Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

22

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1

Petani

Menurut Samsudin (1982), yang disebut petani adalah mereka yang untuk
sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai suatu
cabang atau beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri, baik dengan
tenaga sendiri maupun tenaga bayaran. Menguasai sebidang tanah dapat diartikan
pula menyewa, bagi hasil atau memiliki tanah sendiri. Disamping menggunakan
tenaga sendiri ia menggunakan tenaga kerja yang bersifat tidak tetap.
2.1.2


Wirausahawan

Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang.
Sedangkan usaha artinnya kegiatan yang dilakukan terus menerus dalam
mengelola sumberdaya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual
untuk mendapatkan keuntungan. Jadi wirausahawan adalah pejuang yang jadi
teladan dalam bidang usaha (Anoraga dkk, 2002).
Wirausahawan

memberikan

berbagai

manfaat

seperti

:


meningkatkan

produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan teknologi baru,
menciptakan produk dan jasa baru, mendorong inovasi, menciptakan pekerjaan,
dan membantu organisasi bisnis yang besar (Anoraga dkk, 2002).

Universitas Sumatera Utara

23

Adapun alasan seseorang menjadi wirausahawan didorong oleh alasan keuangan
yang meliputi :
1. Mencari nafkah
2. Mencari keuntungan dari usaha yang dijalankan
3. Jaminan stabilitas keuangan.
Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan
bisnisnya sebagai pemilik tunggal. Namun demikian, selama bisnis tumbuh
mungkin memerlukan tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh
pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi, pemilik tunggal akan memperbolehkan
orang lain menanamkan modal ke dalam perusahaannya dan menjadi pemilik

bersama (Madura, 2001).
2.1.3

Kewirausahaan

Kewirausahaan juga merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik daripada pelanggan/
masyarakat serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat
dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil
resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen (Sembiring, 2002)

Universitas Sumatera Utara

24

2.2

Landasan Teori


2.2.1

Ciri – Ciri Wirausahawan

Ciri – ciri Wirausahawan yang berhasil yaitu :
a.

Dream (Mimpi)

Seorang wirausahawan harus memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai
visi tersebut. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakin akan produk yang kita
tawarkan. A dream is where it all started. Pemimpilah yang selalu menciptakan
dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide
yang dapat dijual dengan sukses.
b.

Decisiveness (ketegasan)

Seorang wirausahawan adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat
keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Mereka tidak menagguhkan

waktu dan selalu membuat keputusan dengan cepat.
c.

Dors (pelaku)

Begitu seorang wirausahawan membuat keputusan maka dia langsung
menindaklanjutinnya. Seorang wirausahawan selalu melaksanakan kegiatannya
secepat mungkin artinya seorang wirausahawan tidak mau menunda – nunda
kesempatan yang dimanfaatkan
d.

Determination (Ketetapan hati)

Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya dengan komitmen yang total,
rasa tanggung jawabnya tinggi, serta pantang menyerah, walaupun dia dihadapkan
pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi.

Universitas Sumatera Utara

25


e.

Dedication (dedikasi)

Seorang wirausahawan harus memiliki dedikasi yang tinggi dan tak kenal lelah.
Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata – mata untuk kegiatan
lainnya.
f.

Devotion (kesetiaan)

Devotion seorang wirausahawa terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang - kadang
dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan
keluarganya untuk sementara. Seorang wirausaha harus mencintai apa yang
dikerjakan dan produk yang dihasilkan.
g.

Details (terperinci)


Seorang wirausahawan harus mampu menguasai rincian yang bersifat kritis
artinnya wirausahawan tersebut tidak akan mengabaikan faktor – faktor kecil
tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h.

Destiny (nasib)

Seorang wirausahawan harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri artinya
seorang wirausahawan orang yang bebas dan tidak mau bergantung kepada orang
lain.
i.

Dollars (uang)

Seorang wirausahawan tidak mengutamakan kekayaan, akan tetapi uang/laba
lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan. Mereka berasumsi jika mereka sukses
berbisnis maka mereka pantas mendapat laba/bonus/hadiah.
j.

Distribute (distribusi)


Seorang wirausahawan mendistribusi kepemilikan usahanya kepada karyawan
yang merupakan kunci dari faktor bagi kesuksesan (Soetadi, 2010).

Universitas Sumatera Utara

26

2.2.2

Hambatan Untuk Berwirausaha

a.

Hambatan Pemasaran

Pemasaran oleh banyak pengusaha dianggap sebagai aspek yang paling penting.
Pendapat yang sering muncul adalah “kemampuan menghasilkan produk tetapi
tidak disertai kemampuan memasarkan produk tersebut adalah kehancuran”. Oleh
karena itu, hambatan di bidang pemasaran pada pengusaha sering ditempatkan

sebagai hambatan utama di antara hambatan–hambatan lainnya.
Hambatan pengusaha pada bidang pemasaran terfokus pada tiga hal yaitu (1)
hambatan persaingan pasar dan produk (2) hambatan akses infomasi pasar (3)
hambatan kelembagaan pendukung usaha.
Kemampuan dan strategi pengusaha kecil dalam menghadapi pesaing dan
mengantisipasi pesaing baru yang mungkin muncul yang masih lemah tersebut
tidak semata–mata disebabkan karena pengetahuan pengusaha kecil yang masih
kurang atau kriteria produk yang kurang memadai, melainkan juga karena adanya
kekuatan lain yang memang sulit ditembus oleh pengusaha kecil.
Pengusaha kecil juga kurang mampu membaca dan mengakses peluang–peluang
pasar yang potensial dan yang memiliki prospek yang cerah. Akibatnya
pemasaran produk cenderung statis dan monoton, baik dilihat dari segi
diversifikasi produk, kualitas, maupun pasar. Hal ini terjadi karena pengetahuan
dan ketrampilan pengusaha masih lemah ditambah akses terhadap informasi pasar
yang kurang dan kelembagaan pendukung yang belum berperan dalam hal
membantu pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

27


b.

Hambatan Kemitraan

Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antar pengusaha dengan
tingkatan yang berbeda. Dalam hal ini, yang menjadi titik perhatian adalah
hubungan antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Hubungan yang terjadi
merupakan hubungan yang setara (sebagai mitra), bukan sebagai bentuk hubungan
yang merupakan manisfestasi hubungan patron-klien (Anoraga, 2011).
Tetapi ada hambatan yang dialami dalam kemitraan, diantaranya yaitu :
1. Berbagi Pengendalian. Pengambilan keputusan dengan perusahaan kemitraan
harus dibagi. Mitra pengusaha mungkin tidak setuju dengan bagaimana bisnis
harus dijalankan yang mungkin akan merusak hubungan pribadi. Beberapa
pemilik mungkin tidak mempunyai ketrampilan mengelola bisnis.
2. Berbagi laba. Semua laba yang dihasilkan harus dibagi antara para mitra
pengusaha.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk menghasilkan tingkat
efisiensi dan produktivitas yang optimal diperlukan sinergi antara pihak yang
memiliki modal kuat, teknologi maju, manajemen modern dengan pihak yang

memiliki bahan baku, tenaga kerja dan lahan. Sinergi ini dikenal dengan
kemitraan. Kemitraan yang dihasilkan merupakan suatu proses yang dibutuhkan
bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh nilai tambah. Hanya
dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling
memperkuat, dunia usaha baik kecil maupun menengah akan mampu bersaing.

Universitas Sumatera Utara

28

c.

Hambatan Sumber Daya Manusia

Hambatan pengusaha yang menyangkut sumber daya manusia terkait dengan
pembagian kerja, masalah tenaga kerja, dan kemampuan manajerial pengusaha.
Pembagian kerja yang tidak jelas bahkan sering mengarah pada one man show.
Hal ini pada tingkat tertentu dapat mengganggu kelancaran usaha, menurunkan
emosi, serta mengakibatkan lepasnya kesempatan untuk meraih peluang – peluang
pasar.
Masalah tenaga kerja yang berkaitan dengan hambatan sumber daya manusia
yaitu tenaga kerja sulit untuk mempertahankan loyalitas, disiplin, kejujuran, dan
tanggung jawab yang tinggi sehingga mengakibatkan pengusaha kurang mampu
bersaing dan tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan usaha.
Kemampuan manajerial pengusaha masih lemah sehingga pengusaha sering tidak
mampu merumuskan strategi bisnis yang mantap untuk menghadapi persaingan
bisnis yang semakin ketat.
d.

Hambatan Keuangan

Pengusaha kecil umumnya belum mampu melakukan pemisahan manajemen
keuangan perusahaan dan rumah tangga. Kondisi ini mengakibatkan pengusaha
kecil sulit melakukan perhitungan–perhitungan hasil kegiatan usaha secara akurat
dan akhirnya akan menghambat proses pembentukan modal usaha untuk
menunjang pengembangan usaha.
Pengusaha kecil umumnya belum melakukan perencanaan, pencatatan serta
pelaporan keuangan yang rutin dan tersusun baik. Hal ini menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

29

perusahaan tidak mempunyai dokumentasi informasi kegiatan usaha yang baik.
Akibatnya, pada saat perusahaan harus berhubungan dengan pihak luar, misalnya
pengajuan kredit tidak dapat menunjukkan data perkembangan perusahaan.
Kalaupun pengusaha sudah melakukan pencatatan, cara dan sistem pencatatan
tidak sesuai dengan standar sistem pencatatan.
Bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala terbesar. Ada
beberapa alternatif yang dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan
untuk modal dasar maupun untuk langkah – langkah pengembangan usahanya
yaitu : melalui kredit perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal
ventura, hibah, dan jenis – jenis pembiayaan lainnya (Anoraga, 2011).
2.2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausahawan

Menurut Sembiring, 2012, kewirausahaan diawali dengan adannya inovasi yang
dipicu oleh faktor pribadi (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). Faktor
pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan adalah usia, pendidikan, pengalaman,
keberanian mengambil resiko, pengetahuan, dan kreatif/inovatif. Sedangkan
faktor lingkungan (eksternal) adalah keluarga, peluang, pesaing, kebijakan
pemerintah, harga, dan iklim.
1. Faktor Internal
Adapun faktor internal yang mempengaruhi wirausahawan yaitu :
a.

Usia

Orang muda akan memiliki tenaga berbeda dengan orang tua. Anak muda akan
memiliki semangat tinggi karena fisiknya mendukung dirinya untuk kerja lembur,
meluangkan waktu lebih banyak dibanding orang tua yang secara fisik sudah

Universitas Sumatera Utara

30

lemah, tidak bisa bekerja cepat, dan kemampuan – kemampuan lainnya yang
sudah menurun.
b.

Pendidikan

Orang yang hanya berpendidikan SD/SMP/SMA tidak akan memiliki kemampuan
yang lebih analisis, membuat strategi, dan penguasaan pengetahuan lainnya
dengan orang yang berlulusan dari Perguruan Tinggi.
c.

Pengalaman

Pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik bagi
keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis
sebelumnya. Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karea
pengasuhnya

yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi

sebagai

wirausahawan. Pengalaman dalam mengelola usaha akan memberi pengaruh pada
keberhasilan kewirausahaan.
d.
Pria

Jenis Kelamin
dilambangkan

agresif,

independensi,

ambisius,

sedangkan

wanita

dilambangkan sensitif, kooperatif, dan intuitif. Ada pepatah lelaki itu memiliki
langkah yang panjang ketimbang wanita. Artinya, lelaki memiliki jangkauan,
kinerja, dan pergaulan yang luas dibanding wanita yang kaku ketika hendak
berbisnis dengan lelaki. Akan ada batasan – batasan dari jenis kelamin yang
membuatnya berlaku demikian.

Universitas Sumatera Utara

31

2. Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi wirausahawan yaitu :
a. Peluang
Sebelum memulai dan merencanakan bisnis, harus tahu dulu peluang – peluang
bisnis. Hal yang mendasar dalam melihat peluang usaha adalah melihat peluang
usaha adalah melihat dan mencari kebutuhan dari masyarakat. Dengan adanya
peluang, lebih memudahkan kita dalam melakukan suatu bisnis.
b. Pesaing
Pesaing merupakan inti keberhasilan atau kegagalan. Hal ini bergantung pada
keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Strategi bersaing dimaksudkan untuk
mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi
persaingan
c. Pola Asuh Keluarga
Keluarga yang sudah memiliki tradisi wirausahawan akan dengan mudah
mengenalkan sekaligus mewariskan tradisi usaha kepada anak dan keturunannya.
Hal ini berbeda dengan yang didalam keluarganya tidak terbangun tradisi
wirausahawan. Setidaknya kalau dalam keluarganya sudah terbangun semangat
bisnis, maka akan mudah dalam melanjutkan

dan mengembangkannya.

Setidaknya kalau dalam keluarganya sudah terbangun spirit bisnis, tinggal
melanjutnya atau mengembangkannnya. Sementara kalau dalam keluarganya
tidak ada didikan bisnis, ketika mau terjun maka harus belajar dan membangun
dari nol.

Universitas Sumatera Utara

32

d.

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam

mengatur kegiatan wirausahawan berpengaruh

terhadap wirausahawan. Bentuk – bentuk kebijakan pemerintah antara lain :
pemberian izin, kredit, pembuatan aturan, dan hukum bagi pelaku usaha.
Sokongan pemerintah seperti pemberian kredit murah atau pemberian alat
produksi dapat meningkatkan laju keberhasilan wirausahawan.
2.3

Penelitian Terdahulu

Zulu Purnamawati (2009) melakukan penelitian dan studi tentang Analisis
Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Minat Mahasiswa
Berwirausaha. Dengan studi kasus pada mahasiswa Fisip Universitas Diponegoro
Semarang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel faktor internal menghasilkan nilai thitung 7,442 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan memiliki pengaruh
signifikansi positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha sebesar 0,379 atau
37,9%.
Variabel faktor eksternal menghasilkan nilai t-hitung 5,302 dengan tingkat
signifikansi 0,000 dan memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap minat
mahasiswa berwirausaha sebesar 0,234 atau 23,4%.
Variabel faktor internal dan variabel faktor eksternal memiliki pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel minat mahasiswa berwirausaha
sebesar 0,418 atau 41,8% dengan demikian besarnya pengaruh faktor lain selain
faktor internal dan faktor eksternal adalah 52,8%.

Universitas Sumatera Utara

33

Maduratna, A.W (2012) melakukan penelitian dan studi tentang Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha Pada Mahasiswa Di Surabaya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel faktor internal memiliki pengaruh
signifikansi positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha Variabel faktor
eksternal memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap minat mahasiswa
berwirausaha.
Suharti, L (2012) melakukan penelitian dan studi tentang Faktor – faktor yang
Berpengaruh Terhadap Niat Berwirausaha Pada Mahasiswa Di Salatiga. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel faktor sikap memiliki pengaruh
signifikansi positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha Variabel faktor
konstektual memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap minat mahasiswa
berwirausaha.

2.4

Kerangka Pemikiran

Petani padi sawah di Desa Cinta Damai merupakan petani yang mengurus sendiri
usahataninya, dalam arti lain yaitu wirausahawan.
Dalam menjalani usahataninya petani padi sawah umumnya menjumpai
hambatan–hambatan seperti hambatan pada pemasaran, hambatan pada sumber
daya manusia, hambatan pada kemitraan, dan hambatan pada keuangan yang
secara tidak langsung akan berhubungan dengan wirausahawan.
Adapun faktor yang mempengaruhi wirausahawan tersebut dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang di dalam
diri petani meliputi umur, pendidikan, pengalaman, jenis kelamin. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

34

faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar petani meliputi pola asuh
keluarga, kebijakaan pemerintah, peluang,

dan pesaing, Secara sistematis

kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Petani Padi
Sawah

Wirausahawan

Faktor Internal :
- Usia (X1)
- Jenis Kelamin (X2)
- Tingkat Pendidikan
(X3)
- Pengalaman Bertani
(X4)

Hambatan Pada Kewirausahaan:
1. Hambatan Pemasaran
2. Hambatan Kemitraan
3. Hambatan Sumberdaya
Manusia
4. Hambatan Keuangan

Faktor Eksternal :
- Pola Asuh Keluarga
(X1)
- Pesaing (X2)
- Peluang (X3)
- Kebijakan Pemerintah
(x4)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Menyatakan Pengaruh
---------= Menyatakan Hubungan
2.5
1.

Hipotesis Penelitian
Ada hubungan yang nyata antara hambatan kewirusahaan (hambatan
pemasaran, hambatan kemitraan, hambatan sumberdaya manusia, dan
hambatan keuangan) dengan wirausahawan padi sawah di Desa Cinta Damai.

Universitas Sumatera Utara

35

2. Ada pengaruh nyata antara faktor intenal (usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan pengalaman bertani) dengan wirausahawan petani padi sawah
di daerah penelitian.
3. Ada pengaruh nyata antara faktor eksternal (pola asuh keluarga, pesaing,
peluang, kebijakan pemerintah) dengan wirausahawan petani padi sawah di
daerah penelitian.
.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi (Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

7 68 81

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Kajian Potensi Produksi Padi Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

2 80 64

PENGELOLAAN IRIGASI PADI SAWAH DI DESA PEMATANG LALANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 23

EVALUASI SISTEM IRIGASI PADI SAWAH DI DESA CINTA DAMAI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

2 11 37

Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 15

Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 6

Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Hambatan yang Menentukan Petani Padi Sawah Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus : Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13