Melestarikan Bandung Tempo Dulu Melalui Restoran Nostalgia di Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian Kata Pengantar

Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4

1.6 Skema Perancangan 5

1.7 Sistematika Pembahasan 6

BAB II TEORI

2.1 Teori Desain Grafis 7

2.2 Teori Promosi 7

2.3 Teori Komunikasi 8

2.4 Tujuan Komunikasi 8

2.5 Teori Pemasaran 10

2.6 Komunikasi Pemasaran 10

2.7 Perilaku Konsumen 12

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta

3.1.1 Kota Bandung 13

3.1.2 Visi & Misi Kota Bandung 15


(2)

3.2 Catatan Sejarah Bandung (Historical Timeline)

3.2.1 Periode Keemasan Bandung 16

3.2.2 Periode Setelah Kemerdekaan Indonesia 17 3.3 Data Lembaga Terkait

3.3.1Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage)

3.3.1.1 Profil 18

3.3.1.2 Latar Belakang 18

3.3.1.3 Maksud 19

3.3.1.4 Tujuan 20

3.3.1.5 Kegiatan Paguyuban Bandung Heritage 20 3.4 Data Restoran Terkait

3.4.1 Braga Permai 21

3.4.2 Sumber Hidangan 22

3.4.3 Bandoengsche Melk Centrale (BMC) 23

3.4.4 Rasa Bakery & Cafe 25

3.4.5 Kopi Purnama 26

3.5 Tinjauan Proyek Sejenis

3.5.1 Potensi Wisata Budaya Singapura 27

3.5.2 Proyek Bandung Heritage 29

3.5.3 Proyek TA Braga Permai 30

3.5.4 Proyek TA Sumber Hidangan 31

3.6 Analisis Data

3.6.1 Strategi Pemasaran

3.6.1.1 Geografis 32

3.6.1.2 Demografis 32

3.6.1.3 Targeting 32

3.6.1.4 Positioning 33

3.6.2 Analisis Menejemen (SWOT) 33

3.6.3 Hasil Kuesioner 34

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi

4.1.1 Tujuan Komunikasi 37

4.1.2 Profil Target 38


(3)

4.2 Konsep Kreatif 41

4.2.1 Referensi 42

4.3 Konsep Media 43

4.3.1 Konsep Verbal 43

4.3.2 Konsep Logo 44

4.3.3 Strategi dan Alasan Pemilihan Media 45

4.3.4 Media Timeline 46

4.4 Hasil Karya 47

4.4.1 Logo 47

4.4.2 Poster 48

4.4.3 Flyer 49

4.4.4 Umbul-umbul 50

4.4.5 Voucher 51

4.4.6 Iklan koran 51

4.4.7 X-Banner 52

4.4.8 Networking Media 53

4.4.9 Baliho 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan 55

1.2 Saran 55

Daftar Pustaka Lampiran Data Penulis


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Historical Timeline Bandung 16

Gambar 3.2 Logo Bandung Heritage 18

Gambar 3.3 Braga Permai 22

Gambar 3.4 Sumber Hidangan 23

Gambar 3.5 Bandoengsche Melk Centrale (BMC) 24

Gambar 3.6 Rasa Bakery & Cafe 26

Gambar 3.7 Kopi Purnama 27

Gambar 3.8 Budaya Singapura 28

Gambar 3.9 Proyek Bandung Heritage 1 29

Gambar 3.10 Proyek Bandung Heritage 2 29

Gambar 3.11 Referensi Data Braga Permai 30

Gambar 3.12 Referensi Data Sumber Hidangan 31

Gambar 4.1 Referensi 42

Gambar 4.2 Logo Walanda Foodism 44

Gambar 4.3 Media Timeline 46

Gambar 4.4 Logo 47

Gambar 4.5 Poster 48

Gambar 4.6 Flyer 49

Gambar 4.7 Umbul-umbul 50

Gambar 4.8 Voucher 51

Gambar 4.9 Iklan Koran 51

Gambar 4.10 X-Banner 52

Gambar 4.11Website 53

Gambar 4.12 jejaring Sosial 53


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tingkat kunjungan masyarakat pada restoran nostalgia 34 Tabel 3.2 Restoran nostalgia yang difavoritkan 35 Tabel 3.3 Besar Minat Masyarakat akan Restoran Nostalgia Bandung 36


(6)

1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kota Bandung sejak tempo dulu terkenal dengan julukan Kota Jajan dan Kota Belanja. Kota ini sekarang dikenal dengan sebutan Kota Outlet dan Kota Super Mall karena begitu banyak outlet pakaian, dan mall-mall didirikan terutama di Kawasan Bandung Tua. Memang sejak tempo dulu, pertokoan mashyur Bandung menjadikannya kota tujuan berbelanja dan jajan,

Bandung, yang dahulu dikenal akan kesejukannya, terletak pada dataran tinggi yang subur berkontur dan dikelilingi oleh bukit serta pegunungan. Dengan kekayaan alam beberapa situ dan sungai, lembah serta taman yang memperindah kota, serta berbagai macam bangunan dan perumahan modern yang dibangun antara kedua Perang Dunia. Oleh karena itu kota Bandung dikenal sebagai kota `Eropa di daerah tropis` (Europa in de Tropen).

Bandung memiliki banyak sekali wisata warisan budaya. Bangunan tempo dulu sebagai salah salah satu kekayaan budaya yang bersifat tangible yang ada di kota Bandung adalah salah satu kekayaan yang dapat mengisahkan perjalanan kota ini sejak tempo dulu. Sejarah Kota Bandung tidak dapat dipisahkan dari ekspedisi dan kolonialisasi bangsa-bangsa Eropa.

Para pakar dari Paguyuban Bandung Heritage mengungkapkan keperhatinannya mengenai bangunan yang berarsitektur indah dan tata ruangnya yang nampak tidak terawat. Para pakar dan profesional baik bidang teknik maupun non-teknik mulai memperoleh kesepakatan pendapat, yaitu bagaimana melestarikan berbagai warisan budaya dan alam lingkungannya.


(7)

2


Rumah-rumah yang berarsitektur kuno, yang tersebar di setiap kota-kota yang ada di Jawa Barat, baik itu pedesaan, kota kecamatan, kota kabupaten, maupun di kota propinsi, dapat dilihat dari perjalanan sejarah arsitekturnya. Sehingga bangunan-bangunan yang berarsitektur kuno itu dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tahun periode.

Bangunan-bangunan berarsitektur tersebut dapat mencerminkan sebuah perjalanan sejarah bagi daerah setempat yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, seperti perjalanan budaya dan sejarahnya, sehingga dalam kenyataannya, sebuah rumah dapat dimanfaatkan oleh berbagai aspek disiplin ilmu pengetahuan.

Bangunan tempo dulu sesungguhnya bukan saja harus dilindungi, tetapi juga harus bisa dijamin kelestariannya. Tetapi, alih-alih menjaga eksistensi warisan budaya agar tidak musnah digerus perubahan, dan yang terjadi justru sebaliknya. Tidak sedikit benda dan Bangunan tempo dulu yang ditelantarkan, dan bahkan yang ironis satu per satu Bangunan tempo dulu mulai hilang, diganti bangunan komersial baru yang modern dan megah. Pelan namun pasti, benda-benda warisan budaya yang semestinya dilindungi mulai tergusur, dan kawasan yang seharusnya dipertahankan peruntukkannya sebagai kawasan budaya, itu pun tak lagi steril dari pengaruh kekuatan komersial. Gejala tergusurnya benda-benda warisan budaya akibat perubahan kota yang terlalu cepat, sudah tentu bukan hanya monopoli Kota Bandung. Di ibu kota negara, Jakarta, keberadaan benda-benda warisan budaya juga memprihatinkan.

Banyak gedung bersejarah yang tergusur oleh bangunan komersial sehingga hal ini dinilai para pengamat budaya sebagai pertanda buruk. Satu per satu gedung bersejarah yang termasuk benda warisan budaya hilang dan berubah fungsi. Ada yang berubah menjadi kompleks pertokoan, mal, bahkan kondominium. Pelestarian bangunan tempo dulu di Bandung terkendala kepentingan ekonomi. Banyak bangunan tempo dulu sengaja dihancurkan guna menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan investasi ekonomi.


(8)

3


1.2Rumusan Masalah

Bangunan-bangunan tempo dulu dan bersejarah khususnya di Bandung mengalami penurunan kualitas dan jumlahnya. Padahal bangunan-bangunan tersebut merupakan saksi sejarah dan identitas atau ciri dari sebuah kota. Agar Bangunan tempo dulu tetap ada dan dapat dihargai, maka kesadaran masyarakat untuk mengenal dan memelihara. Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang kampanye tentang pelestarian Bandung Tempo Dulu melalui Restoran Nostalgia?

2. Bagaimana merancang konsep komunikasi dan konsep kreatif agar masyarakat peduli terhadap Kota Bandung khususnya Bangunan Bandung Tempo Dulu?

3. Bagaimana memanfaatkan nilai historis Bandung Tempo Dulu dalam promosi Restoran Nostalgia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Merancang kampanye yang menarik sehingga efektif untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam pelestarian Bandung Tempo Dulu melalui Restoran Nostalgia.

2. Merancang konsep kreatif yang menarik dan juga konsep komunikasi yang sesuai dengan target komunikasi agar timbul rasa kepedulian akan Kota Bandung khususnya Bangunan Tempo Dulu.

3. Merancang informasi dengan media promosi yang inovatif agar menarik minat masyarakat akan nilai historis dari Restoran Nostalgia di Kota Bandung.


(9)

4


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah : 1. Bagi masyarakat kota Bandung, dapat meningkatkan kebanggaan terhadap nilai-nilai

sejarah, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Bangunan tempo dulu.

2. Bagi kota Bandung, bangunan bersejarah dapat dijadikan sebagai identitas kota Bandung.

3. Bagi pariwisata Bandung, bangunan bersejarah dapat dijadikan alternatif objek wisata bagi para wisatawan baik dalam kota maupun luar kota.

4. Bagi bangunan bersejarah, dapat tetap dipertahankan sebagai objek penelitian dalam bidang arsitektur, sosial, dan budaya.

5. Bagi penulis, mendapatkan ilmu pengetahuan akan sejarah yang berguna dalam pola berpikir dan berkarya.

1.5Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data-data untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :

- Pencarian data literatur melalui buku, artikel, dan website yang ada hubungannya dengan restoran nostalgia sebagai Bangunan warisan budaya Bandung.

- Kuesioner kepada masyarakat Kota Bandung.

- Foto sebagai sumber sejarah yang kuat, juga dapat mendukung dari sisi historis dan nuansa tempo dulu.


(10)

5


- Observasi langsung ke restoran terkait seperti: 1. BMC (Jl. Aceh)

2. Sumber Hidangan (Jl. Braga) 3. Toko Kopi Purnama (Jl. Alketeri) 4. Braga Permai (Jl. Braga)

5. Rasa Bakery & Café (Jl. Tamblong) 


Setelah data-data tersebut dikumpulkan dan diolah. Maka diperoleh hal-hal yang dapat dijadikan informasi untuk membantu perancangan identitas visual.

1.6Skema Perancangan


(11)

6


1.7Sistematika Pembahasan

Bab I, berisikan pendahuluan yang membahas latar belakang sejarah Bandung, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup penelitian, tujuan penelitian dan skema perancangan.

Bab II, berisikan uraian teori-teori yang relevan mengenai permasalahan sejarah Bandung dan bangunan warisan budaya.

Bab III, berisikan penjelasan data dan fakta. Menganalisis data melalui fakta yang ada dari Paguyuban Bandung Heritage serta meneliti data mengenai permasalahan yang dihadapi yang berupa hasil wawancara, kuesioner, dan sebagainya.

Bab IV, berisikan pemecahan masalah melalui gambaran ide yang hendak dikomunikasikan (konsep komunikasi), pendekatan kreatif (konsep kreatif), media rancangan karya (konsep media).


(12)


 


55
 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kampanye ini dibuat untuk mengajak masyarakat Kota Bandung untuk mengikuti acara Kuliner Bandung Tempo Dulu, dengan tujuan memperkenalkan restoran-restoran yang telah berdiri sejak tempo dulu, yakni Braga Permai, Sumber Hidangan, Rasa Bakery & Café, Bandoengsche Melk Centrale (BMC), dan Kopi Purnama. Karena pada dasarnya banyak sekali masyarakat Kota Bandung yang tidak tahu atau bahkan mengenal tetang apa dan bagaimana sejarah dari restoran-restoran tersebut.

Media-media yang ditampilkan dikemas secara sederhana, dan untuk mensosialisasikan suatu informasi yang baru dibutuhkan media penyampaian yang efektif. Dalam kasus ini, website dan media pendukung lainnya seperti iklan merupakan media penyampaian yang paling efektif. Informasi yang diberikan didalam media bersifat santai dan mengajak, dengan visual yang sederhana agar masyarakat akan lebih bisa mencerna baik-baik informasi.

5.2 Saran

Kampanye ini sebaiknya melibatkan beberapa organisasi pendukung lainnya (tidak hanya Bandung Heritage saja) dan instansi pemerintahan agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Kampanye ini akan memakan proses yang lama untuk mencapai tujuan akhir, sehingga akan terus dilakukan pembaharuan sesuai dengan perkembangan musim yang ada, agar selalu baru dan fresh.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kunto, Haryoto, Wajah Bandung Tempo Doeloe, Bandung : PT. Granesia, 1984.

2. Kunto, Haryoto, Nasib Bangunan Bersejarah di Kota Bandung, Bandung : PT. Granesia, 2000.

3. Hartono, Dibyo, Data Bangunan Bersejarah di Kota Bandung, Bandung, Paguyuban Pelestarian Budaya, 1997.

4. Patria, Teguh Amor, Kembangkan Wisata Heritage, Bandung : Pikiran Rakyat, 2005.

5. Katam, Sudarsono, Lulus Abadi, Album Bandoeng Tempo Doeloe, 2005. 6. Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Bandung, Selayang Pandang Kota

Bandung, 2002.

7. Kusrianto, Adi, Berkarier di Dunia Grafis : PT. Elex Media Komputindo,2009 8. Sumarwan, Ujang, Pemasaran Strategik : PT. IPB Press, 2010

9. http://www.bandungheritage.org

10.http://www.yoursingapore.com


(1)

1.2Rumusan Masalah

Bangunan-bangunan tempo dulu dan bersejarah khususnya di Bandung mengalami penurunan kualitas dan jumlahnya. Padahal bangunan-bangunan tersebut merupakan saksi sejarah dan identitas atau ciri dari sebuah kota. Agar Bangunan tempo dulu tetap ada dan dapat dihargai, maka kesadaran masyarakat untuk mengenal dan memelihara. Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang kampanye tentang pelestarian Bandung Tempo Dulu melalui Restoran Nostalgia?

2. Bagaimana merancang konsep komunikasi dan konsep kreatif agar masyarakat peduli terhadap Kota Bandung khususnya Bangunan Bandung Tempo Dulu?

3. Bagaimana memanfaatkan nilai historis Bandung Tempo Dulu dalam promosi Restoran Nostalgia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Merancang kampanye yang menarik sehingga efektif untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam pelestarian Bandung Tempo Dulu melalui Restoran Nostalgia.

2. Merancang konsep kreatif yang menarik dan juga konsep komunikasi yang sesuai dengan target komunikasi agar timbul rasa kepedulian akan Kota Bandung khususnya Bangunan Tempo Dulu.


(2)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah : 1. Bagi masyarakat kota Bandung, dapat meningkatkan kebanggaan terhadap nilai-nilai

sejarah, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Bangunan tempo dulu.

2. Bagi kota Bandung, bangunan bersejarah dapat dijadikan sebagai identitas kota Bandung.

3. Bagi pariwisata Bandung, bangunan bersejarah dapat dijadikan alternatif objek wisata bagi para wisatawan baik dalam kota maupun luar kota.

4. Bagi bangunan bersejarah, dapat tetap dipertahankan sebagai objek penelitian dalam bidang arsitektur, sosial, dan budaya.

5. Bagi penulis, mendapatkan ilmu pengetahuan akan sejarah yang berguna dalam pola berpikir dan berkarya.

1.5Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data-data untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :

- Pencarian data literatur melalui buku, artikel, dan website yang ada hubungannya dengan restoran nostalgia sebagai Bangunan warisan budaya Bandung.

- Kuesioner kepada masyarakat Kota Bandung.

- Foto sebagai sumber sejarah yang kuat, juga dapat mendukung dari sisi historis dan nuansa tempo dulu.


(3)

- Observasi langsung ke restoran terkait seperti: 1. BMC (Jl. Aceh)

2. Sumber Hidangan (Jl. Braga) 3. Toko Kopi Purnama (Jl. Alketeri) 4. Braga Permai (Jl. Braga)

5. Rasa Bakery & Café (Jl. Tamblong) 


Setelah data-data tersebut dikumpulkan dan diolah. Maka diperoleh hal-hal yang dapat dijadikan informasi untuk membantu perancangan identitas visual.


(4)

1.7Sistematika Pembahasan

Bab I, berisikan pendahuluan yang membahas latar belakang sejarah Bandung, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup penelitian, tujuan penelitian dan skema perancangan.

Bab II, berisikan uraian teori-teori yang relevan mengenai permasalahan sejarah Bandung dan bangunan warisan budaya.

Bab III, berisikan penjelasan data dan fakta. Menganalisis data melalui fakta yang ada dari Paguyuban Bandung Heritage serta meneliti data mengenai permasalahan yang dihadapi yang berupa hasil wawancara, kuesioner, dan sebagainya.

Bab IV, berisikan pemecahan masalah melalui gambaran ide yang hendak dikomunikasikan (konsep komunikasi), pendekatan kreatif (konsep kreatif), media rancangan karya (konsep media).


(5)


 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kampanye ini dibuat untuk mengajak masyarakat Kota Bandung untuk mengikuti acara Kuliner Bandung Tempo Dulu, dengan tujuan memperkenalkan restoran-restoran yang telah berdiri sejak tempo dulu, yakni Braga Permai, Sumber Hidangan, Rasa Bakery & Café, Bandoengsche Melk Centrale (BMC), dan Kopi Purnama. Karena pada dasarnya banyak sekali masyarakat Kota Bandung yang tidak tahu atau bahkan mengenal tetang apa dan bagaimana sejarah dari restoran-restoran tersebut.

Media-media yang ditampilkan dikemas secara sederhana, dan untuk mensosialisasikan suatu informasi yang baru dibutuhkan media penyampaian yang efektif. Dalam kasus ini, website dan media pendukung lainnya seperti iklan merupakan media penyampaian yang paling efektif. Informasi yang diberikan didalam media bersifat santai dan mengajak, dengan visual yang sederhana agar masyarakat akan lebih bisa mencerna baik-baik informasi.

5.2 Saran

Kampanye ini sebaiknya melibatkan beberapa organisasi pendukung lainnya (tidak hanya Bandung Heritage saja) dan instansi pemerintahan agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Kampanye ini akan memakan proses yang lama untuk mencapai tujuan akhir, sehingga akan terus dilakukan pembaharuan sesuai dengan perkembangan musim yang ada, agar selalu baru dan fresh.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kunto, Haryoto, Wajah Bandung Tempo Doeloe, Bandung : PT. Granesia, 1984.

2. Kunto, Haryoto, Nasib Bangunan Bersejarah di Kota Bandung, Bandung : PT. Granesia, 2000.

3. Hartono, Dibyo, Data Bangunan Bersejarah di Kota Bandung, Bandung, Paguyuban Pelestarian Budaya, 1997.

4. Patria, Teguh Amor, Kembangkan Wisata Heritage, Bandung : Pikiran Rakyat, 2005.

5. Katam, Sudarsono, Lulus Abadi, Album Bandoeng Tempo Doeloe, 2005. 6. Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Bandung, Selayang Pandang Kota

Bandung, 2002.

7. Kusrianto, Adi, Berkarier di Dunia Grafis : PT. Elex Media Komputindo,2009 8. Sumarwan, Ujang, Pemasaran Strategik : PT. IPB Press, 2010

9. http://www.bandungheritage.org 10.http://www.yoursingapore.com