UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT.

(1)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM

TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

oleh :

Muhamad Abibakrin Nur 1100883

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM

TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)

Oleh :

Muhamad Abibakrin Nur

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada DepartemenPendidikanLuarSekolah

© Muhamad Abibakrin Nur 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MUHAMAD ABIBAKRIN NUR

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA ( TMMD) DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT (StudiDeskriptifDalam Pembangunan Jalan di DesaSukamajuKecamatanCimaungKabupaten Bandung)

Disetujuidandisahkanolehpembimbing :

Pembimbing I

Dr. H. Ade SadikinAkhyadi, M.Si. NIP. 19570925 198403 1 001

Pembimbing II

Dr. AsepSaepudin, M.Pd. NIP. 19700930 200801 1 004


(4)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mengetahui,

KetuaDepartemenPendidikanLuarSekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(5)

ABSTRAK

Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembagunan masyarakat baik fisik maupun nonfisik, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk mensejahterakan masyarakat dan dalam rangka membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyelenggaraan program TMMD, untuk mendeskripsikan upaya edukatif program TMMD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan sesudah mengikuti TMMD dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program TMMD. Kajian teori dalam penelitian ini mengacu kepada konsep pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi dan angket. Subjek penelitian ini terdiri dari dua orang informan dari KODIM 0609 selaku penyelenggara, aparat desa Sukamaju selaku fasilitator dan 46 responden dari 2 RW selaku pengguna program TMMD. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu : 1) Penyelenggaraan program TMMD menggunakan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat, dimana masyarakat merupakan pengambil keputusan serta subjek pembangunan., 2) Upaya edukatif dalam program ini yaitu meliputi upaya peningkatan kognitif yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Upaya selanjutnya meliputi upaya peningkaan afektif yang terdiri dari penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian dan karakterisasi berdasarkan nilai. Upaya yang selanjutnya meliputi upaya peningkatan keterampilan yang terdiri dari etos kerja, kesiapan, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan pencipataan skill baru., 3) Tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti program ini diukur dari tiga indikator yakni dimensi kontribusi, pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat., 4) Faktor pendukung dan penghambat yang muncul selama proses penyelenggaraan program TMMD ini yang meliputi kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman.

Kata Kunci : Program TMMD, Upaya Edukatif, Partisipasi Masyarakat,


(6)

2

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Army Programme Integrated Village Building (TMMD) is an integrated program conducted by the entire personnel of the Indonesian Armed Forces of all the dimension of unity in order to assist the government in accelerating pembagunan community, both physical and nonphysical, development of territories and community empowerment that is focused in rural areas throughout the territory of the unitary state Republic of Indonesia. The main objective was formed and held TMMD program is for the welfare of society and in order to establish the oneness or coherence between the military and society. The research method by using a qualitative approach to data collection techniques such as questionnaires, interviews and observations Based on the results of data processing and the discussion it could be concluded that: 1) Implementation of the program TMMD approach community-driven development, where the community is the decision maker and the subject of development. 2) educational efforts in this program which includes efforts to improve cognitive consisting of knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis and assessment. Subsequent attempts include efforts to increase affective effort which further includes efforts to increase skills 3) The level of public participation before and after the program is measured by three indicators, namely dimensional contribution, organizing and community empowerment., 4) supporting factors and obstacles that arise during the process of implementation of the program This TMMD which includes strengths, opportunities, weaknesses and threats.

Keywords: TMMD Program, Educational efforts, Community Participation, Community


(7)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Konsep Pembangunan Masyarakat... 8

1. Definisi Pembangunan Masyarakat... 8

2. Tujuan Pembangunan Masyarakat... 8

3. Prinsip-prinsip Pembangunan Masyarakat... 10

B. Konsep Taksonomi Pembelajaran... 10

1. Domain Kognitif... 11

2. Domain Afektif... 14

3. Domain Keterampilan... 16

C. Konsep Partisipasi Masyarakat... 18

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat... 18

2. Tujuan Partisipasi Masyarakat... 20

3. Indikator Partisipasi Masyarakat... .. 25

D. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 28

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat... 28

2. Tujuan Pemberdayaan... 29


(8)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Pendekatan Pemberdayaan... 31

E. Konsep Tentara Manunggal Membanggun Desa... 36

1. Tugas... 40

2. Prioritas Program... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Desain Penelitian... 42

B. Tempat & Subjek Penelitian... 44

C. Pengumpulan Data... 45

1. Wawancara... 46

2. Observasi... 47

3. Studi Dokumentasi... 48

4. Triangulasi Penelitian... 49

D. Langkah-langkah Penelitian... 49

1. Tahap Pra Lapangan... 49

2. Tahap Pekerjaan Lapangan... 50

3. Tahap Analisis Data... 50

4. Tahap Pelaporan... 50

E. Analisis Data... 51

1. Tahap Reduksi... 51

2. Tahap Data yang diperoleh melalui angket... 52

3. Tahap Display... 52

4. Tahap Kesimpulan & Verifikasi Data... 53

F. Definisi Operasional...,,.. 53

1. Upaya... 53

2. Edukatif... 53

3. Manunggal... 53

4. Partisipasi... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 55

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 55

1. Profil Desa Sukamaju... 55


(9)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

B. Hasil Penelitian... 60

1. Gambaran Penyelenggaraan program TMMD... 61

2. Gambaran Upaya Edukatif Program TMMD... 67

3. Gambaran Tingkat Partisipasi Masyarakat... 73

4. Gambaran Faktor Pendukung & Faktor Penghambat.. 86

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 87

1. Penyelenggaraan Program TMMD... 87

2. Upaya Edukatif Program TMMD... 91

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat... 101

4. Faktor Pendukung & Faktor Penghambat... 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 115

A. Simpulan... 115

B. Saran... 119

DAFTAR PUSTAKA... 121 LAMPIRAN


(10)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Sosial Budaya……… 58

TAbel 1.2 Identitas Responden……….. 60

Tabel 1.3 Kelas Penilaian……….. 77

Table 1.4 Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum TMMD……… 78

Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Masarakat Setelah TMMD………. 80

Tabel 1.6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat……….. 80

Tabel 1.7 Hasil Persentase Peningkatan Partisipasi Masyarakat……… 82

Daftar Grafik Grafik 2.1 Rasio Tingkat Partisipasi Masyarakat……… 80


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat yang juga merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan usaha memajukan kehidupan masyarakat, selain itu pembangunan merupakan proses pewujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, makmur, adil dan sejahtera secara merata diseluruh wilayah Indonesia.

Tujuan pembangunan nasional hakikatnya adalah mewujudkan masyarakat yang makmur, adil dan sejahtera seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam alinea II pembukaan UUD 1945. Kaitannya mengenai tujuan pembangunan yang kedua yakni memajukan kesejahteraan umum, pemerintah sebagai penyelenggara negara berperan wajib menjalankan tugas sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang.

Penyelenggaraan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan penguatan dari proses pembangunan masyarakat dengan melibatkan kelompok masyarakat yang didukung peran lembaga pemerintah melalui model pendekatan pembangunan partisipatif. Masyarakat sebagai pelaku utama dalam melaksanakan program ini, maka masyarakat menggunakan seluruh kapasitas dan perannya untuk terlibat dalam serangkaian proses pembangunan.

Sesuai dengan visi Kabupaten Bandung yakni “terwujudnya Kabupaten Bandung yang maju, mandiri, dan berdaya saing melaui tata kelola pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religius, kultural, dan berwawasan lingkungan.” Melalui program TMMD (sebagai


(12)

2

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

penghubung interaksi pemerintah dan masyarakat), maka partisipasi masyarakat dengan keikutsertaannya dalam proses pembangunan sangat penting. Keterlibatan masyarakat secara aktif seperti ini merupakan salah satu konsep pemberdayaan yakni partisipatif.

Definisi partisipasi menurut Carter (dalam Arimbi 1993, hlm 1) adalah proses komunikasi dua arah antara masyarakat sebagai pelaku utama dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan yang satu sama lain mendukung dan memberikan masukan ataupun memberikan kritik terhadap program atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sedangkan menurut Mubyarto (1985, hlm 35) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat menurut James A. Christenson (1989) adalah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan hanya penerima manfaat.

Salah satu daerah yang mengalami permasalahan dengan pembangunan adalah Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung. Bentuk dari permasalahan ini berupa kurangnya keterjangkauan pembangunan infrastruktur maupun suprastruktur. Dampak dari kurangnya pemerataan pembangunan seperti ini adalah minimnya akses masyarakat terhadap aktivitas perekonomian berupa tersendatnya pemasaran hasil pertanian lokal keluar daerah yang telah berdampak pada minimnya produktivitas masyarakat dalam aspek perekonomian.

Hadirnya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) atau yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan Abri Masuk Desa (AMD) sesuai dengan salah satu karakteristik pendekatan dalam proses pemberdayaan masyarakat yang identik dengan pendidikan nonformal yaitu kolaborasi


(13)

pembangunan dan pengelolaan diri. Hal ini merupakan pendekatan dengan sistem penyamarataan atau pembagian wewenang didalam hubungan kerja atau didalam kegiatan. Karena itu perlu ada struktur organisasi yang mendukung dan memperkecil adanya perbedaan status, serta perlu adanya pembagian peranan (Kindervatter dalam Kamil, 2009, hlm. 56). Pembagian peranan tersebut pada pelaksanaannya dan pengawasannya melalui proses musyawarah bernama MUSPIDA atau musyawarah pimpinan daerah yang melibatkan stakeholders dari tingkat bupati hingga rukun warga dan unsur-unsur terkait lainnya seperti pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Proses pembangunan masyarakat seperti TMMD ini dapat ditinjau dari sisi partisipasi atau keterlibatan masyarakatnya. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan masayarakat seperti TMMD ini meliputi identifikasi potensi, permasalahan yang ada di masyarakat, penguasaan program berdasarkan kebutuhan lokal, implementasi dalam pelaksanaan dan pengawasan. Peran serta masyarakat dalam program TMMD ini yaitu dalam bentuk partisipasi ide dan kontribusi tenaga, dimana terlaksananya program berawal dari kebutuhan dan permasalahan dilingkungan masyarakat setempat.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah nama angkatan perang dan keamanan negara Indonesia. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana tugas militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Program Manunggal TNI merupakan kegiatan terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan masyarakat, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan visi TNI yaitu “Bersama Rakyat TNI Kuat”.


(14)

4

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KODIM 0609 Kabupaten Bandung adalah satuan komando kewilayahan yang bertugas dalam pemberdayaan wilayah pertahanan darat di wilayah kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi sesuai UU RI NO. 34 Tahun 2004 Tentang Tugas TNI dalam Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain Perang, maka KODIM 0609 Kabupaten Bandung melaksanakan tugas pokok pemberdayaan wilayah pertahanan darat melalui pembinaan teritorial yang diimplementasikan dengan melaksanakan berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa mempunyai peran penting karena pembangunan desa sebenarnya ditujukan untuk memajukan desa itu sendiri dan memanfaatkan berbagai potensi serta sumber daya yang ada. Partisipasi menurut Rukiminto (2012, hlm 34) dapat menjadi tujuan untuk meningkatkan efektivitas pembangunan. Jika masyarakat mempunyai taruhan atau pengorbanan dalam pembangunan dan aktif dalam pengambilan keputusan, mereka kemungkinan besar memberikan komitmen yang besar, sehingga mampu memenuhi tugas bersama. Partisipasi mengasumsikan bahwa masyarakat yang paling mengetahui masalah dan cara pemecahannya sesuai dengan rasionalitas mereka. Dengan pendekatan tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil langsung akan menyentuh kepentingan mendesak untuk mereka tangani. Partisipan mungkin mampu bergotong-royong dalam input, baik barang atau uang atau waktu. Andil sumberdaya dapat meningkatkan komitmen sehingga tujuan pembangunan menjadi optimal dan berkesinambungan. Dengan adanya peran pertisipasi masyarakat seperti itu maka hasil dari pembangunan yang dilakukan nantinya diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan agar permasalahan dilapangan dapat diuraikan dan nantinya memudahkan peneliti dalam memecahkan persoalan penelitian. Berdasarkan hal tersebut terdapat masalah yang telah diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya keterjangkauan akses pembangunan fisik ke wilayah Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.


(15)

2. Buruknya akses jalan yang menghubungkan Desa Sukamaju dengan desa lain mengakibatkan pemasaran hasil pertanian Desa Sukamaju tersendat.

3. Kurangnya motivasi masyarakat untuk berpartisipasi membangun desanya sendiri.

4. Sebelum program TMMD terlaksana, infrastruktur menjadi kendala masyarakat dalam beraktivitas.

5. Kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, bangunan peribadahan dan sarana sosial lain berdampak pada terhambatnya laju pertumbuhan ekonomi, sosial dan pendidikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, penulis merumuskan

masalah tentang “Bagaimana upaya edukatif pada program Tentara Manunggal

Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti dapat menguraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju?

2. Bagaimana upaya-upaya edukatif Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju? 3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan

sesudah diselenggarakannya program TMMD ini?

4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.

2. Mendeskripsikan upaya-upaya edukatif pada Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Sukamaju.

3. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan sesudah diselenggarakannya program TMMD ini.


(16)

6

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan kepada khalayak umum. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut serta acuan dalam mensosialisasikan program-program pemberdayaan masyarakat untuk semua kalangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti.

Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif untuk memperoleh wawasan yang lebih luas dan pengalaman dalam proses penelitian pemberdayaan di masyarakat.

b. Bagi masyarakat Desa Sukamaju.

Bagi masyarakat Desa Sukamaju diharapkan penelitian ini menjadi sebuah referensi dan pendampingan untuk pengembangan ilmu pendidikan nonformal dan menjadi keluaran yang efektif dalam mewujudkan masyarakat yang partisipatif dan mandiri.

c. Bagi KODIM 0609 Kab. Bandung.

Bagi KODIM 0609 penelitian ini diharapkan menjadi gambaran serta tolak ukur keberhasilan maupun kekurangan (koreksi) sebagai bahan penyempurnaan program TMMD untuk daerah lain dikemudian hari.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebgai berikut :

BAB I Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian,


(17)

Manfaat Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Kajian Pustaka merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar teori penelitian yang relevan dan menjadi rujukan keilmuan atas penjabaran setiap gagasan dan analisis dari skripsi ini. Konsep yang menjadi rujukan adalah konsep pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

BAB III Prosedur penelitian. Berisikan metode penelitian, teknik dan alat pengumpul data serta analisis data.

BAB IV Pembahasan. Membahas gambaran lokasi permasalahan dan mencakup pembahasan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Berisikan kesimpulan dan saran sebagai penjelasan terakhir dan penelitian.


(18)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT


(19)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Oleh sebab itu dalam penelitian ini tentunya peneliti telah menentukan sebuah pendekatan penelitian yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013, hlm 15) menjelaskan bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi atau situasi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Bogdan dan Taylor dalam (dalam Moleong, 2000, hlm 16) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagi prosedur penelitian yang menghasilkan data


(20)

43

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2000, hlm 3) mengemukakan defenisi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutau konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Data yang diperoleh pada penelitian ini dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi yang terdapat pada KODIM 0609 Kabupaten Bandung terkait program TMMD. Pada penulisan laporan, tentunya peneliti menganalisis data sebanyak mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini dimana peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan data sebanyak mungkin sesuai pada kenyataannya.

Selain daripada pendekatan yang telah peneliti tentukan maka peneliti juga harus menentukan metode pada penelitian yang dilaksanakan agar data yang diperoleh sesuai dengan harapan dan tujuan dari penelitian. Menurut Sugiyono (2009, hlm 6) mengemukakan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Maka dalam penelitian ini peneliti menentukan metode penelitian yaitu metode deskriptif. Menurut Nazir (2011, hlm 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data empiris mengenai Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian deskriptif ini untuk


(21)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

membuat sebuah deskripsi atau gambaran yang dibuat secara konkret sesuai dengan temuan lapangan yang dituangkan secara sistematis mengenai fakta empiris yang peneliti selidiki. Untuk dapat mendeskripsikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti yakni menggambarkan pembangunan masyarakat melalui program TMMD, maka peneliti hendaknya menentukan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

B. Tempat & Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Desa Sukamaju merupakan satu desa dari beberapa desa di Kabupaten Bandung di Provinsi Jawa Barat. Masyarakat yang menjadi pengguna dari program TMMD ini adalah Rukun Warga (RW) 11 dan 12 karena daerah ini terletak pada posisi strategis sebagai lokasi utama pembangunan jalan sekaligus akses penghubung dengan desa lain. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Pasirjambu dan Kecamatan Pangalengan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap pembangunan berbasis masyarakat dimana program TMMD ini termasuk pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan masyarakat itu sendiri merupakan interest dan fokus serta concern pada saat memilih konsentrasi dibangku perkuliahan, yakni konsentrasi pemberdayaan masyarakat.

Menurut Suharsimi Arikunto (1989, hlm 15) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Atau seperti yang dijelaskan Kerlinger (1978, dalam Shivendra Chandra, 2004, hlm 76) bahwa subjek penelitian itu adalah responden, yaitu orang yang member respon atas suatu perlakuan yang dibeikan kepadanya. Menurut beliau responden ini hanya tepat pada penelitian eksperimen yang dilakukan bukan atas manusia. Dalam penelitian kuantitatif, penentuan subjek sudah sejak dari awal dilakukan, yaitu ketika peneliti mulai membuat rancangan penelitian (proposal penelitian). Dalam proses dilapangan, untuk menentukan


(22)

45

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

siapa yang akan dikenai perlakuan (treatment), akan digunakan teknik sampling yang sesuai dengan kondisi subjek dilapangan. Apa pun teknik yang digunakan, hal yang penting adalah sesuai dengan kondisi subjek data yang lebih penting lagi dapat menjadi wakil populasi yang akan digeneralisasikan. Dalam menentukan subjek penelitian memang perlu sebuah kerasionalan yang jelas, alasan kenapa subjek tersebut dipilih. Jadi sebenarnya bukan hanya asal menentukan saja, namun asumsinya harus ada, dan subjek tersebut merupakan subjek yang paling tepat dan sesuai dengan tema penelitian ini.

Terdapat tiga pihak yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yakni pertama dari pihak KODIM 0609 selaku penyelenggara program TMMD, yang kedua dari pihak aparatur desa selaku penghubung antara masyarakat dengan penyelenggara, dan yang ketiga adalah masyarakat itu sendiri selaku pengguna program. Terdapat 2 informan yang dianggap dapat memberikan informasi dan data yang diperlukan secara menyeluruh. Diantaranya dari pihak penyelenggara yakni KODIM 0609 Kabupaten Bandung 1 orang meliputi Kabagpenum Intel Teritori, Bapak Capt. Toto Toha dan dari apartur desa Sukamaju diambil informasi dari 2 orang informan yakni Kepala Desa dan Sekretaris Desa. Masyarakat desa Sukamaju, sementara dari masyarakat Desa Sukamaju sendiri selaku pengguna utama program TMMD diambil 50 responden dari 50 kepala keluarga dari 2 RW dan 6 RT.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan


(23)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

1. Wawancara

Menurut Moleong (2000, hlm. 135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Prabowo (dalam Sugiyono, 2000, hlm 45) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2012 hlm 46) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)


(24)

47

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam Sugiyono, 2012, hlm. 56)

Pertanyaan yang diajukan pada wawancara ini yaitu percakapan yang dilakukan oleh pewawancara yaitu peneliti dengan yang diwawancarai yaitu narasumber penelitian. Tujuan dilakukannya wawancara pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai partisipasi masyarakat di Desa Sukamaju dengan dilaksanakannya pembangungan jalan pada program TMMD. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara terstruktur sesuai dengan kisi-kisi yang peneliti buat dan juga tidak struktur dimana pertanyaan-pertanyaan yang muncul berikutnya hasil dari jawaban responden sebelumnya, serta peneliti melakukan wawancara secara langsung tatap muka dan melalui media elektronik yaitu telpon ataupun mengirim pesan.

Mengacu pada pendapat yang dikemukakan Moleong (2000, hlm 138), wawancara tersistematis adalah posisi pewawancara yang menetapkan sendiri persoalan dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pada wawancara tersistematis peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disusun dengan sistematis kepada pihak KODIM 0609 dan aparat desa Sukamaju dan tokoh serta anggota masyarakat dengan tujuan mencari jawaban terhadap hipotesis dan informasi yang terinci yang sangat mendalam mengenai pendapat orang lain. Pada penelitian ini semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan peneliti untuk menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. (Meleong, 2000, hlm 139). Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas, bebas disini artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara baku yang telah tersusun secara sistematis.


(25)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm 45) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 33) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 55) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. Selain itu observasi juga memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan tujuan memperkaya atau memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah juga untuk mendeskripsikan pemberdayaan keluarga melalui program TMMD yang dilaksanakan di Desa Sukamaju dengan mengobservasi partisipasi masyarakat setelah mengikuti program tersebut.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam studi dokumentasi,


(26)

49

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik. Sebagai salah satu teknik pengumpulan data tentu saja studi dokumentasi tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya media untuk memperoleh informasi. Hal tersebut dikarenakan terdapat faktor bias antara data yang diperoleh dalam dokumen dengan kenyataan yang ada yang disebabkan terdapat fakta-fakta yang disembunyikan. Oleh karena itu teknik ini biasanya didukung pula dengan wawancara ataupun kuesioner. Studi dokumentasi merupakan alat pengumpul data yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah. Studi dokumentasi pada penelitian ini yaitu peneliti dapatkan dari dokumen yang dimiliki KODIM 0609 Kab. Bandung.

4. Triangulasi penelitian

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Menurut Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi di gunakan sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini, konsep Denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang.

D. Langkah-langkah penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian yaitu terdiri dari beberapa tahap:

1. Tahap Pra lapangan


(27)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan dalam penentuan fokus penelitian b. Mempersiapkan surat izin untuk melakukan penelitian

c. Menentukan lapangan penelitian

d. Observasi secara langsung ke Desa Sukamaju Kabupaten Bandung untuk memperoleh gambaran mengenai partisipasi masyarakat yang ada di lokasi Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung tepatnya di RW 11 dan 12 yang menjadi lokasi utama pembangunan jalan.

e. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak yang terkait dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan yang pertama dilakukan peneliti yaitu melakukan observasi lanjutan dari hasil data yang diperoleh pada saat tahap pra lapangan. Peneliti kemudian memahami latar belakang dan persiapan diri agar peneliti dapat memfokuskan subjek dan permaslahan yang akan diteliti lebih lanjut. Kemudian peneliti memasuki lapangan penelitian lebih dalam dengan menjalin keakbraban antara peneliti dengan subjek agar data dapat diperoleh secara maksimal dan mendalam. Selanjutnya tahap pengumpulan data, dimana dalam tahap ini peneliti harus mengumpulkan data langsung dilapangan dengan menggunakan berbagai macam teknik dan pedoman yang dibuat oleh peneliti yaitu pada penelitian ini data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan pencatatan atas data-data yang ditemukan yang kemudian akan diolah menjadi hasil sebuah penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data pada penelitian ini tentunya dilakukan oleh peneliti dengan menyusun data dari awal hingga akhir penelitian agar data dapat ditafsirkan dengan benar. Data dianalisis dimulai dari merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum peneliti terjun ke lapangan, selama berlangsungnya penelitian, hingga pada saat penulisan hasil penelitian. Oleh sebab itu, analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif berlangsung secara induktif dan dilakukan secara terus-menerus.


(28)

51

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan yaitu tahap penyusunan dari awal hingga akhir penelitian yang telah dianalisis yang kemudian disusun menjadi satu rancangan hasil penelitian secara sistematis yang dituangkan dalam sebuah hasil karya tulis ilmiah.

E. Analisis Data

Analisis Data menurut Taylor (1975, dalam Moleong, 2000, hlm. 103) disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survei (1987, hlm 231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji hipotesisatauteori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru. Terdapat prosedur dalam tahap analisis data yaitu peneliti mengacu pada pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil

kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data


(29)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

1. Tahap Reduksi

Tahap reduksi ini peneliti lakukan agar memudahkan memilah data yang telah peneliti peroleh. Pada tahap ini data yang diperolah dalam lapangan ditulisataudiketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan senagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu. Data yang telah direduksi dapat peneliti pilah agar memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Data yang diperoleh melalui angket

Data yang dibuat dalam tabel dengan jalur kolom nomor, pernyataan, pilihan, jumlah responden, jumlah nilai, rata-rata dan diberi keterangan. Kriteria penghitungan pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

a. SS = Sangat Setuju (diberi skor 4) b. S = Setuju (diberi skor 3)

c. KS = Kurang Setuju (diberi skor 2) d. TS = Tidak Setuju (diberi skor 1)

Melalui kriteria penghitungan tersebut kemudian dihitung rata-rata skor dari tiap aspek pernyataan yang dipilih responden sebelum dan sesudah mengikuti program TMMD (pre-test dan post-test) untuk kemudian dihitung persentase peningkatannya.

Persentase (%) = ( post test - x̄ pre test ) lalu dicarikan persentase peningkatannya

3. Tahap Display

Tahap display digunakan Agar dapat melihat gambaran yang keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan


(30)

53

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

membuat berbagai macam matriks, grafik, networks dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Membuat display ini juga merupakan suatu proses analisis.

Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian banyak yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk memudahkan dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat.

4. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Data

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm 101) adalah kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi

dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi

kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila

penelitian dilakukan oleh suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus

yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.

Dari hal tersebut maka diambil kesimpulan melalui penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang kontinu dari awal sampai akhir penelitian.

F. Definisi Operasional 1. Upaya

Definisi upaya serupa dengan istilah usaha atau ikhtiar yakni suatu keadaan untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, memperoleh hasil, mengejar target, dan kehendak dalam melakukan tindakan.

2. Edukatif

Definisi edukatif adalah kondisi yang bersifat memberi pemahaman, pengetahuan, pengajaran. Edukatif berasal dari istilah edukasi. Edukasi atau Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar masyarakat secara aktif mengembangkan potensi


(31)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

3. Manunggal

Definisi Manunggal adalah keterpaduan bersama yang memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manunggal merujuk pada kesatuan dalam sikap dan tingkah laku, luluh, bercampur dan berpadu tidak terpisahkan. Sedangkan kemanunggalan adalah hal yang merujuk pada keadaan manunggal atau keterpaduan.

4. Partisipasi

Partisipasi masyarakat diartikan sebagai peran aktif dalam mempengaruhi proses pembangunan serta secara bersama-sama mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan (United Nations, 1981 dalam Margiati 2008, hlm 25). Partisipasi diartikan pula sebagai penyerahan sebagian peran dalam kegiatan-kegiatan dan tanggung jawab tertentu dari suatu pihak pada pihak lain (Ramos dalam Margiati 2008, hlm 25). Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat mengandung makna adanya keterlibatan aktif serta pembagian peran dan tanggung jawab diantara pelaku (Yeung and McGee, 1986 dalam Margiati 2008, hlm 25)


(32)

(33)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan secara keseluruhan diantaranya :

1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

Program Tentara Manunggal membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan yang diprakarsai oleh KODIM 0609, dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan masyarakat, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD oleh KDIM 0609 di Desa Sukamaju adalah untuk membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan visi TNI yakni “Bersama Rakyat TNI Kuat”. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana tugas militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik pembangunan fisik maupun pembangunan non-fisik. Program TMMD inilah menjadi salah satu program kongkrit TNI untuk berperan serta dalam operasi milter non-perang tersebut.

Program TMMD sendiri adalah kombinasi bina teriorial TNI AD yang bekerja sama dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah setempat guna membangun secara fisik dan nonfisik bangunan atau tempat dan fasilitas yang ada didaerah guna kepentingan masayarakat luas, sehingga dapat dirasakan manfaatnya. TMMD juga merupakan program lintas sektoral yang melibatkan TNI, kementerian, lembaga pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah


(34)

116

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

serta segenap lapisan masyarakat sipil. Melalui program TMMD, diharapkan mewadahi dan mewujudkan aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah pedesaan, mengingat proses perencanaannya yang melibatkan berbagai instansi dan masyarakat, disusun dengan perpaduan bottom up dan top down planning system serta melalui pendekatan partisipatif dan humanis.

Program TMMD di Desa Sukamaju yang dilaksanakan oleh KODIM 0609 dari TNI AD yang dibantu juga oleh TNI AU ini diharapkan dapat mewadahi kepentingan dan aspirasi masyarakat yang berada di Desa Sukamaju dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat serta disusun dengan sistem Botton Up and Top Down Planning Collaboration. Selama ini program TMMD telah membantu tugas pemerintah di daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui program TMMD secara berkesinambungan diharapkan akan dapat merangsang peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat Desa Sukamaju.

2. Upaya Edukatif Program TMMD dalam meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Sukamaju

Program TMMD pada dasarnya adalah bersifat take and give. Pihak penyelenggara (KODIM 0609) memberikan manfaat program pada masyarakat yang juga pada saat bersamaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat desa Sukamaju yang dapat memberikan manfaat untuk TNI dalam segala hal baik itu pembangunan, pertanian dan kebudayaan. Didalam proses pembangunan jalan pihak penyelenggara melakukan berbagai proses pendekatan dalam rangka proses pembelajaran sebagai upaya edukatif untuk merubah pemahaman serta perilaku masyarakat supaya tercipta kondisi masyarakat yang partisipatif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan ini sebagai bentuk upaya penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya partisipasi untuk kemajuan bersama. Pada dasarnya kegiatan pembangunan jalan pada program TMMD adalah bersifat saling membelajarkan. Disatu sisi pihak KODIM 0609 memberikan wawasan mengenai


(35)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

kedisiplinan, gotong royong, kerja sama dan partisipasi, disatu sisi lain masyarakat juga memberikan wawasan dan pengalamannya kepada KODIM 0609 mengenai sosialisasi, pertanian, agama, kebudayaan dan potensi lokal setempat.

Upaya edukatif pada program TMMD meliputi indikator kognitif, sikap dan keterampilan. Pada indikator kognitif, penyelenggara mengupayakan pada aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Pada indikator afektif, penyelenggara mengupayakan pada aspek penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Pada indikator keterampilan, penyelenggara mengupayakan pada aspek etos kerja, kesiapan kerja, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan penciptaan skill baru.

Proses pembelajaran disini menggambarkan terjadinya proses pemberdayaan, dimana penyelenggara merangkul aparat desa dan sebagian masyarakat yang dituakan untuk menerapkan perilaku hidup disiplin dan partisipatif kepada masyarakat Desa Sukamaju secara luas. Aparat desa berperan sebagai fasilitator yang menyampaikan garis besar ide dan gagasan penyelenggara kepada masyarakat sesuai dengan kultur dan kebiasaan masyarakat setempat. Peran aparatur desa juga dalam menghubungkan kebutuhan, masukan dan saran masyarakat kepada penyelenggara. Sebagaimana peran aparat desa tersebut, maka akan tercipta hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara untuk satu visi dan tujuan yang harmoni dimana status, pangkat, kedudukan, jabatan dan perbedaan kelas dihilangkan. Diharapkan dengan TMMD ini, nanti akan muncul kemandirian dan inisiatif dari masyarakat untuk mengadakan kegiatan serupa namun atas hasil prakarsa dan inisiatif masyarakat Desa Sukamaju sendiri.

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Diselenggarakan Program TMMD

Tujuan utama dari program TMMD adalah dalam rangka pemerataan pembangunan nasional untuk lebih sejahtera, adil dan gotong royong (partisipatif) serta dalam rangka memperkuat kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat. Upaya edukatif yang diterapkan oleh KODIM 0609 adalah untuk menerapkan nilai dan perilaku hidup dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat


(36)

118

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Desa Sukamaju terutama dalam kebersamaan gotong royong dan partisipasi pembangunan lingkungan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju setelah mengikuti program ini dimana motivasi, kedisiplinan dan kesadaran akan lingkungan (desa) menjadi lebih baik.

Peningkatan partisipasi masyarakat dibidang kontribusi pemikiran mengalami peningkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang kontribusi dana mengalami peningkatan sebesar 19%. Partisipasi dibidang kontribusi tenaga mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang sara mengalami peningkatan sebesar 24,5%. Partisipasi masyarakat dibidang model pengorganisasian mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Partisipasi masyarakat dibidang struktur pengorganisasian mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang unsur-unsur mengalami peningkatan sebesar 14,5%. Partisipasi masyarakat dibidang peran mengalami peningkatan sebesar 22,5%. Partisipasi masyarakat dibidang aksi masyrakat mengalami penignkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang inisiasi masyarakat mengalami peningkatan sebesar 14,25%. Partisipasi masyarakat dibidang motivasi masyarakat mengalami peningkatan sebesar 10%. Partisipasi masyarakat dibidang tanggung jawab mengalami peningkatan sebesar 11%.

Semua aspek yang menjadi indikator dalam ukuran partisipasi mengalami peningkatan dimana hal ini menjadi suatu indikasi positif dari program TMMD yang dapat diterima oleh masyarakat desa Sukamaju. Program TMMD ini dinilai merupakan program yang tepat guna dimana dapat mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan partisipasi yang tumbuh di masyarakat.

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Faktor yang menjadi pendukung dari program ini adalah kesiapan, kesigapan dan kedisiplinan dari penyelenggara dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan dalam susunan program TMMD. Selain itu kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat telah banyak mendukung terhadap kelancaran proses penyelesaian program ini. Masyarakat yang terlibat selaku pengguna program TMMD mempunyai sikap


(37)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

yang terbuka dalam setiap perubahan yang ditawarkan. Peluang yang muncul dari program ini adalah potensi sumber daya manusia masyarakat desa Sukamaju yang sangat baik terutama dalam hal etos kerja. Dalam hal pertanian, peluang yang muncul setelah program ini adalah peningkatan pemasaran dan pendistribusian hasil pertanian warga ke berbagai daerah terutama ke daerah wisata seperti Ciwidey. Peluang lain adalah jalinan kemitraan lintas sektoral yang dapat dikembangkan oleh penyelenggara TMMD yakni KODIM 0609 untuk terus merangkul pihak-pihak dari instansi lain agar dapat bekerjasama dikemudian hari.

Faktor yang menjadi penghambat dalam penyelenggaran program TMMD adalah keterbatasan waktu penyelenggaraan yang hanya 21 hari. Alokasi waktu yang minim membuat pelnyelenggaraan program menjadi terkesan statis. Ancaman yang dikhawatirkan adalah sikap masyarakat yang dikemudian hari tidak memelihara produk hasil pembangunan.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung dapat diungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak.

1. Penyelenggara Program TMMD (KODIM 0609)

Pihak penyelenggara diharapkan terus untuk terus melakukan evaluasi, baik ditingkat internal tubuh tentara sendiri maupun evaluasi pada masyarakat, aparat desa dan instansi yang menjadi mitra, dengan meminta kritik dan saran kepada semua pihak yang terlibat terhadap kekurangan program ini agar dikemudian hari menjadi bahan koreksi. Saran lain adalah dengan terus meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan program dan penambahan kegiatan-kegiatan terutama kegiatan yang bersifat non-fisik seperti pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sosial.


(38)

120

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Aparatur Desa Sukamaju

Pihak aparatur desa Sukamaju sudah selayaknya memberikan pembinaan dan monitoring secara rutin terhadap perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pasca program TMMD. Selain itu, saran lain adalah terus meningkatkan pelayanan masyarakat terutama aspirasi terhadap analisis kebutuhan masyarakat baik dibidang pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik, serta dengan terus mengajukan proposal dalam bentuk program pembangunan dan pengembangan ke berbagai instansi maupun sponsor untuk dapat menjaring mitra yang dapat membantu memajukan dan mengembangkan Desa Sukamaju.

3. Masyarakat

Masyarakat Desa Sukamaju diharapkan untuk terus memelihara dan menjaga produk hasil pembangunan baik itu produk pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah ibadah maupun pembangunan nonfisik seperti pemberdayaan keluarga, sosialisasi anti narkoba, sosialisasi kesadaran bela negara dan budaya tertib hukum. Setelah program TMMD ini, masyarakat diharapkan untuk dapat memanfaatkan hasil positif dari program ini seperti akses jalan yang baik untuk dapat dijadikan peluang usaha yang mampu meningkatkan pemasaran hasil pertanian.


(39)

(40)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anwas, O. M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, S. (1989). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arimbi, H. (1993). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan. Jakarta : Walhi.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing : a revision of

Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York : David-McKay

Company, Inc.

Bourne & Bryant, C. (1998). Manajemen Pendidikan. Jakarta : LP3ES.

Chandra, S.S. (2004). Research in Education. New Delhi : Atlantic Publisher, ltd.

Christenson, J.A. and Jerry W.R. (1989). Community Development in Perpective. United State of America : Iowa State University Press / Ames.

Effendi, S. (1987). Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Hamilton city council. (2007). Hamilton’s Strategic Plan. (Journal for Students). Ife, J. & Tesoriero, F. 92008). Community Development; Alternatif Pengembangan

Masyarakat Era Globalisasi. Terjemahan Sastrawan Manulang dkk. Edisi 3. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal : pengembangan melalui pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia. Bandung : Alfabeta.

Kindervatter, S. (1979). Nonformal education as an empowering process. Massachusetts : Centre for International Education University of Massachusetts.

Kusumastuti, F. (2004). Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia.


(41)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

Mardikanto & Soebianto. (2012). Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta

Margiati. (2008). Partisipasi Publik dalam Pembangunan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mubyarto. (1985). Peluang dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta : BPFE.

Nasution, Z. (2007). Komunikasi Pembangunan (Pengenalan teori dan Penerapannya). Jakarta : Raja Grafindo.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Ndraha, T. (1990). Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta : Rineka Cipta.

Oakley, P. (1991). Projects with People : The Practice of Participation in Rural Development. Geneva : International Labour Office Geneva.

Pedoman Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). (2014) : Diperbanyak oleh KODIM 0609 Kab. Bandung.

Profil Kabupaten Bandung (2014). Diperbanyak oleh : Desa Sukamaju.

Rahman, A. (2009). Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang : Averroes Press.

Rukiminto, I. (2012). Pemberdayaan Masyarakat dan Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subrata, K. (1991). Dinamika kelompok, Moral Kelompok & Kepemimpinan Kelompok. Jakarta : Gramedia Pustaka

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suharto. (2009). Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.

Suparjan & Suyatno, H. (2003). Pengembangan Masyarakat Dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta : Aditya Media.


(42)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Undang-undang RI No. 34 tahun 2004 tentang Tugas TNI dalam Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Non-Perang.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press.

Wertheim, W. J. (1999). Masyarakat Indonesia Dalam Transisi : Studi. Jakarta : Tiara Wacana.

Sumber Internet

Firmansyah, S. (2009). Partisipasi Masyarakat. [Online] tersedia : https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/ [Diakses 10 Juli 2015].

Azyraf, A. F. (2015). Wawasan Pendidikan : Peran Masyarakat Dalam Usaha

Pembangunan Desa. [Online] tersedia :

http://www.wawasanpendidikan.com/2014/08/peran-partisipasi-masyarakat-dalam.html [Diakses Tanggal 25 Agustus 2015].

Tutyrawaty. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. [Online]. Tersedia : https://tutyirawaty.wordpress.com/2009/05/26/partisipasi-masyarakat-dalam-pembangunan/ [Diakses 1 September 2015].

KBBI. (2008). Definisi Manunggal. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)

KBBI. (2008). Definisi Upaya. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)

KBBI. (2008). Definisi Kontribusi. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)


(1)

119

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang terbuka dalam setiap perubahan yang ditawarkan. Peluang yang muncul dari program ini adalah potensi sumber daya manusia masyarakat desa Sukamaju yang sangat baik terutama dalam hal etos kerja. Dalam hal pertanian, peluang yang muncul setelah program ini adalah peningkatan pemasaran dan pendistribusian hasil pertanian warga ke berbagai daerah terutama ke daerah wisata seperti Ciwidey. Peluang lain adalah jalinan kemitraan lintas sektoral yang dapat dikembangkan oleh penyelenggara TMMD yakni KODIM 0609 untuk terus merangkul pihak-pihak dari instansi lain agar dapat bekerjasama dikemudian hari.

Faktor yang menjadi penghambat dalam penyelenggaran program TMMD adalah keterbatasan waktu penyelenggaraan yang hanya 21 hari. Alokasi waktu yang minim membuat pelnyelenggaraan program menjadi terkesan statis. Ancaman yang dikhawatirkan adalah sikap masyarakat yang dikemudian hari tidak memelihara produk hasil pembangunan.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung dapat diungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak.

1. Penyelenggara Program TMMD (KODIM 0609)

Pihak penyelenggara diharapkan terus untuk terus melakukan evaluasi, baik ditingkat internal tubuh tentara sendiri maupun evaluasi pada masyarakat, aparat desa dan instansi yang menjadi mitra, dengan meminta kritik dan saran kepada semua pihak yang terlibat terhadap kekurangan program ini agar dikemudian hari menjadi bahan koreksi. Saran lain adalah dengan terus meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan program dan penambahan kegiatan-kegiatan terutama kegiatan yang bersifat non-fisik seperti pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sosial.


(2)

120

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Aparatur Desa Sukamaju

Pihak aparatur desa Sukamaju sudah selayaknya memberikan pembinaan dan monitoring secara rutin terhadap perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pasca program TMMD. Selain itu, saran lain adalah terus meningkatkan pelayanan masyarakat terutama aspirasi terhadap analisis kebutuhan masyarakat baik dibidang pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik, serta dengan terus mengajukan proposal dalam bentuk program pembangunan dan pengembangan ke berbagai instansi maupun sponsor untuk dapat menjaring mitra yang dapat membantu memajukan dan mengembangkan Desa Sukamaju.

3. Masyarakat

Masyarakat Desa Sukamaju diharapkan untuk terus memelihara dan menjaga produk hasil pembangunan baik itu produk pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah ibadah maupun pembangunan nonfisik seperti pemberdayaan keluarga, sosialisasi anti narkoba, sosialisasi kesadaran bela negara dan budaya tertib hukum. Setelah program TMMD ini, masyarakat diharapkan untuk dapat memanfaatkan hasil positif dari program ini seperti akses jalan yang baik untuk dapat dijadikan peluang usaha yang mampu meningkatkan pemasaran hasil pertanian.


(3)

121


(4)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Anwas, O. M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung :

Alfabeta.

Arikunto, S. (1989). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arimbi, H. (1993). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan. Jakarta : Walhi.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing : a revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York : David-McKay Company, Inc.

Bourne & Bryant, C. (1998). Manajemen Pendidikan. Jakarta : LP3ES.

Chandra, S.S. (2004). Research in Education. New Delhi : Atlantic Publisher, ltd. Christenson, J.A. and Jerry W.R. (1989). Community Development in Perpective.

United State of America : Iowa State University Press / Ames. Effendi, S. (1987). Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Hamilton city council. (2007). Hamilton’s Strategic Plan. (Journal for Students). Ife, J. & Tesoriero, F. 92008). Community Development; Alternatif Pengembangan

Masyarakat Era Globalisasi. Terjemahan Sastrawan Manulang dkk. Edisi 3.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal : pengembangan melalui pusat kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia. Bandung : Alfabeta.

Kindervatter, S. (1979). Nonformal education as an empowering process. Massachusetts : Centre for International Education University of Massachusetts.

Kusumastuti, F. (2004). Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia.


(5)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mardikanto & Soebianto. (2012). Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta

Margiati. (2008). Partisipasi Publik dalam Pembangunan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mubyarto. (1985). Peluang dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta : BPFE.

Nasution, Z. (2007). Komunikasi Pembangunan (Pengenalan teori dan

Penerapannya). Jakarta : Raja Grafindo.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Ndraha, T. (1990). Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal

Landas. Jakarta : Rineka Cipta.

Oakley, P. (1991). Projects with People : The Practice of Participation in Rural

Development. Geneva : International Labour Office Geneva.

Pedoman Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). (2014) : Diperbanyak oleh KODIM 0609 Kab. Bandung.

Profil Kabupaten Bandung (2014). Diperbanyak oleh : Desa Sukamaju.

Rahman, A. (2009). Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang : Averroes Press.

Rukiminto, I. (2012). Pemberdayaan Masyarakat dan Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subrata, K. (1991). Dinamika kelompok, Moral Kelompok & Kepemimpinan

Kelompok. Jakarta : Gramedia Pustaka

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suharto. (2009). Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta. Suparjan & Suyatno, H. (2003). Pengembangan Masyarakat Dari Pembangunan

Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta : Aditya Media.


(6)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Undang-undang RI No. 34 tahun 2004 tentang Tugas TNI dalam Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Non-Perang.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press.

Wertheim, W. J. (1999). Masyarakat Indonesia Dalam Transisi : Studi. Jakarta : Tiara Wacana.

Sumber Internet

Firmansyah, S. (2009). Partisipasi Masyarakat. [Online] tersedia : https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/ [Diakses 10 Juli 2015].

Azyraf, A. F. (2015). Wawasan Pendidikan : Peran Masyarakat Dalam Usaha

Pembangunan Desa. [Online] tersedia :

http://www.wawasanpendidikan.com/2014/08/peran-partisipasi-masyarakat-dalam.html [Diakses Tanggal 25 Agustus 2015].

Tutyrawaty. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. [Online]. Tersedia : https://tutyirawaty.wordpress.com/2009/05/26/partisipasi-masyarakat-dalam-pembangunan/ [Diakses 1 September 2015].

KBBI. (2008). Definisi Manunggal. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)

KBBI. (2008). Definisi Upaya. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)

KBBI. (2008). Definisi Kontribusi. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/. [Diakses 2 September 2015)