PELANGGARAN HAK PRIVASI (PRIVACY RIGHTS) PADA PROGRAM SIARAN INFOTAINMENT YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI SWASTA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN D.
PELANGGARAN HAK PRIVASI (PRIVACY RIGHTS) PADA PROGRAM SIARAN
INFOTAINMENT YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN
TELEVISI SWASTA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 32
TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN
2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Fransen Andreas Sinabutar
110110110149
ABSTRAK
Program acara yang mengungkapkan masalah-masalah pribadi (privasi dan
hak privasi seseorang), disebut dengan acara infotainment. Materi-materi acara
infotainment digemari masyarakat karena jika menayangkan informasi artis yang
berpacaran, perkawinan dan perceraian, keretakan rumah tangga, perselingkuhan,
dan konflik antar pribadi. Di Indonesia tahun 2014, terdapat kasus pelanggaran hak
privasi Ayu Ting-ting akibat penayangan acara Infotainment Status Selebriti di
stasiun televisi SCTV tentang kabar dirinya yang hendak melahirkan anaknya
namun dalam proses perceraian dengan suaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pelanggaran hak privasi seorang artis serta aspek-aspek hukum
perlindungannya ditinjau berdasarkan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan
UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis
normatif yaitu dengan mengkaji dan menguji data sekunder atau bahan-bahan
kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan privasi dan hak privasi.
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif - analitis yaitu mendeskripsikan
batasan/ketentuan isi acara infotainment terhadap pelanggaran hak privasi serta
aspek-aspek perlindungan terhadap hak privasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara
studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang terkumpul dan selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan metode yuridis kualitatif.
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, disebutkan dalam Pasal 26
ayat (1) bahwa penayangan informasi pribadi seseorang oleh lembaga televisi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari orang yang bersangkutan. Kemudian
seorang artis dapat mengajukan gugatan terhadap kerugian karena penayangan
informasi pribadi dirinya, baik secara perdata, arbitrase atau lembaga penyelesaian
sengketa lainnya, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 38 dan Pasal 39 UU ITE.
Selain itu menurut UU Penyiaran diamanatkan dibentuknya Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) yang salah satu tugasnya adalah mengawasi dan mengatur
penyelenggaraan penyiaran, dengan demikian setiap orang juga dapat melakukan
pengaduan langsung kepada KPI.
iv
THE VIOLATION OF PRIVACY RIGHTS IN AN INFOTAINMENT BROADCASTED
BY THE BROADCASTING OF PRIVATE INSTITUTION RELATED TO LAW NO. 32
OF 2002 CONCERNING BROADCASTING AND LAW NO. 11 OF 2008
CONCERNING ELECTRONIC INFORMATION AND TRANSACTION
Fransen Andreas Sinabutar
110110110149
ABSTRACT
Television programs which broadcast privacy problems are called
infotainment. The materials of an infotainment are demanded by the viewers
because
it broadcasts celebrities’ information and issues, specifically their
relationships, marriages and divorces, family break-ups, affairs, and conflicts
between them. In Indonesia, in 2014, there was a case of privacy right between Ayu
Ting-ting and a television program Status Selebriti on SCTV. The case was about
Ayu Ting-ting’s divorce with her husband while she was going to give a birth. The
purpose of this research is to know the violation of privacy right towards celebrities
and the law which protect these problems pursuant to Indonesian Law No. 32 of
2002 concerning Broadcasting and Indonesian Law No. 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transaction.
The approach used in this research is juridical-normative which reviews
secondary data and literatures related to the privacy and privacy right. The research
specification is analytical – descriptive which describes the provisions of an
infotainment to privacy right and the aspects of privacy right protection. This
research is made by way of literature and field studies. Collected data are analyzed
by way of qualitative juridical method.
Pursuant to Article 26 point (1) Indonesian Law No. 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transaction, the broadcasting of someone’s privacy
information by a television must be with an approval from the person involved. The
entertainer may sue the disadvantages which are caused by the broadcasting of his
privacy, either with the private law, or arbitration or another disputes settlements
under Article 38 and Article 39 of the Indonesian Law concerning Electronic
Information and Transaction. Moreover, Indonesian Law concerning Broadcasting
mandates the establishment of Indonesian Broadcasting Commission (Komisi
Penyiaran Indonesia) that one of its purposes is to oversee and manage the
enforcement of broadcasting, therefore everyone may complain directly to the
Indonesian Broadcasting Commission (Komisi Penyiaran Indonesia).
v
INFOTAINMENT YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN
TELEVISI SWASTA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 32
TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN
2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Fransen Andreas Sinabutar
110110110149
ABSTRAK
Program acara yang mengungkapkan masalah-masalah pribadi (privasi dan
hak privasi seseorang), disebut dengan acara infotainment. Materi-materi acara
infotainment digemari masyarakat karena jika menayangkan informasi artis yang
berpacaran, perkawinan dan perceraian, keretakan rumah tangga, perselingkuhan,
dan konflik antar pribadi. Di Indonesia tahun 2014, terdapat kasus pelanggaran hak
privasi Ayu Ting-ting akibat penayangan acara Infotainment Status Selebriti di
stasiun televisi SCTV tentang kabar dirinya yang hendak melahirkan anaknya
namun dalam proses perceraian dengan suaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pelanggaran hak privasi seorang artis serta aspek-aspek hukum
perlindungannya ditinjau berdasarkan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan
UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis
normatif yaitu dengan mengkaji dan menguji data sekunder atau bahan-bahan
kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan privasi dan hak privasi.
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif - analitis yaitu mendeskripsikan
batasan/ketentuan isi acara infotainment terhadap pelanggaran hak privasi serta
aspek-aspek perlindungan terhadap hak privasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara
studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang terkumpul dan selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan metode yuridis kualitatif.
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, disebutkan dalam Pasal 26
ayat (1) bahwa penayangan informasi pribadi seseorang oleh lembaga televisi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari orang yang bersangkutan. Kemudian
seorang artis dapat mengajukan gugatan terhadap kerugian karena penayangan
informasi pribadi dirinya, baik secara perdata, arbitrase atau lembaga penyelesaian
sengketa lainnya, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 38 dan Pasal 39 UU ITE.
Selain itu menurut UU Penyiaran diamanatkan dibentuknya Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) yang salah satu tugasnya adalah mengawasi dan mengatur
penyelenggaraan penyiaran, dengan demikian setiap orang juga dapat melakukan
pengaduan langsung kepada KPI.
iv
THE VIOLATION OF PRIVACY RIGHTS IN AN INFOTAINMENT BROADCASTED
BY THE BROADCASTING OF PRIVATE INSTITUTION RELATED TO LAW NO. 32
OF 2002 CONCERNING BROADCASTING AND LAW NO. 11 OF 2008
CONCERNING ELECTRONIC INFORMATION AND TRANSACTION
Fransen Andreas Sinabutar
110110110149
ABSTRACT
Television programs which broadcast privacy problems are called
infotainment. The materials of an infotainment are demanded by the viewers
because
it broadcasts celebrities’ information and issues, specifically their
relationships, marriages and divorces, family break-ups, affairs, and conflicts
between them. In Indonesia, in 2014, there was a case of privacy right between Ayu
Ting-ting and a television program Status Selebriti on SCTV. The case was about
Ayu Ting-ting’s divorce with her husband while she was going to give a birth. The
purpose of this research is to know the violation of privacy right towards celebrities
and the law which protect these problems pursuant to Indonesian Law No. 32 of
2002 concerning Broadcasting and Indonesian Law No. 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transaction.
The approach used in this research is juridical-normative which reviews
secondary data and literatures related to the privacy and privacy right. The research
specification is analytical – descriptive which describes the provisions of an
infotainment to privacy right and the aspects of privacy right protection. This
research is made by way of literature and field studies. Collected data are analyzed
by way of qualitative juridical method.
Pursuant to Article 26 point (1) Indonesian Law No. 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transaction, the broadcasting of someone’s privacy
information by a television must be with an approval from the person involved. The
entertainer may sue the disadvantages which are caused by the broadcasting of his
privacy, either with the private law, or arbitration or another disputes settlements
under Article 38 and Article 39 of the Indonesian Law concerning Electronic
Information and Transaction. Moreover, Indonesian Law concerning Broadcasting
mandates the establishment of Indonesian Broadcasting Commission (Komisi
Penyiaran Indonesia) that one of its purposes is to oversee and manage the
enforcement of broadcasting, therefore everyone may complain directly to the
Indonesian Broadcasting Commission (Komisi Penyiaran Indonesia).
v