Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq.) Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang Diinduksi Aloksan.
ABSTRAK
EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.)
DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Ichsan J. Juanda, 2007; Pembimbing I : Kartika Dewi, dr., M.Kes. Pembimbing II : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif kronik progresif dengan kelainan metabolisme glukosa. Hiperglikemi pada penderita DM menimbulkan stres oksidatif yang membutuhkan tambahan antioksidan eksogen. Biji mahoni dengan kandungan antioksidan, secara empiris digunakan dalam pengobatan herbal sebagai obat DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek ekstrak etanol biji mahoni (EEBM) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan. Penelitian ini merupakan eksperimental sungguhan bersifat prospektif longitudinal menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dalam percobaan digunakan 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang telah diinduksi Aloksan selama 14 hari dan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing diberi perlakuan selama 7 hari. Kadar glukosa darah puasa mencit diukur setelah perlakuan. Analisis data menggunakan metode ANAVA dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD. Hasil percobaan setelah perlakuan dengan EEBM dengan dosis 1 DM, 2 DM, 4 DM, glibenklamid (pembanding), dan aquadest (kontrol), didapatkan persentase penurunan kadar glukosa darah secara berturut-turut adalah 54,9 %, 41,83 %, 71,3 %, 52 %, dan 6,54 %. Efek EEBM dosis 1 DM, 2 DM dan 4 DM terbukti bermakna secara statistik dibandingkan kontrol (p<0,05), namun tidak berbeda bermakna secara statistik dibandingkan pembanding (p>0,05). Kesimpulannya adalah ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dosis 1 DM, 2 DM dan 4 DM efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Kata kunci : ekstrak etanol biji mahoni, kadar glukosa darah
(2)
ABSTRACT
THE EFFECT OF MAHOGANY SEED ETHANOL EXTRACT (Swietenia mahagoni Jacq.)
TO REDUCE BLOOD GLUCOSE LEVEL ON ALLOXAN INDUCED MICE
Ichsan J. Juanda, 2007; 1st Tutor : Kartika Dewi, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes.
Diabetes mellitus (DM) is a progressive chronic degenerative disease with glucose metabolic dysfunction. Hyperglycemia causes oxidative stress which needs additional exogenous antioxidant. Mahogany seed which contains antioxidant is used empirically as an herbal therapy for DM). The aim of this research is to assess the effect of Mahogany seed ethanol extract to reduced blood glucose level on Alloxan induced mice. This is a real experimental research with longitudinal prospective characterized and used Complete Random Design method. This research used 25 male Swiss Webster mice that induced with Alloxan for 14 days and were grouped into 5 groups, each group were treated for 7 days. Blood glucose level of the mice measured after treated. The research results was analyzed by ANOVA method continued with Tukey HSD test. The result after treated with 1 DM, 2 DM, 4 DM doses of mahogany seed ethanol extract, glibenclamide (comparison), aquadest (control) were 54.9 %, 41.83 %, 71.3 %, 52 %, and 6.54 %. In the research, 1 DM, 2 DM, and 4 DM doses of mahogany seed ethanol extract are proved with statistical and show a significant effect if compared with control (p<0.05), but aren’t are proved with statistical and show a significant effect if compared with the comparison (p>0.05). The conclusion of this study is mahogany seed ethanol extract 1 DM, 2 DM and 4 DM doses is effective to reduced blood glucose levels.
Key words: mahogany seed ethanol extract, blood glucose level
(3)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ………. ii
SURAT PERNYATAAN ……….. iii
ABSTRAK …...……….. iv
ABSTRACT ..………..… v
PRAKATA……….. vi
DAFTAR ISI ……….. viii
DAFTAR TABEL ………. xi
DAFTAR DIAGRAM ………... xii
DAFTAR GAMBAR ………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ………... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ……… 2
1.3.1 Maksud ………... 2
1.3.2 Tujuan ………...……….. 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...……… 3
1.4.1 Manfaat Akademis ………. 3
1.4.2 Manfaat Praktis ……….. 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ……...………… 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ………... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ………...………. 4
1.6 Metodologi Penelitian ………...………. 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 5
(4)
2.1.2 Morfologi Tanaman ……… 7
2.1.3 Kandungan Kimia Mahoni ………. 8
2.1.4 Peranan Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) Terhadap DM ……… 8
2.2 Pankreas ………. 10
2.2.1 Anatomi Pankreas ……….. 11
2.2.2 Histologi Pankreas ……….. 12
2.3 Insulin ………. 13
2.3.1 Biosintesis Insulin ……….. 2.3.2 Mekanisme Kerja Insulin ………... 2.3.3 Sensitifitas dan Resistensi Insulin ... 13 14 15 2.4 Diabetes Melitus ……… 16
2.4.1 Definisi Diabetes Melitus ……….. 16
2.4.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ……….. 17
2.4.3 Patogenesis Diabetes Melitus ………. 18
2.4.3.1 DM Tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ……….. 18
2.4.3.2 DM Tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ………... 19
2.4.3.3 DM Gestasional……… 21
2.4.3.4 DM Pada Usia Muda MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young) ………... 21
2.4.3.5 DM karena Obat atau Zat Kimia ... 22
2.4.3.5.1 Aloksan ... 22
2.4.4 Komplikasi Diabetes ……….. 23
2.4.4.1 Komplikasi Akut ………. 23
(5)
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ………. 33
3.1 Rancangan Penelitian ………. 33
3.2 Hewan Coba ………... 33
3.3 Penentuan Besar Sampel ……… 34
3.4 Variabel Penelitian ………. 34
3.5 Bahan dan Alat ....………... 34
3.5.1 Bahan ... 34
3.5.2 Alat ... 35
3.6 Prosedur Kerja ……… 35
3.7 Analisis Statistik ………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 38
4.1 Hasil Penelitian ……….. 38
4.2 Pembahasan ……… 41
4.3 Uji Hipotesis Penelitian ……...………... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 44
5.1 Kesimpulan ………. 44
5.2 Saran ………... 44
DAFTAR PUSTAKA ……… 45
LAMPIRAN ..….………... 48
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Antara DM Tipe 1 Dan Tipe 2 ………... 21 Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis DM ……….. 26 Tabel 2.3 Kriteria Kadar Glukosa Darah Plasma Vena Pada Berbagai
Keadaan ... 27 Tabel 2.4 Obat Hipoglikemik Oral di Indonesia ………... 32 Tabel 4.1 Rata-rata Kadar Glukosa Darah Mencit Sebelum, Sesudah
Perlakuan dan Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah ………...………... 37 Tabel 4.2 Hasil ANAVA Rata-rata Kadar Glukosa Darah Mencit Sebelum
Perlakuan (Setelah Induksi Aloksan) ………... 38 Tabel 4.3 Hasil ANAVA Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa
Darah Mencit Setelah Perlakuan ………..……….. 39 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD Persentase Penurunan Kadar
(7)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Perlakuan ………... 41
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Swietenia mahagoni Jacq. ………. 7
Gambar 2.2 Biji Mahoni ... 8
Gambar 2.3 Struktur Kimia Flavonoid ... 8
Gambar 2.4 Sorbitol Pathway ... 10
Gambar 2.5 Anatomi Pankreas ... 11
Gambar 2.6 Pulau Langerhans ... 13
Gambar 2.7 Struktur Kimia Insulin ... 14
Gambar 2.8 Struktur Kimia Aloksan ... 22
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara Pembuatan Ekstrak Etanol biji Mahoni ………... 48
Lampiran 2. Alat Pembuatan Ekstrak ... 49
Lampiran 3. Perhitungan Dosis ………... 50
Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 52
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Gula Darah Setelah Induksi Aloksan ... 53
Lampiran 6. Perhitungan Statistik Persentase Penurunan Kadar Gula Darah Setelah Perlakuan ………... 55
(10)
Lampiran 1
Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni
1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus.
2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan ke dalam labu reaktor pada alat ekstraktor dengan perbandingan bubuk biji mahoni dan pelarut (ethanol absolut 95%) 1:10.
3. Setelah itu hubungakan labu reaktor tadi dengan sochlet yang dilengkapi kondensator air. Prosesnya dilakukan secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata/sempurna selama 4 jam dengan seting suhu maksimal 50oC.
(11)
Lampiran 2
Alat Pembuatan Ekstrak
Labu reaktor dan Kondensator
(12)
Lampiran 3
Perhitungan Dosis
1. Perhitungan Dosis Aloksan
- Dosis Aloksan = 120 mg/kgBB tikus - Dosis untuk tikus 200g
(200/1000) x 120mg = 24 mg/tikus 200g - Konversi dosis tikus 200 g ke mencit 20 g = 0,14 - Berat mencit rata-rata pada percobaan = 21,04 g - Volume penyuntikan intravena mencit = 0,1 ml
Dosis Aloksan untuk mencit 20 gram 24 mg x 0,14 = 3,36 mg
Dosis Aloksan untuk mencit 21,04 g (21,04 g/20 g) x 3,36 mg = 3,53mg
Dosis yang diberikan untuk mencit = 3,53mg/0,1 ml intravena
2. Perhitungan Dosis Glibenklamid
- Dosis glibenklamid manusia 70 kg = 10 mg
- Konversi dosis manusia 70 kg ke mencit 20 gram = 0,0026 - Berat mencit rata-rata = 23,38 gram
- Volume lambung mencit = 0,5 ml
Dosis glibenklamid untuk mencit 20 gram 10 mg x 0,0026 = 0,026 mg
Dosis untuk mencit 23,83 gram
(23,83 g /20 g) x 0,026 mg= 0,031 mg
(13)
- Konversi dosis tikus 200 gram ke mencit 20 gram = 0,14 - Volume lambung mencit = 0,5 ml
A. Dosis Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1 DM Dosis mencit 20 gram
56,25 mg x 0,14= 7,875 mg Dosis mencit 26,21 gram
(26,21 /20) x 7,875 mg= 10,32 mg
Dosis yang diberikan untuk mencit = 0,01032 g/0,5 ml per oral
B. Dosis Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2 DM Dosis mencit 20 gram
112,5 mg x 0,14 = 15,75 mg Dosis mencit 26,21 gram
(26,21 /20) x 15,75 mg= 20,64 mg
Dosis yang diberikan untuk mencit = 0,02064 g/0,5 ml per oral
C. Dosis Ekstrak Etanol Biji Mahoni 4 DM Dosis mencit 20 gram
225 mg x 0,14 = 31,5 mg Dosis mencit 26,21 gram
(26,21 /20) x 31,5 mg= 41,28 mg
(14)
Lampiran 4
Data Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kadar Glukosa Darah (mg/dl)
Kelompok
Perlakuan Sebelum Sesudah Selisih
Penurunan (%)
1 DM 123 51 72 58,54
344 85 259 75,3
436 69 367 84,2
127 92 35 27,56
121 86 35 28,92
2 DM 316 116 200 63,3
182 102 80 43,95
169 110 59 34,91
127 49 78 61,41
126 119 7 5,56
4 DM 204 69 135 66,2
300 52 248 82,67
225 105 120 53,33
368 73 295 80,16
286 74 212 74,12
Pembanding 122 70 52 42,62
250 99 151 60,4
343 156 187 54,52
393 182 211 53,67
345 177 168 48,7
Kontrol 176 159 17 9,66
157 151 6 3,82
156 140 16 10,25
179 173 6 3,35
125 118 7 5,6
(15)
Lampiran 5
Perhitungan Statistik Kadar Gula Darah Setelah Induksi Aloksan
Oneway (ANOVA)
Descriptives Hasil
5 230.2000 149.47475 66.84714 44.6026 415.7974 121.00 436.00 5 184.0000 77.88774 34.83246 87.2896 280.7104 126.00 316.00 5 276.6000 65.04460 29.08883 195.8365 357.3635 204.00 368.00 5 290.6000 107.54673 48.09636 157.0631 424.1369 122.00 393.00 5 158.6000 21.54762 9.63639 131.8451 185.3549 125.00 179.00 25 228.0000 100.80344 20.16069 186.3904 269.6096 121.00 436.00 Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Total N Mean Std.
Deviation Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
5.188 4 20 .005
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Hasil
65189.600 4 16297.400 1.824 .164
178682.4 20 8934.120
243872.0 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding Total
(16)
Post Hoc Tests (Tukey HSD)
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
46.20000 59.78000 .935 -132.6841 225.0841 -46.40000 59.78000 .935 -225.2841 132.4841 -60.40000 59.78000 .848 -239.2841 118.4841 71.60000 59.78000 .753 -107.2841 250.4841 -46.20000 59.78000 .935 -225.0841 132.6841 -92.60000 59.78000 .545 -271.4841 86.2841 -106.60000 59.78000 .410 -285.4841 72.2841 25.40000 59.78000 .993 -153.4841 204.2841 46.40000 59.78000 .935 -132.4841 225.2841 92.60000 59.78000 .545 -86.2841 271.4841 -14.00000 59.78000 .999 -192.8841 164.8841 118.00000 59.78000 .314 -60.8841 296.8841 60.40000 59.78000 .848 -118.4841 239.2841 106.60000 59.78000 .410 -72.2841 285.4841 14.00000 59.78000 .999 -164.8841 192.8841 132.00000 59.78000 .217 -46.8841 310.8841 -71.60000 59.78000 .753 -250.4841 107.2841 -25.40000 59.78000 .993 -204.2841 153.4841 -118.00000 59.78000 .314 -296.8841 60.8841 -132.00000 59.78000 .217 -310.8841 46.8841 (J) Kelompok Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos (I) Kelompok Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Homogeneous Subsets
Hasil
Tukey HSDa
5 158.6000 5 184.0000 5 230.2000 5 276.6000 5 290.6000 Kelompok Kontrol Neg Dos 2 Dos 1 Dos 4 Kontrol Pos N 1 Subset for alpha = .05
1 DM 2 DM 4 DM Pembanding 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding Kontrol 1 DM 2 DM 4 DM Pembanding Kontrol 1 DM 2 DM 4 DM Pembanding Kontrol 1 DM 2 DM 4 DM Pembanding Kontrol 1 DM 2 DM 4 DM Pembanding Kontrol
(17)
Lampiran 6
Perhitungan Statistik Persentase Penurunan Kadar Gula Darah Setelah Perlakuan
Oneway (ANOVA)
Descriptives Hasil
5 54.8973 26.02012 11.63655 22.5890 87.2055 27.56 84.17 5 41.8263 23.51844 10.51777 12.6243 71.0283 5.56 63.29 5 71.2931 11.88267 5.31409 56.5388 86.0474 53.33 82.67 5 51.9854 6.68219 2.98836 43.6884 60.2825 42.62 60.40 5 6.5378 3.23948 1.44874 2.5155 10.5602 3.35 10.26 25 45.3080 26.88022 5.37604 34.2124 56.4036 3.35 84.17 Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Total N Mean Std.
Deviation Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
4.681 4 20 .008
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Hasil
11635.076 4 2908.769 10.195 .000
5706.030 20 285.301
17341.106 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding Total
(18)
Post Hoc Tests (Tukey HSD)
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
13.07099 10.68272 .738 -18.8957 45.0377 -16.39582 10.68272 .553 -48.3625 15.5709 2.91183 10.68272 .999 -29.0549 34.8785 48.35943* 10.68272 .002 16.3927 80.3261 -13.07099 10.68272 .738 -45.0377 18.8957 -29.46682 10.68272 .080 -61.4335 2.4999 -10.15916 10.68272 .873 -42.1259 21.8075 35.28844* 10.68272 .026 3.3217 67.2552 16.39582 10.68272 .553 -15.5709 48.3625 29.46682 10.68272 .080 -2.4999 61.4335 19.30765 10.68272 .397 -12.6591 51.2744 64.75526* 10.68272 .000 32.7885 96.7220 -2.91183 10.68272 .999 -34.8785 29.0549 10.15916 10.68272 .873 -21.8075 42.1259 -19.30765 10.68272 .397 -51.2744 12.6591 45.44760* 10.68272 .003 13.4809 77.4143 -48.35943* 10.68272 .002 -80.3261 -16.3927 -35.28844* 10.68272 .026 -67.2552 -3.3217 -64.75526* 10.68272 .000 -96.7220 -32.7885 -45.44760* 10.68272 .003 -77.4143 -13.4809 (J) Kelompok Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Kontrol Pos Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Neg Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos (I) Kelompok Dos 1 Dos 2 Dos 4 Kontrol Pos Kontrol Neg Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Homogeneous Subsets
Hasil
Tukey HSDa
5 6.5378 5 41.8263 5 51.9854 5 54.8973 5 71.2931 1.000 .080 Kelompok Kontrol Neg Dos 2 Kontrol Pos Dos 1 Dos 4 Sig.
N 1 2
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding Sig. 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding 1 DM 2 DM 4 DM Kontrol Pembanding
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom gangguan metabolisme dan keadaan hiperglikemia kronik yang berkaitan dengan defisiensi mutlak dari insulin atau gabungan dari resistensi reseptor insulin dan defisiensi relatif dari insulin (Savitri Ramaiah, 2002).
DM dapat timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang banyak, buang air kecil yang lebih sering, ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut datang ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Gejala DM dapat pula timbul lebih nyata, mendadak, dan dramatis sekali. Gejala dan tanda-tanda DM dijumpai lengkap beserta tanda-tanda ketoasidosisnya (Sarwono Waspadji, 2002).
Prevalensi DM di Indonesia terus meningkat, sehingga angka prevalensi DM berkisar 1,5 – 2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Di Manado, prevalensi DM melebihi angka nasional yaitu 6,1%. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita DM di dunia akan mencapai 306 juta jiwa. Di Indonesia, dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4% dan jumlah penduduk berusia di atas 20 tahun akan mencapai 178 juta jiwa, maka diperkirakan pada tahun 2010 penduduk Indonesia yang menderita DM mencapai 7 juta jiwa. Melihat adanya kecenderungan kenaikan prevalensi DM di berbagai daerah, maka dapat dipahami bila di masa yang akan datang, penyakit DM dengan komplikasinya akan berkembang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Salaman Hadi, 2003).
(20)
2
saat ini tetap berdasarkan perencanaan makanan, latihan jasmani, obat hipoglikemi, penyuluhan dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah dan urin (Setiawan Dalimartha, 2002).
Selain itu, pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO) juga merupakan salah satu tindakan yang dilakukan dalam penanganan DM Tidak Tergantung Insulin (DMTTI). Namun pemberian OHO sendiri dapat mengakibatkan berbagai efek samping, salah satunya adalah hipoglikemia (Otto Sumarwoto, 2004).
Penemuan buah mahoni sebagai vitamin dan obat-obatan pertama kali oleh Larry Brookes seorang ahli biokimia pada tahun 1990-an. Belakangan diketahui biji mahoni (Sweitenia mahagoni Jacq.) dapat menurunkan kadar gula darah sebaik OHO namun dengan efek samping yang relatif lebih sedikit (Otto Sumarwoto, 2004).
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat menjadikan biji mahoni sebagai salah satu alternatif pilihan dalam pengobatan DM di kemudian hari.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, apakah ekstrak etanol biji mahoni (Sweitenia mahagoni Jacq.) menurunkan kadar glukosa darah.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Maksud penelitian ini adalah memanfaatkan biji mahoni sebagai terapi alternatif penyakit DM.
(21)
3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi di dunia kedokteran khususnya pada ilmu pengobatan tradisional (herbal medicine) mengenai biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai obat antidiabetik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pilihan alternatif terapi bagi penderita DM.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Diabetes melitus adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia yang kronis dan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dihubungkan dengan defisiensi dalam sekresi atau aksi dari insulin atau keduanya. Hiperglikemia secara luas diketahui menyebabkan peningkatan konsentrasi radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi sangat reaktif dan sering menyebabkan kerusakan jaringan (Bennet, 1994).
Aloksan merupakan suatu molekul radikal bebas, yang dapat merusak sel β (beta) pankreas. Penyuntikan Aloksan ke dalam tubuh hewan menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel β pankreas. Reduksi Aloksan di dalam sel beta mengakibatkan insulin tidak dapat terbentuk secara normal sehingga terjadi keadaan hiperglikemik pada hewan (Halliwell, 1991).
Flavonoid pada mahoni bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menyingkirkan radikal bebas (Otto Sumarwoto, 2004).
(22)
4
Flavonoid merupakan salah satu dari banyak metabolik sekunder yang bermanfaat sebagai antioksidan. Flavonoid sebagai antioksidan akan menyumbangkan atom H dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mencegah dan memutuskan reaksi radikal bebas yang berantai dengan cara menurunkan reaktivitasnya (Hafiz Soewoto, 2001).
Mahoni juga mempunyai kemampuan sebagai astringen, yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus. Lapisan ini akan menghambat asupan glukosa sehingga laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi (Laurentia Mihardja, 2001).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dapat menurunkan kadar glukosa darah.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental sungguhan bersifat prospektif longitudinal dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Percobaan menggunakan mencit galur Swiss Webster yang telah diinduksi Aloksan selama 14 hari guna menimbulkan keadaan hiperglikemik pada mencit tersebut. Kemudian diberikan ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni
Jacq.) pada mencit dengan 3 dosis berbeda untuk mengetahui adanya efek penurunan glukosa darah pada mencit tersebut.
Mencit yang digunakan berjumlah 25 ekor, dan dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, sedangkan alat yang digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah pada mencit adalah glukometer.
(23)
5
metode ANAVA, yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata metode Tukey HSD
dengan α=0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, yang berlangsung dari Februari 2006 sampai Desember 2006.
(24)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dosis 1 DM, 2 DM, dan 4 DM efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan persentase penurunan kadar glukosa darah berturut-turut 54,9 %, 41,83 %, dan 71,3 %.
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang masih dapat dilakukan penelitian lanjutan seperti :
• Penelitian dengan menggunakan alat tes glukosa yang lebih akurat seperti spektrofotometri
• Penelitian untuk menentukan dosis optimum dari biji mahoni • Penelitian tentang uji toksisitas dari biji mahoni
• Penelitian tentang efek samping yang mungkin dapat terjadi pada penggunaan biji mahoni
(25)
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Susanto. 2002. Mahoni Menambah Nafsu Makan.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/.htm. 22 September 2006 Ahmad Husain Asdie. 1996. Olahraga / Latihan Jasmani : Sebagai Terapi Dan
Bagian Kehidupan Pada Diabetes Melitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I.edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 643 – 44
Amstrong W.P. 2003. Chemical Stucture and Antioaxidant Effect Of Flavonoid.
http://waynesword.palomar.edu/chemid2.htm. 22 Agustus 2006
Arnelia. 2002. Fito-Kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker
http://Puslitbangbogor.go.id/ 22 Agustus 2006
Askandar Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. p.17-20, 30-36
Bambang Setiawan. 2005. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran Indonesia, 55 (2): 86-90
Bennet P.H., 1994. Definition, Diagnosis, And Classificaton Of Diabetes Mellitus And Impaired Glucose Tolerance. In: Joslin’s Diabetes Mellitus. 13th edition. Pennsylvania: Lea&Febiger. p.193-200
Costoff A. The Endocrinology Of Pancreas. http://www.lib.mcg.edu/edu/program section5/.htm. 30 Desember 2006
Davey P. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. p.266-7
Gartner L.P, Hiatt J.L. 1997. Colour Textbook of Histology. Philadelphia: W.B Saunders Company. p.126-27
Hafiz Soewoto, 2001. Antioksidan Eksogen Sebagai Lini Pertahanan Kedua Dalam Menanggulangi Peran Radikal Bebas.Dalam: Kursus Penyegar 2001 Radikal Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan Dasar, Aplikasi dan Pemanfaatan Bahan Alam. Jakarta: Bagian Biokimia FK UI. p.1-25
Halliwell B., Gutteridge J.M.C. 1991. Free Radicals and Toxicology. In: Free Radicals In Biology And Medicine. 2nd edition. New York: Oxford. p.310-4
(26)
46
Kabelan Kunia. 2002. Fitofarmaka Mahoni, Mahkota Dewa, dan Mengkudu.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/2809/.htm. 5 September 2006 Kelompok Kerja Ilmiah PHYTO MEDICA, 1993. Kencing Manis, Diabetes
Melitus. Dalam: Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. p.
195-200
Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakara: PT. Raja Grafindo Persada. p.257-262
Kiberd B. Altantic Transplant Program Pancreas Transplantation.
http://www.cdha.nshealth.ca/.../pancreas.html. 6 Maret 2006
Kneckz P, et al. 2002. Flavonoid Intake and Risk Of Chronic Disease.
http://www.applepolphenols.com/studies/diabetes.htm. 17 September 2006 Laurentia Mihardja. 2001. Penelitian Manfaat Ekstrak Buah Terung Ngor, Buah
Mengkudu dan Biji Mahoni dalam Menurunkan Glukosa Darah pada Hewan Percobaan.http://digilib.litbang.depkes.go.id/. 28 Maret 2006
McKennitt L. http://www.kingsnake.com/westindian/viridaeplantae5.html. 29 Desember 2006
McLetchie N.G.B. 2005. Alloxan Diabetes, A Discovery, Albeit A Minor One
http://www.palomar.edu MSDS. 30 Desember 2006
Molina, P.E. 2004. Endocrine Pancreas. In: LANGE Endocrine physiology. New York: McGraw-Hill Company. P. 157-79
Moore. K.L., Agur A.M.R. 2002. Anatomi Dasar Klinis. Jakarta: Hipokrates
Otto Sumarwoto, 2004. Mahoni Sebagai Pohon Pelindung.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/.htm., 22 Agustus 2006 PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe
2 di Indonesia. Jakarta
Power, A.C.2005. Diabetus Mellitus In: Dennis L.K et al, editors: Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16th edition. New York: McGraw-Hill
(27)
47
Sarwono Waspadji. 2002. Gambaran Klinis Diabetes Mellitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi ketiga. Jakarta: Gaya Baru. p.586
Savitri Ramaiah. 2006. Diabetes Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan
Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. p.1-2, 17-9 Setiawan Dalimartha. 2002. Altas Tanaman Obat Indonesia Jilid 2 Cetakan III.
Jakarta: PT Trubus Agriwidaya
Sidartawan Sugondo, 1996. Penyuluhan Dan Edukasi Diabetes Melitus. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p.665
_______, 1999. Pengobatan Insulin Untuk Kontrol Glikemik Diabetes Tipe 2.
Dexa Media, 2 (12): 7-14
_______, 1999. Prinsip Pengobatan Diabetes, Obat Hipoglikemik Oral dan Insulin. Dexa Media, 2 (12): 80-89
Suzanna Immanuel, 2006. Maturity-Onset Diabetes of the Young Majalah
Kedokteran Indonesia, 56 (2): 57-63
Swa Kurniati. 2004. Pemikiran Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe-2 Dalam Praktek Sehari-hari. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3 (1): 29-35 Tjokropranoto A. 2003. Mutasi DNA Mitokondria dan Diabetes Melitus. Dalam:
Mitochondrial Medicine. edisi I. Jakarta: Penerbit Lembaga Eijkman: p.85-111
(1)
4
Flavonoid merupakan salah satu dari banyak metabolik sekunder yang bermanfaat sebagai antioksidan. Flavonoid sebagai antioksidan akan menyumbangkan atom H dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mencegah dan memutuskan reaksi radikal bebas yang berantai dengan cara menurunkan reaktivitasnya (Hafiz Soewoto, 2001).
Mahoni juga mempunyai kemampuan sebagai astringen, yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus. Lapisan ini akan menghambat asupan glukosa sehingga laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi (Laurentia Mihardja, 2001).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dapat menurunkan kadar glukosa darah.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental sungguhan bersifat prospektif longitudinal dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Percobaan menggunakan mencit galur Swiss Webster yang telah diinduksi Aloksan selama 14 hari guna menimbulkan keadaan hiperglikemik pada mencit tersebut. Kemudian diberikan ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) pada mencit dengan 3 dosis berbeda untuk mengetahui adanya efek penurunan glukosa darah pada mencit tersebut.
Mencit yang digunakan berjumlah 25 ekor, dan dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, sedangkan alat yang digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah pada mencit adalah glukometer.
Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit dalam mg/dl, baik sebelum perlakuan (sesudah diinduksi Aloksan), maupun setelah diberi perlakuan tiap kelompoknya. Hasil percobaan kemudian diuji secara statistik dengan
(2)
Universitas Kristen Maranatha 5
metode ANAVA, yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata metode Tukey HSD dengan α=0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, yang berlangsung dari Februari 2006 sampai Desember 2006.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dosis 1 DM, 2 DM, dan 4 DM efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan persentase penurunan kadar glukosa darah berturut-turut 54,9 %, 41,83 %, dan 71,3 %.
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang masih dapat dilakukan penelitian lanjutan seperti :
• Penelitian dengan menggunakan alat tes glukosa yang lebih akurat seperti spektrofotometri
• Penelitian untuk menentukan dosis optimum dari biji mahoni
• Penelitian tentang uji toksisitas dari biji mahoni
• Penelitian tentang efek samping yang mungkin dapat terjadi pada penggunaan biji mahoni
(4)
45
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Susanto. 2002. Mahoni Menambah Nafsu Makan. http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/.htm. 22 September 2006 Ahmad Husain Asdie. 1996. Olahraga / Latihan Jasmani : Sebagai Terapi Dan
Bagian Kehidupan Pada Diabetes Melitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I.edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 643 – 44
Amstrong W.P. 2003. Chemical Stucture and Antioaxidant Effect Of Flavonoid.
http://waynesword.palomar.edu/chemid2.htm. 22 Agustus 2006
Arnelia. 2002. Fito-Kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker
http://Puslitbangbogor.go.id/ 22 Agustus 2006
Askandar Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan
Terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. p.17-20, 30-36
Bambang Setiawan. 2005. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran Indonesia, 55 (2): 86-90
Bennet P.H., 1994. Definition, Diagnosis, And Classificaton Of Diabetes Mellitus And Impaired Glucose Tolerance. In: Joslin’s Diabetes Mellitus. 13th edition. Pennsylvania: Lea&Febiger. p.193-200
Costoff A. The Endocrinology Of Pancreas. http://www.lib.mcg.edu/edu/program section5/.htm. 30 Desember 2006
Davey P. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. p.266-7
Gartner L.P, Hiatt J.L. 1997. Colour Textbook of Histology. Philadelphia: W.B Saunders Company. p.126-27
Hafiz Soewoto, 2001. Antioksidan Eksogen Sebagai Lini Pertahanan Kedua Dalam Menanggulangi Peran Radikal Bebas.Dalam: Kursus Penyegar 2001 Radikal Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan Dasar, Aplikasi dan
Pemanfaatan Bahan Alam. Jakarta: Bagian Biokimia FK UI. p.1-25
Halliwell B., Gutteridge J.M.C. 1991. Free Radicals and Toxicology. In: Free
Radicals In Biology And Medicine. 2nd edition. New York: Oxford. p.310-4
Hendriyono F.X. 2005. Patogenesa DM Tipe-1 dan DM Tipe-2. Majalah
(5)
46
Kabelan Kunia. 2002. Fitofarmaka Mahoni, Mahkota Dewa, dan Mengkudu.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/2809/.htm. 5 September 2006 Kelompok Kerja Ilmiah PHYTO MEDICA, 1993. Kencing Manis, Diabetes
Melitus. Dalam: Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. p.
195-200
Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakara: PT. Raja Grafindo Persada. p.257-262
Kiberd B. Altantic Transplant Program Pancreas Transplantation. http://www.cdha.nshealth.ca/.../pancreas.html. 6 Maret 2006
Kneckz P, et al. 2002. Flavonoid Intake and Risk Of Chronic Disease.
http://www.applepolphenols.com/studies/diabetes.htm. 17 September 2006 Laurentia Mihardja. 2001. Penelitian Manfaat Ekstrak Buah Terung Ngor, Buah
Mengkudu dan Biji Mahoni dalam Menurunkan Glukosa Darah pada
Hewan Percobaan.http://digilib.litbang.depkes.go.id/. 28 Maret 2006
McKennitt L. http://www.kingsnake.com/westindian/viridaeplantae5.html. 29 Desember 2006
McLetchie N.G.B. 2005. Alloxan Diabetes, A Discovery, Albeit A Minor One
http://www.palomar.edu MSDS. 30 Desember 2006
Molina, P.E. 2004. Endocrine Pancreas. In: LANGE Endocrine physiology. New York: McGraw-Hill Company. P. 157-79
Moore. K.L., Agur A.M.R. 2002. Anatomi Dasar Klinis. Jakarta: Hipokrates
Otto Sumarwoto, 2004. Mahoni Sebagai Pohon Pelindung.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/.htm., 22 Agustus 2006 PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe
2 di Indonesia. Jakarta
Power, A.C.2005. Diabetus Mellitus In: Dennis L.K et al, editors: Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16th edition. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc. p 2154
Salaman Hadi, H., Julia, M. 2003. Pengaruh Standar Diet terhadap Pengendalian Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Rawat Jalan di RSUP Manado. Majalah Keokteran Indonesia, 53 (11): 21-31
(6)
Universitas Kristen Maranatha 47
Sarwono Waspadji. 2002. Gambaran Klinis Diabetes Mellitus. Dalam: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi ketiga. Jakarta: Gaya Baru. p.586
Savitri Ramaiah. 2006. Diabetes Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan
Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. p.1-2, 17-9
Setiawan Dalimartha. 2002. Altas Tanaman Obat Indonesia Jilid 2 Cetakan III. Jakarta: PT Trubus Agriwidaya
Sidartawan Sugondo, 1996. Penyuluhan Dan Edukasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p.665
_______, 1999. Pengobatan Insulin Untuk Kontrol Glikemik Diabetes Tipe 2.
Dexa Media, 2 (12): 7-14
_______, 1999. Prinsip Pengobatan Diabetes, Obat Hipoglikemik Oral dan Insulin. Dexa Media, 2 (12): 80-89
Suzanna Immanuel, 2006. Maturity-Onset Diabetes of the Young Majalah
Kedokteran Indonesia, 56 (2): 57-63
Swa Kurniati. 2004. Pemikiran Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe-2 Dalam Praktek Sehari-hari. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3 (1): 29-35 Tjokropranoto A. 2003. Mutasi DNA Mitokondria dan Diabetes Melitus. Dalam:
Mitochondrial Medicine. edisi I. Jakarta: Penerbit Lembaga Eijkman: