Perancangan Pusat Pembelajaran Dharma Kadam Choeling Indonesia di Desa Sukoanyar, Malang, Jawa Timur.

(1)

Abstrak

Pusat pembelajaran dharma merupakan sebuah institusi tempat mengembangkan batin dan tempat penyebarluas ajaran Buddha yang disebut Dharma. Dharma adalah instruksi ajaran yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari yang berlandaskan sifat cinta kasih terhadap siapapun sebagai penerimanya. Dimana dharma diajarkan dengan tujuan agar seseorang dapat mengembangkan kebaikan, hati yang tulus, sifat peduli, tidak mementingkan diri sendiri, tidak melukai, jujur, rendah hati, dan sederhana. Dan dengan cinta kasih kita dapat menghindari konflik yang terjadi atas kesalahpahaman.

Hangatnya cinta kasih bukanlah sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dihirup maupun didengar namun cinta kasih dapat dirasakan oleh setiap manusia. Dengan sifat cinta kasih ini pula akan diterapkan ke dalam bangunan pusat pembelajaran dharma dimana interior bangunan tidak akan dapat melukai penghuninya. Di dalam bangunan pusat pembelajaran Dharma, penghuni dapat merasakan hangatnya cinta kasih, tenang serta damai dalam menjalani kegiatan spiritualnya.


(2)

Abstract

Dharma learning center is an institution where we can develop mind and a place to spread Buddha’s teaching known as Dharma. With Dharma as an instruction and implementation to daily life based on compassion to all sentient beings. Dharma is taught to develop kindness, sincere heart, careness, selfish, harmless, honest, modesty, and simple. And with compassion we can avoid conflict which is happened because of misconception.

The warmth of compassion is not something you can see, touch, breath, neither hear but compassion can be felt by all sentient beings. The concept of compassion will be adopted to the main building of this Dharma learning center which the interior won’t harmful towards users. The users will feel the warmth, calm, peaceful feeling of compassion in order to do their daily activities in this building.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide/Gagasan Perancangan ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 3

1.6 Manfaat Perancangan ... 3

1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.8 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II PERUSAHAAN PUSAT PEMBELAJARAN DHARMA DAN KADAM CHOELING INDONESIA ... 6

2.1 Agama Buddha ... 6

2.1.1 Aliran Buddhis di Indonesia.. ... 6

2.1.2 Aliran Buddhis Tibet di Indonesia ... 7

2.1.3 Sejarah Singkat Sang Buddha ... 9

2.1.4 Simbol dalam Buddhis.. ... 13

2.1.5 Bendera Buddhis.. ... 19

2.2 Tinjauan Khusus Mandala ... 20

2.3 Perbedaan Biara dan Vihara ... 22

2.3.1 Aktivitas Biara.. ... 23


(4)

2.3.1.2 Teaching Class ... 25

2.3.1.3 Offering (Persembahan).. ... 26

2.3.1.4 Retreat.. ... 26

2.3.1.5 Kelas Debat.. ... 27

2.3.2 Ruang-Ruang Biara.. ... 27

2.3.2.1 Dharmasala (Ruang Aula) ... 27

2.3.2.2 Dapur ... 28

2.3.2.3 Kuti ... 29

2.3.2.4 Ruang Tidur Pengunjung ... 30

2.3.2.5 Perpustakaan ... 31

2.3.2.6 Museum ... 32

2.3.2.7 Balai Pertemuan ... 33

2.3.3 Standar Kebutuhan Ergonomi Kebutuhan Lansia dan Pemakai Kursi Roda ... 33

2.3.3.1 Lantai ... 34

2.3.3.2 Sirkulasi ... 34

2.3.3.3 Kamar Mandi ... 35

2.3.3.4 Toilet Umum ... 36

2.3.3.5 Ruang Makan ... 37

2.3.4 Standar Perancangan ... 38

2.4 Sekilas tentang Kadam Choeling Indonesia ... 39

2.5 Studi Banding ... 40

2.5.1 Dagpo Shedrub Ling Monastery ... 40

2.5.2 Mahavihara Mojopahit ... 43

BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN PUSAT PEMBELAJARAN DHARMA KADAM CHOELING INDONESIA ... 46

3.1 Deskripsi Proyek ... 46

3.2 Deskripsi Site ... 48

3.2.1 Analisa Site ... 49

3.2.2 Analisa Building ... 52

3.3 Identifikasi User ... 54

3.4 Flow Acticity, Kebutuhan Ruang, Zoning-Blocking ... 55


(5)

3.4.2 Flow Acticity Sangha ... 56

3.4.3 Flow Acticity Office Boy ... 56

3.4.4 Flow Acticity Chef ... 56

3.4.5 Flow Acticity Staff ... 56

3.4.6 Tabel Kebutuhan Ruang ... 56

3.4.7 Bubble diagram ... 58

3.4.8 Zoning-Blocking ... 59

3.5 Ide implementasi Konsep pada Objek Studi ... 60

3.5.1 Konsep Bentuk ... 60

3.5.2 Konsep Ruang ... 61

3.5.3 Konsep Warna ... 61

3.5.4 Konsep Tekstur ... 62

3.5.5 Konsep Material ... 62

3.5.6 Konsep Pencahayaan ... 62

3.5.7 Konsep Skala ... 63

3.5 Studi Image ... 63

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 64

4.1 Prosedur Pengunjung ... 64

4.1.1 Kegiatan User Pengunjung ... 64

4.1.2 Kegiatan User Sangha ... 64

4.2 Penjabaran Desain ... 65

4.2.1 Dharmasala ... 65

4.2.2 Pondok Keluarga ... 71

4.2.3 Asrama... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran …... ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... xv

LAMPIRAN... xvii DAFTAR GAMBAR


(6)

Gambar 2.1 The Parasol... 13

Gambar 2.2 The Golden Fishes ... 14

Gambar 2.3 The Treasure Vase ... 15

Gambar 2.4 The Lotus ... 15

Gambar 2.5 The White Conch Shell ... 16

Gambar 2.6 The Endless Knot ... 17

Gambar 2.7 The Victory Banner ... 17

Gambar 2.8 The Wheel ... 18

Gambar 2.9 Swastika ... 18

Gambar 2.10 Stupa ... 19

Gambar 2.11 Ilustrasi warna Bendera Buddhis ... 20

Gambar 2.12 Mandala ... 21

Gambar 2.13 Pembagian Mandala ... 22

Gambar 2.14 Illustrasi Namaskara Panjang dan Pendek ... 24

Gambar 2.15 Duduk Bersila ... 24

Gambar 2.16 Illustrasi Namaskara Pendek ... 25

Gambar 2.17 Duduk Bersila ... 25

Gambar 2.18 Offering ... 26

Gambar 2.19 Suasana Retreat ... 26

Gambar 2.20 Kelas Debat ... 27

Gambar 2.21 Standar Bangunan Dharmasala ... 28

Gambar 2.22 Standar Dapur ... 29

Gambar 2.23 Standar Kuti ... 30

Gambar 2.24 Standar Ranjang Susun ... 31

Gambar 2.25 Standar Perpustakaan ... 32

Gambar 2.26 Standar Museum ... 32

Gambar 2.27 Standar Besaran Meja pada Ruang Rapat ... 33

Gambar 2.28 Standar Ramp ... 34

Gambar 2.29 Standar Sirkulasi Pemakai kursi rofa dan Pemakai Tongkat ... 35

Gambar 2.30 Standar Kamar Mandi untuk User yang Berkebutuhan Khusus ... 35

Gambar 2.31 Standar Urinal untuk pengguna Kursi Roda ... 37


(7)

Gambar 2.33 Standar Lavatory untuk pengguna Kursi Roda ... 37

Gambar 2.34 Standar Konter Makanan bagi pengguna Kursi Roda ... 38

Gambar 2.35 Dagpo Shedrub Ling Monastery... 40

Gambar 2.36 Gerbang Biara ... 40

Gambar 2.37 Kuti ... 41

Gambar 2.38 Hall ... 42

Gambar 2.39 Furnitture Built-In pada Hall ... 42

Gambar 2.40 Gerbang Mahavihara Mojopahit ... 43

Gambar 2.41 Bangunan Hall ... 43

Gambar 2.42 Hall ... 44

Gambar 2.43 Rumah Abu ... 44

Gambar 2.44 Patung Buddha Tidur ... 45

BAB III Gambar 3.1 Denah Biara ... 48

Gambar 3.2 Peta Jawa Timur dan Lokasi Proyek Biara KCI ... 48

Gambar 3.3 Peta Lokasi Proyek Biara KCI ... 49

Gambar 3.4 Zoning Blocking Dharmasala... 59

Gambar 3.5 Zoning Blocking Pondok Keluarga ... 59

Gambar 3.6 Zoning Blocking Asrama ... 59

Gambar 3.7 Konsep Perancangan... 60

Gambar 3.8 Konsep Bentuk ... 60

Gambar 3.9 Konsep Warna Hangat ... 61

Gambar 3.10 Skema Warna Mandala ... 61

Gambar 3.11 Material ... 62

Gambar 3.12 Lighting Character ... 63

Gambar 3.13 Studi Image ... 63

BAB IV Gambar 4.1 Denah Lantai Dharmasala ... 65

Gambar 4.2 Denah Layout Dharmasala ... 66

Gambar 4.3 Denah Ceiling Dharmasala ... 66


(8)

Gambar 4.5 Potongan Melintang Dharmasala... 67

Gambar 4.6 Perspektif Dharmasala ... 67

Gambar 4.7 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.8 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.9 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.10 Altar Luar ... 69

Gambar 4.11 Altar Dalam ... 70

Gambar 4.12 Altar Offering ... 70

Gambar 4.13 Throne ... 71

Gambar 4.14 Denah Lantai Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.15 Denah Layout Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.16 Denah Ceiling Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.17 Potongan Melintang Tipikal Pondok Keluarga ... 73

Gambar 4.18 Potongan Memanjang Tipikal Pondok Keluarga ... 73

Gambar 4.19 Perspektif Kamar Tipikal Pondok Keluarga ... 74

Gambar 4.20 Denah Lantai Tipikal Asrama... 75

Gambar 4.21 Denah Layout Tipikal Asrama ... 75

Gambar 4.22 Denah Ceiling Tipikal Asrama ... 75

Gambar 4.23 Potongan Melintang Tipikal Asrama ... 76

Gambar 4.24 Potongan Memanjang Tipikal Asrama ... 76

Gambar 4.25 Perspektif Kamar Tipikal Asrama ... 77


(9)

DAFTAR TABEL

BAB III

Tabel 3.1 Analisa Site Biara KCI ... 49

Tabel 3.2 Analisa Building ... 52

Tabel 3.3 Tabel Aktivitas Sangha ... 54

Tabel 3.4 Tabel Aktivitas Umat ... 55


(10)

DAFTAR BAGAN

BAB III

Bagan 3.1 Bubble Diagram ... 58


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia memiliki lima agama yang diakui oleh negara Indonesia, salah satunya adalah agama Buddha. Agama Buddha memiliki tempat ibadah yang disebut dengan vihara dan didalamnya terdapat tempat tinggal (kuti) pemuka agama yang disebut dengan Sangha. Namun di Indonesia belum ada bangunan yang berfungsi sebagai tempat belajar Sangha dan umat yang disebut pusat pembelajaran Dharma. Pusat pembelajaran Dharma merupakan sebuah tempat institusi yang menghasilkan guru-guru spiritual yang berkualitas dan memiliki realisasi bagi perkembangan kesejahteraan dan spiritual untuk orang banyak serta sebagai sebuah media umat untuk mendalami spiritual.

Terdapat suatu komunitas Buddhis yang sangat menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia disamping kebudayaan dimana komunitas ini berasal (budaya Tibet) yaitu Kadam Choeling Indonesia (KCI). Hal ini dikarenakan komunitas Kadam Choeling Indonesia (KCI) menyadari ajaran yang mereka pelajari sesungguhnya berasal dari Indonesia khususnya zaman Sriwijaya di Jambudwipa.

Komunitas Kadam Choeling Indonesia (KCI) bertumpu pada ajaran Lamrim. Ajaran lamrim atau jalan bertahap menuju pencerahan telah dipelajari di seluruh belahan dunia ini dengan baik oleh mereka yang tertarik pada ajaran Buddhisme Tibet atau tepatnya sekolah Gelug (kadampa baru). Akan tetapi sejarah panjang Lamrim harusnya dirunut dari pulau Emas atau yang disebut Swarnadwipa. Je Tsongkapa lah yang merilisnya berdasarkan Pelita Sang Jalan-nya Atisha setelah beliau kembali dari Indonesia dan diundang ke Tanah bersalju untuk memulihkan kemerosotan Buddhis di sana (Tibet). Seperti yang diucapkan oleh Buddha, bahwa ketika Buddha telah tiada, Dhamma dan Vinaya akan menjadi guru dan penuntun bagi semua siswanya dan Sangha adalah pewaris ajaran Buddha. Dengan


(12)

menyadari hal ini, betapa beruntungnya kita dapat bertemu dengan ajaran yang sangat berharga ini, dan kita juga ingin mengembangkan dan membaginya bagi semua makhluk.

Untuk itulah komunitas KCI ingin menciptakan komunitas yang lebih baik dengan membangun sebuah Pusat Pembelajaran Dharma yang akan dibangun di kabupaten Malang. Tanah yang kental akan peninggalan masa lalu dan sakral akan nuansa spiritual dari masa Singosari hingga Majapahit. Membangun pusat pembelajaran Dharma ini berarti membangun sebuah institusi yang menghasilkan guru guru spiritual untuk orang banyak, sekaligus menjadi tempat yang memelihara ajaran Atisha dan Je Rinpoche yang sudah bertahan lebih dari 600 tahun dan masih dipelajari serta dihayati oleh banyak orang.

Selain memperhatikan budaya, dalam perancangan pusat pembelajaran Dharma pun harus memperhatikan suatu nilai yang harus diciptakan yakni nilai religius agar dapat memaksimalkan dan memunculkan suatu fungsi yang seharusnya terdapat pada bangunan peribadahan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan, perancang akan merancang bangunan pusat pembelajaran dharma ini akan memperhatikan fasilitas dan kebutuhan komunitas Kadam Choeling Indonesia.

Kadam Choeling Indonesia merupakan komunitas Buddhis yang memeluk ajaran Tibet dengan tradisi kadampa. Dimana tradisi ini sangat menjunjung tinggi disiplin monastik yang menjadi basis atau fondasi bagi seluruh praktik dengan mengandalkan mendengarkan, merenungkan, dan kemudian mengerti intisari dalam latihan. Penekanan utama kadampa adalah tampil sederhana dan tulus.

Dari pengidentifikasian komunitas dapat disimpulkan bahwa komunitas Kadam Choeling Indonesia merupakan komunitas buddhis Tibet dengan tradisi kadampa yang menjunjung tinggi ajaran monastik. Perancangan juga akan memperhatikan tingkatan user yang ada, yaitu anggota Sangha dan umat.

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Perancang akan mengambil pembagian dan sifat-sifat dari karakter mandala. Pada proyek ini, perancang membagi user menjadi dua yakni (1) user tetap (anggota Sangha) dan (2) user tentatif (umat). Sebagai user tetap tentu perancang akan lebih mmperhatikan kebutuhan para Sangha dimana kebutuhan anggota Sangha lebih berbeda dari umat yakni anggota Sangha mempunyai aturan-aturan yang harus dijalani. Selain itu perancang juga akan


(13)

mempertimbangkan kebutuhan umat, khususnya yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak balita dengan menyediakan fasilitas nursering area sehingga orang tua dapat lebih nyaman melaksanakan pengalaman spiritualnya ketika berada di are pusat pembelajaran Dharma tersebut.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut muncullah masalah-masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan desain yang sesuai dengan pusat pembelajaran dharma? 2) Bagaimana penerapan desain terhadap kebutuhan seorang Sangha agar dapat

merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan aktivitas spiritual dan non spiritual pada bangunan pusat pembelajaran Dharma?

3) Bagaimana penerapan desain terhadap kebutuhan seorang umat agar dapat merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan aktivitas spiritual dan non spiritual pada bangunan pusat pembelajaran Dharma?

1.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dipaparkan tujuan desain yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut :

1) Penerapan desain menitikberatkan pada budaya tibet dimana memperhatikan kebutuhan spiritual praktisi (baik bhiksu maupun umat) yang berlandaskan cinta kasih.

2) Dengan mengetahui standar kebutuhan seorang Sangha berdasarkan pada Vinaya Pitaka yang bertujuan agar Sangha dapat merasa nyaman dan aman dalam mempraktekkan kebutuhan spiritual dan non spiritual dalam bangunan biara. 3) Dengan mengetahui standar kebutuhan seorang umat yang bertujuan agar seorang

umat dapat merasa nyaman dan aman dalam mempraktekkan kebutuhan spiritual dan non spiritual dalam bangunan biara.

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis, diantaranya : a) Untuk diri perancang

Melalui perancangan ini perancang mendapatkan pemahaman tentang penerapan rasa cinta kasih ke dalam ruang.


(14)

b) Untuk pembaca

Melalui perancangan ini perancang berharap pembaca mendapatkan pemahaman tentang penerapan konsep ke dalam ruang. Selain itu dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Selayaknya pada tempat / fasilitas hunian, bangunan vihara pun memiliki beberapa bagian penting yang harus terpenuhi yakni tempat pemujaan (dharmasala), kamar-kamar bhiksu, dapur, kamar mandi, dan ruang meditasi.

Ruang lingkup perancangan yang diambil adalah ruang dharmasala, pondok keluarga, dan asrama.

1.8 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

berisi tentang pemaparan latar belakang perancangan pusat pembelajaran Dharma. Dari latar belakang kemudian mengidentifikasikan masalah dari permasalahan yang ada. Kemudian didapatlah hasil pengidentifikasian maka didapat ide/gagasan perancangan serta rumusan masalah yang dirumuskan dari latar belakang. Kemudian dalam tujuan perancangan pusat pembelajaran Dharma harus menjawab rumusan masalah yang telah ditulis. Dalam bab pendahuluan juga akan mencantumkan manfaat perancangan dari segi perancang dan bagi pembaca, serta membatasi ruang lingkup perancangan pusat pembelajaran Dharma.

Bab II Pusat Pembelajaran Dharma dan Kadam Choeling Indonesia

berisi tentang pemaparan agama Buddha, aliran-aliran buddhis yang ada di Indonesia, serta simbol-simbol buddhis. Dari pemaparan agama Buddha dilanjutkan pengertian biara, aktivitas biara dari puja, teaching class, offering, retreat, kelas debat. Setelah meninjau pengertian dan aktivitas biara, akan dibahas pula fasilitas ruangan yang terdapat dalam bangunan biara. Dalam membangun bangunan publik tentu perancang harus memperhatikan ergonomi user yang memiliki keterbatasan seperti lansia dan pemakai kursi roda. Kemudian dilanjutkan pengenalan komunitas Kadam Choeling Indonesia yang akan membangun biara.

Bab III Deskripsi Pusat Pembelajaran Dharma Kadam Choeling Indonesia

berisi tentang pemaparan deskripsi proyek, deskripsi site dan deskripsi building guna mengidentifikasi masalah dan solusi dalam merancang bangunan sehingga user dapet merasa


(15)

nyaman. Kemudian mengidentifikasi user dan flow activity user. Dari hasil identifikasi user didapatkan data kebutuhan ruang yang dilanjutkan dengan zoning blocking dan bubble diagram. setelah itu perancang menyampaikan implementasi perancangan objek studi yang disertai oleh analisa konsep bentuk, ruang, warna, tekstur, material, pencahayaan, skala dan disertai studi image.

Bab IV Konsep Perancangan

berisi tentang pemaparan konsep perancangan yang disertai denah perancangan, lembar kerja berupa denah lantai, denah layout, denah ceiling, potongan memanjang, potongan melintang, serta perspektif suasana ruangan yang dirancang.

Bab V Kesimpulan dan Saran

berisi tentang pemaparan kesimpulan dan saran yang diambil dari proses Tugas Akhir dari awal hingga akhir pengerjaan laporan pengantar Tugas Akhir.


(16)

80 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam merancang bangunan pusat pembelajaran Buddha Dharma berdasarkan ajaran yang sederhana dan hangat diimplementasikan dari konsep compassion. Dimana compassion (cinta kasih) bersifat tidak membedakan status, ras, warna kulit, maupun tingkatan sosial seseorang. Compassion juga mempunyai sifat tidak melukai dimana sifat yang dimaksud adalah ingin saling berbagi kebahagiaan kepada makhluk lain, tidak menyakiti makhluk lain, bekerja bukan hanya demi kepentingan diri sendiri namun juga demi kepentingan makhluk lain, tidak saling membenci melainkan harus saling menyayangi satu dengan lainnya.

Sifat compassion inilah yang diterapkan pada elemen-elemen interior serta perancangan furniture yang diaplikasikan dalam interior pusat pembelajaran Dharma yang merupakan suatu tempat penyebaran ajaran Buddha.

5.2 Saran

Laporan perancangan pusat pembelajaran Buddha Dharma ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan (referensi) dalam merancang bangunan-bangunan sakral, seperti pusat pembelajaran Dharma maupun vihara. Dengan mempertimbangkan kebutuhan non spiritual user (seperti makan, membersihkan badan, istirahat, dsb) disamping kebutuhan spiritual dari user (belajar Dharma dan meditasi).


(17)

(18)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amorani, Keiza. 2009. Ide-Ide Segar Menata Rumah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Asruroh, Yoyoh. 2008. Skripsi Makna dan Tata Cara Bhakti-Puja Dalam Ajaran Buddha

Maitreya : Studi Kasus di Vihara Maitreyawira Angke Jalambar Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.

Beer, Robert. 1999. The Encyclopedia of Tibetan Symbols and Motifs. Boston : Shambhala. Building and Construction Authority : Code on Accessibility in The Built Environment.

2007. Singapore : Building and Construction Authority.

Ching, Francis D.K., Corky. 2011. Desain Interior dengan Illustrasi. Jakarta Barat : Indeks. Ernst, Neufort. 1996. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.

Jihan, Qitshii, Denyza. 2012. 30 Inspirasi Desain Ruang Makan & Pantri. Jakarta : Transmedia.

Panero, Julius, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Rinpoche, Dagpo. 2002. Sila Upasatha Mahayana. Bandung : Kadam Choe Ling Bandung. Suwarno T, Buddha Dharma Mahayana, Majelis Agama Buddha Indonesia, 1999-2538 B.E. hal 908.

Widya, Dharma K. 2008. Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha. Jakarta Utara : Magabudhi.

Website :

http://www.berzinarchives.com/web/id/archives/study/history_buddhism/general_histories/int roduction_history_5_traditions_buddhism_bon.html [diunduh pada tanggal 8

Desember 2014 jam 20.00 WIB]

http://becuo.com/buddhist-mandala-meaning [diunduh pada tanggal 8 Desember 2014 jam 20.02 WIB]

http://kbbi.web.id/biara [diunduh : 15 Oktober 2014 jam 21.22 WIB]

http://www.academia.edu/5622828/Metode _penggunaan_pencahayaan_berdasarkan_SNI [diunduh 15 Oktober 2014 jam 22.18 WIB]

http://jendelakecildunia.blogspot.com/2012/07/trowulan-antara-candi-tikus-candi.html?m=1 [diunduh : 21 Oktober 2014 jam 22.25 WIB]


(19)

xvi

http://architectaria.com/wp-content/uploads/2014/08/finishing_kayu_1.jpg [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

http://www.marmermarmer.com/wpcontent/themes/awake/lib/scripts/timthumb/thumb.php?sr

c=http://www.marmermarmer.com/wp-content/uploads/2014/01/Marmer-tulungagung.jpg&w=900&h=350&zc=1&q=100 [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

Wawancara :

Bhante Supendi. 5 Oktober 2014. Anggota Sangha Kadam Choeling Indonesia. Bandung. Ratna Pribadi. 5 Oktober 2014. Panitia Biara. Bandung.


(20)

xvii LAMPIRAN


(1)

nyaman. Kemudian mengidentifikasi user dan flow activity user. Dari hasil identifikasi user didapatkan data kebutuhan ruang yang dilanjutkan dengan zoning blocking dan bubble

diagram. setelah itu perancang menyampaikan implementasi perancangan objek studi yang

disertai oleh analisa konsep bentuk, ruang, warna, tekstur, material, pencahayaan, skala dan disertai studi image.

Bab IV Konsep Perancangan

berisi tentang pemaparan konsep perancangan yang disertai denah perancangan, lembar kerja berupa denah lantai, denah layout, denah ceiling, potongan memanjang, potongan melintang, serta perspektif suasana ruangan yang dirancang.

Bab V Kesimpulan dan Saran

berisi tentang pemaparan kesimpulan dan saran yang diambil dari proses Tugas Akhir dari awal hingga akhir pengerjaan laporan pengantar Tugas Akhir.


(2)

80

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam merancang bangunan pusat pembelajaran Buddha Dharma berdasarkan ajaran yang sederhana dan hangat diimplementasikan dari konsep compassion. Dimana compassion (cinta kasih) bersifat tidak membedakan status, ras, warna kulit, maupun tingkatan sosial seseorang. Compassion juga mempunyai sifat tidak melukai dimana sifat yang dimaksud adalah ingin saling berbagi kebahagiaan kepada makhluk lain, tidak menyakiti makhluk lain, bekerja bukan hanya demi kepentingan diri sendiri namun juga demi kepentingan makhluk lain, tidak saling membenci melainkan harus saling menyayangi satu dengan lainnya.

Sifat compassion inilah yang diterapkan pada elemen-elemen interior serta perancangan

furniture yang diaplikasikan dalam interior pusat pembelajaran Dharma yang merupakan

suatu tempat penyebaran ajaran Buddha.

5.2 Saran

Laporan perancangan pusat pembelajaran Buddha Dharma ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan (referensi) dalam merancang bangunan-bangunan sakral, seperti pusat pembelajaran Dharma maupun vihara. Dengan mempertimbangkan kebutuhan non spiritual user (seperti makan, membersihkan badan, istirahat, dsb) disamping kebutuhan spiritual dari user (belajar Dharma dan meditasi).


(3)

(4)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amorani, Keiza. 2009. Ide-Ide Segar Menata Rumah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Asruroh, Yoyoh. 2008. Skripsi Makna dan Tata Cara Bhakti-Puja Dalam Ajaran Buddha

Maitreya : Studi Kasus di Vihara Maitreyawira Angke Jalambar Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.

Beer, Robert. 1999. The Encyclopedia of Tibetan Symbols and Motifs. Boston : Shambhala. Building and Construction Authority : Code on Accessibility in The Built Environment.

2007. Singapore : Building and Construction Authority.

Ching, Francis D.K., Corky. 2011. Desain Interior dengan Illustrasi. Jakarta Barat : Indeks. Ernst, Neufort. 1996. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.

Jihan, Qitshii, Denyza. 2012. 30 Inspirasi Desain Ruang Makan & Pantri. Jakarta : Transmedia.

Panero, Julius, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Rinpoche, Dagpo. 2002. Sila Upasatha Mahayana. Bandung : Kadam Choe Ling Bandung. Suwarno T, Buddha Dharma Mahayana, Majelis Agama Buddha Indonesia, 1999-2538 B.E. hal 908.

Widya, Dharma K. 2008. Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha. Jakarta Utara : Magabudhi.

Website :

http://www.berzinarchives.com/web/id/archives/study/history_buddhism/general_histories/int roduction_history_5_traditions_buddhism_bon.html [diunduh pada tanggal 8

Desember 2014 jam 20.00 WIB]

http://becuo.com/buddhist-mandala-meaning [diunduh pada tanggal 8 Desember 2014 jam 20.02 WIB]

http://kbbi.web.id/biara [diunduh : 15 Oktober 2014 jam 21.22 WIB]

http://www.academia.edu/5622828/Metode _penggunaan_pencahayaan_berdasarkan_SNI [diunduh 15 Oktober 2014 jam 22.18 WIB]

http://jendelakecildunia.blogspot.com/2012/07/trowulan-antara-candi-tikus-candi.html?m=1 [diunduh : 21 Oktober 2014 jam 22.25 WIB]


(5)

http://architectaria.com/wp-content/uploads/2014/08/finishing_kayu_1.jpg [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

http://www.marmermarmer.com/wpcontent/themes/awake/lib/scripts/timthumb/thumb.php?sr

c=http://www.marmermarmer.com/wp-content/uploads/2014/01/Marmer-tulungagung.jpg&w=900&h=350&zc=1&q=100 [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

Wawancara :

Bhante Supendi. 5 Oktober 2014. Anggota Sangha Kadam Choeling Indonesia. Bandung. Ratna Pribadi. 5 Oktober 2014. Panitia Biara. Bandung.


(6)

xvii

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN