan dijaga
keobjektifitasannya agar tidak bertentangan dengan regulasi yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis ingin
mengetahui kualifikasi perbuatan hukum tentang kampanye terselubung
dalam salah satu program siaran berdasarkan UU Penyiaran, serta akibat
hukum yang ditimbulkan akibat kampanye terselubung yang dilakukan
didalam salah satu program siaran berdasarkan UU Penyiaran.
Metode pendekatan yang digunakan peneliti adalah yuridis normatif
yang menitikberatkan penelitian pada data sekunder dengan spesifikasi
penelitian deskriptif analitis yaitu menganalisis kaitan antara peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktek
pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan mengenai
Kualifikasi perbuatan hukum dan akibat hukum yang ditimbulkan atas
penayangan program siaran yang mengandung kampanye terselubung
guna kepentingan pribadi pemilik lembaga penyiaran. Metode analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yuridis kualitatif.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama, LPS
yang melakukan kampanye terselubung dalam salah satu program
siarannya termasuk kedalam kualifikasi perbuatan melawan hukum yang
bertentangan dengan pasal 36 ayat (4) UU Penyiaran dan regulasi terkait
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Kedua, akibat hukum
yang ditimbulkan terhadap kampanye terselubung yang dilakukan oleh
pemilik lembaga penyiaran adalah KPI telah memberikan sanksi
administrasi berdasarkan ketentuan pasal 55 UU Penyiaran dan P3 dan
SPS. Namun dalam kenyataannya pihak lembaga penyiaran
mengindahkan sanksi yang dijatuhkan oleh KPI dan hanya mensiasati isi
siaran dengan mencari celah hukum yang dapat dimanfaatkan agar
penayangan program siaran tersebut dapat terus tayang. Masyarakat
sebagai publik yang dirugikan dapat menggugat pemerintah atas
pembiaran penyiaran program siaran ini menggunakan Citizen Lawsuit.
iv
LEMBAGA PENYIARAN SWASTA YANG MELAKUKAN KAMPANYE
TERSELUBUNG GUNA KEPENTINGAN PRIBADI PEMILIK LEMBAGA
PENYIARAN DALAM SALAH SATU PROGRAM SIARANNYA
DIKAITKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG
PENYIARAN
Arni Suharti
110110100224
Televisi merupakan salah satu media massa yang berperan penting
dalam perkembangan kehidupan masyarakat. Terdapat berbagai
klasifikasi jasa penyiaran. Salah satu jasa penyiaran yang ada di
Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Swasta (LPS). Salah satu
tayangannya ialah program siaran kuis. Dalam penayangan kuis,
diwajibkan memperhatikan segala regulasi terkait penyiaran dan dijaga
keobjektifitasannya agar tidak bertentangan dengan regulasi yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis ingin
mengetahui kualifikasi perbuatan hukum tentang kampanye terselubung
dalam salah satu program siaran berdasarkan UU Penyiaran, serta akibat
hukum yang ditimbulkan akibat kampanye terselubung yang dilakukan
didalam salah satu program siaran berdasarkan UU Penyiaran.
Metode pendekatan yang digunakan peneliti adalah yuridis normatif
yang menitikberatkan penelitian pada data sekunder dengan spesifikasi
penelitian deskriptif analitis yaitu menganalisis kaitan antara peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktek
pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan mengenai
Kualifikasi perbuatan hukum dan akibat hukum yang ditimbulkan atas
penayangan program siaran yang mengandung kampanye terselubung
guna kepentingan pribadi pemilik lembaga penyiaran. Metode analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yuridis kualitatif.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama, LPS
yang melakukan kampanye terselubung dalam salah satu program
siarannya termasuk kedalam kualifikasi perbuatan melawan hukum yang
bertentangan dengan pasal 36 ayat (4) UU Penyiaran dan regulasi terkait
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Kedua, akibat hukum
yang ditimbulkan terhadap kampanye terselubung yang dilakukan oleh
pemilik lembaga penyiaran adalah KPI telah memberikan sanksi
administrasi berdasarkan ketentuan pasal 55 UU Penyiaran dan P3 dan
SPS. Namun dalam kenyataannya pihak lembaga penyiaran
mengindahkan sanksi yang dijatuhkan oleh KPI dan hanya mensiasati isi
siaran dengan mencari celah hukum yang dapat dimanfaatkan agar
penayangan program siaran tersebut dapat terus tayang. Masyarakat
sebagai publik yang dirugikan dapat menggugat pemerintah atas
pembiaran penyiaran program siaran ini menggunakan Citizen Lawsuit.
iv