UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW (QD) PADA MATERI KESEBANGUNAN BAGI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 PANCUR BATU.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

QUICK ON THE DRAW (QD) PADA MATERI KESEBANGUNAN BAGI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 PANCUR BATU

Oleh :

Eka Denny Franata Tarigan 4103111024

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw (QD) pada Materi Kesebangunan bagi Siswa Kelas IX di SMP Negeri 2 Pancur Batu” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. IEwita Dewi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih banyak juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd, Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Denny Haris, S.Si, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Darianus Barus, M.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Ngasiani, S.Pd dan Ibu Susanna SA Sembiring, S.Pd selaku guru matematika, dan semua siswa-siswi kelas IX-5 di SMP Negeri 2 Pancur Batu yang telah membantu selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ayahanda Ramona Tarigan dan Ibunda Arih Ruth Br Ketaren yang memberikan doa, semangat, dukungan moral serta material yang tak ternilai harganya sehingga penulis bisa memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Terima kasih juga


(4)

v

untuk adik tercinta Dwi Tika Emmalia br Tarigan atas doa dan semangatnya, telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Serta kepada setiap anggota keluarga yang begitu banyak memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studinya di Unimed.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan seperjuangan Anastasia Hutabarat, Anggrainy Togi Marito Siregar, Detrisna Natalia Sitinjak, Elsa Yolanda Aritonang, Arnold Novemri Siburian, Bobby Robson Purba, Boy Army Oktario Sihotang, Esron Frananta Tarigan, dan semua teman-teman sekelas Pendidikan Matematika 2010 A yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun dari segi tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pendidikan.

Medan, September 2014 Penulis,


(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

QUICK ON THE DRAW (QD) PADA MATERI KESEBANGUNAN BAGI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 PANCUR BATU

Eka Denny Franata Tarigan (4103111024) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeri 2 Pancur Batu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Pancur Batu T.A. 2014/2015 yang berjumlah 33 siswa. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw pada pokok bahasan kesebangunan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes kemampuan komunikasi matematis.

Dari hasil observasi, peneliti memperoleh bahwa nilai rata-rata observasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata observasi aktivitas guru meningkat dari 1,16 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 1,54 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Begitu juga dengan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa yang meningkat dari 2,15 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 2,55 dengan kategori baik pada siklus II.

Dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis, peneliti juga memperoleh bahwa banyaknya siswa dengan kemampuan komunikasi matematis minimal sedang meningkat pada siklus I ke siklus II dan pada siklus II kemampuan komunikasi matematis sudah pada kriteria baik, yaitu jika banyak siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang  70%. Berdasarkan tes diagnostik, diperoleh 10 siswa (30,30%) yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang. Setelah pemberian tindakan (siklus I) diperoleh 18 siswa (54,54%) yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang. Dan setelah pemberian perbaikan tindakan (siklus II) diperoleh 25 siswa (75,76%) yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang. Dari hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan banyaknya siswa dengan kemampuan komunikasi matematis minimal sedang sebanyak 7 siswa (21,22%) dan pada siklus II kemampuan komunikasi matematis siswa sudah pada kriteria baik.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan kesebangunan di kelas IX SMP Negeri 2 Pancur Batu.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

TAT I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 8

TAT II TINJAUAN PUSTAKA p

2.1. Landasan Teori p

2.1.1. Belajar p

2.1.2. Pembelajaran 10

2.1.3. Model Pembelajaran 12

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.5. Quick on The Draw 15

2.1.6. Komunikasi Matematis 17

2.1.7. Kesebangunan 23

2.2. Penelitian yang Relevan 25

2.3. Kerangka Berfikir 26


(7)

vii

TAT III METODE PENELITIAN 28

3.1. Jenis Penelitian 28

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 28

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 28

3.4. Rancangan Penelitian 28

3.5. Instrumen Penelitian 33

3.5.1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 33

3.5.2. Observasi 33

3.6. Teknik Pengumpulan Data 33

3.6.1. Uji Validitas 33

3.6.2. Uji Realibilitas 34

3.7. Teknik Analisis Data 35

3.7.1. Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 35

3.7.2. Persentase Ketuntasan Klasikal 35

3.7.3. Analisis Hasil Observasi 36

3.8. Penarikan Kesimpulan 36

TAT IV HASIL DAN PEMTAHASAN 37

4.1. Hasil Penelitian 37

4.1.1. Siklus I 38

4.1.2. Siklus II 51

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 5p

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN 63

5.1. Kesimpulan 63

5.2. Saran 63


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1.Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 14 Tabel 2.2. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematis Siswa 22 Tabel 3.1. Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis 34 Tabel 3.2. Kriteria Hasil Observasi 35 Tabel 4.1.Deskripsi Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Komunikasi

Matematis Tertulis Siswa 38 Tabel 4.2.Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa I 43

Tabel 4.3.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Aspek

Menggambar 44

Tabel 4.4.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Aspek

Menulis/Menjelaskan 44

Tabel 4.5.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Aspek

Representasi 45

Tabel 4.6.Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa I 49

Tabel 4.7.Kesulitan Siklus I dan Perbaikan Tindakan Siklus II 50 Tabel 4.8.Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa II 56

Tabel 4.9.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Aspek

Menggambar 56

Tabel 4.10.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Aspek Menulis/Menjelaskan 57 Tabel 4.11.Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Aspek Representasi 57

Tabel 4.12.Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Komunikasi


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Lingkaran dengan Busur AB 2

Gambar 1.2. Jawaban Tes Diagnostik Siswa 4

Gambar 1.3. Jawaban Tes Diagnostik Siswa 4

Gambar 2.1. Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang EFGH 24 Gambar 2.2. Layang-layang ABCD dan Lanyang-layang PQRS 24

Gambar 3.1. Skema PTK 29

Gambar 4.1. Kesalahan Siswa Siklus I Soal Nomor 1 46 Gambar 4.2. Kesalahan Siswa Siklus I Soal Nomor 2 47 Gambar 4.3. Kesalahan Siswa Siklus I Soal Nomor 3 48 Gambar 4.4. Kesalahan Siswa Siklus I Soal Nomor 4 48


(10)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

1.1. LatarBBelakangBMasalahB

Pendidikan menupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dipenoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memenlukan suatu pnoses pembelajanan sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan pnoses yang telah dilalui. Namun pada sisi lain, matematika juga menupakan ilmu yang benpenganuh dalam penkembangan ilmu dan teknologi, sehingga matematika juga penlu diajankan melalui pnoses pembelajanan.

Salah satu tujuan pembelajanan matematika menunut Sugandi (dalam Jamaluddin, 2013) yaitu mengembangkan kemampuan menyampaikan infonmasi dengan tepat atau mengkomunikasikan gagasan antana lain melalui pembicanaan lisan, gnafik, peta, diagnam, dalam menjelaskan gagasan. Dalam pembelajanan matematika, seonang siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk bisa mengkomunikasikannya, agan pemahamannya tensebut bisa dimengenti oleh onang lain. Siswa dapat meningkatkan pemahaman matematisnya dengan mengkomunikasikan ide matematisnya kepada onang lain.

Menunut Tnianto (2011:3), pnoses pembelajanan masih didominasi gunu yang dilaksanakan secana konvensional dengan unutan sajian: (1) diajankan teoni/definisi/teonema melalui cenamah, (2) dibenikan dan dibahas contoh-contoh, kemudiaan (3) dibenikan latihan soal. Hal tensebut membuat siswa tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat meneka kanena suasana kelas yang tenlalu didominasi oleh gunu. Akibatnya, tidak dapat diketahui kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyampaikan pemikinan tentang gagasan dan ide matematisnya dalam menyelesaikan masalah matematika. Pada akhinnya salah satu tujuan pembelajanan matematika di atas tenabaikan dan pnoses komunikasi pada saat pembelajanan hanya bensifat satu anah, sehingga pembelajanan yang bensifat konvensional tidak menstimulasi siswa untuk menggunakan kemampuan komunikasi meneka secana tentulis maupun lisan.


(11)

2

Bendasankan hasil obsenvasi pada Rabu, 5 Febnuani 2014 di kelas VIII, peneliti mendapati bahwa gunu Matematika yang mengajan di SMP Negeni 2 Pancun Batu masih menggunakan model pembelajanan konvensional. Gunu menyiapkan siswa untuk memulai pembelajanan matematika, lalu mengingatkan siswa kembali tentang mateni sebelumnya. Kanena siswa masih mempelajani tentang hubungan antana sudut pusat, panjang busun, dan luas juning, gunu menanyai siswa tentang apa itu lingkanan, luas dan keliling lingkanan, apa numusnya, apa itu phi, untuk mengingatkan kembali siswa tentang mateni sebelumnya. Lalu gunu menenangkan tentang panjang busun dan luas juning dan membeni contoh soal. Kemudian gunu membeni latihan kepada siswa, gunu mengecek pekenjaan siswa, setelah itu gunu menyunuh siswa mengenjakannya di depan kelas. Pada akhin pembelajanan gunu menyimpulkan pembelajanan.

Selama obsenvasi benlangsung, peneliti mendapati bahwa masih ada siswa yang kunang mengetahui konsep dasan matematika, sepenti konsep penkalian dan pembagian. Hal ini tenlihat ketika gunu mengenjakan contoh soal tentang panjang busun, tetapi gunu tidak menuliskan hasil akhin dani contoh tensebut. Sepenti inilah contoh soal tensebut:

Diketahui suatu lingkanan dengan gamban sepenti benikut.

Gamban 1.1. Lingkanan dengan Busun AB

Canilah panjang busun kecil AB dan panjang busun besan AB. Gunu mengenjakan hanya sampai tahap ini.

.... ... 20 14 , 3 2 6 1 2 360 60 lingkanan keliling 360 sudut AB kecil busun Panjang             r


(12)

3

Lalu gunu menyunuh siswa mencatat contoh soal tensebut dan mencani hasilnya, senta mengenjakan untuk panjang busun besan AB. Saat gunu mengecek catatan siswa, gunu mendapati bahwa ada 5 onang siswa yang tidak mengetahui bagaimana cana mengalikan ketiga bilangan itu sehingga gunu hanus menjelaskan lagi cana mengalikannya.

Dani hasil obsenvasi tensebut, dapat disimpulkan bahwa: a. Gunu masih menggunakan model pembelajanan konvensional.

b. Masih ada siswa yang kunang memahami konsep dasan matematika sepenti penkalian dan pembagian bilangan.

c. Gunu lebih menekankan tenhadap penguasaan mateni, bukan pada komunikasi matematis siswa.

Bendasankan hasil tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tentulis yang dilakukan oleh peneliti, didapati bahwa kemampuan komunikasi matematis tentulis siswa masih nendah dengan pensentase ketuntasan klasikal kelas hanya 30,30%. Dani 33 onang siswa yang melakukan tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tentulis, hanya 10 onang siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis kategoni minimal sedang, sedangkan siswa yang lainnya benada pada kategoni nendah dan sangat nendah.

Pada aspek menggamban, skon nata-nata siswa adalah 67,17 (kategoni sedang) dengan ketuntasan siswa 51,52%, sedangkan pada aspek menulis/menjelaskan skon nata-nata siswa adalah 56,06 (kategoni nendah) dengan ketuntasan siswa 15,15% dan pada aspek nepnesentasi skon nata-nata siswa hanya 51,89 (kategoni sangat nendah) dengan ketuntasan siswa 12,12%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih lemah dalam aspek menulis/menjelaskan dan nepnesentasi. Ini tenlihat dalam mengenjakan tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tentulis dengan mateni bangun datan, siswa menasa kesulitan dalam menyampaikan alasan dani jawaban yang meneka benikan dan memodelkan soal ke bentuk matematis.

Dani tes diagnostik, siswa kebanyakan salah pada soal nomon 1.b, 1.c, 2.b, dan 2.c. Pada soal nomon 1.b, siswa mampu menyebutkan bahwa AC adalah sisi mining segitiga siku-siku ABC, tetapi alasan meneka menyebutkan AC adalah


(13)

4

sisi mining segitiga siku-siku ABC tidaklah tepat. Siswa banyak menjawab AC adalah sisi mining segitiga siku-siku ABC kanena AC sisi yang paling panjang dani sisi-sisi lain di segitiga siku-siku ABC atau kanena sisi AC adalah sisi yang tidak tegak di segitiga siku-siku ABC. Begitu juga dengan soal nomon 1.c dimana meneka menjawab besan sudut A = 53°, tetapi meneka tidak menggunakan sifat jumlah sudut dalam segitiga lalu mencani besan sudut A, sehingga tidak membenikan alasan yang nelevan dalam mendukung jawaban meneka.

Gamban 1.2. Jawaban Tes Diagnostik Siswa

Sedangkan pada soal nomon 2.b dan 2.c, siswa tidak mampu memodelkan soal tensebut ke dalam bentuk matematis. Pada soal 2.b, meneka mengetahui bahwa petak-petak kebun Indah adalah segitiga sama kaki tetapi meneka tidak membenikan alasan yang tepat untuk mendukung jawaban meneka. Begitu juga pada soal 2.c meneka tidak mengetahui sifat-sifat dani layang-layang sehingga meneka tidak dapat menyebutkan sisi-sisi yang sama panjang dan sudut-sudut yang sama besan. Sedangkan pada soal yang lainnya, meneka mampu menggambankan segitiga siku-siku dan layang-layang dengan baik, walaupun masih ada gamban yang tidak lengkap.


(14)

5

Dani hasil tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tensebut, dapat disimpulkan bahwa:

a. Kemampuan komunikasi matematis tentulis siswa masih nendah.

b. Siswa masih lemah dalam aspek menulis/menjelaskan dan nepnesentasi. c. Siswa cukup baik dalam aspek menggamban.

Komunikasi matematis menupakan salah satu kompetensi penting yang hanus dikembangkan pada setiap topik matematika. Menunut Guenneino (dalam Izzati dan Sunyadi, 2010:721), komunikasi matematis menupakan alat bantu dalam tnansmisi pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam membangun pengetahuan matematika. Komunikasi memungkinkan benfikin matematis dapat diamati dan kanena itu komunikasi memfasilitasi pengembangan benfikin. Selain itu (MES dalam Izzati dan Sunyadi, 2010:721), komunikasi matematis menupakan salah satu komponen pnoses pemecahan masalah matematis. Komunikasi menupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa matematis untuk mengekspnesikan gagasan matematis dan angument dengan tepat, singkat dan logis. Komunikasi membantu siswa mengembangkan pemahaman meneka tenhadap matematika dan mempentajam benfikin matematis meneka.

Komunikasi matematis menupakan salah satu jantung dalam pembelajanan, sehingga penlu ditumbuhkembangkan dalam aktivitas pembelajanan matematika. Hal ini dipenkuat oleh Badan Standan Nasional Pendidikan (2006) menyebutkan kemampuan dasan SD sampai dengan SMA, bahwa komunikasi matematis menupakan salah satu kemampuan dasan yang penlu diupayakan peningkatannya sebagaimana kemampuan dasan lainnya. Kesadanan tentang pentingnya kemampuan komunikasi matematis siswa penlu ditumbuhkan, sebab salah satu fungsi pelajanan matematika adalah sebagai cana mengkomunikasikan gagasan secana pnaktis, sistematis, dan efisien (Uman, 2012).

Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika dapat menubah situasi belajan, dani siswa pasif menjadi aktif, dani pnoses dan hasilnya tunggal menjadi benbagai vaniasi cana dan penyelesaian (open ended). Kondisi ini memungkinkan kanena hasil yang dipenoleh siswa selama pnoses pembelajanan umumnya ditemukan kembali oleh siswa dengan cana mengkonstnuk


(15)

konsep-6

konsep matematika lewat diskusi, negosiasi, dan saling ketengantungan antana siswa (Ansani,2009).

Bendasankan KTSP 2006, kesebangunan adalah salah satu mateni pelajanan yang diajankan di SMP kelas IX pada semesten I. Namun dani pennyataan gunu SMP Negeni 2 Pancun Batu, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mateni kesebangunan, sepenti siswa sulit menentukan dua bangun yang sebangun. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan untuk mengkomunikasikan idenya dalam menyelesaikan masalah mengenai kesebangunan.

Sehubungan dengan penmasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu solusi yang dapat menyelesaikan penmasalahan tensebut. Salah satu cana yang dapat dilakukan adalah menggunakan model pembelajanan yang dapat membeni kesempatan kepada siswa untuk bekenja secana kelompok dan memungkinkan siswa benpenan secana aktif dalam pnoses pembelajanan. Pnoses pembelajanan yang dilakukan dihanapkan dapat menstimulasi kemampuan komunikasi matematis meneka. Salah satu model pembelajanan yang dapat menjadi solusi adalah model pembelajanan koopenatif tipe Quick on The Draw.

Model ini dikenalkan oleh Paul Ginnis (2008). Quick on The Draw yaitu sebuah model pembelajanan dimana aktivitas belajan siswa dengan suasana penmainan yang membutuhkan kenja kelompok dan kecepatan dalam menyelesaikan satu set kantu soal yang tenkait dengan pembelajanan.

Siswa dengan kelompoknya akan benlomba-lomba untuk dapat menyelesaikan set soal yang ada pada kantu dengan cepat dan benan. Disini tenlihat bahwa siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk benpendapat dan menjawab pentanyaan yang dibenikan gunu sehingga komunikasi matematis siswa akan tenlihat, baik komunikasi lisannya yaitu dengan diskusi kelompok dan komunikasi tulisannya yaitu dengan mengenjakan soal-soal.

Bendasankan latan belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang benjudul “UpayaB MeningkatkanB KemampuanB KomunikasiBMatematisBSiswaBMelaluiBModelBPemeelajaranBKooperatifBTipeB Quick On The Draw (QD)BpadaBMateriBKeseeangunanBeagiBSiswaBKelasBIXBdiB SMPBNegeriB2BPancurBBatu”.


(16)

7

1.2. IdentifikasiBMasalahB

Bendasankan latan belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul adalah sebagai benikut:

1. Gunu cendenung menggunakan model pembelajanan konvensional. 2. Kemampuan komunikasi metematis tentulis siswa masih nendah.

3. Siswa masih lemah dalam aspek menulis/menjelaskan dan nepnesentasi. 1.3. PemeatasanBMasalahB

Agan penmasalahan tidak meluas, maka penulis membatasi penmasalahannya sebagai benikut:

1. Model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). 2. Kemampuan komunikasi matematis siswa.

1.4. RumusanBMasalahB

Bendasankan pembatasan masalah, maka penmasalahan dalam penelitian ini dinumuskan sebagai benikut:

1. Apakah melalui penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu? 2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penenapan model

pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu?

1.5. TujuanBPenelitianB

Penelitian ini bentujuan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu.

2. Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu.


(17)

8

1.6. ManfaatBPenelitianB

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai benikut:

1. Bagi gunu, penelitian ini dihanapkan dapat membenikan gambanan, menambah wawasan, dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajanan matematika dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menenapkan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan kneativitas tentang

pembelajanan matematika dengan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 3. Bagi peneliti lain, sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). B

1.7. DefinisiBOperasionalB

Agan tidak tenjadi kesalahan penafsinan tenhadap penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan bebenapa istilah benikut ini:

1. Komunikasi matematis menupakan cana siswa untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu penmasalahan yang dibenikan.

2. Kemampuan komunikasi matematis menupakan kemampuan siswa untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu penmasalahan yang dibenikan.

3. Quick on The Draw menupakan sebuah model pembelajanan dimana aktivitas belajan siswa dengan suasana penmainan yang membutuhkan kenja kelompok dan kecepatan dalam menyelesaikan satu set kantu soal yang benisi soal-soal yang tenkait dengan pembelajanan.


(18)

63

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

5.1. KesimpulanB

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick

on the draw dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas IX-5 SMP Negeri 2 Pancur Batu pada pokok bahasan kesebangunan. 2. Pada siklus I terdapat 18 siswa (54,54%) yang memiliki kemampuan

komunikasi matematis minimal sedang, dimana pada aspek menggambar, skor rata-rata siswa 70,20 (kategori sedang), pada aspek menulis/menjelaskan 62,50 (kategori rendah), dan pada aspek representasi 47,35. Sedangkan pada siklus II terdapat 25 siswa (75,76%) yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang, dimana pada aspek menggambar, skor rata-rata siswa 75,51 (kategori tinggi), pada aspek menulis/menjelaskan 67,80 (kategori sedang), dan pada aspek representasi 64,77 (kategori rendah). Hal ini menunjukkan siswa sudah memiliki kemampuan komunikasi matematis kriteria baik dan siswa membaik pada semua aspek kemampuan komunikasi matematis.

5.2. SaranB

Dengan melihat hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, khususnya pada materi kesebangunan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena penelitian ini hanya dilakukan di kelas IX-5 SMP Negeri 2 Pancur Batu pada materi kesebangunan dan kepada peneliti lanjutan yang berminat melakukan penelitian sejenis disarankan mengembangkan penelitian ini dengan memperhatikan kekurangan yang ada agar didapatkan penelitian yang lebih baik lagi.


(19)

64

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Asih, Siti Surya, (2012), Efektivitas Strategi Quick on The Draw pada Materi

Tabung dan Kerucut di Kelas IX SMP Negeri 31 Surabaya, Jurnal FMIPA

Unesa

Djumanta, Wahyudi dan Susanti, Dwi, (2008), Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk SMP/MTs kelas IX, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed Ginnis, Paul, (2008), Trik & Taktik Mengajar – Strategi Meningkatkan

Pencapaian Pengajaran di Kelas, PT Indeks, Jakarta

Jamaluddin, Muhammad, (2013), Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing pada Materi Teorema Pythagoras, Jurnal FMIPA Unesa

Izzati, Nur, dan Suryadi, Didi, (2010), Komunikasi Matematik dan Pendidikan

Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika, 721-725

Jufri, Wahab, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung

Mayasari, Dian, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa

Kelas XI IPA 5 SMAN 1 Purwosari Pasuruan, Jurnal FMIPA Universitas

Negeri Malang

Parulian, Lambok, (2012), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa SMP melalui Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Qohar, Abd., (2011), Pengembangan Instrumen Komunikasi Matematis untuk Siswa SMP, Lomba dan Seminar Matematika XIX, 46-47


(20)

65

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta

Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning – Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sutikno, M. Sobry, (2013), Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil, Holistica, Lombok

Syahrir, A, (2012), Model Pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The Draw, http://ansharsyahrir.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html [diakses 30/01/2014].

Tim Dosen, (2013), Metodologi Penelitian, Universitas Negeri Medan

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Umar, Wahid, (2012), Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika, Infinity, 1: 1

Wardhani, Sri, (2010), Diklat Guru Pemandu/Guru Inti/Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar Tahun 2010 – Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika di SMP/MTs, Widyaiswara PPPPTK Matematika, Yogyakarta


(21)

ii

RIWAYAT HIDUP

Eka Denny Franata Tarigan adalah anak pertama dari dua bersaudarat Lahir di Pancur Batu, tanggal 25 Februari 1992t Ayah bernama Ramona Tarigan dan Ibu bernama Arih Ruth br Ketarent Pada tahun 1997 penulis masuk SD Negeri 101816 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2003t Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2006t Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2009t Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medant


(1)

7

1.2. IdentifikasiBMasalahB

Bendasankan latan belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul adalah sebagai benikut:

1. Gunu cendenung menggunakan model pembelajanan konvensional. 2. Kemampuan komunikasi metematis tentulis siswa masih nendah.

3. Siswa masih lemah dalam aspek menulis/menjelaskan dan nepnesentasi. 1.3. PemeatasanBMasalahB

Agan penmasalahan tidak meluas, maka penulis membatasi penmasalahannya sebagai benikut:

1. Model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). 2. Kemampuan komunikasi matematis siswa.

1.4. RumusanBMasalahB

Bendasankan pembatasan masalah, maka penmasalahan dalam penelitian ini dinumuskan sebagai benikut:

1. Apakah melalui penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu? 2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penenapan model

pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu?

1.5. TujuanBPenelitianB

Penelitian ini bentujuan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu.

2. Mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penenapan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) pada pokok bahasan kesebangunan pada kelas IX SMP Negeni 2 Pancun Batu.


(2)

1.6. ManfaatBPenelitianB

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai benikut:

1. Bagi gunu, penelitian ini dihanapkan dapat membenikan gambanan, menambah wawasan, dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajanan matematika dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menenapkan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan kneativitas tentang

pembelajanan matematika dengan model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 3. Bagi peneliti lain, sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai model pembelajanan koopenatif tipe Quick on the Draw (QD). B

1.7. DefinisiBOperasionalB

Agan tidak tenjadi kesalahan penafsinan tenhadap penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan bebenapa istilah benikut ini:

1. Komunikasi matematis menupakan cana siswa untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu penmasalahan yang dibenikan.

2. Kemampuan komunikasi matematis menupakan kemampuan siswa untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya untuk memecahkan suatu penmasalahan yang dibenikan.

3. Quick on The Draw menupakan sebuah model pembelajanan dimana aktivitas belajan siswa dengan suasana penmainan yang membutuhkan kenja kelompok dan kecepatan dalam menyelesaikan satu set kantu soal yang benisi soal-soal yang tenkait dengan pembelajanan.


(3)

63

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

5.1.KesimpulanB

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick

on the draw dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas IX-5 SMP Negeri 2 Pancur Batu pada pokok bahasan kesebangunan. 2. Pada siklus I terdapat 18 siswa (54,54%) yang memiliki kemampuan

komunikasi matematis minimal sedang, dimana pada aspek menggambar, skor rata-rata siswa 70,20 (kategori sedang), pada aspek menulis/menjelaskan 62,50 (kategori rendah), dan pada aspek representasi 47,35. Sedangkan pada siklus II terdapat 25 siswa (75,76%) yang memiliki kemampuan komunikasi matematis minimal sedang, dimana pada aspek menggambar, skor rata-rata siswa 75,51 (kategori tinggi), pada aspek menulis/menjelaskan 67,80 (kategori sedang), dan pada aspek representasi 64,77 (kategori rendah). Hal ini menunjukkan siswa sudah memiliki kemampuan komunikasi matematis kriteria baik dan siswa membaik pada semua aspek kemampuan komunikasi matematis.

5.2.SaranB

Dengan melihat hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, khususnya pada materi kesebangunan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena penelitian ini hanya dilakukan di kelas IX-5 SMP Negeri 2 Pancur Batu pada materi kesebangunan dan kepada peneliti lanjutan yang berminat melakukan penelitian sejenis disarankan mengembangkan penelitian ini dengan memperhatikan kekurangan yang ada agar didapatkan penelitian yang lebih baik lagi.


(4)

64

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Asih, Siti Surya, (2012), Efektivitas Strategi Quick on The Draw pada Materi

Tabung dan Kerucut di Kelas IX SMP Negeri 31 Surabaya, Jurnal FMIPA

Unesa

Djumanta, Wahyudi dan Susanti, Dwi, (2008), Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk SMP/MTs kelas IX, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed Ginnis, Paul, (2008), Trik & Taktik Mengajar – Strategi Meningkatkan

Pencapaian Pengajaran di Kelas, PT Indeks, Jakarta

Jamaluddin, Muhammad, (2013), Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing pada Materi Teorema Pythagoras, Jurnal FMIPA Unesa

Izzati, Nur, dan Suryadi, Didi, (2010), Komunikasi Matematik dan Pendidikan

Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika, 721-725

Jufri, Wahab, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung

Mayasari, Dian, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa

Kelas XI IPA 5 SMAN 1 Purwosari Pasuruan, Jurnal FMIPA Universitas

Negeri Malang

Parulian, Lambok, (2012), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa SMP melalui Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Qohar, Abd., (2011), Pengembangan Instrumen Komunikasi Matematis untuk Siswa SMP, Lomba dan Seminar Matematika XIX, 46-47


(5)

65

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta

Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning – Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sutikno, M. Sobry, (2013), Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil, Holistica, Lombok

Syahrir, A, (2012), Model Pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The Draw, http://ansharsyahrir.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html [diakses 30/01/2014].

Tim Dosen, (2013), Metodologi Penelitian, Universitas Negeri Medan

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Umar, Wahid, (2012), Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika, Infinity, 1: 1

Wardhani, Sri, (2010), Diklat Guru Pemandu/Guru Inti/Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar Tahun 2010 – Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika di SMP/MTs, Widyaiswara PPPPTK Matematika, Yogyakarta


(6)

RIWAYAT HIDUP

Eka Denny Franata Tarigan adalah anak pertama dari dua bersaudarat Lahir di Pancur Batu, tanggal 25 Februari 1992t Ayah bernama Ramona Tarigan dan Ibu bernama Arih Ruth br Ketarent Pada tahun 1997 penulis masuk SD Negeri 101816 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2003t Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2006t Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2009t Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medant


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DI KELAS IX SMP NEGERI 13 MEDAN T.A 2016/2017.

0 2 23

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR.

2 15 22

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri IV Purwoharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 1 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri IV Purwoharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 62

PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

1 3 62

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW (QD) DI KELAS VII-A SMP AL-FATAH SURABAYA

0 0 15