PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X SMK DI KOTA MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PADA

SISWA KELAS X SMK NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH :

ARTA DINATA SITEPU NIM : 8136122005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ii ABSTRAC

Arta Dinata Sitepu, Reg. 8136122005. The Effect of Instructional Strategy and Technical Aptitude on Student Achievement in Basic and Electrical Measurements of Xth Grade Student in Medan Vocational School. A Thesis: Post Graduate Program of State University of Medan. 2015.

This research is conducted to finding out: (1) Student Lerning Achievement in Basis and Electrical Measurement which is taught by Contextual Strategy and by Expository Strategy. (2) Learning Achievement in Basic and Electrical Measurement of student who had high technical aptitude and low technical aptitude. (3) Interaction between Instructional Strategy and Technical Aptitude on student learning achievement in basic and electrical measurement. The population of this research were all Xth Grade students in 2th Medan Vocational School (consist of 5 classes : X TPTL1 – X TPTL5) and Xth Grade School in 13th Medan Vocational School (consist of 2 classes : X TPTL1- X TPTL2). The sampel taken by Cluster Random Sampling Technique. Researcher choose X TPTL2 Class (30 students) of 2th Medan Vocational School for Contextual Strategy and X TPTL1 Class (30 Students) of 13th Medan Vocational School for Expository Strategy. The instrument used to measure the learning achievement is a multiple choice test, and for finding out data of technical aptitude utilise aptitude test. The normality test use Liliefors test and the homogenity test use Fisher test for two sampel clusters and Bartlett test for four sampel clusters. The data analysis technique was two-way Analysis of Variance (ANOVA) at the level of significance 0.05 followed by scheffe test. The research findings were: (1) the average of student learning achievement taught by contextual strategy ̅ = 19.4 which was higher than student that taught by expository strategy ̅ = 16.9 with Fcount : 9.99 > Ftable : 4.02. (2) The average of learning achievement of student who had high technical aptitude ̅ = 19.9 which was higher than student who had low technical aptitute ̅ = 16.1 with Fcount: 28.62 > Ftable : 4.02. And (3) There was an interaction between instructional strategy and technical aptitute toward student learning achievement in basic and electrical measurement with Fcount : 4.29 > Ftable : 4.02.

Based on the data analysis, it can be cocluded that the appropriate instructional strategy for high technical aptitute student should be taught by contextual strategy and for low technical aptitude student should be taught by expository strategy. The implication of this research is specially suggested to teacher who teach basic and electrical measurement on application of instructional strategy and considering in characteristic technical aptitude of student.


(6)

iii ABSTRAK

Arta Dinata Sitepu. NIM. 8136122005. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Siswa Kelas X SMK Di Kota Medan. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajarn Ekspositori. (2) Mengetahui hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang memiliki tingkat bakat tinggi dan siswa yang memiliki bakat teknik rendah. (3) Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan bakat teknik siswa terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan terdiri dari lima kelas (XTPTL1 – XTPTL5) dan siswa kelas X SMK Negeri 13 Medan yang terdiri dari dua kelas (XTPTL1 – XTPTL2). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara undi (Cluster Random Sampling). Sampel penelitian ini dipilih kelas XTPTL2 (30 orang) yang akan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual pada SMK Negeri 2 Medan dan kelas XTPTL1 (30 orang) yang akan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada SMK Negeri 13 Medan. Instrument penelitian untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan berganda begitu juga untuk mendapatkan data tentang bakat teknik siswa digunakan tes bakat teknik. Uji normalitas dengan uji liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher untuk dua kelompok sampel dan uji Bartlett untuk empat kelompok sampel. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikan 0,05 yang dilanjutkan dengan uji scheffe. Hasil penelitian adalah : (1) rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual ̅ = 19,4 lebih tinggi daripada rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori ̅ = 16,9 dengan Fhitung = 9,99 > Ftabel = 4,02, (2) rata –

rata hasil belajar siswa dengan memiliki bakat teknik tinggi ̅ = 19,9 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki bakat teknik rendah ̅ = 16,1 dengan Fhitung = 28,62 > Ftabel = 4,02 dan (3) terdapat interaksi antara strategi

pembelajaran dan bakat teknik terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik dengan Fhitung = 4,29 > Ftabel = 4,02.

Berdasarkan hasil analisis data yang disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa dengan karakteristik bakat teknik tinggi adalah strategi pembelajaran kotenkstual sedangkan siswa dengan tingkat bakat tekniknya rendah, maka strategi pembelajaran yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada guru Dasar Dan Pengukuran Listrik yaitu dalam penerapan strategi pembelajaran memperhatikan karakteristik siswa khususnya karakteristik bakat teknik.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga tesis yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X SMK DI Kota Medan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) di Program Studi Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tesis ini menelaah tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Siswa, dalam proses mulai dari penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, saran, nasihat, motivasi serta kritik yang sangat membangun dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dengan keihlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluankan waktunya disela – sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd, Bapak Dr. Baharauddin, M.Pd selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.


(8)

iv

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr. Raden Mursyid, M.Pd selaku ketua dan sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

4. Direktur, Asisten I, II, III beserta staff Program Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesakan tesis ini.

5. Bapak Sukardi, S.Pd, MM selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Medan dan Bapak Sakti, S.Pd, M.Pd kepala sekolah SMK Negeri 13 Medan yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian lapangan, juga kepada staff, tata usaha serta guru mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik Bapak Ali Makmur Siregar dan Bapak Budi Hutapea yang telah bersedia membantu dalam proses penelitian.

6. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada Ayahnda Bersama Sitepu, Ibunda Saurmaulina Br Sembiring, Istriku Tercinta Sanny Ervina Br Ginting serta Anakku Yang Sangatku Sayangi Alfanta Valerian Putra Sitepu yang telah memberikan dorongan, motivasi dan semangat serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. 7. Buat teman – teman terbaik penulis, Surya Pangaribuan, Erikson Simbolon,

Jumari Sinaga, Hanafi Hasibuan, Yuannisah Aini, Belladina, Pajid Bukit dan seluruhnya teman – teman kelas TP B-II yang telah memberikan dukungan, motivasi dan kebersamaan hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. 8. Serta pihak – pihak yang belum tersebutkan yang juga telah banyak


(9)

v

9. Dan juga kepada Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat kepada penulis maupun rekan – rekan lain terutama bagi rekan – rekan guru dalam meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik di depan kelas serta dapat menjadi seorang yang berkompeten dan profesional.

Medan, Juni 2015 Penulis,


(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 13

C.Pembatasan Masalah ... 14

D.Rumusan Masalah ... 15

E.Tujuan Penelitian ... 15

F.Manfaat Penelitian ... 16

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 17

A.Kajian Teoretis ... 17

1.Hakikat Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 17

2.Hakikat Strategi Pembelajaran ... 24

a.Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 26

b.Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 39

3.Hakekat Bakat Teknik ... 56

B.Penelitian Yang Relevan ... 60

C.Kerangka Berfikir ... 62

D.Hipotesis Penelitian ... 71

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 72

A.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 72

B.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 72

1.Populasi penelitian ... 72

2.Sampel penelitian ... 73

C.Metode Dan Desain Penelitian ... 73

D.Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakukan ... 75

1.Prosedur Perlakukan ... 75

2.Pelaksanaan perlakukan ... 77

E.Pengontrolan Perlakukan ... 81

F.Variabel Dan Defenisi Oprasional Variabel ... 83

G.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 85

H.Teknik Analisis Data ... 91

I.Uji persyaratan Analisis ... 92


(11)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 95

A.Deskripsi Data Penelitian ... 95

B.Pengujian Persyaratan Analisis ... 106

C.Pengujian Hipotesis ... 112

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 121

E.Keterbatasan Penelitian ... 129

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 131

A.Simpulan ... 131

B.Implikasi ... 132

C.Saran ... 135

Daftar pustaka ... 137


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Yang Ditamatkan Tahun 2012 ... 4

Tabel 2.1 Kurikulum Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 23

Tabel 2.2 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kontekstual .... 36

Tabel 2.3 Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 54

Tabel 3.1 Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 ... 74

Tabel 3.2 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kontekstual .... 77

Tabel 3.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 80

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Test Hasil Belajar ... 85

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Tes Bakat Baku ... 91

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi pembelajaran Kontekstual ... 96

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 97

Tabel 4.3 Distibusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Tinggi ... 98

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah ... 99

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Tinggi Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 101

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat teknik Tinggi Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 102

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 104

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat Teknik Rendah Pada Kelas Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 105

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian ... 107

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 110

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Kelompok Siswa Dengan Bakat Teknik Tinggi Dan Bakat Teknik Rendah ... 111

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik ... 111

Tabel 4.13 Tabel Statistik Anava Dua Jalur ... 112

Tabel 4.14 ringkasan Perhitungan Anava Fatorial 2 x 2 ... 113


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran

Kontekstual ... 96 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran

Ekspositori ... 97 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Bakat

Teknik Tinggi ... 99 Gambar 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah ... 100 Gambar 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Tinggi Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 101 Gambar 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Tinggi Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 103 Gambar 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Kontekstual ... 104 Gambar 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki

Bakat Teknik Rendah Pada Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 106 Gambar 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran Dan Bakat Teknik ... 116


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tes Hasil Belajar ... 140

Lampiran 2 Perhitungan Validitas Uji Coba Instrument Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 141

Lampiran 3 Perhitungan reliabilitas Test Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 143

Lampiran 4 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 144

Lampiran 5 Perhitungan Indeks Diskriminasi Dasar Dan Pengukuran Listrik ... 145

Lampiran 6 Perhitungan Indeks Distraktor ... 146

Lampiran 7 Tes Bakat Teknik ... 150

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Test Bakat Teknik ... 151

Lampiran 9 Data Hasil Penelitian Untuk Test Bakat Teknik ... 152

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ... 153

Lampiran 11 Data Hasil Penelitian Masing – Masing kelompok ... 154

Lampiran 12 Distribusi Frekuensi ... 155

Lampiran 13 Pengujian Normalitas Data ... 179

Lampiran 14 Uji Homogenitas ... 189

Lampiran 15 Uji Hipotesis ... 194


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia untuk menjamin kesuksesan pembangunan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan dilangsungkan untuk membantu perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia, sehingga demikian manusia itu diharapkan dapat mengusahakan kehidupan sendiri yang lebih sejahtera. Sementara fungsi pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu salah satu tujuan pendidikan adalah mewujudkan pribadi – pribadi yang mampu menolong diri sendiri ataupun orang lain, sehingga terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera. Untuk itu pendidikan memberikan latihan – latihan terhadap karakter, kognisi, serta jasmani manusia, sedangkan pribadi manusia tersebut dapat terhambat ataupun tertunda oleh dukungan – dukungan lingkungannya.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 26 ayat 2 disebutkan bahwa pendidikan menengah umum atau sederajadnya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Proses pendidikan di sekolah


(16)

2 diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi peserta peserta didik. Menurut Hamalik (2012: 77) terdapat tujuh komponen dalam proses pembelajaran yaitu (1) tujuan pendidikan dan pembelajaran; (2) peserta didik; (3) tenaga kependidikan khususnya guru; (4) perencanaan pengajaran; (5) strategi pembelajaran; (6) media pengajaran; dan (7) evaluasi pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak terlepas dari rendahnya kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dikemukakan oleh Buchari (2001:36) bahwa secara umum kondisi dunia pendidikan Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, sekalipun sudah banyak sekali kemajuan yang telah dicapai, tetapi dalam pandangan dunia luar sistem pendidikan Indonesia kurang mampu mengikuti tuntutan yang muncul dari proses modernisasi.

Berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan pada tahun 2012 dinyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, dan angka bertahan siswa hingga tingkat sekolah menengah (UNESCO, 2012). Sementara itu The United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2011 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human


(17)

3 Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara dengan nilai IPM Indonesia adalah 0,684. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat.

Selain itu, data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7–12 tahun mencapai 0,67 persen atau 182.773 anak; usia 13–15 tahun sebanyak 2,21 persen, atau 209.976 anak; dan usia 16–18 tahun semakin tinggi hingga 3,14 persen atau 223.676 anak. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran di Indonesia periode Agustus 2014 mencapai 7,2 juta orang. Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan adalah SMK. Lulusan SMK dan SMA paling banyak menyumbang angka pengangguran. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan pembahasan faktor-faktor yang dapat menentukan minat siswa dalam upaya mengatasi pengangguran. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran lulusan SMK sampai bulan Agustus 2014 adalah 1.332.521 orang, sedangkan lulusan SMA adalah 1.962.786 orang, terpaut 630.265 orang. Selisih angka tersebut masih tergolong sedikit, mengingat sebenarnya lulusan SMK sudah dibekali dengan berbagai keterampilan.


(18)

4 Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2012 – 2014 Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan

2012 2013 2014

Agustus Agustus Agustus

Tidak/belum pernah sekolah 85 374 81 432 74 898

Belum/tidak tamat SD 512 041 489 152 389 550

SD 1 452 047 1 347 555 1 229 652

SLTP 1 714 776 1 689 643 1 566 838

SLTA Umum 1 867 755 1 925 660 1 962 786

SLTA Kejuruan 1 067 009 1 258 201 1 332 521

Diploma I,II,III/Akademi 200 028 185 103 193 517

Universitas 445 836 434 185 495 143

Total 7 344 866 7 410 931 7 244 905

Sumber : diolah dari http://www.bps.go.id

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai dengan pasal 11 ayat 3 UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik yang dapat bekerja pada bidang tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut pembinaan peserta didik yang akan terjun ke masyarakat harus dilakukan seoptimal mungkin, baik mengenai kompetensi kejuruan maupun bidang disiplin ilmu. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK dalam GGPP 1999 Nasional yaitu : (1) menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah pada saat ini maupun pada saat mendatang dan (4) menyiapkan tamatan agar mampu menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.


(19)

5 Dasar Dan Pengukuran Listrik merupakan cabang ilmu Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik yang berkaitan dengan cara mencari tahu atau memahami alam secara sistematik, sehingga Dasar Dan Pengukuran Listrik bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu penemuan. Dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik, sangat diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun emosional. Mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik merupakan salah satu mata pelajaran yang menyulitkan bagi siswa, hal ini berdampak pada sulitnya siswa menerima pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru sehingga hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa masih rendah dan masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa proses belajar mengajar belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, dimana hasil nilai rata-rata mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik masih di bawah standar ketuntasan minimal yang ditetapkan. Terdapat hambatan yang ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar yang harus dicarikan solusinya.

Menurut Wardiman (2001:18) bahwa rendahnya minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik karena proses pembelajaran kurang mendukung pemahaman anak didik, yaitu terlalu banyak hafalan, hanya terpaku dari buku panduan yang ada dan kurang dilengkapi dengan praktek di lapangan. Strategi pembelajaran yang kurang sesuai atau kurang mendukung, bahkan relatif monoton dan kurang bervariasi dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. oleh karena itu dalam menerapkan strategi


(20)

6 pembelajaran seharusnya diperhatikan apakah strategi pembelajaran yang digunakan efektif, dapat menarik perhatian dan meningkatkan minat belajar siswa. Menurut Sumarna seperti dikutip Wasis (2006: 2) kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata (real world). Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan pembelajaran di kelas yang tidak berusaha mengaitkan konten materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, dan hukum kemudian biasa dihafalkan, bukan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang paling menentukan adalah faktor guru, dimana kedudukan guru sangat pentingnya dalam proses pembelajaran. Selain itu, faktor yang sangat menentukan hasil belajar siswa adalah bakat teknik siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya bakat teknik yang tinggi dalam dirinya. Bakat merupakan suatu potensi yang dimikili manusia sebagai bawaan. Bakat memperkenalkan suatu kondisi dimana menunjukkan potensi seorang untuk mengembangkan kecakapannya dalam suatu bidang tertentu. Perwujudan dari potensi ini biasanya bukan saja bergantung pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuan ini, sehingga peran bakat teknik menjadi penting bagi siswa dalam mempersiapkan proses pembelajaran.


(21)

7 SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 13 Medan merupakan salah satu SMK negeri yang ada di medan yang memiliki beberapa program keahlian. Salah satu program keahliannya adalah Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL). Dasar Dan Pengukuran Listrik adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 13 Medan Program Keahlian TPTL.

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis ke sekolah SMK Negeri 2 dan 13 Medan, bahwa hasil belajar mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik masih berada dibawa standar rata – rata yang ditetapkan oleh Depdiknas untuk mata diklat produktif yaitu 7,50 dan nilai rata – rata yang diperoleh siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa tingkat I untuk standar kompetensi Dasar dan Pengukuran Listrik sebesar 7,00. Dari wawancara dengan guru mata diklat Dasar dan Pengukuran Listrik, sebagian besar hasil belajar siswa kurang memenuhi standar rata-rata sehingga untuk mencapai standar tersebut siswa akan mengikuti ujian remedial untuk mendapatkan nilai minimal dari standar yang sudah ditentukan. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya dibawah standar kompetensi 7,50.

Perolehan nilai ini berhubungan erat dengan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru karena berdasarkan hasil survey, kegiatan pembelajaran selama ini masih menggunakan kebiasaan lama yaitu di dalam penyampaian materi pembelajaran dilaksanakan secara bertutur (ceramah) tanpa menuntut keaktifan peserta didik. Akibatnya muncul kebosanan dari kejenuhan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kondisi ini mempengaruhi motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.


(22)

8 Menyikapi masalah diatas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk belajar. Suparno seperti dikutip oleh Atmadi dan Setyaningsih (2000:186) mengemukakan bahwa guru dalam proses belajar mengajar, harus lebih memperhatikan apa yang disukai peserta didik, apa yang tidak di sukai peserta didik, yang membantu peserta didik belajar dan yang menghambat peserta didik belajar. Selain itu, strategi yang digunakan juga harus memaksimalkan potensi peserta didik dengan memperhatikan keunikan setiap peserta didik baik gaya belajarnya, kecerdasan dominannya, dan memperhitungkan faktor – faktor lain yang mampu mendukung proses belajar mengajar dikelas.

Hasil penelitian Satriani, Emilia dan Gunawan (2012), menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran CTL bermanfaat bagi siswa. Hal ini terbukti dari strategi mengajar yang digunakan di kelas yang didasarkan pada teori pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada beberapa manfaat menggunakan pembelajaran kontekstual dan pendekatan dalam kelas menulis pembelajaran: (1) melibatkan siswa dalam kegiatan menulis; (2) meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas menulis; (3) membantu siswa untuk membangun tulisan mereka; (4) membantu siswa untuk memecahkan masalah mereka; (5) menyediakan cara bagi siswa untuk berdiskusi atau berinteraksi dengan teman-teman mereka; (6) membantu siswa untuk merangkum dan mencerminkan pelajaran.

Hasil penelitian Glynn (2004), menyimpulkan bahwa studi kasus guru yang dilaporkan di sini menunjukkan bahwa angka kondisi mendorong


(23)

9 pelaksanaan strategi CTL ketika mengajar ilmu di sekolah. Kondisi ini termasuk interaksi kolaboratif dengan siswa, tingkat tinggi aktivitas dalam pelajaran, koneksi ke dunia nyata konteks , dan integrasi konten ilmu pengetahuan dengan bidang isi dan keterampilan lainnya. Selain itu, strategi CTL yang terbaik dilaksanakan ketika guru menggunakan mereka dalam hubungannya dengan teknik. Secara keseluruhan, temuan studi kasus mendukung pandangan bahwa pelaksanaan CTL strategi dapat membantu guru memenuhi tantangan yang dihadapi mereka ketika mengajar ilmu kepada anak-anak .

Berdasarkan uraian di atas dan hasil – hasil penelitian yang dilakukan, penulis berpendapat untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta mampu memotivasi peserta didik untuk belajar maka seorang guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang menarik.

Menurut Sanjaya (2005:109) bahwa pembelajaran Kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembejaran dengan dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dari usaha peserta didik mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar (Nurhadi, 2003:5).

Elaine (2007:67) menyatakan Kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan menolong pada peserta didik melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek – subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari – hari, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya. Kontekstual adalah suatu sistem pengajaran


(24)

10 yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan materi akademik dengan konteks dari kehidupan sehari – hari peserta didik.

Dari pengertian di atas beberapa hal yang harus dipahami dalam pembelajaran Kontekstual adalah menekankan kepada proses keterlibatan peserta didk untuk menemukan materi, arti proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks Kontekstual tidak mengharapkan agar peserta didik hanya menerima pelajaran, tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kontekstual mendorong peserta didik agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata, artinya peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan pengetahuan dengan kehidupan sehari – hari.

Strategi pembelajaran ekspositori menurut sanjaya (2009 : 179) adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Dalam strategi pembelajaran ekspositori peserta didik diharapkan menemukan syarat – syarat belajar yang dibentuk oleh guru. Hal ini biasanya meliputi materi yang perlu dibaca, menjawab pertanyaan yang diajukan, mendiskusikan topik atau permasalahan yang diberikan oleh guru, dan mendemonstrasikan keterampilan yang dianggap penting. Peserta didik tidak didorong untuk keluar dari garis permasalahan yang diajukan oleh guru, meskipun sesekali terjadi sebagai tambahan dalam pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif. Meskipun peserta didik dapat aktif di kelas, namun aktivitasnya diarahkan terhadap peroleh pengetahuan yang telah diterapkan sebelumnya oleh guru.


(25)

11 Dari pengertian di atas beberapa hal yang harus dipahami dalam pembelajaran Ekspositori adalah menekankan kepada proses bertutur. Aliran psikologi belajar yang sangat mempengaruhi strategi pembelajaran ekspositori ini adalah aliran belajar behavioristik. Aliran belajar behavioristik ini lebih menekankan kepada pemahaman bahwa prilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respons. secara umum kegiatan pembelajaran didominasi dan cenderung berpusat pada guru, peserta didik hanya akan menunggu dan menerima materi dari guru dan tidak tituntut aktif dalam pembelajaran. Dalam penyampaian materi pelajaran, guru biasanya menyampaikan materi pelajaran secara luas dengan waktu yang terbatas.

Selain strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagaimana diungkapkan oleh Slameto (2003:54) yaitu : (1) faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri peserta didik) seperti : faktor keluarga, lingkungan dan sekolah, (2) faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik) seperti : minat, bakat dan motivasi.

Salah satu faktor yang berasal dari dalam peserta didik adalah bakat, yang diprediksi akan menentukan keefektifan strategi pembelajaran. Mengingat bakat merupakan bawaan lahir individu, dimana dengan bakat tersebut seorang individu akan jauh lebih berhasil dengan sedikit saja latihan. Sebagai salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bakat dinilai perlu diperhatikan guna mewujudkan lulusan yang bermutu sesuai bidang keahliannya (Syah, 2003). Menurut Suryabrata (2002), sifat khas yang bersumber pada bakat besar perannya dalam proses pendidikan dan hal yang ideal jika kita dapat memberikan


(26)

12 pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Jadi jika seseorang yang memiliki bakat keteknikan dan berkegiatan atau bergelut dibidang keteknikan pula, maka dapat diindikasikan keberhasilan individu tersebut lebih besar dari individu yang tidak memiliki bakat. Hal inilah yang tentunya diharapkan terdapat pada siswa SMK sebagai sekolah kejuruan yang menuntut totalitas dari siswanya.

Hasil penelitian Gereff, Wadhwa, Rissing dan Ong (2008), menyimpulkan bahwa Penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan antara jumlah insinyur dan spesialis teknologi terkait diproduksi di Amerika Serikat vs mereka di India dan China lebih kecil dari yang dilaporkan sebelumnya, dan Amerika Serikat tetap menjadi sumber terkemuka berkualitas tinggi bakat rekayasa global. Selanjutnya, lulusan teknik di China dan India menghadapi prospek pengangguran besar, meskipun permintaan korporasi yang tinggi untuk layanan mereka, ini menimbulkan pertanyaan tentang kualitas lulusan baru. Amerika Serikat, juga menghadapkan masalah dalam kemampuan lanjutan untuk menarik dan mempertahankan bakat rekayasa atas dari luar negeri karena ketidakpastian visa dan tumbuh peluang ekonomi di mereka negara asal. Kami berpendapat bahwa isu utama dalam rekayasa pendidikan harus kualitas lulusan, bukan hanya kuantitas, karena faktor kualitas memiliki dampak terbesar pada inovasi dan kewirausahaan.

Perbedaan bakat teknik yang melekat pada diri siswa berakibat pada perbedaan kemampuan siswa dalam memahami materi Dasar Dan Pengukuran Listrik. Dalam hal ini siswa yang memiliki bakat teknik tinggi akan bersifat inisiatif, bertekad dalam belajar dan siap dalam menghadapi masalah tanpa ketergantungan pada orang lain, hal berbalik dengan siswa yang siswa yang memiliki bakat teknik rendah. Adany perbedaan tingkat bakat teknik siswa diduga


(27)

13 memberi pengaruh yang berbeda terhadap perolehan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki bakat teknik yang tinggi akan menghadapi beban belajar sebagai tantangan dalam menyelesaikannya, sedangkan siswa dengan tingkat bakat teknik rendah cenderung masing mengharapkan bantuan guru atau orang lain dalam menyelesaikannya. Selanjutnya dengan keberadaan bakat tersebut akan lebih baik jika didukung dengan strategi pembelajaran yang merangsang aktifitas siswa salah satunya yaitu dengan strategi pembelajaran kontekstual sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat teknik adalah perhatian yang kuat dari diri seseorang terhadap SMK yang disertai dengan perasaan senang untuk mempelajarinya sehingga timbul dorongan untuk berusaha mencapai hasil yang lebih baik dalam belajar. Dari masalah tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X SMK Negeri Di Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat diidentifikasikan bahwa masalah – masalah yang esensial dalam dunia pendidikan khususnya sekolah kejuruan adalah rendahnya hasil belajar. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dilihat dari nilai hasil belajar dan kualitas lulusan serta kinerja yang ditampilkan setelah memasuki dunia usaha /dunia industri. Dari fenomena tersebut akan muncul berbagai pertanyaan menyangkut rendahnya hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik antara lain : (1) Faktor – faktor apa saja


(28)

14 yang mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik? (2) Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini? (3) Apakah strategi pembelajaran dan penyampaian materi kurang menari perhatian peserta didik? (4) Apakah sarana dan prasarana dapat mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik? (5) Apakah strategi pembelajaran Kontekstual dapat menarik minat peserta didik? (6) Apakah strategi pembelajaran Kontekstual dapat membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan? (7) Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Kontekstual dengan yang diajarkan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah karakteristik peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik? (10) Apakah peserta didik yang memiliki bakat teknik tinggi akan memproleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat teknik rendah? (11) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat teknik peserta didik dalam mempengaruhi hasil belajar perserta didik?

C. Pembatasan Masalah

Hasil belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Agar penelitian ini lebih terfokus dan kajiannya lebih mendalam. Maka penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas strategi pembelajaran Kontekstual dan strategi pembelajaran ekspositori. Karakteristik peserta didik dalam penelitian ini dibatasi hanya pada bakat teknik peserta didik yang dibagi


(29)

15 atas bakat teknik tinggi dan bakat teknik rendah, serta hasil belajar peserta didik dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik peserta didik semester II kelas X Program Keahlian TPTL SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 13 Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang memiliki bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang memiliki bakat teknik rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat teknik dalam mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.


(30)

16 2. Hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik yang memiliki bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat teknik rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan bakat teknik dalam

mempengaruhi hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis.

a. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya dengan bakat teknik peserta didik serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik peserta didik.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran, sehingga guru dapat merancang suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Memberi gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi strategi pembelajaran Kontekstual berdasarkan bakat teknik pada pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik untuk memperoleh hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik yang lebih maksimal.


(31)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1. Rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian strategi pembelajaran kontekstual lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik guna meningkatkan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan bakat teknik.

2. Rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa dengan bakat teknik tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual maupun strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa dengan bakat teknik rendah. 3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan bakat teknik siswa yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik. Perbedaan pengaruh tersebut adalah (a) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (b) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang memiliki bakat teknik tinggi lebih tinggi


(32)

132 dibandingkan siswa yang memiiki bakat teknik rendah (c) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan bakat teknik rendah (d) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan bakat teknik rendah (e) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan bakat teknik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan bakat teknik tinggi (f) hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan bakat teknik rendah lebih rendah dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan bakat teknik rendah.

B. Implikasi

1. Implikasi Terhadap Perencanaan Dan Penerapan Strategi Pembelajaran Temuan bahwa strategi pembelajaran kontekstual lebih baik dari strategi pembelajaan ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar Dasar Dan Pengukuran Listrik siswa ditinjau dari bakat teknik siswa, ini memberikan petunjuk bahwa dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik, strategi pembelajaran kontekstual lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran ekspositori. Penerapan strategi pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran.


(33)

133 Desain materi dalam pembelajaran disusun dengan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan strategi pembelajaran kontekstual. Basis pembelajaran bertumpu pada hasil belajar yang harus dicapai siswa. Dalam pembelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik terkandung konsep – konsep yang membutuhkan bakat teknik tinggi. Sebelum pembelajaran dimulai, bakat teknik harus diperhatikan agar pembelajaran dapat terlaksanakan secara maksimal.

Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang semata – mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang dikerjakan atau informasi yang diberikan oleh guru. Penekanan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa untuk mengemukakan argumentasi dan mengorganisasi pengalaman belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Materi pembelajaran harus dikembangkan dengan menggunakan strategi pemblajaran kontekstual sehingga tercapailah pembelajaran bermakna.

2. Implikasi Terhadap Peran Guru

Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan mental seseorang. Transformasi pengetahuan dalam strategi pembelajaran kontekstual adalah pengeseran sebagai penerima informasi pasif menjadi pengkonstuksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai subjek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing – masing.

Strategi pembelajaran kontekstual merupakan cara pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan umum ke rinci ini mulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari), kemudian


(34)

134 mengkonstruksikan bagian – bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks selalu ditunjukkan dengan manampilkan sistesis secara bertahap. Artinya melalui penampilan pembelajaran kontekstual, materi pelajaran yang akan diajarkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif. Pengorganisasian strategi pembelajaran secara kontekstual berorientasi pada siswa untuk aktif, kreatif, dan produktif, karena tujuan pembelajaran strategi pembelajaran secara kontekstual yaitu mengembangkan proses pembelajaran lebih berstruktur dan lebih terurai serta menghubungkan kaitan masing – masing materi dan ditambah dengan pemberian rangkuman sesuai dengan konsep yang telah ditata dari materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam upaya menumbukan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan memerikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya sehingga proses negosiasi makna dapat dilaksanakan. Melalui negosiasi makna, siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal. Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengubah konsepsinya menjadi konsep ilmiah.

3. Implikasi Terhadap Guru Mata Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik Agar proses pembelajaran dapat membuahkan hasil belajar yang tinggi, maka para guru mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik agar mengidentifikasi kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil identifikasi ini akan menjadi bahan diskusi guna menentukan strategi pembelajaran yang tepat


(35)

135 dalam mereduksi miskonsepsi didalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

4. Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Strategi pembelajaran kontekstual diupayakan diajarkan kepada mahasiswa yang akan menjadi calon peserta didik di sekolah. Dengan demikian calon pendidik dibidang teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik akan lebih berfikir logis memahami strategi pembelajaran kontekstual.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengelompokkan siswa menjadi kelas - kelas dalam proses pembelajaran haruslah memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang erat berkaitan erat dengan proses pembelajaran adalah bakat teknik. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengelompokan siswa, diharapkan ada pengukuran bakat teknik siswa terlebih dahulu. Hal ini bertujuan mempermudah guru dalam merancang proses pembelajaran yang akan diterapkan.

2. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa Strategi pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dari siswa, dimana telah dilakukan eksperimen bahwa Strategi Pembelajaran Kontekstual memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.


(36)

136 3. Dari hasil penelitian ini disarankan agar menggunakan strategi pembelajaran kontestual kepada siswa yang memiliki bakat teknik tinggi dan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori kepada siswa yang memiliki bakat teknik rendah sehingga hasil belajar yang didapatkan akan lebih baik. 4. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji pengaruh strategi pembelajaran

terhadap hasil belajar, disarankan untuk meneliti strategi pembelajaran bagaimana yang lebih unggul untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Pada analisis antar sel interaksi (antar bakat teknik dan penerapan strategi

pembelajaran), disarankan adanya variabel lain selain bakat teknik siswa yang dapat lebih mempengaruhi hubungan sel interaksi terhadap hasil belajar.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,s, (2001), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. , (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Ali, M, (1992), Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa

Ajaja, Patrick, O, (2010). Efects Of CooPerative Learning Strategy On Junior Secondary School Student Achievement In Integrated Science, Vol. 14 No. 1

Anonim. (2011). "Pengertian Kualitas Pendidikan" diunduh dari (http://pengertianpengertian.blogspot.com/2011/12/pengertian-kualitas-pendidikan.html), pada tanggal 13 Januari 2015

Aqib, Zainal (2013), Model – Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Azharmind. (2012). "Kualitas Pendidikan Indonesia Rangking" diunduh dari (http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html), pada 13 Januari 2015

Bigge, Morris L. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta:Kanisius

Dick, W & Carey, 2005. The Systematic Design of Instruksional. New York: Longman

Dimyanti dan Mudjono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta Dahar, R, W (2006), Teori – Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Gagne, Robert, M & Driscoil, Marcy P. 1989, Essentials of Learning for

Instruction, New Jersey: Prentice Hall

Glynn, M Shawn, (2004), Contextual Teaching an Learning of Science In Elementary Schools, Journal of Elementary Science Education, Vol 16, No. 2

Gereffi, Gery, et al. Getting The Numbers Ringht : Internasional Enginnering Education In The United States, China And India.

Hirschi, A (2010), Vocational Interests and Career Gools : Development and Relations to Personality in Middle Adolescence, Journal of Career Assesment

Hamalik, O (2012), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara 137


(38)

138 Jhonson, Elaine, B, (2007), Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung Ketut, Sukardi, Dewa. 2004. Analisis Tes Bakat, Bogor : Ghalia Indonesia

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Mulich, M, (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta

Nurhadi, (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang

Prawiradilaga, Dewi Salma, 2008. Prinsip Disiplin Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Ristika Novi, 2009. “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pare Share Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Menguasai Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan T.A. 2008 – 2009”. Skripsi, Medan: Universitas negeri Medan

Sanjaya, W, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta

, (2008), Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung

Satriani, et al (2012), Contextual Teaching and Learning Approach to Teaching Writing, Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol 2 No. 1

Samosir Ellysah. 2008. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontesktual Yang Dikembangkan dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar MTDE Pada Siswa Tingkat I Program Keahlian Audio Video SMK Negeri I Percut Sei Tuan T.A 2008/2009.” Skripsi, Medan: Universitas Negeri Medan

Sagala, Syaiful, H, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Suparman, M, Atwi. 2001. Desain Instuksional, Jakarta:PAU-PPAI Universitas Terbuka


(39)

139 Tjalla, Awaluddin. Education Quality, National education Standart, TIMSS, PISA,

PIRLS

Utami, Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : Rineka Cipta

Yahya Othman, Zamri Mahamud & Noradinah Jaidi (2014). The Effects Of Metacognitive Strategy In Reading Expository Text. Vol. 7 No. 13


(1)

134

mengkonstruksikan bagian – bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks selalu ditunjukkan dengan manampilkan sistesis secara bertahap. Artinya melalui penampilan pembelajaran kontekstual, materi pelajaran yang akan diajarkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif. Pengorganisasian strategi pembelajaran secara kontekstual berorientasi pada siswa untuk aktif, kreatif, dan produktif, karena tujuan pembelajaran strategi pembelajaran secara kontekstual yaitu mengembangkan proses pembelajaran lebih berstruktur dan lebih terurai serta menghubungkan kaitan masing – masing materi dan ditambah dengan pemberian rangkuman sesuai dengan konsep yang telah ditata dari materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam upaya menumbukan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan memerikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya sehingga proses negosiasi makna dapat dilaksanakan. Melalui negosiasi makna, siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal. Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengubah konsepsinya menjadi konsep ilmiah.

3. Implikasi Terhadap Guru Mata Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik Agar proses pembelajaran dapat membuahkan hasil belajar yang tinggi, maka para guru mata pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik agar mengidentifikasi kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil identifikasi ini akan menjadi bahan diskusi guna menentukan strategi pembelajaran yang tepat


(2)

dalam mereduksi miskonsepsi didalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

4. Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Strategi pembelajaran kontekstual diupayakan diajarkan kepada mahasiswa yang akan menjadi calon peserta didik di sekolah. Dengan demikian calon pendidik dibidang teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik akan lebih berfikir logis memahami strategi pembelajaran kontekstual.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengelompokkan siswa menjadi kelas - kelas dalam proses pembelajaran haruslah memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang erat berkaitan erat dengan proses pembelajaran adalah bakat teknik. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengelompokan siswa, diharapkan ada pengukuran bakat teknik siswa terlebih dahulu. Hal ini bertujuan mempermudah guru dalam merancang proses pembelajaran yang akan diterapkan.

2. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa Strategi pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dari siswa, dimana telah dilakukan eksperimen bahwa Strategi Pembelajaran Kontekstual memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.


(3)

136

3. Dari hasil penelitian ini disarankan agar menggunakan strategi pembelajaran kontestual kepada siswa yang memiliki bakat teknik tinggi dan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori kepada siswa yang memiliki bakat teknik rendah sehingga hasil belajar yang didapatkan akan lebih baik. 4. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji pengaruh strategi pembelajaran

terhadap hasil belajar, disarankan untuk meneliti strategi pembelajaran bagaimana yang lebih unggul untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Pada analisis antar sel interaksi (antar bakat teknik dan penerapan strategi

pembelajaran), disarankan adanya variabel lain selain bakat teknik siswa yang dapat lebih mempengaruhi hubungan sel interaksi terhadap hasil belajar.


(4)

Arikunto,s, (2001), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. , (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Ali, M, (1992), Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa

Ajaja, Patrick, O, (2010). Efects Of CooPerative Learning Strategy On Junior Secondary School Student Achievement In Integrated Science, Vol. 14 No. 1

Anonim. (2011). "Pengertian Kualitas Pendidikan" diunduh dari (http://pengertianpengertian.blogspot.com/2011/12/pengertian-kualitas-pendidikan.html), pada tanggal 13 Januari 2015

Aqib, Zainal (2013), Model – Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Azharmind. (2012). "Kualitas Pendidikan Indonesia Rangking" diunduh dari (http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html), pada 13 Januari 2015

Bigge, Morris L. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta:Kanisius

Dick, W & Carey, 2005. The Systematic Design of Instruksional. New York: Longman

Dimyanti dan Mudjono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta Dahar, R, W (2006), Teori – Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Gagne, Robert, M & Driscoil, Marcy P. 1989, Essentials of Learning for

Instruction, New Jersey: Prentice Hall

Glynn, M Shawn, (2004), Contextual Teaching an Learning of Science In Elementary Schools, Journal of Elementary Science Education, Vol 16, No. 2

Gereffi, Gery, et al. Getting The Numbers Ringht : Internasional Enginnering Education In The United States, China And India.

Hirschi, A (2010), Vocational Interests and Career Gools : Development and Relations to Personality in Middle Adolescence, Journal of Career Assesment

Hamalik, O (2012), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara 137


(5)

138 Jhonson, Elaine, B, (2007), Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung Ketut, Sukardi, Dewa. 2004. Analisis Tes Bakat, Bogor : Ghalia Indonesia

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Mulich, M, (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta

Nurhadi, (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang

Prawiradilaga, Dewi Salma, 2008. Prinsip Disiplin Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Ristika Novi, 2009. “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pare Share Dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Menguasai Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan T.A. 2008 – 2009”. Skripsi, Medan: Universitas negeri Medan

Sanjaya, W, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta

, (2008), Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung

Satriani, et al (2012), Contextual Teaching and Learning Approach to Teaching Writing, Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol 2 No. 1

Samosir Ellysah. 2008. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontesktual Yang Dikembangkan dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar MTDE Pada Siswa Tingkat I Program Keahlian Audio Video SMK Negeri I Percut Sei Tuan T.A 2008/2009.” Skripsi, Medan: Universitas Negeri Medan

Sagala, Syaiful, H, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Suparman, M, Atwi. 2001. Desain Instuksional, Jakarta:PAU-PPAI Universitas Terbuka


(6)

Tjalla, Awaluddin. Education Quality, National education Standart, TIMSS, PISA, PIRLS

Utami, Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : Rineka Cipta

Yahya Othman, Zamri Mahamud & Noradinah Jaidi (2014). The Effects Of Metacognitive Strategy In Reading Expository Text. Vol. 7 No. 13


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI.

0 3 34

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA SISWA SMK DI STABAT.

1 3 31

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN

1 4 26

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 29

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

1 4 28

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI T.A. 2014/2015.

1 8 31

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BALAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 MERDEKA.

0 3 26

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK 1 SISWA SMK DI MEDAN.

0 2 35

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUASAI KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEHNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 5 MEDAN.

0 1 23

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF SISWA SMKN 1 KOTA BEKASI

0 0 12