PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT.

(1)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS

PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN

KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG

BARAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Disusun oleh: EMAY MASTIANI

NIM 1102553

PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK

PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB

SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT

Oleh

Emay Mastiani, S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Emay Mastuiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing

Dr. Endang Rochyadi, M. Pd NIP. 195608181985031002

Diketahui Oleh

Ketua Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus,

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed NIP. 195904141985031005


(4)

ii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB

SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT EMAY MASTIANI NIM 1102553

PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Keterampilan yang selama ini diajarkan kepada anak tunagrahita ringan di SLB Sukagalih belum mampu memandirikan anak untuk hidup di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh keterampilan yang diajarkan di sekolah tersebut tidak berdasarkan apa yang di butuhkan di masyarakat atau dibutuhkan oleh lapangan kerja yang terdapat di sekitar sekolah/tempat tinggal anak. Untuk membangun keterampilan tersebut perlu mengkaji apa yang dibutuhkan di masyarakat atau di lingkungan di mana anak berada. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang memungkinkan dijadikan bahan keterampilan fungsional bagi anak. Adapun pemilihan program keterampilan selain berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat, telah disesuaikan antara pekerjaan dengan kondisi fisik, mental/kognisi, sosial dan minat anak terhadap pekerjaan tersebut serta penerimaan terhadap tenaga tunagrahita ringan oleh penyedia pekerjaan. Beberapa pekerjaan di tempat pengemasan produk pertanian, dapat dilakukan oleh anak tunagrahita, karena pekerjaan yang tersedia dapat dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pemikiran, pekerjaan yang tersedia cenderung memerlukan kerja tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan semiloka/diskusi. Adapun prosedur perolehan data dalam penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut: (1) tahap eksplorasi, (2) tahap pembuatan program dan (3) implementasi program dalam hal ini hanya dilakukan uji terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak tuangrahita ringan mampu mengerjakan pekerjaan yang semi-skill yaitu pekerjaan mengemas produk pertanian, pekerjaan yang dikuasai dan disenangi akan menyebabkan mereka tekun bekerja serta penyedia lapangan pekerjaan mengemas produk pertanian bersedia menerima anak tunagrahita yang mau bekerja di tempat tersebut.


(5)

iii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

EMPLOYMENT SKILLS PROGRAM ON AGRICULTURAL PRODUCTS PACKAGING FOR MILD MENTALLY RETARDED CLASS XI STUDENT IN SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT

EMAY MASTIANI NIM 1102553 SPECIAL NEEDS EDUCATION SCHOOL OF POSGRADUATE STUDIES

INDONESIAN UNIVERSITY OF EDUCATION

Skills that have been taught to the mild mental retarded children in the SLB (Special School) Sukagalih has not been able to teach the student to live independently in the community. This is due to the skills being taught in the schools is not based on what is needed in the community or required by employment nearby to the school or to the place the child lives. Assessment of what the community actually needed is necessary to determine what skills to teach. This research intends to explore the potential skills that can be raised in the school environment, which is possible to be used as student’s functional skill training materials. One of the observed potential skills is the agricultural product packing skill. The selection of the skill program besides based on the needs in the local society is also adapted with student’s physical condition, mental/cognition capacity, social status, personal interest to the activity, and the acceptability of the host employer to mild-mentally retarded workforce. Some of the activity in the agricultural packaging work routine is possible to be done by mild-mentally retarded student. The work activity is relatively easy and does not require thinking; the work routine that is available considered as hand-only job. The method used in this research is Research and Development (R&D) method. Data obtained through observation, interview, documentation, and workshop/ discussion. The procedures for obtaining the data in this study are through (1) exploration, (2) programming, (3) program implementation in this case use limited test. Result showed that mild-mentally retarded student are able to do semi-skilled work, which in this study is packaging agricultural product. Another findings from this study is that a certain job or activity which student able to do and enjoy will cause them to work diligently. Moreover, the employer is willing to accept mild-mentally retarded student who wants to work at the place. Recommendations given to SLB Sukagalih and the educators and curriculum implementers to implement the job/skill training program as the result of this study.


(6)

vii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Masalah/Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB I I LANDASAN TEORI A. Konsep Anak Tunagrahita ... 10

1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 10

2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 12

3. Anak Tunagrahita Ringan ... 13


(7)

viii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 13

4. Kebutuhan Pendidikan Anak Tunagrahita ... 15

5. Tujuan Pendidikan bagi Anak Tunagrahita Ringan ... 18

6. Permasalahan yang Dihadapi Anak Tunagrahita ... 20

B. KONSEP DASAR KETERAMPILAN KERJA ... 22

1. Pengertian/Peristilahan ... 22

2. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Kerja ... 24

3. Fungsi Latihan Keterampilan Kerja ... 25

4. Ruang Lingkup Keterampilan Kerja ... 27

C. PROGRAM KETERAMPILAN KERJA ... 29

1. Identifikasi ... 29

2. Asesmen ... 30

3. Bentuk Keterampilan Kerja ... 31

4. Latihan ... 33

5. Magang ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Subjek Penelitian... 39

C. Prosedur Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data... 46

E. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52


(8)

ix

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 159

B. Rekomendasi ... 162

DAFTAR PUSTAKA ... 164


(9)

x

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Gambar 3 Prosedur Penelitian ………. 45

2. Gambar 4.1 Program Faktual ……….. 74

3. Gambar 4.2 Gambaran Umum Hasil Pre-tes ……… 143

4. Gambar 4.3 Gambaran Umum Hasil Post-test……….. 145

5. Gambar 4.4 Mengetahui Alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ……….. 146

6. Gambar 4.5 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ………... 147

7. Gambar 4.6 Membereskan Alat dan bahan untuk mengemas Produk pertanian setelah digunakan, sebelum dan sesudah diberi latihan ……….. 148


(10)

xi

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 3.1 Subjek Penelitian ………. 39

2. Tabel 3.2 Desain Penelitian ……….. 49

3. Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ………. 50

4. Tabel 4.1 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI sebelum diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 142 5. Tabel 4.2 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI setelah diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 144

6. Tabel 4.3 Mengetahui Alat dan bahan sebelum dan setelah diberi latihan ……… 146

7. Tabel 4.4 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 147

8. Tabel 4.4 Membereskan alat dan bahan produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 148

9. Tabel 5.1 Kisi-kisi Observasi ... 166

10.Tabel 5.2 Instrumen Pedoman Observasi... 167

11.Tabel 5.3 Pedoman Observasi ……… 169

12. Tabel 5.4 Kisi-kisi Wawancara ... 182


(11)

xii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian dan Analisis Tugas

a. Kisi-kisi Observasi ... 166

b. Instrumen Pedoman Observasi ... 169

1.3 Kisi-kisi Wawancara ... 182

1.4 Instrumen Pedoman Wawancara ... 183

Lampiran 2 Foto kegiatan ... 187

Lampiran 3 Administrasi Penelitian 3.1 Surat Keputusan Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Tentang PengangkatanPembimbing ... 201

3.4 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Direktur Universitas Pendidikan Indonesia ……….. 203

3.5 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian dari SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat ……….. 204

Lampiran 4 Surat Keterangan Expert Judgment ……….. 205


(12)

xiii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat


(13)

1

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran keterampilan di sekolah merupakan alat untuk mengembangkan potensi siswa sebagai bekal hidup agar pada saat mereka terjun di masyarakat dapat digunakan untuk mencari nafkah. Pembelajaran keterampilan yang dimaksud adalah pembelajaran keterampilan kecakapan hidup, yang dituangkan dalam bentuk pembelajaran keterampilan fungsional.

Tujuan pembelajaran keterampilan yaitu untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kompetensi berupa kecakapan hidup untuk hidup mandiri yang dapat digunakan di masyarakat serta merupakan jembatan penghubung antara penyiapan peserta didik/siswa di lembaga pendidikan/sekolah dengan masyarakat dunia kerja sehingga melalui keterampilan kecakapan hidup yang dimilikinya siswa tersebut dapat mencari nafkah.

Penerapan pembelajaran keterampilan sangat ditentukan apakah program keterampilan dapat diikuti oleh siswa serta dapat diserap sehingga mereka menguasai keterampilan yang diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu dibuat program keterampilan yang sesuai dengan keberadaan siswa atau kemampuan siswa serta ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada di sekitar tempat tinggal siswa.

Penyesuain program dipandang sangat penting dikarenakan keterampilan yang dipelajari harus dapat dikerjakan oleh siswa yang bersangkutan sebab apabila pembelajaran keterampilan tidak dapat diikuti maka program tersebut tidak memiliki fungsi apa-apa, begitu juga dengan anak penyandang tunagrahita penyesuain program sangatlah penting mengingat keberadaan mereka yang memiliki kekurangan baik fisik, mental maupun sosial.


(14)

2

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kebutuhan tersebut maka Pemerintah telah berupaya menyelenggarakan pendidikan secara khusus bagi penyandang tunagrahita yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, sedangkan pengaturan program pengajarannya tertuang di dalam Kurikulum Sekolah Luar Biasa berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1216/ U/1994.

Sebagaimana tercantum dalam PP. 72 tahun 1991 Bab II Pasal 2 mengatakan bahwa :

Pendidikan Luar Biasa bertujuan membantu para peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/mental agar mampu mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Merujuk kepada tujuan Pendidikan Luar Biasa dalam PP. 72 Tahun 1991 Bab II Pasal 2 maka ada tiga hal penting yang menjadi esensi dari penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa yaitu :

1. Mengembangkan kemampuan peserta didik luar biasa dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2. Kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut harus menjadi dasar dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya baik secara sosial, budaya dan alam sekitarnya dalam kata lain kemampuan tersebut sebagai kecakapan hidup baik personal, sosial dan vokasional.

3. Membekali peserta didik untuk terjun dalam dunia kerja dan atau melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

Tiga hal esensial di atas menunjukkan bahwa tujuan pendidikan luar biasa adalah melahirkan para peserta didik luar biasa yang memiliki kompetensi baik personal maupun sosial yang dapat diaplikasikan dalam


(15)

3

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup sehingga mereka akan mengurangi ketergantungan (independency) kepada orang lain dan hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Beberapa pendapat yang berkaitan dengan pengertian dikemukakan bahwa kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. Seperti dari WHO (1997) dalam Nurseha (tidak ada tahun :1) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.

Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang


(16)

4

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.

Sejalan dengan definisi tersebut di atas, program keterampilan harus senantiasa relevan dengan kebutuhan anak serta kebutuhan lingkungan, sehingga apapun yang mereka dapatkan dari bangku sekolah dapat berguna untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan di masyarakat.

Menindaklanjuti tujuan program pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendidikan semaksimal mungkin sehingga anak-anak luar biasa terutama anak tunagrahita dapat memiliki kompetensi baik kompetensi personal dan sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus mampu untuk memenuhi kebutuhan dirinya, mampu untuk bergaul dengan masyarakat, dapat memiliki keterampilan, sehingga mereka dapat memiliki kecakapan untuk hidup di masyarakat. Dengan terbentuknya kecakapan hidup akan tumbuh kemandirian sehingga anak luar biasa tidak lagi menjadi individu yang memiliki ketergantungan kepada orang lain tetapi mereka dapat hidup mandiri mampu hidup dalam kehidupan.

Salah satu peserta didik di Sekolah Luar Biasa adalah anak tunagrahita ringan, anak tunagrahita ringan adalah anak yang memilki kecerdasan paling tinggi diantara anak tunagrahita lainnya. mereka memiliki hak seperti anak pada umumnya, dan merupakan bagian dari masyarakat, baik dalam pendidikan, kesehatan, bersosialisasi, maupun pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketika anak tunagrahita ringan ingin memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari mereka


(17)

5

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering mengalami kesulitan dikarenakan berbagai hal yang membuat mereka tidak bisa diterima pada perusahaan atau tempat yang memerlukan tenaga kerja, hal ini diakibatkan oleh pandangan masyarakat yang kurang percaya atas kemampuan kerja mereka. Pandangan masyarakat yang terjadi saat ini ketika menilai kemampuan seseorang hanya dilihat dari kemampuan intelektualnya saja, sehingga bagi mereka yang memiliki intelektual di bawah rata-rata/tunagrahita mereka dianganggap seseorang/individu yang tidak bisa melakukan hal yang berguna di masyarakat.

Sejatinya mereka masih memiliki potensi yang bisa dikembangkan dalam masa perkembangannya. Kecerdasan yang dimiliki anak tunagrahita ringan berkisar antara 50-70, mereka mengalami kesulitan yang berkaitan dengan akademik, sosial dan pekerjaan. Walaupun demikian, mereka masih memilki kemampuan minimal dalam berhitung, membaca, menulis, dan penyesuaian sosial, tidak menutup kemungkinan mereka untuk bisa bekerja di pabrik atau di produsen rumahan pada bagian membungkus produk atau hasil yang akan dijual ke konsumen, sehingga kelak ia dapat menjadi pribadi yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti dikemukakan oleh Samuel A.

Kirk (1986) dalam Astati (2001:6) “mengemukakan bahwa anak tunagrahita

memiliki kemampuan untuk berkembang dalam 3 bidang yaitu: 1) mata pelajaran sekolah (SD dan awal SMP), 2) dalam penyesuaian sosial sampai akhirnya dapat berdiri sendiri dalam masyarakat, dan 3) kemampuan bekerja yang dapat mandiri sebagian atau sepenuhnya seperti orang dewasa.

Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak. Akan tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat akademik walaupun terbatas. Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa”.

Hasil studi pendahuluan terhadap pembelajaran keterampilan yang diselenggarakan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat, di SLB ini telah melakukan pembelajaran yang mengarah kepada melatih kemandirian mereka,


(18)

6

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa di SLB ini sebagian besar termasuk anak tunagrahita ringan, sehingga pembelajaran pun lebih mengarah kepada keterampilan yang nantinya akan berguna bagi anak tunagrahita setelah tamat sekolah menengah atas atau setelah ia dewasa nanti dan berbaur dengan masyarakat.

Pembelajaran keterampilan yang diberikan selama ini di SLB Sukagalih hanya berdasarkan pada program yang biasanya dilakukan di sekolah luar biasa pada umumnya seperti, menjahit, tata boga, meronce, dan handycrapt. Hal ini menyebabkan kurangnya peluang bagi lulusan SMALB untuk bisa bekerja sesuai dengan peluang yang ada selama ini di sekitar sekolah/tempat tinggal siswa. Keterampilan tersebut bukan tidak penting bagi anak-anak tunagrahita akan tetapi akan lebih baik apabila program pembelajaran keterampilan disesuiakan dengan peluang pekejaan yang tersedia sehingga akan lebih jelas arah tujuan pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak.

Keberadaan fisik anak tunagrahita ringan yang menjadi siswa SLB Sukagalih tidak jauh berbeda dengan anak lainnya, fisik mereka tidak terlihat ada kekurangan selintas mereka terlihat seperti bukan anak tunagrahita, apabila ditelaah lebih jauh ada kekurangan dari mereka yaitu kecerdasan.

Hasil studi pendahuluan yang lainnya Lembang merupakan salah satu daerah penghasil sayuran segar, berbagai jenis sayuran yang dihasilkan di daerah Lembang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masayarakat sekitar Lembang, Bandung, bahkan Jakarta lebih luas lagi produk pertanian yang dihasilkan tersebut di kirim ke luar Pulau Jawa salah satunya ke Pulau Kalimantan. Dalam pendistribusiannya sayuran harus dikemas secara tepat agar sayuran tetap segar dan tidak mudah rusak, sehingga sayuran tersebut dapat dikonsumsi dalam keadaan segar. Proses pengemasan sayuran di daerah Lembang dilakukan di industri rumahan yang terletak di sekitar SLB Sukagalih Lembang, pada proses pengemasan ini memerlukan tenaga kerja padat karya dan karena proses pengemasan dikerjakan secara manual, jadi dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Pekerjaan yang terdapat di tempat


(19)

7

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengemasan produk pertanian pada umumnya dikerjakan oleh masayarakat sekitar, pekerjaan yang tersedia tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi. Pemilik industri rumahan pengemasan produk pertanian bersedia menerima anak tunagrahita ringan untuk bekerja di tempat pengemasan tersebut.

Latar belakang pemilihan program keterampilan yang ingin peneliti susun mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan

mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”.

Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang ditegaskan oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai potensi sekolah. Sekolah dapat mengembangkan keterampilan lain yang tidak ada dalam kelompok keterampilan seperti musik, massage, bahasa, tata rias dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan peserta didik”.

B. Fokus Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini difokuskan pada permasalahan sebagai berikut: Apakah program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dapat diterapkan pada anak tunagrahita ringan kelas XI SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat?

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memudahkan dalam mengkaji dan mengarahkan, maka penulis menguraikan permasalahan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian?


(20)

8

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan?

Aspek yang ditinjau terdiri dari: a. Jenis pekerjaan yang tersedia

b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home industri)

c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)

d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan produk

3. Bagaimana draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan yang cocok bagi anak tunagrahita ringan?

4. Bagaimana implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, secara umum bertujuan untuk menemukan rumusan program keterampilan kerja bagi anak tunagrahita ringan, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang objektif tentang:

1. Kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian.

2. Gambaran tentang peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan.

Aspek yang ditinjau terdiri dari: a. Jenis pekerjaan yang tersedia

b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home industri)


(21)

9

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)

d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan produk

3. Draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan bagi anak tunagrahita ringan.

4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi konsep maupun teori tentang keterampilan kerja khususnya untuk keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang menggunakan koran dan plastik. Oleh karena itu teori-teori yang dikaji dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang dapat mengembangkan kemampuan anak tunagrahita ringan untuk dapat bekerja ketika lulus dari SMALB.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan dapat menggambarkan program keterampilan kerja yang sesuia dengan kondisi fisik/kemampuan anak tunagrahita yang mendukung pekerjaan dan ketersediaan pekerjaan yang terdapat di lingkungan tempat tinggal anak tunagrahita ringan dalam hal ini keterampilan kerja mengemas produk pertanian dengan menggunakan koran dan plastik. Manfaat lain hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada penyelenggara pendidikan bahwa pemilihan keterampilan yang akan diberikan kepada anak hendaknya disesuiakan dengan kondisi anak dan lapangan pekerjaan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal anak sehingga anak dapat bekerja di tempat tersebut.


(22)

10

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui penelitian diharapkan dapat tercipta program keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang mampu mendorong terciptanya kemampuan kerja anak tunagrahita ringan lulusan SMALB dan dapat meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan jika dikembangkan sesuai dengan potensi yang mereka miliki.


(23)

37

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian hal penting yang harus diperhatikan adalah menentukan metode penelitian. Metode yang digunakan haruslah tepat, artinya harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menentukan metode merupakan salah satu unsur yang akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Oleh karena itu perlu ada rancangan yang tepat dalam penentuan metodologi yang meliputi metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan bagi anak tunagrahita.. OPenelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono (2008:297) adalah “metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produik tertentu, dan mengujin keefektitifan

produk tersebut”. Sejalan dengan dengan itu Sukmadinata (2005:164) dalam

Mulyati (2011:80) Bahwa “Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan”. Borg dan Gall (1979:264) mengemukakan bahwa “penelitian ini dilakukan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus yang bersifat praktik melalui

applied research yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan”. Untuk

memperoleh produk maka metode penelitian dan pengembangan dimulai dengan analisis kebutuhan kemudian menguji efektivitas produk supaya dapat berfungsi di masyarakat.


(24)

38

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hal di atas Sugiyono (2008:298-311) mengemukakan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan:


(25)

39

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Potensi dan Masalah, yakni segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.

2. Mengumpulkan informasi, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnyaperlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk.

3. Desain Produk, dibuat berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap system tersebut, dan melakukan penelitian kepada unit lain yang yang dipandang system kerjanya bagus.Selain itu mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan system kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil kerja ini berupa rancangan kerja baru dan masih berupa hipotetik.

4. Validasi desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini system kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari rancangan yang lama. Dikatakan secra rasiona, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi ini dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru. Validasi ini dapat dilakukan melaui forum diskusi dan hal-hal yang dipresentasikan adalah proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.

5. Perbaikan Desain, dilakukan setelah validasi melaui diskusi dengan pakar dan para ahli lanyard, maka akan diketahui kelemahannya selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki desain, perbaikan dilakukan oleh peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Produk, dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem yang lama.

7. Revisi Produk, untuk melihat tentang kemungkinan ada kelemahan yang membutuhkan perbaikan sesegera mungkin.

8. Uji coba Pemakaian, yaitu menggunakan produk yang telah teruji. 9. Revisi Produk, dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata

terdapat kekurangan dan kelemahan.

10. Pembuatan Produk Masal, pembuatan produk dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Berdasarkan pendapat di atas secara umum pendekatan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu: tahap pertama eksplorasi,


(26)

40

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap kedua pembuatan produk dan tahap ketiga implementasi produk. Karena berbagai pertimbangan dalam penelitian ini tidak menggunakan semua tahapan seperti yang disarankan di atas, peneliti akan melakukan 6 (lima) langkah yaitu: mengidentifikasi potensi masalah, mengumpulkan berbagai informasi (kondisi objektif), merancang desain produk (program konseptual), melakukan uji validasi, revisi desain (program hipotetik) dan implementasi program, dalam penelitian ini tidak dilalukan uji luas hanya dilakukan uji terbatas.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan salah satu unsur yang penting dalam penelitian ini yang nantinya akan dijadikan sumber data penelitian, karena ketetapan memilih subjek akan menentukan ketercapaian tujuan penelitian, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 5 (lima) orang anak tunagrahita ringan kelas XI SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat.

Tabel 3.1

SUBJEK PENELITIAN

No. Nama L/P Umur Keterangan

1. KS P 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI 2. US L 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI 3. YY P 16 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI 4. DI L 17 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI 5. TI L 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI


(27)

41

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat pada anak kelas XI, alasan mengapa peneliti memilih subjek siswa tunagrahita ringan jenjang SMALB adalah sebagai berikut:

a. Di lingkungan SLB Sukagalih terdapat beberapa tempat pengemasan produk pertanian karena wilayah Lembang merupakan produsen pertanian (sayur-mayur), di mana produk tersebut biasanya tidak hanya memenuhi kebutuhan sekitar Lembang/Bandung akan tetapi banyak permintaan dari luar Bandung bahkan luar Jawa (Kalimantan). Adapun tujuan dari pengemasan tersebut agar sayuran yang dikemas akan tahan lama dalam jangka waktu beberapa hari, sehingga pada saat sampai tujuan sayuran tersebut masih segar, tujuan lain yaitu pengemasan dilakukan atas dasar permintaan dari supermarket yang sistem penjualannya melayani sendiri, sayur yang sudah dikemas selain awet akan terlihat bagus dan rapi.

b. Peneliti berkeinginan anak tunagrahita ringan lulusan SLB Sukagalih dapat bekerja di tempat pengemasan produk pertanian, sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak terlalu tergantung kepada orang lain ketika ia dewasa.

c. Pemilik Industri rumahan bersedia menerima penyandang tunagrahita ringan asalkan mereka bisa mengerjakan pekerjaan di tempat tersebut. 2. Objek Penelitian

“Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung


(28)

42

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap Eksplorasi

a.Studi Pendahuluan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai studi awal dengan tujuan merefleksikan situasi yang terjadi di lapangan. Melaui kegiatan ini peneliti menggali berbagai fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan:

1) Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat berdasarkan dari potensi tunagrahita ringan di samping mereka memiliki keterbatasan intelektualnya, mereka memiliki potensi dalam kemampuan bekerja yaitu tunagrahita ringan dapat melakukan pekerjaan yang semi-skilled yang sifatnya sederhana. Di sekitar tempat tinggal siswa terdapat beberapa pekerjaan tersebut yang dapat dilakukan oleh tunagrahita ringan yaitu pengemasan produk pertanian. Masalah yang mendorong keterkaitan penulis untuk meneliti topik ini adalah pengamatan peneliti di lapangan bahwa di SLB Sukagalih belum memiliki program keterampilan kerja yang fungsional bagi anak tunagrahita ringan, keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan yang terdapat di sekitar tempat tinggal anak. 2) Pengumpulan Informasi

Langkah selanjutnya setelah potensi dan masdalah jelas, maka peneliti mengumpulkan berbagai informasi dari pihak-pihak terkait yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang program


(29)

43

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengemasan produk pertanian bagi tunagrahita ringan sebagai solusi permasalahan yang telah ditemukan di SLB Sukagal;ih. Data/informasi tersebut dikumpulkan melaui observasi, wawancara terhadap guru, kepala sekolah, pihak penyedia pekerjaan dan orang tua, penelahan dokumen terkait dengan penelitian.

b. Penyusunan Program

Program disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan denagn langkah-langkah sebagai berikut:

1) Desain Produk

Sesuai dengan kajian masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan berbagai langkah antara lain penelaah literature yang terekait dengan masalah yang dan penelaahan program yang telak dilaksanakan di SLB Sukagalih berkaitan dengan keterampilan kerja selanjutnya membuat rancangan program/draft program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan.

2) Validasi Desain/Program

Validasi program dilakukan untuk melihat kelayakan rancangan program yang telah disusun peneliti. Validasi dilakukan dengan melibatkan ahli dan praktisi.

3) Perbaikan Desain

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan revisi atau perbaikan draft program, perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari praktisi serta ahli sehingga dihasilkan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian.


(30)

44

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Implementasi Program

Langkah terakhir yaitu melakukan uji coba program yang sudah divalidasi kepada anak tunagrahita ringan kelas XI di Lembang Bandung Barat.

Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini diterapkan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Tahap Pengenalan

Tahap pengenalan pekerjaan mengemas produk pertanian yang diawali dengan mengajak siswa melihat-lihat proses pengemasan produk pertanian langsung di industri rumahan yang letaknya tidak jauh dari sekolah dan berada di sekitar tempat tinggal siswa, hal ini dilakukan agar anak lebih cepat mengenal pekerjaan mengemas produk pertanian kemudian agar siswa tertarik dengan pekerjaan mengemas produk pertanian.

b. Tahap Uji Coba Program

Latihan program dilakukan di kelas pada saat pembelajaran keterampilan yang dilakukan 2 kali pertemuan dalam satu minggu, selama 1 semester. Latihan program dibimbing oleh guru keterampilan atau bisa menghadirkan pekerja pengepakan karena pekerja akan lebih faham mengenai pekerjaannya sehingga pada saat melatih tidak kaku dan diharapkan anak akan lebih cepat bisa melakukannya

Adapun pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan mengemas produk pertanian pada kegiatan awal yaitu mengkondisikan anak, menyiapkan alat dan bahan yang sesuai dengan materi yang akan


(31)

45

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan, memberikan tes awal dengan tujuan mengetahui kemampuan anak yang berkaitan dengan ketrampilan kerja mengemas produk pertanian.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan kerja mengemas produk pertanian diantaranya:

(a) Mengenal alat dan bahan mengemas produk pertanian (b) Praktek mengemas produk pertanian

(c) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan 3) Kegiatan Akhir

Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan latihan dan pada akhir kegiatan setelah menyelesaikan satu pokok bahasan yang telah disampaikan kepada anak dilakukan secara individual dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.

4) Tindak Lanjut (a) Pengulangan

Pengulangan materi dilakukan apabila siswa belum menguasai materi yang diberikan oleh guru, pencapaian hasil belajar siswa yang berada dibawah target minimum. Pengulangan ini dilakukan sampai siswa dapat mencapai kemampuan yang ditentukan.

(b) Pengayaan

Kegiatan pengayaan ini dilakukan terhadap anak yang hampir menguasai materi yang diberikan atau hampir bisa melakukan sendiri, pada tahap pengayaan anak dibawa langsung praktek di tempat pengemasan dengan cara magang.


(32)

46

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan di berikan kepada anak yang telah menguasai satu keterampilan mengemas produk pertanian akan dilatih dengan pengemasan produk pertanian yang lainnya.

c. Tahap Ketiga Magang di Industri Rumahan

Tahap ketiga siswa latihan langsung di industri rumahan, mengingat karakteristik dari anak tunagrahita ringan yang berkaitan dengan daya ingatnya, dengan cara ikut serta diharapkan siswa dapat lebih cepat paham mengenai tahapan-tahapan mengemas produk pertanian, siwa dapat memperoleh latihan mengemas langsung dari pekerja yang sudah berpengalaman dan hasil kerja dapat dinilai langsung oleh pemilik industri rumahan atau yang mewakilinya.


(33)

47

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

PROSEDUR PENELITIAN

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Penelitian dilakukan sampai Hasil

pada uji terbatas

Uji Luas

Proses

1. latihan selama 3 bulan 2. Magang Selama 1 bulan Revisi

Validasi Program keterampilan

kerja mengemas produk pertanian bagi

tunagrahita ringan kelas XI SMALB Sukagalih Lembang Bandung Barat Draft Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian Implementasi draft program

keterampilan kerja mengemas produk pertanian Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian setelah diberi pelatihan

Wilayah Penelitian

Industri Rumahan (hasil keterampilan kerja pengemasan produk pertanian yang distandarkan oleh industri rumahan) Profil anak kemampuan kerja mengemas produk pertanian sebelum diberikan program latihan (Fisik, mental, sosial dan pekerjaan)


(34)

48

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan diskusi. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan mencatat secara teliti dan sistematis terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan latihan keterampilan mengemas produk pertanian yang telah dilakukan oleh guru di SLB Sukagalih Lembang dan ketika siswa latihan atau magang pengemasan produk pertanian di home industri. Alat/instrumen yang digunakan berupa pedoman observasi yang berisi catatan-catatan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman observasi terlampir)

2. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada guru kelas XI di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat serta kepada pemilik industri rumahan pengemasan produk pertanian dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan latihan keterampilan kerja pengemasan produk pertanian bagi tunagrahita ringan kelas XI di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat. Alat/instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan wawancara berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman wawancara terlampir)


(35)

49

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran keterampilan di kelas dan juga tidak menggangu aktivitas di industri rumahan.

3. Studi dokumentasi

Untuk melengkapi data dan informasi yang diperoleh dari teknik terdahulu, maka dalam penelitian ini digunakan teknik studi dokumentasi yaitu, dengan mempelajari berbagai dokumen yang berhubungan dengan kemampuan kerja pada anak tunagrahita ringan jenjang SMALB. Contohnya melihat hasil latihan pembelajaran keterampilan kerja yang telah dilaksanakan di sekolah seperti hasil karya siswa berupa: menanam bunga hias (tanaman hias hasil karya siswa yang telah dilatih keterampilan kerja menanam tanaman hias) dan menjahit (hasil jahitan yang dikerjakan oleh siswa tunagrahita yang telah dilatih menjahit) untuk menjaring data atau dokumen tertulis yang berkaitan dengan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian.

4. Semiloka atau Diskusi

Selain ketiga teknik penelitian di atas digunakan teknik semiloka yang merupakan kerjasama secara kolaboratif antara peneliti, guru keterampilan, kepala sekolah, Dinas Sosial (bagian latihan Vocasional) dan pengawas SLB (Bandung Barat) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, hal ini dilakukan untuk membahas temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi terhadap siswa, wawancara terhadap guru, karyawan industri rumahan dan pemilik industri rumahan sehingga menghasilkan suatu bentuk program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi siswa kelas XI SMALB.


(36)

50

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisi kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis data dari hasil pengamatan (observasi) dan wawancara, baik yang dikumpulkan pada saat studi pendahuluan maupun selama validasi program. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data kualitatif pada penelitian pendahuluan adalah:

a. Peneliti memahami dan kemudian menandai data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara

b. Merduksi data

Pada tahapan ini penulis menyeleksi data yang telah terkumpul dengan tujuan untuk menyeleksi data-data yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Seperti: (a) merangkum data yang diperoleh dari lapangan, (b) mencatat semua data (c) melakukan klasifikasi data

c. Display Data

Pada display data ini penulis menggambarkan data baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh agar mudah dibaca dan difahami. Data dituangkan dalam bentuk tabel.


(37)

51

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Verifikasi Data

Suatu langkah yang penulis lakukan untuk menelaah/memeriksa data yang telah diperoleh. Pemeriksaan atau verifikasi data berguna untuk menyeleksi dan memeriksa kembali kebenaran data yang telah diperoleh baik data maupun proses atau teknik yang telah digunakan dalam pengumpulan data. Untuk menguji kebenaran data yang telah diperoleh adalah data benar atau sesuai dengan kenyataan maka perlu adanya mengkonfirmasi kembali data tersebut kepada sumber data/kepada yang memberikan data.

2. Analisis Kuantitatif

Desain yang digunakan dalam penelitian untuk menguji efektifitas program adalah desain eksperimen pre-test dan post-test yang diujicobakan pada kelompok tunggal (one group pre-test-post test design dari Borg dan Gall (1979:536) dalam Astati (2011:90). Melalui desain ini membandingkan hasil pre-test dengan post-test dalam kelompok yang sama, tidak ada kelompok control. Adapun desain penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Subjek Pre-test Post-test

Anak/Individu 1 2

Dari tabel di atas analisis data dilakukan terhadap data sebelum latihan (pre-test) dan sesudah latihan (post-test). Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test, maka perbedaan yang


(38)

52

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi itu sebagai dampak atau pengaruh implementasi program yang dilatihkan.

Kriteria penilaian sebagai berikut: 0% - 24% = kurang meningkat 25% - 49% = cukup meningkat 50% - 74% = meningkat 75% - 100% = sangat meningkat

Teknik penilaian untuk menilai pekerjaan yang dilakukan oleh siswa dengan acuan penilaiuan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat Bidang Pendidikan Luar Biasa sebagai berikut:

Tabel 3.3

INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN SISWA

No. Aspek Skor yang

diperoleh

Keterangan

1 2 3

1. Mengetahui jenis-jenis sayur

2. Mengetahui alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian

3. Menggunakan alat untuk mengemas produk pertanian 4. Melakukan proses

pengemasan produk pertanian

5. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan


(39)

53

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk mengemas sayuran

Bentuk Tes Kinerja

Nilai 3 = dapat melakukan sendiri

2 = dapat melakukan dengan ada bantuan 1 = belum dapat melakukan

Rentang nilai

Nilai perolehan

Nilai = ________________ X 100 Nilai Maksimum

Skor: 91- 100 = A = amat baik 81- 90 = B = baik 60 - 79 = C = cukup < 59 = D = kurang

3. Kesimpulan

Menarik suatu kesimpulan adalah kegiatan akhir dari sebuah penelitian. Setelah semua data terkumpul dan diolah, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang terutama bagi sekolah di mana tempat penelitian berlangsung.


(40)

54

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat


(41)

159

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi yang disampaikan kepada pihak-pihak terkait.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Kondisi yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian

Berdasarkan hasil asesmen kondisi pada anak tunagrahita yang mendukung keterampilan kerja diantaranya: (1) Fisik (kondisi fisik dasar, fungsi fisik, luas daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh), (2) Mental/Kognisi (kecerdasan dan respon/reaksi), (3) Sosial (kehidupan sehari-hari, kematangan sosial) dan (4) Pekerjaan (gairah kerja, kecocokan kerja dan kecakapan kerja).

Fisik, secara umum keberadaan fisik anak tidak jauh berbeda dengan anak lainnnya. Mereka memiliki kondisi fisik dasar, fungsi fisik, luas daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh yang normal. Dapat disimpulkan fisik mereka memenuhi syarat untuk bekerja di tempat pengemasan produk pertanian.

Mental/kognisi, secara umum anak memiliki daya ingat yang cukup untuk mengingat pekerjaan keterampilan yang sudah diajarkan, sebagian dari anak dikatagorikan teliti pada pekerjaan dan secara umum anak menyukai pekerjaan mengemas produk pertanian.

Sosial, kehidupan sehari-hari seperti bangun pagi, makan tertur, mandi sendiri dan berpakaian rapih sendiri; kewaspadaan terhadap bahaya


(42)

160

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan membereskan alat; berpindah tempat, kemampuan menggunakan angkutan umum, kemampuan berkomunikasi, melaporkan sesuatu kejadian, kerja sama dan mengetahui tata tertib. Dapat disimpulkan bahwa kelima responden kematangan sosialnya cukup baik.

Pekerjaan: gairah kerja, kecocokan kerja dan kecakapan kerja. Gairah kerja kelima anak ada keinginan untuk kerja, hal ini ditunjukkan dengan antusias. Kecakapan kerja, kemampuan bertahan dalam pekerjaan hanya 3 orang, 2 orang kurang mampu bertahan, kemampuan menggunakan alat dalam pekerjaan dan kemampuan mengangkat produk yang akan dikemas semuanya mampu melakukannya.

2. Peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan

Hasil penelitian ada beberapa peluang pekerjaan di sekitar sekolah dan tempat tinggal anak. Adapun pekerjan yang dapat dilakukan oleh anak tunagrahita lulusan SMALB yaitu: mengemas kol/kubis, mengemas brokoli, mengemas tomat, mengemas pecay/sawi dan mengemas jamur.

Beberapa pekerjaan di tempat pengemasan produk pertanian, bisa dilakukan oleh anak tunagrahita, karena pekerjaan yang tersedia dapat dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pemikiran, pekerjaan yang tersedia cenderung memerlukan kerja tangan.

Pihak penyedia pekerjaan secara langsung mengatakan, beliau tidak keberatan apabila nanti anak tunagrahita ringan lulusan SMALB Sukagalih bekerja di tempatnya. Beliau mempunyai alasan tersendiri mengapa tidak keberatan dengan anak tunagrahita yang menjadi pekerjanya yaitu siapapun bisa mengerjakan pengemasan produk pertanian ini asalkan dilatih terus menerus dan anak tersebut punya minat/motivasi untuk bekerja.


(43)

161

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan yang cocok bagi anak tunagrahita ringan

Latar belakang pembuatan program keterampilan yang peneliti susun mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat,

kemampuan mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”. Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang ditegaskan oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai potensi sekolah. Sekolah dapat mengembangkan keterampilan lain yang tidak ada dalam kelompok keterampilan seperti musik, massage, bahasa, tata rias dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan peserta didik”.

Berdasarkan pada hasil asesmen fisik anak tunagrahita kelas XI di SLB Sukagalih dan hasil wawancara dengan pihak penyedia lapangan pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah/lingkungan tempat tinggal anak, maka ketrampilan kerja mengemas produk pertanian menurut peneliti cocok di terapkan pada anak tunagrahita ringan. Keadaan fisik serta kemampuan mereka cukup memadai untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi, pemilik pengemasan produk pertanian bersedia menerima anak tunagrahita ringan untuk bekerja pada tempat pengemasan produk pertanian. (Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian untuk Anak Tunagrahita Ringan Kelas XI di SLB Sukagalih Bandung Barat, terlampir)

4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan

a. Perencanaan

Rancangan program keterampil;an kerja dibuat berdasarkan urutan sebagai berikut:


(44)

162

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Identifikasi pekerjaan di sekitar sekolah dan tempat tinggal anak yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan

2) Asesmen pada anak tunagrahita ringan yang berkaitan dengan keterampilan kerja seperti: fisik, mental.kognisi, sosial dan kecocokan pekerjaan

3) Membuat program keterampilan kerja yaitu mengemas produk pertanian.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dilaksanakan pada saat jam pelajaran keterampilan, yang melatih siswa yaitu guru keterampilan dan peneliti, pelaksanaan latihan keterampilan kerja ini memerlukan waktu yang cukup lama. Latihan juga dilakukan di tempat pengemasan (home industri) langsung.

c. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat proses latihan dan setelah menyelesaikan satu pokok bahasan. Penilaian dilakukan secara individual dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian, berikut ini akan dikemukakan beberapa rekomendasi, yaitu:

1. Rekomendasi untuk lembaga tempat penelitian berlangsung (Sekolah Luar Biasa Sukagalih)

a. Sekolah hendaknya membuat program keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat dan memiliki peluang anak untuk bekerja. Program yang dibuat hendaknya tidak terlepas dari tujuan pendidikan anak tunagrahita yaitu dapat mengembangkan potensi anak tunagrahita sebaik-baiknya; anak tunagrahita dapat menolong diri sendiri, berdiri


(45)

163

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri dan berguna bagi masyarakat; anak tunagrahita memiliki kehidupan lahir dan bathin yang layak.

Salah satu program keterampilan yang memiliki peluang untuk anak bisa bekerja yaitu program keterampilan kerjka mengemas produk pertanian untuk anak tunagrahita ringan

b. Anak tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan kecerdasan memerlukan keterampilan kerja yang benar-benar sesuai dengan karakteristik dan minatnya. Partisipasi dari pihak penyedia lapangan kerja sangat diharapkan oleh karena itu pihak sekolah harus menjalin kerjasama yang baik antar sekolah dengan penyedia lapangan pekerjaan agar anak tunagrahita lulusan SMALB dapat bekerja di tempat tersebut. c. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian

hendaknya dilakukan sejak dini, jangan hanya pada jenjang SMALB saja, karena dengan pengenalan sejak dini anak akan terbiasa dengan pekerjaan tersebut sehingga pada saat pembelajaran keterampilan di SMA anak sudah mahir begitu juga pada saat keluar dari SMALB. Penerapan keterampilan kerja mengemas produk pertanian sejak dini tentunya disesuaikan dengan umur dan kemampuan dari anak tersebut. d. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dapat

dijadikan jembatan bagi anak tunagrahita untuk membawa dirinya ke dalam proses kehidupan sehingga mereka akan menjadi pribadi yang mandiri dan bisa memenuhi kebutuhan minimalnya.

e. Guru SLB hendaknya terus menerus menambah wawasannya berkaitan dengan mata pelajaran keterampilan agar siswa dapat memperoleh keterampilan yang sesuia dengan bakat, minat dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa.

f. Pemeliharaan hubungan kerjasama antar lembaga dan antar disiplin ilmu dibutuhkan dalam kaitannya dengan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian untuk tunagrahita ringan.


(46)

164

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini belum mengkaji mengenai kemandirian anak tunagrahita yang telah memiliki keterampilan kerja setelah mendapat latihan keterampilan kerja yang diberikan di sekolah, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan.

b. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini baru dilatihkan di sekolah melalui pelajaran keterampilan pada saat anak berada di jenjang SMALB, untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam setting penerapan program ini sejak dini disesuaikan dengan kelasnya, kelas kecil dan kelas besar tentunya materinya akan berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.

Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun

1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.

Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Kamil, Mustofa, (2010) Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung. Alphabeta


(47)

165

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.

Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur

Karya Mandiri. Bandung.

Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.

Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in

Educational Development. Univercity of Tsukuba.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional

Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.

Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka. Undang-undang Dasar RI NO. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan


(48)

166

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat


(49)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.

Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun

1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.

Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Kamil, Mustofa, (2010) Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung. Alphabeta

M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.

Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur

Karya Mandiri. Bandung.

Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.


(50)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in

Educational Development. Univercity of Tsukuba.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional

Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.

Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka. Undang-undang Dasar RI NO. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan


(1)

163

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri dan berguna bagi masyarakat; anak tunagrahita memiliki kehidupan lahir dan bathin yang layak.

Salah satu program keterampilan yang memiliki peluang untuk anak bisa bekerja yaitu program keterampilan kerjka mengemas produk pertanian untuk anak tunagrahita ringan

b. Anak tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan kecerdasan memerlukan keterampilan kerja yang benar-benar sesuai dengan karakteristik dan minatnya. Partisipasi dari pihak penyedia lapangan kerja sangat diharapkan oleh karena itu pihak sekolah harus menjalin kerjasama yang baik antar sekolah dengan penyedia lapangan pekerjaan agar anak tunagrahita lulusan SMALB dapat bekerja di tempat tersebut. c. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian

hendaknya dilakukan sejak dini, jangan hanya pada jenjang SMALB saja, karena dengan pengenalan sejak dini anak akan terbiasa dengan pekerjaan tersebut sehingga pada saat pembelajaran keterampilan di SMA anak sudah mahir begitu juga pada saat keluar dari SMALB. Penerapan keterampilan kerja mengemas produk pertanian sejak dini tentunya disesuaikan dengan umur dan kemampuan dari anak tersebut. d. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dapat

dijadikan jembatan bagi anak tunagrahita untuk membawa dirinya ke dalam proses kehidupan sehingga mereka akan menjadi pribadi yang mandiri dan bisa memenuhi kebutuhan minimalnya.

e. Guru SLB hendaknya terus menerus menambah wawasannya berkaitan dengan mata pelajaran keterampilan agar siswa dapat memperoleh keterampilan yang sesuia dengan bakat, minat dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa.

f. Pemeliharaan hubungan kerjasama antar lembaga dan antar disiplin ilmu dibutuhkan dalam kaitannya dengan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian untuk tunagrahita ringan.


(2)

164

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini belum mengkaji mengenai kemandirian anak tunagrahita yang telah memiliki keterampilan kerja setelah mendapat latihan keterampilan kerja yang diberikan di sekolah, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan.

b. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini baru dilatihkan di sekolah melalui pelajaran keterampilan pada saat anak berada di jenjang SMALB, untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam setting penerapan program ini sejak dini disesuaikan dengan kelasnya, kelas kecil dan kelas besar tentunya materinya akan berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.

Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun

1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.

Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Kamil, Mustofa, (2010) Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung. Alphabeta


(3)

165

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.

Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur

Karya Mandiri. Bandung.

Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.

Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in

Educational Development. Univercity of Tsukuba.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional

Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.

Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka. Undang-undang Dasar RI NO. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan


(4)

166

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat


(5)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.

Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun

1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.

Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Kamil, Mustofa, (2010) Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung. Alphabeta

M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.

Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur

Karya Mandiri. Bandung.

Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.


(6)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in

Educational Development. Univercity of Tsukuba.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional

Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.

Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka. Undang-undang Dasar RI NO. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan