PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P. 2012/2013.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAININGDAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2012/2013
Oleh :
Nurul Ain A.K Cibro NIM 409121063
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
iii
RIWAYAT HIDUP
Nurul Ain A.K Cibro dilahirkan di Aceh Tengah pada tanggal 12 Februari 1990. Ayah bernama Abu Kasim, SE dan Ibu bernama Siti Nurma, dan merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri Kobat kecamatan Bebesen, kabupaten Aceh Tengah dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 1 Takengon, kabupaten Aceh Tengah dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Takengon dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
(4)
iv
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAININGDAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2012/2013
Nurul Ain A.K Cibro (NIM 409121063) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Takengon yang terdiri dari 6 kelas berjumlah 181 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara clusterrandom samplingdengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 15 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua observer.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 33.73 dengan standar deviasi 9.13, dan nilai rata-rata kelas kontrol 33.00 dengan standar deviasi 8.98. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0.1591 dan Ltabel= 0.161,untuk kelas kontrol dengan Lhitung = 0.1454, dan Ltabel = 0.161,sehingga diperoleh Lhitung< Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1.03 dan Ftabel = 2.15 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaraninquiry trainingdan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 64.87 dengan standar deviasi 7.38 dan kelas kontrol 56.17 dengan standar deviasi 8.84. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 63.11 termasuk dalam kriteria aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 4.14 dan ttabel= 1.84 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
(5)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ii
RIWAYAT HIDUP iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 7
2.1.3. Aktivitas Siswa 8
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 10
2.1.5. Model PembelajaranInquiry Training 10
2.1.5.1. Peran Guru 13
2.1.5.2. Keunggulan Dan Kelemahan Model PembelajaranInquiry Training 14
2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 15
2.2. Materi Pokok 17
2.3. Kerangka Konseptual 23
2.4. Hipotesis 24
BAB III : METODE PENELITIAN 25
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25
3.3. Variabel Penelitian 25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25
3.5. Instrumen Penelitian 26
3.5.1 Instrumen 1 tentang Tes Hasil Belajar Siswa 26
3.5.1.1 Validitas Isi 28
3.5.1.2 Validitas Ramalan 28
3.5.2 Instrumen 2 tentang Pengamatan Aktivitas Siswa (Lembar Observasi) 31
3.6. Prosedur atau Tahap Penelitian 32
(6)
vii
3.7. Teknik Analisis Data 33
3.7. 1 Uji Normalitas 34
3.7. 2 Uji Homogenitas 34
3.7. 3 Uji Hipotesis 35
3.7. 3.1 Uji Kemampuan Pretes Siswa 35
3.7. 3.1 Uji Kemampuan Postes Siswa 36
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37
4.1. Hasil Penelitian 37
4.1.1. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37
4.1.2. Pengujian Analisa Data 39
4.1.2.1 Uji Normalitas Data 39
4.1.2.1 Uji Homogenitas Data 40
4.1.3. Uji Hipotesis Penelitian 41
4.1.4. Observasi 42
4.2. Pembahasan 48
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 52
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran Penelitian 52
DAFTAR PUSTAKA 54
(7)
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Rancangan penelitiantwo group pretest-postest control group design 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar fisika materi pokok listrik dinamis 27
Tabel 3.3 Kategori kemampuan siswa 28
Tabel 4.1 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39 Tabel 4.2 Uji normalitas data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 39 Tabel 4.3 Ringkasan hasil uji homogenitas data pretes 40 Tabel 4.4 Ringkasan hasil uji homogenitas data postest 40
Tabel 4.5 Ringkasan perhitungan uji t pretest 41
Tabel 4.6 Ringkasan perhitungan uji t postes 42
Tabel 4.7 Nilai pretest, nilai aktivitas belajar siswa dan nilai postes siswa 42 Tabel 4.8 Hasil observasi aktivitas belajar siswa 44
S
(8)
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 56
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 74
Lampiran 3. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 78
Lampiran 4. Tes Hasil Belajar 88
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar 93 Lampiran 6. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 98 Lampiran 7. Deskriptor Observasi Belajar Siswa 99
Lampiran 8. Tabulasi Hasil Validitas Tes 100
Lampiran 9. Analisis Butir Soal untuk Siswa Kelompok Atas dan 102 Kelompok Bawah
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 104
Lampiran 11. Rangkuman Analisis Validitas Ramalan Instrumen 110 Penelitian
Lampiran 12. Nama-nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 111 Lampiran 13. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Eksperimen 112 Lampiran 14. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Kontrol 114 Lampiran 15. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Eksperimen 116 Lampiran 16. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Kontrol 118 Lampiran 17. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 120 Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 121 Lampiran 19. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 122
Lampiran 20. Uji Normalitas 125
Lampiran 21. Uji Homogenitas 129
Lampiran 22. Uji Hipotesis 132
Lampiran 23. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 137 Lampiran 24. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 141 Lampiran 25. Tabel Harga Kritik dan rProduct Moment 142 Lampiran 26. Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 143 Lampiran 27. Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z 144 Lampiran 28. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 145 Lampiran 29. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 147
Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 148
(9)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut setiap orang untuk membenahi diri dan meningkatkan potensi masing-masing. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat membenahi diri adalah melalui pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran saat ini, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Padahal melalui proses pembelajaran yang baik diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan nasional.
Masalah tersebut menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan pada mata pelajaran Fisika. Hal ini disebabkan oleh materi fisika memiliki tujuan pembelajaran yang berupa siswa diharapkan tidak hanya mampu menguasai materi dan konsep fisika saja, tetapi juga siswa diharapkan mampu menghubungkan atau mengaplikasikan konsep–konsep fisika tersebut dalam kehidupan sehari–hari. Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan manusia, maka perlu diperhatikan mutu pengajaran mata pelajaran fisika yang di ajarkan di tiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal ini berarti proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan fisika.
(10)
2
Umumnya pelajaran fisika sampai saat ini masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosan. Melalui penelitian awal yang dilakukan, peneliti menyebarkan angket kepada 30 siswa di SMA Negeri 1 Takengon. Dari hasil angket tersebut, 73% (22 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik, 17% (5 orang siswa) berpendapat fisika biasa saja, dan hanya 10% (3 orang siswa) yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berlangsung secara efektif.
Proses pembelajaran yang kurang efektif akan mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan tingkat ketercapaian hasil yang diperoleh tidak maksimal. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika yang mengajar di SMA Negeri 1 Takengon mengatakan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih belum seperti yang diharapkan. Bahkan nilai rata-rata dari nilai ujian semester masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari data yang diperoleh, nilai rata-rata ujian semester ganjil kelas X yaitu 58,18, sedangkan nilai KKM untuk kelas X adalah 60. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penyampaian materi pembelajaran, pemberian contoh soal, mengerjakan soal latihan dan tanya jawab. Dengan kata lain, model pembelajaran yang digunakan masih klasikal yakni model pembelajaran langsung.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti menawarkan model pembelajaran inquiry training. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan pembelajaran inquiry trainingmenekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Selain itu, pemilihan model pembelajaran ini dasarkan pada pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa. Dimana karakteristik siswa di lokasi penelitian memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu.
(11)
3
Hasil penelitian sebelumnya (Marita, 2012) diperoleh nilai rata-rata pretes 39,1 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran inquiry training maka hasil meningkat dengan nilai rata-rata 72,3 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Negeri 3 Medan T.P. 2012/2013”. Demikian juga dengan peneliti lainnya (Siburian, 2012), hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh nilai rata-rata postest 76,43 dan dengan menggunakan model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata postest 64,57 dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training dan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di SMK Negeri 2 Pematang Siantar Kelas XI Semester I T.A 2011/2012”.
Selain itu, ada juga peneliti lainnya (Azmi, 2010), hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh nilai rata-rata postest 81,13 dan dengan menggunakan model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata postest 74,50 dengan judul “Perbedaan Model Pembelajaran Inquiry dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu Kelas T.P 2009/2010”.
Adapun kendala dalam penelitian sebelumnya adalah kurang dapat mengkondisikan situasi pada saat pembelajaran inquiry training berlangsung. Ketika tahap menghadapkan pada masalah, peneliti memberikan masalah berupa pertanyaan. Kemudian kendala lainnya adalah terlalu banyak memberikan instruksi. Hal tersebut dapat mengurangi efektifitas pembelajaraninquiry training. Maka untuk mengatasi kendala tersebut sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Selain itu peneliti lebih menekankan informasi tentang tahap pembelajaran. Dengan demikian diharapkan efektifitas pembelajaran inquiry trainingyang dilaksanakan lebih maksimal.
(12)
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model PembelajaranInquiry Training dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran belum berlangsung secara efektif.
2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. 3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. 1.3 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Takengon pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan dengan model pembelajaran inquiry training
3. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada materi listrik dinamis.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013?
(13)
5
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaranInquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training.
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013..
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai alternatif pemilihan model pembelajaran pada mata pelajaran fisika. 2. Sebagai bahan informasi hasil belajar dengan menggunakan model
(14)
6
1.7 Definisi Operasional
Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif (Joyceet al, 2009).
(15)
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 memiliki rata-rata 64.87 termasuk ke dalam kategori cukup.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 memiliki rata-rata 56.17 termasuk ke dalam kategori kurang. 3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model
pembelajaran inquiry training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 63.11 dengan kriteria aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (4,14 >
1.84) maka Hadi terima yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar siswa dengan model pembelajaraninquiry trainingdan model pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
5.2. Saran Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :
1. Penyusunan soal berdasarkantaksonomi bloommasih terdapat kelemahan, peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi. 2. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang
meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya mempersiapkan deskriptor aktivitas sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
(16)
53
3. Jika ditinjau secara individu dan secara kelompok, aktivitas berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan pertanyaan siswa dan meyakinkan jawaban siswa tersebut hanya dengan kata “ya” atau “tidak” dan hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada pengorganisasian kelompok yang lebih heterogen sehingga kemampuan setiap kelompok sama sehingga setiap kelompok akan lebih aktif dalam aktifitas belajarnya.
(17)
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2007),Dasar – Dasar Evalusi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Azmi, Khairil, (2010), Perbedaan Model Pembelajaran Inquiry dengan
menggunakan Model Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada materi pokok Listrik Dinamis kelas X di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu kelas T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed, Medan
Joyce et al, (2009), Models of Teaching, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Kanginan, M., (2007),Fisika SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Karyono, (2009), Fisika Untuk Kelas X SMA dan MA, Pusat Perbukuan
Depdiknas(BSE), Jakarta
Marita, Dewi (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Negeri 3 Medan T.P 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Rumapea, Dormatio, (2013), Model Pembelajaran Konvensional,
http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html
Rusman, (2011),Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta Sagala, S., (2012),Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung Sanjaya, W., (2010),Strategi Pembelajaran,Kencana, Jakarta
Sardiman, (2005), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
(18)
55
Sastradi, Trisna, (2013), Model Pembelajaran Konvensional,
http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html
Siburian, Machruli, (2012),Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training dan dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMK Negeri 2 Pematang Siantar kelas XI semester I T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Slameto, (2010),Belajar dan Faktor-faktoryang mempengaruhinya,Rineka Cipta,
Jakarta
Sudjana, (2005),Metode Statistika,Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
(1)
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaranInquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training.
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013..
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai alternatif pemilihan model pembelajaran pada mata pelajaran fisika. 2. Sebagai bahan informasi hasil belajar dengan menggunakan model
(2)
1.7 Definisi Operasional
Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif (Joyceet al, 2009).
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 memiliki rata-rata 64.87 termasuk ke dalam kategori cukup.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013 memiliki rata-rata 56.17 termasuk ke dalam kategori kurang. 3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model
pembelajaran inquiry training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 63.11 dengan kriteria aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (4,14 > 1.84) maka Hadi terima yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar siswa dengan model pembelajaraninquiry trainingdan model pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
5.2. Saran Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :
1. Penyusunan soal berdasarkantaksonomi bloommasih terdapat kelemahan, peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi. 2. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang
meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya mempersiapkan deskriptor aktivitas sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
(4)
3. Jika ditinjau secara individu dan secara kelompok, aktivitas berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan pertanyaan siswa dan meyakinkan jawaban siswa tersebut hanya dengan kata “ya” atau “tidak” dan hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada pengorganisasian kelompok yang lebih heterogen sehingga kemampuan setiap kelompok sama sehingga setiap kelompok akan lebih aktif dalam aktifitas belajarnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2007),Dasar – Dasar Evalusi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Azmi, Khairil, (2010), Perbedaan Model Pembelajaran Inquiry dengan
menggunakan Model Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada materi pokok Listrik Dinamis kelas X di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu kelas T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed, Medan
Joyce et al, (2009), Models of Teaching, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Kanginan, M., (2007),Fisika SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Karyono, (2009), Fisika Untuk Kelas X SMA dan MA, Pusat Perbukuan
Depdiknas(BSE), Jakarta
Marita, Dewi (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Negeri 3 Medan T.P 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Rumapea, Dormatio, (2013), Model Pembelajaran Konvensional,
http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html
Rusman, (2011),Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta Sagala, S., (2012),Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung Sanjaya, W., (2010),Strategi Pembelajaran,Kencana, Jakarta
Sardiman, (2005), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
(6)
Sastradi, Trisna, (2013), Model Pembelajaran Konvensional,
http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html
Siburian, Machruli, (2012),Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training dan dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMK Negeri 2 Pematang Siantar kelas XI semester I T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Slameto, (2010),Belajar dan Faktor-faktoryang mempengaruhinya,Rineka Cipta,
Jakarta
Sudjana, (2005),Metode Statistika,Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung