PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR

TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN

BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI

DI KECAMATAN MARDINGDING

KABUPATEN KARO

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

oleh

DEBORA JUNIKE AGAPE HUTABARAT NIM. 8106122050

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i `

Abstrak

Hutabarat, Debora Junike Agape. NIM. 8106122050. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri Di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Tesis. Medan: Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan 2016

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran SQ3R (Survey, Questions, Read Recite, and Review) dan

strategi pembelajaran DRTA (Directed, Reading, Thinking Activity), (2) mengetahui

perbedaan hasil belajar membaca antara siswa yang memiliki gaya brpikir Divergen dan gaya berrpikir Konvergen, (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 178 orang kelas VIII yang berasal dari SMPN 3 da n SMPN 2 Mardingding Kabupaten Karo. Sedangkan sampel berjumlah 70 orang yang diambil dari 2 ke las dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan dilaksanakan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan angket gaya berpikir untuk membedakan gaya berpikir yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 40 s oal yang diujikan sebanyak 36 soal yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 j alur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher dan Bartlett. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) Hasil belajar membaca siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran SQ3R lebih tinggi dibandingkankan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran DRTA. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung > Ftabel, yaitu 5.94 > 3.99 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = (1,66); (2) Siswa yang memiliki gaya berpikir Divergen memperoleh hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya berpikir Konvergen. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung > Ftabel, yaitu 46.56 > 3.99 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = (1,66): (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar membaca. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung > Ftabel, yaitu 16.11 > 3.99 pada taraf signifikansi α =. 0,05 dengan dk = (1,66). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran SQ3R lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran DRTA untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris dari siswa SMPN 3 dan SMPN 2 M ardingding. Kemudian siswa yang mempunyai gaya berpikir Divergen memperoleh rata-rata hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai gaya berpikir Konvergen. Dengan demikian diharapkan para guru hendaknya berusaha menggunakan strategi pembelajaran SQ3R untuk pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris agar hasil belajar siswa lebih meningkat. Bila gaya berpikir diketahui, maka strategi pembelajaran SQ3R lebih baik digunakan pada siswa yang memiliki gaya berpikir Divergen dan strategi pembelajaran DRTA lebih baik digunakan pada siswa yang memiliki gaya berpikir Konvergen.


(6)

ii `

Abstract

Hutabarat, Debora Junike Agape. NIM. 8106122050.The effect of learning strategy and thinking styles on reading comprehension learning achievement of student SMP Negeri Mardingding Kabupaten Karo. Thesis. Medan: State University of Medan 2016

This research is aimed at : (1) finding the difference of the students achievement taught by SQ3R (Survey, Questions, Read Recite, and Review) learning strategy and DRTA (Directed, Reading, Thinking Activity) learning strategy, (2) finding the difference of the students

achievement in reading comprehension who have Divergence thinking style and Convergence thinking style, (3) and the interaction between learning strategy and thinking style in effecting the students achievement in reading comprehension. This research used a quasy experiment. The population for this research were 178 students from SMPN 3 and SMPN 2 Mardingding Kabupaten Karo, and 70 students from 2 classes were taken as sample using cluster random sampling. Before this research was done, the sample was given the questioner about thinking style to differentiate the kind of thinking style which had by the students. The test about result of study reading comprehension was used to analyze the hypotesis of this research has tried before to know about the validity and realibilitiy of the test. The result of 40 questions which have been tested, there are 36 questions is appropriate with the requirement. The statistic of this research is descriptive statistic to present the data and inferential statistic to test the research hypotesis. Hypotesis of this research is tested by using two-ways Anova but before it, the researcher makes analysis requirement test of data, that is normality test by using Liliefors test and homogenity varians by using Fisher’s and Bartlett’s test. The result of hypotesis test shows that : (1) The students achievement in reading comprehension taught with SQ3R learning strategy is higher than taught with DRTA learning strategy. It is shown by Fratio > Ftabel, it is 5.94 > 3.99 on α = 0.05 with dk = (1,66); (2) The students having Divergence thinking style get the higher reading comprehension achievement than The students having Convergence thinking style. It is shown by Fratio > Ftabel, it is 46.56 > 3.99 on α = 0.05 with dk = (1,66); (3) There is an interaction between learning strategy and thinking styles to the students achievement in reading comprehension. It is shown by Fratio > Ftabel, it is 16.11 > 3.99 on α = 0.05 with dk = (1,66). Through this research can be concluded that SQ3R learning strategy is better than DRTA learning strategy to increase the students achievement in reading comprehension in SMPN 3 and SMPN 2 Mardingding Kabupaten Karo. Then the students having Divergence thinking style have better learning achievement average on reading comprehension than the students having Convergence thinking style. Thus, it is expected the teachers using SQ3R learning strategy to teach reading comprehension in order to increase students achievement. If the thinking style is known, so SQ3R learning strategy is better used to students who have Divergence thinking styles and DRTA learning strategy is better used to students who have Convergence thinking styles.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan berkat-Nya senantiasa menyertai hidup penulis, sehingga tetap dalam keadaan sehat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd dan bapak Prof. Dr. Mukhtar, M. Pd, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M. Pd, Dr. R. Mursid, M. Pd, dan Dr. Naeklan Simbolon, M. Pd sebagai narasumber yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun untuk tesis ini.

Rasa terima kasih juga disampaikan penulis kepada:

1. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd sebagai ketua Prodi Teknologi Pendidikan dan Dr. R. Mursid, M. Pd sebagai sekertaris Prodi yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam hal administrasi selama perkuliahan.

2. Bapak dan Ibu Dosen di program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman, kematangan, dan pemahaman yang baik dalam berpikir dan bertindak.

3. Menda Sitepu, S. Pd, M.M sebagai Kepala SMPN 3 Mardingding, Antoni Sembiring S. Pd, sebagai Kepala SMPN 2 Mardingding yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang diperlukan selama penelitian, dan guru patner penelitian yang telah banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan, dan siswa kelas VIII-b dan VIII-1 SMPN 3 dan SMPN 2 Mardingding TA. 2015/2016 yang telah menjadi sampel penelitian.

4. Suami tercinta Samuel Marihot Siregar dan anak tercinta Serenauli Samudera Siregar, serta Orangtua tercinta Marsuan Hutabarat dan Magda Marbun yang selalu mendoakan dan mendukung penulis secara moril dan materil dalam menyelesaikan Program Magister Pendidikan pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan sampai selesai.


(8)

iv

5. Teman-teman mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Kelas B-2 Angkatan XIX Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang memberi dukungan dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang dikarenakan beberapa hambatan yang dihadapi. Namun berkat bimbingan dan bantuan pihak-pihak di atas maka tesis ini dapat diselesaikan. Penulis berharap tesis ini berguna dan bermafaat serta dapat menambah khasanah berpikir bagi setiap yang membacanya, terkhusus bagi dunia pendidikan.

Medan, Februari 2016

Penulis

Debora Junike Agape Hutabarat


(9)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil UN Mata Pelajaran Bahasa Inggris ………... 5 Tabel 2.1 Komponen Strategi Instruksional Dick & Carey ………... 24 Tabel 2.2 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite

and Review (SQ3R) ………...………...………. 30

Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran SQ3R …...………. 32 Tabel 2.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Directed Reading Thinking

Activity (DRTA) ………...………...…………. 35

Tabel 2.5 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran DRTA …...………. 37 Tabel 2.6 Perbedaan Strategi Pembelajaran SQ3R dan DRTA ………...…………. 38 Tabel 3.1 Desain Eksperimen Faktorial 2 X 2 ………...………... 60 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris ……... 69 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Gaya Berpikir ………...………... 71 Tabel 4.1 Rangkuman Rata-Rata Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa

Inggris ………...………...………... 78

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R ………... 79 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA ………... 81 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...…………. 82 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………… 84 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...………...………... 85 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………...……….. 87 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………...………...………... 88 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………...………...……….. 90 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ………...………...…… 91 Tabel 4.11 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Siswa

Yang Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan DRTA ...…… 94 Tabel 4.12 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Siswa

Yang Memiliki Gaya Berpikir Divergen Dan Konvergen ………...…… 95 Tabel 4.13 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Strategi

Pembelajaran Dan Gaya Berpikir ………...……… 96 Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 X 2 ………...………. 96 Tabel 4.15 Rangkuman Uji Scheffe ………...………... 99


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dikotomi Fungsi Belahan Otak Kiri Dan Otak Kanan ……… 41 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R ………... 80 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA ……….. 81 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………... 83 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………... 84 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………... 86 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran SQ3R Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………... 87 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Divergen ………... 89 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Yang

Diajar Dengan Strategi pembelajaran DRTA Dan Memiliki Gaya Berpikir Konvergen ………... 90 Gambar 4.9 Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ……… 121

Lampiran 2. RPP ……… 131

Lampiran 3. Instrumen Tes Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Inggris … 155 Lampiran 4. Uji Coba Instrumen Penelitian ……… 159

Lampiran 5. Hasil Uji Coba Tes Instrumen Penelitian ……… 165

Lampiran 6. Instrumen Gaya Berpikir ……… 168

Lampiran 7a. Data Penelitian ………. 170

Lampiran 7b. Distribusi Frekuensi Dan Histogram ……… 173

Lampiran 7c. Uji Normalitas ……… 194

Lampiran 7d Uji Homogenitas ……… 202

Lampiran 7e Uji Hipotesis ………. 205

Lampiran 7f. Uji Scheffe ……… 209

Lampiran 8. Tabel Statistik ……… 212


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah tuntutan utama bagi bangsa Indonesia pada era persaingan global saat ini. Untuk menghadapi tuntutan ini diperlukan penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dengan pesatnya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada setiap aspek kehidupan dijadikan suatu indikator bahwa masyarakat memiliki peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, sehingga masyarakat dianggap mampu menghadapi persaingan yang terjadi pada bidang-bidang kehidupan.

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghadirkan tantangan bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan manusia bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan hal di atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak terlepas dari peran utama dunia pendidikan. Pendidikan dianggap bagian yang sangat hakiki dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, institusi pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.

Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Pendidikan telah ada sejak manusia ada dimuka bumi. Pendidikan mencakup banyak hal, yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman, semuanya ditangani oleh pendidik. Berarti mendidik bermaksud membuat manusia menjadi


(13)

2

lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan kehidupannya menjadi kehidupan yang berbudaya dan mampu bersaing pada era global (Pidarta, 2009: 2).

Peningkatan kualitas pendidikan mutlak diperlukan saat ini. Untuk membangun pendidikan yang berkualitas diperlukan dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I (1) pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Syah, 2010: 1). Dalam pelaksanaan sistem pendidikan unsur utama adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan pada institusi-institusi pendidikan. Tuntutan masyarakat terhadap efesiensi, produktifitas, efektifitas mutu, dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran menjadi suatu keharusan yang harus dipenuhi.

Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan nasional, kegiatan proses pembelajaran dianggap sebagai kegiatan inti karena melalui proses pembelajaran diharapkan tercapainya tujuan pendidikan dalam bentuk perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sanjaya, 2006: 65). Dalam proses pencapaian tujuan ini bahasa memegang peran penting karena bahasa memampukan manusia untuk saling berhubungan dan berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, belajar dari sesama, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Tanpa bahasa kita tidak mungkin dapat mengidentifikasi,


(14)

3

berinteraksi, dan bertukar informasi. Bahasa memiliki tiga (3) fungsi, yaitu: (1) fungsi penamaan (naming atau labeling), (2) fungsi interaksi, dan (3) fungsi transmisi (Barker, dalam Mulyana, 2007: 266). Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa di sekolah telah mengalami banyak transformasi strategi, metode, teknik, dan pemikiran-pemikiran yang ditujukan untuk peningkatan kualiatas pembelajaran bahasa itu sendiri, khususnya untuk pembelajaran bahasa Inggris. Sesuai dengan kebijakan pendidikan di Indonesia, bahasa Inggris adalah bahasa kedua atau second language atau bahasa asing pertama yang diajarkan pada sekolah-sekolah formal, mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan,


(15)

4

dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells dalam Modul PLPG UNNES 2008).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sebagaimana tertuang dalam tiga (3) Dimensi Kompetensi Lulusan pelajaran bahasa Inggris Kurikulum 2013; (1) Dimensi Sikap yaitu memiliki (melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan) perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia (jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis), percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulannya, (2) Dimensi Pengetahuan yaitu memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis, (3) Dimensi Keterampilan yaitu memiliki (melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi) pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Tujuan mata pelajaran bahasa Inggris yang telah dipaparkan di atas maka peserta didik tingkat SMP diharapkan telah memiliki berbagai kemampuan dalam mempraktekkan konsep-konsep bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Namun fakta


(16)

5

hasil pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang belum menguasai konsep-konsep tersebut secara maksimal. Rendahnya kualitas peserta didik pada mata pelajaran bahasa Inggris terlihat pada keterampilan berkomunikasi peserta didik sendiri yang tercermin pada hasil belajar bahasa Inggris sehari-hari maupun hasil belajar bahasa Inggris yang diujikan secara nasional melalui Ujian Nasional (UN).

Rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris terjadi pula pada beberapa sekolah di kabupaten Karo, termasuk pada SMP Negeri 2 Mardingding dan SMP Negeri 3 Mardingding. Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh dari kantor Tata Usaha kedua sekolah di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata UN peserta didik untuk mata pelajaran bahasa Inggris masih rendah dan kurang memuaskan bila dibandingkan dengan target nilai yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, seperti yang terlihat pada table berikut.

Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Mardingding dan SMP Negeri 3 Mardingding Tahun Pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2014/2015

Tahun Pelajaran

SMP Negeri 2 Mardingding SMP Negeri 3 Mardingding Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata

2012/2013 9.20 4.60 8.45 9.00 4.00 7.40

2013/2014 9.00 4.40 8.15 9.40 4.80 8.23

2014/2015 9.40 4.80 7.25 9.00 4.00 6.46

Sumber Data: Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Tata Usaha SMP Negeri 2 Mardingding dan SMP Negeri 3 Mardingding

Dari table 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil belajar bahasa Inggris masih rendah dan tidak memuaskan. Hal ini tentunya membuat pihak sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua merasa kecewa. Mereka mengasumsikan bahwa mutu pendidikan di SMP Negeri kecamatan Mardingding tergolong rendah karena nilai Ujian


(17)

6

Nasional (UN) khususnya mata pelajaran bahasa Inggris tersebut masih rendah dan tidak memenuhi target nilai rata-rata yang ditetapkan dari Departemen Pendidikan Nasional yaitu dengan nilai rata-rata Nilai Akhir (NA) dari seluruh mata pelajaran yang diujikan mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima).

Berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan pihak SMP Negeri di kecamatan Mardingding, diantaranya mengadakan les tambahan bahasa Inggris, memberikan motivasi, mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan atau seminar peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris. Meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan namun sejauh ini belum menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perkembangan atau peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris.

Perlu diketahui bahwa kesuksesan atau peningkatan kualitas pembelajaran tidak hanya tergantung pada satu sisi saja, bukan hanya pada pihak sekolah saja walaupun memang sekolah yang memegang peran utama. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran adalah suatu proses. Proses pembelajaran adalah segala hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru sebagai instructional agent mengarahkan segala tindakannya terhadap pebelajar untuk mencapai tujuan tertentu dengan memperhatikan kondisi internal dan eksternal (Reigeluth 1983: 56). Sejalan dengan Reigeluth, Gagne, dalam Prawiradilaga (2009: 15) menuliskan bahwa proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi belajar; internal maupun eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan diri pebelajar, sedang kondisi eksternal adalah pengaturan lingkungan yang didisain.

Proses pembelajaran ini melibatkan beberapa faktor yaitu: (1) faktor guru, (2) faktor siswa, (3) faktor sarana dan prasarana, dan (4) faktor lingkungan (Sanjaya 2011: 52). Guru menjadi faktor nomor satu yang terlibat dalam proses pembelajaran, hal ini menuntut guru agar lebih mengembangkan profesionalismenya melalui pengembangan strategi pembelajaran yang benar-benar mampu mengaktifkan dan menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif,


(18)

7

inovatif, kreatif, efektif, dan sekaligus menyenangkan bagi siswanya. Namun fakta melihat pembelajaran di sekolah-sekolah yang berpusat pada guru dimana guru masih aktif sebagai pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran di kelas, sedangkan peserta didik pasif sebagai penerima informasi, meski-pun paradigma pendidikan yang baru sudah mengarahkan pada student centered. Selain itu pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan

drill-drill (latihan) yang kemungkinan besar disebabkan banyaknya materi yang harus diselesaikan

dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun peserta didik tidak lagi dianggap objek pembelajaran, tetapi kenyataannya proses pembelajaran masih sangat didominasi oleh guru.

Peneliti melihat hal ini sebagai faktor yang mencolok dalam menentukan hasil belajar siswa yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan membaca. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang semakin penting peranannya dalam menghadapi abad ke-21 adalah membaca disamping tiga (3) keterampilan lainnya (mendengar, berbicara, dan menulis). Dengan majunya teknologi di bidang media cetak, ribuan bahkan ratusan ribu judul/ topik dari berbagai bidang pengetahuan yang terbit setiap harinya. Hanya dengan memiliki keterampilan membaca yang efesien dan efektif berbagai informasi yang bermanfaat dapat dipahami dengan mudah. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang memfokuskan siswa untuk dapat memahami ragam wacana sastra maupun nonsastra yang dapat juga dilihat pada model-model soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran bahasa Inggris yang disajikan untuk siswa.

Guru harus mampu mengeksplorasi pengetahuan dan jiwa profesionalismenya dalam menentukan dan mengembangkan strategi-strategi untuk keberhasilan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru adalah komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang profesional di bidang pembangunan, oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai


(19)

8

tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Hal ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transfer knowledge, tetapi juga sebagai “pengajar” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkenaan dengan ini guru memiliki peranan yang sangat unik dan kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya mengantarka siswa ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi keberhasilan siswa, sesuai dengan tanggungjawabnya. Sebagaimana Sardiman (2004: 161) menuliskan sepuluh (10) kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media/ sumber belajar, (5) menguasai landasan-landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa Inggris di SMP Negeri di kecamatan Mardingding belum menunjukkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Hal ini disebabkan oleh faktor proses pembelajaran khususnya strategi pembelajaran yang belum optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh guru dan kurangnya kesadaran akan pentingnya keterampilan dalam berbahasa Inggris khususnya untuk kompetensi membaca. Untuk mengatasi hal ini guru harus memiliki strategi-strategi tertentu dalam mengajarkan keterampilan membaca untuk mata pelajaran bahasa Inggris.

Dari beberapa strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Survey, Question, Read,

Recite, Review (SQ3R) adalah strategi pembelajaran khusus untuk keterampilan membaca.


(20)

9

bertujuan untuk membantu pembaca agar dapat memahami secara utuh dan rinci tentang isi suatu teks. Dengan Strategi Pembelajaran SQ3R, pembaca akan lebih cepat menemukan gagasan-gagasan pokok yang terdapat di dalam teks. Langkah-langkah yang terdapat di dalam Strategi Pembelajaran SQ3R, meliputi: survey, question, read, recite, dan review. Strategi ini dianggap memiliki kelebihan dibanding strategi pembelajaran konvensional karena dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Melalui penerapkan langkah-langkah tersebut siswa memiliki kebebasan dalam menganalisis wacana, siswa terangsang untuk mampu berpikir kritis terhadap permasalahan di sekitarnya dan terlatih untuk belajar secara kolaboratif. Hal ini dibuktikan dengan sudah adanya beberapa penelitian yang dilakukan mengenai strategi pembelajaran SQ3R ini yang temuannya menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada beberapa bidang studi. Strategi pembelajaran SQ3R dianggap dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran jauh lebih baik daripada strategi pembelajaran yang konvensional. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan strategi pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan hasil pelajaran membaca bahasa Inggris dalam kajian ini.

Selain Strategi Pembelajaran SQ3R, strategi pembelajaran lain yang juga dapat meningkatkan keterampilan membaca adalah Strategi Pembelajaran Directed Reading

Thinking Activity (DRTA). Strategi Pembelajaran DRTA adalah strategi yang memfokuskan

keterlibatan siswa dalam memprediksi dan membuktikan prediksinya ketika mereka membaca teks. Pada strategi pembelajaran ini siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Berbeda dengan strategi pembelajaran yang umum digunakan untuk membaca yang umumnya digunakan dimana siswa dihadapkan pada suatu teks bacaan kemudian siswa membaca teks tersebut. Cara ini membuat siswa merasa bosan dan kurang berminat mengeksplorasi teks bacaan


(21)

10

tersebut. Strategi pembelajaran ini mendorong siswa untuk mengaplikasikan keterampilan metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat itu siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Beberapa penelitian terlebih dahulu menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran DRTA merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran, terutama pada hasil pembelajaran bahasa apabila dibandingkan dengan strategi konvensional atau ekspositori.

Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat hasil belajar juga ditentukan oleh kemampuan guru mengenal dan memahami karakteristik siswa. Pengenalan akan karakteristik siswa ini dapat membantu guru dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran apa yang tepat untuksiswa tersebut. Menurut Kemp (1977: 18), guru harus dapat mengenali karakteristik siswa dan menghargai siswa sebagai individu belajar. Proses pembelajaran yang efektif terjadi apabila materi yang disampaikan guru dapat dipahami siswa melalui struktur kognitifnya. Siswa dapat mengingat konsep materi yang disampaikan guru dan memahaminya, jadi siswa mengalami apa yang disebut dengan meaningful learning. Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Hamzah. B Uno, 2007). Apabila guru mengenal karakteristik siswa, guru dapat menjadikan hal ini sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan, mengetahui daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan, menyajikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien, dan mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh siswa. Salah satu karakteristik siswa adalah gaya berpikir siswa. Gaya berpikir adalah cara individu dalam merespon suatu permasalahan tentang hal-hal yang terkait dengan pembicaraan atau informasi yang diberikan. Guilford (dalam Sternberg, 1997) memperkenalkan model struktur intelektual yang membedakan cara bekerjany (operasi) pikiran menjadi dua tipe berpikir konvergen (convergent thinking) dan berpikir divergen


(22)

11

(divergent thinking). Individu yang berpikir secara konvergen berarti berpikir mengkerucut, sehingga umumnya berpandangan bahwa penyelesaian diperoleh melalui cara berpikir prosedural atau struktural. Sementara itu, berpikir divergen berarti membuka pikiran untuk berbagai kemungkinan termasuk penyelesaian yang tidak terpikirkan oleh orang lain pada umumnya.

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran Bahasa Inggris dapat mencapai hasil yang maksimal apabila guru memahami strategi pembelajaran apa yang tepat untuk diterapkan pada siswanya. Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat guru juga harus mempertimbangkan karakteristik siswa, dalam hal ini adalah gaya berpikir siswa. Kedua hal ini dianggap memiliki pengaruh terhadap hasil pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dilakukan penelitian yang mengkaji pengaruh strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Negeri di kecamatan Mardingding.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa aspek yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu: (1) Apakah ada pengaruh strategi pembelajaran dengan hasil belajar bahasa Inggris? (2) Apakah gaya berpikir siswa mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris? (3) Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R? (4) Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai dengan menggunakan strategi pembelajaran DRTA? (5) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara siswa yang diberikan strategi pembelajaran SQ3R dengan yang diberikan strategi pembelajaran DRTA? (6) Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai siswa yang memiliki gaya berpikir divergen? (7) Bagaimanakah hasil belajar bahasa Inggris yang dicapai


(23)

12

siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen dengan siswa yang memiliki gaya berpikir divergen? (9) Bagaimana hasil belajar bahasa Inggris antara siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dan konvergen jika diajarkan dengan strategi pembelajaran SQ3R? (10) Bagaimana hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dan konvergen jika diajarkan dengan strategi pembelajaran DRTA? (11) Apakah ada pengaruh strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar? (12) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada strategi pembelajaran dan gaya berpikir. Strategi pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA. Sedangkan gaya berpikir dibatasi pada gaya berpikir divergen dan konvergen. Hasil belajar bahasa Inggris dibatasi pada keterampilan membaca pemahaman (reading comprehension) dengan materi Descriptive Text dan Recount Text. Aspek yang dinilai dibatasi hanya pada aspek kognitif saja, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Hasil belajar membaca pemahaman (reading

comprehension) yang akan dinilai adalah hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Negeri 2

Mardingding dan SMP negeri 3 Mardingding kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.


(24)

13

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dibandingkan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRTA?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dibandingkan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar bahasa Inggris?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran DRTA.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dan siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen.

3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil belajar bahasa Inggris.


(25)

14

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidik yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis. Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran SQ3R dan strategi pembelajaran DRTA serta kaitannya dengan gaya berpikir siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. 2. Sumbangan pemikiran bagi guru, pengelola, pengembang dan lembaga-lembaga

pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa.

3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoretis dan teknologi pembelajaran.

4. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran pada pembelajaran bahasa Inggris yang dapat diterapkan guru bagi kemajuan dan peningkatan keberhasilan belajar siswa.

2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khsususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.


(26)

113 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, uji persyaratan, uji hipotesis dan diskusi hasil penelitian, maka

1. Hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran SQ3R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRTA.

2. Hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir Divergen lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir Konvergen.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan gaya berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa.

B. Implikasi

1. Implikasi Terhadap Guru Bidang Studi Bahasa Inggris

Strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa. Pada kedua strategi ini pemahaman siswa akan suatu bacaan digali lebih dalam untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi. Pada proses pelaksanaan pembelajaran guru dituntut mampu menggerakkan siswa agar aktif dalam melaksanakan proses strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA ini secara runtut karena pada kedua strategi pembelajaran ini guru lebih dominan mengarahkan pemikiran siswa terhadap hal yang terdapat pada isi teks bacaaan sedangkan siswa disini lebih aktif melaksanakan tahapan-tahapan proses strategi pembelajaran tersebut


(27)

114

dengan melibatkan diskusi dengan sesama siswa, saling memberi pendapat dan. Setiap materi pembelajaran tentunya memiliki karakteristik tersendiri, demikian juga dengan pelajaran membaca pemahaman dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu sebelum menggunakan suatu strategi pembelajaran seorang guru bahasa Inggris seharusnya mengidentifikasi cirri-ciri dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Selain mengidentifikasi karakteristik materi pembelajaran hal penting yang harus dilakukan seorang guru bahasa Inggris adalah mengidentifikasi karakteristik siswa tersebut, bagaimana kondisi siswa tersebut tentang kepribadian, motivasi, gaya belajar, dan gaya berpikir seperti yang dibahas dalam penelitian ini. Mengidentifikasi karakteristik siswa dan materi pembelajaran serta menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran tentunya akan mendatangkan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris yang baik pula. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada para guru yang mengajar bahasa Inggris melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran agar para guru bahasa Inggris dapat menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dengan baik, dan apabila para guru dapat mengenali gaya berpikir siswa antara divergen dan divergen mereka dapat menetukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa tersebut

2. Implikasi Terhadap Perencanaan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran SQ3R lebih tinggi daripada hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRTA ditinjau dari gaya berpikir siswa, memberikan suatu fakta bahwa dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris, strategi pembelajaran SQ3R lebih tepat digunakan dari pada strategi pembelajaran DRTA. Desain strategi pembelajaran SQ3R direncanakan dan dikembangkan harus sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran yang ada, agar dapat


(28)

115

mendukung proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan maksimal dan pada akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan Dengan desain strategi pembelajaran yang telah direncanakan dan dikembangkan ini maka hasil pembelajaran bahasa Inggris siswa semakin meningkat. Selain karakteristik materi pembelajaran, hal penting lain yaitu karakteristik siswa. Karakteristik siswa juga perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh ketika seorang guru merencanakan dan mengembangkan suatu pembelajaran sehingga ketika seorang guru melaksanakan pembelajaran tercipata kondisi yang kondusif dimana guru benar-benar memahami gaya berpikir siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada para guru yang mengajar melalui seminar, ataupun lokakarya maupun pelatihan. Dengan memperkenalkan strategi pembelajaran SQ3R lewat pelatihan maupun lokakarya diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran DRTA. Selain itu perlu juga dipublikasikan dalam jurnal, internet, dan blog agar dapat diketahui oleh orang banyak khususnya yang berminat dalam pengembangan strategi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang dikemukakan di atas, maka ada beberapa hal yang disarankan yaitu:

1. Bagi guru di SMP Negeri Mardingding kab. Karo agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreatifitas dalam menggunakan strategi pembelajaran di sekolah. Selain itu, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran SQ3R untuk memperolah hasil belajar yang lebih baik dan perlu lagi menggali strategi DRTA ini lebih dalam lagi agar juga dapat digunakan sesuai dengan kompetensi dan pembelajaran yang akan dicapai.


(29)

116

2. Bagi guru bahasa Inggris agar memperhatikan berbagai karakteristik konsep-konsep materi pembelajaran dan karakteristik siswa yang diajar agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa tersebut. Apabila gaya berpikir siswa diketahui maka strategi pembelajaran SQ3R baik digunakan untuk siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dan strategi pembelajaran DRTA baik digunakan untuk siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen. Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa mendapat hasil belajar yang baik pula.

3. Guru agar mampu dalam menyajikan materi pelajaran secara runtut dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA di lapangan, sehingga rencana pembelajaran yang sebelumnya dapat terlaksana dengan baik untuk setiap pertemuannya. Disamping itu guru harus lebih sering menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA ini agar hasil belajar dapat lebih baik lagi mengingat pembelajaran bahasa Inggris berkaitan erat dengan aspek membaca pemahaman.

4. Pihak-pihak yang memiliki andil dalam peningkatan mutu pendidikan agar mempertimbangkan mengadakan seminar, lokakarya atau pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru dalam menggunakan strategi pembelajaran khususnya strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA dikaitkan dengan gaya berpikir siswa agar hasil belajar siswa semakin meningkat.

5. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini, yaitu penggunaan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA dengan melibatkan variable moderator lain seperti, sikap bahasa, motivasi, gaya belajar, tipe kepribadian, jenis kelamin serta karakteristik lainnya yang terdapat pada siswa. Disamping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel penelitian serta waktu penelitian sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti lain.


(30)

117

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assessing. New York: Longman

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asrori, M. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Alderson, J C. 2001. Assesing Reading. Cambridge: Cambridge University Press

Brophy, D. R. 2001. Comparing the Attributes, Activities, and Performance of Divergent,

Convergent, and Combination Thinkers. Creativity Research Journal Vol. 13

BNSP. 2013. Prosedur Operasi Standar Penyelengaraan Ujian Nasional 2014. Jakarta: BNSP

Claridge, G and McDonald, A. 2009. An investigation into the relationships between

convergent and divergent thinking, schizotypy, and autistic traits. Personality and

Individual Differences Journal 46 (2009) 794–799)

Denison, P. E and Denison, G. E. 2002. Brain Gym (Senam Otak) Jakarta: Grasindo DePorter and Hernacki, 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Farida R. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara Givens, C. 2012. Divergent thinking. Palm Beach State College

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo

Farrel, T S. C. 2009. Teaching to English Language Learning.London: Corwin Pers Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan

Jones, D. 2004. Painles Reading Comprehension. New York: Baron Educational Series

Kemp, J E. 1977. Instructional Design. A plan for Unit and Course Development. 2nd ed. Belmont Ca: Fearon-Pitman Pulb., Inc


(31)

118

Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

McNeil, J D. 1992. Reading Comprehension. Los Angeles:HarperCollins Publisher Miarso. Y. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Muhibbin, S. 2010, Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya

Munandar, S. C. U. 1992. Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Gramedia Nessel, D. D & Graham, J. M. 2007. Thinking Strategy for Student Achievement. California:

Corwin Press

Noer, M. 2013. Speed Reading for Beginners. Panduan Membaca Lebih Cepat, Lebih

Cerdas, dan Pemahaman yang Lebih Baik. E-book

Nuriah. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas X Sma Negeri 4 Medan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 12, 2008. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bahasa

Inggris SMP. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Pidarta, M. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawiradilaga, D. S. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

PSDMPK dan PMP. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Medan: Kemendikbud

Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional- Design Theories And Models: An Overview Of Their

Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sak, U and Maker, C. J. 2005. Divergence And Convergence Of Mental Forces Of

Children In Open And Closed Mathematical Problems. International Education

Journal, 2005, 6(2), 252-260.

Sanjaya, W. 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media


(32)

119

Semiawan, C. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Somadayo, S. 2011, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, Yogyakarta: Graha Ilmu

Suardika, I G. N. 2008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konstruktivis Berbasis ICT Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Gaya Berpikir Divergen dan Konvergen. Denpasar: SMAN 1 Denpasar

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaliasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sudjana, M. A. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Suparman, M. A. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Perbukuan Universitas Terbuka Suriasumantri, J. S. 2006. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Susilawati, S. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Smp Negeri 1 Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Tesis.

Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Tarigan, H. G. 2005, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Uno, H. B. 2007, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Waine, J. T, 2010. An Analysis of Convergent and Divergent Teaching on High School Students' Understanding of Selected Lighting Principles. Thesis. Wisconsin: The Graduate School University of Wisconsin

Wisaksono, B. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Sikap Bahasa Terhadap Hasil

Belajar Membaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana

Unimed

Wulandari, I dan Mahfud. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Survey,Question, Read, Recite, And Review (SQ3R) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau Dari Minat Baca. Jurnal: FKIP Universitas Sebelas Maret

Yuliati, D, 2011 . Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Kemampuan MembacaBahasa Indonesia Kelas VII Siswa SMP Darma Pancasila Medan. Tesis.


(33)

120

Kurniawan, F. 2013. Membaca http://wwwkaruniacahayafajar.blogspot.com/2013/06 /membaca.html (diakses Juni 2014)

Riadi, M. 2013. Strategi Belajar SQ3R. http://www.kajianpustaka.com (diakses 23 Juni

2015)

Teacher, Technology. 2014. How to Study Better Using SQ3R. http://www.teach-nology.com/teachers/lesson-plan/interdisciplinary/usingsq3r.html (diakses Juli 2015) Vision, Teacher. 2014. Directed Reading ThinkingActivity. Pearson Education, Inc.


(1)

mendukung proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan maksimal dan pada akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan Dengan desain strategi pembelajaran yang telah direncanakan dan dikembangkan ini maka hasil pembelajaran bahasa Inggris siswa semakin meningkat. Selain karakteristik materi pembelajaran, hal penting lain yaitu karakteristik siswa. Karakteristik siswa juga perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh ketika seorang guru merencanakan dan mengembangkan suatu pembelajaran sehingga ketika seorang guru melaksanakan pembelajaran tercipata kondisi yang kondusif dimana guru benar-benar memahami gaya berpikir siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada para guru yang mengajar melalui seminar, ataupun lokakarya maupun pelatihan. Dengan memperkenalkan strategi pembelajaran SQ3R lewat pelatihan maupun lokakarya diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran DRTA. Selain itu perlu juga dipublikasikan dalam jurnal, internet, dan blog agar dapat diketahui oleh orang banyak khususnya yang berminat dalam pengembangan strategi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang dikemukakan di atas, maka ada beberapa hal yang disarankan yaitu:

1. Bagi guru di SMP Negeri Mardingding kab. Karo agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreatifitas dalam menggunakan strategi pembelajaran di sekolah. Selain itu, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran SQ3R untuk memperolah hasil belajar yang lebih baik dan perlu lagi menggali strategi DRTA ini lebih dalam lagi agar juga dapat digunakan sesuai dengan kompetensi dan pembelajaran yang akan dicapai.


(2)

116

2. Bagi guru bahasa Inggris agar memperhatikan berbagai karakteristik konsep-konsep materi pembelajaran dan karakteristik siswa yang diajar agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa tersebut. Apabila gaya berpikir siswa diketahui maka strategi pembelajaran SQ3R baik digunakan untuk siswa yang memiliki gaya berpikir divergen dan strategi pembelajaran DRTA baik digunakan untuk siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen. Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa mendapat hasil belajar yang baik pula.

3. Guru agar mampu dalam menyajikan materi pelajaran secara runtut dengan menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA di lapangan, sehingga rencana pembelajaran yang sebelumnya dapat terlaksana dengan baik untuk setiap pertemuannya. Disamping itu guru harus lebih sering menggunakan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA ini agar hasil belajar dapat lebih baik lagi mengingat pembelajaran bahasa Inggris berkaitan erat dengan aspek membaca pemahaman.

4. Pihak-pihak yang memiliki andil dalam peningkatan mutu pendidikan agar mempertimbangkan mengadakan seminar, lokakarya atau pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru dalam menggunakan strategi pembelajaran khususnya strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA dikaitkan dengan gaya berpikir siswa agar hasil belajar siswa semakin meningkat.

5. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini, yaitu penggunaan strategi pembelajaran SQ3R dan DRTA dengan melibatkan variable moderator lain seperti, sikap bahasa, motivasi, gaya belajar, tipe kepribadian, jenis kelamin serta karakteristik lainnya yang terdapat pada siswa. Disamping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel penelitian serta waktu penelitian sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti lain.


(3)

117

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Longman

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asrori, M. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Alderson, J C. 2001. Assesing Reading. Cambridge: Cambridge University Press

Brophy, D. R. 2001. Comparing the Attributes, Activities, and Performance of Divergent, Convergent, and Combination Thinkers. Creativity Research Journal Vol. 13

BNSP. 2013. Prosedur Operasi Standar Penyelengaraan Ujian Nasional 2014. Jakarta: BNSP

Claridge, G and McDonald, A. 2009. An investigation into the relationships between convergent and divergent thinking, schizotypy, and autistic traits. Personality and Individual Differences Journal 46 (2009) 794–799)

Denison, P. E and Denison, G. E. 2002. Brain Gym (Senam Otak) Jakarta: Grasindo DePorter and Hernacki, 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Farida R. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara Givens, C. 2012. Divergent thinking. Palm Beach State College

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo

Farrel, T S. C. 2009. Teaching to English Language Learning.London: Corwin Pers Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan

Jones, D. 2004. Painles Reading Comprehension. New York: Baron Educational Series

Kemp, J E. 1977. Instructional Design. A plan for Unit and Course Development. 2nd ed. Belmont Ca: Fearon-Pitman Pulb., Inc


(4)

118

Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

McNeil, J D. 1992. Reading Comprehension. Los Angeles:HarperCollins Publisher Miarso. Y. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Muhibbin, S. 2010, Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya

Munandar, S. C. U. 1992. Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Gramedia Nessel, D. D & Graham, J. M. 2007. Thinking Strategy for Student Achievement. California:

Corwin Press

Noer, M. 2013. Speed Reading for Beginners. Panduan Membaca Lebih Cepat, Lebih Cerdas, dan Pemahaman yang Lebih Baik. E-book

Nuriah. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas X Sma Negeri 4 Medan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 12, 2008. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bahasa Inggris SMP. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Pidarta, M. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawiradilaga, D. S. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

PSDMPK dan PMP. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Medan: Kemendikbud

Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional- Design Theories And Models: An Overview Of Their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sak, U and Maker, C. J. 2005. Divergence And Convergence Of Mental Forces Of Children In Open And Closed Mathematical Problems. International Education Journal, 2005, 6(2), 252-260.

Sanjaya, W. 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media


(5)

Semiawan, C. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Somadayo, S. 2011, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, Yogyakarta: Graha Ilmu

Suardika, I G. N. 2008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konstruktivis Berbasis ICT Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Gaya Berpikir Divergen dan Konvergen. Denpasar: SMAN 1 Denpasar

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaliasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sudjana, M. A. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Suparman, M. A. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Perbukuan Universitas Terbuka Suriasumantri, J. S. 2006. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Susilawati, S. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Smp Negeri 1 Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Tarigan, H. G. 2005, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Uno, H. B. 2007, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Waine, J. T, 2010. An Analysis of Convergent and Divergent Teaching on High School Students' Understanding of Selected Lighting Principles. Thesis. Wisconsin: The Graduate School University of Wisconsin

Wisaksono, B. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Sikap Bahasa Terhadap Hasil Belajar Membaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed

Wulandari, I dan Mahfud. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Survey,Question, Read, Recite, And Review (SQ3R) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau Dari Minat Baca. Jurnal: FKIP Universitas Sebelas Maret

Yuliati, D, 2011 . Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Kemampuan MembacaBahasa Indonesia Kelas VII Siswa SMP Darma Pancasila Medan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Unimed


(6)

120

Kurniawan, F. 2013. Membaca http://wwwkaruniacahayafajar.blogspot.com/2013/06 /membaca.html (diakses Juni 2014)

Riadi, M. 2013. Strategi Belajar SQ3R. http://www.kajianpustaka.com (diakses 23 Juni 2015)

Teacher, Technology. 2014. How to Study Better Using SQ3R. http://www.teach-nology.com/teachers/lesson-plan/interdisciplinary/usingsq3r.html (diakses Juli 2015) Vision, Teacher. 2014. Directed Reading ThinkingActivity. Pearson Education, Inc.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 37

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN PRAYATNA DAN PERGURUAN BUDISATRYA.

0 2 38

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN DAN GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BINJAI.

0 8 39

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SMP NEGERI TEBING TINGGI.

0 11 37

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PEUREULAK, ACEH TIMUR.

0 1 30

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 GEBANG KABUPATEN LANGKAT.

0 1 37

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI 7 KOTA BINJAI.

0 1 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI 4 BAHOROK LANGKAT.

0 1 26

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 4 BANDA ACEH.

0 1 35

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR VERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SMP NEGERI 1 STABAT.

0 0 14