PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 16 MEDAN T.P. 2012/2013.

(1)

Oleh:

Ulina Marito Sinaga NIM 409321058 Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Ulina Marito Sinaga dilahirkan di Hamparan Perak, pada tanggal 9 Januari 1991. Ayah bernama S. Sinaga dan Ibu bernama T. Simbolon. Merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 104197 Hamparan Perak dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 20 Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 16 Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal 4 Juli 2013. Kegiatan intrakurikuler yang pernah diikuti di UNIMED yaitu IKBKF dan UKMKP.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry TrainingPada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 16 Medan T.A.2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Drs. Manter Sihotang sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si, Bapak Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd, dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Rita Juliani, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terimakasih disampaikan juga pada Ibu Kepala Sekolah serta Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 16 Medan terkhusus kepada Ibu Naibaho, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu selama penelitian dilaksanakan. Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda tersayang S.Sinaga, Ibunda tercinta T. Simbolon, dan saudaraku (Kak Heni, Kak Santi, Kak Desy, Horas, dan Michael) yang selalu berdoa dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.


(5)

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 16 MEDAN

T.P. 2012/2013

Ulina Marito Sinaga (409321058)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Negeri 16 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 16 Medan yang terdiri dari 8 kelas paralel. Sampel penelitian ini ada 2 kelas yaitu kelas X2sebagai kelas eksperimen dan X1 sebagai kelas kontrol yang masing- masing terdiri dari 40 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes pilihan berganda. Sebelum tes pilihan berganda diberikan kepada siswa yang hendak diteliti terlebih dahulu tes divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika. Uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 33,88 dan kelas kontrol 33,38, kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu model pembelajaran inquiry training pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol maka diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 71,88 dan kelas kontrol 67,00. Dari hasil uji t diperoleh thitung 2,00 sedangkan ttabel = 1,66 karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas x smester II SMA negeri 16 Medan. Dan aktivitas rataan siswa dalam tiga kali pertemuan, yaitu 55,09%, 66,31%, dan 79,81%. Dari data yang diperoleh maka ada pengaruh model pembelajaran inquiry training dalam meningkakan aktivitas belajar pada materi pokok listrik dinamis di kelas x smester II SMA negeri 16 Medan.


(7)

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Riwayat Hidup iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7 Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Hasil Belajar 8

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 10

2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 10

2.1.6. Model Pembelajaran Inquiry Training 11

2.1.7. Materi Pembelajaran 15

2.1.7.1. Listrik Dinamis 15

2.1.7.2 Arus Listrik 16

2.1.7.3 Kuat Arus Listrik 16

2.1.7.4 Alat Ukur Listrik 17

2.1.7.5 Hukum Ohm dan Hambatan Listrik 19

2.1.7.6 Energi dan Daya listrik 22

2.1.8 Penelitian yang Relevan 23

2.2. Kerangka Konseptual 24

2.3. Hipotesis 24

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25

3.3. Variabel Penelitian 25

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 26


(8)

3.5.1 Angket Siswa 26

3.5.2 Wawancara 27

3.5.3 Instrumen Aktivitas 27

3.5.4 Instrumen Afektif 29

3.5.5 Instrumen Psikomotorik 30

3.5.6 Instrumen Tes 31

3.5.7 Validitas Tes 32

3.6. Prosedur Penelitian 33

3.7. Teknik Analisa Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

4.1.1 Hasil Penelitian 39

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 39

4.1.3 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 39 4.1.4 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 40

4.1.5 Uji Persyaratan Analisis Data 41

4.1.4.1 Nilai Rata – rata dan Simpangan Baku 41

4.1.4.2 Uji Normalitas 42

4.1.4.3 Uji Homogenitas 42

4.1.5. Uji Hipotesis Data 43

4.1.6 Observasi 44

4.1.6.1 Aktivitas Siswa 44

4.1.6.1 Penilaian Afektif 47

4.1.6.1 Penilaian Psikomotorik 47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 47

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 50

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51


(9)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 2.1 Tahap – tahap model pembelajaran Inquiry Training 15 Tabel 3.1 Desain Penelitian (Pretes – Posttest Control Group Design) 26 Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 28 Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Afektif Siswa 29 Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa 32 Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Pretes Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Simpangan Baku 41 Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 42 Tabel 4.5 Uji homogenitas Data Pretes dan Postes 42 Tabel 4.6 Ringkasan perhitungan uji hipotesis kemampuan pretes 43 Tabel 4.7 Ringkasan perhitungan uji hipotesis kemampuan postes 44 Tabel 4.8 Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran 45


(10)

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 2.1. Penghantar yang menghubungkan dua benda

berbeda potensial 16

Gambar 2.2 Sebuah multimeter 17

Gambar 2.3 Rangkaian listrik sederhana 17 Gambar 2.4 Pemasang amperemeter secara seri 18

Gambar 2.5 Pembacaan ampermeter 18

Gambar 2.6 Cara merangkai voltmeter secara paralel 19

Gambar 2.7 Pembacaan voltmeter 19

Gambar 2.8 Bentuk resistor 20

Gambar 2.9 Skema penghambat dalam rangkaian listrik 20 Gambar 3.0 Susunan hambatan secara seri 21 Gambar 3.1 Susunan hambatan tersusun paralel 21 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 40 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 41 Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 46


(11)

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai cara pun ditempuh untuk memperoleh pendidikan baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal .

Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, fisika ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) yang di dalamnya termasuk fisika.

Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori, dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan fisika.

Namun, pada kenyataanya masih banyak siswa yang kurang menyukai pembelajaran fisika. Hal ini terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 15 Januari 2013 dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 36 responden di kelas X SMA Negeri 16 Medan diperoleh


(13)

data sebagai berikut : 44,4% siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan membosankan, 33,3% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas hanya biasa saja, dan 22,2% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu menarik dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa sebelum materi fisika diajarkan di kelas yang dilakukan siswa adalah 11,1% menyatakan mempelajari dulu di rumah, 61,6% menyatakan kadang-kadang mempelajari di rumah, 13,8% hanya melihat judul saja, dan 13,8% menyatakan tidak membuka buku fisika sama sekali. Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika dan menganggap pelajaran fisika sulit dan membosankan.

Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Sekitar 50% orang siswa menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 11,1% orang dengan ceramah dan tanya jawab, dan 38,9% menginginkan belajar fisika sambil bermain. Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing.

Hasil wawancara dengan guru fisika di sekolah tersebut, Ibu Naibaho, mengatakan bahwa bila siswa diajarkan secara teori, maka minat siswa terhadap pelajaran fisika masih kurang. Selain itu, siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran sedangkan bila siswa diajak ke laboratorium maka minat siswa terhadap fisika akan muncul dan siswa akan menjadi lebih aktif. Tetapi Ibu Naibaho jarang membawa siswa ke laboratorium, karena alatnya yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup. Model pembelajaran yang digunakan Ibu Naibaho adalah model pembelajaran langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 65. Namun, nilai rata – rata ulangan harian yang diperoleh siswa hanya sekitar 50 atau dapat dikatakan tidak mencapai KKM.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tidak berpihak pada siswa, sehingga mengakibatkan siswa tidak aktif dalam pemerolehan pengetahuan. Dalam


(14)

pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang bersifat dominan (teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inquiry training. Menurut Joyce, et al

(2009: 201), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa

siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.

Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan

mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas

pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai dengan

menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry trainingdiharapkan proses pembelajaran merupakan proses

pemerolehan konsep dari keterlibatan siswa secara langsung dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran inquiry trainingini sudah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu: Marita (2012) dan Sirait (2011). Marita (2012)

menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Zat dan

Wujudnya diperoleh nilai rata-rata pretes 39,1 setelah diberi perlakuan dengan

model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan


(15)

instruksi guru dan pembagian kelompok belajar siswa yang tidak heterogen. Sirait

(2011) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok

Gerak Lurus diperoleh nilai rata-rata pretes 25,75 setelah diberi perlakuan dengan

model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan

nilai rata-rata 74,63. Kelemahannya yaitu siswa kurang serius dalam praktikum karena banyaknya jumlah anggota dalam satu kelompok belajar yaitu 5-6 orang per kelompok. Selain itu, kurang antusiasnya siswa karena pertanyaan awal yang diajukan peneliti kurang memotivasi siswa juga menjadi kelemahan penelitian ini.

Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dari kelemahan peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus benar – benar mampu memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dengan jelas, membagi siswa dalam kelompok belajar yang heterogen dengan jumlah 3-4 orang agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu peneliti juga harus mampu membuat apersepsi yang menarik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dapat merangsang minat siswa untuk melakukan proses inkuiri.

Bertitik tolak dari uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry

Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 16 Medan T.P. 2012/2013”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh guru. 3. Siswa tidak berperan aktif dalam pemerolehan pengetahuan.


(16)

1.3. Batasan Masalah

Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

inquiry training.

2. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok Listrik Dinamis. 3. Siswa yang diteliti adalah kelas X SMA Negeri 16 Medan Tahun

Pelajaran 2012/2013

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok

listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

4. Adakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan


(17)

listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dngan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dngan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry trainingpada materi pokok listrik dinamis

di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Sebagai alternatif pemilihan model pembelajaran.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas mengajar. (Soekamto dalam Trianto 2010 : 22) 2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. (Joyce,et al, 2009: 201)


(18)

sebagai berikut: 5.1. Kesimpulan

1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran inquiry training mengalami peningkatan, pada pertemuan I 55,09% (Kurang baik), pertemuan II 66,31% (Baik) dan pada pertemuan III 79,81% (Baik)

2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan rata – rata pretes adalah 33,88 dalam kategori kurang sekali dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh rata – rata postes sebesar 71,88 dalam kategori baik.

3. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan rata – rata pretes adalah 33,38 dalam kategori kurang sekali dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh rata – rata postes sebesar 67,00 dalam kategori baik.

4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMAN 16 Medan T.P 2012/2013, dengan thitung= 2,00 > ttabel = 1,66.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain: 1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry trainingagar

mampu menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran inquiry training.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry training sebaiknya mengalokasikan waktu dengan baik agar langkah – langkahnya dapat terlaksana semuanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu membuat deskriptor yang lebih baik pada rubrik penilaian aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Meyer, R.E., Pintrich, P.R., Raths, J., Wittrock, M.C.,(2010), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Djamarah,S.,dan Zain, A.,(2006),Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta,Jakarta

Hamid, A., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan

Joyce,B.; Weil,M, & Calhoun, E, (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Kamajaya, (2005), Fisika untuk SMA kelas X Semester 2, Grafindo Media

Pratama, Bandung

Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A,Erlangga, Jakarta

Marita, D., (2012),Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII

Semester I MTs Negeri 3 Medan T,A 2012/2013, Skripsi, FMIPA,

Universitas Negeri Medan

Sagala, S., (2009),Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung , Alfabeta

Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sirait, J., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus di Kelas X Semester I

SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T,P 2011/2012, Skripsi, FMIPA ,

Universitas Negeri Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Trianto, (2010),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta ,


(1)

pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang bersifat dominan (teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inquiry training. Menurut Joyce, et al (2009: 201), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry trainingdiharapkan proses pembelajaran merupakan proses pemerolehan konsep dari keterlibatan siswa secara langsung dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran inquiry trainingini sudah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu: Marita (2012) dan Sirait (2011). Marita (2012) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Zat dan Wujudnya diperoleh nilai rata-rata pretes 39,1 setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 73,1. Kelemahannya yaitu kurang pahamnya siswa terhadap


(2)

4

instruksi guru dan pembagian kelompok belajar siswa yang tidak heterogen. Sirait (2011) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Gerak Lurus diperoleh nilai rata-rata pretes 25,75 setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 74,63. Kelemahannya yaitu siswa kurang serius dalam praktikum karena banyaknya jumlah anggota dalam satu kelompok belajar yaitu 5-6 orang per kelompok. Selain itu, kurang antusiasnya siswa karena pertanyaan awal yang diajukan peneliti kurang memotivasi siswa juga menjadi kelemahan penelitian ini.

Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dari kelemahan peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus benar – benar mampu memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dengan jelas, membagi siswa dalam kelompok belajar yang heterogen dengan jumlah 3-4 orang agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu peneliti juga harus mampu membuat apersepsi yang menarik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dapat merangsang minat siswa untuk melakukan proses inkuiri.

Bertitik tolak dari uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 16 Medan T.P. 2012/2013”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh guru. 3. Siswa tidak berperan aktif dalam pemerolehan pengetahuan.


(3)

1.3. Batasan Masalah

Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry training.

2. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok Listrik Dinamis. 3. Siswa yang diteliti adalah kelas X SMA Negeri 16 Medan Tahun

Pelajaran 2012/2013

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013? 4. Adakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok


(4)

6

listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dngan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dngan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry trainingpada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16 Medan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Sebagai alternatif pemilihan model pembelajaran.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas mengajar. (Soekamto dalam Trianto 2010 : 22) 2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. (Joyce,et al, 2009: 201)


(5)

sebagai berikut: 5.1. Kesimpulan

1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran inquiry training mengalami peningkatan, pada pertemuan I 55,09% (Kurang baik), pertemuan II 66,31% (Baik) dan pada pertemuan III 79,81% (Baik)

2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan rata – rata pretes adalah 33,88 dalam kategori kurang sekali dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh rata – rata postes sebesar 71,88 dalam kategori baik.

3. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan rata – rata pretes adalah 33,38 dalam kategori kurang sekali dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh rata – rata postes sebesar 67,00 dalam kategori baik.

4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMAN 16 Medan T.P 2012/2013, dengan thitung= 2,00 > ttabel = 1,66.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain: 1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry trainingagar

mampu menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran inquiry training.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry training sebaiknya mengalokasikan waktu dengan baik agar langkah – langkahnya dapat terlaksana semuanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu membuat deskriptor yang lebih baik pada rubrik penilaian aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa.


(6)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Meyer, R.E., Pintrich, P.R., Raths, J., Wittrock, M.C.,(2010), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen Revisi Taksonomi

Pendidikan Bloom, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Djamarah,S.,dan Zain, A.,(2006),Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta,Jakarta

Hamid, A., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan

Joyce,B.; Weil,M, & Calhoun, E, (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Kamajaya, (2005), Fisika untuk SMA kelas X Semester 2, Grafindo Media Pratama, Bandung

Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A,Erlangga, Jakarta

Marita, D., (2012),Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII

Semester I MTs Negeri 3 Medan T,A 2012/2013, Skripsi, FMIPA,

Universitas Negeri Medan

Sagala, S., (2009),Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung , Alfabeta

Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sirait, J., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus di Kelas X Semester I

SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T,P 2011/2012, Skripsi, FMIPA ,

Universitas Negeri Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Trianto, (2010),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta , Kencana