Pengaruh Instore dan Outstore Atmosphere terhadap Impulsive Buying pada Lawson Cabang Suria Sumantri Bandung.

(1)

ABSTRACT

Competition retail business, increasing with increasing number of retailers, especially modern retailers in Indonesia. Judging from the general purpose retail establishment, profitability is the main factor of a retail establishment; but this goal more difficult to achieve in the presence of increasing competition. To be able to win the competition and earn a profit, the company can take advantage of in-store atmosphere and outstore atmosphere to encourage unplanned purchases (Impulsive buying) in order to obtain profitability. This study was conducted to test and analyze whether there are significant outstore instore and atmosphere of Impulsive buying either simultaneously or partially on Lawson at Suria Sumantri Bandung. The study involved 160 respondents who had made a purchase at least five times on Lawson Suria Sumantri Bandung. Testing linear regression data using SPSS, the results obtained for testing simultaneous sig 0049 and 0018 and 0358 for testing each variable instore outstore atmosphere and atmosphere. Due to the significance level is greater than alpha (1%), it can be concluded there is no influence.

Kata Kunci: Store Atmosphere, Instore Atmosphere, Outstore Atmosphere, Impulsive Buying


(2)

ABSTRAK

Persaingan bisnis ritel, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah peritel, terutama peritel modern di Indonesia. Ditinjau dari tujuan pendirian ritel secara umum, profitabilitas merupakan faktor utama pendirian dari suatu ritel; akan tetapi tujuan ini semakin sulit dicapai dengan adanya persaingan yang semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit, perusahaan dapat memanfaatkan instore atmosphere maupun outstore atmosphere untuk mendorong terjadinya pembelian tanpa direncanakan (impulsive buying) dalam rangka memperoleh profitabilitas. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis apakan terdapat pengaruh instore dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying baik secara simultan maupun parsial pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung. Penelitian ini melibatkan 160 orang responden yang pernah melakukan pembelian paling tidak sebanyak lima kali pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung. Pengujian data regresi linear menggunakan SPSS, diperoleh hasil sig 0.049 untuk pengujian simultan dan 0.018 serta 0.358 untuk pengujian masing-masing variabel instore atmosphere dan outstore atmosphere. Dikarenakan tingkat signifikansi lebih besar dibandingkan alpha (1%) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh.

Kata Kunci: Store Atmosphere, Instore Atmosphere, Outstore Atmosphere, Impulsive Buying


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……… iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN……… iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……… v

KATA PENGANTAR……….. vi

ABSTRACT……… ix

ABSTRAK……… x

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR GAMBAR……… xv

DAFTAR TABEL……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN……… xviii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Rumusan Masalah……… 6

1.3 Tujuan Penelitian………. 6

1.4 Manfaat Penelitian……… 7

Bab II KAJIAN PUSTAKA……… 9

2.1 Rerangka Teoritis……… 9

2.2 Kajian Pustaka……… 13


(4)

2.2.4 Harga……….. 17

2.2.5 Distribusi……… 19

2.2.6 Promosi……….. 21

2.2.7 Ritel……… 22

2.2.8 Bauran Ritel……… 23

2.2.9 Merchandise Assortment……… 24

2.2.10 Merchandise Pricing………. 25

2.2.11 Location………. 26

2.2.12 Communication Mix……….. 26

2.2.13 Store Design and Display……… 27

2.2.14 Customer Service………... 31

2.2.15 Perilaku Konsumen……….. 32

2.2.16 Permasalahan Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan……… 33

2.2.17 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan Masalah Konsumen……….. 35

2.2.17.1 Pengenalan Masalah ………. 36

2.2.17.2 Pencarian Informasi……… 36

2.2.17.3 Evaluasi Alternatif……….. 37

2.2.17.4 Keputusan Pembelian………. 38

2.2.17.5 Perilaku Pasca Pembelian………… 38

2.2.18 Pemecahan Masalah Keputusan Pembelian…… 39

2.2.19 Impulsive Buying……… 41

2.3 Rerangka Pemikiran………. 44

2.4 Penelitian Terdahulu……… 45

2.5 Pengembangan Hipotesis………. 48

2.6 Model Penelitian……….. 49

BAB III METODE ANALISIS DATA……….. 51

3.1 Jenis Penelitian………. 52


(5)

3.3 Teknik Pengambilan Sampel……… 53

3.4 Definisi Operasional Variabel……… 54

3.5 Metode Pengumpulan Data……… 56

3.6 Analisis Data……… 58

3.6.1 Uji Validitas……… 58

3.6.2 Uji Reliabilitas……… 59

3.6.3 Uji Normalitas……… 60

3.6.4 Uji Multikolinearitas………. 61

3.6.5 Uji Heteroskedastisitas……….. 63

3.6.6 Uji Regresi………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 66

4.1 Profil Responden………. 66

4.2 Deskriptif Item Pertanyaan……… 72

4.3 Hasil Uji Validitas……….. 74

4.4 Hasil Uji Reliabilitas……….. 76

4.5 Hasil Uji Normalitas……… 78

4.6 Hasil Uji Mulikolinearitas……… 79

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas……… 80

4.8 Hasil Uji Regresi……… 81


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 87

5.1 Implikasi Manejerial……… 87

5.2 Kesimpulan………. 89

5.3 Saran……… 90

DAFTAR PUSTAKA……… 92 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rerangka Teoritis……… 12

Gambar 2 Saluran Pemasaran Konsumen……….. 20

Gambar 3 Elemen di Dalam Retail Mix………... 24

Gambar 4 Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen………. 35

Gambar 5 Rerangka Pemikiran………. 44


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Penelitian Terdahulu……… 45

Tabel II Definisi Operasional Variabel………. 54

Tabel III Pembobotan Skala Likert………. 58

Tabel IV Jenis Kelamin Responden……… 66

Tabel V Status Perkawinan Responden………. 67

Tabel VI Usia Responden……… 68

Tabel VII Pendidikan Terakhir Responden………. 69

Tabel VIII Pengeluaran Responden Per Bulan……… 70

Tabel IX Penerimaan Responden Per Bulan……….. 71

Tabel X Deskripsi Item Pertanyaan Variabel Instore Atmosphere… 72 Tabel XI Deskripsi Item Pertanyaan Variabel Outstore Atmosphere.. 73

Tabel XII Deskripsi Item Pertanyaan Variabel Impulsive Buying….. 74

Tabel XIII Rotated Component Matrix………. 75

Tabel XIV KMO and Barlett’s Test………. 76

Tabel XV Reliabilitas Variabel Instore Atmosphere……… 77

Tabel XVI Reliabilitas Variabel Outstore Atmosphere……… 77

Tabel XVII Reliabilitas Variabel Impulsive Buying……… 78

Tabel XVIII Kolmogorov-Smirrnov………. 79


(9)

Tabel XX Heteroskedastisitas Metode Glejser………. 80 Tabel XXI Uji Regresi Secara Simultan (ANOVA)……….. 81 Tabel XXII Uji Regresi Secara Parsial……… 82


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lembar Kuesioner……….. xxiv Lampiran B Hasil Pengolahan SPSS……….. xxvii


(11)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah

Secara umum, tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial. Tujuan ekonomis berkenaan dengan upaya perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya, dalam hal ini perusahaan diantaranya perlu untuk berupaya menciptakan laba (Fuad dkk 2001). Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak perusahaan didirikan dengan tujuan ekonomis untuk memperoleh profitabilitas (laba). Sartono (2001) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri; Dengan demikian laba dapat diperoleh ketika perusahaan melakukan kegiatan ekonomi, dan hal ini berlaku baik untuk perusahaan manufaktur, jasa, maupun perusahaan dagang. Perusahaan perlu melakukan penawaran atau penjualan produk kepada konsumen untuk dapat memperoleh keuntungan. Salah satu bentuk perusahaan ialah ritel; Ritel menurut Berman & Evans dalam Kurniawan dan Kunto (2013) adalah kegiatan usaha yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk penggunaan pribadi mereka, keluarga, atau rumah tangga, sedangkan apabila dilihat dari asal bahasanya, ritel berasal dari Bahasa Inggris (retail) yang berarti eceran,


(12)

BAB I PENDAHULUAN

sehingga dapat diartikan semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan akhir.

Menurut peraturan presiden pasal 1 butir 5 112/700 jo pasar 1 butir 5 Permendag 53/2008 ritel dapat dibagi menjadi ritel tradisional seperti toko kelontong, pedagang pasar tradisional, pedagang kaki lima dan lain sebagainya, serta ritel modern seperti supermarket dan minimarket. Dikutip dari situs resmi liputan 6, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina di kantor kementerian Perdagangan, Kamis (30/1/2014) menyatakan bahwa Gerai ritel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan hingga mencapai total lebih dari 765 ribu gerai , dimana untuk ritel tradisional bertumbuh 42% menjadi 750 ribu gerai dan ritel modern tumbuh sebesar 400% menjadi 16 ribu gerai dalam 10 tahun terakhir. (liputan6.com/bisnis/read/814452/765-ribu-gerai-ritel-menjamur-diindonesia). Bila menelaah pada data pertumbuhan ritel di Indonesia, sudah dapat dipastikan bahwa tingkat persaingan antar ritel meningkat dan semakin kompetitif. Di tengah persaingan ritel yang semakin meningkat, ritel tetap dituntut untuk dapat memperoleh laba dari kegiatan usahanya, untuk itu perusahaan perlu melakukan memiliki strategi yang tepat untuk dapat mendorong penjualan yang salah satunya dapat dengan memanfaatkan kondisi psikologis konsumen, yaitu membeli tanpa merencanakan (impulse buying).

Meenakumari (2013) menjelaskan bahwa pembelian tanpa direncanakan (Impulse buying) dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan


(13)

BAB I PENDAHULUAN

usaha pembelian tanpa permasalahan yang disadari sebelumnya atau pun tanpa bermaksud melakukan suatu pembelian. Impulse buying merupakan fenomena yang mendominasi perilaku pembelian di usaha ritel dan menurut survei yang dilakukan AC Nielsen diketahui bahwa bahwa rata-rata 64% konsumen terkadang atau selalu membeli sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya; sedangkan jumlah konsumen yang melakukan pembelanjaan sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya hanya berkisar 15% (Herukalpiko, 2013). Sejalan dengan hasil penelitian dari AC Nielsen, Virvilaitė (2011) menyatakan bahwa pembelian tanpa direncanakan dapat menjadi suatu “alat” yang sangat penting dalam menjaga tingkat konsistensi penjualan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa impulse buying dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh untuk dapat meningkatkan tingkat penjualan pada suatu ritel dan selanjutnya dapat memberikan tingkat keuntungan yang semakin tinggi bagi perusahaan. Agar dapat menciptakan perilaku pembelian tanpa direncanakan, perusahaan dapat melakukan berbagai keputusan.

Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi terjadinya perilaku pembelian tanpa direncanakan. Menurut Bong (2011) perilaku pembelian tanpa direncanakan oleh konsumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendapatan, personalitas seseorang, ketersediaan waktu, lokasi, dan faktor budaya belanja setempat, sedangkan menurut Silvera Lavack, dan Kropp dalam Bong (2011) tingkat impulsifitas konsumen dapat


(14)

BAB I PENDAHULUAN

usia, jender, latar belakang pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, dan komposisi keluarga . Disamping faktor yang telah disebutkan sebelumnya, faktor suasana dari toko (store atmosphere) dapat menjadi faktor yang menjadi pembeda dalam menghadapi persaingan (Saryadi, 2014). Baik suasana dalam toko (instore atmosphere) maupun suasana di luar toko (outstore atmosphere), juga dapat menjadi faktor yang sangat memengaruhi munculnya perilaku pembelian tanpa direncanakan oleh konsumen. Baker et al (1994) menyatakan bahwa atmosfer dari sebuah ritel yang baik dan elegan, dapat memberikan kesan sosial yang baik di mata konsumen dan jika kesan positif tersebut berlangsung lama maka toko tersebut akan menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk menggunakan jasa atau membeli barang di toko tersebut. Kemudian selanjutnya Herukalpiko dkk (2013) menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh positif secara signifikan terhadap pembelian tanpa terencana. Berdasarkan pertanyaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa store atmosphere sangat penting bagi keberhasilan suatu ritel, dan sebaiknya menjadi perhatian bagi pihak pengelola.

Sebagai salah satu ritel modern, convenience store sangat memperhatikan store atmosphere, hal ini dikarenakan convenience store merupakan toko pengecer yang menjual item produk tertentu yang terbatas, seperti makanan dan minuman pada tempat yang nyaman dengan jam buka yang panjang; karena itu dalam bentuk fisik, selain terdapat gerai tertutup yang menjual makanan dan minuman; juga dilengkapi meja dan kursi untuk menikmatinya (Lukmanuddin, 2014). Berdasarlam hal yang telah dijelaskan sebelumnyalah yang menjadikan convenience store sangat berpotensi untuk


(15)

BAB I PENDAHULUAN

dapat menimbulkan pembelian tanpa direncanakan, yaitu dimana convenience store menyediakan makanan dan minuman siap santap, serta memfasilitasi pembeli untuk dapat melakukan konsumsi pada gerai yang dimiliki, dengan menyediakan meja dan kursi. Terdapat beberapa convenience store yang dapat ditemukan di Indonesia, diantaranya ialah Circle K, 7-Eleven, Indomaret Point, MOR, Lawson dan lain sebagainya. Dikutip dari situs resmi MIX (mix.co.id/my-article/seksinya-bisnis-convenience-store/) pada 18 Februari 2013 Director Retailer and Business Development Nielsen Compay Indonesia Yongky Susilo megatakan bahwa Lawson sebagai convenience yang terbilang “pendatang baru” perlu untuk mengerti situasi convenience store di Indonesia, dan membutuhkan banyak improvement dari format yang sekarang; selanjutnya Yongky mengatakan bahwa Lawson perlu lebih membangun suasana hang out. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan tema “Pengaruh Instore dan Outstore Atmosphere Terhadap Impulsive Buying Pada Lawson Cabang Suria Sumantri Bandung”. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah store atmosphere yang dimiliki Lawson telah cukup baik dan berpengaruh secara signifikan dalam memengaruhi pembelian tanpa perencanaan dari pengunjung.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka identifikasi yang dapat dikaji pada penelitian ini adalah:

- Apakah terdapat pengaruh antara instore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung?

- Apakah terdapat pengaruh antara outstore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung?

- Apakah terdapat pengaruh antara instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

- Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara instore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung.

- Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara outstore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung.

- Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan, diharapkan dapat memberikan kontribusi (manfaat) bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Akademisi:

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak akademisi, untuk dapat dijadikan sebagai bahan referensi ataupun kajian, untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang serupa ataupun menyerupai topik yang peneliti “angkat”. Melalui penelitian ini juga, peneliti berharap hasil dari penelitian yang peneliti lakukan dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak akademisi untuk dapat melakukan penelitian-penelitian kedepannya.

2. Praktisi:

Hasil dari penelitian ini, kemudian diharapkan juga untuk dapat memberikan manfaat bagi pihak praktisi. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi Lawson terutama cabang Suria Sumantri Bandung, untuk dapat mengetahui apakah suasana toko (store atmosphere) yang telah dirancang dan ditetapkan, telah cukup baik dan dapat memberikan dorongan atau pengaruh pada tingkat pembelian tanpa direncanakan, serta suasana di dalam toko (instore atmosphere) atau suasana di luar toko (outstore atmosphere) yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap pembelian tenpa direncanakan.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Apabila hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, membuktikan bahwa suasana toko dari Lawson cabang Suria Sumantri Bandung, dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tanpa direncanakan, Lawson cabang Suria Sumantri dapat memanfaatkan hal tersebut untuk dapat melakukan peningkatan pemanfaatan store atmosphere pada gerai tokonya, terlebih pihak pengelola dapat mengetahui faktor suasana dalam toko atau luar toko yang sangat memengaruhi pembelian tanpa direncanakan. Sedangkan apabila hasil penelitian menunjukkan hal yang sebaliknya, maka Lawson cabang Suria Sumantri dapat melakukan evaluasi terhadap gerainya, guna menemukan permasalahan pada gerainya, berkaitan dengan suasana toko.


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Implikasi Manajerial

Melalui hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan serta masukan khususnya bagi pihak praktisi. Bagi pihak praktisi, peneliti mengusulkan beberapa tindakan bagi fungsi manajerial bagi Lawson cabang Suria Sumantri Bandung yang dibahas sebagai berikut:

 Fungsi Pemasaran

Dalam rangka menarik pengunjung untuk mengunjungi gerai Lawson cabang Suria Sumantri Bandung dan kemudian mendorong terjadinya pembelian melalui pembelian tanpa direncanakan oleh pengunjung, pemasar dapat mempertimbangkan faktor-faktor lainnya yang menarik disampin store atmosphere. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian, store atmosphere kurang dapat memberikan dorongan bagi konsumen untuk melakukan pembelian tanpa direncanakan.

Pemasar perlu merancang komunikasi pemasaran yang menarik. Komunikasi pemasaran yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi perusahaan, salah satunya ialah dengan menawarkan berbagai promo


(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dapat membuat konsumen menjadi terdorong untuk membeli, sekalipun sebenarnya produk tersebut bukan termasuk kedalam perencanaan produk yang dibeli oleh konsumen.

Disamping melakukan berbagai promo yang menarik, perusahaan juga dapat melakukan berbagai event yang membuat konsumen menjadi terdorong untuk melakukan pembelian produk yang tidak direncanakan sebelumnya. Perusahaan dapat memberikan penawaran menarik bagi konsumen apabila konsumen melakukan pembelian dalam jumlah tertentu. Perusahaan dapat menawarkan potongan harga, pemberian hadiah, ataupun yang lain sebagainya setiap konsumen berhasil untuk memenuhi syarat yang diajukan.

 Fungsi Keuangan

Bagian keuangan dapat mempertimbangkan pengeluaran dana yang berkaitan dengan store atmosphere. Apabila mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, store atmosphere pada Lawson cabang Suria Sumantri tidak memberikan pengaruh terhadap terjadinya pembelian tanpa direncanakan, untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut bagian mana pada store atmosphere Lawson cabang Suria Sumantri yang memang perlu untuk dibenahi sesuai kebutuhan. Untuk mendorong pembelian tanpa direncanakan oleh konsumen juga bagian keuangan dapat berfokus mengaloksikan dana pada aspek lain seperti mengalokasikan dana pada program potongan harga, ataupun event yang telah dibahas pada poin sebelumnya.


(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 Fungsi Sumber Daya Manusia

Disamping fungsi manajerial yang telah dibahas sebelumnya, fungsi sumber daya manusia dapat diberdayakan untuk mendorong terjadinya pembelian tanpa direncanakan. Manajemen dapat memberikan penguluhan kepada seluruh karyawan untuk mau memberikan anjuran-anjuran produk kepada konsumen. Ketika karyawan memberikan usulan produk kepada konsumen, diharapkan konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk yang ditawarkan sekalipun konsumen tidak memiliki perencanaan untuk melakukan pembelian produk tersebut sebelumnya. Anjuran-anjuran produk ini dapat dilakukan pada saat konsumen sedang melakukan pemilihan barang, ataupun setelah melakukan pemilihan barang yaitu dengan memberikan penawaran untuk membeli produk lainnya.

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying baik secara simultan maupun parsial. Selanjutnya untuk menjawab tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut, peneliti melakukan pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS. Hasil pengolahan data secara parsial menunjukkan bahwa instore atmosphere tidak berpengaruh terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung, dimana tingkat signifikansi variabel


(22)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

lebih besar bila dibandingkan dengan alpha yaitu sebesar 0.01 (1%) dan outstore atmosphere juga tidak berpengaruh terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung dimana signifikansi variabel outstore atmosphere sebesar 0.358. 0.358 lebih besar dibandingkan dengan alpha yaitu sebesar 0.01 (1%) ; dengan demikian maka pengujian secara simultan juga menunjukkan hasil yang sama, dimana secara simultan outstore atmosphere dan instore atmosphere tidak berpengaruh terhadap impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung, dimana signifikansi (0.049) lebih besar dibandingkan dengan alpha yaitu sebesar 0.01 (1%).

5.2 Saran

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak terlepas dari berbagai keterbatasan penelitian, untuk itu peneliti bermaksud untuk memberikan masukan yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan hasil pengelitian yang akan dilakukan kedepannya sebagai berikut:

1. Responden pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti kurang merata bila ditinjau dari faktor demografi, seperti berdasarkan status perkawinan, pendidikan terakhir, usia dan pendidikan terakhir responden yang sangat timpang pada salah satu pilihan jawaban. Untuk itu, pada penelitian berikutnya, diharapkan penetapan faktor demografi responden dapat lebih merata.

2. Metode sampling yang digunakan oleh peneliti ialah purposive sampling dengan kriteria konsumen Lawson cabang Suria


(23)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sumantri Bandung yang pernah melakukan pembelian sebanyak minimal lima kali pembelian. Untuk penelitian berikutnya, dapat lebih dikembangkan metode sampling yang lebih tepat, ataupun judgement (kriteria) yang lebih relevan.

3. Dalam merangkai kalimat pertanyaan (item pertanyaan) peneliti kurang sempurna dalam menyajikan pertanyaan yang mungkin dapat membingunkan ataupun menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk itu, pada penelitian berikutnya diharapkan dapat menyajikan item pertanyaan yang lebih baik.

4. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil tidak berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying. Pada penelitian kedepan, diharapkan peneliti dapat menganalisis lebih jauh, faktor apa yang mempengaruhi impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Adji, P., dan Subagio, H. (2013). Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya. Jurnal, Manajemen Pemasaran Petra, 1 (2), hal 1-10.

Admin. (2013). Seksinya Bisnis Convenient Store. Mix Marcom, 18 Febuari 2013 diakses dari mix.co.id/my-article/seksinya-bisnis-convenience-store/ pada tanggal 16 September 2014 pukul 20:32

Admin. (2009). Tahapan Keputusan Pembelian. Blog Marketing Manajemen, 31

Oktober 2014 diakses dari

http://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/tahapan-keputusan-pembelian/ pada tanggal 24 September puku 15:45

Anggoro, S. P. (2013). Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Melalui Emotional Response Di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya.

Arga, E. (2012). Impulsive Buying. Blog Boetarboetarzz, 10 Oktober 2012 diakses dari http://boetarboetarzz.blogspot.com/2012/10/impulse-buying.html pada tanggal 18 September 2014 pukul 20:22

Aynifatna. (2011). Belanja Impulsif. Blog Aynipsycholohy, 28 Desember 2011 diakses dari http://aynipsychology.blogspot.com/2011/12/belanja-impulsif.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 19:14

Ayustin, A. (2014). Distribusi Ritel. Blog Gissa Ayustin, 6 Maret 2014 diakses dari http://gissa-ayustin.blogspot.com/2014/03/jr-refleksi-11-distribusi-ritel.html pada tanggal 24 September 2014 pukul 15:20

Azhari, M., Farida, N., dan Saryadi. Pengaruh Store Image, Store Atmosphere, Brand Association, dan Brand Awarness terhadap Keputusan Pembelian Ulang. Jurnal, Politik dan Sosial, hal. 1-10.


(25)

Banerjee, S., dan Saha. S. (2012). Impulse Buying Behaviour in Retail Store-Triggering The Senses. Jurnal, Asia Pacific Marketing & Management Review, 1 (2) Oktober, hal. 1-21.

Budi Purwadi. 2000. Riset Pemasaran: Implementasi dalam Bauran Pemasaran. PT Grasindo Jakarta

Bong, S. (2011). Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior Konsumen Hypermarket di Jakarta. Jurnal, ultima Management, 3 (1), hal. 31-52.

Darmayanti,T. (2013). Perilaku Konsumen dari Segi Demografis. Blog Witarahmawati, 12 November 2013diakses dari

http://tiaiyayo.blogspot.com/2012/12/perilaku-konsumen-dari-segi-demografis.html pada tanggal 3 November pukul 21.52

Fajar. (2012) Pengertian Permintaan dan Penawaran di dalam Ekonomi. Blog Drumboy Fajar, 27 Maret 2012 diakses dari http://drumboyfajar.blogspot.com/2012/03/b-apa-yang-dimaksud-dengan-permintaan.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 06:07

Gustin, F. (2014). Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman The Botol Sosro/ Skripsi. Jurusan Manajemen. Universitas Putra Indonesia Padang.

Haryadi, R. (2009). Pengaruh Strategi Green marketing Terhadap Pilihan Konsumen melalui Pendekatan Marketing Mix/ Tesis. Magister Manajemen/ Program Studi Magister Manajemen .Universitas Diponegoro

Herukalpiko, D. K. D., Prihatini, A. E., dan Widayanto. (2013). Pengaruh Kebijakan harga, Atmosfer Toko dan Pelayanan Toko Terhadap Perilaku Impulse Buying Konsumen Robinson Department Store Semarang. Jurnal, Ilmu Sosial dan Politik, hal. 1-9.


(26)

Jiang, P., dan Liu, X. (2014). The Influence of Store Atmosphere on Shoppers’ Impulse Purchasing Behavior/ tesis. School of Economics and Management. Lund University.

Kurniawan, D., dan Kunto, Y.S. (2013). Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotional Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal, Manajemen Pemasaran Petra, 1 (2), hal 1-8.

Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Zoelkifli Kasip. PT Indeks Jakarta

Lestari. (2010). Perilaku Konsumen. Blog Tariles41, 5 Mei 2010 diakses dari

http://tariles41.blogspot.com/2010/05/pengertian-perilaku-konsumen-perilaku.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 17:51

Lukmanuddin, (2014). Contoh Waralaba Ritel. Lukmanuddin wordpress, 16 September 2014 diakses dari Lukmanuddin.wordpress.com/2014/04/06/2-contoh-manajemen-ritel/ pada tanggal 16 September pukul 19:32

M Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus. 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Meenakumari. (2013). Store Interior Atmospherics and Impulsive Buying Behavior. Jurnal, Management Research, 1 (1) September, hal. 87-92.

Mehta, N. P., dan Chugan, P. K. (2013). The Impact of Visual Merchandising on Impulse Buying Behavior of Consumer: A Case from Central Mall of Ahmedabad India. Jurnal, Management. 1 (2), hal. 76-82.

Melisa, Y. (2012). Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh. Jurnal, Manajemen. 1 (1), hal. 1-20

Michael Levy dan Barton A Weitz. 2007. Retailing Management. Edisi 6. New York: McGraw-Hill Irwin.


(27)

Mulyono, F. (2012). Faktor Demografis dalam Perilaku Pembelian Impulsif. Jurnal, Admisnistrasi Bisnis, 8 (1), hal. 92-109.

Paul Peter dan Jerry Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4. Jilid 1. Damos Sihombing. Erlangga Jakarta

Paul Peter dan Jerry Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4. Jilid 2. Damos Sihombing. Erlangga Jakarta

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller . 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi 13. Bob Sabran. Erlangga Jakarta

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller . 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi 13. Bob Sabran. Erlangga Jakarta

Rachmawati, R. (2011). Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Peningkatan Penjualan. Jurnal Kompetensi Teknik, 2 (2) Mei, hal. 143-150. Rahman, A. (2013). Keputusan Pembelian dan Faktor-faktor yang mempengeruhi.

Blog Angganurrahman, 17 November 2013 diakses dari

http://angganurrahmanrockets.wordpress.com/2013/11/17/keputusan-pembelian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ pada tanggal 21 September 2014 pukul 18:05

Sahaja, I. (2013). Bauran Pemasaran Jasa. Blog Irwan Sahaja, 14 Mei 2013 diakses dari http://irwansahaja.blogspot.com/2013/05/bauran-pemasaran-jasa.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 14:28

Sapitri, N.L.G.A., dan Suprapti, N.W.S. (2014). Hubungan Variabel Demografi Dengan Perilaku Pembelian Impulsif yang Dimoderasi kepemilikan Kartu Kredit Di Kota Bali. Jurnal Udayana Bali (Tiidak dipublikasi)

Sari, D. A. T., dan Suryani, A. (2014). Pengaruh Merchandising, Promosi dan Atmosfir Toko Terhadap Impulse Buying. Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(28)

Setioutomo, P. (2012). Pengertian Perilaku Konsumen. Blog Prayoga, 9 Oktober 2012 diakses dari http://prayoga28.blogspot.com/2012/10/definisi-dari-perilaku-konsumen-impulse.html pada tanggal 16 September 2014 pukul 20:40 Sunjoyo, Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena, Albert Kurniawan.

2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Alfabeta Bandung

Pramudya, A. (2012). Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Intervening. Jurnal, BMA, 1 (1), hal. 1-16.

Virvilaite, R., Saladiene, V., dan Zvinklyte. (2011) The Impact of External dan Internal Stimuli on Impulsive Buying. Jurnal, Ekonomika, 16, hal. 1329-1336. Wahyono, B. (2013). Tahap-Tahap Keputusan Pembelian. Pendidikan Ekonomi, 31

Januari 2013 diakses dari http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/tahap-tahap-keputusan-pembelian.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 17:35 Yistiani, N.N.M., Yasa, N.N.K., dan Suasana, I.G.A.K.G. (2012). Pengaruh

Atmosfer Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza di Denpasar. Jurnal, manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 6 (2) Agustus, hal. 139-149.


(1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sumantri Bandung yang pernah melakukan pembelian sebanyak minimal lima kali pembelian. Untuk penelitian berikutnya, dapat lebih dikembangkan metode sampling yang lebih tepat, ataupun judgement (kriteria) yang lebih relevan.

3. Dalam merangkai kalimat pertanyaan (item pertanyaan) peneliti kurang sempurna dalam menyajikan pertanyaan yang mungkin dapat membingunkan ataupun menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk itu, pada penelitian berikutnya diharapkan dapat menyajikan item pertanyaan yang lebih baik.

4. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil tidak berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara instore atmosphere dan outstore atmosphere terhadap impulsive buying. Pada penelitian kedepan, diharapkan peneliti dapat menganalisis lebih jauh, faktor apa yang mempengaruhi impulsive buying pada Lawson cabang Suria Sumantri Bandung.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adji, P., dan Subagio, H. (2013). Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya. Jurnal, Manajemen Pemasaran Petra, 1 (2), hal 1-10.

Admin. (2013). Seksinya Bisnis Convenient Store. Mix Marcom, 18 Febuari 2013 diakses dari mix.co.id/my-article/seksinya-bisnis-convenience-store/ pada tanggal 16 September 2014 pukul 20:32

Admin. (2009). Tahapan Keputusan Pembelian. Blog Marketing Manajemen, 31

Oktober 2014 diakses dari

http://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/tahapan-keputusan-pembelian/ pada tanggal 24 September puku 15:45

Anggoro, S. P. (2013). Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Melalui Emotional Response Di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya.

Arga, E. (2012). Impulsive Buying. Blog Boetarboetarzz, 10 Oktober 2012 diakses dari http://boetarboetarzz.blogspot.com/2012/10/impulse-buying.html pada tanggal 18 September 2014 pukul 20:22

Aynifatna. (2011). Belanja Impulsif. Blog Aynipsycholohy, 28 Desember 2011 diakses dari http://aynipsychology.blogspot.com/2011/12/belanja-impulsif.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 19:14

Ayustin, A. (2014). Distribusi Ritel. Blog Gissa Ayustin, 6 Maret 2014 diakses dari http://gissa-ayustin.blogspot.com/2014/03/jr-refleksi-11-distribusi-ritel.html pada tanggal 24 September 2014 pukul 15:20

Azhari, M., Farida, N., dan Saryadi. Pengaruh Store Image, Store Atmosphere, Brand Association, dan Brand Awarness terhadap Keputusan Pembelian Ulang. Jurnal, Politik dan Sosial, hal. 1-10.


(3)

Banerjee, S., dan Saha. S. (2012). Impulse Buying Behaviour in Retail Store-Triggering The Senses. Jurnal, Asia Pacific Marketing & Management Review, 1 (2) Oktober, hal. 1-21.

Budi Purwadi. 2000. Riset Pemasaran: Implementasi dalam Bauran Pemasaran. PT Grasindo Jakarta

Bong, S. (2011). Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior Konsumen Hypermarket di Jakarta. Jurnal, ultima Management, 3 (1), hal. 31-52.

Darmayanti,T. (2013). Perilaku Konsumen dari Segi Demografis. Blog

Witarahmawati, 12 November 2013diakses dari

http://tiaiyayo.blogspot.com/2012/12/perilaku-konsumen-dari-segi-demografis.html pada tanggal 3 November pukul 21.52

Fajar. (2012) Pengertian Permintaan dan Penawaran di dalam Ekonomi. Blog

Drumboy Fajar, 27 Maret 2012 diakses dari

http://drumboyfajar.blogspot.com/2012/03/b-apa-yang-dimaksud-dengan-permintaan.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 06:07

Gustin, F. (2014). Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman The Botol Sosro/ Skripsi. Jurusan Manajemen. Universitas Putra Indonesia Padang.

Haryadi, R. (2009). Pengaruh Strategi Green marketing Terhadap Pilihan Konsumen melalui Pendekatan Marketing Mix/ Tesis. Magister Manajemen/ Program Studi Magister Manajemen .Universitas Diponegoro

Herukalpiko, D. K. D., Prihatini, A. E., dan Widayanto. (2013). Pengaruh Kebijakan harga, Atmosfer Toko dan Pelayanan Toko Terhadap Perilaku Impulse Buying Konsumen Robinson Department Store Semarang. Jurnal, Ilmu Sosial dan Politik, hal. 1-9.

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke-4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang


(4)

Jiang, P., dan Liu, X. (2014). The Influence of Store Atmosphere on Shoppers’ Impulse Purchasing Behavior/ tesis. School of Economics and Management. Lund University.

Kurniawan, D., dan Kunto, Y.S. (2013). Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotional Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal, Manajemen Pemasaran Petra, 1 (2), hal 1-8.

Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Zoelkifli Kasip. PT Indeks Jakarta

Lestari. (2010). Perilaku Konsumen. Blog Tariles41, 5 Mei 2010 diakses dari

http://tariles41.blogspot.com/2010/05/pengertian-perilaku-konsumen-perilaku.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 17:51

Lukmanuddin, (2014). Contoh Waralaba Ritel. Lukmanuddin wordpress, 16 September 2014 diakses dari Lukmanuddin.wordpress.com/2014/04/06/2-contoh-manajemen-ritel/ pada tanggal 16 September pukul 19:32

M Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus. 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Meenakumari. (2013). Store Interior Atmospherics and Impulsive Buying Behavior. Jurnal, Management Research, 1 (1) September, hal. 87-92.

Mehta, N. P., dan Chugan, P. K. (2013). The Impact of Visual Merchandising on Impulse Buying Behavior of Consumer: A Case from Central Mall of Ahmedabad India. Jurnal, Management. 1 (2), hal. 76-82.

Melisa, Y. (2012). Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh. Jurnal, Manajemen. 1 (1), hal. 1-20

Michael Levy dan Barton A Weitz. 2007. Retailing Management. Edisi 6. New York: McGraw-Hill Irwin.


(5)

Mulyono, F. (2012). Faktor Demografis dalam Perilaku Pembelian Impulsif. Jurnal, Admisnistrasi Bisnis, 8 (1), hal. 92-109.

Paul Peter dan Jerry Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4. Jilid 1. Damos Sihombing. Erlangga Jakarta

Paul Peter dan Jerry Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4. Jilid 2. Damos Sihombing. Erlangga Jakarta

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller . 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi 13. Bob Sabran. Erlangga Jakarta

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller . 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi 13. Bob Sabran. Erlangga Jakarta

Rachmawati, R. (2011). Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Peningkatan Penjualan. Jurnal Kompetensi Teknik, 2 (2) Mei, hal. 143-150. Rahman, A. (2013). Keputusan Pembelian dan Faktor-faktor yang mempengeruhi.

Blog Angganurrahman, 17 November 2013 diakses dari

http://angganurrahmanrockets.wordpress.com/2013/11/17/keputusan-pembelian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ pada tanggal 21 September 2014 pukul 18:05

Sahaja, I. (2013). Bauran Pemasaran Jasa. Blog Irwan Sahaja, 14 Mei 2013 diakses dari http://irwansahaja.blogspot.com/2013/05/bauran-pemasaran-jasa.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 14:28

Sapitri, N.L.G.A., dan Suprapti, N.W.S. (2014). Hubungan Variabel Demografi Dengan Perilaku Pembelian Impulsif yang Dimoderasi kepemilikan Kartu Kredit Di Kota Bali. Jurnal Udayana Bali (Tiidak dipublikasi)

Sari, D. A. T., dan Suryani, A. (2014). Pengaruh Merchandising, Promosi dan Atmosfir Toko Terhadap Impulse Buying. Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali (tidak dipublikasi).


(6)

Setioutomo, P. (2012). Pengertian Perilaku Konsumen. Blog Prayoga, 9 Oktober 2012 diakses dari http://prayoga28.blogspot.com/2012/10/definisi-dari-perilaku-konsumen-impulse.html pada tanggal 16 September 2014 pukul 20:40 Sunjoyo, Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena, Albert Kurniawan.

2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Alfabeta Bandung

Pramudya, A. (2012). Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Intervening. Jurnal, BMA, 1 (1), hal. 1-16.

Virvilaite, R., Saladiene, V., dan Zvinklyte. (2011) The Impact of External dan Internal Stimuli on Impulsive Buying. Jurnal, Ekonomika, 16, hal. 1329-1336. Wahyono, B. (2013). Tahap-Tahap Keputusan Pembelian. Pendidikan Ekonomi, 31

Januari 2013 diakses dari http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/tahap-tahap-keputusan-pembelian.html pada tanggal 21 September 2014 pukul 17:35 Yistiani, N.N.M., Yasa, N.N.K., dan Suasana, I.G.A.K.G. (2012). Pengaruh

Atmosfer Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza di Denpasar. Jurnal, manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 6 (2) Agustus, hal. 139-149.