PERANAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN KONTEN YANG BERMUATAN HIPNOTIS DALAM SIARAN YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN SWASTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002 TENTANG P.
ABSTRAK
PERANAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA TERHADAP
PELANGGARAN KONTEN YANG BERMUATAN HIPNOTIS DALAM
SIARAN YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN
SWASTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002
TENTANG PENYIARAN
Haris Budi Prasetio
110110090254
Aktivitas penyiaran adalah aktivitas yang menyatu dengan gaya
hidup setiap hari. Dimanapun kita berada, media penyiaran sangat mudah
didapat dan dapat diakses dimanapun serta dalam kondisi apapun tanpa
henti. Seiiring dengan kemajuan teknologi dari analog ke era digital maka
dunia penyiaran juga semakin memanjakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan
Peraturan KPI Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran
dan Peraturan KPI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Standar Program Siaran.
Peraturan KPI ini bertujuan untuk mengatur mengenai perihal mengenai
penyiaran, salah satunya yaitu mengatur konten siaran dari sebuah
lembaga penyiaran. Namun pada pelaksanaannya sering menimbulkan
pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga penyiaran, contohnya adalah
pelanggaran terhadap konten yang bermuatan hipnotis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengawasan dari KPI
terhadap konten yang bermuatan hipnotis serta bagaimanakah kedudukan
peraturan KPI menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif
yang menekankan pada norma hukum serta nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Penelitian juga dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka dan bahan sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder,
maupun tersier.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam mengawasi
konten siaran, KPI mempunyai dua cara yaitu pengawasan langsung dan
tidak langsung. Dalam mekanisme pemantauan langsung, KPI Pusat
membentuk Tim Analis dan Tim Panel Pemantauan Isi Siaran Televisi.
Pemantauan langsung dilakukan terhadap 11 (sebelas) stasiun televisi
yang bersiaran nasional dan pengawasan tidak langsung adalah dengan
menunggu aduan dari masyarakat. Dalam hal kedudukan Peraturan KPI,
Peraturan KPI adalah peraturan yang diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat selaku KPI adalah komisi yang
setingkat yang dibentuk berdasarkan undang-undang, sesuai yang
diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-undang No. 12 Tahun 2011.
iv
ABSTRACT
THE ROLE OF INDONESIAN BROADCASTING COMMISSION
REGARDING THE VIOLATION OF CONTENT CONTAINING HYPNOTIC
ELEMENTS WHICH BROADCASTED BY PRIVATE BROADCASTER
ACCORDING TO THE LAW NUMBER 32 YEAR 2002 REGARDING
BROADCASTING
Haris Budi Prasetio
110110090254
Broadcasting activity is an activity that blends with daily lifestyle. It
can be accessed easily anywhere on any circumstances. Along with
advances in technology from analog to digital era, broadcasting are more
comfortable for human in order to satisfy their needs. Indonesian
Broadcasting Commission (IBC) released The Regulation of IBC Number
1 Year 2012 regarding Broadcasting Code Of Conduct and The
Regulation of IBC Number 2 Year 2012 regarding Standards Of Broadcast
Programs. These regulation aims to regulate broadcasting matters, one of
which regulate the broadcasting content from a private broadcaster.
However, in the practice, these often lead to violations by broadcasters, for
example is violation of content containing hypnotic elements. This
research aims to know how the surveillance system from the IBC
regarding hypnotic contents and the position of IBC regulations according
to the Law Number 12 Year 2011 regarding Establishment of Laws and
Regulations.
The implemented research method is normative juridical that
emphasizes on legal norms and values in society. The research is also
completed by researching library materials and secondary materials in the
form of the primary, secondary, or tertiary law materials.
.
The result of this research can be concluded that on supervising the
broadcasting contents, IBC have two method, the first is a direct
surveillance and the second is indirect surveillance. for the direct
surveillance, the Central IBC establish an analyst team and panel team for
broadcasting surveillance. Direct surveillance conducted on 11 (eleven)
television station who conduct national broadcast and for the indirect
surveillance is simply by waiting for complaints from the public. As for the
position of IBC regulations, IBC regulations is recognized as regulation
and have legal binding as IBC is recognized as equivalent commission
formed under the laws as instructed in Article 8 (2) of Law No. 12 Year
2011.
v
PERANAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA TERHADAP
PELANGGARAN KONTEN YANG BERMUATAN HIPNOTIS DALAM
SIARAN YANG DITAYANGKAN OLEH LEMBAGA PENYIARAN
SWASTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002
TENTANG PENYIARAN
Haris Budi Prasetio
110110090254
Aktivitas penyiaran adalah aktivitas yang menyatu dengan gaya
hidup setiap hari. Dimanapun kita berada, media penyiaran sangat mudah
didapat dan dapat diakses dimanapun serta dalam kondisi apapun tanpa
henti. Seiiring dengan kemajuan teknologi dari analog ke era digital maka
dunia penyiaran juga semakin memanjakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan
Peraturan KPI Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran
dan Peraturan KPI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Standar Program Siaran.
Peraturan KPI ini bertujuan untuk mengatur mengenai perihal mengenai
penyiaran, salah satunya yaitu mengatur konten siaran dari sebuah
lembaga penyiaran. Namun pada pelaksanaannya sering menimbulkan
pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga penyiaran, contohnya adalah
pelanggaran terhadap konten yang bermuatan hipnotis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengawasan dari KPI
terhadap konten yang bermuatan hipnotis serta bagaimanakah kedudukan
peraturan KPI menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif
yang menekankan pada norma hukum serta nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Penelitian juga dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka dan bahan sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder,
maupun tersier.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam mengawasi
konten siaran, KPI mempunyai dua cara yaitu pengawasan langsung dan
tidak langsung. Dalam mekanisme pemantauan langsung, KPI Pusat
membentuk Tim Analis dan Tim Panel Pemantauan Isi Siaran Televisi.
Pemantauan langsung dilakukan terhadap 11 (sebelas) stasiun televisi
yang bersiaran nasional dan pengawasan tidak langsung adalah dengan
menunggu aduan dari masyarakat. Dalam hal kedudukan Peraturan KPI,
Peraturan KPI adalah peraturan yang diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat selaku KPI adalah komisi yang
setingkat yang dibentuk berdasarkan undang-undang, sesuai yang
diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-undang No. 12 Tahun 2011.
iv
ABSTRACT
THE ROLE OF INDONESIAN BROADCASTING COMMISSION
REGARDING THE VIOLATION OF CONTENT CONTAINING HYPNOTIC
ELEMENTS WHICH BROADCASTED BY PRIVATE BROADCASTER
ACCORDING TO THE LAW NUMBER 32 YEAR 2002 REGARDING
BROADCASTING
Haris Budi Prasetio
110110090254
Broadcasting activity is an activity that blends with daily lifestyle. It
can be accessed easily anywhere on any circumstances. Along with
advances in technology from analog to digital era, broadcasting are more
comfortable for human in order to satisfy their needs. Indonesian
Broadcasting Commission (IBC) released The Regulation of IBC Number
1 Year 2012 regarding Broadcasting Code Of Conduct and The
Regulation of IBC Number 2 Year 2012 regarding Standards Of Broadcast
Programs. These regulation aims to regulate broadcasting matters, one of
which regulate the broadcasting content from a private broadcaster.
However, in the practice, these often lead to violations by broadcasters, for
example is violation of content containing hypnotic elements. This
research aims to know how the surveillance system from the IBC
regarding hypnotic contents and the position of IBC regulations according
to the Law Number 12 Year 2011 regarding Establishment of Laws and
Regulations.
The implemented research method is normative juridical that
emphasizes on legal norms and values in society. The research is also
completed by researching library materials and secondary materials in the
form of the primary, secondary, or tertiary law materials.
.
The result of this research can be concluded that on supervising the
broadcasting contents, IBC have two method, the first is a direct
surveillance and the second is indirect surveillance. for the direct
surveillance, the Central IBC establish an analyst team and panel team for
broadcasting surveillance. Direct surveillance conducted on 11 (eleven)
television station who conduct national broadcast and for the indirect
surveillance is simply by waiting for complaints from the public. As for the
position of IBC regulations, IBC regulations is recognized as regulation
and have legal binding as IBC is recognized as equivalent commission
formed under the laws as instructed in Article 8 (2) of Law No. 12 Year
2011.
v