ANALISIS KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK USIA SEKOLAH DI KOTA CIREBON TAHUN 2015-2019 : Implementasi Social demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan.

(1)

DEVI NURANTI, 2015

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PROYEKSI PERTUMBUHAN

PENDUDUK USIA SEKOLAH DI KOTA CIREBON TAHUN 2015-2019

(Implementasi Social Demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan) TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Administrasi Pendidikan

Oleh :

DEVI NURANTI 1308041

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

DEVI NURANTI, 2015

Berdasarkan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Usia Sekolah di Kota Cirebon Tahun 2015

2019

(Implementasi Social Demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan)

Oleh

Devi Nuranti

S.Pd UPI Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Devi Nuranti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

DEVI NURANTI, 2015

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

DEVI NURANTI

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PROYEKSI PERTUMBUHAN

PENDUDUK USIA SEKOLAH DI KOTA CIREBON TAHUN 2015 – 2019

(Implementasi Social Demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing:

Dr. Taufani Chusnul Kurniatun, M.Si.

NIP. 19681107 199802 2 001

Mengetahui,


(4)

(5)

ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PROYEKSI PERTUMBUHAN

PENDUDUK USIA SEKOLAH DI KOTA CIREBON TAHUN 2015-2019

(Implementasi Social demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan) Devi Nuranti

NIM 1308041

Kebutuhan dan tuntutan akan peningkatan mutu pendidikan terus terjadi seiring dengan semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk dan berkembangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Permasalahan mendasar kota Cirebon adalah tidak optimalnya kebutuhan prasarana sekolah, dalam hal ini jumlah ruang kelas yang tersedia dengan jumlah peserta didik yang terserap di Sekolah Dasar, sehingga berdampak pada tidak tercapainya standar sarana dan prasarana pada Standar Nasinal Pendidikan (SNP). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kebutuhan ruang kelas sekolah dasar berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk usia sekolah dan membandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan (SPMP) dan SNP. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Cirebon, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan perhitungan proyeksi. Teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder, melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, input data dan pengolahan data menggunakan metode proyeksi dengan Mathematical Equations

Approach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk usia sekolah

menjadi salah satu faktor penentu kebutuhan ruang kelas terus mengalami peningkatan, namun tidak diikuti oleh pembangunan ruang kelas baru (RKB) atau rehabilitasi ruang kelas. RKB yang dibutuhkan pada tahun 2015/2016 sebanyak 199 unit, dan ruang kelas rehab sebanyak 50 unit. Penentuan estimasi biaya pembangunan satu unit RKB menggunakan harga satuan PU dan harga perkiraan sendiri (HPS) dari pemerintah kota Cirebon yang ditetapkan oleh peraturan dari dinas PU. Penentuan anggaran pembangunan RKB dan rehabilitasi bersumber APBD sebagai kewajiban pemerintah kota Cirebon dalam pendidikan yang harus dipenuhi. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan pemkot Cirebon dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Cirebon, dapat membuat perencanaan yang tepat dan membuat tindaklanjut dalam memenuhi kebutuhan akan kurangnya ruang kelas dengan membuat anggaran pembangunan RKB dari APBD, dan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta melibatkan partisipasi masyarakat melalui CSR (Corporate Social Responsibility).


(6)

CLASSROOM NEEDS ANALYSIS BASED ON PROJECTIONS OF PRIMARY SCHOOL AGE-POPULATION GROWTH

IN CIREBON CITY YEAR 2015-2019

(Social Demand Approach Implementation In Education Planning)

Devi Nuranti

NIM 1308041

Needs and demands of education quality will continually improve within increasing growth of population and the blooming public awareness of the importance of education. The fundamental problem in Cirebon City isn’t the optimum number of school infrastructure needs, in this case the number of classrooms available with the number of learners who are absorbed in elementary school, so the impact is not achieving the standard of facilities and infrastructure on National Education Standards (SNP). This research aims to describe and analyze the needs of primary school classrooms based on the projected growth of the school age population and compares with Education Minimum Service Standards (SPMP) and SNP. This research was conducted in Department of Education in Cirebon City, using descriptive qualitative research method with projection calculations. Data collection techniques using primary data and secondary data sources, through interviews, observation and documentation study. Data analyzing techniques using data collection, data input and data processing using the projection method with Mathematical Equations Approach. The results showed that the growth of the school age population became one of the determinants of classroom space requirements continue to increase, but not followed by the construction of new classrooms (RKB) or rehabilitation of classrooms. RKB is needed in the year 2015/2016 as many as 199 units, and classroom rehabilitation of 50 units. The determination of the estimated cost of construction of one unit RKB using PU unit price and price estimate of its own (HPS) of Cirebon city government established by the regulations of the Department of Public Works. Determination of budget development RKB and rehabilitation sourced budget as government obligations of Cirebon city in education that must be completed. Recommendations from this research are expected in this case the local government particularly Department of Education in Cirebon City, can arrange a proper planning and do the follow-up to meet the demand within the lack of classrooms by making development budget of RKB from the APBD budget, and help budgeting of special allocation fund (DAK) and involving the participation of society through CSR

(Corporate Social Responsibility).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 7

3. Tujuan Penelitian... 9

4. Manfaat Penelitian... 9

5. Struktur Organisasi Tesis ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

1. Teori Social Demand dalam Perencanaan Pendidikan ... 11

2. Pendekaan Aspek Demografi dalam Perencanaan Pendidikan .... 15

3. Teknik Proyeksi Kependudukan ... 21

a. Proyeksi Penduduk ... 21

b. Proyeksi Peserta Didik ... 24

4. Manajemen Mutu dalam Perencanaan Pendidikan ... 34

a. Pengertian Mutu dalam Perencanaan Pendidikan ... 34

b. Penjaminan Mutu dalam Perencanaan Pendidikan ... 37

5. Konsep Sarana dan Prasarana pendidikan ... 40

a. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 40

b. Proyeksi Kebutuhan Prasarana Pendidikan/Ruang Kelas ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

1. Desain Penelitian ... 48

2. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 49

3. Teknik pengumpulan Data ... 50

4. Analisis Data ... 53

BAB IV PEMBAHASAN ... 63


(8)

A.1) Proyeksi Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan Kota

Cirebon 2015-2019 ... 63 2.Proyeksi penduduk usia sekolah (PUS 7-12 tahun) kota

Cirebon pada tahun 2015-2019 ... 65 3.Jumlah Proyeksi Penduduk Usia Sekolah 6-7 Tahun

Di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019 …..…...………… 74 4.Proyeksi jumlah peserta didik berdasarkan NER (Net

Enrolment Ratio) atau APK (Angka Partisipasi Kasar)... 86 B. Proyeksi Jumlah Peserta Didik Baru yang Terserap SD,

Pada Setiap Kecamatan di Kota Cirebon Tahun 2015-2019….... 88 C.Jumlah Ruang Kelas yang Dibutuhkan Pada Setiap

Kecamatan di Kota Cirebon Tahun 2015-2019 ...……….. 114 1) Jumlah Ruang Kelas yang Dibutuhkan Pada Setiap

Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019

Berdasarkan SPMP …... 114 2) Jumlah Ruang Kelas yang Dibutuhkan Pada Sekolah

3) Dasar Setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun

2015-2019 Berdasarkan SNP ... 115 D.Estimasi Jumlah Biaya Ruang Kelas yang Diperlukan Pada

Setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019 …. 119 1). Estimasi Jumlah Biaya Ruang Kelas yang Diperlukan Pada

Setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019 Berdasarkan SPMP ... 120 2) Estimasi Jumlah Biaya Ruang Kelas yang Diperlukan Pada

Setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019 Berdasarkan SNP... 121 E. Pengadaan Anggaran Ruang Kelas Sekolah Dasar di Kota

Cirebon Tahun 2015-2019 ... 125 2. Pembahasan ... 126

A.Proyeksi Penduduk Total, Penduduk Usia Sekolah (7-12), Penduduk Usia Masuk Sekolah (6&7) Kota Cirebon dan


(9)

B. Proyeksi Jumlah Peserta Didik Baru yang Terserap oleh SD, Pada setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun

2015-2019 ……….. 131

C.Jumlah Ruang Kelas yang Dibutuhkan Sekolah Dasar Pada setiap Kecamatan Di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019…. 133

D.Estimasi Jumlah Biaya Ruang Kelas yang Diperlukan pada setiap Kecamatan di Kota Cirebon Pada Tahun 2015-2019 …. 136 E. Pengadaan Anggaran Ruang Kelas Sekolah Dasar Di Kota Cirebon Pada Tahun 2015 Sampai Tahun 2019 ………... 141

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 149

1. Kesimpulan... 149

2. Implikasi ... 151

3. Rekomendasi ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154 LAMPIRAN


(10)

DAFTARTABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Penduduk usia 5-9 tahun 2010 dan 2014………. 5

1.2 Jumlah penduduk usia sekolah 6 dan 7 tahun 2010 dan 2014…………. 5

1.3 Jumlah Pendaftar Peserta Didik Baru Tahun 2010-2014………. 6

1.4 Kesenjangan jumlah rombel dan ruang kelas tahun 2014……… 6

3.1 Bilangan Pengali Sprague Berdasarkan Usia……… 55

3.2 Pedoman Pengumpulan Data………... 61

4.1 Jumlah kota Cirebon………. 63

4.2 Jumlah Proyeksi Penduduk tahun 2015-2019 kota Cirebon……… 64

4.3 Kelompok Umur Lima Tahunan Penduduk Tahun 2010……… 65

4.4 Kelompok Umur Lima Tahunan Penduduk Tahun 2014………. 69

4.5 Jumlah Proyeksi PUS 7-12 dari Tahun 2015-2019……….. 73

4.6 Data Kependudukan Lima Tahunan Tahun 2010………. 74

4.7 Data Kependudukan Lima Tahunan Tahun 2014………. 79

4.8 Proyeksi PUMS 6-7 Tahun Kecamatan Kejaksan Tahun 2015-2019….. 83

4.9 Proyeksi PUMS 6-7 Tahun Kecamatan Kesambi Tahun 2015-2019…... 84

4.10 Proyeksi PUMS 6-7 Tahun Kec. Harjamukti Tahun 2015- 2019………. 84

4.11 Proyeksi PUMS 6-7 Tahun Kec. Lemahwungkuk Tahun 2015-2019…. 84 4.12 Proyeksi PUMS 6-7 Tahun Kec. Pekalipan Tahun 2015- 2019………... 85

4.13 Proyeksi Penduduk Usia Masuk Sekolah Tahun 2015-2019……… 86

4.14 Jumlah APK Tahun 2010-2014………. 87

4.15 Proyeksi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan APK Tahun 2015-2019…. 88 4.16 Jumlah peserta didik baru pada TA 2010 dan TA 2014………... 89

4.17 Jumlah Peserta didik/ Siswa Kelas I-VI TA 2014………... 89

4.18 Proyeksi Jumlah Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2015/2016-2019/2020 kota Cirebon………... 90

4.19 Proyeksi Siswa Baru 2015/2016-2019/2020 Kec. Kejaksan……… 92

4.20 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2015/2016………... 92

4.21 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2015/2016………… 92

4.22 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2016/2017………... 92

4.23 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2016/2017………… 93

4.24 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2017/2018………... 93

4.25 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2017/2018………… 93

4.26 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2018/2019………... 93

4.27 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2018/2019………… 93

4.28 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2019/2020………... 94

4.29 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2019/2020………… 94

4.30 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun Pelajaran 2015/2016-2019/2020………... 95 4.31 Proyeksi Siswa Baru 2015/2016-2019/2020 Kec. Kesambi……… 96

4.32 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2015/2016………... 96

4.33 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2015/2016………… 96

4.34 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2016/2017………... 97

4.35 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2016/2017………… 97

4.36 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2017/2018………... 97

4.37 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2017/2018………… 97


(11)

4.39 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2018/2019………… 97 4.40 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2019/2020………... 98 4.41 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2019/2020………… 98 4.42 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun

Pelajaran 2015/2016-2019/2020………... 99

4.43 Proyeksi Siswa Baru 2015/2016-2019/2020 Kec. Harjamukti………… 100 4.44 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2015/2016………... 100 4.45 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2015/2016………… 100 4.46 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2016/2017………... 101 4.47 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2016/2017………… 101 4.48 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2017/2018………... 101 4.49 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2017/2018………… 101 4.50 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2018/2019………... 101 4.51 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2018/2019………… 101 4.52 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2019/2020………... 102 4.53 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2019/2020………… 102 4.54 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun

Pelajaran 2015/2016-2019/2020………...

103

4.55 Proyeksi Siswa Baru 2015/2016-2019/2020 Kec. Lemahwungkuk…… 104 4.56 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2015/2016………... 104 4.57 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2015/2016………… 105 4.58 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2016/2017………... 105 4.59 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2016/2017………… 105 4.60 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2017/2018………... 105 4.61 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2017/2018………… 105 4.62 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2018/2019………... 106 4.63 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2018/2019………… 106 4.64 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2019/2020………... 106 4.65 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2019/2020………… 106 4.66 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun

Pelajaran 2015/2016-2019/2020………...

107

4.67 Proyeksi Siswa Baru 2015/2016-2019/2020 Kec. Pekalipan…………... 108 4.68 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2015/2016………... 109 4.69 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2015/2016………… 109 4.70 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2016/2017………... 109 4.71 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2016/2017………… 109 4.72 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2017/2018………... 109 4.73 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2017/2018………… 109 4.74 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2018/2019………... 110 4.75 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2018/2019………… 110 4.76 Perhitungan Proyeksi Siswa Kelas I TA. 2019/2020………... 110 4.77 Perhitungan Proyeksi Siswa pada setiap kelas TA. 2019/2020………… 110 4.78 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun

Pelajaran 2015/2016-2019/2020………...

111

4.79 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun

Pelajaran 2015/2016-2019/2020 Kota Cirebon………

111

4.80 Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Peserta Didik Kelas I-VI Tahun Pelajaran 2015/2016-2019/2020 Kota Cirebon Berdasarkan


(12)

Perhitungan Kohort ………

4.81 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SD Berdasarkan 1000 Penduduk…… 114

4.82 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SD Berdasarkan 32 Siswa/Kelas…… 115

4.83 Kondisi Eksisting Kebutuhan Ruang Kelas Baru dan Rehab………….. 116

4.84 Proyeksi kebutuhan Ruang Kelas berdasarkan SNP TA. 2015/2016-2019/2020……….. 116

4.85 Proyeksi Kebutuhan Ruang Kelas Ta. 2015/2016……… 117

4.86 Proyeksi Kebutuhan Ruang Kelas Ta. 2016/2017-2019/2020………….. 118

4.87 Perhitungan biaya RKB SPMP berdasarkan HPS………. 120

4.88 Perhitungan Biaya RKB SPMP Berdasarkan Hasat PU………... 121

4.89 Perhitungan Biaya RKB Berdasarkan HPS TA.2015………... 122

4.90 Perhitungan Biaya RKB Berdasarkan HPS TA.2016-2019……….. 123

4.91 Perhitungan Biaya RKB Berdasarkan Hasat PU TA.2015………... 124

4.92 Perhitungan Biaya RKB Berdasarkan Hasat PU TA.2016-2019……….. 124

4.93 Konfirmasi Narasumber Dalam Penentuan Harga Perunit RKB……….. 137


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Hasil Perhitungan Kohort 29 2.2 Alur Penentuan Biaya Pendidikan 47

3.1 Gambar Alur Penelitian 53

4.1 Alur Perhitungan Biaya 141


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia dan kebutuhan dasar bagi negara berkembang (Talpur, dkk.,2014). Melalui pendidikan peningkatkan kualitas kehidupan warga negara akan meningkat, maka pendidikan menjadi hak asasi setiap warga negara Indonesia. Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.

Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola dan pencitraan publik, menghendaki agar pemerintah memanfaatkan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan seoptimal mungkin untuk memacu pembangunan pendidikan daerah dalam rangka membangun pendidikan nasional secara keseluruhan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dimulai dari suatu kegiatan penyusunan perencanaan pengembangan pendidikan di daerah. Permasalahan yang muncul dalam pelayanan pendidikan adalah kemudahan dalam akses pendidikan dan pemenuhan kebutuhan prasarana fisik pendidikan di berbagai daerah (Lasker, dkk., 2001).

Ketersediaan prasarana pendidikan merupakan faktor pertama yang menjadi perhatian dalam pembangunan sosial ekonomi (Aref, 2011). Dengan kata lain pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan salah satunya dengan ketersedian fasilitas pendidikan yang memadai, akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, maka ruang lingkup perencanaan pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Dalam


(15)

2

pemenuhan kedelapan standar ini menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Upaya pemerintah dalam pemenuhan standar nasional pendidikan ini dikuatkan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Setelah semua sekolah telah dapat memenuhi SPM, maka standar minimal ini akan ditingkatkan secara berkala sampai semua sekolah telah memenuhi SNP (Kemdikbud, 2011). Sesuai dengan PP No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No.19 tentang SNP, pada pasal 1, SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pemenuhan SNP indikator sarana prasarana merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 Tahun 2005 tentang SNP merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Namun pengertian sarana dan prasarana lebih jelas tertuang dalam Peraturan Menteri pendidikan No. 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana, yaitu sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Prasarana pendidikan adalah segala macam alat, perlengkapan, atau benda-benda yang dapat digunakan untuk memudahkan (membuat nyaman) penyelenggaraan pendidikan termasuk ruang kelas (Santoso, 2012).

Pemenuhan prasarana merupakan bagian penting dalam kegiatan perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam berbagai bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Saud, 2013). Perencanaan merupakan unsur dan fungsi pertama dari manajemen yang telah dikemukakan oleh berbagi ahli administrasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Adams (2006, hlm 5) :


(16)

Planning is an almost ubiquitous activity, engaged in by individuals, organizations, communities, and nations. It is pursued for a variety of purposes in a variety of ways, depending on what is being planned,who is doing the planning, and what assumptions are being made about the context and constraints of planning.

Fungsi dari perencanaan adalah alat bagi pengembangan quality assurance, perencanaan yang benar dan tepat akan memberikan jaminan bagi mutu pendidikan, selain itu perencanaan juga berfungsi untuk memperlihatkan upaya pemenuhan akuntabilitas suatu lembaga, misalkan dalam hal ini lembaga pendidikan atau sekolah. Oleh karena itu, perencanaan meliputi berbagai aspek kegiatan dalam pendidikan, begitu pula dalam hal perencanaan yang sifatnya pembangunan fisik, atau fasilitas pendidikan, perencanaan yang dilakukan bersifat

middle range dan long range dengan jangka perencanaan lima, sepuluh, lima

belas dan dua puluh tahun yang akan datang (Banghart & Trull,1990). Hal ini sejalan dengan Kumar (2004, hlm 142) “educational planning in physical terms plans of school building, layout of school building and their proper setting establishing environmental criteria for learning activities”.

Perencanaan pendidikan memiliki empat pendekatan (Saud, 2013) yaitu: pendekatan kebutuhan sosial (social demand approach); pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach); pendekatan untung rugi (cost and benefit

approach); dan pendekatan keefektifan biaya (cost effectiveness approach) dan

pendekatan integratif (pendekatan sistemik atau pendekatan sinergik).

Perencanaan yang menggunakan pendekatan social demand merupakan pendekatan yang dimaksudkan untuk mengatasi pemerataan akses pendidikan dalam pemenuhan SPMP dan SNP. Seperti pendapat Kumar (2004, hlm 143) “The estimates of the social demand based upon the demographic trends, an also based upon the transition probabilities of enrolment, the admission rates, the retention rules do and wastage roles etc. at different level of education”. Jadi, dasar dari perencanaan pendidikan dasar adalah dengan pendekatan social demand yang dasarnya adalah pertumbuhan penduduk usia sekolah (PUS), artinya perencanaan ini didasarkan pada tren kependudukan. Dalam menghitung jumlah pertumbuhan PUS, menggunakan metode dengan teknik Proyeksi. Proyeksi adalah inti dari


(17)

4

perencanaan pendidikan karena proyeksi berfungsi untuk mengkonversi tujuan dicari dalam skenario kuantitatif. Menurut Unesco (2010, hlm.3) :

Projection techniques are at the core of educational planning as they serve to convert the sought objectives into quantifiable scenarios. They are requisite tools for policy dialogue and the formulation of educational strategies. Projections and simulation models make it possible to translate the requisite tasks into calculations of the financial, physical and human resources required.

Dengan kata lain, proyeksi merupakan alat yang diperlukan untuk penentuan kebijakan dan perumusan strategi pendidikan. Proyeksi memungkinkan untuk menerjemahkan tugas yang diperlukan dalam perhitungan keuangan, fisik dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Proyeksi PUS dimaksudkan untuk mengetahui jumlah penduduk usia sekolah dalam suatu kawasan, yang digunakan sebagai data dasar dalam menghitung kebutuhan ruang belajar atau RKB yang dibutuhkan, kemudian mengestimasi jumlah biaya pembangunan per unit ruang kelas yang dibutuhkan oleh SD yang sesuai dengan kriteria SNP yaitu ruang kelas yang berkapasitas maksimum 28 peserta didik agar pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara optimal.

Perubahan penduduk yang terus terjadi akan menciptakan perubahan kebutuhan sosial dalam pendidikan. Akibatnya akan memunculkan perubahan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, hal ini sejalan dengan pendapat Dash dan Dash ( 2008, hlm 22) “a pressing demand for further expansion of educational

facilities the social demand puts emphasis on planning and streamlining

educational expiation on the basic of demands in the society”. Kebutuhan akan

fasilitas pendidikan seperti ruang kelas, menjadi masalah di berbagai daerah, dan menjadi kewajiban pemerintah daerah yang wajib untuk dipenuhi (Asadullah, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan, penelitian ini menerapkan pendekatan

social demand dalam perencanaan prasarana pendidikan dan yang menjadi kajian

adalah kota Cirebon. Data penduduk kota Cirebon menunjukkan, jumlah penduduk usia masuk SD pada setiap tahunnya mengalami perubahan, terlihat dari data Disdukcapil kota Cirebon tahun 2010 sebanyak 10125 jiwa dan tahun 2014 sebanyak 10504 jiwa. Hal ini menyebabkan perlunya perencanaan dan


(18)

analisis berdasarkan penduduk usia sekolah agar dapat memproyeksikan jumlah peserta didik baru yang akan berdampak pada jumlah rombongan belajar dan jumlah ruang kelas yang dibutuhkan selama lima tahun yang akan datang.

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk usia 5-9 tahun 2010 dan 2014

No Kecamatan

Kelompok umur/Jenis Kelamin 5-9 (2010) 5-9 (2014)

L P TOTAL L P TOTAL 1 KEJAKSAN 2061 1915 3976 2303 2201 4504 2 KESAMBI 3260 3033 6293 3668 3462 7130 3 HARJAMUKTI 5306 5064 10370 5996 5584 11580 4 LEMAHWUNGKUK 2734 2521 5255 2894 2687 5581 5 PEKALIPAN 1356 1234 2590 1486 1294 2780

Sumber : Disdukcapil kota Cirebon

Dari data diatas dapat diolah menjadi data yang lebih spesifik, maka ditemukan data penduduk usia masuk sekolah atau 6 tahun dan 7 tahun, dari tahun 2010 dan tahun 2014. Data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2. Jumlah penduduk usia sekolah 6 dan 7 tahun 2010 dan 2014.

NO KECAMATAN 2010 2014

6 thn 7 thn Total 6 thn 7 thn Total 1 KEJAKSAN 777 624 1401 880 621 1501 2 KESAMBI 1234 995 2229 1392 982 2374 3 HARJAMUKTI 2016 1695 3711 2270 1581 3851

4 LEMAHWUNGKUK 1028 844 1872 1093 777 1870

5 PEKALIPAN 506 406 912 529 379 908 Jumlah 5561 4564 10125 6164 4340 10504

Sumber : dimodifikasi dari data Disdukcapil kota Cirebon

Penduduk usia sekolah yang diproyeksikan akan terserap di sekolah dasar pada tahun berikutnya adalah yang berusia 6 tahun dan 7 tahun, hal ini sesuai dengan pendapat Crittenden (2005, hlm.13) “elementary refers to student groups in grade kindergarten through six”. Berdasarkan data ditemukan fakta bahwa semakin bertambahnya penduduk usia sekolah di kota Cirebon, tidak sekaligus menjadikan jumlah peserta didik di SD semakin bertambah. Berdasarkan dari trend yang terjadi pada setiap tahunnya jumlah pendaftar atau peserta didik baru mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti nilai angka serap kasar penduduk usia sekolah dan pertambahan jumlah Madrasah Ibtidaiyah yang semakin bertambah banyak. Data 2014 ada 1 MIN dan 19 MIS yang tumbuh


(19)

6

di Cirebon, yang menyerap sebagian penduduk usia sekolah. Adapun jumlah peserta didik baru dari tahun 2010-2014, terlihat dari tabel berikut :

Tabel.1.3. Jumlah Pendaftar Peserta Didik Baru Tahun 2010-2014

No Kecamatan Jumlah Pendafttar Siswa Baru/ Kls 1 2010/11 2011/12 2012/13 2013/14 2014/15

1 Kejaksan 1236 1272 1267 1244 1142 2 Kesambi 1847 2219 2204 1943 1830 3 Lemahwungkuk 810 761 772 737 720 4 Pekalipan 469 511 510 443 458 5 Harjamukti 1910 1821 1804 2009 1880

J u m l a h 6272 6584 6557 6376 6030

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cirebon

Walaupun terjadi tren penurunan jumlah peserta didik baru, bukan berarti tidak terdapat masalah dalam pendidikan. Masalah yang muncul adalah adanya kesenjangan antara jumlah rombongan belajar yang terselenggara di sekolah dasar dengan jumlah ruang kelas yang tersedia, hal ini jauh dari standar SNP bahkan Standar pelayanan minimal (SPM).

Kesenjangan antara kebutuhan ruang kelas dan kondisi eksisting yang ada di kota Cirebon pada tahun 2014/2015, dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel.1.4. Kesenjangan Jumlah Rombel Dan Ruang Kelas Tahun 2014

No KECAMATAN SEKOLAH ROMBEL R.KELAS

KONDISI RUANG

KELAS JUMLAH

EKSISTING BAIK RR RS RB

1 Kejaksan 34 217 210 182 13 8 7 210

2 Kesambi 44 368 331 279 34 10 8 331

3 Harjamukti 43 324 282 158 61 40 23 282

4 Lemahwungkuk 27 184 179 138 21 12 8 179

5 Pekalipan 14 94 79 56 15 4 4 79

JUMLAH 162 1187 1081 813 144 74 50 1081

Sumber; Dinas Pendidikan Kota Cirebon

Kesenjangan antara jumlah kelas yang ada dengan jumlah rombongan belajar pada setiap tahunnya, bahkan pada tahun 2014/2015 jumlah rombel yang ada sebayak 1187 rombel sedangkan kelas yang tersedia hanya 1081 ruang kelas dengan kondisi fisik bangunan ruangan baik sebanyak 813, rusak ringan sebanyak 114, rusak sedang sebanyak 50, dan rusak berat sebanyak 50 ruangan. Dari data ini maka kota Cirebon masih kekurangan ruang kelas sebanyak 106 ruang kelas


(20)

baru dan ruang kelas rehab rusak berat sebanyak 50 unit. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan standar baik SPM dan SNP yang mewajibkan rasio ruang kelas dengan rombel adalah 1:1, dengan ketentuan jumlah peserta didik yang berjumlah 28 orang perkelas, dan SPM dengan rasio 1: 32, artinya jumlah siswa 32 orang/kelas/rombel. Masalah ini akan terus berlanjut apabila tidak dibuat perencanaan yang tepat untuk mengatasinya.

Dari pembahasan dan data, sangat jelas nampak bahwa perubahan jumlah penduduk usia sekolah, akan merubah pula jumlah peserta didik baru yang akan terserap di sekolah dasar, yang akan berdampak pula pada jumlah kebutuhan RKB yang harus direnovasi dan dibangun, serta jumlah biaya per unit RKB yang harus disiapkan oleh Pemerintah daerah kota Cirebon. Dengan membuat prediksi yang akurat akan membantu Dinas Pendidikan membuat rencana strategis dalam pemenuhan SPM dan pencapaian SNP, yang berdampak positif terhadap kualitas layanan pendidikan yang diberikan terhadap seluruh lapisan masyarakat.

2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Fungsi perencanaan dalam pendidikan pada dasarnya adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh pemangku kebijakan, selain itu perencanaan juga mempunyai fungsi untuk menghindari pemborosan sumber daya yang dibutuhkan. Efisiensi dan efektifitas akan diperoleh dari kegiatan perencanaan karena, didalam perencanaan yang bersifat sistemastis terdapat estimasi dan proyeksi masa depan akan tergambarkan pada saat ini, sehingga akan memudahkan dalam memperhitungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah pendidikan yang semakin kompleks.

Pendekatan dalam perencanaan pendidikan mencakup social demand

approach, manpower approach, cost and benefit approach, cost effectiveness approach dan pendekatan integratif. Salah satu pendekatan perencanaan yang

lazim digunakan di negara berkembang adalah social demand approach, dan yang menjadi dasar pendekatan ini adalah kependudukan. Proyeksi penduduk adalah suatu usaha untuk memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang dengan memperhitungkan data penduduk dimasa lalu dan masa kini, terutama yang terkait trend atau kecenderungan-kecenderungan pertumbuhannya (BPS


(21)

8

2013; BAPPENAS 2010; Matin, 2013,dan UNFPA, 2005). Dalam membuat proyeksi perlu dipahami asumsi proyeksi yang digunakan seperti asumsi target dan sumber data yang menggambarkan masa lalu dan tren saat ini.

Proyeksi penduduk menjadi syaratutama dalam melakukan proyeksi lainnya seperti proyeksi jumlah prasarana pendidikan yang dibutuhkan, yang nantinya akan dianalisis berdasarkan kepada SPM dan SNP sebagai indikator-indikator yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan perwujudan pemerataan serta peningkatan mutu pendidikan dasar, termasuk di dalamnya adalah tersedianya fasilitas pendidikan yang layak. Fasilitas pendidikan merupakan prioritas penunjang dalam melengkapi pemenuhan ketersediaan infrastruktur sosial di suatu pemukiman (Musdalifah, 2009). Proyeksi penduduk usia sekolah sangat diperlukan dalam menyusun perencanaan pendidikan karena merupakan indikator pertama dan subjek utama dalam program wajardikdas dan pemerataan pendidikan dengan pencapaian SPM dan SNP.

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah “Analisis Kebutuhan Ruang Kelas Sekolah Dasar Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk Usia Sekolah di Kota Cirebon Tahun 2015-2020 (Implementasi Social Demand Approach dalam Perencanaan Pendidikan)”. Adapun masalah yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, berikut :

1. a. Berapa proyeksi jumlah penduduk kota Cirebon tahun 2015-2019?

b. Berapa proyeksi jumlah penduduk usia sekolah (7-12) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

c. Berapa proyeksi jumlah penduduk usia masuk sekolah (6 dan 7) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

d. Berapa proyeksi jumlah peserta didik keseluruhan berdasarkan APK pada tahun 2015-2019?

2. Berapa proyeksi jumlah peserta didik baru yang terserap oleh SD, pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

3. Berapa proyeksi jumlah ruang kelas yang dibutuhkan pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?


(22)

4. Berapa estimasi jumlah biaya ruang kelas sekolah dasar yang diperlukan pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

5. Bagaimana pengadaan anggaran ruang kelas sekolah dasar di kota Cirebon pada tahun 2015 sampai tahun 2019?

3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, mengenai: 1. a. Terdeskripsikannya proyeksi jumlah penduduk kota Cirebon 2015-2019.

b. Terdeskripsikannya proyeksi jumlah penduduk usia sekolah (7-12) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019.

c. Terdeskripsikannya proyeksi jumlah penduduk usia masuk sekolah (6 dan 7) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019.

d. Terdeskripsikannya jumlah peserta didik keseluruhan berdasarkan APK pada tahun 2015-2019.

2. Terdeskripsikannya jumlah proyeksi jumlah peserta didik baru yang terserap oleh SD/MI, pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019. 3. Terdeskripsikannya jumlah ruang kelas yang dibutuhkan pada setiap

kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019.

4. Teranalisanya estimasi jumlah biaya ruang kelas yang diperlukan pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019.

5. Terdeskripsikannya pengadaan anggaran ruang kelas kecamatan Harjamukti kota Cirebon pada tahun 2015 sampai tahun 2019.

4. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan keilmuan mengenai keterampilan menyusun perencanaan pendidikan dalam membuat proyeksi kebutuhan aspek pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : bagi pihak pemerintah daerah kota Cirebon sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana strategis pendidikan kota Cirebon, dan membantu


(23)

10

menghitung estimasi biaya pembangunan prasarana pendidikan yang dibutuhkan lima tahun mendatang.

5. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi dari penulisan tesis ini terdiri atas 5 (lima) Bab. Adapun penulisan tiap babnya yaitu :

Bab I berisi tentang uraian pendahuluan, yang di dalamnya berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan batasan masalah, perumusan dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi dalam tesis ini.

Bab II berisi tentang kajian pustaka, tentang social demand dalam perencanaan pendidikan, konsep demografi dalam perencanaan pendidikan, konsep proyeksi, manajemen mutu serta berisi mengenai konsep sarana dan prasaran pendidikan terutama mengenai ruang kelas.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian, serta berisi pembahasan atau analisis temuan.

Bab V tentang kesimpulan dan implikasi serta rekomendasi, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta saran atau rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan perhitungan proyeksi. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut sugiyono (2006, hlm 6) “penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan tehadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Dengan metode ini diharapkan diperoleh data yang sebenarnya beberapa tahun yang lalu dan saat ini untuk selanjutnya disetimasi/diperkirakan kecenderungan untuk beberapa tahun yang akan datang, khususnya untuk tahun 2015/2016 sampai pada tahun 2019/2020. Metode deskriptif bersifat menjabarkan dan menguraikan serta menafsirkan tentang suatu peristiwa, proses yang terjadi dalam konteks permasalahan. Karena itu metode deskriptif juga bersifat evaluatif untuk melihat perkembangan secara periodik dari suatu sistem yang sedang berjalan (Nasution, 2003, hlm. 9). Melalui metode ini diperoleh data yang sebenarnya beberapa tahun yang lalu dan saat sekarang untuk selanjutnya diestimasi/diperkirakan kecenderungan untuk beberapa tahun yang akan datang, khususnya tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Data yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya data tentang jumlah penduduk usia sekolah, jumlah rombongan belajar, jumlah sekolah dan jumlah ruang kelas. Data tersebut diperoleh berdasarkan rekapitulasi data pendidikan dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kota Cirebon sebagai data sekunder, penggunaan analisis data dokumentasi seperti ini pada penelitian ilmiah dapat dibenarkan, untuk kepentingan pekerjaan ilmiah tertentu, sudah tersedia data yang digunakan. Data tersebut mungkin hasil survei yang belum diperas dan analisa lanjutan dapat menghasilkan sesuatu yang amat berguna (Budi, 2012). Penggunaan data sekunder seperti laporan hasil sensus dan dokumen lain dari dinas pendidikan dan dinas kependudukan dan catatan sipil (Tre’panier, dkk, 2008; Stopher&Greaves, 2007; Talpur, dkk, 2014; Subekti, dkk, 2014).


(25)

49

Dalam penelitian ini penulis tidak berusaha membuktikan hubungan antar variable penelitian, akan tetapi mencoba merumuskan masalah, menentukan fokus penelitian kemudian melaksanakan ekplorasi dalam rangka memahami dan menjelaskan masalah melalui penggalian data sekunder dan komunikasi dengan sumber data. Data yang tidak tersedia atau belum lengkap serta untuk mengkonfirmasi kebenaran data dari sumber data sekunder selanjutnya digali melalui wawancara dan observasi yang kemudian dalam penelitian ini disebut sebagai data primer. Untuk mengolah data dalam penelitian ini digunakan persamaan matematis atau matematical equation approach dan metode Sprague

Multiplier (Unesco, 2010; J.Bayou, 2005; Grip, 2004, Depdikbud,2007). Atas

dasar pertimbangan tersebut telah dipilih sejumlah formula persamaan matematis yang mengacu kepada buku panduan teknik proyeksi pendidikan yang dikeluarkan Departemen pendidikan dan analisis Standar Nasional Pendidikan.

Selain atas dasar pemikiran tersebut, penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena, memperoleh keleluasaan dalam menganalisis semua aspek yang berpengaruh terhadap masalah yang diteliti, dimungkinkan mengembangkan konsep baru sebagi solusi masalah dan sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif (Nasution, 2003; Sugiono, 2014). Hasil penelitian dengan pendekatan kualitatif berupa deskripsi atau gambaran keadaan yang diteliti, yang diperoleh dari hasil pengamatan peneliti terhadap rekaman dokumentasi atau subjek yang diamati. Hasil analisis terhadap seluruh data dan permasalahan yang dibahas, mencoba menemukan makna baru bagi keperluan proyeksi kebutuhan ruang kelas di masa yang akan datang.

Tujuan penelitian proyeksi kebutuhan sarana prasana pendidikan dalam hal ini kebutuhan ruang kelas adalah untuk mengetahui fasilitas pendidikan dasar yang bersifat fisik yang harus dipenuhi, sebagai penunjang pokok dalam menyelenggarakan pendidikan dasar yang bermutu (Ghozali, 2012).

2. Partisipan dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian berlokasi di kota Cirebon provinsi Jawa Barat. Secara rinci penelitian bertempat di Dinas Pendidikan Kota Cirebon, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kota Cirebon. Pertimbangan


(26)

dalam memilih lokasi karena peneliti bertugas pada instasi pendidikan dan berdomisili di kota Cirebon dan untuk kemudahan dalam memperoleh data.

Sumber data yang akan diambil dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder yang didapat dari populasi tanpa menggunakan sampel. Menurut Arikunto (2010, hlm. 172) sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh, dalam pengambilan sumber data penelitian berasal dari populasi dan sampel. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana. 2005, hlm. 6). Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mendapat kesimpulan mengenai apa yang diteliti, dan kesimpulan tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai informasi yang ingin diketahui melalui penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber informasi (sumber data) adalah kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, kepala bidang Staf Sarana dan Prasarana, kepala seksi dan Staf Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Dinas Pendidikan kota Cirebon.

3. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2010, hlm. 265) bahwa “instrument pengumpulan data harus ditangani dengan serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan pengumpulan variabel yang tepat”. Prosedur pengumpulan datanya dilakukan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang sudah ada pada instansi-instansi sumber data yang bersifat dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut

Sugiono (2014, hlm. 225) “sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat dokumen”

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut : a) Studi dokumentasi


(27)

51

Untuk kepentingan analisis dalam penelitian ini, maka teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

1. Jumlah penduduk, penduduk usia masuk sekolah 6-7 tahun selama lima tahun berurutan dari tahun 2010 sampai tahun 2014.

2. Jumlah penduduk usia sekolah tingkat dasar 7-12 tahun lima tahun berurutan dari tahun 2010 sampai tahun 2014.

3. Jumlah seluruh peserta didik yang terdapat di SD Negeri dan SD Swasta sekota Cirebon selama enam tahun berurutan dari tahun pelajaran 2009/2010 sampai tahun pelajaran 2014/2015.

4. Jumlah Siswa baru atau peserta didik baru di SD Negeri dan SD Swasta sekota Cirebon, selama enam tahun berurutan dari tahun pelajaran 2009/2010 sampai tahun pelajaran 2014/2015.

5. Jumlah seluruh peserta didik atau siswa pada setiap tingkat atau dari kelas I sampai kelas VI, yang terdapat di SD Negeri dan SD Swasta sekota Cirebon selama enam tahun berurutan dari tahun pelajaran 2009/2010 sampai tahun pelajaran 2014/2015.

6. Jumlah rombongan belajar dan jumlah kelas yang eksisting saat ini atau tahun pelajaran 2014/2015.

Periode data penelitian yang digunakan adalah dari tahun 2010-2014 dan dilakukan proyeksi dari tahun 2015-2019. Selain periode ini merupakan periode yang paling dekat dengan waktu penelitian dilakukan, juga ketersediaan dan kelengkapan data menjadi alasan pemilihan periode ini. b) Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mencari dan menggali informasi lebih dalam mengenai berbagai permasalahan dan aspek-aspek yang mendasari perhitungan proyeksi jumlah peserta didik baru dan kebutuhan ruang kelas. Wawancara dilakukan dengan Kepala Disdukcapil kota Cirebon, Kepala Dinas Pendidikan kota Cirebon kepala Bidang seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan kota Cirebon, kepala seksi Sarana dan Prasarana SD Dinas Pendidikan kota


(28)

Cirebon, dan staf seksi Sarana dan Prasarana SD Dinas Pendidikan kota Cirebon kota Cirebon.

Pedoman wawancara dipersiapkan sebagai garis besar acuan kegiatan wawancara yang dilakukan, walaupun dalam pelaksanaannya tidak terikat pada pedoman wawancara yang telah disiapkan. Keterikatan ini dimaksudkan sebagai upaya peneliti untuk mengetahui bagaimana responden memahami persoalan atau keadaan dari perspektif menurut pikiran dan perasaannya. Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah :

a. Prosedur pengadaan atau pengajuan rehab dan renovasi bangunan kelas yang rusak berat?

b. Faktor apa saja yang mempengaruhi adanya keputusan rehab atau renovasi kelas?

c. Bagaimana tahap pengajuan pembangunan ruang kelas?

d. Pihak mana saja yang terkait dengan keputusan pembangunan ruang kelas?

e. Berapa biaya satu unit pembangunan ruang kelas baru dan rehab rusak berat?

f. Bagaimana pembagian anggaran pembiayaan dalam pembangunan ruang kelas baru dan rehab rusak berat antara kewajiban pemerintah Kota Cirebon dengan Pemerintah Pusat dalam bentuk DAK?

g. Berapa persen pada tiap tahunnya jumlah RKB atau Rehab yang bisa dilakukan pembangunannya?

h. Adakah kebijakan tertulis atau perwali mengenai pembagunan prasarana pada setiap tahunnya?

c) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas dilapangan sesuai dengan informasi yang diberikan dari hasil wawancara atau dokumentasi. Pelaksanaan observasi didasarkan kepada kerangka teori dari masalah yang diteliti.

Adapun data yang dikumpulkan dalam observasi meliputi :

a. Keadaan atau kondisi ruang kelas yang ada saat ini di SD setiap kecamatan


(29)

53

b. Bagaimana cara menghitung biaya pembangunan untuk membangun satu unit ruang kelas

c. Pihak mana yang terkait dengan pengadaan ruang kelas

Untuk instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yag berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (Sugiono, 2014). Disamping instrumen utama, maka untuk mengefektifkan waktu, menghemat biaya dan tenaga digunakan sejumlah instrumen pembantu dalam melakukan studi dokumentasi, yang berpegang pada pedoman pengolahan data.

4. Analisis Data

Teknik analisis atau pengolahan data yang digunakan dalam penelitian secara garis besar meliputi 3(tiga) langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data (Arikunto, 2010, hlm 278), atau reduksi data, display data dan kesimpulan dan verifikasi (Moleong, 2007).

Setelah pengumpulan data dilakukan analisis data dengan mengolah data sekunder dan membuat proyeksi untuk mencapai tujuan penelitan (Nurwati, 2005) yaitu menganalisis kebutuhan ruang kelas. Adapun alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Data Jumlah rombel dan ruang kelas (eksisting) Pengumpulan Data

Pemecahan data penduduk usia 6-7 tahun & 7-12 tahun

Input Data

Data Jumlah siswa Data Penduduk

Menghitung proyeksi penduduk, PUMS, PUS

Menghitung APK dan NER

Proyeksi Siswa Baru

Proyeksi flow rate komposisi siswa


(30)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Data kualitatif yang diperoleh baik dari wawancara, obervasi dan studi dokumentasi diolah melalui langkah pengolahan data sesuai pendapat Mc Drury (Moleong, 2010, hlm 248) yaitu :

a. Open coding, peneliti mempelajari data hasil wawancara dengan

informan, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang diungkap informan. Pada tahap ini, peneliti juga memilah variasi data yang ada. Selanjutnya dilakukan prosedur : 1) breaking down, merinci kelengkapan dan kecukupan data yang ada, 2) examining, pemeriksaan pengelompokkan, 3) conceptualizing, proses memaknai data yang diucapkan dan dilakukan informan, 4 ) categorizing, memilah data kedalam kategori dan subkategori.

b. Axial coding, hasil yang diperoleh pada tahap open coding

diorganisasikan kembali berdasarkan kategori.

c.Selecting coding, dilakukan penggolongan kategori menjadi kriteria inti

dan pendukung, serta pengaitannya. Kemudian memberikan hubungan antar kategori dan akhirnya menemukan kesimpulan. Pencermatan temuan lapangan dilakukan dengan cara : 1) semua data yang diperoleh dimasukkan dalam catatan lapangan, 2) mendiskusikan hasil lapangan dengan pembimbing, 3) melakukan triangulasi sumber data dan metode pengumpulan data, 4) melakukan member chek terhadap semua temuan dilapangan.

Kemudian untuk mengolah data dalam penelitian ini digunakan persamaan matematis atau mathematical equations approach. Formula persamaan matematis ini dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan dan karakteristik data yang ada.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data penelitian adalah sebagai berikut :

1) Metode Sprague Multiplier, untuk memecah memecah penduduk usia lima-tahunan menjadi usia lima-tahunan. Rumus yang digunakan sebagai berikut : a) Usia 6 tahun adalah


(31)

55

Fb = S1b x F-1 + S2b x F0 + S3b x F1 + S4b x F2, ……persamaan (3.1) b) Usia 7 tahun adalah

Fc = S1c x F-1 + S2c x F0 + S3c x F1 + S4c x F2, …..persamaan (3.2) c) Usia 8 tahun adalah

Fd = S1d x F-1 + S2d x F0 + S3d x F1 + S4d x F2…….persamaan (3.3) d) Usia 9 tahun adalah

Fe = S1e x F-1 + S2e x F0 + S3e x F1 + S4e x F2,…..,persamaan (3.4) e) Usia 10 tahun adalah

Fa=(S1a x F-2)+(S2a x F-1)+(S3a x F0)+(S4a x F1)+(S5a x F2),

……….persamaan (3.5)

f) Usia 11 tahun adalah

Fb=(S1b x F-2)+(S2b x F-1)+(S3b x F0)+(S4b x F1)+(S5b x F2),

……….persamaan (3.6)

g) Usia 12 tahun adalah

Fc=(S1c x F-2)+(S2c x F-1)+(S3c x F0)+(S4c x F1)+(S5c x F2),

………persamaan (3.7).

Dengan bantuan tabel bilangan pengali Sprague sebagai berikut : Tabel 3.1. Bilangan Pengali Sprague Berdasarkan


(32)

2) Rumus laju pertumbuhan penduduk mathematical method yaitu :

r = ⅟t ln (Pt/P0),……….. persamaan (3.8).

Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar

t = jangka waktu

r = laju pertumbuhan penduduk

ln= bilangan lon atau eksponensial yang besarnya tertentu

3) Rumus proyeksi penduduk mathematical method yaitu :

Pn = P0 x (1 + r ) n , ……….persamaan (3.9)

Keterangan :

Pn = jumlah penduduk tahun n

P0 = jumlah penduduk tahun sebelumnya (t-1)

r = laju pertumbuhan penduduk n = tahun ke n

4) Rumus NER atau APK, persamaan ini digunakan untuk menghitung Net Enrolment ratio atau angka partisipasi kasar adalah :

APK = PS/PUS x100, ……….persamaan (3.10) Dimana ;

APK = Jumlah angka partisipasi kasar pada tahun n PS= Jumlah seluruh siswa di sekolah

PUS = Penduduk usia sekolah 7-12 tahun

5) Rumus Proyeksi Peserta Didik yaitu

PPDt=(APKt0+Penurunan APKrata-rata/100)xPUS(7-12)t0…persamaan (3.11)

6) Rumus ASK : SBn /P(6+7) x 100, atau ……….persamaan (3.12)

Dimana;

ASK = angka penyerapan kasar atau ASK SBn = jumlah siswa baru tahun n

P(6+7) = jumlah penduduk yang berusia 6 dan 7 tahun

7) Rumus Proyeksi Siswa Baru berdasarkan APK adalah


(33)

57

Dimana;

PSBIt = proyeksi siswa baru pada tahu)n t

ASKt = Angka Serap kasar pada tahun t

P(6+7)= jumlah penduduk yang berusia 6 dan 7 tahun

8) Rumus Siswa berdasarkan komposisi setiap kelas berdasarkan APK dan flow rate adalah :

a) PSIt = PSBIt + (AUt/100) X SIt-1 , ………..persamaan (3.14)

b) PSIIt =(ANIIt/100 x SIIt-1)+ (AUIIt/100) X SIIt-1),…….persamaan (3.15)

c) PSIIIt =(ANIIIt/100 x SIIIt-1)+ (AUIIIt/100) X SIIIt-1),…persamaan (3.16)

d) PSIVt =(ANIVt/100 x SIVt-1)+ (AUIVt/100) X SIVt-1),…persamaan(3.17)

e) PSVt =(ANVt/100 x SVt-1)+ (AUVt/100) X SVt-1),…….persamaan (3.18)

f) PSVIt =(ANVIt/100 x SVIt-1)+ (AUVIt/100) X SVIt-1),...persamaan (3.19)

Keterangan ;

PSIt - PSVIt = proyeksi jumlah siswa pada kelas I tahun t sampai

proyeksi jumlah siswa pada kelas VI tahun t

ANIIt - ANVIt = rata-rata angka naik kelas II tahun t sampai angka naik

kelas VI tahun t

AUt - AUVIt = rata-rata angka mengulang kelas I sampai angka

mengulang tahun t

Perhitungan proyeksi komposisi siswa berdasarkan flow rate, dengan menggunakan asumsi :

a. Jumlah rata-rata peserta didik atau siswa yang naik setiap tahun adalah 100% atau AN=100%

b. Jumlah rata-rata peserta didik yang mengulang setiap tahun adalah 0% atau tidak ada yang mengulang atau AU=0%

c. Jumlah rata-rata peserta didik yang Drop out setiap tahun adalah 0% atau tidak ada yang DO

9) Rumus siswa keseluruhan berdasarkan APK dan flow rate adalah : PSt = PSIt + PSIIt + PSIIIt + PSIVt + PSVt + PSVIt,…persamaan (3.20) Dimana;

PSt = proyeksi jumlah seluruh siswa pada tahun t


(34)

∑ Ruang Kelas =∑Rombel=∑ Peserta Didik 32 siswa

∑ Ruang Kelas =∑Rombel=∑ Peserta Didik 32 siswa

PSIIt = proyeksi jumlah seluruh siswa kelas II pada tahun t PSIIIt = proyeksi jumlah seluruh siswa kelas III pada tahun t PSIVt = proyeksi jumlah seluruh siswa kelas IV pada tahun t PSVt = proyeksi jumlah seluruh siswa kelas V pada tahun t PSVIt = proyeksi jumlah seluruh siswa kelas VI pada tahun t

Sama dengan penambahan rombongan belajar, tidak setiap penambahan rombongan belajar akan mengakibatkan adanya penambahan ruang kelas. Akan dipertimbangkan surplus ruang kelas yang ada, dan juga sasaran rasio ruang kelas terhadap rombel. Informasi yang dibutuhkan adalah batas minimum ruang kelas per rombel dengan mempertimbangkan pertambahan rombel yang ada, serta kebijakan penambahan ruang kelas.

Adapun langkah Penghitungan untuk menetukan rasio minimum ruang kelas per rombel. Rasio ideal adalah 1:1, dengan menggunakan formula persamaan (3.21) dan persamaan (3.22), yaitu:

Kebutuhan Ruang kelas berdasarkan SPMP yaitu :

…..……….Persamaan (3.21)

Kebutuhan Ruang kelas berdasarkan SNP yaitu :

. ….……….Persamaan (3.22) Kemudian dalam menghitung proyeksi kebutuhan ruang kelas dilakukan dengan menghitung tingkat pelayanan sekolah dan perbandingan rombongan belajar dengan ruang kelas. Dari hasil perhitungan proyeksi penduduk usia sekolah, maka akan di dapat proyeksi jumlah peserta didik baru yang dianalisis berdasarkan rumus angka serap kasar pertumbuhan penduduk usia masuk sekolah dan persamaan NER. Analisis kebutuhan ruang kelas baru dianalisis dengan peraturan SNP yaitu kapasitas maksimun 28 siswa per satu unit ruang kelas. Kemudian akan diperoleh jumlah biaya yang diperlukan untuk membangun satu unit ruang kelas dengan biaya operasional standar yang diperlukan untuk membangun satu unit ruang kelas dengan memperhatikan kenaikan inflasi umum pada setiap tahun dengan standar yang ada pada Dinas pendidikan kota Cirebon.


(35)

59

Adapun perhitungan estimasi biaya dalam membangun RKB menggunakan persamaan (3.23), persamaan (3.24) dan persamaan (3.25), berikut :

RKBn = n x HPS……….. Persamaan (3.23) Rehab RBn = n x HPS x 65% . ………Persamaan (3.24) BR = (BKR x Hasat PU x JRK) + Perabot. ……….Persamaan (3.25) Keterangan :

RKBn = ruang kelas baru sejumlah n unit n = jumah unit RKB

HPS = harga perkiraan sendiri sebesar Rp.150.000.000/unit RBn = Ruang kelas rehabilitasi sejumlah n unit

65 % = bobot kerusakan maksimal untuk ruangan rusak berat BR = biaya ruang kelas

BKR = Bobot Kerusakan ruang kelas berat sebesar 65%

Hasat PU = harga Satuan dari dinas PU sebesar Rp. 119.550.912/unit JRK = jumlah unit ruang kelas

Perabot = perabot atau mebeuler.

Selanjutnya, dalam menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, dilakukan upaya menjaga kredibilitas, transferabilitas, defendabilitas, dan konfirmabilitas.

a. Kredibilitas, berhubungan dengan kebenaran data yang dikumpulkan yang

menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan hasil penelitian. Hal ini diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Menurut Satori dan Komariah (2010, hlm 165-169), kredibilitas data dalam penelitian dilakukan dengan cara 1) memperpanjang masa penelitian, 2) triangulasi, 3) membicarakan dengan orang lain 4) peningkatan ketekunan, 5) menggunakan bahan referensi, 6) mengadakan member chek.

Dalam penelitian ini dilakukan trianggulasi dilakukan oleh peneliti baik dari aspek sumber, teknik maupun waktu kepada pihak-pihak yang kompeten. Triangulasi sumber dilakukan kepada Kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil, kepala dinas pendidikan, kepala bidang, kasi dan staf prasarana dinas pendidikan di dua lokasi penelitian. Triangulasi waktu, peneliti lakukan pada waktu wawancara, yaitu saat pagi dan sore hari. Proses ini untuk mengecek kebenaran data, menyelediki


(36)

konsistensi, kedalaman serta melengkai kekurangan dalam informasi pertama.

Cara lain untuk mendapatkan kredibilitas data dengan membicarakan dengan orang lain. Peneliti mendiskusikan hasil temuan sementara dengan kolega yang memahami konteks penelitian dan membahas catatan lapangan dengan pembimbing. Hasil konsultasi dengan pembimbing diperoleh masukan atau pandangan kritis terhadap hasil penelitian, membantu mengembangkan langkah selanjutnya dan memberikan pandangan lain sebagai pembanding. Peneliti meningkatkan ketekunan dengan melakukan pengamatan secara lebih cermat pada saat analisis dokumen dan pengolahan data yang menggunakan rumus. Pengunaan bahan referensi, peneliti lakukan dengan menggali informasi dari berbagai sumber data lain seperti pada saat wawancara digunakan rekaman dan kamera serta dokumen terkait. Kegiatan terakhir yaitu member chek yang dilakukan, pada akhir wawancara dengan mengadakan konfirmasi dengan narasumber untuk mmenghindari kekeliruan atau kekurangan data agar mendapat informasi baru, sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan narasumber.

b. Transferabilitas, berhubungan dengan penerapan hasil penelitian, yaitu

dapat tidaknya hasil penelitian digunakan pada situasi lain dan situasi tertentu. Untuk memenuhi syarat trasferabilitas data dalam penelitian ini, laporan penelitian data dibuat terperinci agar memberikan informasi yang jelas dan dapat dipercaya (Sugiono,2014).

c. Dependabilitas, audit kebergantungan yang menunjukkan penelitian

memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsistensi dan standarisasi data (Satori dan Komariah, 2010). Dalam upaya dependabilitas peneliti melakukan bimbingan dengan pembimbing untuk mengaudit keseluruhan proses penelitian.

d. Konfirmabilitas, berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian,

dilakukan melalui member chek, triangulasi, pengamatan ulang atas rekaman, pengecekan kembali catatan lapangan, pengecekan ulang hasil kajian dokumen dan hasil pegolahan dokumen.


(37)

61

Adapun pedoman pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman Pengumpulan Data

No Pertanyaan penelitian Teknik

pengumpulan data Jenis Data Sumber Keterangan

1 a. Berapa jumlah proyeksi penduduk kota Cirebon

b. Berapa jumlah proyeksi penduduk usia sekolah (7-12) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

c. Berapa jumlah proyeksi penduduk usia masuk sekolah (6 dan 7) tahun di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

d. Berapa jumlah peserta didik keseluruhan berdasarkan NER pada tahun 2015-2019?

Studi

Dokumentasi

Data penduduk

Data penduduk tiap kelompok usia lima tahunan

Data penduduk usia 6-7 tahun Data penduduk 7-12 tahun

Disdukcapil Insert lampiran 3

2 Berapa jumlah proyeksi jumlah peserta didik baru yang terserap oleh SD/MI, pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

Studi

Dokumentasi

Data seluruh peserta didik di SD sekota Cirebon

Data jumlah peserta didik baru lima tahun berurutan

Data jumlah peserta didik pada tiap kelas 2010-2014

Dinas pendidikan Kota Cirebon

Insert lampiran 1, 2,


(38)

3 Berapa jumlah ruang kelas yang dibutuhkan pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

Studi

Dokumentasi

Data jumlah rombongan belajar di SD sekota Cirebon

Data Jumlah ruang kelas yang ada pada saat ini di SD sekota Cirebon

Dinas Pendidikan Kota Cirebon

Lampiran 4

4 Berapa estimasi jumlah biaya ruang kelas yang diperlukan pada setiap kecamatan di kota Cirebon pada tahun 2015-2019?

Studi

Dokumentasi Observasi Wawancara

Data proyeksi kebutuhan ruang kelas yang dibutuhkan

Data estimasi biaya untuk pembangunan ruang kelas

Dinas pendidikan kota Cirebon Kabid sarpras Dinas

pendidikan

Lampiran 5

5 Bagaimana pengadaan anggaran ruang kelas kota Cirebon pada tahun 2015 sampai tahun 2019?

Wawancara Hasil Proyeksi kebutuhan RKB sesuai pemenuhan SNP

Kepala Dinas Pendidikan Kasi

sarpras Dinas pendidikan


(39)

(40)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Secara umum proyeksi penduduk kota Cirebon dari tahun 2015-2019 akan terus mengalami kenaikan jumlah penduduk. Hal ini berbanding lurus dengan kenaikan jumlah penduduk usia sekolah yang terdapat di kota Cirebon yang mengalami kenaikan signifikan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% pertahun. Peningkatan jumlah penduduk usia masuk sekolah (6 dan 7 tahun) dan penduduk usia sekolah (7-12 tahun) akan berdampak langsung bagi peningkatan jumlah peserta didik yang wajib terlayani oleh lembaga pendidikan dasar.

Jumlah peserta didik yang terserap oleh lembaga pendidikan dasar ditentukan oleh tingkat angka serap kasar (ASK) yang menjadi indikatornya adalah penduduk usia masuk sekolah (6 dan 7 tahun) di setiap kecamatan. Walaupun dalam penelitian ditemukan tren penurunan, namun angka penurunannya sangat kecil. Artinya perubahan ASK tidak bergitu berdampak pada penurunan jumlah peserta didik di kota Cirebon. Selain itu, tren penurunan ini hanya terjadi di sekolah dasar, namun terjadi peningkatan jumlah pendaftar peserta didik baru pada Madrasah Ibtidaiyah di kota Cirebon. Pencapaian APK atau angka partisipasi kasar atau NER (Net Enrolment Rasio) di kota Cirebon, pada umumnya mengalami penurunan. Namun, hal ini tidak menjadi masalah karena NER kota Cirebon selama 5 tahun kebelakang mencapai lebih dari 100%. Hal ini menunnjukkan adanya peningkatan dalam pengaturan dan manajemen dalam pendidikan yang diselenggaran pemerintah kota Cirebon.

Jumlah peserta didik secara keseluruhan sekota Cirebon yang pada setiap tahunnya telah diproyeksikan akan meningkat dapat berdampak pada kebutuhan jumlah prasarana atau ruang kelas yang dibutuhkan. Jumlah ruang kelas yang dibutuhkan pada tahun 2015 yang dihitung berdasarkan standar pelayanan minimal pendidikan atau SPMP mencapai 177 unit RKB. Sedangkan, jumlah ruang kelas yang dibutuhkan pada tahun 2015 yang dihitung berdasarkan standar nasional pendidikan atau SNP mencapai 199 unit RKB dan 50 unit ruang kelas rusak berat yang harus direhabilitasi.


(41)

150

Jumlah kebutuhan ruang kelas ini akan terus berkurang pada setiap tahun berikutnya apabila pada tahun pertama proyeksi (tahun 2015), dilakukan tindaklanjut dengan pembangunan secara bertahap. Jumlah estimasi biaya dalam pembangunan satu unit RKB dapat menggunakan dua formula perhitungan. Perhitungan pertama dengan menggunakan Harga Perkiraan Sendiri atau (HPS) yang didasarkan pada peraturan dari dinas cipta karya yang ditetapkan pada Permen PU Nomor. 07/PRT/M/2011 pasal 6. Sedangkan perhitunggan kedua mengunakan harga satuan atau Hasat PU yang didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan Dirjen Cipta Karya dalam Lampiran II Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Nomor 144/C/KP/2015 tentang petunjuk pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Dasar tahun Anggaran 2015, dan lampiran A surat Direktur penataan bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: BU.0106-Cb./1836 tanggal 13 November 2014.

Pengadaan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun ruang kelas baru dan rehabilitasi ruang kelas rusak berat, dapat dilakukan dengan pengajuan rencana kerja anggaran oleh dinas pendidikan melalui Bapeda, untuk diajukan kepada pemerintah kota melalui DPRD dan menghasilkan KUAPPAS (Kebijakan Umum APBD Prioritas Plafon Anggaran Sementara). Setelah itu penentuan pihak ketiga (pemenang lelang di DPRD) dan pelaksanaan RKA oleh dinas pendidikan untuk bersama membangun RKB dan rehabilitasi ruang kelas disekolah yang telah ditunjuk oleh Dinas pendidikan.

Pengadaan anggaran biaya pembangunan RKB dan Rehabilitasi ruang kelas rusak berat, juga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Upaya dari pemerintah pusat melalui APBN adalah dengan memberikan bantuan Dana Alokasi Khusus atau DAK di bidang pendidikan. DAK dibidang pendidikan dapat dijadikan salah satu sumber pengadaan anggaran untuk membiayai pembangunan RKB dan rehabilitasi ruang kelas yang sifatnya membantu pemerintah kota dalam pencapaian standar nasinal pendidikan (SNP).


(42)

2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa implikasi berikut :

a. Pada dasarnya melalui penelitian ini penulis sudah mengimplementasikan teori social demand untuk menghitung kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan dasar di kota Cirebon. Dalam hal ini peneliti menggunakan data penduduk yang bersumber dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil. Namun demikian untuk menerapkan teori social demand data penduduk saja tidak cukup, diperlukan data yang sifatnya kualitatif dari proses wawancara dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dan data sekunder berupa data eksisting yang tersedia pada saat penelitian dilakukan seperti kondisi ruang kelas, jumlah peserta didik saat ini.

b. Implikasi selanjutnya terhadap manajerial dalam hal ini pemerintah kota Cirebon, yaitu :

1) Dengan tersedianya jumlah ruang kelas baru yang dibangun oleh pemerintah kota Cirebon akan berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan yang dicapai. Apabila standar sarana dan prasarana dalam Standar Nasional Pendidikan telah tercapai, maka berimplikasi pada kebutuhan akan terpenuhinya sarana pendidikan berupa perabot atau meubeuler yang diperlukan untuk melengkapi ruang kelas baru yang telah dibangun. Dari kebutuhan perabot atau meubeuler ini akan berdampak pada dibutuhkannya anggaran khusus untuk mengadakan kebutuhan sarana dasar ini.

2) Seiring dengan bertambahnya jumlah ruang kelas baru yang telah dtersedia, maka implikasi selanjutnya adalah kebutuhan akan tenaga pendidik yang diperlukan untuk mendidik di sekolah dasar yang kekurangan tenaga pendidik. Kebijakan untuk menambah tenaga pendidik perlu direncanakan dengan bijak seiring dengan terbangunnya jumlah ruang kelas baru dan terpenuhinya rasio antara guru dan peserta didik sesuai dengan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu satu rombongan belajar yang terdiri dari maksimal 28 siswa dalam


(43)

152

satu ruang kelas diampu oleh satu orang tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sesuai dengan Undang-undang.

3) Pemerintah kota Cirebon harus membuat perencanaan yang jelas dan komprehensif dalam menindaklanjuti kebutuhan ruang kelas ini. Adapun jumlah anggaran yang harus disiapkan oleh pemerintah kota Cirebon pada tahun 2015/2016 adalah Rp.34.725.000.000, pada tahun 2016/2017 adalah Rp.750.000.000, pada tahun 2017/2018 adalah Rp.1.650.000.000 pada tahun 2018/2019 adalah Rp.1.200.000.000 dan pada tahun 2019/2020 adalah Rp.300.000.000. Pembenahan yang dilakukan pemerintah kota Cirebon dalam membuat anggaran pendidikan dan pencapaian standar nasional pendidikan pada bidang prasarana pada tahun 2015/2016 akan berdampak positif pada pencapaian SNP.

4) Dinas pendidikan wajib melakukan pembenahan dalam sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) di kota Cirebon. Pembenahan ini diawali dengan merevisi atau menghapus peraturan walikota mengenai prosedur penerimaan peserta didik baru dengan sistem kuota bagi penduduk kota Cirebon (90%) dan penduduk diluar kota Cirebon (10%). Hal ini perlu dibenahi agar tingkat angka serap kasar (ASK) di setiap kecamatan meningkat. Apabila ASK meningkat akan berdampak pada naiknya jumlah peserta didik baru yang terserap pada tahun tersebut.

3. Rekomendasi

Penyusunan rekomendasi ini dibuat dalam kaitan dengan beberapa masalah yang timbul dari hasil penelitian dan kesimpulan. Adapun catatan rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dapat melakukan pembenahan dalam pengaturan data kependudukan, dengan menginput data secara berkesinambungan dan dapat melakukan kerjasama dengan badan pusat statistik kota Cirebon, sehingga data kependudukan menjadi valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Menggalakan kembali program keluarga berencana (KB), untuk menekan laju pertumbuhan penduduk usia masuk sekolah dan usia masuk sekolah yang cukup tinggi.


(1)

Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan. Jakarta : Dirjen Cipta Karya PU

Kumar, Ashok. (2004). Current Trend in Indian Education. New Delhi : APH Publishing Corporation.

Matin. (2013). Perencanaan Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada

.(2013). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasainya. Jakarta : Rajawali Pers

Moleong, Lexy J. (2010). Metode penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

. (2007). Metode penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metodelogi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Stratejik: Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Jogjakarta : Gajah

Mada University Press.

Nurwati, Nunung. (2005). Kajian Pola Penyusunan Penanganan dan

Pengendalian Urbanisasi. Bandung : Pusat Penelitian Kependudukan

dan Pengembangan SDM, Universitas Padjadjaran

Sallis, Edward. (2005). Total Quality Management in Education. London: Taylor & Francis e-Library

Satori, D dan Komariah, Aan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sa’ud, dan Makmun. (2013). Perencanaan Pendidikan, Suatu Pendekatan

Komprehensif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Stillwell, John and Martin Clarke. (2011) Population Dynamics and Projection

Methods. New York : Springer Dordrecht Heidelberg London

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

______. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sweeney, Stuart H and Middleton, Erin J. (2005). Multiregional Cohort

Enrollment Projections: Matching Methods To Enrollment Policies.

Department of Geography University of California Sant a Barbara, CA 93106 - 4060.


(2)

Tilaar.H.A.R. (1998). Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa

Depan). Bandung : Remaja Rosdakarya

Unesco .(2010). Module 5 Projections and Scenario Building. Paris : International Institute for Educational Planning.

. (2010). INESM. Diakses dari Http://inesm.education.unesco.org/

. (2006). The Education for All (EFA) The Millennium Development

Goals Report. Global Monitoring Reports (GMR) : United Nations.

Usman, H. (2008). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Vebriarto. (1982). Pengantar Perencanaan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Paramita.

Jurnal

Aldha, Alex Yudi. (2012). Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana Dan Prasarana (Sarana Dan Prasarana PPLP). Jurnal Cerdas Sifa,

Edisi No.1. Mei – Agustus. Hlm.1-9

Aref, A. (2011). Perceived impact of education on Poverty reduction in rural Areas of iran. Life Science Journal 8 (2), 489-501.

Assadullah, M.N. (2009). Return to private and public education in bangladesh and Pakistan : A comparative analysis. Journal of Asian Economics, 20(1), 77-86.

Bayou, J and C. Gouel. Sauvageot C. (2005). Projection of net enrolment rates of primary school age children, gender in primary and secondary levels for 2015. Paper commissioned for the EFA Global Monitoring Report 2006,

Literacy for Life

Budi, Sabar Raharjo. (2012). Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan Di Indonesia.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 16, Nomor 2. Hlm.298- 319

Ghozali, Abbas. (2012). Biaya Satuan Pendidikan Dasar dan Kebutuhan Dana Untuk Pendidikan Gratis. Cakrawala Pendidikan, Februari 2012, Th.

XXXI, No.1, hlmn 122.

Grip, Richard S. (2004). Projecting Enrollment in Rural Schools : A Study of Three Vermont School Districts. Journal of Research in Rural

Education, 2004, 19 (3).1-6.

Grip, Richard S. & Young (1999). The Modified Regression Technique : A new Method for Public Schools Enrollment Projected: Journal planning and


(3)

Juhaidi, Ahmad. (2012). Distribusi dan Alokasi Dana CSR Pendidikan untuk Sekolah dan Madrasah : Administarsi Pendidikan, Vol. XIV No. 1 April

2012, ISSN : 1412 8158. Hlm 96-109.

Kristianty, Theresia. (2005). Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming. Jurnal Pendidikan Penabur. 4(4). Hlm. 106-112

Lasker, R.D., dkk. (2001). Partnership Synergy : A Practical Framework For Studying And Strengthening The Collaborative Advantage. Milbank

Quarterly, 79(2), 179-205.

Matekur. (2012). Pengembangan Fasilitas Pelayanan Sarana Pendidikan Menengah (Sma/Ma/Smk) Di Kabupaten Lamongan. BISTEK Jurnal

Bisnis dan Teknologi, Volume 20, Nomor 1, Juni 2012, ISSN 0854-4395.

Hlm.31-38.

Mehta, Arun. C.(2010). Projection of Population, Enrolment and Teacher.

National Institute of Educational Planning and Administration Journal, New Delhi, 3-34.

Musdalifah, Arofa dkk. (2009). Penyediaan Sekolah Menengah Berdasarkan Preferensi Siswa di Kabupaten Bangkalan. Jurnal PWK ITS vol. 4 No.1 Primiani, Novi dan Ariani, Wahyu. (2005). Total Quality Management dan

Service Quality dalam Organisasi Pendidikan Tinggi. Cakrawala

Pendidikan. 24(2). Hlm. 177-203.

Rosivia. (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 10 Padang. Jurnal Administrasi Pendidikan bahana

Manajemen Pendidikan. Volume 2 Nomor1, Juni. Hlm 661-831.

Rumbia, Wali Aya. Proyeksi Penduduk Berlipat Ganda di Kota Bau-Bau. Jurnal

Ekonomi Pembangunan FE-Unhalu. Volume II Tahun I Desember 2008,

hal 1-7.

Samir KC et al. Projection of populations by level of educational attainment, age, and sex for 120 countries for 2005-2050. Research Article Demographic

Research: Volume 22, Article 15, 383

http://www.demographic-research.org.

Santoso, Joko, dkk. Evaluasi Skala Pelayanan Prasarana Pendidikan. Jurnal

Rekayasa Sipil. Volume 6, no.2-2012 ISSN 1978-5658. Hlm 156-167

Satori, Djam’an. (2013). Supervisi Pendidikan sebagai Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Makalah pada seminar internasional “The Acceleration of Professionalism for Educational Administrations in Indonesia”. Bandung, 29 November 2013: Jurusan Administrasi


(4)

Subekti, Solving, dkk. (2014). Konsep Optimalisasi Distribusi Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI) berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Ngawi. Jurnal Teknik Pomits Vol. 3 No.2, (2014) ISSN: 2337-3539

(2301-9271 print)

Supriadi, Oding. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kualitas Layanan Terhadap Mutu Pendidikan di Kabupaten Pandeglang Provinsi Jurnal

Tabularasa PPS Unimed. 6(2). Hlm. 98-111

Stopher, P.R & Greaves, S.P.(2007). Household Travel surveys : Where are we going? Transportation Research Part A : Policy and Practice, 41(5),

367-381. http://dx.doi.org/10.1016/j.tra2006.09.05

Talpur, M.A.H, Napiah, M, et al. (2014). Analyzing Public Sector Education Facilities : a Step Further Towards Accessible Basic Education Institutions In Destitute Subregions. International Education Studies

Canadian center of Science and Education; vol. 7, No. 4; ISSN 1913-9020, E-ISSN 1913-9039.

Tre’panier, M, Chapleu R & Morency, C (2008). Tool and Methods for a transportation household survey. Urban & Regional Information Systems

Association (URISA), 20(2008).

Vroeijenstijn, Tom (2002). Quality Assurance in Europe: Background and The State of Arts”, Makalah disampaikan pada seminar “On Quality Assurance in Higher Education”, Yogyakarta July 18 -19, 2002.

Wardani, Erika Sherly. (2014). Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Berbasis TIK Di Sma Negeri Mojoagung Jombang. Jurnal Inspirasi Manajemen

Pendidikan, Vol. 4 No. 4, April 2014. Hlm. 201-206.

Wiharna, Ono. (2007). Perencanaan Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Kewilayahan. Mimbar Pendidikan No. 1/XXVI/2007. Hlm 63-71.

Wijaya, David. (2008). Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur. 10(7). Hlm. 84-94

Yudi, Alex. (2012). Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana dan Prasarana. Jurnal Cerdas Sifa, 1(5). Hlm. 1 – 9.


(5)

Peraturan Perundangan :

Adapun dasar hukum yang dijadikan sebagai landasan yuridis dalam penelitian ini adalah :

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 162 Tahun 2014 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di kabupaten/kota.

Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Permen PU Nomor 07/PRT/M/2011, tentang Standar dan Pedoman Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang Dan Jasa.

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor : BU.0106-Cb./1836 tanggal 13 November 2014.


(6)

Peraturan Walikota Cirebon Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar Di Kota Cirebon.

Peraturan Walikota Cirebon Nomor 34 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Peraturan Walikota Cirebon Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Standar Satuan Harga Barang Dan Jasa Pemerintah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015