PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN DAN GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BINJAI.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL TERHADAP

HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN

BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X

SMA NEGERI 7 BINJAI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

TIO RIA PASARIBU

NIM. 8136121030

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRACT

Tio Ria Pasaribu, Reg 8136121030. The Effect of Instructional Strategy and The Style of Secuential Thinking on The Student Achievement in Reading Comprehension of French in Class X At SMA Negeri 7 Binjai. Thesis, Medan: Educational Technology Program, Post-Graduate Program, State University of Medan. 2015.

The objectives of this research are: (1) to know the student achievement in reading comprehension of French taught by PQ4R learning strategy was higher than the student achievement in reading comprehension of French taught by KWL; (2) to know the student achievement in reading comprehension of French having the style of abstrack secuential thinking was higher than the style of concrete secuential thinking; and (3) to know the interaction between instructional strategy and the style of secuential thinkingon the student achievement in reading comprehension of French.

The population of this research were The study population was all students of the class X IPS SMAN 7 Binjai of studying year 2014 / 2015 which consists of three classes with a total population of 139 people. Sampling was done by cluster random sampling amounted to 91 students consisting of 45 students of the class X IPS2 for PQ4R Learning Strategy and 46 students of the class X IPS3for KWL learning strategies. The experiment instruments used by evaluation of instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional in form of multiple choice test consist of 35 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.9054. The normality test used Lilliefors and the homogenity test was Fisher test and Barlett test. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two – ways at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test. While the instruments to measure the style of sequential thinking is adapted from DePorter and standardized to determine the classification of sequential thinking styles of students in each group of research subjects.

The result of the study showed : (1) the average of the students achievement taught by PQ4R learning strategies ̅ = 23.6 was higher than of the students achievement taught by KWL learning strategies ̅ = 21.37, with Fcount = 19.91 > F table = 3.96; (2) the average of the students achievement having abstract sequential thinking styles ̅ = 23.55 was higher than the average of the students achievement having concrete sequential thinking styles ̅ = 21.44 with Fcount = 18.52 > F table = 3.96, (3) there was an interaction between learning strategies and sequential thinking style on the student achievement in reading comprehension of French with Fcount = 84.47 > F table = 3.96.

Based on the data analysis, it can be concluded that the appropriate learning strategies used on students who have abstract sequential thinking style is PQ4R learning strategies while students who have concrete sequential thinking style, the right strategy is the use of learning strategies KWL.


(6)

ABSTRAK

Tio Ria Pasaribu, NIM. 8136121030. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan dan Gaya Berpikir Sekuensial Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Binjai. Tesis, Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran KWL; (2) untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret; dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Binjai tahun akademik 2014/2015yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah keseluruhan populasi 139 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 91 siswa yang terdiri dari 45 siswa kelas X IPS2

yang dibelajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R dan 46 siswa kelas X IPS3 yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran KWL. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 35 soal dengan koefisien reliabilitas 0,9054. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Bartlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0.05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur gaya berpikir sekuensial diadaptasi dari DePorter dan telah distandarisasi untuk mengetahui klasifikasi gaya berpikir sekuensial siswa pada setiap kelompok subjek penelitian.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan Strategi Pembelajaran PQ4R ̅ = 23,6 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar membaca bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan Strategi Pembelajaran KWL ̅ = 21,37 ,dengan Fhitung = 19,91 >

Ftabel = 3.96; (2) rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa

yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak ̅ = 23,55 lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret ̅ = 21,44 dengan Fhitung = 18,52 > Ftabel = 3.96, (3)

terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa dengan Fhitung =

84,47 > Ftabel = 3.96.

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak adalah strategi pembelajaran PQ4R sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret, strategi yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran KWL.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Sekuensial Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Kelas X SMA

Negeri 7 Binjai” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, dan kepada Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti.

Ucapan terimakasih dan hormat yang tulus tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd., dan Madame Dr. Evi Eviyanti, M.Pd. yang masing-masing selaku narasumber yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih dan hormat yang tulus tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Direktur dan Asisten Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terimakasih dan hormat yang tulus tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di


(8)

Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

Selanjutnya, Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Khaidir, S.Pd. selaku kepala SMA Negeri 7 Binjai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 7 Binjai. Terimakasih kepada para staf tata usaha SMA Negeri 7 Binjai atas petunjuk dan partisipasinya. Terimakasih juga yang sebesar-besarnya kepada Madame Natalia Savianti Nain S.Pd. yang telah bersedia membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di kelas.

Terimakasih yang tak terhingga untuk Keluarga besar tercinta B. Pasaribu/ T.D. br. Purba tercinta. Terimakasih untuk Papa, Mama, Kakak Tetty Monica S.Pd., Abang Ipar Praka. Darwis Ependi Zega, Adik Tara Wati Pasaribu, Adik Bhakti Octavin Pasaribu yang selalu ada untuk penulis baik kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun, yang telah memberikan dukungan serta doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed.

Terimakasih juga untuk rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXIII Reguler A-2 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

Penulis mengucapkan terima kasih pula bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan bagi dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

Tio Ria Pasaribu NIM. 8136121030


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 10

C.Pembatasan Masalah ... 12

D.Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A.KajianTeoretis ... 15

1. Hakikat hasil belajar membaca bahasa Prancis ... 15

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 18

a. Strategi Pembelajaran PQ4R ... 25

b. Strategi Pembelajaran KWL ... 35

3. Hakikat Gaya Berpikir Sekuensial ... 40

a. Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 42

b. Gaya Berpikir Sekuensial Konkret... 43

B.Penelitian yang Relevan ... 46

C.Kerangka Berpikir ... 48

D.Hipotesis Penelitian ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58


(10)

B. Populasi dan Sampel ... 58

C. Metode dan Desain Penelitian ... 59

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 61

1. Variabel Penelitian ... 61

2. Definisi Operasional Variabel ... 61

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 64

1. Prosedur Perlakuan ... 64

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 65

F. Pengontrolan Perlakuan ... 70

1. Pengontrolan Validitas Internal ... 71

2. Pengontrolan Validitas Eksternal ... 72

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 72

1. Teknik Pengumpulan Data ... 72

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 72

H. Uji Coba Instrumen ... 75

I. Hasil Uji Coba Instrumen ... 87

J. Teknik Analisis Data ... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 90

A. Deskripsi Data ... 90

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 110

C. Pengujian Hipotesis ... 116

D. Diskusi Hasil Penelitian ... 122

E. Keterbatasan Penelitian ... 130

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 132

A. Simpulan ... 132

B. Implikasi ... 132

C. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 137 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Nilai rata-rata hasil belajar membaca untuk mata

pelajaran bahasa Prancis kelas X ... 6

Tabel 2.1 Komponen Strategi Pembelajaran ... 21

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran PQ4R ... 31

Tabel 2.3 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran KWL ... 37

Tabel 2.4 Perbedaan antara strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran KWL ... 39

Tabel 2.5 Perbedaan Karakteristik Individu Yang Memiliki Gaya Sekuensial Abstrak Dan Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 45

Tabel 3.1 Sebaran populasi siswa kelas X Tahun ajaran 2014/2015 ... 58

Tabel 3.2 Kerangka Eksperimen Penelitian Faktorial 2x2 ... 59

Tabel 3.3 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran PQ4R ... 65

Tabel 3.4 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran KWL ... 68

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 73

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Gaya Berpikir Sekuensial ... 74

Tabel 3.7 Format Baku untuk Mengukur Gaya Berpikir Sekuensial ... 75

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 77

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 80

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 82

Tabel 3.11 Spesifikasi Perhitungan Daya Pembeda, Indeks Kesukaran Dan Validitas Soal Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 84


(12)

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa yang Diajarkan

dengan Strategi Pembelajaran PQ4R ... 90

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa yang Diajarkan

dengan Strategi Pembelajaran KWL ... 93

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 96

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 98

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran PQ4R dan Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 101

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran PQ4R dan Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 103 Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar

Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran KWL dan

Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 106

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca

Pemahaman Bahasa Prancis Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran KWL & Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Konkret ... 108 Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 111 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok

Sampel Strategi pembelajaran PQ4R Dan Strategi


(13)

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak Dan Gaya

Berpikir Sekuensial Konkret ... 115 Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok

Sampel Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir

Sekuensial ... 116 Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa ... 117 Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 117 Tabel 4.15 Rangkuman Uji Scheffe ... 120


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Hasil PISA 2012 ... 5 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa yang Diajarkan dengan Strategi

Pembelajaran PQ4R ... 91 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran

KWL ... 94 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa Dengan Gaya Berpikir Sekuensial

Abstrak ... 96 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa Dengan Gaya Berpikir Sekuensial

Konkret ... 99 Gambar 4.5 Histogram hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran PQ4R dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak ... 101 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran PQ4R dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Konkret ... 104 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Prancis Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran KWL dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak ... 106 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa


(15)

Pembelajaran KWL dengan Gaya Berpikir Sekuensial

Konkret ... 109 Gambar 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 141

Lampiran 2 Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran PQ4R ... 150

Lampiran 3 Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran KWL ... 165

Lampiran 4 Dokumentasi Penerapan dengan Strategi Pembelajaran PQ4R pada mata pelajaran bahasa Prancis kelas X IPS 2 SMAN 7 Binjai ... 178

Lampiran 5 Dokumentasi Penerapan dengan Strategi Pembelajaran KWL pada mata pelajaran bahasa Prancis kelas X IPS 3 SMAN 7 Binjai ... 181

Lampiran 6 Tes Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 183

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Membaca Pemahaman Bahasa Prancis ... 191

Lampiran 8 Tes dan Kunci Jawaban Gaya Berpikir Sekuensial ... 192

Lampiran 9 Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa SMA ... 194

Lampiran 10 Hasil Tes Gaya Berpikir Sekuensial ... 198

Lampiran 11 Data Induk Hasil Belajar ... 199

Lampiran 12 Distribusi Frekuensi ... 202

Lampiran 13 Uji Kecederungan Data ... 226

Lampiran 14 Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa... 235

Lampiran 15 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Prancis Siswa ... 248

Lampiran 16 Pengujian Hipotesis ... 251


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Harapan dan upaya pemerintah mengenai tujuan pendidikan di Indonesia telah ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu tersebut, melalui PP. No. 19 Tahun 2005 pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, dan juga Standar Penilaian Pendidikan.

Pembelajaran bahasa asing di Indonesia adalah salah satu hal yang penting diterapkan di dunia pendidikan mengingat dengan kebutuhan masyarakat dalam


(18)

era globalisasi yang semakin tinggi. Pentingnya penguasaan berbagai bahasa dalam berkomunikasi antar bangsa lain bertujuan untuk menyampaikan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada akhirnya lahirlah globalisasi komunikasi yang dipengaruhi akan kebutuhan berbahasa untuk mengkomunikasikan sesuatu hal yang dimiliki kepada bangsa atau Negara lain. Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasan bahasa asing merupakan kebutuhan yang cukup mendesak pada saat ini, karena bahasa asing juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai bidang, seperti dunia pariwisata, dunia kerja atau usaha, atau dunia pendidikan dalam hal pertukaran siswa/mahasiswa atau peserta didik yang ingin melanjutkan studinya ke luar negeri yang menuntut keahlian lain yaitu keahlian dalam berbahasa asing.

Salah satu pembelajaran bahasa asing di sekolah yaitu pembelajaran bahasa Prancis. Pembelajaran bahasa Prancis sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan Porcher (1995:5) menjelaskan bahwa kedudukan bahasa Prancis di dunia international sebagai berikut: “Le français reste une des grandes langues de diffusion internationale. La France demeure le pays qui consacre le plus d’efforts à la promotion de sa langue et de sa culture”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa terpenting dalam perkembangan kemajuan dunia internasional dan Negara Prancis telah berusaha untuk mempromosikan bahasa dan kebudayaannya baik di Negara-negara francophone maupun di Negara-negara lainnya. Selain itu, bahasa Prancis adalah salah satu dari 6 (enam) official languages yang dipakai dalam forum resmi PBB.


(19)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang peminatan pada pendidikan menengah, mata pelajaran bahasa prancis teramasuk ke golongan peminatan bahasa dan budaya. Mata pelajaran bahasa Prancis diajarkan sejak kelas X hingga kelas XII pada semua jurusan. Dengan mempelajari bahasa Prancis, siswa diharapkan mampu menguasai materi pembelajaran bahasa Prancis yang telah diajarkan baik secara lisan maupun tulisan sehingga para siswa yang telah lulus dari SMA diharapkan dapat berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan bahasa tersebut dan memiliki pengetahuan dasar untuk belajar mendalami bahasa Prancis pada perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang guru dituntut supaya dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam hal pengetahuan, keterampilan dan keahlian sehingga dapat mengajar dan membimbing peserta didiknya semaksimal mungkin agar kompetensi dasar dari proses pembelajaran dapat terpenuhi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menetapkan pembelajaran bahasa Prancis di SMA ditargetkan agar siswa dapat memiliki kemampuan berkomunikasi interpersonal, transaksional, dan fungsional secara efektif; memiliki kemampuan memilih dan melaksanakan tindakan dan strategi komunikasi secara lisan dan tulis; memiliki kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks sosiokultural sebagai wahana untuk penanaman nilai karakter bangsa; menerapkan unsur-unsur kebahasaan secara akurat dan berterima; dan memahami teks-teks sastra prancis. Adapun ruang lingkup materi


(20)

mata pelajaran bahasa Perancis terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum dan pekerjaan untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis untuk dapat berkomunikasi secara sederhana.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 telah menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Mata pelajaran untuk tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik adalah (1) Mendengarkan: Memahami makna dalam wacana lisan berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan; (2) Berbicara: Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan; (3) Membaca: Memahami makna dalam wacana tertulis berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan

sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan ; (4) Menulis: Mengungkapkan

makna secara tertulis dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan.

Melalui penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah dijelaskan bagaimana harapan pemerintah mengenai tujuan pembelajaran bahasa Prancis,


(21)

khususnya aspek membaca pemahaman di Indonesia yaitu agar peserta didik mampu berkomunikasi secara sederhana baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Akan tetapi harapan mengenai tujuan pembelajaran dalam aspek membaca pemahamanmasih jauh dari kenyataan. Hal itu terbukti dari hasil PISA 2012. PISA (programme for International Student Assessment) merupakan studi yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) tentang kemampuan matematika, pemahaman bacaan, dan sains siswa berumur 15 tahun di banyak negara di dunia. PISA pertama kali dilakukan pada tahun 2000 dan kemudian dilakukan kembali setiap 3 tahun. Hasil PISA banyak digunakan oleh negara-negara yang berpartisipasi untuk memperbaiki kualitas dan kebijakan pendidikan masing-masing Negara yang berpartisipasi. Pada PISA 2012 menunjukkan bahwa hasil kemampuan membaca pemahaman siswa di Indonesia berada di peringkat ke-5 (lima) terbawah dari 65 negara seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

Gambar 1 Hasil PISA 2012


(22)

Hasil PISA 2012 tersebut merupakan bukti yang cukup kuat bahwa kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa di Indonesia masih kurang. Meskipun kompetisi internasional ini disajikan dalam bentuk bahasa Inggris, namun jika dikaitkan dengan bahasa Prancis, permasalahannya tentu tidak jauh berbeda. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa kelas X SMA Negeri 7 Binjai untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun pelajaran 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Nilai rata-rata hasil belajar membaca pemahaman untuk mata pelajaran bahasa Prancis kelas X

Tahun Pelajaran Semester I Semester II KKM

2010/2011 69 70 75

2011/2012 69 70 75

2012/2013 70 70 75

Sumber: SMA Negeri 7 Binjai

Dari hasil observasi pada bulan februari dengan guru bahasa Prancis di SMA Negeri 7 Binjai diperoleh informasi permasalah rendahnya nilai hasil belajar membaca pemahaman siswa disebabkan karena sebagian siswa beranggapan bahwa mata pelajaran bahasa Prancis adalah mata pelajaran yang sulit disebabkan pelajaran tersebut tergolong baru sehingga sering terabaikan dengan pelajaran bahasa Inggris dan sebagian siswa lainnya khususnya siswa yang sudah duduk di kelas XII berpendapat bahwa mata pelajaran bahasa Prancis tidak penting karena tidak diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Tetapi ada juga beberapa siswa yang memiliki minat dan motivasi mempelajari bahasa Prancis karena ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada jurusan bahasa asing.


(23)

Peningkatan proses pembelajaran bahasa Prancis di SMA Negeri 7 Binjai, yang pada umumnya telah banyak dilakukan aktivitas pembelajaran yang menunjang pemahaman dan peningkatan penguasaan bahasa Prancis seperti latihan membaca, latihan menulis, menjawab soal-soal dari buku paket, mendengar bahasa Prancis melalui tape recorder, dan mengucapkan bahasa Prancis dengan benar, namun belum banyak menunjukkan peningkatan penguasaan bahasa Prancis yang maksimal atau seperti yang diharapkan, disebabkan fenomena yang banyak ditemukan dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa Prancis adalah masalah lemahnya proses pembelajaran tersebut, yang artinya bahwa proses belajar mengajar yang diselenggarakan umumnya berbasis materi (content based). Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghapal informasi. Otak siswa dipaksa untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Yang menjadi akibatnya adalah ketika anak lulus dari sekolah, mereka banyak yang pintar namun hanya secara teoritis, akan tetapi mereka tidak dapat mengaplikasikannya dalam arti mereka kurang praktek. Dalam pembelajaran bahasa Prancis terlihat bahwa siswa hanya menguasai teori atau gramatik namun pengucapan dan pemahaman dalam kalimat kurang dikuasai siswa.

Menurut Gagné and Briggs (1988:10-11) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi inteligensi, motivasi, gaya kognitif dan gaya belajar siswa.


(24)

Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan dan kondisi lingkungan termasuk strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran. Sehingga untuk mengubah paradigma pembelajaran dari strategi yang biasa-biasa saja ke arah yang lebih baik dalam rangka mencapai proses dan hasil belajar yang lebih baik pula perlu menerapkan strategi lain seperti strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran KWL.

Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Refleksi, Recite, and Review) merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan pemahaman membaca buku. Strategi Belajar PQ4R ini membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ruqia Bibi berjudul Effect of PQ4R Study Strategi in Scholastic Achievement of Secondary School Students in Punjab menyatakan bahwa strategi PQ4R merupakan strategi yang efektif digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran membaca pemahaman di kelas. Disamping strategi PQ4R sangat akurat dalam langkah-langkah pembelajarannya, strategi tersebut juga dapat melatih siswa untuk membaca aktif, bukan membaca pasif karena membaca pasif akan membentuk karakter saat bekerja nanti menjadi seorang pekerja keras tapi lemah dalam ingatannya.

Strategi KWL (Known-Wanted-Learned) memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah


(25)

membaca dengan bimbingan atau tuntunan dari guru. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya dan dapat memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri. Mohammad Hussein Hamdan dalam penelitiannya yang berjudul KWL-Plus Effectiveness on Improving Reading Comprehension of Tenth Graders of Jordanian Male Students berpendapat bahwa strategi KWL sangat efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahamansiswa. Oleh karena itu, guru bahasa Inggris di Yordania dianjurkan untuk mencoba strategi ini dalam pengajaran membaca pemahamandi sekolah Yordania karena dengan menggunakan strategi KWL, siswa bisa tampil lebih baik lagi dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas membaca pemahamanyang lebih menantang pada buku pelajaran bahasa Inggris.

Selain itu agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan, seorang guru juga harus memahami karakteristik-karakteristik siswa yang dihadapi. Dalam kajian ini, salah satu karakteristik siswa yang mempengaruhi hasil belajar membaca pemahamanyaitu gaya berpikir sekuensial. Gaya berpikir sekuensial ada 2 (dua) jenis yaitu gaya berpikir sekuensial konkret dan gaya berpikir sekuensial abstrak.

Gaya berpikir sekuensial konkret memperhatikan dan mengingat detail dengan lebih mudah, mengatur tugas dalam proses tahap demi tahap, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Mereka selalu memecahkan masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta atau kenyataan dan mengolah informasi dengan cara


(26)

yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para sekuensial konkret, realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui melalui indra fisik mereka. Orang sekuensial konkret selalu mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai prosedur baku dan pengarahan.

Sedangkan realitas bagi gaya berpikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses berpikir mereka logis, rasional dan intelektual. Bentuk aktivitas pemikir sekuensial abstrak adalah membaca, dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab di balik akibat dan memahami teori serta konsep.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu

penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi pembelajaran dan Gaya Berpikir

Sekuensial terhadap Hasil Belajar Membaca pemahamanBahasa Prancis Siswa SMA Negeri 7 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar membaca pemahaman siswa. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, strategi pembelajaran dan masih banyak komponen yang lainnya. Untuk lebih jelasnya penelitian yang dilakukan, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini


(27)

yaitu : bagaimanakah strategi pembelajaran bahasa Prancis yang telah digunakan di SMA selama ini? Bila ada strategi yang telah digunakan, bagaimanakah hasil belajar membaca pemahaman siswa yang diperoleh dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut? Lalu jika digunakan strategi pembelajaran yang berbeda, apakah hasil belajar membaca pemahaman siswa yang diperoleh juga berbeda?

Jika dihubungkan dengan gaya berpikir sekuensial, apakah dengan gaya berpikir sekuensial siswa yang berbeda akan mendapatkan hasil belajar membaca pemahaman yang berbeda pula jika digunakan strategi pembelajaran yang berbeda? Kemudian apakah strategi pembelajaran PQ4R cocok bagi siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret dan abstrak? Lalu apakah strategi pembelajaran KWL cocok bagi siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret dan abstrak?

Dari segi hasil belajar pemahaman bacaan, apakah hasil belajar membaca pemahamanbahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran KWL? Lalu dari segi gaya berpikir sekuensial, apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh hasil belajar membaca pemahaman yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R? Atau sebaliknya, apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret akan memperoleh hasil belajar membaca pemahaman yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi pembelajaran KWL? Kemudian strategi pembelajaran manakah di antara strategi


(28)

pembelajaran PQ4R dengan strategi pembelajaran KWL yang cocok digunakan bagi siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial yang berbeda?

C. Pembatasan Masalah

Untuk dapat memberi ruang lingkup yang jelas dan memperdalam pembahasan, maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini yakni: (1) strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran KWL; (2) karakteristik siswa dibatasi pada gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya berpikir sekuensial konkret; (3) hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang

dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran KWL?

2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar membaca pemahaman yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret?


(29)

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran KWL.

2. Untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian ini antara lain adalah: (1) untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan penguasaan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman perkenalan kehidupan di sekolah dalam bahasa Prancis dan menambah wawasan mengenai strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran KWL serta


(30)

pembahasan mengenai gaya berpikir sekuensial siswa, (2) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi seluruh komponen pendidikan bangsa, baik guru, pengelola, pengembang, lembaga penelitian maupun peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa di sekolah.

Manfaat praktisnya adalah hasil penelitian ini akan memperluas wawasan bagi pengambil kebijakan yang terlibat langsung dengan hasil penelitian ini terhadap penyusunan strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Prancis yang diperuntukkan sebagai perolehan hasil belajar membaca pemahaman siswa dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi guru bahasa Prancis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta bermanfaat sebagai sumbangan bagi guru dalam mendisain pembelajaran.


(31)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Pertama, rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran KWL. Dengan demikian strategi pembelajaran PQ4R lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa Prancis guna meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.

Kedua, rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret.

Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir sekuensial dimana siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tepat diajarkan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R, sedangkan siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret lebih tepat diajarkan dengan strategi pembelajaran KWL.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran


(32)

bahasa Prancis. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dari pada strategi pembelajaran KWL. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PQ4R lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran PQ4R, siswa cenderung untuk lebih banyak mengetahui tentang cara membimbing dan konseling siswa di SMA sehingga memudahkan penguasaan materi tentang membaca pemahaman bahasa Prancis.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa kepada guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran PQ4R. Dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Prancis di SMA dan dapat menciptakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan


(33)

strategi pembelajaran PQ4R maka guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran PQ4R.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya berpikir sekuensial siswa berpengaruh terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak memiliki karakteristik cara berpikir yang kritis dan tajam sehingga lebih mudah memahami bahan bacaan. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswanya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswaberimplikasi pada guru mata pelajaran bahasa Prancis untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan gaya berpikir sekuensial. Apabila gaya berpikir sekuensial siswa dapat dikelompokkan maka guru mata pelajaran dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya berpikir sekuensial siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak yang diajarkan dengan strategi pembelajaran


(34)

PQ4R secara rata-rata mempunyai hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran KWL. Sedangkan bagi siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret secara rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkankan menggunakan strategi pembelajaran KWL. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran PQ4R lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak, sedangkan strategi pembelajaran KWL lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik gaya berpikir sekuensial konkret.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswadipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan gaya berpikir sekuensial yang dimiliki siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.


(35)

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan gaya

berpikir sekuensial dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan strategi pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Prancis, karena strategi pembelajaran PQ4R memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran bahasa Prancis dibandingkan dengan strategi pembelajaran KWL. 3. Kepada peneliti lain disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran PQ4R

dan pembelajaran KWL pada mata pelajaran lainnya yang sesuai guna meningkatkan hasil belajar siswa.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ---. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Center teacher and learning. (2010). Instruction AT FSU: a guide to teaching and learning practices. Florida: The florida state university.

Conny, Semiawan, R. 2003. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa di Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia

Delly Anne. Buku bahasa Prancis kelas X. Jakarta : Tunas Melati

Deporter, Bobbi dan Mike H. 2009. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Dick. W & Carey. L. 2005. The Systematic Design of Instruction ( 6 th Ed), Pearson

USA

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dzaki, Muhammad Faiq. 2009. Aktifitas Belajar pada Model Pembelajaran

Kooperatif.(online).http://www.muhammadfaiqdzaki.blogspot.com/downl oad/kooperatif/htm . (tgl.5 Maret 2015)

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fraenkel, Jack R and Norman E. Wallen. 2008. How to Design and Evaluate

Research in Education. New York: McGraw-Hil Companies


(37)

Gagné, R. M., Briggs, L. J. B. dan Wager W. W. 1992. Principles of Instructional Design. Fourth Edition, For Worth. Harcourt Brace: Jovanovich College Publisher

Grabe, William and Fredericka L. Stoller. 2011. Teaching and Researching

Reading. New York: Pearson Education Limited

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Himber, Celine. 2006. Le Mag Méthode deFrançais Paris : Hachette.

Karsana, Ano. 1986. Hasil belajar membaca, Jakarta: Karunika.

Logsdon,A. 2007. Strategy to Improve Reading Comprehension and Retention.

[Online],tersedia:http://www.learningdisabilities.about.com/od/instructional

materials/a/pq4rstrategy.htm. [15 Maret,2015]

Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Merrill, M.D. (1979.) Paradigms for psychomotor instruction, In M.D. Merrill

(Ed). Instructional design: Readings, Englkewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta:

Kencana

Mohammad Hussein Hamdan. 2014. KWL-Plus Effectiveness on Improving

Reading Comprehension of Tenth Graders of Jordanian Male Students

(http://ojs.academypublisher.com/index.php/tpls/article/viewFile/tpls041122 782288/10405 diakses pada tanggal 13 April 2015)

Nurgiyantoro, Burhan. 1997. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE.

Ogle, Donna.1986. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: BumiAksara.

Pebri, Prianda. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir

Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas Vii Smp Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Tesis. Unimed

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(https://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


(38)

(http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/04/SKL_MSPEL_SMA_MA.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015)

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang peminatan pada pendidikan menengah

(http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/Permen%20No mor%2064%20Tahun%202014.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015) PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan

(http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf diakses pada tanggal 11 April 2015)

Porcher, L. 1995. Le Français Langue Étrangère Emergence et Enseignement

d’une Discipline. Paris: Hachette.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara

Rifa’i, Ahmad dan Chatarina Tri Ani. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Ruqia Bibi. 2011. Effect of PQ4R Study Strategi in Scholastic Achievement of Secondary School Students in Punjab

(Pakistan)(http://www.languageinindia.com/dec2011/ruquiabibischolasticfi nal.pdf diakses pada tanggal 13 April 2015)

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Santoso,Puji. dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:

Universitas Terbuka

Schmeck, Ronald R. 1988. Perspectives on Individual Differences: Learning

Strategies and Learning Styles. New York: Springer Science

Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington DC: Association for Educational Communications and

Technology.

Setijadi. 1986. Defenisi teknologi pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

Smaldino, Sharon E, James D, Robert H dan Michael M. (2005). Instructional

Technology and media for learning. Edisi:8. Pearson Merril Prentice Hall. Ohio.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


(39)

Suparman, Atwi. 2012. Desain instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryabrata, Sumardi. 2004. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Bumi aksara

Tarigan, H.G. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung

Thomas, E. L. & Robinson, H. A. 1972. Improving Reading in Every Class: A sourcebook for teachers. Boston.

(http://www.une.edu/cas/lac/learning/pdf/pq4r.pdf (diakses pada tanggal 12

April 2015).

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme.

Surabaya: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Wawryk, Lynne, Gina Harrison, and Bill Prentice. 2004. Teaching Students with

Reading Difficulties and Disabilities; A guide for Educators.

Wena, M. 2013. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi aksara

Winataputra, Udin S., dkk.. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview-FR.pdf diakses pada tanggal 11 April 2015

http://politik.kompasiana.com/2012/11/20/mengenal-enam-bahasa-resmi-pbb-504304.html diakses pada tanggal 11 April 2015

http://blogs.itb.ac.id/appledore/files/2014/05/pisa-fix-copy.jpg diakses pada tanggal 12 April 2015


(1)

PQ4R secara rata-rata mempunyai hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran KWL. Sedangkan bagi siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret secara rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkankan menggunakan strategi pembelajaran KWL. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran PQ4R lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak, sedangkan strategi pembelajaran KWL lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik gaya berpikir sekuensial konkret.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswadipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan gaya berpikir sekuensial yang dimiliki siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Prancis siswa.


(2)

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan gaya berpikir sekuensial dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan strategi pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Prancis, karena strategi pembelajaran PQ4R memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran bahasa Prancis dibandingkan dengan strategi pembelajaran KWL. 3. Kepada peneliti lain disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran PQ4R

dan pembelajaran KWL pada mata pelajaran lainnya yang sesuai guna meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

---. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Center teacher and learning. (2010). Instruction AT FSU: a guide to teaching and

learning practices. Florida: The florida state university.

Conny, Semiawan, R. 2003. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa di Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia

Delly Anne. Buku bahasa Prancis kelas X. Jakarta : Tunas Melati

Deporter, Bobbi dan Mike H. 2009. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Dick. W & Carey. L. 2005. The Systematic Design of Instruction ( 6 th Ed), Pearson

USA

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dzaki, Muhammad Faiq. 2009. Aktifitas Belajar pada Model Pembelajaran

Kooperatif.(online).http://www.muhammadfaiqdzaki.blogspot.com/downl

oad/kooperatif/htm . (tgl.5 Maret 2015)

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fraenkel, Jack R and Norman E. Wallen. 2008. How to Design and Evaluate

Research in Education. New York: McGraw-Hil Companies


(4)

Gagné, R. M., Briggs, L. J. B. dan Wager W. W. 1992. Principles of Instructional Design. Fourth Edition, For Worth. Harcourt Brace: Jovanovich College Publisher

Grabe, William and Fredericka L. Stoller. 2011. Teaching and Researching

Reading. New York: Pearson Education Limited

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Himber, Celine. 2006. Le Mag Méthode deFrançais Paris : Hachette.

Karsana, Ano. 1986. Hasil belajar membaca, Jakarta: Karunika.

Logsdon,A. 2007. Strategy to Improve Reading Comprehension and Retention.

[Online],tersedia:http://www.learningdisabilities.about.com/od/instructional

materials/a/pq4rstrategy.htm. [15 Maret,2015]

Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Merrill, M.D. (1979.) Paradigms for psychomotor instruction, In M.D. Merrill

(Ed). Instructional design: Readings, Englkewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta:

Kencana

Mohammad Hussein Hamdan. 2014. KWL-Plus Effectiveness on Improving

Reading Comprehension of Tenth Graders of Jordanian Male Students (http://ojs.academypublisher.com/index.php/tpls/article/viewFile/tpls041122 782288/10405 diakses pada tanggal 13 April 2015)

Nurgiyantoro, Burhan. 1997. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE.

Ogle, Donna.1986. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: BumiAksara.

Pebri, Prianda. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir

Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas Vii Smp

Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Tesis. Unimed

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(https://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


(5)

(http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/04/SKL_MSPEL_SMA_MA.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015)

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang peminatan pada pendidikan menengah

(http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/Permen%20No mor%2064%20Tahun%202014.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015) PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan

(http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf diakses pada tanggal 11 April 2015)

Porcher, L. 1995. Le Français Langue Étrangère Emergence et Enseignement

d’une Discipline. Paris: Hachette.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara

Rifa’i, Ahmad dan Chatarina Tri Ani. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Ruqia Bibi. 2011. Effect of PQ4R Study Strategi in Scholastic Achievement of

Secondary School Students in Punjab

(Pakistan)(http://www.languageinindia.com/dec2011/ruquiabibischolasticfi nal.pdf diakses pada tanggal 13 April 2015)

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Santoso,Puji. dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:

Universitas Terbuka

Schmeck, Ronald R. 1988. Perspectives on Individual Differences: Learning

Strategies and Learning Styles. New York: Springer Science

Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya.

Washington DC: Association for Educational Communications and Technology.

Setijadi. 1986. Defenisi teknologi pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

Smaldino, Sharon E, James D, Robert H dan Michael M. (2005). Instructional

Technology and media for learning. Edisi:8. Pearson Merril Prentice Hall. Ohio.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


(6)

Suparman, Atwi. 2012. Desain instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryabrata, Sumardi. 2004. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Bumi aksara

Tarigan, H.G. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung

Thomas, E. L. & Robinson, H. A. 1972. Improving Reading in Every Class: A

sourcebook for teachers. Boston.

(http://www.une.edu/cas/lac/learning/pdf/pq4r.pdf (diakses pada tanggal 12

April 2015).

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme.

Surabaya: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Wawryk, Lynne, Gina Harrison, and Bill Prentice. 2004. Teaching Students with

Reading Difficulties and Disabilities; A guide for Educators.

Wena, M. 2013. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi aksara

Winataputra, Udin S., dkk.. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview-FR.pdf diakses pada tanggal 11 April 2015

http://politik.kompasiana.com/2012/11/20/mengenal-enam-bahasa-resmi-pbb-504304.html diakses pada tanggal 11 April 2015

http://blogs.itb.ac.id/appledore/files/2014/05/pisa-fix-copy.jpg diakses pada tanggal 12 April 2015